BAB I
-
Upload
irvan-abdul-aziz -
Category
Documents
-
view
224 -
download
1
description
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengerolan adalah proses pengubahan bentuk logam secara plastis
dengan melewatkan nya di antara rol. Pada pengubahan bentuk logam di
antara rol-rol, benda kerja dikenai tegangan kompresi yang tinggi yang
berasal dari gerakan jepit rol dan tegangan geser permukaan sebgai akibat
gesekan antara rol dan logam.
Geometri, gaya torsi, dan tegangan pada proses pengerolan pelat
secara skematis ditunjukkan pada gambar 1.1 berikut.
Parameter yang berpengaruh pada proses pengerolan adalah:
1. diameter rol
2. tegangan alir material (ketahanan logam yang dirol terhadap deformasi)
3. gesekan antara rol dengan benda kerja
4. ada tidaknya front tension dan back tension pada pelat yang dirol
Gambar 1.1 Gaya selama proses Pengerolan
Agar logam dapat ditarik maka:
F cos Pr sin
Pr cos Pr sin
tan
Gaya-gaya yang terjadi pada proses pengerolan adalah gaya tangensial dan
gaya radial. Dimana Pr mewakili gaya tangensial sedangkan F mewakili gaya
tangensial. Dalam proses pengerolan terjadi front tension dan back tension.
Tegangan tarik yang terjadi tersebut akan menjamin spesimen tetap flat dan
mengontrol ketebalan. Tegangan tarik yang terjadi tersebut bermanfaat karena
dapat mereduksi gaya pada proses pengerolan.
Titik Netral
Pada pengerolan pelat, kecepatan keluar pelat harus lebih besar daripada
kecepatan masuk pelat. Titik netral (titik N) atau no-slip point adalah titik dimana
kecepatan rol sama dengan kecepatan pelat.
Sepanjang pelat pada proses pengerolan terjadi 2 macam gaya, yaitu gaya radial
dan gaya gesek tangensial. Antara bidang masuk dan titik netral, kecepatan pelat
lebih rendah daripada kecepatan rol, gaya gesek tangensial searah pengerolan.
Sedangkan antara titik netral dan bidang keluar, kecepatan pelat lebih tinggi, gaya
gesek tangensial berlawanan dengan arah pengerolan.
Hot Rolling
Proses hot rolling dilakukan untuk mereduksi ketebalan pelat hingga
sesuai dengan keinginan dengan reduksi yang besar.. Proses ini bisa dilakukan
langsung pada ingot atau slab yang telah dipanaskan terlebih dahulu. Pada proses
ini akan dihasilkan kerak (scale) pada permukaan pelat sehingga pada akhir proses
harus dibersihkan (proses descaling) dengan menggunakan asam (pickling).
Bentuk proses hasil hot rolling antara lain plate, rod, bar, profil, dan rail. Untuk
mendapatkan reduksi yang besar, pada proses hot rolling bisa dilakukan dengan
menggunakan roll yang lebih besar atau roll yang lebih kasar. Dalam skala
produksi yang tinggi biasanya digunakan universal mills untuk mereduksi
penampang yang lebih besar. Mill ini terdiri dari 2 buah mill dimana satu rolnya
berukuran besar sedangkan rol yang satunya merupakan vertikal rol yang
berfungsi untuk mengatur lebar spesimen setiap saat. Produksi dari slab dari ingot
pada proses hot rooling tersebut dapat digantikan dengan continuous casting yang
memproduksi slab dari molten steel. Salah satu efek dari proses hot rolling adalah
terjadinya penghalusan butir yang diakibatkan oleh adanya rekristalisasi.
Temperatur untuk proses hot rolling berbeda-beda tergantung dari jenis
materialnya. Untuk baja karbon rendah dipanaskan sampai dengan 23500 F, baja
karbon medium 2000-2100 (1093-11480C) sedangkan untuk baja karbon tinggi
sampai dengan temperatur 1950-20500F (1006-11210 C). Pada hot rolling, efek
dari dislokasi sangat rendah karena terjadi kompetisi antara strain hardening dan
recovery.
Cold Rolling
Proses cold rolling dilakukan untuk mendapatkan pelat yang lebih tipis
dibandingkan dengan proses hot rolling. Pada proses cold rolling akan terjadi
kenaikan kekuatan dan kekerasan yang signifikan yang diakibatkan oleh adanya
strain hardening. Karena mengalami strain hardening, maka dibutuhkan proses
annealing untuk menurunkan kegetasannya. Proses cold rolling ini ditujukan
untuk mencapai ketebalan akhir yang benar dan sesuai keinginan (presisi)..
Bentuk produk dari proses cold rolling adalah sheet, strip, dan foil.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Pelajari tahap-tahap pengerjaan dengan baik. Tanyakan pada asisten jika
ada hal-hal yang belum dimengerti.
2. Siap plat tembaga
3. Lakukan pengujuran dimensi awal. Didapatkan:
Panjang = 84.25 mm
Lebar = 25.2 mm
Tinggi = 10.02 mm
4. Lakukan pengukuran kekerasan dengan uji. Didapatkan kekerasan 64 HRE
5. Lakukan reduksi 25% dan ukur perubahan voltase yang terjadi dengan
multimeter.
6. Potong benda kerja secukupnya
7. Lakukan uji keras da catat hasilnya
8. Ulangi langkah 4-6 dengan tahap reduksi 50% dan 75%.
BAB IV
DATA PENGAMATAN
IV.I Data Awal
V.II DATA UJI TARIK
Volt(V)
Kekerasan(HRE)
Gaya
Panjang(mm) 84.25 Kekerasan (HRE) 64Lebar (mm) 23.2 Diameter Roll (mm) 80Tinggi(mm) 10.02
(N)
0.87 85200
0
1.1 86270
0
1.06 89260
0
0.99 88240
0
1.04 89250
0
1.11 92270
0
1.11 91270
0
1.09 89260
0
1.09 91260
0
1.12 92280
0
0.97 84230
0
1.08 86260
0
1.13 96280
0
1.15 91290
0
1.18 90300
0 V. III DATA KEKASARAN MIKRO
Reduksi(%)Kekerasan
(HRE)Kekerasan rata-rata
25
85
87.486898889
50
92
9191899192
75
84
89.486969190
Tebal Akhir (mm) Kekerasan(HRE)9.7 85
9.05 868.56 898.05 887.54 897.05 926.59 916.07 895.56 915.07 924.57 844.09 863.6 96
3.12 912.53 90
2 3 4 5 6 7 8 9 10 1178
80
82
84
86
88
90
92
94
96
98
f(x) = − 0.551603531703341 x + 92.618577460984
Kekerasan terhadap tebal
Ketebalan (mm)
Keke
rasa
n (1
00kg
HRE
)
Reduksi(%)Kekerasan rata-rata
25 87.450 9175 89.4
20 30 40 50 60 70 8085
86
87
88
89
90
91
92
f(x) = 0.04 x + 87.2666666666667
Kekerasan Rata-rata terhadap reduksi
Reduksi (%)
Keke
rasa
n ra
ta-r
ata
(100
kg H
RE)