BAB I

8
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari seluruh pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan yang di berikan tersebut haruslah mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional. Profesionalisme dalam keperawatan bertujuan untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang di berikan pada masyarakat, serta didasarkan pada pemahaman adanya suatu landasan ilmiah yang spesifik dan menjadi dasar pada praktek keperawatan, di sertai dengan adanya kemampuan tenaga keperawatan untuk melaksanakan praktek keperawatan tersebut dan diterapkan untuk kesejahteraan manusia (Logan, 2002). Satu yang harus kita ketahui bersama bahwa saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi dan hukum sudah mengalami kemajuan. Masyarakat kita saat ini sudah sedemikian kritis dan telah menyadari tentang hak hak yang harus mereka dapatkan pada saat mereka menerima service dari suatu jasa dalam hal ini jasa kesehatan. Dunia profesi kesehatan khususnya keperawatan juga telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Perkembangan profesi keperawatan di Indonesia masih berada pada masa transisi dari sifatnya vokasional menuju kearah profesional. Profesionalisme dalam keperawatan menuntut seorangperawat untuk memberikan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu

description

panduan rawat inap

Transcript of BAB I

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGPelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari seluruh pelayanan di Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan yang di berikan tersebut haruslah mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang profesional. Profesionalisme dalam keperawatan bertujuan untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang di berikan pada masyarakat, serta didasarkan pada pemahaman adanya suatu landasan ilmiah yang spesifik dan menjadi dasar pada praktek keperawatan, di sertai dengan adanya kemampuan tenaga keperawatan untuk melaksanakan praktek keperawatan tersebut dan diterapkan untuk kesejahteraan manusia (Logan, 2002).Satu yang harus kita ketahui bersama bahwa saat ini kebutuhan masyarakat akan informasi dan hukum sudah mengalami kemajuan. Masyarakat kita saat ini sudah sedemikian kritis dan telah menyadari tentang hak hak yang harus mereka dapatkan pada saat mereka menerima service dari suatu jasa dalam hal ini jasa kesehatan. Dunia profesi kesehatan khususnya keperawatan juga telah mengalami perkembangan yang cukup berarti. Perkembangan profesi keperawatan di Indonesia masih berada pada masa transisi dari sifatnya vokasional menuju kearah profesional. Profesionalisme dalam keperawatan menuntut seorangperawat untuk memberikan suatu pelayanan asuhan keperawatan yang bermutu melainkan juga harus memenuhi standarkeperawatan serta aturan atau ketentuan yang ada.Profesional yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu sikap dan tindakan yang mencerminkan pemahaman serta kemampuan penerapan dalam praktek sehari hari yang berlandaskan pada bidang keilmuan yang spesifik, dimana semua hal tersebut diupayakan untuk terciptanya suatu pelayanan yang berkualitas dan mempunyai akontabilitas terhadap masyarakat. Pelayanan keperawatan profesional pada dasarnya memberi penekanan pada kualitas dan mutu dari asuhan keperawatan. Mutu dari pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan bahkan sering menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan di mata masyarakat.Seorang perawat profesional adalah seorang perawat yang menggambarkan dan menampilkan aktivitas keperawatan sesuai dengan kode etik profesi dalam berperan sebagai pemberi asuhan ( care giver ), pengelola, pendidik, serta peneliti dan memiliki ciri yaitu berorientasi pada pelayanan masyarakat berdasarkan dalam keilmuan dan kode etik profesional keperawatan.Untuk mencapai mutu pelayanan keperawatan maka di buat visi, misi, falsafah, serta struktur organisasi yang dapat menunjang terhadap peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien harus berpedoman terhadap visi, misi, falsafah dan tujuan yang telah ditetapkan sehingga akan tercapai kepuasan pelanggan.Mengingat pelayanan keperawatan bersifat kompleks, maka dalam pemberian pelayanan harus terorganisir dengan baik, oleh karena itu diperlukan suatu pedoman pengelolaan didalam meberikan pelayanan keperawatan. B. TUJUAN UMUMSebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam memberikan pelayanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit Ibnu Sina.

C. TUJUAN KHUSUSa. Memudahkan bagi pemberi jasa pelayanan keperawatan dalam memberikan pelayanan yang bermutu dan profesionalb. Setiap pemberi jasa pelayanan Keperawatan dapat bekerja berdasarkan Visi, Misi, Falsafah dan Tujuan Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Ibnu Sina.

D. LANDASAN PELAYANAN KEPERAWATANPelayanan keperawatan terselenggara dengan mengacu kepada :1. Undang Undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan2. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan3. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983 / Kes / SK / IV / 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit.4. Undang Undang Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit6. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436 / MENKES / SK / VI / 1993 Tentang Berlakunya Standar Pelayanan Rumah Sakit Dan Standar Pelayanan Medis di Rumah Sakit7. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1239 / Menkes / SK / XI / 2001 tentang Registrasi dan Praktek Keperawatan8. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 920 / Menkes / Per / XII / 86 tentang Upaya Pelayanan Kesehatan Swasta di Bidang Medik9. Keputusan Munas VI PPNI No. 09 / MUNAS VI / PPNI / 2000 tentang Kode Etik Keparawatan Indonesia

E. KEBIJAKAN PELAYANAN RAWAT INAP1. Semua pasien rawat harus masuk melalui Instalasi Rawat jalan / IGD dan Registrasi rawat inap2. Semua pasien yang baru masuk ke ruang perawatan harus diterima, dibuatkan berkas rekam medis dan dilengkapi pengisian catatan medis nya oleh dokter ruangan, perawat dan bidan.3. Data rekam medis pasien selama pasien di Rawat Inap menjadi tanggung jawab perawat dalam kerahasiaannya.4. Setiap pasien yang di rawat inap harus mempunyai identitas yang sama dan sesuai dengan identitas diri pada rekam medis pasien. 5. Untuk memantau kualitas pelayanan asuhan keperawatan maka dilakukan kegiatan supervisi pelayanan secara rutin oleh kepala Instalasi dan kepala ruang.6. Semua perawat yang melakukan pelayanan terhadap pasien harus mendokumentasikan pada lembar rekam medis yang sudah di tentukan. 7. Semua hasil pemeriksaan pasien Rawat Inap harus dimasukkan di dalam berkas rekam medis, yang disimpan di Instalasi Rekam Medis.8. Seluruh pelayanan keperawatan di Instalasi Rawat Inap harus berorientasi pada kepuasan pelanggan.9. Pemberian obat kepada pasien harus sesuai etiket yang telah ditentukan.10. Setiap pasien yang akan dilakukan operasi / pindah ke Ruang Rawat Intensif harus mengisi inform consent.11. Setiap pasien yang akan pindah ke ruangan lain harus diantar oleh perawat ruangan dengan memakai tempat tidur pasien.12. Setiap pasien yang akan meninggalkan rumah sakit harus mempunyai surat ijin pulang dari kasir rawat inap.13. Semua data pemeriksaan dan transaksi, seperti sewa / alat yang terjadi selama pasien dirawat harus langsung di input ke dalam komputer oleh petugas ADM Rawat Inap.14. Bila dalam perkembangan penyakitnya ternyata dokter memutuskan agar pasien menjalankan operasi, maka petugas admission harus menjelaskan mengenai ketentuan uang muka khusus bagi pasien dengan operasi. Selanjutnya mempersilahkan keluarga pasien untuk menyelesaikan administrasi ke bagian kasir Rawat Inap untuk menyelesaikan pembayaran.15. Pasien dapat melakukan mutasi berdasarkan, yaitu :a. Atas permintaan sendirib. Atas Indikasi Medisc. Atas Kebijakan dari RSMaka pasien yang bersangkutan akan dikenakan tarif sesuai dengan tarif kamar perawatan yang ditempati, kecuali bagi pasien VK/OK atau ICU/ ICCU/ NICU/ PICU. Bagi pasien yang setelah 3 hari keluar dari VK/OK atau ICU/ ICCU/ NICU/PICU menempati kamar perawatan yang sama seperti sebelum di lakukan tindakan / perawatan di VK/OK atau ICU/ICCU/NICU/PICU, maka tarif dokter, sewa OK. VK, tarif sewa alat, tarif penunjang medisnya sama dengan kamar perawatan yang ditempatinya. Bagi pasien yang sebelum 3 hari keluar dari VK/OK menempati kamar perawatan yang berbeda dari yang sebelum dilakukan tindakan / perawatan di VK/OK maka tarif dokter, sewa OK/VK, tarif sewa alat, tarif penunjang medisnya diambil dari tarif yang tertinggi.16. Data transaksi atas semua pemeriksaan harus di input oleh petugas ADM rawat inap.17. Penempatan pasien di ruang rawat / kamar tertentu diputuskan bersama antara perawat dan petugas registrasi rawat inap18. Bila untuk penempatan pasien dibutuhkan pertimbangan khusus / pada kasus kasus istimewa maka petugas admission / penerima pasien rawat inap dan perawat dapat melapor kejajaran atasannya bila diluar jam kerja.19. Rujukan pasien untuk pindah rawat / menjalani pemeriksaan penunjang medik yang fasilitasnya tidak dimiliki RSIS dijalankan sesuai dengan prosedur rujukan yang berlaku.20. Bila terjadi masalah kehilangan barangmilik RSIS / barang pribadi milik pasien / karyawan yang terjadi di ruang perawatan maka perawat langsung melaporkan pada petugas keamanan dan selanjutnya harus mengikuti prosedur keamanan.21. Semua kebutuhan obat dan alat kesehatan sebagai persediaan instalasi dan resep pasien, di ruang perawatan diatur pengembaliannya ke apotik dan logistik farmasi.22. Bila pasien dipulangkan oleh dokter, maka perawat segera mempersiapkan kelengkapan catatan medis pasien.23. Perawat boleh mempersilahkan pasien untuk menyelesaikan administrasi rawat inap / pembayaran ke kasir rawat inap setelah petugas ADM rawat inap / kasir / bagian keuangan menyatakan kesiapannya.24. Semua pasien rawat inap yang telah diijinkan pulang oleh dokter baru diijinkan perawat untuk meninggalkan RSIS setelah perawat menerima kembali formulir pemulangan pasien yang telah di cap tanda pembayaran oleh kasir rawat inap.25. Setiap keluhan pasien yang diterima perawat harus dikoordinasikan melalui dokter ruangan dan jajaran diatasnya untuk segera dicarikan jalan keluar.26. Perawat diharapkan mengawasi kelengkapan medis setiap pasien serta menindaklanjuti semua kekurangan pengisiannya terutama oleh dokter yang merawat.27. Dokter visite, dokter menandatangani jasa visite dokter dalam slip pembayaran, apabila dokter yang melakukan visite bukan dokter penanggung jawab pasien tersebut, maka di slip pembayaran harus dicantumkan nama dokter yang melakukan visite dan dokter penanggung jawab. Slip pembayaran harus ditandatangani oleh dokter yang melakukan visite.