BAB I

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan. Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill. Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani 1

Transcript of BAB I

Page 1: BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat melaksanakan

pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai

seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai

tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai

dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita

mempelajari lebih lanjut tentang manajemen kebidanan.

Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum. Dengan mempelajari

teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai

seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam suatu

system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya,

seorang bidan haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut.

Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara umum, teori

– teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan manajemen skill.

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis. Oleh karena itu

manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam

menangani kasus yang menjadi tanggung jawabnya. Manajemen kebidanan mempunyai peran penting

dalam menunjang kerja seorang bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada

kliennya. Oleh karena itu, penulis menyusun makalah ini dengan judul “MANAJEMEN KEBIDANAN “

selain juga dapat dijadikan  referensi bagi pembaca.

1.2 Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep  manajemen kebidanan yang berkualitas.

b. Untuk mengetahui bagaimana cara melakukan manajemen kebidanan.

1

Page 2: BAB I

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi Bidan

Kebidanan adalah suatu profesi yang diakui secara internasional dan memiliki praktisi diseluruh

dunia. Definisi internasional berikut ini tentang bidan dan ruang lingkup praktiknya telah disetujui oleh

International Confederation of Midwifes, International Federation Gynaecology and Obstetriks, dan

World Health Organization.

Bidan adalah sseseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan

yang diakui di Negara dimana program tersebut diselenggarakan, telah berhasil menyelesaikan

serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan, dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan

untuk bisa didaftarkan dan/ atau secara hokum memperoleh izin untuk melakukan praktik kebidanan.

Ia harus mampu melakukan pengawasan, perawatan, serta member saran yang diperlukn kepada

perempuan selama masa hamil, bersalin, dan setelah melahirkan. Ia juga harus mampu memimpin

persalinan sebagai bagian dari tanggung jawabnya dan merawat bayi baru lahir serta bayi berusia

beberapa bulan. Perawatan ini meliputi tindakan preventif, deteksi kondisi abnormal pada ibu dan anak,

usaha memperoleh bantuan medis, dan pelaksanaan tindakan darurat pada saat pertolongan medis tidak

ada. Bidan memiliki tugas penting member konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk

wanita, tetapi juga untuk keluarga dan komunitas. Pendidikan ini melibatkan pendidikan antenatal dan

persiapan menjadi orang tua dan meluas mencakup area tertentu bidang ginekologi, keluarga berencana,

dan perawatan anak. Ia dapat melakukan praktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, lingkungan tempat

tinggal, atau layanan kesehatan (varney 2006).

Definisi bidan menurut WHO adalah seseorang yang telah diakui secara regular dalam program

pendidikan bidan, diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapatkan kualifikasi serta terdaftar di sector

dan memperoleh izin melaksanakan praktik kebidanan.

Definisi bidan menurut IBI adalah seorang perempuan yang telah mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan yang telah diakui pemerintah, dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan

diberi izin secara sah untuk melaksanakan praktik. Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan

kebidanan di masyarakat, bidan diberi wewenang oleh pemerintah sesuai dengan wilayah pelayanan yang

diberikan. Wewenang tersebut berdasarkan keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor

900/menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan praktik bidan.

2

Page 3: BAB I

2.2 Falsafah Asuhan Kebidanan

Falasafah kebidanan merupakan pandangan hidup atau penuntun bagi bidan dalam memberikan

pelayanan kebidanan (IBI, 2003).

Falsafah kebidanan tersebut adalah :

Profesi kebidanan secara nasional diakui dalam undang-undang maupun peraturan pemerintahan

Indonesia yang merupakan salah satu tenaga pelayanan kesehatan professional dan secara

internasional diakui oleh ICM, FIGO, dan WHO.

Tugas, tanggung jawab, dan kewenangan profesi bidan yang telah diatur dalam beberapa

peraturan maupun keputusan Menteri Kesehatan ditujukan dalam rangka membantu program

pemerintah bidang kesehatan, khususnya dalam bidang rangka menurunkan Angka Kematian Ibu

(AKI), Angka Kematian Perinatal (AKP), pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Pelayanan

Keluarga Berencana (KB), pelayanan kesehatan masyarakat, pelayanan kesehatan reproduksi

lainnya.

Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman

dan memuaskan esuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya. Setiap individu berhak

untuk menentukan nasib sendiri, mandapat informasi yang cukup, dan berperan di segala aspek

pemeliharaan kesehatannya.

Bidan meyakini bahwa menstruasi, kehamilan, persalinan dan menopause adalah proses fisiologi,

dan hanya sebagian kecil yang membutuhkan intervensi medis.

Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelola secara

tepat, bisa berubah menjadi abnormal.

Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu setiap perempuan usia subur, ibu

hamil, melahirkan, dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang berkualitas.

Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluargan yang membutuhkan

persiapan mulai anak menginjak masa remaja.

Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan, dan pelayanan

kesehatan.

Intervensi kebidanan bersifat komprehensif, mencakup upaya promotif, preventif, kuratif,

rehabilitative yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat.

Manajemen kebidanan diselenggarakan atas dasar pemecahan masalah dalam rangka

meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan yang professional dan interaksi social serta asas

penelitian dan pengembangan yang dapat melandasi manajemen secara terpadu.

3

Page 4: BAB I

Proses kependidikan kebidanan sebagai upaya pengembangan kepribadian berlangsung sepanjang

hidup manusia, perlu dikembangkan dan diupayakan untuk berbagai strata mesyarakat.

2.3 Ruang Lingkup Praktik Kebidanan

Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam menjalankan

praktiknya yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis pelayanan kebidanan.

A. WEWENANG BIDAN

Memberikan pelayanan yang meliputi ;

1. Pelayanan KIA

Pelayanan kebidanan yang di berikan pada ibu (masa pranikah, hamil, persalinan, nifas,

menyusui, interval) dan anak (BBL, bayi, anak balita, pra sekolah).

a. Pelayanan kebidanan pada ibu

1. Penyuluhan dan konseling,

2. Pemeriksaan fisik,

3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal,

4. Pertolongan persalinan normal,

5. Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil dengan abortus

iminers, hyperemesis gravidarum TM I, PER (Pre Eklamsi Ringan), anemia ringan,

6. Pertolongan persalinan abnormal : lestu (letak sungsang), partus macet kepala didasar

panggul, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri

primer, post term dan preterm,

7. Pelayanan ibu nifas normal,

8. Pelayanan ibu nifas abnormal: retensio placenta, infeksi ringan,

9. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan teknologi yang meliputi keputihan,

perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.

Wewenang Bidan ;

1. Memberikan imunisasi,

2. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan dan nifas,

3. Bimbingan senam hamil dan senam nifas,

4. Mengeluarkan plasenta secara manual,

5. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi,

4

Page 5: BAB I

6. Episiotomy,

7. Penjahitan luka episiotomy dan luka jalan lahir sampai tingkat 2,

8. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4cm,

9. Pemberian infus, suntkan IM uterotonika, antibiotic dan sedative,

10. Memberikan penyuluhan tentang ASI ekslusif dan cara menyusui yang benar.

b. Pelayanan kebidanan pada anak

1. Pelayanan neonatal esensial,

2. Pemeriksaan dan perawatan BBL,

3. Resusitasi BBL,

4. Penanganan hipotermi pada BBL,

5. Perawatan tali pusat,

6. Pemberian ASI (bayi < > 6 bulan ),

7. Pemantauan tumbuh kembang,

8. Pengobatan penyakit ringan,

9. Pemberian penyuluhan.

2. Pelayanan Keluarga Berencana

a. Memberikan pelayanan KB yakni : pemasangan IUD/AKDR ( Alat Kontrasepsi dalam

Rhim), AKBK ( Alat Kontrasepsi Bawah Kulit ), pemberian suntikan, tablet, kondom,

diafragma, jelly,

b. Memberikan konseling pemakaian kontrasepsi,

c. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontrasepsi,

d. Melakukan pencabutan AKDR letak normal,

e. Melakukan pencabutan AKBK tanpa penyulit.

3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat

a. Pembinaan Peran Serta Masyarakat di Bidang KIA,

b. Memantau tumbuh kembang anak,

c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas,

d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama merujuk dan memberikan

penyuluhan infeksi menular seksual ( IMS ),penyalahgunaan narkotika psikotropika dan

zat adiktif lainnya ( NAPZA ).

5

Page 6: BAB I

B. UPAYA PELAYANAN KEBIDANAN

1. Promotif

Upaya promosi ini dapat di berikan dalam bentuk konseling untuk klien, keluarga dan

masyarakat, memberikan penyuluhan kepada ibu hamil, bersalin, nifas, dan penolong

persalinan serta memberikan asuhan pada BBL.

2. Preventif

Dalam upaya hal ini tindakan pencegahan, deteksi dini abnormal ibu dan anak, usaha

mendapatkan bantuan medik dalam melaksanakan tindakan kegawatdaruratan.

3. Kuratif

Upaya ini dapat berupa rujukan pada keadaan resiko tinggi termasuk kegawat daruratan pada

anak.

4. Rehabilitatif

Melaksanakan upaya ini bidan harus mampu memberikan asuhan sesuai dengan kebutuhan

terhadap wanita hamil, melahirkan, masa post partum, melaksanakan pertolongan persalinan

di bawah tanggungjawabnya sendiri dan memberikan asuhan pada BBL, bayi dan anak balita.

C. JENIS PELAYANAN KEBIDANAN

a. Layanan Kebidanan Kolaborasi Ruang Lingkup Praktik Kebidanan Kepmenkes no

900/Menkes/SK/VII/2002.

Pelayanan Kebidanan : Asuhan bagi wanita mulai dari :

1. pranikah

2. prakehamilan

3. selama kehamilan

4. persalinan

5. nifas

6. menyusui

7. interval antara masa kehamilan

8. menopause

9. termasuk asuhan bayi baru lahir, bayi dan balita

Pelayanan KB :

1. Konseling KB

2. Penyediaan berbagai jenis alat kontrasepsi

3. Nasehat dan tindakan bila terjadi efek samping.

6

Page 7: BAB I

Pelayanan kesehatan masyarakat :

1. Asuhan untuk keluarga yang mengasuh anak

2. Pembinaan kesehatan keluarga

3. Kebidanan komunitas

4. Persalinan di rumah

5. Kunjungan rumah

6. Deteksi dini kelainan pada ibu dan anak

b. Sasaran pelayanan kebidanan

Individu

Keluarga

Masyarakat

Meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan.

c. layanan Praktik Kebidanan

BPS/ di rumah

Puskesmas

Polindes/ PKD

RS/RB

Klinik dan unit kesehatan lainnya.

2.4 Aspek Perlindungan Hukum Bagi Bidan

Dalam menjalankan prakteknya, seorang bidan telah diatur dalam Pancasila sebagai landasan Idiil

, UUD 1945 sebagai landasan konstitusional Permenkes No.1464/Menkes/X/2010 Tentang Izin dan

Penyelenggaraan Praktik Bidan

Standar Pelayanan Kebidanan

Keberadaan bidan di Indonesia sangat di perlukan  dalam upaya meningkatkan kesehjahtraan ibu

dan janinya, salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah adalah mendekatkan pelayanan kebidanan

kepada setiap ibu yang membutuhkanya. Pada tahun 1996 Depkes telah menerbitan Permenkes 

No.572/PER/Menkes/VI/96 yang memberikan wewenang dan perlindungan bagi bidan dalam

melaksanakan tindakan penyelamatan jiwa ibu dan bayi baru lahir.

7

Page 8: BAB I

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik kebidanan dalam sistem

pelayan kesehatan Yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan

kesehatan keluarga dan masyarakat.

Kualitas pelayanan kebidanan diupayakan agar dapat memenuhi standar tertentu agar aman dan

efektif. Dengan adanya standar pelayanan masyarakat akan memeliki rasa kepercayaan yang lebih baik

terhadap pelaksana pelayanan. Adapun ruang lingkup standar pelayanan kebidanan meliputi 24 standar:

a) Standar pelayanan umum

1.    Persiapan untuk kehidupan keluarga sehat

2.    Pencatatan dan pelaporan

b)   Standar pelayanan antenatal

1.    Identifikasi ibu hamil

2.    Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

3.    Palpasi abdominal

4.    Pengelolaan anemia pada kehamilan

5.    Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan

6.    Persiapan persalinan

c)    Standar pelayanan penolong persalinan

1.  Asuahan persalinan kala I

2.  Persalinan kala II yang aman

3.  Penatalaksanaan aktif persalinan kala III

4.  Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi

 d).   Standar pelayan nifas

1.  Perawatan bayi baru lahir

2.  Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan

3.  Pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas

e). Standar penangnanan kegawatdaruratan pada kehamilan obstetric - noenatal

1.  Penanganan perdarahan dalam kehamilan pada trimester III

2.  Penanganan kegawat daruratan

8

Page 9: BAB I

3.  Penanganan kegawatdaruratan pada partus lama/macet

4.  Persalinan dengan penggunaaann vakum

5.  Penangan kegawatdaruratan retensio plasenta

6.  Penanganan perdarahan postpartum primer

7.  Penanganan perdarahan postpartum sekunder

8.  Penanganan sepsis puerperralis

9.  Penangan asfiksia neonatorum

2.5 Kode Etik Bidan

Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai  internal dan eksternal

suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan  komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan

bagi anggota  dalam melaksanakan pengabdian profesi.

Kode Etik BidanIndonesia

1.. Kewajiban bidan  terhadap klien dan masyarakat

a.Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam

mmelaksanakan tugas pengabdiannya.

b.Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat

kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

c.Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung

mmmjawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.

d.Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak

mmmklien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.

e. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan klien, keluaraga

mmmdan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang

mmmdimilikinya.

f. Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya

mmmdengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajart kesehatannya secara

mmmoptimal.

2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya

9

Page 10: BAB I

a. Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan masyarakat

mmmsesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan

mmmmasyarakat.

b. Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam mengambil

mmmkeputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan.

c. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau dipercayakan

mmmkepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan kepentingan

mmmklien. mmm

3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja

mmmyang serasi.

b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap sejawatnya

mmmmaupun tenaga kesehatan lainnya.

4. Kewajiban bidan terhadap profesinya

a.Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan menampilkan

mmmkepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

b.Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai

mmmdengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang dapat

mmmmeningkatkan mutu dan citra profesinya.

5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

a. Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan

mmmbaik.

b. Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan

mmmperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

c. Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air

a. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan

mmmmpemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan Kesehatan Reproduksi,

mmmmKeluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

10

Page 11: BAB I

b. Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran kepada pemerintah

mmmmuntuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan

mmmmkesehatan keluarga

2.6 Peran dan Fungsi Bidan

2.6.1 Peran Bidan

Dalam melaksanakan profesinya bian memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola, pendidik

dan peneliti.

Peran sebagai Pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugs mandiri, tugas kolaborasi, dan

tugas ketergantungan;

Tugas Mandiri;

1. menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.

2. Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan melibatkan mereka sebagai

klien.

3. Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.

4. Memberi asuhan kebidanan kepada klilen dalam masa persalinan dengan melibatkan klien/keluarga.

5. Memberi asuhan kebidanan kepada bayi baru lahir.

6. Memberika asuhan kebidan kepada klien dalam masa nifas dengan melibatkan klien/keluarga.

7. Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan pelayanan keluarga berencana.

8.Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan system reproduksi dan wanita dalam

iiiimasa klimakterium serta menopause.

9. Memberi asuhan kebidanan kepada bayi dan balita dengan melibatkan keluarga.

Tugas Kolaborasi;

1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

11

Page 12: BAB I

2. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi serta keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan

klien dan keluarga.

4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko yang memerlukan tindakan

kolaborasi bersama klien dan keluarga.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

6. Memberika asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi serta pertolongan pertama dalam

keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga.

Tugas Ketergantungan;

1. Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan

klien dan keluarga.

2. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus kehamilan dengan resiko tinggi

serta kegawatdaruratan.

3. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa persalinan dengan penyulit

tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga.

4. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu dalam masa nifas yang disertai

penyulit tertentu dan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dam keluarga.

5. Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang

memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan keluarga.

6. Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang

memerlukan konsultasi serta rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.

Peran sebagai Pengelola

Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas, yaitu tugas pengembangan pelayanan dasar kesehatan

dan tugas partisipasi dalam tim.

12

Page 13: BAB I

Mengembangkan Pelayanan Dasar Kesehatan, Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar

keehatan, terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok khusus, dan masyarakat

wilayah kerja dengan melibatkan masyaraka/klien.

Berpartisipasi dalam Tim, Bidan bertugas dalam tim untuk melakukan program kesehatan dan

sector lain diwilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan lain yang

berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

Peran sebagai Pendidik

Sebagai pendidik bidan memiliki 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan penyuluh kesehatan bagi

klien serta pelatih dan pembimbing kader.

Memberikan Pendidikan dan Penyuluhan Kesehatan pada Klien, Bidan memberi pendidikan dan

penyuluhan kesehatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok serta masyarakat) tentang

penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan ibu, anak, dan

keluarga berencana.

Melatih dan Membimbing Kader, Bidan melatih dan membimbing kader, peserta didik kebidanan

dan keperawatan, serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

Peran sebagai Peneliti /Investor

Bidan melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara mandiri

maupun berkelompok, mecakup;

1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

2. Menyusun rencana kerja pelatihan.

3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana.

4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.

6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan program kerja atau

pelayanan kesehatan.

13

Page 14: BAB I

2.6.2 Fungsi Bidan

Berdasarkan peran bidan seperti yang dikekmukakan diatas, maka fungsi badan adalah sebagai

berikut.

Fungsi Pelaksanan

Fungsi bidan sebagai pelaksana;

1. Melakukan bimbingan dan penyuluhan kepada individu, keluarga, serta masyarakat (khususnya kaum

remaja) pada masa praperkawinan.

2. Melakukan asuhan kebiadan untuk proses kehamilan normal, kehamilan dengan kasus patologis

tertentu, dan kehamilan dengan resiko tinggi.

3. Menolong persalinan normal dan kasus persalinan patologis tertentu.

4. Merawat bayi segera setelah lahir normal dan bayi dengan bayi resiko tinggi.

5. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas.

Fungsi Pengelola

Fungsi bidan sebagai pengelola;

1. Mengembangkan konsep kegiatan pelayanan kebidanan bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat,

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dan kebutuhan masyarakat setempat yang didukung oleh partisipasi

masyarakat.

2. Menyusun rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya.

3. Memimpin koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

4. Melakukan kerja sama serta komunikasi inter-dan antarsektor yang terkait dengan pelayanan

kebidanan.

5. Memimpin evaluasi hasil kegiatan tim atau unti pelayanan kebidanan.

Fungsi Pendidik

14

Page 15: BAB I

Fungsi bidan sebagai pendidik;

1. Memberi penyuluhan kepada individu, keluarga, dan kelompok masyarakat terkait dengan pelayanan

kebidanan dalam lingkupn kesehatan serta keluarga berencana.

2. Membimbing dan melatih dukun bayi serta kader kesehatan sesuai dengan bidan tanggung jawab

bidan.

3. Memberi bimbingan kepada peserta didik bidan dalam kegiatan praktik di klinik dan di masyarakat.

4. Mendidik peserta didik bidan atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan bidang keahliannya.

Fungsi Peneliti

Fungsi bidan sebagai peneliti;

1. Melakukan evaluasi, pengkajian, survey, dan penelitian yang dilakukan sendiri atau berkelompok

dalam lingkup pelayanan kebidanan.

2. Melakukan penelitian kesehatan keluarga dan keluarga berencana.

2.7 Model / Teori Kebidanan

2.5.1 Model Konseptual Asuahan Kebidanan

Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan seuatu . Model kebidanan adalah suatu

bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan

kebidanan.

Model konseptual kebidanan adalah;

1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu.

2. Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja, system, dan skema, yaitu menunjukkan ide global

tentang individu, kelompok, situasi dan kejadian yang menarik untuk suatu ilmu. Model konseptual

kebidanan biasanya berkembang dari teori wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam

kerangka acuan disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett, 1992) sehingga model konseptual memberikan

gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu.

3. Model meemberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna membimbing

tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang harus dijawab dalam penelitian.

15

Page 16: BAB I

Konsep model ditunjukkan dalam banyak cara, yaitu mental model, fisik mental, dan simbolik

(Lancaster).

Kegunaan model konseptual adalah sebagai berikut;

1. Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).

2. Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu social mengonsep

dalam menyamakan aspek-aspek proses social.

3. Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan disiplin ilmu lain

sebagai parameter garis besar praktik.

2.5.2 Teori Kebidanan

Reva Rubin

Reva Rubin merupakan perawat kebidanan yang hasil penelitiannya telah digunakan secara luas

di Amerika Serikat. Tujuan penelitian; Mengidentifikasi bagaimana seorang wanita melaksanakan

perannya sebagai ibu dan hal apa sajakah yang memengaruhinya, baik yang bersifat positif maupun

negative.

Proses pelaksanaan peran seorang ibu, melalui tahap;

1) Mimicry (Peniruan). Wanita meniru perilaku wanita lain (yang pernah hamil) dengan melihat,

mendengar, dan merasakan pengalaman menjadi seorang ibu.

2) Role Play (Mencoba bermain peran). Menciptakan kondisi dimasa yang akan datang.

3) Fantasy (Mengkhayal). Wanita mengkhayalkan dirinya dimasa yang akan datang.

4) Introjection-Projection-Rejection (Pengolahan pesan). Wanita mencoba mengolah pesan dan

membandingkan gambaran ideal tentang seorang ibu dengan keadaan dirinya.

5) Grief-Work (Evaluasi). Wanita tersebut mengevaluasi hasil tindakannya dimasa lalu dan

menghilangkan tindakan yang ia anggap sudah tidak tepat lagi.

Ramona T.Mercer

Mercer meerupakan salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak karya ilmiah.

16

Page 17: BAB I

Penelitian I, Tujuan penelitian; Mengetahui hubungan antar stress antepartum dengan

hubungan/fungsi dalam keluarga. Metode penelitian; Sampel penelitian adalah ibu hamil dengan resiko

tinggi yang masuk rumah sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan resiko rendah. Hasil penelitian;

Terdapat enam variabel yang terkait dengan fungsi keluarga, yaitu;

1) Stress antepartum yang disebabkan kombinasi dari peristiwa masa lalu yang tidak menyenangkan dan

resiko kehamilan.

2) Dukungan social.

3) Harga diri.

4) Kontrol diri.

5) Kegelisahan.

6) Depresi.

Penelitian II, Tujuan penelitian; Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi proses

pelaksanaan peran ibu. Hasil penelitian; Terdapat sebelas variabel yang mempengaruhi proses

pelaksanaan peran sebagai seorang ibu, yaitu;

1) Variabel Maternal;

a) Usia ibu pada persalinan,

b) Persepsi terhadap pengalaman persalinan,

c) Pemisahan dini ibu dan bayi,

d) Stress social,

e) Dukungan social,

f) Konsep diri,

g) Kepribadian,

h) perilaku,

i) Status kesehatan ibu.

2) Variabel bayi;

17

Page 18: BAB I

a) Temperamen,

b) Kesehatan bayi.

3) Variabel lainnya;

a) Latar belakang budaya,

b) Status pernikahan,

c) Status social ekonomi.

Ela-Joy Lehrman

Latar belakang penelitian yang dilakukan oleh Lehrman adalah ia melihat semakin luasnya

cakupan tugas yang dibebankan kepada bidan, sehingga ia memiliki keinginan agar bidan dapat melihat

semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada wanita hamil dan memberikan pertolongan pada

persalinan.

Delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman ini kemudian diujicobakan oleh Morten (1991)

pada pasien postpartum. Dari hasil penerapan tersebut Morten menambahkan 3 komponen lagi kedalam 8

komponen yang telah dibuat oleh Lehrman, yaitu;

1) Teknik terapeutik, proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan

penyembuhan.

2) Pemberdayaan (Empowerment); suatu proses memberi kekuasaan dan kekuatan.

3) Hubungan Sesama (Lateral Relationship); Menjalin hubungan yang baik terhadap klien, bersikap

terbuka, sejalan dengan klien sehingga antara bidan dan klien terbina hubungan saling percaya yang

harmonis.

Ernestine Wiedenbach

Konsep yang dihasilkan oleh Ernestine bukan hasil penelitian, melainkan hasil pemikirannya

yang dituangkan dalam bukunya Family-Centered Maternity Nursing

Ernestine menguraikan 5 elemen yang memengaruhi proses keperawatan, yaitu;

18

Page 19: BAB I

1) Agent (perawat, bidan, dan sebagaianya). Ernestine mengutarakan empat konsep yang mempengaruhi

praktik keperawatan , yaitu filosofi, tujuan, praktik, dan seni.

2) Recipient (penerima) (wanita, keluarga, masyarakat). Individu penerima harus dipandang sebagai

seorang yang kompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri.

3) Goal (tujuan intervensi). Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan

pertolongan.

4) Means (metode untuk mencapai tujuan). metode yang digunkana untuk pencapai tujuan terdiri dari

empat fase, yaitu;

a) Identifikasi kebutuhan pasien/klien.

b) Pemberian pertolongan kepada pasien/klien.

c) Validasi, pengecekan apakah bantuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/klien.

d) Koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pasien/klien.

Jean Ball

Tujuan penelitian; Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan emosi ibu dalam

layanan maternitas. Hasil penelitian; Terdapat tiga factor yang mempengaruhi keadaan emosional ibu saat

postpartum, yaitu;

1) Kepribadian ibu.

2) Dukungan dari keluarga/lingkungan sosial.

3) Layanan yang diberikan oleh petugas layanan maternitas.

Bila semua faktor di atas positif, maka derajat keadaan emosi baik. Akan tetapi, jika ketiga faktor

tersebut negative maka derajat keadaa emosi buruk. Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi satu

sama lain. Jika kekurangan satu faktor diimbangi dengan kelebihan faktor lainnya, keadaan emosi ibu

akan menjadi baik.

2.8 Manajemen Asuhan Kebidanan Varney

19

Page 20: BAB I

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen kebidanan adalah suatu

metode berpikir dan beertindak secara sistematis dan logis dalam member asuhan kebidanan, agar

menguntungkan kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan.

Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode

untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan,

dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.

Manajemen kebidanan diadaptasi dari sebuah konsep yang dikembangkan oleh Helen Varney

dalam buku Varney’s Midwifery, edisi ketiga tahun 1997; menggambarkan proses manajemen asuhan

kebidanan yang terdiri dari tujuh langkah yang berurut secara sistematis dan siklik.

Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dengan

pengumpulan data dasar dan diakhiri evaluasi. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka yang

lengkap yang bisa diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bisa di pecah-

pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.

Setiap langkah dalam manajemen kebidanan akan dijabarkan, sebagai berikut :

Tahap Pengumpulan Data Dasar (Langkah I)

Pada langakh pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat dan lengkap dari semua

sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara;

1. Anamnesis, dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat

kehamilan, persalinan dan nifas, bio-psiko-sosio-spiritual, serta pengetahuan klien.

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, meliputi;

a. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi).

b. Pemeriksaan penunjang (laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).

Interpretasi Data Dasar (Langkah II)

Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data tersebut kemudian diinterpretasikan

sehingga dapat dirumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik. Baik rumusan diagnosis maupun

masalah, keduanya harus ditangani.

20

Page 21: BAB I

Identifikasi Diagnosis/Masalah Potensial dan Antisipasi Penanganannya (Langkah III)

Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial berdasarkan

diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah

potensial ini menjadi kenyataan. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman.

Menetapkan Perlunya Konsultasi dan Kolaborasi Segera dengan Tenaga Kesehatan Lain (Lamgkah IV)

Bidan mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi atau penanganan segera

bersama anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan

kesinambungan proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung selama asuhan

primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut dalam dampingan bidan.

Menyusun Rencana Asuhan Menyeluruh (Langkah V)

Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh atau yang ditentukan berdasarkan

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen untuk masalah atau

diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap

dapat dilengkapi.

Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman (Langkah VI)

Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan efisien dan aman.

Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota

tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul tanggung

jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

Evaluasi (Langkah VII)

Evaluasi dilakukan secara siklus dan dengan mengkaji ulang aspek asuhan yang tidak efektif

untuk mengetahui factor mana yang menguntungkan atau menghambat keberhasilan asuhan yang

diberikan. Pada langkah terakhir, dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan. ini

meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan: apakah benar-benar terpenuhi sebagaimana

diidentifikasi di dalam diagnosis dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang

benar efektif dalam pelaksanaannya.

BAB III

21

Page 22: BAB I

PEMBAHASAN

3.1Penerapan Bidan di Lapangan Terhadap Peran dan Fungsi Bidan

Dalam melaksanakan profesinya Bidan yang saya kunjungi melakukan peran bidan sebagai

pelaksana, bidan melakukan tugas secara mandiri yaitu memberi asuhan kebidanan kepada klien selama

kehamilan normal, seperti mengkaji status kesehatan ibu dan janin dengan memeriksakan tanda vital ibu

dan DJJ janin, menentukan diagnosis, menyusun rencana tindakan sesuai dengan rencana yang telah

disusun bersama klien, membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan/tindakan seperti TP , pemberian obat-

obatan dan TT. Bidan melakukan peran sebagai pengelola dan sebagai pendidik dengan mengembangkan

pelayanan dasar kesehatan ibu dan anak dengan mengkaji kebutuhan utama pada ibu hamil, bidan juga

mengawasi dan mengoordinir mahasiswa yang magang dan bidan juga mendokumentasikan seluruh

kegiataniyangitelahidilaksanakan.

Berdasarkan peran yang di lakukan, bidan tersebut melaksanakan fungsi bidan sebagai fungsi

pelaksana, dimana bidan tersebut memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada klien tentang

kehamilan normal. Selain itu bidan juga melanjalankan fungsi bidan sebagai pendidik, bidan tersebut

memberikan bimbingan dan melatih mahasiswa kebidanan untuk belajar sesuai dengan bidang dan

tanggung jawab bidan. Bidan juga menjalankan fungsi sebagai pengelola dimana bidan menyusun

rencana pelaksanaan pelayanan kebidanan di lingkungan unit kerjanya dan bidan juga memimpin

koordinasi kegiatan pelayanan kebidanan.

3.2 Penerapan Bidan di Lapangan Terhadap Model / Teori Kebidanan

Dalam penerapan bidan yeni terhadap model/ teori kebidanan di lapangan melaksanakan teori

Ernestine Wiedenbach yang konsep asuhannya terdiri dari :

a. The Agent ( midwife/ bidan )

untuk memenuhi kebutuhan ibu dan ayah dalam persiapan menjadi orang tua.

b. The Recipient ( wanita, keluarga, masyarakat )

wanita/ masyarakat yang oleh sebab tertentu tidak mampu memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri

berpandangan bahwa recipient adalah individu yang berkompeten dan mampu menentukan kebutuhannya

sendiri.

22

Page 23: BAB I

c. The Goal (purpose/ tujuan dari intervensi )

Di dasari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu di ketahui sebelum menentukan goal. Bila

sudah di ketahui kebutuhan ini, maka dapat diperkirakan goal yang akan dicapai dengan

mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional atau fisiological yang berbeda dari kebutuhan normal.

d. The Means ( metode untuk mencapai tujuan )

untuk mencapai tujuan dari asuhan kebidanan ada beberapa tahap, yaitu :

1. Identifikasi kebutuhan klien

2. Memberikan dukungan dalam pelayanan yang di butuhkan

3. Validation/bantuan yang di berikan

4. koordinasi dengan tenaga yang di rencanakan untuk memberikan bantuan

5. The framework (organisasi sosial, lingkungan profesional)

BAB IV

PENUTUP

23

Page 24: BAB I

4.1 Kesimpulan

Pada dasarnya untuk melakukan manajemen kebidanan memang harus melewati beberapa tahap.

Seperti dikemukakan Hellen Varney ada 7 langkah sedangkan dari depkes menyatakan 5 langkah. Pada

prinsipnya masing-masing pendapat sama, hanya berbeda dalam cara pendokumentasiannya. Namun

dalam penerapannya nanti tidaklah harus kaku menggunakan 5 langkah atau 7 langkah yang perlu diingat

bahwa dalam manajemen kebidanan tersebut dilakukan secara sistematis dengan metode pendekatan

tertentu dalam membantu pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak.

Secara umum konsep manajemen kebidanan berkualitas meliputi :

1. Manajemen dilakukan melalui pendekatan dengan mengidentifikasi kebutuhan konsumen.

2. Meliputi seluruh kegiatan.

3. Meliputi seluruh aspek pelayanan dan dedikasi aktif seluruh staf untuk mengidentifikasi seluruh

konsumen.

4. Memberikan pelayanan secara berkesinambungan.

5. Memonitor kepuasan konsumen.

6. Memahami kebutuhan dan memantau perubahan yang terjadi melalui pemantauan ulang.

7. Meningkatkan sumber daya untuk mengembangkan kualitas tindakan dab pelayanan khusus

secara tetap melalui prosedur dan system informasi yang fleksibel.

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: BAB I

LAMPIRAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

PADA Ny “JULIANA” TRIMESTER III DI RUMAH BERSALIN

TAHUN 2012

Nama Pengkaji : Nova Tri Damayanti Hari / Tanggal : Senin/ 24-12-2012

25

Page 26: BAB I

NIM : P07224212 1374 Pukul : 17.00 WIB

No. RM :

I. PENGKAJIAN DATA

DATA SUBJEKTIF

A. BIODATA

Nama ibu : Ny. “Juliana” Nama Ayah : Tn. Ridwan

Umur : 24 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : PNS

Alamat : JL. Jawa Alamat : JL. Jawa

Gol. Darah : O Gol. Darah : O

B. ALASAN KUNJUNGAN : Kunjungan Ulang

Keluhan utma : Kontrol

C. RIWAYAT HAID

Menorche : 14 tahun Jumlah Ganti : 3 kali ganti duk

Siklus : 28 hari Warna : Merah tua

Lamanya : 5 hari Disminore : Tidak ada

HPHT : 02-05-2012 TP : 09-02-2013

Baunya : Amis

D. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG

a. Trimester I

Keluhan : Pusing, mual

Periksa ke : Bidan

Frekuensi : 2 kali

TT1 :

26

Page 27: BAB I

Obat-obatan : B6,B12

b. Trimester II

Keluhan : Keram Tangan

Periksa ke : Bidan

Frekuensi : 1 kali

TT2 :

Obat-obatan : Etabion, Vit C, Kalk, B1B12

c. Trimester III

Keluhan : Sakit Pinggang

Periksa ke : Bidan

Frekuensi : 1 Kali

Obat-Obatan : Etabion, Kalk, inj Neurobion

Kapan pertama kali ibu merasakan gerakan janin : ± 20 minggu

Frekuensi : 13 kali

Anak

ke

Kehamilan Persalinan Nifas

ANC Periksa TT Tgl Tempat Penolong JenisJ

K

B

BAterm

Penyaki

tLochea ASI

E. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, DAN NIFAS YANG LALU

F. RIWAYAT PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN SAAT INI

Jantung : Tidak ada Preeklamsi : Tidak ada

Ginjal : Tidak ada Eklamsi : Tidak ada

Asma : Tidak ada Hepatitis : Tidak ada

TBC : Tidak ada PMS : Tidak ada

DM : Tidak ada Gangguan sel darah : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada

27

Page 28: BAB I

G. RIWAYAT OPERASI YANG BERHUBUNGAN DENGAN KANDUNGAN

Ovarektomi : Tidak ada Tahun : Tidak ada

Miomektomi : Tidak ada Tahun : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada Tahun : Tidak ada

H. RIWAYAT OPERASI YANG TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN KANDUNGAN :

Tidak ada

I. RIWAYAT ALERGI MAKANAN / OBAT

Makanan : Tidak ada

Obat-obatan : Tidak ada

J. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA / GENOGRAM

DM : Tidak ada Penyakit gangguan darah : Tidak ada

Hipertensi : Tidak ada Cacat bawaan : Tidak ada

Asma : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada

K. RIWAYAT PERKAWINAN

Perkawinan ke : 1 Umur waktu kawin : 24 tahun

Status perkawinan: Sah Berapa lama kawin baru hamil :3 bulan

L. RIWAYAT KONTRASEPSI

Rencana penggunaan alat KB : Belum ada

Jenis KB yang akan digunakan : Belum ada

Jenis KB yang pernah digunakan : Belum ada

Masalah dalam penggunaan alat KB : Tidak ada

Kapan berhenti menjadi akseptor : Tidak ada

Alasan berhenti menjadi akseptor : Tidak ada

M. RIWAYAT PSIKOLOGI

Keadaan emosi : Stabil

Pandangan ibu terhadap kehamilan : Menginginkan

Pandangan suami terhadap kehamilan : Menginginkan

Pandangan keluarga terhadap kehamilan : Menginginkan

28

Page 29: BAB I

Jenis kelamin anak yang diinginkan : Laki-Laki

Pengambil keputusan dalam keluarga : Suami

N. PERENCANAAN PERSIAPAN PERSALINAN

Tempat akan bersalin : Bidan

Penolong persalinan : Bidan

Transportasi : Motor

Nama calon donor darah : Belum ada

Pendamping persalinan : Suami

Penjaga anak lainnya dirumah : Tidak ada

O. PEMENUHAN KEBUTUHAN RUTIN

a. Pola Nutrisi

1. Makanan yang sering dikonsumsi

Jenis makanan : Nasi, bayam, wortel, ikan

Porsi : Sedang

Frekuensi : 2-3 kali

2. Minuman yang sering dikonsumsi

Air putih : ± 8 gelas

Lain-lain : Susu

b. Pola Eliminasi

1. BAK 2. BAB

Frekuensi : ± 7 kali Frekuensi : 1-3 kali

Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

Warna : Agak kekuningan Warna : Coklat hitam,

Konsistensi : Agak keras

c. Pola Istirahat

Tidur siang : ± 2 jam Tidur malam : 8 jam

Masalah : Tidak ada Masalah : Tidak ada

Olahraga : Jalan pagi

d. Penggunaan obat-obatan, rokok, alcohol

Obat yang digunakan : Tidak ada

29

Page 30: BAB I

Tujuan penggunaan : Tidak ada

Perokok : Tidak ada

Alkohol : Tidak ada

DATA OBJEKTIF

A. PEMERIKSAAN UMUM

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos menthis

Tekanan darah : 120/70 mmHg Pernafasan : 23x /menit

Temperatur : 38o C Nadi : 78x / menit

Tinggi badan : 165 cm BB sebelum hamil : 73 kg

Sikap tubuh : Lordosid BB sekarang : 95 kg

LILA : 32 cm

B. PEMERIKSAAN FISIK

a. Kepala

rambut : Tidak rontok

Kebersihan : Bersih

b. Mata

Selera : Tidak ikterik

Oedema Palpira : Tidak ada

Konjungtiva : Tidak pucat

c. Muka

Oedema : Tidak ada

Pucat/tidak : Tidak pucat

Chlosmagravidarum: Tidak ada

d. Hidung

Bentuk : Simetris

Polip : Tidak ada

30

Page 31: BAB I

e. Telinga

Bentuk : Simetris

Pengeluaran : Tidak ada

f. Mulut

Stomatitis : Tidak ada

Gigi berlubang : Tidak ada

Carries gigi : Tidak ada

g. Leher

Kelenjar thyroid : Tidak ada pembengkakan

Pembesaran vena jugolaris : Tidak ada

h. Dada

Pembesaran mamae : Simetris

Kebersihan : Bersih

Areola mamae : Hitam

Pengeluaran : Belum ada

Putting susu : Menonjol

Hyperpigmentasi : Ada

i. Jantung

Bunyi : Teratur

Lain-lain : Tidak ada

j. Paru-paru

Bunyi nafas : Bersih

Lain-lain : Tidak ada

k. Abdomen

Luka bekas operasi : Tidak ada

Kontraksi : Belum ada

Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan

Linea : Nigra

31

Page 32: BAB I

Strie gravidarum : Tidak ada

2. PALPASI

TFU : 37 cm

Leopold I : Pada bagian atas perut ibu teraba bulat, lunak dan tidak melenting,

kemungkinan ini bagian bokong bayi.

Leopold II : Pada bagian kanan perut ibu teraba tonjolan-tonjolan kecil, kemungkinan

ini ekstremitas janin. Pada bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras dan

memapah, kemungkinan ini bagian punggung janin.

Leopold III : Pada bagian terbawah perut ibu teraba bulat, keras dan melenting,

kemungkinan ini bagian kepala janin. Kepala masih dapat digoyangkan

Leopold IV : Tidak dilakukan

TBJ : (37-13) X 155 = 24 X 155 = 3720 gram

3. AUSKULTASI

DJJ : Ada

Frekuensi : 144x/menit

Irama : Teratur dan kuat

Punctum maximum : Bagian kiri perut ibu dibawah umbilikus

4. GENETALIA

Perineum : Tidak ada Varises : Tidak ada

Haemoroid : Tidak ada Pengeluaran : Tidak ada

Warna : Tidak ada Keluhan : Tidak ada

5. EKSTREMITAS

Oedem : Tidak ada Varises : Tidak ada

Kaku sendi : Tidak ada Kelainan : Tidak ada

6. PERKUSI

32

Page 33: BAB I

Reflek patella ka/ki : + /+

C. UKURAN PANGGUL LUAR

Distansia Spinarum : Tidak dilakukan

Distansia Crustarum : Tidak dilakukan

Conjungtiva externa : Tidak dilakukan

Lingkar panggul : Tidak dilakukan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Hb : Tidak dilakukan Glukausuria : Tidak dilakukan

Proteinuria : Tidak dilakukan Lain-lain : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA

Diagnosa : Ny. Linda G1 P0 A0, usia kehamilan 34-35 minggu, janin hidup, tunggal,

keadaan ibu dan janin baik.

Masalah : Kontrol

Kebutuhan : - Penkes gizi seimbang

- Penkes personal hygiene

III. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI MASALAH

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA, KOLABORASI DAN RUJUKAN

Tidak dilakukan

V. INTERVENSI / PERENCANAAN

1. Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu.

2. Informasikan penkes gizi seimbang.

3. Informasikan penkes personal hygiene.

4. Informasikan tanda-tanda bahaya kehamilan tua

5. Informasikan tanda-tanda persalinan.

6. Informasikan senam untuk persiapan persalinan

7. Berikan tablet Sf, TT1, Kalk

33

Page 34: BAB I

8. Berikan jadwal kunjungan ulang

VI. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu bahwa ibu dan janin baik.

2. Menginformasikan kepada ibu, penkes makan-makanan gizi seimbang seperti ibu harus makan

yang mengandung asam folat seperti ikan karena baik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak

janin. Selain itu ibu disarankan untuk makan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan agar

BAB lancar.

3. Menginformasikan kepada ibu untuk selalu menjaga personal hygiene yaitu selalu mengganti

celana dalam jika lembab atau setelah BAK agar tidak tidak terjadi infeksi dan memakai bra yang

menyokong payudara serta merawat kebersihan payudara.

4. Menginformasikan tanda-tanda bahaya kehamilan tua seperti sakit kepala yang hebat, penglihatan

kabur, bengkak pada wajah maupun kaki dan tangan, janin kuran bergerak seperti bias. Bila ada

tanda-tanda seperti itu ibu segera mendatangi tenaga kesehatan terdekat utnuk diminta pertolongan.

5. Menginformasikan penkes tanda-tanda persalinan kepada ibu yaitu, seperti sakit perut yang

menjalar ke ari-ari, keluar air yang banyak. Bila terjadi seperti itu ibu segera mendatangi tenaga

kesehatan terdekat untuk diminta pertolongan. melakukan senam hamil ataupun olahraga ringan

seperti jalan santai pagi agar ibu sehat dan kuat dan pergerakan janin juga baik.

6. Menginformasikan kepada ibu agar . melakukan senam hamil ataupun olahraga ringan seperti jalan

santai pagi agar ibu sehat dan kuat dan pergerakan janin juga baik.

7. Memberika ibu jadwal kunjungan ulang agar datang 2 minggu lagi

VII. EVALUASI

1. Ibu mengerti dengan hasil pemeriksaan.

2. Ibu mengerti dan bersedia makan yang disarankan.

3. Ibu menherti dan bersedia datang ke tenaga kesehatan jika ada tanda-tanda bahaya kehamilan tua.

4. Ibu mengerti dan bersedia segera datang ke tenaga kesehatan jika ada tanda persalinan.

5. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.

6. Ibu mengerti dan bersedia melakukan dirumah.

7. Ibu mengerti dan bersedia mengkonsumsi dengan teratur.

8. Ibu mengerti dan bersedia datang 2 minggu lagi

34

Page 35: BAB I

MENGETAHUI

BIDAN PEMBIMBING MAHASISWA

YENI HASFIANI, Amd.Keb NOVA TRI DAMAYANTI

P07224212 1374

PEMBIMBING AKADEMIK

SENIA IKAYANI , SST

NIP.

35