BAB I

download BAB I

of 14

Transcript of BAB I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal dan keuangan terus meningkat dengan pesat setiap harinya. Di masa mendatang, bisnis investasi ini tentunya akan menjadi sedemikian kompleks dengan tingkat persaingan yang semakin ketat, terutama dalam upaya penyediaan dan perolehan informasi dalam setiap pembuatan keputusan investasi di pasar modal. Laporan keuangan yang disediakan oleh perusahaan yang go public merupakan salah satu sumber informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi di pasar modal. Abdul Halim (2003:57) mendefinisikan laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan oleh berbagai pihak. Investor memerlukan informasi laporan keuangan untuk mendukung keputusan agar dapat memaksimalkan utilitas investasinya. Informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat dan tepat waktu kepada para pemakainya (Saleh, 2004:898). Namun sebaliknya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan menjadi usang bila tidak disampaikan tepat pada waktunya. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya ketepatwaktuan (timeliness) penyajian laporan keuangan tahunan ke publik dan perusahaan diharapkan untuk tidak menunda penyajian laporan keuangannya yang dapat menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang.

Menurut Schipper dan Vincent (Boediono, 2005:172), laporan keuangan menjadi alat utama bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi keuangan mengenai pertanggungjawaban pihak manajemen. Penyampaian informasi melalui laporan keuangan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang berkepentingan di dalam pengambilan keputusan ekonomi, sebagaimana dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, par 25, 1994). Laporan keuangan yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) meliputi laporan neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan aliran kas, dan catatan atas laporan keuangan. Berdasarkan pernyataan tersebut jelaslah bahwa laporan keuangan hendaknya dipublikasikan secara luas kepada para pemakai, baik intern (karyawan dan manajemen) maupun ekstern (investor, kreditur, pemerintah, masyarakat, dan pemakai lainnya). Ketepatwaktuan (timeliness) dalam publikasi laporan keuangan merupakan sinyal yang disampaikan oleh perusahaan kepada pemakai laporan keuangan. Kegunaan dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tahunan perusahaan akan berkurang jika waktu penundaan penyampaian laporan keuangan tahunan meningkat. Namun permintaan akan pelaporan keuangan yang tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi tidaklah mudah

untuk dipenuhi. Di satu sisi, pasar akan menuntut terbitnya laporan audit yang tepat waktu sementara di sisi lain, auditing merupakan proses sistematis yang membutuhkan waktu sehingga terkadang pengumuman laporan auditan menjadi tertunda. Menurut Generally Accepted Auditing Standards khususnya standar umum ketiga (Halim, 2000:64) menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup. Standar ini memungkinkan akuntan publik sangat berhati-hati dalam pelaksanaan audit bahkan

memperpanjang masa audit jika dirasakan perlu. Lamanya waktu penyelesaian audit (audit delay) akan mempengaruhi ketepatwaktuan publikasi informasi laporan keuangan audit (Givolly dan Palmon; serta Ashton et.al., dalam Wirakusuma, 2006:53). Semakin lama waktu tertunda dalam publikasi laporan keuangan, maka semakin besar kemungkinan berkembangnya rumor-rumor maupun kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Apabila hal ini sering terjadi, maka akan menngarahkan pasar tidak bekerja dengan baik karena kurangnya manfaat informasi yang disampaikan kepada publik. Atas

pertimbangan tersebut, maka regulator memandang perlu untuk menentukan batas waktu penerbitan laporan keuangan. Aturan tersebut tertuang dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. 36/PM/2003, tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan secara berkala. Aturan ini mewajibkan emiten menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai pendapat akuntan

publik yang lazim dan disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Setiap emiten di bursa harus mematuhi peraturan ini, sejalan dengan teori kepatuhan (compliance theory) yang dikemukakan oleh Tyler dalam Saleh (2004) yang didalamnya dijelaskan mengenai perspektif dasar terkait dengan kepatuhan hukum, yaitu (1) perspektif kepatuhan instrumentalia yang mengasumsikan individu secara utuh didorong oleh kepentingan pribadi dan tanggapan terhadap perubahan-perubahan dalam tangible, insentif, dan penalty yang berhubungan dengan perilaku, (2) perspektif kepatuhan normatif berhubungan dengan apa yang orang anggap sebagai moral dan berlawanan dengan kepentingan pribadi mereka. Perspektif ini menimbulkan persepsi bahwa seseorang cenderung mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan norma-norma internal mereka, baik dalam komitmen moral maupun komitmen legitimasi. Namun kenyataannya di Indonesia masih ada perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan dengan tidak tepat waktu. Dengan adanya hal ini, menjadikan ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya menjadi suatu obyek penelitian yang menarik untuk diteliti. Praktek corporate governance diproksikan dengan komposisi komisaris independen diperkirakan dapat mempengaruhi tepat atau tidaknya publikasi laporan keuangan auditan. Komisaris independen berfungsi untuk mengawasi jalannya perusahaan dengan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktek-praktek transparansi, disclosure, kemandirian, akuntabilitas dan praktek keadilan menurut ketentuan yang berlaku di suatu sistem

perekonomian (negara). Akhmad Syakhroza (2004) menyatakan bahwa emiten yang memiliki komisaris independen dapat mendesak pihak manajemen perusahaan tersebut untuk menyampaikan laporan keuangan auditan ke publik lebih tepat waktu dibandingkan dengan emiten yang tidak memiliki komisaris independen. Tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang

dilaporkan (profitabilitas), diperkirakan dapat mempengaruhi tepat atau tidaknya waktu penyajian laporan keuangan kepada publik. Lawrence (Dwi Ratnadi, 2005:211) menemukan bukti yang menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami financial distress di Amerika Serikat (AS) telah menunda penerbitan laporan keuangan mereka. Hal senada juga diungkapkan oleh Carslaw dan Kaplan (Wirakusuma, 2006:57) dimana perusahaan yang mengalami rugi operasional telah meminta auditornya untuk menjadwalkan pengauditan lebih lambat dari biasanya. Hal ini didukung oleh penelitian Wirakusuma (2006:71) yang menunjukkan bahwa profitabilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan, dan memiliki hubungan positif terhadap rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan. Dengan kata lain profitabilitas memiliki hubungan positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Sementara bagi perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi cenderung mengharapkan penyelesaian audit secepat mungkin sehingga mampu mengumumkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit ke publik lebih awal. Dye dan Sridhar, dalam penelitian Wirakusuma, mengungkapkan bahwa perusahaan dengan hasil gemilang cenderung berusaha untuk menyajikan laporan keuangannya lebih tepat

waktu (Wirakusuma, 2006:57). Berarti profitabilitas memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Solvabilitas juga dapat mempengaruhi rentang waktu penyajian laporan keuangan. Tingginya rasio solvabilitas mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan. Resiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan perusahaan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik (Saleh, 2004:899). Pihak manajemen cenderung akan menutupi kondisi ini. Carslaw dan Kaplan (Wirakusuma, 2006:58) menyatakan bahwa proses pengauditan utang relatif membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan pengauditan ekuitas, khususnya apabila jumlah debt holders-nya banyak. Hal ini dapat memperlambat waktu penyelesaian audit sehingga publikasi laporan keuangan menjadi terlambat. Carslaw dan Kaplan (Wirakusuma, 2006:58) menemukan hubungan yang signifikan antara rasio total debt to total asset (TDTA) dengan audit delay untuk perusahaan sampelnya pada tahun 1988, namun tidak signifikan untuk perusahaan sampelnya pada tahun 1987. Penelitian Wirakusuma (2006:64) menunjukkan bahwa solvabilitas memiliki pengaruh yang signifikan. Solvabilitas juga memiliki hubungan positif terhadap rentang waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, solvabilitas memiliki pengaruh positif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar rasio likuiditas, maka hal itu menunjukkan kondisi yang baik dari suatu perusahaan. Dye dan Sridhar

(Wirakusuma, 2006:57) mengungkapkan bahwa jika perusahaan mengalami good news, maka perusahaan akan cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu. Sehingga dapat dikatakan likuiditas akan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat di dalamnya, sekaligus mencerminkan kesadaran dari pihak manajemen mengenai pentingnya informasi, baik bagi pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan. Perusahaan besar cenderung untuk menyajikan laporan keuangan lebih tepat waktu daripada perusahaan kecil (Rachmaf Saleh, 2004). Hasil penelitian oleh Rachmaf Saleh (2004) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif terhadap ketepatan waktu penyajian laporan keuangan, dengan kata lain, ukuran perusahaan memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan

penyelesaian penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian Wirakusuma (2006:64) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan, dan memiliki jenis hubungan negatif terhadap rentang waktu penyelesaian laporan keuangan auditan, dengan kata lain memiliki hubungan negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Carslaw dan Kaplan (Dwi Ratnadi, 2005:211) mengemukakan bahwa perusahaan besar cenderung memiliki sistem pengendalian intern yang kuat dengan konsekuensi auditor menghabiskan sedikit waktu dalam pengujian ketaatan dan pengujian substantif. Sedangkan Scwartz dan Soo (Saleh, 2004:901) menemukan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan secara signifikan berpengaruh pada ketidakpatuhan dan

keterlambatan pelaporan keuangan perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian oleh Bandi dan Tri Hananto (2002) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan positif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Jadi, tepat atau tidak tepatnya waktu penyajian laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh besar atau kecilnya suatu perusahaan. Menurut Mello dan Pearson (Saleh, 2004:901), struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Terdapat dua aspek kepemilikan yang perlu dipertimbangkan, yaitu kepemilikan oleh pihak luar dan kepemilikan oleh pihak dalam. Pemilik dari pihak luar dianggap berbeda dengan manajer, kecil kemungkinan pemilik dari pihak luar terlibat dengan urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Saleh, 2004:901). Dalam struktur kepemilikan, pemilik perusahaan dari pihak luar mempunyai kekuatan yang besar untuk menekan manajemen dalam mengajukan informasi secara tepat waktu, karena ketepatan waktu pelaporan keuangan akan mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi. Sebaliknya, semakin kecil persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik, semakin besar kecenderungan perusahaan untuk menyajikan laporan keuangan secara tidak tepat waktu karena manajemen perusahaan tidak tergantung pada pemegang saham publik tetapi tergantung pada pemegang saham terbesar. Hasil penelitian Ayu Wiratni (2007) menunjukkan struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh positif terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan ke publik. Ini berarti semakin besar persentase kepemilikan saham perusahaan oleh publik, maka semakin besar pula ketidaktepatwaktuan penyajian

laporan keuangan kepada publik. Hasil penelitian oleh Megariyanti (2008:55) menunjukkan bahwa struktur kepemilikan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan, tetapi memiliki hubungan negatif dengan keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Ini berarti semakin besar persentase kepemilikan saham perusahaan oleh publik, maka semakin besar pula ketepatan waktu publikasi laporan keuangan. Reputasi auditor ini diproksi oleh besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan laporan keuangan tahunan. Dalam penelitian ini

auditor dibagi menjadi dua kelompok perusahaan, yaitu KAP internasional atau lebih dikenal dengan sebutan big five dan KAP domestik. Hasil penelitian oleh Gilling (Dwi Ratnadi, 2005:212) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan audit memiliki pengaruh yang signifikan, tetapi memiliki hubungan negatif dengan audit delay, dengan kata lain, ukuran perusahaan audit memiliki hubungan negatif terhadap keterlambatan penyelesaian penyajian laporan keuangan. Garsombke, Carslaw dan Kaplan, serta David & Whittred (Dwi Ratnadi, 2005:212) tidak menemukan hubungan antara ukuran perusahaan audit dengan audit delay.Gilling (Subekti dan Widiyanti, 2004:994) menyatakan bahwa KAP internasional membutuhkan waktu yang lebih singkat dalam menyelesaikan auditnya dibandingkan KAP lainnya sehingga dapat menyelesaikan laporan keuangan tepat pada waktunya. Hal ini dikarenakan KAP internasional biasanya didukung oleh kuantitas dan kualitas SDM yang lebih baik sehingga berpengaruh terhadap kualitas jasa yang dihasilkan.

Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut tampak relevan dengan ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan. Untuk itu, peneliti ingin menguji kembali faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akibat dari masih terdapatnya perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apakah corporate governance, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas,

ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan reputasi auditor berpengaruh secara simultan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 2) Apakah corporate governance berpengaruh secara parsial terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 3) Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 4) Apakah solvabilitas berpengaruh secara parsial terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007?

5)

Apakah

likuiditas

berpengaruh

secara

parsial

terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 6) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 7) Apakah struktur kepemilikan perusahaan berpengaruh secara parsial

terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 8) Apakah reputasi auditor berpengaruh secara parsial terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007? 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan yang ada, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui pengaruh corporate governance, profitabilitas,

solvabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan reputasi auditor secara simultan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 2) Untuk mengetahui pengaruh corporate governance terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007.

3) Untuk mengetahui pengaruh tingkat profitabilitas perusahaan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 4) Untuk mengetahui pengaruh tingkat solvabilitas perusahaan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 5) Untuk mengetahui pengaruh tingkat likuiditas perusahaan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 6) Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 7) Untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan perusahaan terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 8) Untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor terhadap

ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2007. 1.3 Kegunaan Penelitian 1) Bagi Khasanah Ilmu Pengetahuan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pengaruh corporate governance, profitabilitas, solvabilitas, likuiditas,

ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan reputasi auditor terhadap ketidaktepatwaktuan publikasi laporan keuangan perusahaan. 2) Bagi Penyelesaian Operasional Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi pemerintah sebagai regulator dan bagi investor serta pemakai informasi lainnya. Bagi pemerintah adanya ketidaktepatwaktuan ini menunjukkan tingkat keefektifan regulasi mengenai batas waktu penyajian laporan keuangan ke publik yang telah ditetapkan. Sedangkan bagi investor serta pemakai informasi lain, penelitian ini memberikan gambaran bahwa ketidaktepatwaktuan penyajian laporan keuangan merupakan bagian yang penting dari daya guna informasi laporan keuangan, karena informasi yang terkandung dalam laporan keuangan yang

dipublikasikan belum tentu merupakan informasi yang relevan. Salah satu unsur yang digunakan untuk menilai daya guna suatu informasi yang berkualitas adalah pola waktu publikasi laporan keuangan auditan. 1.4 Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran secara garis besar mengenai susunan skripsi ini, berikut disajikan sistematika penulisan dan uraian singkat mengenai isi dari masing-masing bab.

BAB I

:

PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta

sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Bab ini mengkaji landasan teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian dalam skripsi ini. Bab ini juga menyajikan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang ingin dipecahkan dalam skripsi ini. BAB III : METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan mengenai lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data atau model empiris yang digunakan untuk menguji hipotesis yang sudah dikembangkan sebelumnya. BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Bab ini menyajikan gambaran umum lokasi penelitian. Bab ini juga menguraikan hasil serta pembahasan penelitian yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian. BAB V : SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menguraikan tentang simpulan dan saran berdasarkan atas pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.