BAB F OKS.doc

download BAB F OKS.doc

of 34

Transcript of BAB F OKS.doc

BAB III

Konsultan Advisori Perencanaan Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

FPENDEKATAN DAN METODOLOGIF.1. PENDEKATAN PENANGANAN PEKERJAAN

Sebagaimana diuraikan dalam persyaratan pekerjaan dan penjelasan pekerjaan Aanwidjing yang dilaksanakan oleh pemberi tugas maka konsultan diminta untuk menyusun metodologi penanganan pekerjaan. Penyusunan metodologi ini pada dasarnya mengacu pada kerangka acuan kerja terutama berdasarkan lingkup pekerjaan, tujuan, sasaran, tenaga ahli yang dipersyaratkan serta waktu yang tersedia. Dalam metodologi yang akan dikembangkan oleh konsultan diuraikan menjadi tiga bagian utama yaitu metodologi berdasarkan pola pikir penanganan masalah, pendekatan kelambagaan dan metodologi pelaksanaan pekerjaan.

F.2. POLA PIKIR PENANGANAN MASALAH

Sebagaimana diuraikan pada kerangka acuan kerja bahwa seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk di wilayah studi menuntut disediakannya infrastruktur yang memadai guna mendukung kegiatan di wilayah studi tersebut. Salah satu prasara infrastruktur yang dibutuhkan tersebut adalah prasarana air minum. Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah wilayah studi.

Dengan dasar pemikiran di atas maka Pemerintah Pusat menyusun Rencana Induk Pengembangan SPAM di Wilayah studi yang berpedoman pada Kebijakan dan Strategi di bidang Penyediaan Air Minum serta standar perencanaan dan kriteria yang berlaku. Penyusunan Rencana Induk pengembangan SPAM ini dilakukan dengan memperhatikan tingkat pelayanan saat ini, permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan SPAM baik aspek teknik, keuangan dan kelembagaan serta masalah dalam pengelolaan air baku. Dengan adanya rencana pelaksanaan pengembangan SPAM tahun 2012, diperlukan adanya review terhadap DED yang ada. Kegiatan review untuk mengevaluasi kesiapan pelaksanaan pengembangan SPAM baik dari aspek kesiapan lokasi, harga satuan, kelengkapan DED dan sebagainya.

Untuk lebih jelasnya pola pikir penanganan masalah dapat dilihat pada diagram alir berikut :Bagan F.1. Pola Pikir Penanganan Pekerjaan

F.3.PENDEKATAN KELEMBAGAAN

Dalam melaksanakan pekerjaan ini Konsultan secara aktif akan melakukan koordinasi dan membangun kerjasama yang erat dengan Tim Teknis Pemberi Tugas dan instansi lain yang berkaitan dengan proyek penyusunan Rencana Induk pengembangan SPAM di wilayah studi ini. Pelaksanaan pendekatan kelembagaan dalam kegiatan ini sangat diperlukan mengingat pertimbangan sebagai berikut:

1. Mengingat luasnya kajian dan untuk meghasilkan keluaran sesuai sasaran konsultan menganggap dalam pekerjaan ini dibutuhkan kerjasama dan koordinasi yang cukup baik dari para pihak yang terkait dengan pekerjaan ini khususnya yang dapat membantu menyediakan data-data data yang dibutuhkan terutama tentang penyelenggaraan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana air minum di wilayah studi.

2. Kegiatan penyusunan pengembangan kebijakan dan strategi pembangunan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi ini sangat terkait dengan instansi lain, dengan demikian kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sosialisasi program dan menampung aspirasi atau masukan untuk meningkatkan kerjasama yang komprehensif.

Dalam kaitannya dengan pendekatan kelembagaan ini, konsultan akan melakukan kerjasama dan koordinasi dengan Pemberi Tugas/Pemimpin Proyek, Tim Teknis, dan instansi terkait di daerah. Koordinasi dan komunikasi dalam frekuensi yang tinggi akan sangat membantu kelancaran dan keberhasilan perencanaan ini dan setiap permasalahan yang timbul akan dapat segera diselesaikan.

Dengan seringnya berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pihak Pusat maupun daerah, diharapkan akan memperlancar dan mempercepat dalam menyelesaikan permasalahan yang mungkin akan terjadi. Survey lapangan dalam rangka mengidentifikasi kondisi hasil pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi serta masukan terhadap permasalahan yang dihadapi. Secara garis besar hal-hal yang perlu dikoordinasikan antara lain :

Menyamakan interpretasi tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Mendiskusikan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan khususnya pekerjaan survey lapangan.

Merencanakan sistem komunikasi yang efektif dan terorganisir antara Konsultan dan Pemberi Tugas/Tim Teknis serta semua instansi terkait baik di Tingkat Pusat maupun Daerah.

Mempermudah didapatkannya prosedur dan perizinan (surat izin survey) yang diperlukan dari Pemberi Tugas.

Adapun instansi daerah yang terkait dengan kegiatan ini adalah:

F.3.1.BappedaUntuk menyelaraskan antara program pengembangan program pembangunan prasarana dan sarana air minum dan air minum di wilayah studi, Konsultan perlu melakukan koordinasi dengan Bappeda baik Bappeda Propinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun Bappeda Kabupaten yang memiliki Wilayah studi. Hal ini mengingat tugas dan fungsi Bappeda sebagai instansi yang melaksanakan perencanaan pembangunan di daerah.

Berbagai data dan informasi tentang perencanaan pembangunan daerah khususnya yang terkait dengan perencanaan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi seperti, studi perencanaan dan penentuan serta kebutuhan prasarana dan sarana air minum, Rencana Strategis Pembangunan Daerah dan sebagainya. Jenis data lainnya yang diperkirakan tersedia di Bappeda antara lain data penduduk, metode proyeksi penduduk dan arah perkembangan wilayah/daerah, rencana induk kabupaten/kota, rencana pengembangan prasarana dan sarana air minum Wilayah studi serta program infrastruktur lainnya yang telah direncanakan. Data-data tersebut diperlukan untuk menganalisa wilayah studi aspek fisik dan sosial ekonomi.F.3.2.Dinas Tata KotaDinas Tata Kota diharapkan membantu menyediakan datadata yang berkaitan dengan arah perkembangan daerah serta rencana peruntukkan lahan. Pendekatan terhadap rencana tata ruang sangat diperlukan agar kebijakan dan program pembangunan prasarana dan sarana air minum dan di Wilayah studi dapat harmonis atau sinkron dengan kebijakan tata ruang yang ada.F.3.3.Badan Pertanahan Nasional

Konsultan akan berkoordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional terutama untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan batas administratif secara umum, batas batas administrative wilayah studi, batas hutan lindung, status lahan di rencana sumber air baku dan data lainnya yang berkaitan dengan penyusunan Rencana Induk ini. F.3.4.Dinas Pekerjaan UmumKonsultan akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), terutama dalam hal-hal yang menyangkut data pembangunan yang berkaitan dengan infrastruktur dan prasarana dan sarana air minum dan air minum wilayah studi di wilayah studi.

F.3.5.Dinas Pertambangan dan Energi Dinas Pertambangan dan Energi diharapkan dapat memberi masukan dalam hal data-data hidrogeologi wilayah studi wilayah studi. Konsultan akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU), terutama dalam hal-hal yang menyangkut data sumber air baku yang berasal dari air tanah maupun kondisi waduk/kolong yang ada di wilayah studi.F.3.6.Badan Pusat StatistikData data statistik yang terkait dengan kependudukan, perekonomian, dan data lainnya yang terkait diharapkan dapat dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik baik di Pusat dan Daerah.

F.3.7. Lembaga Terkait LainnyaDalam kegiatan ini akan dilakukan koordinasi dengan lembaga terkait terutama dengan pengelolaan air minum di Wilayah studi, seperti pihak swasta yang terkait dengan pengelolaan air minum di Wilayah studi.F.4.METODOLOGI PENYUSUNAN RENCANA INDUKDalam melakukan penyusunan Rencana Induk pengembangan SPAM di Wilayah studi ini konsultan menyiapkan metodologi langkah-langkah atau tahapan-tahapan yang sistematis seperti seperti terlihat pada Gambar F.2.

Gambar F2. Pendekatan Teknis Penyusunan Rencana Induk SPAM

F.4.1. Evaluasi Wilayah StudiTujuan sub kegiatan ini adalah untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional/nasional kota/kawasan Kabupaten Wilayah studi mengingat karakteristik dan fungsi kabupaten sangat menentukan dalam studi/investigasi yang diperlukan nantinya. Dalam hal ini, analisis mengenai kondisi social ekonomi dan demografi serta tata guna lahan eksisting/rencana perlu dilakukan sedini mungkin.

Pada tahapan ini diperlukan pengumpulan data dasar perencanaan yang antara lain meliputi :

1. Fungsi strategis kota

a. Rencana Induk Kota (RIK)

b. Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK)

c. Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK)

d. Rencana Umum Kota (RUK)

2. Peta topogragi, foto udara tergantung luas daerah studi/perencanaan

3. Data dan peta gambaran umum hidrologi, sumber air, topografi, klimatologi, fisiografi dan geologi

4. Data curah hujan dan tangkapan air

5. Penggunaan lahan dan rencana tata guna lahan

6. Data demografi saat ini dan 10 (sepuluh) tahun terakhir, penyebaran penduduk dan kepadatan

7. Data sosial ekonomi karakteristik wilayah dan kependudukan ditinjau dari aspek sosial ekonomi :

Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Mata pencaharian dan pendapatan masyarakat

Adat isitiadat, tradisi dan budaya

Perpindahan penduduk dan pengaruhnya terhadap urbanisasi dan kondisi ekonomi masyarakat

8. Data kesehatan kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan :

Statistik kesehatan/kasus penyakit

Angka kelahiran, kematian dan migrasi

Data penyakit akibat yang buruk (water borne diseases)

Sarana pelayanan kesehatan

9. Sarana dan prasarana kota yang ada (infrastruktur)

Air minum

Saluran drainase

Pembunangan air limbah dan sampah

Listrik

Telepon

Jalan dan sarana transportasi

Kawasan strategis (pariwisata dan penduduk)

F.4.2. Evaluasi Pelayanan SPAM EksistingEvaluasi kondisi eksisting SPAM berisikan penjelasan secara global dan sistematis sistem penyediaan air minum yang ada yang dianggap penting sehingga sistem secara keseluruhan dengan mudah dapat dikenali. Disamping itu perlu juga dikenali kondisi alam setempat yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi analisis.

a. Kondisi sistem sarana dan prasarana penyediaan dan pengelolaan air minum di Wilayah studi.

Sistem Non Perpipaan

1. Aspek Teknis

Berisi penjelasan dan uraian tentang kondisi sistem penyediaan sarana dan prasarana air minum non perpipaan (baik/cukup/buruk) untuk parameter-parameter teknis yang meliputi tingkat pelayanan (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) sumber air baku dan unit-unit prasarana yang ada.

2. Aspek Pendanaan

Memuat tentang kondisi sistem penyediaan air bersih non perpipaan (baik/buruk/cukup) untuk aspek keuangan/pendanaan khususnya kemampuan masyarakat dalam penyediaan dan pengelolaan prasarana.

3. Aspek Kelembagaan dan Peraturan

Memuat tentang kondisi organisasi yang mengelola serta keberadaan peraturan yang mengatur penggunaan sumber-sumber air setempat.

Sistem Perpipaan

1. Sistem Perpipaan PDAM

a). Aspek Teknis

Merupakan penjelasan mengenai kondisi penyediaan air bersih sistem perpipaan untuk parameter-parameter teknis yang meliputi efektifitas dan efisiensi sistem, yaitu :

Tahun pembangunan sistem

Lokasi, jenis, kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku.

Jenis, jumlah, kapasitas dan spesifikasi teknis lainnya dari unit prasarana yang ada termasuk sarana penunjang.

b). Aspek Pendanaan

Berisikan penjelasan dan uraian mengenai kondisi keuangan PDAM seperti:

Pinjaman PDAM

Penerimaan dari retribusi/penjualan air

Biaya operasi dan pemeliharaan

c). Aspek kelembagaan dan Peraturan

Berisikan penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi pengelola yang meliputi :

Jumlah dan kemampuan pegawai

Struktur organisasi

Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Sistem Perpipaan Non PDAM

Sistem perpipaan non PDAM berupa swasta/masyarakat.

a). Aspek Teknis

Merupakan penjelasan mengenai kondisi penyediaan air bersih sistem perpipaan untuk parameter-parameter teknis yang meliputi efektifitas dan efisiensi sistem, yaitu :

Tahun pembangunan sistem

Lokasi, jenis, kualitas, kuantitas dan kontinuitas sumber air baku.

Jenis, jumlah, kapasitas dan spesifikasi teknis lainnya dari unit prasarana yang ada termasuk sarana penunjang.

b). Aspek Pendanaan

Berisikan penjelasan dan uraian mengenai kondisi keuangan seperti:

Pinjaman

Penerimaan dari retribusi/penjualan air

Biaya operasi dan pemeliharaan

c). Aspek Kelembagaan dan Peraturan

Berisikan penjelasan dan uraian mengenai kondisi organisasi pengelola yang meliputi :

Jumlah dan kemampuan pegawai

Struktur organisasi

Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

F.4.3. Survey Sosial EkonomiSurvey sosial ekonomi bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat termasuk budaya yang berkaitan dengan aspek sanitasi lingkungan. Sedangkan survey kebutuhan nyata memiliki 3 (tiga) tujuan utama, yaitu :

Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air bersih

Penentuan standar pemakaian air

Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan masyarakat dalam membeli air

Survey dilakukan dengan menyebarkan daftar pertanyaan yang berstruktur atau kuesioner dengan sistem random yang secara proporsional mewakili proporsi masyarakat yang tinggal di daerah pelayanan dan areal potensial untuk mendapat pelayanan (pengembangan SPAM).F.4.4. Identifikasi Sumber Air BakuUntuk mengidentifikasi ketersediaan air baku untuk kebutuhan sistem air minum di Wilayah studi ini diperlukan studi hidrologi dan studi hidrogeologi. Studi tersebut terutama dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai :

a. Jarak dan beda tinggi sumber-sumber air

b. Debit optimum (safe yield) sumber

c. Kualitas air dan pemakaian sumber saat ini

Di Wilayah studi terdapat sejumlah alternatif sumber yang berbeda. Berdasarkan pemahaman konsultan terhadap lokasi kegiatan, di wilayah studi terdapat potensi air permukaan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber air baik berupa sungai maupun danau/kolong. Alternatif sumber terpilih harus dipertimbangkan terhadap aspek ekonomi dan kehandalan sumber. Tingkat kehandalan sumber merupakan suatu faktor yang sulit dinilai secara mata uang dan penilaian bobotnya tergantung pada besar kecilnya kota atau kawasan yang dilayani

Analisis pemilihan alternatif sumber dilakukan terhadap sumber-sumber yang telah diidentifikasi menurut jenis sumber air :

Mata air

Sungai, saluran

Danau

Air tanah

Air Hujan

Dalam melakukan analisis pemilihan alternatif sumber sejumlah faktor perlu dipertimbangkan seperti :

1. Air sungai umumnya memerlukan pengolahan untuk menghasilkan air bersih sehingga sumber air sungai baru dapat diperbandingkan dengan mata air, hanya apabila lokasi penyadapan (intake) terletak dekat dengan daerah pelayanan.

2. Danau atau rawa, pengisiannya (in-flow) umumnya berasal dari satu atau beberapa sungai. Alternatif sumber danau dapat diperbandingkan dengan air permukaan (sungai), apabila volume air danau jauh lebih besar dari aliran sungai-sungai yang bermuara kedalamnya, sehingga waktu tempuh yang lama (long detention time) dari aliran sungai ke danau menghasilkan suatu proses penjernihan alami atau self purification.

3. Mata air sering dijumpai mengandung CO2 agresif yang tinggi, yang mana walaupun tidak banyak berpengaruh pada kesehatan tetapi cukup berpengaruh pada bahan pipa (korosi). Proses untuk menghilangkannya harus dilakukan sedekat mungkin ke lokasi sumber.

4. Dalam hal air permukaan (sungai) telah terkontaminasi berat, pemilihan alternatif sumber air tanah dalam dapat diajukan, mengingat kualitas tanah secara bakteriologi lebih aman daripada air permukaan.

5. Pertimbangan lain yang berkaitan dengan kebijaksanaan Pemerintahan Daerah mengenai peruntukan sumber.

Pada tahap ini dilakukan studi hidrologi yang dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber-sumber air disuatu wilayah ditinjau dari siklus hidrologi : curah hujan, evaporasi, run off, infiltrasi dan perlokasi. Tahapan studi ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data hidrologi di daerah studi dan juga didaerah yang diperkirakan merupakan daerah peresapan atau catchment area. Data tersebut merupakan data sekunder yang tercatat di dinas Meterologi, Dinas Pengairan/irigasi, Dinas Pertanian dan Stasiun Pengamat cuaca lainnya meliputi data : curah hujan, kecepatan angin dan kelembaban udara, temperatur, penguapan dan penyinaran matahari.

2. Review catatan data yang terkumpul meliputi pengecekan data yang tercatat pada instansi yang berbeda dengan cara korelasi silang.

3. Menghitung rata-rata curah hujan dan curah hujan terendah bulanan dan harian.

4. menghitung evaporasi potensial.

5. Analisis dan perhitungan debit optimal sumber.

Dalam penyusunan Master Plan Air Minum Wilayah studi ini, perlu diadakan studi analisis pemilihan sumber air baku pada suatu daerah yang direncanakan baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitas. Sedapat mungkin dicari sumber-sumber air dengan kualitas yang memenuhi persyaratan bagi air minum atau kualitasnya dapat lebih rendah, namun masih dalam batas-batas sesuai dengan kebutuhan sistem pengolahan secara konvensional. Dari segi kuantitas perlu dianalisis kelayakan ketersediaan air baku dari sumber air yang ada disesuaikan dengan kebutuhan air selama jangka waktu perencanaan.

Pemilihan sumber air untuk menjadi sumber air baku air minum harus memperhatikan :

Kualitas yang cukup baik dan kuantitas yang memadai

Kemudahan dalam operasional dan pemeliharaan

Biaya yang ekonomis

Pemilihan sumber air baku ini ditentukan dengan penelitian yang teliti agar sistem penyediaan air minum yang direncanakan memenuhi persyaratan yang berlaku dan memenuhi kebutuhan konsumen serta tidak merusak kelestarian sumber. Sasaran prosedur pemilihan sumber air baku dalam penyusunan Master Plan Sistem Penyediaan Air Minum Wilayah studi ini adalah memberikan identifikasi sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sesuai horizon perencanaan dengan penekanan pada :

Pengaruh yang ditimbulkan akibat pengambilan sumber air terdapat pemakai sumber lainnya yang terendah.

Investasi untuk biaya eksplotasi serta biaya pengoperasian dan pemeliharaan dibuat yang terendah.

Dampak Lingkungan yang mungkin timbul diusahakan sekecil mungkin.

Prosedur yang ditempuh dalam pemilihan sumber yang akan direkomendasikan mengikuti urutan sebagai berikut :

Identifikasi termasuk aspek perijinan.

Evaluasi sumber dengan tinjauan terhadap sektor-sektor lain yang menggunakan/memakai sumber.

Evaluasi finansial.

Analisis dampak lingkungan.

F.4.5. Identifikasi Sumber Air Baku PotensialProyeksi kebutuhan air dalam suatu proyek penyediaan air bersih merupakan hal yang sangat penting karena merupakan dasar penentuan biaya investasi. Perkiraan kebutuhan air harus didasarkan pada kondisi sosial ekonomi dan survey kebutuhan nyata. Kebutuhan air ditentukan berdasarkan :

Penduduk yang dilayani

Pemakaian air/kapita/orang

Kebutuhan non domestic (komersial, industri, social, dan lain-lain)

Dalam perkiraan kebutuhan berbagai faktor lainnya perlu juga diperhitungkan antara lain:

Kebocoran/kehilangan air baik pada sistem produksi maupun distribusi

Kebutuhan yang belum terpenuhi secara penuh (unsatisfied demand)

Peningkatan laju pemakaian air perkapita sejalan dengan peningkatan taraf hidup masyarakat

Peningkatan mutu pelayanan

Kebutuhan hari maksimum

1). Pemakaian air

Secara tepat, angka pemakaian air perkapita per hari harus didasarkan pada Survey Kebutuhan Nyata tetapi pada umumnya angka tersebut akan berkisar pada :

Metro : 190 l/h/o

Besar : 170l/o/h

Sedang : 150 l/o/h

Kecil : 130 l/o/h

Kota desa : 100 l/o/h

Laju pemakaian air harus diproyeksikan meningkat setiap interval 5 (lima) tahun selama periode perencanaan. Peningkatan ini berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat (diasumsikan meningkat).

2). Target Pelayanan

Target pelayanan air minum pada Wilayah studi akan mempertimbangkan target MDGs 2015 yaitu akan melayani separuh dari penduduk yang belum mendapatkan akses air minum saat ini. Sedangkan pencapaian target pelayanan air minum sampai akhir periode perencanaan akan dilakukan secara bertahap. Penetapan pelayanan bergantung pada :

Kondisi eksisting

Kondisi sumber alternatif

Kepadatan penduduk

Kebijaksanaan pemerintah

1. Target pelayananAdalah rasio pelayanan air minum yang diperhitungkan berdasarkan jumlah penduduk yang akan mendapatkan pelayanan air bersih terhadap penduduk keseluruhan. Target pelayanan ini ditentukan sesuai dengan anjuran pemerintah. Berkaitan dengan target pelayanan, maka penyediaan prasarana air minum selain untuk memenuhi kebutuhan domestik atau kebutuhan rumah tangga bagi warga masyarakat baik melalui sambungan langsung maupun melalui kran umum, juga diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air pada berbagai fasilitas perkotaan seperti fasilitas umum, fasilitas bisnis/perdagangan maupun untuk memenuhi kebutuhan industri dan kebutuhan khusus. Mengingat bahwa penyediaan prasarana air minum harus dapat melayani sejak perencanaan hingga akhir perencanaan (waktu tertentu), maka perencanaannya dilakukan dengan mengacu pada skenario perkembangan wilayah yang telah dibuat.

2. Jenis Kebutuhan Air

Untuk suatu kawasan perkotaan, kebutuhan air bukan hanya untuk kebutuhan penduduk tetapi juga kebutuhan lainnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung yang berhubungan dengan aktifitas masyarakat. Penggunaan air suatu kawasan sangatlah beragam, mulai dari kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga, perkantoran, institusi serta sarana dan prasarana lainnya. Secara umum kebutuhan air ini dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :

a. Kebutuhan domestik, yang didasarkan pada jumlah penduduk dan bentuk sambungan yang akan dilaksanakan.

b. Kebutuhan non domestik, yang dipengaruhi oleh jenis, jumlah fasilitas yang dilayani, dll.

Pengertian air minum yang digunakan dalam pendekatan ini adalah kebutuhan air untuk seluruh kegiatan di wilayah studi, yang berupa kegiatan rumah tangga (diberi istilah kebutuhan domestik) dan kegiatan lain (non domestik) yang memerlukan air dengan standar kualitas tertentu.

Kebutuhan air untuk rumah tangga mencakup :

Kebutuhan air untuk memasak

Kebutuhan air untuk cuci pakaian dan peralatan rumah tangga

Perkiraan kebutuhan air, baik air baku maupun air bersih, didasarkan pada proyeksi penduduk. Dengan demikian maka sebelum perkiraan kebutuhan air dilakukan, terlebih dahulu perlu dibuat proyeksi penduduk dan proyeksi kegiatan-kegiatan ekonomi di wilayah perencanaan yang diperkirakan memerlukan air.

Untuk lebih jelasnya tentang pembagian kebutuhan air ini, diterangkan sebagai berikut :

Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan air untuk rumah tangga (domestik) dihitung berdasarkan jumlah penduduk tahun perencanaan. Kebutuhan air untuk daerah domestik ini dilayani dengan sambungan rumah (SR) dan hidran umum (HU). Kebutuhan air bersih untuk daerah domestik ini dapat dihitung berdasarkan persamaan berikut :

Kebutuhan air = % pelayanan x a x b

Dimana :

a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)

b = jumlah penduduk daerah pelayanan (jiwa)

Kebutuhan Air Non Domestik

Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini meliputi sarana pendidikan, kesehatan, lembaga dan institusi, tempat hiburan, tempat ibadah, lapangan olah raga, pasar, sarana umum perkotaan (public use) dan sarana perkotaan lainnya serta kebutuhan air untuk industri (industrial use). Kebutuhan air untuk daerah non domestik ini dapat dihitung dengan persamaan :

Kebutuhan air = a x b

Dimana :

a = jumlah pemakaian air (liter/ orang/ hari)

b = jumlah pengguna

3. Faktor Fluktuasi Kebutuhan Air

Jumlah pemakaian air perorangnya sangat bervariasi antara suatu daerah dengan daerah lainnya, sehingga secara keseluruhan penggunaan air dalam suatu sistem penyediaan airpun akan bervariasi. Bervariasinya pemakaian air ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : iklim, standar hidup, aktivitas masyarakat, tingkat sosial dan ekonomi, pola serta kebiasaan masyarakat dan hari libur.

Berhubungan dengan fluktuasi pemakaian air ini, terdapat tiga macam pengertian, yaitu :

Pemakaian air rata rata perhari

Pemakaian air rata rata dalam satu hari

Pemakaian air setahun dibagi dengan 365 hari

Pemakaian sehari terbanyak (max day demands)

Pemakaian air terbesar satu hari dalam setahun

Qmd = Qrata rata x faktor harian maksimum

fmd nilainya berkisar antara 1,1 2 (Al-Layla, 1977)

Qmd ini berpengaruh dalam penentuan kapasitas sistem dan sistem transmisi.

Pemakaian sejam terbanyak (kebutuhan puncak)

Pemakaian air terbesar sejam dalam satu hari

Qpuncak = Qrata rata x faktor puncak

fpuncak ini nilainya berkisar antara 2 3 (Al-Layla, 1977)

Qpuncak ini terjadi karena adanya pemakaian air yang bersamaan pada saat tertentu

Qpuncak ini berpengaruh dalam menetapkan besarnya jaringan pipa distribusi dan reservoar distribusi

4. Kehilangan Air

Kehilangan air pada sistem penyediaan air bersih adalah sejumlah air yang hilang dari sistem (non revenue). Kehilangan air yang dianggap wajar atau masih dalam batas toleransi adalah sebesar 15 % - 20 % dari total produksi.

Komponen penyebab utama kehilangan/kebocoran air adalah :

Limpahan air reservoir

Kebocoran pipa induk

Pemadam kebakaran

Sambungan ilegal

F.4.6. Identifikasi PermasalahanBerdasarkan hasil analisis dari aktivitas terdahulu (evaluasi kondisi kota/kawasan, evaluasi kondisi sistem air bersih eksisting, survey kebutuhan nyata) maka diidentifikasi baik berupa permasalahan, tantangan dan kebutuhan pengembangan sistem air minum. Kebutuhan pengembangan sistem air minum terdiri dari pengembangan pelayanan air minum sistem perpipaan dan non perpipaan.

Hal-hal yang perlu diidentifikasi dalam pengembangan pelayanan air minum sistem perpipaan antara lain :

Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada

Performa pelayanan

Tingkat kebocoran

Jumlah langganan tunggu/potensial

Kapasitas yang belum dimanfaatkan (idle capacity)

Kebutuhan pengembangan jaringan distribusi dan/atau kapasitas pengolahan

Performa kelembagaan, sumberdaya manusia dan keuangan

Sedangkan dalam pengembangan sistem pelayanan air minum non perpipaan ketersediaan sumber air baku dan kondisi sanitasi permukiman masyarakat.

F.4.7. Penyusunan Konsep Pengembangan SPAM

Dengan memadukan perkiraan kebutuhan air dan ketersediaan sumber air baku, maka dapat diidentifikasikan konsep pengembangan SPAM dikembangkan yang kemudian dipilih berbagai alternative pemecahan permasalahan/pemenuhan kebutuhan.

Setiap alternatif harus dikaji aspek teknis, ekonomis sehingga para ahli teknik dapat menganalisis dengan tepat dan cermat. Alternatif terpilih adalah yang terbaik dintinjau dari berbagai aspek tersebut. Di atas. Pra desain dari alternatif terpilih merupakan dasar dari perkiraan biaya investasi dan pra kelayakan proyek. Setelah jelas sumber air baku yang akan digunakan, maka harus dilakukan pengurusan perijinan. Setelah perijinan dilakukan pengamanan dan pengurusan sumber air baku tersebut.

Prasarana yang diperlukan dalam penyediaan air minum meliputi berbagai komponen seperti bangunan pengambilan (intake), saluran/pipa transmisi, instalasi pengolahan air, jaringan pembawa, jaringan distribusi, reservoir dan kelengkapan-kelengkapan lain yang diperlukan untuk mendukung sistem penyediaan air minum secara optimal.

Penentuan jenis prasarana yang diperlukan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti:

Jenis, letak dan lokasi sumber air.

Lokasi dan sebaran daerah pelayanan (mengacu pada skenario pengembangan kota).

Keadaan topografi pada sumber air dan daerah pelayanan.

Sistem pengaliran yang digunakan.

Kualitas air baku.

F.4.8. Konsep Pembiayaan dan Pola InvestasiPembiayaan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah studi. Berdasarkan PP 16 tahun 2005 Pasal 57, pembiayaan pengembangan SPAM meliputi pembiayaan untuk membangun, memperluas serta meningkatkan sistem fisik (teknik) dan sistem non fisik. Sumber dana untuk pembiayaan SPAM dapat berasal dari :

1. Pemerintah dan atau Pemerintah Daerah

2. BUMN atau BUMD

3. Koperasi

4. Badan Usaha Swasta

5. Dana masyarakat dan sumber lain sesuai peraturan perundang-undangan.F.4.9. Konsep Kelembagaan dan SDM Kelembagaan dari penyelenggaraan SPAM berdasarkan PP 16 tahun 2005 dapat dilakukan oleh BUMN atau BUMD, Koperasi, Badan Usaha Swasta atau Masyarakat. Dalam operasi dan pemeliharaan suatu system air bersih diperlukan tenaga-tenaga professional yang berpengalaman. Tenaga-tenaga tersebut tidak diperoleh begitu saja, tetapi harus dilatih dan dibina secara terus-menerus. Berdasarkan hal tersebut di atas, diperlukan suatu penilaian terhadap kemampuan karyawan untuk menyusun suatu program pengembangan karyawan yang dicapai melalui pendidikan dan pelatihan. F.5.

METODOLOGI REVIEW DED Pada tahap ini konsultan akan melaksanakan kaji ulang atau membuat evaluasi kesiapan usulan proyek yang sudah memiliki DED. Kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Inventarisasi Kesiapan Lokasi

Pada tahap awal konsultan melakukan inventarisasi terhadap kesiapan lokasi usulan pengembangan SPAM yang akan dibiayai APBN Tahun Anggaran 2012. Secara garis besar pelaksanaan pekerjaan terbagi dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

b. Kesiapan terprogram dalam RPIJM

c. Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

d. Kesiapan lahan

e. Kesiapan sumber air bakuf. Kesiapan rencana teknis/DED pengembangan SPAM

g. Kesiapan lembaga pengelola

2. Review Terhadap Permen PU 18/2007

Pada tahap ini konsultan akan Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian DED dengamn syarat ketentuan penyusunan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM dengan yang diatur dalam Permen PU No. 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Syarat dan ketentuan penyusunan DED tersebut harus memuat:

a. Rancangan detail kegiatan

b. Perhitungan dan gambar teknis

c. Spesifikasi teknis

d. Rencana anggaran biaya

e. Analisis harga satuan

f. Tahapan dan jadwal pelaksanaan

g. Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan, dan pemaketan)3. Review Terhadap Spesifikasi dan Kriteria Teknis

Pada tahap ini konsultan akan melakukan review terhadap pemenuhah spesifikasi dan kriteria teknis yang diatur dalam NSPM bidang air minum. 4. Review Terhadap Rencana Detail

Pada tahap ini konsultan akan melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail, perhitungan, dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM. Gambar F3. Metode Rewiew DED

F.6.

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Pada Prinsipnya metodologi pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada lingkup pekerjaan sebagaimana tertulis pada Kerangka Acuan Kerja. Secara garis besar metodologi pelaksanaan pekerjaan terbagi dalam tahapan sebagai berikut:

F.61.Tahap PersiapanKegiatan tahap persiapan yang akan dilakukan konsultan terdiri dari segala hal yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas selanjutnya.

Pekerjaan persiapan pada prinsipnya terdiri dari pekerjaan persiapan administrasi dan teknis. Secara lebih rinci pekerjaan tahap persiapan ini mencakup pekerjaan berikut ini.

a. Penyiapan Peralatan Kantor

Dalam hal ini konsultan akan menyiapkan kantor/ruang kerja dan sarana kerja antara lain kendaraan, komputer dan printer, furniture, alat tulis kantor, dan sebagainya. Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja pengadaan fasilitas tersebut menjadi tanggung jawab Konsultan.

b. Penyiapan/Mobilisasi Personil

Memantapkan personil sebagai Tim Perencana dan meminta persetujuan Pemberi Tugas. Pemilihan personil yang profesional merupakan bagian terpenting untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan pekerjaan ini. Konsultan akan merekrut tenaga ahli sesuai klasifikasi dan kualifikasi yang disyaratkan dalam penugasan ini.

Agar pelaksanaan pekerjaan dapat terorganisir dengan baik dan berjalan lancar, maka Konsultan akan memberikan uraian tugas dan tanggung jawab untuk masing-masing posisi/penugasan. Dengan adanya uraian tugas yang jelas ini akan membantu tenaga ahli bekerja lebih produktif dan efektif.

c. Observasi KAK

Pada tahap ini tenaga ahli yang ada akan melakukan analisa dan observasi terhadap KAK sehingga masing-masing tenaga ahli dapat membuat kesimpulan terhadap maksud dan sasaran pekerjaan. Dengan adanya kegiatan ini diharapkan seluruh tenaga ahli dapat memiliki pemahaman dan persepsi yang sama terhadap KAK khususnya yang berkaitan dengan sasaran dan lingkup kegiatan.d. Penyusunan Metodologi Pelaksanaan

Tenaga Ahli dikoordinir Team Leader akan menyusun metodologi pelaksanaan, berdasarkan isu pokok serta kendala penting yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan pekerjaan.

e. Penyusunan Rencana Kerja

Konsultan akan menyusun jadwal rencana kerja secara detail sebagai pedoman dan kontrol waktu pelaksanaan pekerjaan. Jadwal Rencana Kerja ini menguraikan jangka waktu yang diperlukan dan waktu penyelesaian setiap tahapan pekerjaan termasuk, jadwal penugasan personil, jadwal diskusi dan jadwal penyerahan laporan.

f. Pengumpulan Data Awal

Pada tahap ini konsultan akan melakukan pengumpulan data berupa kebijakan atau peraturan yang terkait dengan kegiatan pembangunan prasarana dan sarana air minum di wilayah studi.Data Teknis berupa data jenis sarana dan prasarana lingkungan di wilayah studi dan Studi terkait yang ada maupun data sekunder yang tersedia di Pemerintah Pusat. Untuk mendapatkan orientasi awal terhadap wilayah studi konsultan juga akan mengadakan pengumpulan data dari BPS Jakarta.

g. Pengolahan Data dan Kajian Awal

Kegiatan akhir dari tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pengolahan data awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran awal permasalahan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi.Selanjutnya seluruh kegiatan dalam tahap ini akan dituangkan dalam laporan pendahuluan, yang akan diserahkan kepada pemberi tugas 1 (satu) bulan setelah (SPMK).

F.6.2.Tahap Pengumpulan DataPada tahap ini Tenaga Ahli Konsultan masing-masing keahlian dan penugasannya akan melakukan pengumpulan data dan identifikasi tentang karakteristik wilayah studi, informasi yang berkaitan dengan kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman, data perencanaan dan pembangunan sarana dan infrastruktur wilayah kelembagaan terkait serta permasalahan yang dihadapi.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

a. Survey (Pengumpulan Data)

Pada dasarnya kegiatan survey adalah kegiatan pengumpulan data, berdasarkan jenisnya data yang dikumpulan dapat dibedakan atas dua jenis data yaitu data sekunder dan data primer.

1. Data sekunderData ini diperoleh tidak langsung dari sumber informasi melainkan dari instansi/dinas terkait dengan kegiatan yang sedang dilakukan. Biasanya data sekunder merupakan pendukung data primer, yang bisa berupa laporan, hasil penelitian, monografi dan sebagainya. Jenis data sekunder yang akan dikumpulkan konsultan diataranya:

a) Kondisi umum fisik wilayah studi Wilayah studi termasuk batas administratif

b) Kondisi sosial dan perekonomian masyarakat

c) Rencana Umum Tata Ruang Wilayahd) Peraturan dan Kebijakan Air Minume) Laporan atau hasil pelaksanaan kegiatan pembangunan air minum di Wilayah studif) Laporan atau studi terkait lainnya

Pengumpulan data sekunder dapat diperoleh dari instansi terkait, yaitu:

a) Bappeda

b) Dinas Tata Kota

c) Badan Pertanahan Nasional

d) Kantor Statistik

e) Dinas Dinas Pekerjaan Umum di wilayah studif) Lembaga terkait (mitra swasta pengelolaan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi)

2. Data primer

Adalah data yang diperoleh dari sumber informasi (Hasil penelitian atau responden langsung). Data ini merupakan informasi utama yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan yang direncanakan semula. Data primer ini informasinya sangat detail, karena disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Pengumpulan data primer akan diperoleh pada saat konsultan melakukan survei lapangan dengan melakukan kegiatan pengamatan dan diskusi dengan pelaku pembangunan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi.

Tabel F.1. Contoh Jenis dan Sumber Data

NoJenis DataSumber Data

ATeknis

Peta: Peta wilayah studi, Peta Daerah Pelayanan, Peta Tata Guna Lahan, Peta Rencana Pengembangan Wilayah, Peta hidrologi, air minum di Wilayah studi dan lain-lainBappeda, Dinas Tata Kota, BPN, Dinas Pekerjaan Umum dll.

Data Fisik dan Lingkungan wilayah studi: Jenis dan kondisi perumahan, jenis dan kondisi prasarana lingkungan dan sebagainya, jenis, pemakaian, dan kondisi sumber air baku Bappeda, BPS, Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain

Program Pengembangan Prasarana dan Sarana air minum di Wilayah studi Bappeda, Dinas PU, Dinas Tata Kota dan lain-lain

BSosial dan Ekonomi

Kependudukan, pendidikan Mata Pencaharian, Pendapatan Masyarakat, Bappeda, BPS, kuesioner

Pengumpulan data primer yang didapat dari kegiatan survey lapangan kedaerah perencanaan, kegiatan surver tersebut antara lain :a. Survey Sosial Ekonomi

Survey Sosial ekonomi dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan keadaan sosial ekonomi dan budaya masyarakat daerah perencanaan. Dari hasil survey ini diharapkan dapat diketahui informasi tentang :

Kependudukan

Fasilitas Sanitasi dan Kondisi Kesehatan Masyarakat

Tingkat Perekonomian Masyarakat

Kemauan dan kemampuan membayar

Peran serta masyarakat

Metode yang digunakan adalah dengan cara penyebaran kuesioner kepada masyarakat. Penetapan wilayah survey direncanakan daerah pelayanan eksisting dan rencana daerah pelayanan (pengembangan).

b. Survey Kebutuhan Nyata

Ada 3 tujuan utama survey kebutuhan nyata yaitu

Penentuan keinginan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan air bersih

Penentuan standar pemakaian air

Penelitian tingkat kemauan dan kemampuan

c. Survey HidrogeologiSurvey hidrogeologi dimaksudkan untuk menilai kehandalan sumber-sumber di daerah perencanaan ditinjau dari siklus hidrologi. Pada survey dilakukan pengamatan jenis batuan dan jenis sumber air baku, potensi air baku yang meliputi kualitas dan kuantitas air baku serta pemakaian air baku untuk kegiatan lain.d. Sampling Air

Pada tahap ini konsultan akan melakukan sampling air ini pada sumber-sumber air yang potensial. Selain melakukan sampling air untuk dilakukan uji laboratorium, konsultan juga akan melakukan beberapa pengukuran kualitas air di tempat untuk beberapa parameter seperti :

NoParameterAlat

1TemperaturTermometer

2pHpH meter, kertas lakmus

Pada saat melakukan kegiatan sampling air ini, konsultan akan melakukan kegiatan pengumpulan informasi dan pencatatan yang berkaitan dengan sumber air seperti :

Infomasi tentang pemanfaatan sumber air dan fluktuasi.

Pengukuran debit air

Pengamatan visual terhadap kualitas air baku khususnya untuk parameter bau, warna, dan kekeruhan

Pengukuran ketinggian dan posisi (koordinat) sumber air

Melakukan pengukuran situasi badan air dan pencatatan jarak sumber air ke daerah pelayanan. Untuk sumur gali dicatat kedalaman sumur dan ketinggian muka air.

Mengukur jarak sumber ke TPA/TPS, tempat pembuangan limbah cair domestik (IPAL atau septik tank)

Pengambilan gambar (foto) dan membuat sketsa sumber air dan tata guna lahan sekitarnya

Melakukan wawancara tentang kondisi dan pemanfaatan sumber air dan fluktuasi debit pada saat musim hujan dan kemarau.

Lokasi Wilayah Studi

Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja dan Berita Rapat Penjelasan Teknis Lokasi wilayah studi dan lokasi yang akan di survey meliputi wilayah studi di Kabupaten Bangka Selatan,Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. b. Kompilasi dan Identifikasi Data

Pada tahap ini akan dilakukan kompilasi data dan informasi yang berkaitan dengan pembangunan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi. Hasil kompilasi ini berupa basis data dan informasi tersebut merupakan data pendukung penyusunan rencana. Identifikasi pengumpulan data yang dilakukan pada tahap ini akan menjadi bahan analisis penyusunan Rencana Induk. Kajian dari tahap pengumpulan data ini dituangkan pada Laporan Antara yang direncanakan berisi Rencana Kebutuhan Air Minum dan Kebutuhan Air Baku dan Rencana Penentuan dan Pemanfaatan Sumber Air Baku, serta Analisis Rencana Alokasi Sumber Air Baku.

Mengacu kepada Kerangka Acuan, maka kegiatan yang akan dilakukan meliputi :

Identifikasi kebutuhan air minum

Identifikasi Kebutuhan Air Baku

Identifikasi Pemanfaatan Air Baku

Analisis Alokasi Air Baku

c. Identifikasi dan Review Awal DEDPada tahap ini akan disampaikan hasil identifikasi dan review awal DED yang dikaji dari aspek kesiapan lokasi, kesesuaian program, kebutuhan investasi dan sebagainya. d. Konsep Awal Pengembangan SPAMPada tahap ini konsultan akan menyusun konsep awal pengembangan SPAM yang berisi kebutuhan air minum, alternatif sistem, alternatif pembiayaan dan kelembagaan pengelolaan SPAM.F.7.3.Tahap Analisa.

Pada tahap ini akan dilakukan analisa data dan permasalahan di wilayah studi. Selanjutnya akan dilakukan analisa kebutuhan pengembangan kebijakan dan strategi pengembangan prasarana dan sarana air minum di Wilayah studi serta review DED. Pada bagian ini konsultan akan menyusun rekomendasi Rencana Induk jangka pendek (1 sampai 2 tahun), jangka menengah dan kebutuhan pembangunan prasarana dan sarana air minum jangka panjang di Wilayah studi hingga tahun 2030. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

A. Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM1. Evaluasi kondisi kota/kawasan, untuk mengetahui karakter, fungsi strategis dan konteks regional nasional kota/kawasan yang bersangkutan.

2. Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota menjadi rencana induk pengembangan SPAM kabupaten/kota tersebut.

3. Evaluasi kondisi eksisting SPAM, dengan menginventarisasi peralatan dan perlengkapan sistem penyediaan air minum eksisting. 4. Identifikasi permasalahan dan kebutuhan pengembangan, perkiraan kebutuhan air dan identifkasi air baku.

5. Penyusunan kriteria teknis dan standar pelayanan yang akan diaplikasikan, yang meliputi tingkat pelayanan yang diinginkan, cakupan pelayanan, dan jenis pelayanan yang dapat ditawarkan ke pelanggan jika kegiatan ini direalisasikan.

6. Evaluasi dan perencanaan sistem transmisi air minum dan distribusi baik untuk SPAM jaringan perpipaan maupun SPAM bukan jaringan perpipaan.

7. Penyusunan rencana kebutuhan air minum

8. Penyusunan skala prioritas penggunaan sumber air baku, kebutuhan kapasitas air baku (disesuaikan dengan rencana kebutuhan air minum), dan menyusun rencana alokasi air baku yang dibutuhkan untuk SPAM yang direncanakan.

9. Penyusunan identifikasi potensi pencemar air baku, identifikasi area perlindungan air baku, dan menentukan jenis proses pengelolaan sanitasi (terutama air limbah dan persampahan) di sekitar sumber air baku petensial.

10. Penyusunan program dan investasi pengembangan SPAM untuk jangka pendek (2 tahun), jangka menengah (5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun) di wilayah studi baik untuk kawasan perkotaan maupun perdesaan berupa rencana tahapan pengembangan, rencana pengembangan kelembagaan dan SDM, rekayasa awal sistem, rekomendasi langkah-langkah penguasaan dan pengamanan sumber air baku, serta rencana tindak lanjut studi kelayakan.

11. Menyusun rencana pembiayaan dan pola investasi, yang berupa indikasi besar biaya tingkat awal, sumber pembiayaan, dan pola pembiayaan bagi pengembangan SPAM.

12.Penyusunan rencana konsep pengembangan kelembagaan penyelenggara SPAM dan rencana berjalannya penyelenggaraan SPAM tersebut. Konsep ini mencakup tinjauan terhadap struktur organisasi dan kebutuhan SDM termasuk latar belakang keahliannya.

b.Review Rencana Teknis (DED) Pengembangan SPAM

1. Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan lokasi usulan pengembangan SPAM yang akan dibiayai APBN Tahun Anggaran 2012. Kesiapan lokasi tersebut meliputi: a. Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM

b. Kesiapan terprogram dalam RPIJM

c. Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya

d. Kesiapan lahan

e. Kesiapan sumber air baku

f. Kesiapan rencana teknis/DED pengembangan SPAM

g. Kesiapan lembaga pengelola

2. Melakukan evaluasi terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis (DED) pengembangan SPAM dengan yang diatur dalam Permen PU No. 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Syarat dan ketentuan penyusunan DED tersebut harus memuat:

a. Rancangan detail kegiatan

b. Perhitungan dan gambar teknis

c. Spesifikasi teknis

d. Rencana anggaran biaya

e. Analisis harga satuan

f. Tahapan dan jadwal pelaksanaan

g. Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang, jadwal pelelangan, dan pemaketan)

3. Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis yang diatur dalam NSPM bidang air minum.

4. Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail, perhitungan, dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM.

5. Melakukan advis teknis terhadap tim penyusun DED pengembangan SPAM.

F.7.4.Tahap Penyempurnaan Akhir

Pada tahap ini konsultan akan melakukan revisi atau penyempurnaan laporan dan konsep rekomendasi kebijakan dan strategi berdasarkan masukan pada pembahasan konsep laporan akhir.

Gambar F.3. Metoda Pelaksanaan

RENCANA PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI

PERKIRAAN KEBUTUHAN AIR

RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

SURVEY SOSIAL EKONOMI & KEBUTUHAN NYATA

EVALUASI SPAM EKSISTING

EVALUASI KONDISI WILAYAH/ KAWASAN

KERANGKA ACUAN

IDENTIFIKASI SUMBER AIR BAKU POTENSIAL

SUMBER AIR BAKU POTENSIAL

KONSEP SISTEM PENGEMBANGAN SPAM

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN SPAM WILAYAH STUDI

DOKUMEN DED PENGEMBANGAN SPAM

INVENTARISASI KESIAPAN LOKASI

Sesuai

REVIEW TERHADAP PERMEN PU 18/2008

REVIEW TERHADAP SPESIFIKASI DAN KRITERIA

Belum Sesuai

TANGGAPAN DAN MASUKAN

Belum Sesuai

TANGGAPAN DAN MASUKAN

Sesuai

TANGGAPAN DAN MASUKAN

Belum Sesuai

Sesuai

REVIEW RENCANA DETAIL

Belum Sesuai

TANGGAPAN DAN MASUKAN

DOKUMEN DED HASIL REVIEW

Usulan Teknis

F-1

Usulan Teknis

F-4