BAB 8 Protein Bwat Asst 1
-
Upload
irvan-yudhistira -
Category
Documents
-
view
11 -
download
3
Transcript of BAB 8 Protein Bwat Asst 1
BAB VIII
PAGE 160
BAB VIII
PROTEIN8.1. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui reaksi pengendapan dari protein dengan penambahan larutan jenuh (NH4)2SO4.
2. Mengetahui adanya ikatan peptida pada protein dengan reaksi Biuret.
3. Mengetahui adanya gugus hidroksil fenil dalam protein dengan reaksi Millon.
4. Mengetahui adanya gugus fenil dalam protein dengan reaksi Xanthoprotein.
8.2. Teori Dasar
Protein adalah polimer dari asam amino dan merupakan sebagian besar dari tubuh manusia dan hewan yang bertingkat tinggi. Sebagian protein merupakan penyusun tubuh (daging, kulit, rambut, dan lain-lain), sebagian mempunyai fungsi katalisator (enzim) yang menyebabkan reaksi-reaksi tertentu dapat berlangsung dengan baik pada kondisi tubuh. Protein yang lain berfungsi sebagai pengatur (hormon) dan immunologi (pertahanan tubuh). Protein disusun oleh asam amino dengan melalui ikatan amida, yang disebut ikatan peptida.
(Ir. Respati. Pengantar Kimia Organik Jilid II. Hal. 173)
Berbeda dengan lemak dan protein dimana susunan dasarnya adalah C, H, dan O, maka protein kecuali tersusun atas ketiga unsur tersebut, masih besi dan juga unsur-unsur yang lain. Persentase rata-rata dari unsur-unsur di dalam bermacam-macam protein adalah kurang lebih sebagai berikut:Karbon
: 50 - 55%
Hidrogen: 6,5 - 7,3%
Oksigen: 20 - 24%
Nitrogen: 15 - 18%
Belerang: 0,4 - 2,5%
Pospor
: 0,1 - 1,0%
(Sastrohamidjojo, Hardjono. Kimia Organik. Hal. 117)Klasifikasi protein antara lain:1.Protein-protein sederhana
Protein bila dipecah menjadi satuan-satuan yang lebih sederhana yang hanya menghasilkan asam-asam amino atau turunannya. Yang termasuk di dalamnya adalah :- Albumin
Oleh panas menggumpal, larut dalam air dan dalam larutan garam yang encer. Albumin telur, albumin serum terdapat dalam darah, laktalbumin dari susu.- Globulin
Terdapat dalam biji-bijian dan dalam darah binatang. Menggumpal oleh panas, tak larut dalam air, larut dalam larutan netral encer dari garam-garam dari asam-asam kuat, basa kuat (NaCl, MgSO4).
- Glutelin
Terdapat dalam biji-bijian. Tidak larut dalam air atau dalam larutan-larutan encer, larut dalam asam atau alkali encer. Glutelin terdapat dalam gandum.-Prolamin
Terdapat dalam sebangsa gandum atau padi. Tidak larut dalam air, larut dalam alkohol 80 %.
-Albuminoid
Terdapat dalam jaringan-jaringan, rambut, bulu, tanduk, kuku, dan sebagainya. Tidak larut dalam air, larutan garam, asam encer, atau alkali encer.-Histone
Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam air, atau dalam larutan NH4OH encer. Bila terhidrolisis memberikan sejumlah asam-asam amino terutama asam-asam diamino. Histone terdapat dalam kelenjar timus.
-Protamin
Tidak menggumpal oleh panas, larut dalam larutan ammonia dan dalam air. Mereka adalah basa dan membentuk garam yang stabil dengan asam-asam kuat. Sturin dan salinin terdapat dalam sejenis ikan.
Protein sederhana dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
a.Protein yang berbentuk fibrous, tak larut dalam air, asam, alkali dan larutan-larutan garam.
b.Protein yang berbentuk globuler, protein yang larut dalam salah satu dari media.2.Protein terkonjugasi
Peruraian dari senyawa ini menunjukkan bahwa mereka terbentuk atas protein-protein sederhana dan gugus-gugus lain yang tidak menunjukkan sifat protein. Yang termasuk di dalam golongan ini adalah :a.Kromoprotein (Haemoglobin)
Protein sederhana ini dalam senyawanya disatukan dengan gugus yang mempunyai warna, misalnya Haemoglobin dari darah merah.
b.Glikoprotein
Dalam rangkaianya terdapat gugus karbohidrat.
c.Pospoprotein
Terdapat dalam susu, di dalam molekulnya terdapat pospor.
d.Nukleoprotein
Terdapat tambahan gugus asam nukleat.
e.Lesitoprotein
Gugus tambahan adalah lesitin.
3.Turunan protein
a.Turunan-turunan protein yang pertama
-Protean
Tak larut dalam air. Pertama-tama dihasilkan karena pengaruh asam-asam, enzim-enzim, atau air. Misalnya edestan dari edestin.
-Meta protein
Dihasilkan oleh pengaruh yang lama dari zat-zat penghidrolisis terhadap protein. Mereka larut dalam asam atau alkali lemah, tetapi tak larut dalam larutan-larutan netral. Misalnya asam albuminat (asam metaprotein) dan alkali albuminat (alkali metaprotein).
-Protein teragulasi
Merupakan hasil-hasil yang tak larut oleh pengaruh panas atau alkohol kuat terhadap protein.
b.Turunan-turunan protein kedua
-Proteosa
Larut dalam air dan tidak menggumpal oleh panas. Mereka diendapkan dari larutan berair dengan menjenuhkan dengan amonium sulfat.
-Pepton
Hasil-hasil ini larut dalam air, tidak menggumpal oleh panas ataupun terendapkan oleh penjenuhan dengan amonium sulfat. Mereka memberikan reaksi biuret. Pepton dan proteosa adalah polipeptida-polipetida.
-Peptida
Mereka terbentuk dari beberapa molekul asam amino, dan mempunyai struktur dari amida.
(Sastrohamidjojo, Hardjono. Kimia Organik. Hal: 119-121)Macam-macam reaksi identifikasi pada protein :a.Pengendapan dengan garam
Biasanya yang digunakan untuk zat penambah adalah (NH4)2SO4.
(Ernest, RM. Biochemistry Introduction to Dynamic Biology University of Rochertes. Hal. 65)
b.Reaksi Biuret
Larutan protein dibuat alkali dengan natrium hidroksida dan ditambahkan juga setetes larutan tembaga sulfat encer. Bila ini sesuai dengan larutan yang diselidiki akan timbul warna merah-violet atau biru-violet. Tes ini positif untuk senyawa-senyawa yang mengandung gugus amida asam, jadi tidak hanya untuk protein, tetapi terhadap zat-zat seperti biuret dan malonamida juga dapat.
c.Reaksi Millon
Pereaksi millon dibuat dengan melarutkan merkuri didalam asam-asam nitrat pekat, kemudian dilarutkan dengan air. Pereaksi mengandung merkuri nitrat dan nitrit. Tes ini akan memberikan warna merah atau endapan merah, bila protein dibiarkan beberapa lama dengan pereaksi atau bila campuran dipanaskan. Reaksi tergantung adanya gugus hidroksifenil, jadi tes positif untuk adanya tirosin.
d.Reaksi Xanthoprotein
Kebanyakan dari protein-protein ini bila ditambah dengan asam nitrat pekat akan memberikan warna kuning atau endapan kuning. Penambahan dengan basa akan merubah warna menjadi jingga. Tes ini tergantung adanya inti benzena di dalam protein (pembentukan dari nitro dan dinitro benzena), hingga tes ini spesifik untuk tirosin dan triptopan. Reaksi ini dan reaksi millon lebih baik daripada reaksi biuret. (Sastrohamidjojo,Hardjono. Kimia Organik, hal : 144-145)Ciri-ciri protein adalah :
a.Molekul yang sangat besar oleh itu ia tidak boleh meresap melalui membran plasma.b.Tidak larut dalam air tetapi membentuk larutan koloid, oleh itu protein mesti dicernakan menjadi asam amino dahulu.
c.Asam amino adalah molekul-molekul yang paling ringkas.
d.Larut dalam air dan boleh meresap melalui membran plasma.
e.Badan kita menyerap protein dalam bentuk asam amino.
(http://www.members.fortunecity.com)
8.3. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan :
batang pengaduk beakerglass botol aquadest bunsen corong kaca gelas ukur karet penghisap. penjepit kayu pipet tetes
pipet volume
rak tabung reaksi tabung reaksiB. Bahan-bahan yang digunakan :
amoniumsulfat [(NH4)2SO4]
aquadest (H2O).
asamnitrat (HNO3)
kaliumhidroksida (KOH)
putih telur (C17H112N18O22S)
reagen Millon [Hg(NO3)2]
tembaga(II)sulfat (CuSO4)
8.4. Prosedur Percobaan
1. Membuat larutan putih telur
Melarutkan 2 mL putih telur dengan 10 mL aquadest
Mengaduknya dan menggunakan larutan koloidal tersebut untuk percobaan-percobaan selanjutnya.
2. Pengendapan dengan garam
Memasukkan 4 mL larutan putih telur ke dalam tabung reaksi dan menambahkan beberapa tetes larutan (NH4)2SO4 jenuh ke dalamnya dan mengamati perubahan yang terjadi.
3. Reaksi Biuret
Menambahkan 3 tetes larutan CuSO4 ke dalam 5 mL larutan putih telur
Menambahkan KOH encer tetes demi tetes dan mengamati perubahan yang terjadi.
4. Reaksi Millon
Mendidihkan 2 mL larutan putih telur dengan 1 mL reagen Millon
Mengamati warna koagulan yang terjadi.
5. Reaksi Xanthoprotein
Memanaskan 1 mL larutan putih telur dengan 1 mL HNO3 pekat
Mengamati warna koagulan yang terjadi.
8.5. Hasil Pengamatan
Tabel 8.5.1 Data pengamatan proteinNoPerlakuanPengamatanKesimpulan
1.
2.
3.
4.5.Membuat larutan putih telur
Putih telur + aquadest (larutan I)
Pengendapan dengan garam
Larutan I + (NH4)2SO4
(larutan II)Reaksi Biuret
Larutan I + CuSO4 (larutan II) Larutan II + KOH (larutan III)Reaksi Millon
Larutan I + reagen Millon (larutan II) Larutan II
Reaksi Xanthoprotein
Larutan I + HNO3 (larutan II) Larutan II
Larutan berwarna putih keruh Timbul serat-serat putih
Larutan tak berwarna
Terdapat endapan berwarna putih
Larutan berwarna biru keruh Larutan berwarna biru-violet Larutan berwarna putih keruh Terdapat endapan berwarna putih Larutan tak berwarna
Terdapat endapan berwarna merah
Larutan berwarna kuning keruh
Terdapat endapan berwarna kuning
Larutan berwarna kuning jenih
Terdapat endapan berwarna kuningTerbentuk larutan koloidal putih telurTerjadi proses pengendapan dengan garam.Terdapat ikatan peptida pada putih telur dengan reaksi Biuret.
Terdapat gugus hidroksi fenil pada putih telur dengan reaksi Millon.
Terdapat gugus fenil pada protein dengan reaksi Xanthoprotein.
8.6. Persamaan Reaksi
1. Pengendapan dengan garam
(Protein)
(Amoniumsulfat) (amoniumprotein) (asamsulfat) (Ernest R.M Kay. Biochemistry An Introduction to Dynamic Biology. Hal. 65)2. Reaksi Biuret
(Protein) (Tembagasulfat) (Kaliumhidroksida) (Tembagaprotein) (Kaliumsulfat) (Air)
(Ernest R.M Kay. Biochemistry An Introduction to Dynamic Biology. Hal. 70) 3. Reaksi Millon
HgSO4 + 2HNO3 Hg(NO3)2 + H2SO4(Merkurisulfat)(Asamnitrat) (Merkurinitrat) (Asamsulfat)
(Tirosin) (Merkurinitrat) (Merkuritirosin) (Air)(Ernest R.M Kay. Biochemistry An Introduction to Dynamic Biology. Hal: 68 dan 71) 4. Reaksi Xanthoprotein
(tirosin) (asamnitrat) (ortonitrotirosin) (Ernest R.M Kay. Biochemistry An Introduction to Dynamic Biology. Hal. 71) 8.7. Pembahasan
1. Pengendapan dengan garam
Bila protein ditambahkan amoniumsulfat [NH4)2SO4] maka daya larut protein akan berkurang akibatnya protein terpisah sebagai endapan. Penambahan garam amoniumsulfat [NH4)2SO4] pada larutan putih telur mengakibatkan turunnya kelarutan sehingga terdapat endapan.
2. Reaksi Biuret
Pada reaksi Biuret, larutan putih telur memiliki warna ungu setelah bereaksi dengan CuSO4 dan KOH. Hal ini terjadi karena warna ungu menunjukkan adanya Cu yang terikat pada dua buah ikatan peptida. Warna ungu menunjukan ikatan peptida yang terikat dalam protein sangat banyak, sehingga Cu2+ yang terikat juga semakin banyak. Pada saat dimana endapan larut kembali setelah penambahan KOH berlebih membuktikan bahwa protein bersifat reversibel (dapat larut kembali).
3. Reaksi Millon
Reaksi antara reagen Millon dengan larutan putih telur akan menghasilkan koagulan yang berwarna merah seperti daging, yang disebabkan adanya ion Hg2+ dari reagen Millon. Hal ini menunjukan adanya gugus hidroksi fenil dalam protein.
4. Reaksi Xanthoprotein
Penambahan HNO3 pekat pada protein akan membentuk koagulan kuning. Setelah dipanaskan koagulan akan memisah dan larutan menjadi jernih. Reaksi ini terjadi karena adanya reaksi nitrasi pada inti benzena dari protein sehingga mengendap dalam bentuk koagulan. Koagulan menunjukan adanya gugus fenil dalam protein.
8.8. Kesimpulan
1. Terjadi reaksi pengendapan dengan penambahan larutan garam (NH4)2SO4 jenuh.
2. Terdapat ikatan peptida pada protein dengan reaksi Biuret.
3. Terdapat gugus hidroksi fenil pada protein dengan reaksi Millon.
4. Terdapat gugus fenil pada protein dengan reaksi Xanthoprotein. EMBED ChemDraw.Document.6.0
EMBED ChemDraw.Document.6.0
EMBED ChemDraw.Document.6.0
EMBED ChemDraw.Document.6.0
EMBED ChemDraw.Document.6.0
_1090375889.unknown
_1090376000.unknown
_1090375896.unknown
_1090375803.unknown
_1090375802.unknown