Bab 4 Seminar

download Bab 4 Seminar

of 2

description

jj

Transcript of Bab 4 Seminar

BAB 4. KESIMPULAN4.1 KesimpulanMenurut Mansjoer (2000), cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak dimana cidera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat trauma tumpul, trauma tajam ataupun kecelakaan lalu lintas. Pada hari pemeriksaan tanggal 4 Agustus 2014, Tn. S di diagnosa medik COB + SDH + ICH + Post trepanasi hari ke 31 + post tracheostomyhari ke 31. Dari hasil pengkajian didapatkan beberapa masalah keperawatan utama yang dialami pasien yaitu Ketidakefektifan perfusi jaringan otak behubungan dengan trauma kepala, Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas: adanya jalan nafas buatan, penumpukan sekret yang berlebihan, Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit. Upaya yang telah dilakukan kurang lebih selama selama 3 hari (4 Agustus 2014 - 6 Agustus 2014) dalam menangani masalah ketidakefektifasn perfusi jaringan serebral adalah pemeriksaan TTV secara berkala, pemeriksaan GCS, pemberian posisi head up15-30o , pemantauan intake dan output cairan, keadaan pupil, reaksi terhadap cahaya. Berdasarkan hasil analisa, masalah ketidakefektifan perfusi jaringan serebral masih belum teratasi dengan hasil GCS klien E1VxM1, klien masih blum sadarkan diri, tekanan darah baik sistolik maupun diastolik masih belum sesuai dengan hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat.Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada Tn. S selama 3 hari adalah pemeriksaan TTV, auskultasi adanya suara nafas tambahan, fisioterapi dada, melakukan suction, pemberian posisi semifowler, dan evaluasi suara nafas. Berdasarkan hasil analisa, masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas teratasi sebagian dengan hasil status pernafasan pasien: kepatenan pernafasan dan status pernafasan pasien : ventilasi masih belum sesuai dengan kriteria hasil dari rencana keperawatan yang telah dibuat.Masalah keperawatan selanjutnya adalah hipertermi, dimana tindakan yang sudah dilakukan selama 3 hari pada Tn. S adalah pemeriksaan TTV, pemberian kompres hangat, injeksi obat paracetamol dan antrain per IV, dan evaluasi suhu pasien. Berdasarkan hasil analisa, masalah hipertermi teratasi sebagian dengan hasil suhu tubuh pasien yang masih cukup tinggi sampai dengan keperawatan pada hari ketiga sebelum pasien meninggal. Masalah keperawatan selanjutnya pada Tn. S adalah resiko infeksi, dimana tindakan yang sudah dilakukan adalah pemeriksaan TTV, injeksi antibiotic sesuai dengan keadaan pasien, melakukan tindakan keperawatan dengan teknik aseptic, perawatan anak kanul dan tracheostomi, evaluasi suhu. Berdasarkan hasil analisa, masalah resiko infeksi teratasi sampai dengan hari ketiga sebelum pasien meninggal.

4.2 Saran4.2.1 Bagi Pelayanan KeperawatanMakalah ini dapat dijadikan sebagai suatu referensi dan pedoman dan diharapkan dapat meningkatkan ilmu dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan cedera kepala berat dengan beberapa komplikasi yang muncul di ruang pelayanan keperawatan.4.2.2Bagi Pendidikan Kesehatan Cedera kepala berat merupakan suatu masalah persarafan yang kompleks yang dapat menyebabkan kematian dan kecacatan utama pada kelompok produktif sehingga membutuhkan perhatian khusus bagi mahasiswa maupun instansi pendidikan dalam menemukan hal-hal baru untuk peningkatan pelayanan sesuai dengan kondisi pasien dalam menstabilkan keadaan pasien.