TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

58
MODUL TINDAKAN MEDIK DAN KEPERAWATAN KELOMPOK 5 “Seorang ibu umur 26 tahun P1A0 datang kepuskesmas untuk pasang KB AKDR” 0302007211 Refta Hernawan Laksono 0302007247 Siti Asri Yani 0302007269 Wahyu Rintiyani 0302009201 Ricco Aditya Pradana 0302009204 Ricky Suritno 0302009205 Ridho M Dianto 0302009206 Rika Susanti 0302009207 Rinoka Wira Pradja Putra 0302009208 Riska Rachmania 0302009209 Riyan Budianor 0302009210 Riyan Santosa 0302009211 Rizcha Octaviani 0302009212 Rizky Fauzi 0302009213 Ronald Tedjoprayitno

description

tmk

Transcript of TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Page 1: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

MODUL TINDAKAN MEDIK DAN KEPERAWATAN

KELOMPOK 5

“Seorang ibu umur 26 tahun P1A0 datang kepuskesmas untuk pasang KB AKDR”

0302007211 Refta Hernawan Laksono

0302007247 Siti Asri Yani

0302007269 Wahyu Rintiyani

0302009201 Ricco Aditya Pradana

0302009204 Ricky Suritno

0302009205 Ridho M Dianto

0302009206 Rika Susanti

0302009207 Rinoka Wira Pradja Putra

0302009208 Riska Rachmania

0302009209 Riyan Budianor

0302009210 Riyan Santosa

0302009211 Rizcha Octaviani

0302009212 Rizky Fauzi

0302009213 Ronald Tedjoprayitno

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA

NOVEMBER 2011

Page 2: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

BAB I

PENDAHULUAN

Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau

pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim. Terdapat beberapa

metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang

efektif secara menyeluruh. Meskipun begitu, beberapa metode dapat lebih efektif

dibandingkan metode lainnya.

Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna

dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan

(yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi

dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan

sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode

kontrasepsi yang lain.

Seseorang cenderung menggunakan suatu metode kontrasepsi secara tepat ketika

semakin terbiasa dengan metode kontrasepsi tersebut. Hasilnya, perbedaan efektivitas antara

penggunaan yang tipikal dengan penggunaan sempurna semakin berkurang seiring dengan

berjalannya waktu.

BAB II

2

Page 3: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

LAPORAN KASUS

Seorang Ibu bernama Ani umur 26 tahun P1A0, dengan menggendong bayinya yang

berumur 6 bulan. Sudah haid lima hari yang lalu. Ibu itu datang ke puskesmas untuk pasang

KB- AKDR.

Setelah konseling dan diperiksa ibu Ani dapat dipasang AKDR. Pemasangan AKDR

dikerjakan sebagaimana mestinya.

BAB III

PEMBAHASAN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Ani

Usia : 26 tahun

Alamat : -

Pekerjaan : -

Keluhan Utama

3

Page 4: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Pasien datang ingin memasang KB-AKDR

Keluhan tambahan

Pasien sudah Haid 3 hari

Riwayat Kelahiran

P1A0, Pasien sudah melahirkan 1 kali dan tidak ada riwayat abortus

Anak pasien sudah beumur 6 bulan

II. ANAMNESIS TAMBAHAN

1. Apakah ada riwayat alergi?

2. Apakah masih menyusui?

3. Apakah siklus haid teratur?

4. Adakah keluhan tambahan seperti keputihan?

5. Adakah riwayat diabetes melitus?

6. Apakah ibu seorang perokok?

7. Adakah riwayat penyakit tertentu?

8. Apakah sebulan sebelumnya pernah mengalami operasi?

9. Apakah sebulan kedepan anda akan menjalani operasi?

Sebelum menjalani permintaan pasien yaitu pemasangan KB-AKDR, sebaiknya diberikan

penjalasan mengenai jenis kontrasepsi yang bisa digunakan oleh si ibu. Pihak suami juga

diberikan penjelasan mengenai jenis kontrasepsi tersebut.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

- Kesadaran : Compos Mentis

- Keadaan Umum : -

- Tanda Vital :

Suhu : -

Nadi : -

Pernafasan : -

Tekanan darah: -

4

Page 5: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

- Data Antrophometri :

Berat badan : -

Tinggi badan : -

Pemeriksaan Ginekologi

1. Pemeriksaan Organ Genitalia Eksterna

a. Inspeksi

Dengan inspeksi perlu diperhatikan bentuk, warna, pembengkakan dari

genitalia eksterna, perineum, anus dan sekitarnya. Serta dilihat juga adakah

darah atau flour albus, terutama dicari adanya peradangan, iritasi kulit, eksema

dan tumor serta adakah penonjolan dari interoitus vagina.

b. Perabaan Vulva dan Perineum

Pemeriksaan dapat dimulai dengan perabaan glandula Bartholini, dicari

apakah ada Bartholinitis, abses atau kista. Apabila ada uretritis gonoreika

maka nanah lebih jelas keluar dari orifisium uretra eksternum. Kemudian

periksa keadaan perineum, bagaimana tebalnya, tegangnya dan elastisitasnya.

2. Pemeriksaan Organ Genitalia Interna

a) Pemeriksaan dengan Spekulum

Pemeriksaan dengan inspekulo terutama apabila akan dilakukan pemeriksaan

sitologi atau terhadap gonore, trikomoniasis, dan kandidiasis atau ada proses

yang mudah berdarah. Dengan menggunakan speculum, dinding vagina

diperiksa (rugae vaginalis, sinoma, dan flour albus) dan porsio vaginalis

servisis uteri (bulat, terbelah melintang, mudah berdarah, erosi,

peradangan,polip, tumor, ulkus, terutama pada karsinoama).

b) Pemeriksaan Bimanual

Dilakukan dengan kedua tangan, dua jari atau satu jari dimasukkan ke dalam

vagina atau satu jari ke dalam rectum sedangkan tangan lainnya diletakan di

dinding perut.

c) Perabaan Vagina dan Dasar Panggul

Diperiksa apakah teraba polip, tumor, atau fistula. Pada pemeriksaan vagina

lakukan perabaan kavum Douglasi dengan menempelkan ujung jari di fornik

posterior.

d) Perabaan Servik

5

Page 6: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Pada perabaan servik perlu diperhatikan kemana menghadapnya, bentuknya,

besar dan knsistensinya, apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari

terutama ostium uteri internum.

e) Perabaan Korpus Uteri

Pada perabaan korpus uteri perlu diperhatikan letaknya, bentuknya, besar dan

konsistensinya, permukaan dan gerakannya.

f) Perabaan Parametrium dan Adneksum

Pemeriksaan ini dilakukan untuk memriksa adanya tumor maupun kista

ovarium

3. Pemeriksaan Rektoabdominal, Rektovaginal, dan Rekto-vagina-abdominal

Pada pemeriksaan ini dapat menilai keadaan septum rektovaginal, tonus muskulus

sfingter ani, selaput lender rectum, tumor, metastasis karsinoma servisi uteri, endometriosis,

tumor genital ganas yang meluas ke rectum, serta tumor pelvis.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan darah lengkap

Dapat menilai kadar hemoglobin pasien, jumlah leukosit dan laju endap darah perlu

diperiksa jika terdapat proses peradangan dan neoplasma.

2. Pemeriksaan urin

Hal ini dapat dilakukan jika ada kelainan pada saluran kemih (sedimen) dan bisa juga

mendeteksi adanya infeksi saluran kemih.

3. Pemeriksaan Ultrasonografi

Dapat dianjurkan jika pasien kemungkinan terdapat masa tumor serta menghadapi

diagnosis diferensial antara uterus gravidus, mioma, dan kista ovarium.

4. Pemeriksaan Mikroskopik

Pemeriksaan ini dilakukan jika ada inikasi seperti untuk memeriksa jamur,

trikomiosis, bakteriol vaginosis, serta untuk memeriksa adanya gonorea atau klamidia.(1)

V. PENATALAKSANAAN

Pada dasarnya prinsip dasar dari cara kerja IUD bukanlah dengan membuat suatu

reaksi aborsi secara sengaja, namun IUD membuat sebuah foreign body reaction dalam

6

Page 7: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

cavum uteri . setelah itu terbentuk sebuah reaksi yang dinamakan sebagai reaksi inflamasi

steril dalam cavum uteri yang menyebabkan sebuah lesi minimal namun dapat membuat

sebuah keadaan spermicidal, yang pada akhirnya menyebabkan sebuah suasana yang tidak

memungkinkan untuk implantasi.

Ada beberapa kontraindikasi untuk pemasangan IUD sendiri, antara lain

Hamil atau diduga sedang hamil

Keganasan pada pelvis

Vaginal bleeding yang belum diketahui penyebabnya

Infeksi pelvis, akut maupun kronik

Orang dengan resiko tinggi untuk STD

Berdasarkan keterangan diatas, kita harus memiliki data data pendukung sebelum

pemasangan IUD. Beberapa hal juga dapat dilakukan untuk mencegah hal hal yang tidak

diinginkan. Beberapa hal persiapan pemasangan IUD antara lain.

Anamnesis yang lengkap, untuk kemungkinan resiko STD

Lab (darah/urin) jika diperlukan.

Uji kehamilan. Namun pada pasien ini, kita tidak melakukannya karena pasien

mendapat haid 5 hari yang lalu.

Pemasangan IUD juga memiliki beberapa resiko, antara lain tali/string dari IUD yang

sulit dijangkau saat ingin dilepas, perforasi uteri dan infeksi pelvis. IUD sendiri tidak

menyebabkan langsung infeksi pelvis tersebut. Namun bagi wanita dengan STD, IUD akan

meningkatkan resiko infeksi pelvis, maka dari itu saat anamnesis, kita harus benar benar

yakin bahwa pasien kita bebas dari STD.

Pemasangan dari IUD sendiri dapat dilakukan kapan saja, sewaktu haid, post partum

ataupun post abortus. Namun untuk pemasangan post partum, resiko untuk ekspulsi lebih

besar dan dapat dihindari dengan pemasangan yang baik dan tepat. Sebagian ahli

menyarankan untuk member antibiotic sebagai profilaksis pada pasien dengan resiko tinggi

STD, namun sampai saat ini, belum ada kejelasan dari hal tersebut.(2)

Pasca pemasangan, benang dari IUD harus dikontrol secara berkala. Beberapa jurnal

mengatakan agar dilakukan pengecekan sendiri tiap bulan. Dokter obsgin wajib mengontrol

7

Page 8: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

keberadaan dan posisi tali IUD saat pasien control, bila tidak ditemukan, pemeriksaan dengan

USG akan sangat membantu. Bila masih tidak ditemukan dengan USG, foto polos abdomen

dapat dilakukan.

A. Persiapan

Persiapan pasien :

1. Lakukan konseling pada pasien agar mantap

2. Minta pasien buang air kecil dulu dan membersihkan kemaluan dengan sabun

3. Siapkan peralatan, cek kadaluwarsa IUD

4. Cuci tangan dengan air mengalir, bersihkan dengan handuk kering, dan setelahnya

kenakan sarung tangan yang steril

5. Periksa genitalia eksterna. Awasi adanya luka bernanah, kelenjar bartholin yang

membesar, dan kelenjar getah bening yang membesar (jika ada, pemasangan harus

ditunda dan pasien diobati dulu).

6. Pasang speculum dengan jari telunjuk kiri menekan bagian bawah. Pada inspekulo

lihat porsio, awasi adanya erosi, fluor yang ada normal atau tidak (bila ada,

pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu). Tutup speculum, miringkan, dan

keluarkan.

7. Lakukan pemeriksaan bimanual, awasi adanya nyeri goyang, besar, dan arah uterus.

Massa di adneksa (bila ada, pemasangan harus ditunda dan pasien diobati dulu)

8. Bersihkan ujung sarung tangan dalam larutan klorin dalam ember, lepas, dan

masukkan ke dalam ember.

B. Cara Pemakaian AKDR

1. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan bentuk, ukuran, dan posisi uterus.

Singkirkan kemungkinan kehamilan dan infeksi pelvis

2. Serviks dibersihkan beberapa kali dengan larutan antiseptic, misalnya merkurokrom

aja jodium.

8

Page 9: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

3. Inspekulo, serviks ditampilkan dan bibir depan serviks dijepit dengan cunam serviks

kira-kira 2 cm dari ostium uteri eksternum dengan satu gigi di dalam kanalis

servikalis

4. Masukan sonde uterus untuk menentukan arah sumbu kanalis servikalis dan uterus,

panjang kavum uteri, dan posisi ostium uteri internum. Tentukan arah ante atau

retroversi uteri. Jika sonde masuk kurang dari 5cm atau kavum uteri terlalu sempit,

insersi AKDR jangan dilakukan.

5. Tabung penyalur dengan AKDR di dalamnya dimasukan melalui kanalis servikalis

sesuai dengan arah dan jarak yang didapat waktu memasukan sonde

6. sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (plugger) menahan

AKDR dalam posisinya

7. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan, cunam

dilepaskan, benang AKDR digunting 2-3 cm keluar dari ostium uteru, dan akhirnya

speculum diangkat.

8. Pemeriksaan selanjutnya dilakukan setelah 1minggu, 3 bulan kemudian, dan

selanjutnya tiap 6 bulan.

C. Cara Mengeluarkan AKDR

9

Page 10: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Pengeluaran AKDR lebih mudah jika dilakukan sewaktu haid. Pertama dilakukan

Inspekulo, kemudian filamen ditarik perlahan-lahan, jangan sampai putus. AKDRnya akan

ikut keluar perlahan-lahan. Jika AKDR tidak keluar dengan mudah, maka lakukanlah sondase

uterus, sehingga ostium uteri internum terbuka. Sonde diputar 90% perlahan-lahan.

Selanjutnya, AKDR dikeluarkan seperti diatas. Jika filamen tak tampak atau putus, maka

AKDR dapat dikeluarkan dengan mikrokuret. Kadang-kadang diperlukan anastesi

paraservikal untuk mengurangi rasa nyeri. Dilatasi kanalis servikalis dapat dilakukan dengan

dilator atau batang laminaria. Indikasi pengeluaran AKDR ialah permintaan pasian, meno-

metroragia, infeksi pelvik dan disparenia.

D. Pengawasan Lanjutan (Follow-Up)

Pengawasan ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan 1 minggu dan 1 bulan

sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Pada setiap kali pengawasan dilakukan

pemeriksaan ginekologik, dan efek samping dicari. Selain melihat filamen, diperhatikan pula

perubahan-perubahan yang mungkin terjadi pada serviks. Dalam hal-hal yang mencurigakan,

misalnya kemungkinan adanya keganasan, dilakukan pemeriksaan usap vagina atau biopsi

serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkanlah lebih dahulu kemungkinan kehamilan.

Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik. AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika

AKDR tidak teraba, maka dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen anteroposterior dan

lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Dapat pula dilakukan pemeriksaan histerografi.

Dan jika terdapat translokasi, pengeluaran AKDR dapat dilakukan dengan laparoskopi atau

laparatom

VI. KOMPLIKASI

1. Infeksi

AKDR itu sendiri, atau benangnya yang berada dalam vagina, umumnya tidak

menyebabkan terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan disucihamakan, yakni

tabung penyalur, pendorong, dan AKDR. Jika terjadi infeksi, hal ini mungkin

disebabkan oleh sudah adanya infeksi yang subakut atau menahun pada traktus

genitalis sebelum pemasangan AKDR.

2. Perforasi

10

Page 11: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Umumnya perforasi terjadi sewaktu pemasangan AKDR walaupun bias terjadi pula

kemudian. Pada permulaan hanya ujung AKDR saja yang menembus dinding uterus,

terapi lama kelamaan dengan adanya kontraksi uterus, AKDR terdorong lebih jauh

menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai ke rongga perut.

Jika perforasi terjadi dengan AKDR yang tertutup, AKDR harus dikeluarkan dengan

segera oleh kerena dikuatirkan terjadi ileus, begitu pula untuk AKDR yang mengandung

logam.

3. Kehamilan

Jika timbul kehamilan dengan AKDR in situ, tidak akan timbul cacat pada bayi oleh

karena AKDR terletak antara selaput ketuban dan dinding rahim. Maka angka keguguran

dengan AKDR in situ tinggi.

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA

I. ANATOMI UTERUS

Uterus berbentuk seperti buah advokat atau buah peer yang sedikit gepeng kea rah

muka belakang: ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri

atas otot-otot polo. Ukuran panjang uterus adalah 7-7.5cm, lebar di atas 5.25cm dan tebal

dinding 1.25cm. letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anterversiofleksio (serviks ke

depan dan membentuk sudut dengan vagina, demikian pula, korpus uteri ke depan dan

membentuk sudut dengan serviks uteri).

Uterus terdiri atas 1). Fundus uteri; 2) korpus uteri; dan 3) serviks uteri. Fundus uteri

adalah bagian uterus proksimal, di situ kedua tuba fallopi masuk ke uterus

Korpus uteri adalah bagian uterus yang terbesar. Pada kehamilan bagian ini

mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin berkembang. Rongga yang trdapay di korpus

uteri di sebut kavum uteri (rongga rahim). Serviks uteri terdiri atas vaginalis servisis uteri

yang dinamakan porsio, pars supravaginalis servisis uteri adalah bagian serviks yang berada

di atas vagina.

11

Page 12: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Saluran yang terdapat pada serviks di sebut kanalis servikalis berbentuk sebagai

saluran lonjong dengan panjang 2,5 cm. saluran ini dilapisi oleh kelenjar-kelenjar serviks,

berbentuk sel-sel toraks bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran

serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum, dan pintu di vagina disebut ostium uteri

eksternum. Secara histologik uterus terdiri atas (dari dalam ke luar) endometrium di korpus

uteri dan endoserviks di serviks uteri, otot-otot polos, lapisan serosa yakni peritoneum

viserale.

Endometrium terdiri atas epitel kubik, kelenjar-kelenjar dan jaringan dengan banyak

pembuluh-pembuluh darah yang berkeluk-keluk. Endometrium melapisi seluruh kavum uteri

dan mempunyai arti penting dalam siklus haid pada seorang wanita dalam masa reproduksi.

Dalama masa haid endometrium untuk sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh

lagi dalam masa proliferasi dan selanjutnya dalam masa sekretorik (kelenjar-kelenjar telah

berkeluk-keluk dan terisi dengan getah). Masa-masa ini dapat diperiksa dengan mengadakan

biopsi endometrium.

Lapisan otot polos di sebelah dalam berbentuk sirkuler, dan disebelah luar berbentuk

longitudinal. Diantara diantara kedua lapisan itu terdapat lapisan otot oblik, berbentuk

anyaman. Lapisan ini paling penting pada persalinan oleh karena sesudah plasenta lahir,

berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh-pembuluh darah yang berada ditempat itu dan yang

terbuka.

Uterus ini sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis dengan jaringan ikat dan

ligamenta yang menyokongnya,sehingga terfiksasi dengan baik. Ligamenta yang memfiksasi

uterus adalah:

1. Ligamentum kardinale sinitrum et dekstrum (Mackenrodt) yakni ligamentum yang

terpenting, mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat tebal, dan

berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya

ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterine.

2. Ligamentum sakro-uterinum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan

uterus supaya tidak banyak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan

kanan, kearah os sakrum kiri dan kanan.

3. Ligamentum rotundum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang menahan

uterus dalam antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah

12

Page 13: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah

inguinal waktu berdiri cepat karena uterus berkontraksi kuat, dan ligamentum

rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada

persalinan ia pun teraba kencang dan terasa sakit bila di pegang.

4. Ligamentum latum sinistrum et dekstrum, yakni ligamentum yang meliputi tuba,

berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya

ligamentum ini adalah bagian peritoneum viserale yang meliputi uterus dan kedua

tuba dan berbentuk sebagi lipatan. Dibagian dorsal ligamentum ini ditemukan induk

telur (ovarium sinistrum et dekstrum). Untuk menfiksasi uterus, ligamentum latum ini

tidak banyak artinya.

5. Ligamentum infundibulo-pelvikum, yakni ligamentum yang menahan tuba fallopi

berjalan dari arah infundibulum kedinding pelvis. Didalamnya ditemukan urat-urat

saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovarika.

Disamping ligamentum tersebut diatas ditemukan pada sudut kiri dan kanan belakang

fundus uteri ligamentum ovarii proprium kiri dan kanan yang menahan ovarium.

Ligamenta ovarii ini embriologis berasal dari gubernakulum.

Ismus adalah bagian uterus antara serviks dan korpus uteri,diliputi oleh peritoneum

viserale yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau digerakkan di daerah pilka vesiko-

uterina. Ditempat inilah dinding uterus dibuka jika mengerjakan seksio sesaria

transperitoneals profunda. Dinding belakang uterus seluruhnya diliputi oleh peritoneum

viserale yang membentuk dibawah suatu rongga yang disebut kavum Douglasi.

Uterus diberi darah oleh arteri uterina sinistra et dekstra yang terdiri dari ramus

asendens dan ramus desendens. Pembuluh darah ini berasal dari a.iliaka interna(=a.

hipogastrika) yang melalui dasar ligamentum latum, masuk kedalam uterus didaerah serviks

kira-kira 1,5 cm dari forniks vagina.

Pembuluh darah lain yang member pula darah ke uterus adalah arteria ovarika sinistra

et dekstra. Ini berjalan dari dari lateral dinding pelvis, melalui ligamentum infundidibulo-

pelvikum mengikuti tuba fallopi, beranastomosis dengan ramus asendens arteria uterina di

sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama-sama dengan arteria-arteria tersebut di atas

terdapat vena-vena yang kembali melalui pleksus vena ke vena hipogastrika.

13

Page 14: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir ke daerah obturatorial dan

inguinal selanjutnya ke daerah vasa iliaka, dari korpus uteri saluran getah bening ini akan

menuju daerah para aorta atau para vertebra –dalam. Kelenjar-kelenjar getah bening penting

artinya pada operasi karsinoma.

Invervasi uterus terdiri terutama atas system simpatik, tetapi untuk sebgian juga atas

system parasimpatik dan serebrospinal. Yang dari system parasimpatik ini berada didalam

panggul disebelah kiri dan kanan os sacrum, berasal dari saraf sacral 2,3,4 dan selanjutnya

memasuki pleksus frankenhauser. Yang dari system simpatik masuk kerongga panggul

sebagai pleksus hipogastrikum melalui bifurkasio aorta dan promontorium terus kebawah dan

menuju ke pleksus frankenhauser.(3)

Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari uterus dan

meneruskan perasaan sakit dari uterus ke pusat saraf (serebrum). Saraf sensorik darfi serviks

dan bagian atas vagina melalui sarfaf 2,3,4, sedangkan dari bagian bawah vagina melalui

nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.

II. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

14

Page 15: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Mekanisme Kerja AKDR

AKDR merupakan benda asing yang dimasukkan ke dalam rahim. Keberadaannya

dapat merangsang timbulnya reaksi tubuh terhadap benda asing berupa fagositosis oleh

lekosit, makrofag dan limfosit. Pemadatan endometrium akibat reaksi fagositosis

menyebabkan blastokis rusak sehingga nidasi terhalangi. oleh Selain itu AKDR juga

menimbulkan terjadinya perubahan pengeluaran cairan dan prostaglandin yang dapat

menghalangi kapasitasi spermatozoa. Jika AKDR mengandung logam, misalnya tembaga Cu,

ion yang dilepaskan oleh logam tsb menyebabkan gerak spermatozoa terganggu dan

mengurangi kemampuannya untuk melakukan konsepsi.(4)

Jenis – Jenis AKDR

AKDR dibedakan jenisnya menurut sifat dan bentuknya. Menurut sifatnya ada AKDR inert

(netral), yaitu KDR yang tidak mengandung bahan aktif dan AKDR bidaktif, yaitu AKDR

yang mengandung bahan aktif seperti tembaga (Cu), perak (Ag), dan progesteron. Menurut

bentuknya, jenis AKDR dapat dibedakan sebagai AKDR berbentuk terbuka (berbentuk linier)

dan AKDR tertutup (berbentuk cincin). Contoh AKDR terbuka antara lain adalah Lipper

Loop, Soft, T Coil, Sheilds, Cu-7, Cu-T, Spring Coil, Progestasert (Alza T), Multi Load,

Marguiles Spiral. Sedangkan contoh AKDR tertutup antara lain: Ota Ring, Stainless Ring,

Antigen F, Ragab Ring, Cicin Grafenberg, dll.

Keuntungan

1. Sebagai kontrasepsi efektivitasnya tinggi

2. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)

4. Sangat efektif dan tidak perlu lagi mengingat-ingat

5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu hamil

7. Tidak ada efek samping hormonal

8. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI

15

Page 16: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau setelah abortus

10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)

11. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan

12. Membantu mencegah kehamilan ektopik

Kekurangan

1. Efek samping yang umum terjadi :

Perubahan siklus haid

Haid lebih lama dan banyak

Perdarahan

Haid lebih sakit

2. Komplikasi lain :

Merasakan sakit dan kejang selama 3 – 5 hari setelah pemasangan

Perdarahan berat pada waktu haid dan dapat menyebabkan anemia

Perforasi dinding uterus

3. Tidak mencegah infeksi menular seksual (IMS), termasuk HIV dan AIDS.

4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

bergonta-ganti pasangan

5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR

6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvic diperlukan untuk pemasangan AKDR.

Seringkali perempuan takut selama pemasangan

7. Sedikit nyeri dan perdarahan terjadi segera setelah pemasangan AKDR

8. Pasien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri sehingga memerlukan petugas

kesehatan terlatih

16

Page 17: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

9. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui

10. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena AKDR mencegah kehamilan

normal

11. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu.

Efek sampingan AKDR

1. Perdarahan

Umumnya setelah pemasangan AKDR, terjadi perdarahan sedikit – sedikit yang

cepat berhenti. Keluhan yang sering terdapat pada pemakai AKDR ialah

menoragia, spotting metroragia. Jika terjadi perdarahan banyak yang tidak dapat

diatasi, sebaiknya AKDR dikeluarkan dan diganti dengan AKDR yang

mempunyai ukuran kecil

2. Rasa nyeri dan kejang di perut

Rasa nyeri atau kejang di perut dapat terjadi setelah pemasangan AKDR; biasanya

rasa nyeri ini berangsur – angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat

dikurangi atau dihilangkan dengan jalan member analgetika. Namun jika kaluhan

beralngsung terus menerus dapat dilakukan penggantian AKDR

3. Gangguan pada suami

Kadang kadang suami dapat merasakan adanya benang AKDR sewaktu

bersenggama. Ini disebabkan oleh benang AKDR yang keluar dari porsio uteri.

Untuk menghindari keluhan ini benang AKDR yang terlalu panjang dipotong

sampai kira - kira 2-3 cm dari porsio.

4. Ekspulsi (pengeluaran sendiri).

Indikasi

Prinsip pemasangan adalah menempatkan AKDR setinggi mungkin dalam rongga

rahim(cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu mulut

peranakanmasih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari setelah bersalin

dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan AKDR adalah:

Usia reproduktif 

Keadaan nulipara

17

Page 18: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

Setelah melahirkan dan tidak menyusui

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi

Risiko rendah dari IMS

Tidak menghendaki metoda hormonal

Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama

Perokok 

Gemuk ataupun kurusPemasangan AKDR dapat dilakukan oleh dokter atau bidan

yang telah dilatih secarakhusus. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan

setelah pemasangan satu minggu,lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.

Pemeriksaan selanjutnya dilakukansetiap enam bulan sekali.

Kontra-Indikasi

1. Sedang hamil

2. Perdarahan vagina yang tidak diketahui

3. Sedang menderita infeksi alat genital

4. 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita abortus septic

5. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim

6. Penyakit trofoblas yang ganas

7. Diketahui menderita TBC pelvis

8. Kanker alat genital

9. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

Tekhnik Pemasangan AKDR

Karena dalam program keluarga berencana diindonesia digunakan AKDR jenis lippes

loop, disini diterangkan cara pemakaian AKDR tersebut. Setelah kandung kemih

dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalam posisi litotomi. Kemudian

dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk dan besar uterus. Speculum

dimasukan ke dalam vagina dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptic. Sekarang

18

Page 19: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri dan dimasukan sonde ke dalam uterus

untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR

dimasukan ke dalamuterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarika ringan

pada cunam serviks

Tabung penyalur digerakkan di dalam uterus, sesuai dengan arah poros kavum uteri

sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sonde

uterus. Selanjutnya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan – lahan, pendorong

(plunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus,

pendorong juga dikeluarkan, cunam dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2½ - 3 cm

keluar dari ostium uteri, dan akhirya speculum diangkat.

Pemeriksaan Lanjutan

Pemeriksaan sesudah AKDR dipasang, dilakukan 1 minggu sesudahnya; pemeriksaan

kedua 3 bulan kemudian dan selanjutnya tiap 6 bulan

Cara mengeluarkan AKDR

Mengeluarkan AKDR biasanya dilakukan dengan jalan menarik benang AKDR yang

keluar dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset, atau dengan cunam.

III. KONTRASEPSI SEDERHANA

Senggama Terputus

Senggama terputus adalah penarikan penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi.

Hal ini berdasarkan pada kenyataan, bahwa akan terjadinya ejakulasi disadari sebelumnya

oleh pria dan setelah itu masih ada waktu kira – kira 1 detik sebelum ejakulasi terjadi. Waktu

yang singkat ini yang dapat digunakan untuk menarik penis keluar dari vagina

Keuntungan menggunakan alat ini adalah tidak membutuhkan banyak biaya, alat –

alat maupun persiapan. Akan tetapi kerugianya cara ini dibutuhkan pengendalian diri yang

besar dari pihak pria.

Pembilasan Pasca Senggama

19

Page 20: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Pembilasan vagina dengan air biasa dengan atau tanpa tambahan larutan obat (cuka

atau obat lain) segera setelah koitus merupakan suatu cara yang telah lama sekali dilakukan

untuk tujuan kontrasepsi.

IV. METODE KALENDER

Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang

dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan

seksual pada masa subur/ovulasi.

Keuntungan

Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan sebagai berikut:

1. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.

2. Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.

3. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapannya.

4. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.

5. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko

kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.

6. Tidak memerlukan biaya.

7. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan

Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki

keterbatasan, antara lain:

1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.

2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.

3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap saat.

4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.

20

Page 21: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.

6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).

7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Penentuan masa subur :

1. Bila haid teratur (28 hari)

Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari

ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini

dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke

16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga

tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan

senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan

kontrasepsi.

2. Bila Haid Tidak Teratur

Jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid dikurangi 18. Hitungan ini

menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid

dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.

Rumus :

Hari pertama masa subur = Jumlah hari terpendek – 18

Hari terakhir masa subur = Jumlah hari terpanjang – 11

Contoh:

Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus

terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).

Langkah 1 : 25 – 18 = 7

Langkah 2 : 30 – 11 = 19

Jadi masa suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini,

21

Page 22: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

suami istri tidak boleh melakukan senggama. Apabila ingin melakukan senggama

harus menggunakan kontrasepsi.

V. KONTRASEPSI ORAL

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum secara oral. Sedangkan jika

minipil, cenderung berisi derivat progestin.Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil

dan menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila diminum

secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya keguguran, setelah

menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang tidak menyusui bayinya. Jika

seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan

sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara

pencegah kehamilan yang lain. Pil dapat digunakan untuk menghindari kehamilan pertama

atau menjarangkan waktu kehamilan-kehamilan berikutnya sesuai dengan keinginan wanita.

Berdasarkan atas bukti-bukti yang ada dewasa ini, pil itu dapat diminum secara aman

selama bertahun-tahun. Tetapi, bagi wanita-wanita yang telah mempunyai anak yang cukup

dan pasti tidak lagi menginginkan kehamilan selanjutnya, cara-cara jangka panjang lainnya

seperti spiral atau sterilisasi, hendaknya juga dipertimbangkan. Akan tetapi, ada pula

keuntungan bagi penggunaan jangka panjang pil pencegah kehamilan. Misalnya, beberapa

wanita tertentu merasa dirinya secara fisik lebih baik dengan menggunakan pil daripada

tidak. Atau mungkin menginginkan perlindungan yang paling efektif terhadap kemungkinan

hamil tanpa pembedahan. Kondisi-kondisi ini merupakan alasan-alasan yang paling baik

untuk menggunakan pil itu secara jangka panjang. Macam – macam pil ini adalah :1

1. Tipe Kombinasi

Jenis ini terdiri dari sekitar 20 pil yang masing-masing berisi derivat estrogen dan

progestin dosis mini. Umumnya tipe kombinasi ini dipakai untuk satu siklus saja.

Cara penggunaannya adalah dengan mengonsumsinya pada hari pertama

menstruasi, dilanjutkan 1 pil tiap hari hingga 20 hari mendatang sampai pil habis.

Biasanya beberapa hari setelah pil terakhir dikonsumsi, ibu akan mengalami

pendarahan mirip haid, namun sebenarnya itu hanyalah pendarahan akibat putus

obat saja. Metode yang sama bisa diulangi untuk siklus selanjutnya.

22

Page 23: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

2. Tipe Sekuensial

Tipe ini berisi 14-15 pil yang berisi derivat estrogen, plus 7 pil lain yang

merupakan kombinasi dari estrogen dan progestin. Metode pemakaian sama

seperti tipe kombinasi. Hanya saja untuk tipe sekuensial ini, tingkat efektifnya

lebih rendah dan acapkali menimbulkan berbagai dampak yang tak diinginkan.

3. Tipe Pil Mini

Hanya terdiri dari derivat progestin, norgestrel atau noretindron dalam dosis mini

yang tertuang dalam 21-22 butir pil konsumsi. Penggunaannya juga tak jauh beda

dengan tipe kombinasi.

4. Tipe Morning After Pill

Terdiri dari pil dietilstilbestrol kadar 25 mg yang wajib diminum 2 kali sehari,

dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari ke depan non-

stop.

Pil kontrasepsi oral yang dijual di pasaran biasanya terdiri dari 28 butir pil, dengan 7

diantaranya berisi zat netral (plasebo). Selain mencegah terjadinya kehamilan, pil kontrasepsi

oral juga bisa untuk melancarkan dan membuat haid jadi lebih teratur. Namun penting untuk

diketahui bahwa beberapa pil kontrasepsi ada yang menimbulkan efek samping seperti

mendongkrak naiknya berat badan, membuat tulang keropos, hingga berpengaruh pada

kehalusan kulit. Untuk itu, ada baiknya Anda berkonsultasi lebih dulu dengan dokter sebelum

memilih alat kontrasepsi.(5)

Penggunaan Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini

Hanya berisi derivat progestin, dosisnya kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara

pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi, untuk pengunaan satu siklus. Pil kontrasepsi

oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari

1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir

diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.

Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama

23

Page 24: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Contoh sediaan minipil berisi progestin adalah :

Linestrenol 500mg (Exluton) dan Desogestrel 75 mcg (Cerazette).

Efektivitas Minipil Progestin

Sangat efektif (98,5%), penggunaannya jangan sampai lupa dan jangan sampai terjadi

gangguan gastrointestinal (muntah, diare) karena karena kemungkinan dapat terjadi

kehamilan sangat besar. Penggunaan obat mukolitik asetilsistein bersama dengan minipil

karena dapat meningkatkan penetrasi sperma sehingga kemampuan pil dapat terganggu.

Pil Kombinasi

Kontrasepsi oral, yang biasa dikenal dengan pil KB mengandung homon, baik

kombinasi hormon progestin dan estrogen maupun hormon progestin saja. Pil KB kombinasi

biasanya diminum sehari sekali selama 3 minggu kemudian istirahat 1 minggu tidak minum

pil (supaya menstruasi dapat terjadi) dan mulai minum pil KB lagi seperti semula. Tablet

yang berisi bahan inaktif biasanya disertakan dalam kemasan untuk diminum saat masa

istirahat. Hal ini bertujuan agar rutinitas minum pil terjaga setiap hari. Ada produk pil KB

yang diminum secara rutin selama 12 minggu diikuti masa istirahat selama 1 minggu.

Sehingga menstruasi hanya terjadi 4 kali dalam setahun. Ada juga produk yang harus

meminum pil KB aktif setiap hari. Apabila menggunakan produk ini maka tidak ada masa

menstruasi, walaupun kadang-kadang perdarahan menstruasi bisa saja terjadi. 3

Sekitar 0,3% wanita yang menggunakan pil KB kombinasi sesuai instruksi bisa hamil

pada tahun pertama penggunaan. Peluang terjadinya kehamilan akan semakin besar bila

wanita terlewat atau lupa untuk minum pil, terutama di hari-hari awal pada siklus menstruasi.

Dosis estrogen pada pil KB kombinasi bervariasi. Biasanya pil KB kombinasi dengan

dosis estrogen yang rendah (20-35 mikrogram) banyak digunakan karena memiliki efek

samping yang lebih rendah dibandingkan yang berdosis tinggi (50 mikrogram). Wanita sehat

yang tidak merokok dapat menggunakan pil KB kombinasi dosis rendah tanpa henti sampai

menjelang menopause.(6)

Pil KB yang hanya mengandung progestin diminum setiap hari tanpa henti.

Terkadang pil KB ini menyebabkan perdarahan menstruasi tidak teratur. Angka terjadinya

24

Page 25: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

kehamilan dengan pil yang hanya mengandung progestin sama dengan pil KB kombinasi. Pil

KB yang hanya mengandung progestin biasanya diresepkan bila pemberian estrogen

merugikan wanita. Misalnya pil ini diresepkan pada wanita menyusui karena estrogen berefek

mengurangi jumlah dan kualitas ASI. Tablet yang hanya mengandung progestin tidak

mempengaruhi produksi ASI.

Sebelum mulai menggunakan kontrasepsi oral, wanita harus menjalankan

pemeriksaan fisik yang meliputi pengukuran tekanan darah untuk memastikan bahwa ia tidak

memiliki masalah kesehatan ketika menggunakan kontrasepsi oral. Tiga bulan setelah

penggunaan kontrasepsi oral, wanita tersebut harus menjalani pemeriksaan kembali untuk

melihat ada/tidaknya perubahan tekanan darah. Jika tidak ada perubahan, pemeriksaan

kesehatan dilakukan setidaknya sekali setahun.

Jika seorang wanita memiliki penyakit arteri koroner atau diabetes, atau memiliki

risiko kedua penyakit tersebut (ada kerabat dekat yang memiliki penyakit tersebut) biasanya

dilakukan pemeriksaan darah untuk memeriksa kadar kolesterol, lipid dan juga gula darah.

Jika hasil pemeriksaan diketahui level darahnya tidak normal, dokter mungkin meresepkan

kombinasi estrogen dosis rendah, namun secara berkala dilakukan monitor pada kadar lipid

dan gula darah. Sebelum memulai penggunaan kontrasepsi oral, seorang wanita harus

berkonsultasi pada dokter mengenai keuntungan dan kerugian kontrasepsi oral bagi dirinya.

Keuntungan kontrasepsi oral

Keuntungan utama kontrasepsi oral yaitu dapat diandalkan bila digunakan secara

terus-menerus. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral mengurangi kejang otot pada saat

menstruasi, PMS, jerawat, perdarahan tidak teratur, anemia, kista pada payudara ataupun

rahim, kehamilan di luar rahim, dan infeksi saluran telur. Selain itu, wanita yang

menggunakan kontrasepsi oral, lebih sedikit terkena risiko osteoporosis.

Penggunaan kontrasepsi oral dapat mengurangi risiko beberapa tipe kanker, termasuk

kanker uterin (endometrial) dan kanker rahim. Risiko berkurang untuk beberapa tahun setelah

kontrasepsi dihentikan.

Kontrasepsi oral yang diminum pada awal kehamilan tidak membahayakan janin.

Namun, wanita tersebut harus menghentikan penggunaan kontrasepsi oral segera setelah ia

25

Page 26: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

menyadari bahwa ia hamil. Kontrasepsi oral tidak memiliki pengaruh jangka panjang pada

kesuburan wanita, meskipun wanita bisa saja tidak melepaskan telur (ovulasi) untuk beberapa

bulan setelah penghentian obat. Dokter merekomendasikan wanita pasca melahirkan

menunggu sekitar 2 minggu untuk memulai kontrasepsi oral.

Kekurangan kontrasepsi hormonal (oral)

Kekurangan penggunaan kontrasepsi hormonal mencakup efek samping yang

merugikan. Perdarahan yang tidak teratur paling banyak ditemui pada bulan-bulan pertama

penggunaan kontrasepsi oral, namun biasanya akan berhenti dengan sendirinya bila tubuh

telah beradaptasi dengan kandungan hormon dalam kontrasepsi oral tersebut. Jika perdarahan

tidak teratur terus berlangsung, dokter bisa saja menyarankan meminum kontrasepsi oral

setiap hari, tanpa istirahat (jeda) selama beberapa bulan untuk mengurangi terjadinya

perdarahan.

Beberapa efek samping yang muncul berkaitan dengan kandungan estrogen dalam

tablet. Efek samping dapat berupa mual, kembung, retensi cairan, peningkatan tekanan darah,

nyeri payudara, dan migrain. Beberapa efek samping berhubungan dengan tipe atau dosis

progestin. Efek samping dapat berupa pertambahan berat badan, jerawat, dan gelisah.

Beberapa wanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral berat badannya naik sekitar 3-5 pon

(1,4-2,3 kg) dikarenakan retensi cairan. Terkadang berat badan bisa bertambah lagi karena

nafsu makan yang meningkat. Banyak efek samping tersebut jarang muncul dengan

penggunaan tablet dosis rendah.

Pada beberapa wanita, kontrasepsi oral menimbulkan bercak-bercak hitam (melasma)

di wajah, serupa dengan bercak yang dapat muncul selama kehamilan. Paparan sinar matahari

dapat membuat bercak tersebut lebih gelap. Jika bercak gelap bertambah, wanita tersebut

harus berkonsultasi pada dokter mengenai penghentian penggunaan kontrasepsi oral. Bercak

hitam akan memucat secara bertahap setelah penggunaan kontrasepsi oral dihentikan.

Menggunakan kontrasepsi oral dapat meningkatkan risiko beberapa penyakit. Risiko

terjadinya pembekuan darah di vena meningkat pada wanita yang menggunakan pil KB

kombinasi dibandingkan yang tidak menggunakan. Risikonya meningkat 7 kali lebih tinggi

dengan tablet yang mengandung estrogen dosis tinggi. Risiko meningkat sekitar 3 sampai 4

26

Page 27: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

kali untuk estrogen dosis rendah. Akan tetapi, risiko yang muncul tersebut hanya setengah

saja dari resiko terjadinya pembekuan darah saat hamil. Wanita yang memiliki anggota

keluarga menderita pembekuan darah harus memberitahukan kepada dokter sebelum

menggunakan kontrasepsi oral. Dikarenakan pembedahan/ operasi meningkatkan risiko

terjadinya pembekuan darah, seorang wanita harus menghentikan penggunaan kontrasepsi

oral sebulan sebelum dilakukan prosedur operasi dan tidak menggunakan kontrasepsi oral

tersebut sampai sebulan setelahnya. Untuk wanita sehat yang tidak merokok, penggunaan pil

kombinasi dengan estrogen dosis rendah tidak meningkatkan risiko terjadinya stroke maupun

serangan jantung.

Penggunaan kontrasepsi oral lebih dari 5 tahun, dapat meningkatkan risiko terjadinya

kanker leher rahim (serviks). Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral harus melakukan

Papanicolaou test atau tes pap smear setidaknya sekali dalam setahun. Tes ini dapat

mendeteksi adanya perubahan pada leher rahim yang dapat berkembang menjadi kanker

sebelum berubah menjadi kanker.

Penggunaan kontrasepsi oral tidak meningkatkan risiko kanker payudara, tidak juga

pada wanita dengan usia 35 – 65 tahun. Selain itu, penggunaan kontrasepsi oral juga tidak

meningkatkan risiko kanker payudara pada kelompok berisiko tinggi (misalnya wanita

dengan kelainan payudara ringan atau keluarga dengan riwayat kanker payudara).

Menggunakan kontrasepsi oral dapat menyebabkan batu empedu tumbuh lebih besar,

namun tidak menyebabkan pembentukan batu empedu yang baru. Sehingga adanya batu

empedu lebih sering terdiagnosa pada tahun-tahun pertama penggunaan kontrasepsi oral.(7)

Untuk wanita yang berusia lebih dari 35 tahun dan perokok, penggunaan kontrasepsi

oral dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Secara tipikal, wanita tersebut

tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral. Namun jika wanita tersebut dimonitor secara ketat

oleh praktisi kesehatan, ia dapat menggunakan kontrasepsi oral. Menggunakan

cyclophosphamide (CYTOXAN), antibiotik tertentu, atau obat antifungi tertentu dapat

membuat kontrasepsi oral menjadi kurang efektif. Jika seorang wanita yang menggunakan

kontrasepsi oral menggunakan salah satu obat tersebut, maka ia harus menggunakan juga

metode kontrasepsi lain sampai periode awal setelah penggunaan obat-obat tersebut selesai.

27

Page 28: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Seorang wanita tidak boleh menggunakan kontrasepsi oral pada situasi berikut:

Perokok dan usianya di atas 35 tahun

Memiliki gangguan hati maupun tumor pada hati

Memiliki kadar trigliserida yang sangat tinggi (250 mg/dL atau lebih tinggi)

Memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

Memiliki penyakit diabetes mellitus yang tidak terkontrol

Memiliki gangguan ginjal

Memiliki penyumbatan darah di betis akibat adanya bekuan darah (trombosis

vena)

Kondisi kaki yang tidak bergerak (seperti pada penggunaan gips)

Memiliki penyakit arteri koroner

Pernah mengalami stroke

Menjalankan operasi dalam bulan sebelumnya atau akan menjalankan operasi

pada bulan berikutnya

Memiliki penyakit kolestasis (aliran empedu berkurang) selama kehamilan atau

memiliki sakit kuning (jaundice) selama penggunaan kontrasepsi oral sebelumnya

Memiliki kanker payudara atau kanker endometrial yang dapat berkembang

dengan stimulasi estrogen

Pernah terkena serangan jantung

Mengalami perdarahan vagina dengan sebab yang tidak diketahui

Memiliki penyakit lupus/systemic lupus erythematosus (SLE)

Wanita dapat menggunakan kontrasepsi oral hanya dengan pengawasan dari dokter

pada situasi berikut:

Wanita yang mengalami depresi

Memiliki diabetes yang dikontrol dengan baik dan tidak mempengaruhi

sirkulasinya

Memiliki sindroma pra haid/premenstrual syndrome (PMS)

Tidak memiliki periode menstruasi (amenorrhea) untuk alasan yang tidak

diketahui

28

Page 29: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Sering mengalami migrain (tapi tidak dengan gejala gangguan sistem saraf pusat,

seperti rasa kebas atau lemah pada lengan atau wajah)

Perokok berusia di bawah 35 tahun

Memiliki hepatitis atau penyakit hati lainnya dan telah sembuh total

Memiliki tekanan darah tinggi yang dikontrol dengan pengobatan.

Memiliki varises

Memiliki gangguan kejang yang telah diobati dengan obat

Memiliki fibroid di rahim

Memiliki prekanker, abnormalitas pada rahim dan kanker rahim yang telah diobati

Obesitas

Memiliki hubungan dekat dengan keluarga yang menderita penyumbatan darah

VI. KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI)

Definisi

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan

melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin

banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif

murah dan aman. Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan

kecocokannya. Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai

suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang

tidak boleh memakai suntikan KB.

Jenis KB Suntik

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan:

a. Suntikan / bulan (cyclofem)

b. Suntikan/3 bulan (Depo provera, Depogeston)

Cara Kerja KB Suntik

a. Menghalangi ovulasi (masa subur)

b. Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental

c. Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim29

Page 30: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

d. Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma

e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama jangka

waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan). Cairan tersebut merupakan hormon sistesis progesteron.

Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti Depo-

provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu campuran

progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan membuat lendir

rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat ini juga

mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak siap

menerima hasil pembuahan.(8)

Mekanisme kerja kontrasepsi suntik dibagi dalam dua bagian, yaitu primer dan

sekunder. Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada mekanisme ini, kadar FSH dan

LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar hipofise terhadap

gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga memberi kesan proses

terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil oral kombinasi (POK),

yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofise.

Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.

Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis

dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif. Sering stroma menjadi oedematous. Dengan

pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak

didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,

perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah

suntikan berakhir.

Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga

merupakan barier terhadap spermatozoa. Mekanisme sekunder ini juga membuat endometium

kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini mungkin juga

mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.

Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga

menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pelepasan sel

telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita tidak akan

30

Page 31: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi tipis dan

atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan sedikit

hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

Depo Provera

Depo-provera ialah 6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan

kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini

termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja

kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk

program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.

Manajemen Terapi

Dosis: 150 mg

Frekuensi: 3 bulan sekali (i.m.)

Lama terapi: bergantung pada keinginan pasien

Reversibilitas : 3-18 bulan

T ½ : 50 hari

Interaksi Obat

Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari

medroxyprogesterone lewat hepar dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone

dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.

Cara Penyimpanan

Disimpan dalam suhu 20-25°C

Cara Pemberian

a. Waktu Pemberian

Setelah melahirkan : 6 minggu pasca salin

31

Page 32: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah

keguguran (asal ibu belum hamil lagi)

Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid

b. Lokasi Penyuntikan dengan i.m sampai daerah glutus

Daerah bokong/pantat

Daerah otot lengan atas

Evektivitas

Keberhasilannya praktis 99.7 %.

Indikasi

Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika pasien menghendaki pemakaian

kontrasepsi jangka panjang, atau pasien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi

saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk pasien yang menghendaki tidak ingin

menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan

kontra indikasi pemakaian estrogen, dan pasien yang sedang menyusui. Klien yang

mendekati masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok

menggunakan kontrasepsi suntik.

Kontra - Indikasi

Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian

suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu

yang menderita ikterus, kelainan jantung, varises, hipertensi, kanker payudara atau organ

reproduksi, atau menderita diabetes. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang

Dalam persiapan operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah

(migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.

Efek Samping

Perdarahan per vaginam tidak teratur, terutama pada bulan-bulan pertama dan sesudah

3-12 bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4

kg dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam

alat kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi

kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga

32

Page 33: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya

adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya

gairah seksual.

Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ

yang mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang

sedikit / kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon

progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan

hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan

gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

Keuntungan

Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka

kegagalan kurang dari 0,1% pertahun. Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air susu

ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia

(kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan

kanker bagian dalam rahim.

Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil, tidak berpengaruh

pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada pemakaian awal, dan

dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan. Kontrasepsi suntik

yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada penyakit jantung

dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh tenaga

medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat setiap

hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini tidak

menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3 bulan.

Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan oleh

wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.

Kerugian

Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak

atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.

Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu

Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

33

Page 34: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang

Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang

Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,

menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.

VII. KONTRASEPSI SUSUK

Susuk Norplant

Norplant merupakan metode kontrasepsi berjarak 5 tahun yang terdiri atas 6 kapsul

silastik silicon berisi masing-masing 36 mg levonorgestrel dan disusukkan di bawah kulit.

Masa optimal untuk pemasangan susuk ialah saat haid, dalam tenggang waktu 7 hari pasca

abortus, dan saat laktasi.

Alat dan bahan

Larutan antiseptik

Duk steril

Obat anestesi lokal / lidocain

Spuit 5 ml

Trokar No. 10

Kapsul implant 6

Kasa

Scalpel No 11/15

Kapas

Alkohol 70%

Sarung tangan

Band aid plester

Pinset anatomi

Perban

Spidol waterproof

Tempat sampah ditutupi plastik

Larutan klorin 0,5%

Kipas (model Mack)

Cara insersi Norplant

Klien diminta mencuci lengan kirinya secara bersih dengan sabun dan sementara

perlatan dipersiapkan.

Klien diminta berbaring dan dilakukan konseling untuk memantapkan dan

menjelaskan apa yang akan dilakukan, juga apakah ada alergi pada pasien.

Cari daerah lengan kiri yang tidak ada vena dan lembut 8 cm dari lipat siku, tandai

titik-titik sesuai kipas atau sesuai dengan model Mack menggunakan spidol.

34

Page 35: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Cuci tangan dengan sabun danair mengalir kemudian keringkan dengan handuk bersih

dan kering. Kenakan sarung tangan steril.

Lakukan a/antisepsis dengan kasa yang telah dibasahi oleh betadine dengan gerakan

melingkar kea rah luar 2–3 kali seluas 8–13 cm. Lalu, pasang duk steril.

Suntikkan anestesi infiltrasi 0,4 ml tepat di bawah kulit pada tempat insisi yang telah

ditentukan sampai tempat insisi sedikit menggelembung. Teruskan suntikkan ke

lapisan di bawah kulit kurang lebih 4 cm dan masukkan anestesi antara garis 1–2, 3–

4, 5–6 masing-masing 1 ml sambil di tarik keluar, kemudian di pijat-pijat. Uji efek

anestesi sebelum melakukuan insisi.

Buat insisi dangkal dengan scalpel selebar 2 mm. Masukkan trokar dan pendorongnya

melalui tempat insisi dengan sudut 45o sambil mengungkit kulit, sampai garis batas

pertama trokar tepat berada di luka insisi.

Pendorong dikeluarkan dan diletakkan di tempat steril. Angkat tabung dengan jari

telunjuk kanan.

Tangkap tabung dengan tangan kiri dalam posisi menadah dengan rapat. Masukkan

kapsul implant pertama dalam trokar. Masukkan pendorong dan dorong sampai terasa

ada tahanan.

Lepaskan kedua tangan, periksa kelurusan posisi trokar dan periksa tahanan pada

pendorong dengan mendorong dari luar.

Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan, dan tarik keluar trokar sampai

mencapai pegangan pendorong, dorong 3 kali.

Tarik trokar dan pendorongnya secara bersamaan sampai batas tanda kedua (pada

ujung trokar) terlihat pada luka insisi. Jangan samapi trokar keluar dari luka insisi.

Tahan kapsul yang telah terpasang dengan satu jari dan masukkan kembali trokar

serta pendorong ke arah kanan lalu ke kiri ke tujuan berikutnya sesuai gambar yang

telah dibuat.

Bila telah dipasang semua, periksa seluruh kapsul dari atas dan bawah. Pastikan tidak

berada di dekat luka insisi. Keluarkan trokar dengan hati-hati.

Tutup dan tekan luka bekas insisi dengan kasa, lepaskan duk. Bersihkan coretan

spidol dan sekitar dengan kapas alcohol. Tarik kulit sekitar insisi agar luka tertutup

dengan rapi kemudian tutup dengan plester. Tutup dengan kasa diatasnya lalu balut

sekitar lengan denga perban.

35

Page 36: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Setelah selesai, Pasien diperbolehkan turun dan dinasihati untuk tidak terkena air

sampai perban dilepas (3 hari kemudian), bila ada keluhan diminta secepatnya datang

kembali, jangan berhubungan dengan suami dulu selama 3 hari, kontrol seminggu

lagi, dan diminta menuggu dulu 10-15 menit di ruang tunggu. Bila tidak ada keluhan,

Pasien boleh pulang.

Pencabutan Norplant

Pencabutan dapat dilakukan setiap saat, namun memerlukan waktu lebih lama dan

lebih sulit daripada pemasangan, terutama bila tidak terpasang dengan benar. Pencabutan

harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih.

Indikasi

Masa penggunaan telah habis (5 tahun).

Atas permintaan pasien karena ada keluhan, ingin hamil, atau keadaan – keadaan

khusus sehingga jenis kontrasepsi harus diganti.

Susuk Implanon

Implanon adalah jenis kontrasepsi susuk yang tidak terdegradasi yang terdiri dari

simpai kopolimer etilen-viniasenat (EVA) sebagai pembawa substansi aktif senyawa

progestin 3-keto-desogestrel (3-keto-DSG). Bentuknya batang putih lentur dengan panjang 40

mm dan diameter 2 mm dalam suatu jarum yang terpasang pada inserter khusus berbentuk

semprit sekali pakai dalam kemasan steril kantong aluminium. Implanon dapat dipergunakan

sedikitnya selama 3 tahun. Pemasangan dilakukan sebagai suntikan subkutan biasa tanpa

anestesi lokal.

Indikasi

Sebagai kontrasepsi jangka panjang untuk menjarangkan dan/atau mengakhiri

kesuburan, selama laktasi, serta bila penggunaan estrogen sebagai kontraindikasi.

Kontraindikasi relatif

Diduga atau diketahui hamil, tromboflebitis atau tromboemboli aktif, perdarahan

vagina, tanpa sebab yang jelas, penyakit hati akut, tumor hati jinak atau ganas, dan dugaan

atau menderita kanker payudara.

36

Page 37: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

Efek Samping

Terutama berupa gangguan siklus haid, yaitu perdarahan tak teratur dan amenore.

Cara insersi Implanon

Bersihkan daerah suntikan dengan antiseptic. Lepaskan inserter steril sekali pakai

dari pembungkus aluminium. Lepaskan penutup jarum.

Masukkan jarum dibawah kulit di bagian dalam dan lengan atas.

Lepaskan pengikat topangan pendorong suntikan dengan semprit sambil

mempertahankan inserter dengan tangan yang lain.

Putar pendorong suntikan 180o. Pertahankan pendorong suntikan di tempat dengan

menekannya pada lengan dan tarik semprit dengan tangan yang lain untuk

melepaskan susuk.

Aplikasikan kasa steril dan balut tekan yang diperthankan selama 3 hari.

Cara pencabutan Implanon

Lokasikan susuk dengan perabaan. Cuci lengan pasien secara aseptic.

Lakukan anestesi lokal dengan 0,5-1ml lidokain 1% pada tempat insisi yang akan

dibuat, yaitu tepat dibawah susuk atau berbentuk V karena bila dilakukan tepat di

atas susuk akan menyebabkan bengkak dan menyilitkan penentuan lokasi susuk.

Buat insisi 2 mm. Lalu dorong dengan halus susuk kearah insisi sampai ujungnya

terlihat. Tangkap susuk dengan forceps dan cabutlah.

Bila susuk tidak dapat di dorong ke arah insisi, insersikan forceps tertutup ke

dalam dan dengan halus diseksikan jaringan sekitar susuk. Pada saat bersamaan

dorong susuk kearah insisi dengan tangan lain.

Tutup insisi dengan pembalut/ Pasang balut tekan diatasnya dengan kasa steril.

37

Page 38: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

BAB V

KESIMPULAN

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Ada berbagai jenis

kontrasespi. Perlu dipikirkan secara matang untuk pemilihan kontrasepsi tersebut. Pada

pasien yang datang untuk memasang KB-AKDR ini, setelah dilakukan pemeriksaan, pasien

bisa dipakai AKDR. Dijelasakan persiapan, tata cara, efek samping, follow up, dan cara

melepas AKDR tersebut kepada pasien.

Page 39: TMK Makalah Seminar 4 Kasus 1 KB

DAFTAR PUSTAKA

1. Anwar M, Baziad A, Prabowo P. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.2011.p.124-43. PEMFIS

2. Albar E. ilmu kandungan. 2009. Jakarta: P.T. Bina pustaka sarwono prawirohardjo.

P.561-3

3. Moore LK. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta:EGC;2002.

4. Saifuddin, Abdul Bari, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2,

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

5. Raharja, Kirana, 2007, Obat – Obat Penting, edisi keenam, PT Elex Media

Komputindo, Jakarta

6. Pemanfaatan hormon dalam kontrasepsi. Available at:

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/05PemanfaatanHormondalamKontrasepsi112.p

df. accessed on November 22, 2011.

7. Kontrasepsi. Available at: http://www.medicastore.com. Accessed on: November 22,

2011. (8, 9, 10 , 11 ORAL)

8. Ogbru O. Medroxyprogesterone, Provera, Depo-Provera, Depo-Sub Q Provera 104.

Available at http://www.medicinenet.com/medroxyprogesterone/article.htm.

Accessed 22 November 2011.