TMK dan Filsafat

18
TUGAS KE : 1 KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN GEOLOGI MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar Oleh Zhafran Muhammad Asyam Bustomi 270110130120 FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2014

description

TMK dan Silsafat

Transcript of TMK dan Filsafat

  • TUGAS KE : 1

    KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN GEOLOGI

    MAKALAH

    Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar

    Oleh

    Zhafran Muhammad Asyam Bustomi

    270110130120

    FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR

    2014

  • i

    Kata Pengantar

    Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, Tidak ada sesuatu pun yang setara dengannya,

    yang maha pengasih lagi maha penyayang kepada ciptaannya. Maha pemberi rahmat yang

    tidak bisa diukur oleh apapun walaupun alam semesta ini dijadikan kertas dan bintang-

    bintang dijadikan pena maka tetap tidak akan tertulis semua rahmat yang telah diturunkan

    olehnya.

    Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Rasulullah SAW selaku penutup

    para nabi yang telah membawa cahaya agar menyinari dunia yang gelap ini. Tak lupa juga

    beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang telah berjuang

    mempertahankan agama Allah yang sempurna dari orang-orang yang menolaknya yaitu

    islam.

    Maha suci Allah atas izin dan rahmatnya sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas

    makalah bahasa Indonesia yang berjudul KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN

    GEOLOGI tepat pada waktunya.

    Penulis menyadari bahwa makalah yang penulis selesaikan ini masih jauh dari

    kesempurnaan. Seperti halnya pepatah tak ada gading yang tak retak , oleh karena itu

    penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua kalangan yang bersifat membangun, guna

    kesempurnaan makalah penulis selanjutnya.

    Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta

    dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Serta penulis berharap agar makalah

    ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

    Garut, 1 Maret 2014

    Penulis

  • ii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ............................................................................................................................ i

    DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ii

    BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1

    1.2 Tujuan Penulisan .............................................................................................................. 1

    1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1

    1.4 Perolehan Materi .............................................................................................................. 2

    1.5 Cara Pemaparan................................................................................................................ 2

    BAB II KONSEP DASAR ........................................................................................................ 3

    2.1 Teori Geosinklin ............................................................................................................... 3

    2.2 Teori Continental Drift ..................................................................................................... 3

    2.3 Teori Sea Floor Spreading................................................................................................ 4

    2.4 Teori tektonik lempeng .................................................................................................... 5

    2.5 Teori Fixisme ................................................................................................................... 5

    2.6 Teori undasi ...................................................................................................................... 6

    BAB III PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7

    3.1 Konsep-konsep Geologi ................................................................................................... 7

    3.1.1 Uniformitarianisme .................................................................................................... 7

    3.1.2Hukum Superposisi (Nicholas Steno)......................................................................... 8

    3.1.3 Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity) ........................ 8

    3.1.4 Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi ) ............................................. 10

    3.1.5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships) .................................... 10

    3.2 Perkembangan Geologi .................................................................................................. 12

    BAB IV KESIMPULAN ......................................................................................................... 14

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 2

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam kehidupan kita sehari-hari, Hampir semua kebutuhan kita diperoleh dari bumi

    mulai dari perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat transportasi hingga ke bahan

    energinya, seperti minyak dan gas bumi serta batubara. Dan hampir setiap bentuk kegiatan

    manusia akan berhubungan dengan bumi, baik itu berupa pembangunan teknik sipil seperti

    bendungan, jembatan, gedung-gedung bertingkat yang dibangun diatas permukaan bumi,

    maupun untuk memenuhi kebutuhannya seperti bahan-bahan tambang maupun energi

    seperti migas dan batubara, yang harus digali dan diambil dari dalam bumi. Kaitannya

    yang sangat erat dengan bidang-bidang kerekayasaan tersebut seperti Teknik Sipil,

    Pertambangan, Pengembangan Wilayah dan Tata Kota serta Lingkungan, menyebabkan

    ilmu geologi semakin banyak dipelajari.

    Dari fenomena tersebut, penulis terpikir bagaimana perkembangan dari geologi

    tersebut dan bagaimana konsep-konsep yang membuat ilmu ini semakin dipelajari lebih

    dalam lagi.

    Berawal dari ketertarikan tersebutlah penulis membuat makalah yang berjudul

    KONSEP - KONSEP DAN PERKEMBANGAN GEOLOGI.

    1.2 Tujuan Penulisan

    Adapun tujuan penulisan Makalah ini adalah:

    1. Untuk mengetahui tentang Konsep - Konsep Dan Perkembangan Geologi.

    2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geologi Dasar.

    1.3 Rumusan Masalah

    Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:

    1. Apa saja teori- teori yang ada dalam Geologi?

    2. Bagaimana konsep Geologi?

    3. Bagaimana perkembangan Geologi sampai sekarang?

  • 2

    1.4 Perolehan Materi

    Materi yang ada di makalah ini berasal dari studi pustaka dan media internet.

    1.5 Cara Pemaparan

    Adapun dalam pembahasan ini, cara pemaparan yang penulis gunakan adalah

    metode deskriptif dan teknik bibliografi atau telaah pustaka. Adapun metode deskriptif

    yaitu bersifat pemaparan dan penggambaran dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.

    Adapun yang dimaksud dengan teknik bibliografi atau telaah pustaka yaitu daftar

    buku atau karangan yang merupakan sumber rujukan dan sebuah tulisan atau karangan

    tentang suatu subjek ilmu.

  • 3

    BAB II

    KONSEP DASAR

    2.1 Teori Geosinklin

    Teori geosinklin menyatakan bahwa suatu daerah sempit pada kerak bumi

    mengalami depresi selama beberapa waktu sehingga terendapkan secara ekstrim

    sedimen yang tebal. Proses pengendapan ini menyebabkan subsidence (penurunan)

    pada dasar cekungan. Endapan sedimen yang tebal dianggap berasal dari sedimen

    akibat proses orogenesa yang membentuk pengunungan lipatan dan selama proses ini

    endapan sedimen yang telah terbentuk akan mengalami metamorfosa.

    Batuan yang terdeformasi didalamnya dijelaskan sebagai akibat menyempitnya

    cekungan karena terus menurunnya cekungan, sehingga batuan terlipat dan tersesarkan.

    Pergerakan yang terjadi adalah pergerakan vertikal akibat gaya isostasi.

    Teori ini mempunyai kelemahan tidak mampu menjelaskan asal-usul aktivitas

    vulkanik dengan baik dan logis. Keteraturan aktivitas vulkanik sangatlah tidak bisa

    dijelaskan dengan teori geosinklin.

    Pada intinya, golongan ilmuwan menganggap bahwa gaya yang bekerja pada

    bumi merupakan gaya vertical. Artinya, semua deformasi yang terjadi diakibatkan oleh

    gaya utama yang berarah tegak lurus dengan bidang yang terdeformasi.

    2.2 Teori Continental Drift

    Tahun 1912, Alfred Wegener seorang ahli meteorologi Jerman mengemukakan

    konsep Pengapungan Benua (Continental drfit). Dalam The Origin of Continents and

    Oceans. Hipotesa utamanya adalah satu super continent yang disebut Pangaea

    (artinya semua daratan) yang dikelilingi oleh Panthalassa (semua lautan). Selanjutnya,

    hipotesa ini mengatakan 200 juta tahun yang lalu Pangaea pecah menjadi benua-benua

    yang lebih kecil. Dan kemudian bergerak menuju ke tempatnya seperti yang dijumpai

    saat ini.

    Beberapa ilmuwan dapat menerima konsep ini namun sebagian besar lainnya

    tidak dapat membayangkan bagaimana satu massa benua yang besar dapat mengapung

  • 4

    di atas bumi yang padat dan mengapa harus terjadi serta, pemahaman para ilmuwan

    bahwa gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya vertical. Bagaimana mungkin gaya

    vertical ini bisa menyebabkan benua yang besar tersebut pecah. Pada masa itu belum

    dijumpai bukti-bukti yang meyakinkan. Wegener mengumpulkan bukti lainnya berupa

    kesamaan garis pantai, persamaaan fosil, struktur dan batuan. Namun, tetap saja usaha

    Wegener sia-sia. Karena Wagener tidak mampu menjelaskan dan meyakinkan para ahli

    bahwa gaya utama yang bekerja adalah gaya lateral bukan gaya vertical.

    2.3 Teori Sea Floor Spreading

    Teori pergerakan lempeng yang dinyatakan Wegener telah dilupakan orang.

    Namun pada tahun 1929 pakar geologi Inggris, Arthur Holmes melontarkan teori

    mengenai gaya konveksi inti bumi, yang mampu menerangkan mekanisme gerakan

    lempeng tektonik dari Wegener.

    Menurut Holmes pergerakan (1931,1944) lempeng-lempeng benua akibat dari:

    Arus koveksi di dalam mantel bumi. Dan benua dianggap sebagai bongkah-

    bongkah pasif yang menumpang di atas arus konveksi tersebut dan bergerak

    secara bebas.

    Pungung tengah samudra (Mid Ocenic Ridge) merupakan tempat naiknya arus

    konveksi dari mantel ke permukaan. Palung samudra (Trench) merupakan tempat

    arus konveksi masuk kedalam mantel.

    Daya penggerak utama yang bekerja dalam mekanisme pergerakan lempeng ialah :

    Slab pull

    Push ridge

    Basal drag

    Pembuktian teori Wegener dilakukan pada tahun 1960, oleh pakar geologi AS

    Harry Hess. Ketika itu, Hess melakukan penelitian terhadap rangkaian gunung api di

    bawah Samudra Atlantik yang dijuluki mid ocean ridge atau lazim dikenal sebaai

    zona pemekaran dasar samudra, yang ditemukan tahun 1953. Pada tahun 1960, Hess

    mempublikasikan hasil penelitiannya yang berisi hipotesa bahwa dasar samudera terus

    mengembang akibat aktivitas magmatis dari inti bumi dengan kecepatan luncuran 1,5-

    10 cm per tahun atau kira-kira 100 km per 10 juta tahun.

  • 5

    2.4 Teori tektonik lempeng

    Pada tahun 1960-an terkumpul berbagai macam data yang memperlihatkan bahwa

    benua itu berpindah. Sejak itu berkembanglah teori tektonik lempeng.

    Tektonik lempeng menjelaskan hubungan antara deformasi lapisan luar bumi

    skala besar dengan pergerakan lempeng/plates diatas selubung yang plastis Lithosfer

    dan dan astenosfer. Teori ini berprinsip bahwa gaya utama yang bekerja pada bumi

    adalah gaya lateral sedangkan gaya vertical juga ikut bekerja namun bukan gaya

    utamanya.

    Kerak dan selubung bumi bagian atas bersifat padat dan disebut lithosfer.

    Ketebalan lithosfer tidak sama di seluruh bagian permukaan bumi. Lapisan dibawah

    lithosfer adalah astenosfer yang lapisannya bersifat lentur, tidak kaku atau plastis.

    Plastisitas bagian atas lapisan ini disebabkan sifatnya yang hampir lebur. Litosfer

    bergerak dan mengapung di atas astenosfer.

    Litosfer terdiri dari lempeng samudera dan lempeng benua. Akibat dari

    pergerakan lempeng-lempeng inilah mengakibatkan terjadinya peristiwa tumbukan

    (konvergen), pemisahan (divergen) dan gesekan (strike-slip/ transform) antar lempeng.

    2.5 Teori Fixisme

    Di penghujung abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, seorang ilmuwan ilmu

    alam berkebangsaan Prancis yang bernama Cuvier melontarkan sebuah teori tentang

    penciptaan makhluk hidup. Ia berkeyakinan bahwa makhluk hidup muncul selama masa

    yang beraneka ragam dalam tataran geologi. Lantaran revolusi-revolusi besar dan tiba-

    tiba yang pernah terjadi di permukaan bumi, seluruh makhluk hidup itu musnah.

    Setelah itu, Tuhan menciptakan kelompok binatang baru dalam bentuk yang lebih

    sempurna. Periode-periode makhluk selanjutnya juga muncul dengan cara yang serupa.

    Teori ini dalam ilmu Geologi dikenal dengan nama Catastrophisme; yaitu revolusi

    besar di permukaan bumi. Ia mengingkari seluruh jenis hubungan kefamilian antara

    makhluk hidup pada masa kini dan makhluk-makhluk yang pernah hidup sebelumnya.

    Ia meyakini teori Fixisme.

    Ketika menjelaskan realita ini, Dampyer menulis, Teori pertama yang sangat

    mengena dan begitu logis adalah teori Lamarck (1744 1829 M.). Ia menekankan

    bahwa faktor evolusi (makhluk hidup) adalah perubahan-perubahan menumpuk

  • 6

    (accumulated transformations) yang disebabkan oleh faktor lingkungan hidup dan

    dimiliki oleh setiap makhluk hidup dengan cara warisan. Menurut Buffon, pengaruh

    perubahan lingkungan hidup terhadap komposisi seseorang sangat minimal. Tetapi

    Lamarck berkeyakinan bahwa jika perubahan-perubahan yang diperlukan dalam

    tindakan bersifat permanen, maka seluruh perubahan itu akan mengubah seluruh

    anggota tubuh yang telah kuno, atau jika tubuh membutuhkan sebuah anggota baru,

    maka perubahan itu akan menciptakannya. Pada intinya, teori ini menjelaskan bahwa

    gaya yang bekerja pada bumi adalah gaya lateral.

    2.6 Teori undasi

    Terlipat dan mengalami gliding. Teori undasi dikemukakan oleh Van Bemmelen,

    teori ini menjelaskan terjadinya pelengseran batuan (gliding tectonics)

  • 7

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Konsep-konsep Geologi

    3.1.1 Uniformitarianisme

    James Hutton (1785) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak abad ke 17 dan 18

    dengan doktrin katastrofisme yang sangat populer. Para penganutnya percaya bahwa

    bentuk permukaan bumi dan segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam

    sesaat akibat suatu bencana (catastroph) yang besar. James Hutton, bapak geologi

    modern, seorang ahli fisika Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang

    berjudul .Theory of the Earth, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang terkenal tentang

    Uniformitarianisme.

    Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern. Doktrin ini

    menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan biologi yang berlangsung saat ini

    berlangsung juga pada masa lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang

    membentuk permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah berlangsung sejak

    terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal sebagai The present is the key to the past

    dan sejak itulah orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.

    Dengan demikian jelaslah bahwa geologi sangat erat hubungannya dengan waktu.

    Pada tahun 1785, Hutton mengemukakan perbedaan yang jelas antara hal yang alami dan

    asal usul batuan beku dan sedimen. James Hutton berhasil menyusun urutan intrusi yang

    menjelaskan asal usul gunungapi. Dia memperkenalkan hukum superposisi yang

    menyatakan bahwa pada tingkatan yang tidak rusak, lapisan paling dasar adalah yang

    paling tua. Ahli paleontologi telah mulai menghubungkan fosil-fosil khusus pada tingkat

    individu dan telah menemukan bentuk pasti yang dinamakan indek fosil. Indek fosil telah

    digunakan secara khusus dalam mengidentifikasi horison dan hubungan suatu tempat

    dengan tempat lainnya.

    William Smith (1769-1839): Mengemukakan suatu konsep yang diterapkan pada

    perulangan lapisan-lapisan batuan sedimen yang ada di Inggris. Smith telah

    membuktikan bahwa dalam perioda waktu yang sama akan terjadi perulangan lapisan

    batuan yang sama dan setiap formasi pada lapisan batuan akan mempertlihatkan karakter

  • 8

    yang sama. Berdasarkan hal tersebut, Smith mengajukan suatu konsep yang dikenal

    dengan hukum suksesi fauna.

    3.1.2Hukum Superposisi (Nicholas Steno)

    a. Horizontalitas (Horizontality) : Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan

    adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan memiliki sudut kemiringan asli (initial-

    dip) karena dasar cekungannya yang memang menyudut.

    b. Superposisi (Superposition) : Dalam kondisi normal (belum terganggu), perlapisan

    suatu batuan yang berada pada posisi paling bawah merupakan batuan yang pertama

    terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan batuan diatasnya.

    c. Kesinambungan Lateral (Lateral Continuity) : Pelamparan suatu lapisan batuan akan

    menerus sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata lain bahwa apabila

    pelamparan suatu lapisan batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda litologinya

    maka dikatakan bahwa perlapisan batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian,

    konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu lapis batuan terdapat sifat, fisika,

    kimia, dan biologi yang berbeda satu dengan lainnya.

    3.1.3 Keselarasan dan Ketidakselarasan (Conformity dan Unconformity)

    a. Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis

    batuan lainnya diatas atau dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang

    waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara umum di lapangan ditunjukkan dengan

    kedudukan lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan ditunjang di

    laboratorium oleh umur yang kontinyu.

    N10 . N12 Batugamping dengan kisaran umur N10 . N12

    N7 . N9 Batupasir konglomeratan dengan kisaran umur N7 . N9

    N4 . N6 Serpih dengan kisaran umur N4 . N6

    Contoh hubungan antara satu lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau

    dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat selang waktu (rumpang waktu)

    pengendapan.

    b. Ketidak Selarasan (Unconformity): adalah hubungan antara satu lapis batuan dengan

    lapis batuan lainnya (batas atas atau bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus),

  • 9

    yang disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan. Dalam geologi dikenal 3

    (tiga) jenis ketidak selarasan, yaitu (lihat gambar 1.3):

    Gambar 1.3 Tiga jenis bentuk ketidakselarasan dalam geologi: Disconformity,

    Angular Unconformity, dan Nonconformity

    1. Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu

    lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan lainnya (kelompok batuan

    lainnya) yang dibatasi oleh satu rumpang waktu tertentu (ditandai oleh selang waktu

    dimana tidak terjadi pengendapan).

    2. Angular Unconformity (Ketidakselarasan Bersudut) adalah salah satu jenis

    ketidakselarasan yang hubungan antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan

    satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya), memiliki hubungan/kontak yang

    membentuk sudut.

    3. Nonconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan antara satu

    lapis batuan (sekelompok batuan) dengan satu batuan beku atau metamorf.

  • 10

    Gambar 1.4 Foto singkapan batuan-batuan yang memperlihatkan hubungan yang tidak

    selaras: ketidakselarasan bersudut (Angular Unconformity)

    3.1.4 Genang laut dan Susut laut (Transgresi dan Regresi )

    a. Transgresi (Genang Laut) : Transgresi dalam pengertian stratigrafi / sedimentologi

    adalah laju penurunan dasar cekungan lebih cepat dibandingkan dengan pasokan

    sedimen (sediment supply). Garis pantai maju ke arah daratan.

    b. Regresi (Susut Laut) : Regresi dalam pengertian stratigrafi/sedimentologi adalah laju

    penurunan dasar cekungan lebih lambat dibandingkan dengan pasokan sedimen

    (sediment supply). Garis pantai maju ke arah lautan.

    3.1.5 Hubungan potong memotong (Cross-cutting relationships)

    Hubungan petong-memotong (cross-cutting relationship) adalah hubungan

    kejadian antara satu batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan lainnya, dimana batuan

    yang dipotong/diterobos terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan batuan yang

    menerobos.

    Pada gambar 1.6 terlihat urutan kejadian dan umur batuan adalah sebagai berikut:

    batuan yang terbentuk/terendapkan pertama kali adalah Formasi (Fm) Lutgrad,

    selanjutnya berturutturut adalah Fm Birkland, Fm. Leet Junction. Ketiga formasi batuan

    tersebut kemudian mengalami orogenesa disertai terbentuknya batuan terobosan (Intrusi)

    Granit dan kemudian tererosi membentuk bidang ketidak selarasan bersudut dan

    dilanjutkan dengan pengendapan Fm. Larsonton dan aktivitas magma berupa Intrusi

    Dike, dilanjutkan dengan pembentukan Fm. Foster City, Fm. Hamlinville, dan batuan

    termuda dan terakhir terbentuk adalah Skinner Guich Limestone.

    Gambar 1.6 dan gambar 1.7 adalah contoh lain dari hubungan batuan yang saling

    potongmemotong. Pada gambar 1.6 merupakan intrusi berbentuk dike (warna hitam)

    yang memotong batuan sampingnya (warna putih), sedangkan gambar 1.7 adalah intrusi

    berbentuk gang/korok (warna coklat muda) yang menerobos batuan samping (warna abu-

    abu kecoklatan).

  • 11

  • 12

    3.2 Perkembangan Geologi

    Ilmu Geologi pertama kali dikenal sekitar 500-300 sebelum masehi, yang didasarkan

    kepada fakta-fakta yang disusul dengan pemikiran-pemikiran dan pernyataan-pernyataan

    yang diajukan oleh pakar-pakar filsafat Yunani dan geologi sejak itu berkembang

    menjadi Ilmu Pengetahuan tentang Bumi.

    Dengan semakin majunya peradaban dimana banyak benda-benda kebutuhan

    manusia dibuat yang memerlukan bahan-bahan tambang seperti besi, tembaga, emas dan

    perak, kemudian juga batubara dan minyak bumi sebagai sumber energi, dan karena

    mereka ini harus diambil dari dalam bumi, maka Ilmu Geologi kemudian berkembang

    sebagai ilmu terapan, yang dalam hal ini berfungsi sebagai penuntun penting didalam

    eksplorasi. Disamping itu geologi di jaman modern juga ternyata berkembang sebagai

    ilmu terapan didalam pembangunan teknik sipil dan pengembangan wilayah.

    Perencanaan dan pelaksanaan pembangunan terhadap bangunan-bangunan teknik sipil

    seperti waduk, bendung, terowongan, jembatan, jalan dan sebagainya, memerlukan data

    geologi, karena mereka ini harus dibangun diatas permukaan bumi.

    Dengan semakin meningkatnya penghunian bumi yang diikuti dengan penyediaan

    sarananya, maka lokasi hunian yang semula terletak didaerah-daerah yang mudah

    dijangkau dan sederhana tatanan geologinya, sekarang sudah meluas kewilayah-wilayah

    yang rumit dan memerlukan pengetahuan geologi yang lebih lengkap dan teliti didalam

    pembangunannya. Air yang merupakan salah satu unsur daripada bumi, menjadi

  • 13

    kebutuhan kehidupan yang sangat vital baik untuk rumah tangga, pertanian maupun

    sebagai energi pembangkit listrik yang harus disediakan. Akhir-akhir ini masalah

    bencana akibat lingkungan mulai semakin mencuat ke permukaan, baik yang disebabkan

    oleh proses alam itu sendiri maupun yang disebabkan karena ulah manusia didalam

    membangun sarana dan memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti penggalian-penggalian

    bahan tambang dan bangunan, pengambilan air tanah, sumberdaya energi seperti

    batubara dan minyak-bumi dsb. yang dilakukan tanpa dilandasi oleh perhitungan

    keadaan geologi setempat. Pengetahuan geologi dalam hal ini menjadi penting didalam

    upaya untuk mencegah dan menanggulangi terjadinya bencana lingkungan.

  • 14

    BAB IV

    KESIMPULAN

    Di dalam ilmu geologi, ada banyak teori yang muncul dan berkembang yang berawal

    dari rasa keingintahuan manusia. Teori tersebut berkembang sejalan dengan kemajuan

    teknologi dan ilmu pengetahuan seperti dijelaskan di bawah ini, yaitu:

    1. Teori Continental Drift

    2. Teori Geosinklin

    3. Teori Sea Floor Spreading

    4. Teori tektonik lempeng

    5. Teori Fixisme

    6. Teori undasi

    Untuk dapat memahami ilmu geologi, pemahaman tentang konsep-konsep dan

    hukum-hukum dalam ilmu geologi sangatlah penting dan merupakan dasar dalam

    mempelajari ilmu geologi. Adapun hukum dan konsep geologi yang menjadi acuan

    dalam geologi antara lain adalah konsep tentang susunan, aturan dan hubungan antar

    batuan dalam ruang dan waktu. Pengertian ruang dalam geologi adalah tempat dimana

    batuan itu terbentuk sedangkan pengertian waktu adalah waktu pembentukan batuan

    dalam skala waktu geologi. Konsep uniformitarianisme (James Hutton), hukum

    superposisi (Steno), konsep keselarasan dan ketidakselarasan, konsep

    transgresiregresi, hukum potong memotong (cross cutting relationship) dan lainnya.

    Perkembangan geologi sampai sekarang ini sudah semakin maju. Banyak teori-teori

    yang sekarang ini bisa dibuktikan karena teknologi yang sudah maju tapi disampimg

    itu, sekarang manusia harus bisa menyatu dengan alam seperti dulu karena jika tidak

    lama-kelamaan alam ini akan merugikan kita.

  • 152

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2012. Sejarah perkembangan ilmu geologi. [on line].

    Tersedia: http://tanaangga.wordpress.com/2010/12/08/sejarah-perkembangan-ilmu-

    geologi/ [02 Maret 2014]

    Gumilar, Firman. 2011. teori-teori-dalam-geologi. [on line].

    Tersedia: http://firmangeominers.blogspot.com/2011/03/teori-teori-dalam-

    geologi.html [02 Maret 2014]

    Noor, Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. edisi pertama. Bogor: CV. Graha Ilmu.