BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds...

23
45 BAB 4 KONS EP DES AIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Membuat Komik M enurut pendapat Scott M cCloud yang tertera dihalaman 9 dalam buku 'Understanding Comics’ (cetakan ke-3, april 2008), definisi dari komik adalah gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan, bersebelahan) dalam turutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Dengan hanya membaca komik, pembaca ‘dipaksa’ untuk mengaktifkan semua indera mereka. Namun tidak semua komik bisa seperti itu, hanya komik yang ideal saja yang dapat melakukakan hal tersebut. Untuk membuat suatu komik yang ideal dibutuhkan beberapa langkah, yaitu: 1. Gagasan merupakan ide awal yang ingin disampaikan kepada pembaca. 2. Bentuk adalah visual komik yang akan digunakan, apakah seperti bentuk komik Jepang atau bentuk komik Amerika. 3. Gaya merupakan ciri khas yang dimiliki oleh komik itu sendiri. 4. Struktur adalah prinsip komposisi yang digunakan di dalam komik dan gaya cerita yang disampaikan oleh sang pengarang. 5. Keterampilan merupakan kemampuan sang pengarang dalam menuangkan imajinasinya ke dalam komik dan berhasil menarik perhatian pembacanya. 6. Permukaan atau tampilan adalah hasil jadi dari gabungan gagasan, bentuk, gaya, struktur, dan keterampilan.

Transcript of BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds...

Page 1: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

45

BAB 4

KONSEP DESAIN

4.1 Landasan Teori

4.1.1 Teori Membuat Komik

Menurut pendapat Scott McCloud yang tertera dihalaman 9 dalam buku

'Understanding Comics’ (cetakan ke-3, april 2008), definisi dari komik adalah

gambar-gambar dan lambang-lambang lain yang terjukstaposisi (berdekatan,

bersebelahan) dalam turutan tertentu, bertujuan untuk memberikan informasi atau

mencapai tanggapan estetis dari pembaca. Dengan hanya membaca komik, pembaca

‘dipaksa’ untuk mengaktifkan semua indera mereka. Namun tidak semua komik bisa

seperti itu, hanya komik yang ideal saja yang dapat melakukakan hal tersebut. Untuk

membuat suatu komik yang ideal dibutuhkan beberapa langkah, yaitu:

1. Gagasan merupakan ide awal yang ingin disampaikan kepada pembaca.

2. Bentuk adalah visual komik yang akan digunakan, apakah seperti bentuk

komik Jepang atau bentuk komik Amerika.

3. Gaya merupakan ciri khas yang dimiliki oleh komik itu sendiri.

4. Struktur adalah prinsip komposisi yang digunakan di dalam komik dan

gaya cerita yang disampaikan oleh sang pengarang.

5. Keterampilan merupakan kemampuan sang pengarang dalam

menuangkan imajinasinya ke dalam komik dan berhasil menarik

perhatian pembacanya.

6. Permukaan atau tampilan adalah hasil jadi dari gabungan gagasan,

bentuk, gaya, struktur, dan keterampilan.

Page 2: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

46

4.1.2 Teori Anatomi komik

Menurut Toni Masdiono dalam buku ‘14 Jurus Membuat Komik’, Komik

juga memiliki bentuk anatomi berupa unsur/elemen komik yang disebutkan dengan

istilah tertentu. Namun unsur/elemen anatomi tersebut dapat dikembangkan atau

malah berkurang sesuai dengan improvisasi dari masing-masing komikus. Di dalam

buku ini tertera beberapa istilah anatomi sebuah komik, yaitu:

• Halaman Pembuka

Halaman pembuka biasanya berisi:

o Judul Serial

Judul utama dalam Komik, contohnya: Avatar the ledgend of Aang.

o Judul Cerita

Sub-judul dalam komik, contohnya: Book I: Water

o Credits

Keterangan mengenai nama pengarang, nama penggambar, nama

penciler, nama Inker, nama pengisi warna, dsb.

o Indicia

Keterangan mengenai nama penerbit, waktu penerbitan, pemegang

hak cipta, dsb. Namun tidak semua komik yang menampilkan Indicia

(dibaca: in di sah) pada halaman pembuka.

• Halaman Isi

Halaman isi biasanya berisi:

Page 3: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

47

Gambar 4.1 Contoh Halaman Isi

o Panel Tertutup

Biasanya ditutup dengan garis pembatas panel.

o Panel Terbuka

Sebuah panel tanpa garis batas yang mengelilinginya.

o Balon kata atau Balon Ucapan

Berisi dialog dari karakter/tokoh.

Page 4: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

48

o Narasi

Biasanya digunakan untuk memberi keterangan mengenai waktu,

tempat, atau kadang-kadang situasi kejadian.

o Sound Effect

Efek suara untuk mendukung suatu kejadian yang sedang terjadi.

o Gang

Jarak antara panel dengan panel lainnya.

4.1.3 Teori Gerakan dalam Komik

Di dalam teori komik dikenal istilah Closure. Closure merupakan fenomena

seseorang dalam mengamati bagian-bagian tertentu namun memandang sebagai

keseluruhan. Panel pada komik mematahkan waktu dan ruang sehingga dapat

membentuk suatu peristiwa yang kasar dengan irama yang patah-patah. Namun

dengan adanya closure memungkinkan penggabungan peristiwa-peristiwa tersebut

menjadi susunan realita yang utuh didalam pikiran pembaca. Terdapat

pengelompokan skala mengenai peralihan panel per panel dalam komik, yaitu:

• Waktu ke waktu

Peralihan yang memerlukan closure yang sangat sedikit.

• Aksi ke Aksi

Peralihan satu subyek dalam proses aksi ke aksi.

Page 5: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

49

• Subyek ke Subyek

Peralihan pada situasi subyek ke subyek namun masih dalam satu adegan

atau gagasan.

• Adegan ke adegan

Peralihan yang membawa pembaca melintasi ruang dan waktu. Membaca

komik jenis peralihan ini memerlukan pemikiran yang deduktif.

• Aspek ke Aspek

Peralihan yang kebayakan tidak mengenal waktu dan mengatur

pandangan yang mengembara terhadapa aspek, tempat, gagasan, dan

suasana hati yang berbeda.

• Non Sequitor

Peralihan yang tidak menunjukan hubungan yang logis antara panelnya.

4.1.4 Teori Waktu dalam Komik

Sama hal nya dengan teori gerakan, teori waktu di dalam sebuah komik juga

mendapat dukungan dari closure. Dengan adanya closure sebuah momen dalam

komik dapat ditunjukan melalui beberapa panel atau melalui satu panel saja. Dari

panel yang satu ke panel berikutnya dapat memperlihatkan lompatan waktu yang

berbeda-beda dan tidak selalu konsisten. Dalam satu panel, cerita dalam komik bisa

mengalami lompatan waktu yang luar biasa. Misalnya di dalam panel satu

memperlihatkan zaman peradaban kuno di mesir, kemudian di panel ke dua tiba-tiba

memperlihatkan zaman dikota modern menunjukan kepada pembaca bahwa dalam

Page 6: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

50

waktu sekejap mereka dapat merasakan lintasan waktu yang berjarak ribuan tahun

lamanya.

4.1.5 Teori Garis dalam penggambaran Komik

Menurut Scott McCloud, sebuah gambar yang dapat membangkitkan

rangsangan emosional atau sensual pada pembaca sangatlah penting di dalam dunia

seni komik. Ekspresi yang ditampilkan oleh berbagai macam bentuk garis dalam

panel juga dapat membangkitkan dunia panca indera dan emosi para pembaca.

Misalnya bentuk tarikan garis dari tebal ke tipis yang digambarkan dengan tegas

mengungkapkan gaya yang dinamis atau gerak yang cepat. Dan bentuk tarikan garis

yang bergelombang keluar dari gambar rokok yang sedang terbakar,

mengungkapkan bentuk asap pada gambar.

Selain itu, di dalam buku ‘14 jurus membuat komik’, Toni Masdiono juga

berpendapat bahwa ekspresi tidak hanya ditampilkan melalui wajah saja. Hampir

seluruh tubuh manusia seperti tangan juga dapat membentuk atau mengungkapkan

suatu ekspresi. Misalnya, gambaran ibu jari yang ditegakan dan ke empat jari yang

lainnya tetap digengam, maka tangan kita mengungkapkan ekspresi ‘setuju’ kepada

lawan bicara.

4.1.6 Teori Panel dalam komik

Menurut Toni Masdiono dalam buku ‘14 jurus membuat komik’, garis batas

panel-panel adegan komik bisa bermacam-macam, bisa tipis, tebal, ekspresif, dsb.

Misalnya panel yang menggunakan garis tipis merupakan panel standar dan panel

bergaris tebal bisa dipakai untuk menonjolkan sesuatu yang penting. Untuk

Page 7: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

51

menggambarkan suatu adegan seru, bisa digambarkan dengan garis panel yang

ekspresif.

Mengenai Panel, ada satu hal yang harus diperhatikan, yaitu alur baca. Alur

komik Indonesia dibaca dari arah kiri ke kanan sama dengan alur komik dari

Amerika. Sedangkan untuk komik Jepang alur cerita di baca dari arah sebaliknya,

yaitu kanan ke kiri. Menurut Scott McCloud, dalam bukunya “Making Comics”, cara

termudah menghindari kebingungan dalam pembacaan panel ke panel adalah

membuatnya menjadi sederhana. Namun jika pengarang ingin menggunakan bentuk

panel yang beragam, hindari susunan yang membingungkan. Ada cara untuk

menuntun mata pembaca mengikuti arah yang tepat, yaitu dengan menghasilkan

susunan tata ruang, komposisi, dan gerak dalam bingkai yang menjelaskan cerita

sehingga dapat membantu menuntun mata pembaca ke dalam alur cerita.

4.1.7 Teori Warna dalam komik

Menurut buku ‘Understanding Comics’, Scott McCloud menjelaskan bahwa

sepanjang sejarah seni, warna menjadi daya tarik utama bahkan hampir menyita

seluruh perhatian seniman di mana pun. Perbedaan antara komik hitam-putih dan

berwarna sangatlah luas dan dalam, mempengaruhi semua tingkat pengalaman

membaca. Dalam komik berwarna, pembaca lebih dapat mengungkapkan subyek

secara obyektif karena mereka lebih menyadari bentuk fisik suatu obyek yang

berwarna daripada hitam-putih. Kualitas permukaan yang berwarna akan selalu lebih

mudah menarik perhatian pembaca daripada yang hitam putih. Kita hidup dalam

dunia warna, bukan di dunia hitam putih. Sehingga komik berwarna akan selalu

terlihat lebih “nyata” pada saat pandangan pertama. Jika kita dapat memanfaatkan

Page 8: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

52

penggunaan warna komik dengan baik, seperti halnya komik itu sendiri, maka warna

komik tersebut dapat bernilai sangat tinggi.

Melihat dari hal itulah, penulis akan merancang komik Wisanggeni menjadi

fullcolor, agar terlihat lebih nyata dan berdimensi. Selain itu, karena sebagian besar

setting/lokasi yang akan digunakan dalam komik Wisanggeni adalah suasana alam,

seperti hutan, pegunungan dan juga pemandangan dasar laut pada siang hari, maka

warna- warna yang akan digunakan di dalam komik adalah warna-warna yang

bernuansa natural. Menurut Jim Krause dalam buku ‘Color Index’, skema warna

natural adalah warna-warna yang dipinjam dari alam disekitar kita.

Tone warna yang digunakan untuk suasana hutan pada siang hari dapat

menggunakan tone warna yang terang/cerah (bright colors), di mana menurut buku

‘The Complete Color Harmony’ oleh Tina Sutton dan Bride M. Whelan, Warna yang

cerah dapat membuat suasana yang menjadi lebih ceria dan terlihat sangat hidup,

sehingga dapat dengan mudah menarik perhatian orang disekitarnya. Untuk skema

warna pada hutannya sendiri akan menggunakan mood warna fresh dan Traditional

yang terdapat di dalam buku ‘The Complete Color Harmony’ tersebut. Fresh color

combinations yang utama adalah warna hijau. Penulis akan menggunakan turunan

analog dari warna hijau tersebut dimana skema warna analog dominan warna hijau-

kuning. Skema warna ini dapat menciptakan kombinasi warna hijau yang cerah,

menyerupai suasana lingkungan di luar ruangan. Sedangkan dari mood traditional

color combinations, warna yang dominan adalah warna hijau tua dimana penulis

akan menggukankan turunan warna sekunder dan analog di mana warna-warna

tersebut terdiri dari warna biru, burgundy, tan, dan hijau berikut turunan warna

shade-nya yang dapat digunakan sebagai warna shadow pada hutan.

Page 9: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

53

Tone warna yang digunakan untuk suasana dasar laut dan langit pada siang

hari adalah cool colors. Dasar dari cool colors adalah biru turqouise, yaitu

percampuran dari warna biru-hijau-kuning. Warna seperti ini sering terlihat di alam

sekitar kita. Tone warna seperti ini dapat memberikan rasa ketenangan dan rasa

nyaman. Cool colors dapat diambil dari skema warna tropical dan refreshing. Mood

warna Tropical color combinations di dalam color wheel selalu menggunakan warna

turqoise. Warna blue-green adalah turunan warna tint dari turqoise dan merupakan

warna paling warm dalam aspek warna cool colors. Dengan banyak menggunakan

warna-warna tint dari turunan blue-green dapat memberikan rasa ketenangan.

Sedangkan Refreshing color combinations biasanya mengandung warna cool blue-

green, kebalikan dari warna warm blue-green pada Refreshing colors. Warna cool

Blue-green atau teal tersebut dapat menampilkan perasaan fresh dan biasanya

digunakan untuk menggambarkan travel (perjalanan).

4.1.8 Teori Tipografi

Menurut Danton Sihombing dalam buku ‘Tipografi dalam desain grafis’,

Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan

merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional

dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-

atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui

abstraksi bentuk-bentuk visual.

Page 10: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

54

• Legibility

Dalam desain tipografi, legibility memiliki pengertian sebagai kualitas

huruf atau naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat

keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk/fisik, ukuran, serta

penataan huruf dalam sebuah naskah. Sehingga, pada saat melakukan

lettering dalam komik, yaitu penulisan dialog dan sound effect pada naskah

komik, kita harus memperhatikan legibility. Hal ini dikarenakan dialog dan

sound effect merupakan salah satu elemen yang cukup penting di dalam dunia

komik. Di mana selain digunakan sebagai pendukung visual, dialog dan

sound effect juga dapat membantu pembaca untuk mengerti jalannya cerita

dalam sebuah komik. Maka, apabila legibility pada penulisan dialog dan

sound effect tidak diperhatikan dengan baik, dapat mengakibatkan komik

menjadi sulit terbaca. Hal inilah yang menyebabkan mata pembaca menjadi

lelah saat melihatnya, sehingga membuat mereka merasa malas dan

mengurungkan niatnya untuk membaca/membeli komik yang kita buat. Maka

dari itulah legibility sangat penting dalam proses lettering, dan merupakan

hal yang harus diperhatikan pada saat penulisan dialog dan sound effect

dalam suatu komik.

• Jenis Huruf dalam komik

Dalam sebuah suatu rancangan, baik grafis maupun komik, penggunaan

jumlah jenis huruf yang akan diterapkan sebaiknya dipertimbangkan sesuai

dengan kebutuhan desain. Penggunaan jenis huruf yang terlalu banyak akan

Page 11: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

55

mengganggu estetika rancangan, mengaburkan karakteristik, dan juga

kesatuan rancangan. Sedapat mungkin minimalkan jumlah jenis huruf yang

akan dipakai dengan cara memanfaatkan keluarga huruf yang tersedia.

Berikut merupakan jenis huruf yang baik untuk digunakan di dalam komik,

yaitu:

o San serif

San Serif merupakan huruf yang tidak memiliki ‘tangkai’ pada ujung-

ujung kakinya dan memiliki ketebalan huruf yang hampir sama. Kesan

yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan

efisien. San Serif merupakan huruf yang berlawanan dengan Serif,

dimana Serif merupakan huruf yang memiliki ‘tangkai’ pada ujung-ujung

kakinya. Contoh huruf San Serif adalah Arial, Helvetica, dsb.

Penggunaan San Serif dianggap sebagai pilihan yang sempurna jika

digunakan untuk lettering dialog dalam sebuah komik, karena jika dilihat

melalui pertimbangan fungsional, huruf san serif lebih mudah dibaca dan

tidak kaku, sehingga baik untuk digunakan dalam penulisan sebuah

dialog.

Sedangkan untuk lettering Sound effect, dapat menggunakan huruf-

huruf san serif yang memiliki perlakuan efek khusus (Special Effect).

Huruf seperti ini biasanya tampil lebih vocal dan dapat menambahkan

nilai dramatik dari sebuah pesan. Sehingga sangat sesuai untuk penulisan

sound effect dalam komik yang berfungsi sebagai pendukung dari suatu

kejadian/event. Kini, dengan penggunaan teknologi digital, telah

memungkinkan diciptakannya berbagai macam bentuk efek visual dengan

Page 12: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

56

menggunakan teknologi komputer. Namun, satu hal yang perlu diingat

adalah bahwa penggunaan efek-efek khusus pada huruf harus disesuaikan

dengan kebutuhan desain. Penerapan efek-efek yang eksesif akan

mempengaruhi legibility serta merusak estetika dari rancangan.

o Dekoratif/Miscellaneous

Dekoratif/Miscellaneous merupakan pengembangan huruf dari

bentuk-bentuk yang sudah ada. Huruf biasanya ditambah hiasan dan

ornamen, atau garis-garis dekoratif. Sehingga kesan yang dimiliki oleh

huruf adalah dekoratif dan ornamental. Huruf-huruf dekoratif memiliki

limitasi dalam penggunaannya. Biasanya penggunaan huruf jenis ini

diterapkan untuk keperluan atau tujuan tertentu, seperti dalam mendesain

logo, label, ,judul buku ataupun judul komik, dsb.

4.1.9 Teori Illustrasi

Menurut wikipedia.org, Ilustrasi adalah hasil visualisasi dari suatu tulisan

dengan teknik drawing, lukisan, fotografi, atau teknik seni rupa lainnya yang lebih

menekankan hubungan subjek dengan tulisan yang dimaksud daripada bentuk.

Tujuan ilustrasi adalah untuk menerangkan atau menghiasi suatu cerita,

tulisan, puisi, atau informasi tertulis lainnya. Diharapkan dengan bantuan visual,

tulisan tersebut lebih mudah dicerna.

• Fungsi khusus illutrasi

o Memberikan bayangan setiap karakter di dalam cerita.

Page 13: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

57

o Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam

tulisan ilmiah.

o Memberikan bayangan langkah kerja.

o Mengkomunikasikan cerita.

o Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas

manusia.

o Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.

o Dapat menerangkan konsep

• Illustrasi dalam komik

o Teori Ikon

Menurut Scott McCloud, ikon merupakan bentuk perwujudan dari

gambaran yang mewakili seseorang, tempat, barang ataupun gagasan yang

pencitraannya dirancang menyerupai subyeknya. Ikon juga merupakan awal

dari terbentuknya kartun, dimana penyederhanaan dari suatu gambar yang

realistis mulai dibentuk secara abstrak menjadi sesuatu bentuk baru yang

lebih sederhana. Gambar kartun memiliki kelebihan yang dapat menembus

budaya populer di dunia, karena kartun dapat mengungkapkan dan

mengekspresikan indentifikasi dari seseorang.

o Teori Masking effect

Menurut Scott McCloud, Masking effect merupakan penggabungan antara

tokoh-tokoh yang ikonis (kartun) dengan latar belakang yang realistis.

Kombinasi tersebut memungkinkan pembaca bersembunyi di balik ‘topeng’

Page 14: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

58

suatu tokoh dan memasuki dunia rasa tersebut dengan aman. Masking effect

ini banyak digunakan oleh komikus jepang. Beberapa dari mereka menyadari

kekuatan obyektifitas seni realis dapat digunakan pada hal lain. Contohnya

seperti pada gambar sebuah pedang. Dalam satu adegan pedang tersebut

terlihat sangat kartun. Namun jika diperhatikan, di dalam komik jepang

pedang dapat menjadi sangat realis. Hal ini tidak hanya untuk menunjukan

detilnya, tetapi untuk menyadarkan diri kita bahwa pedang tersebut dilihat

sebagai benda yang mempunyai berat, barik, dan fisik yang rumit. Sehingga

melalui effect ini dapat membuat suatu benda terasa menjadi lebih hidup.

4.1.10 Teori Fantasi

Menurut wikipedia.org, Fantasi merupakan sebuah genre dimana plot, tema,

atau setting lokasi menggunakan sihir dan kemampuan supernatural lainnya sebagai

elemen utama. Banyak karya yang dibuat dengan menggunakan genre fantasi, salah

satu contohnya adalah film ‘Narnia’ yang diangkat dari novel karya C.S. Lewis.

Genre fantasi umumnya dibedakan dengan genre science-fiction maupun

genre horror, dengan harapan bahwa genre fantasi tidak mengarah kepada tema-

tema ilmiah yang sadis dan mengerikan. Namun, ada juga genre yang

menggabungkan ketiganya yang disebut sebagai sub-genre speculative-fiction.

Zaman sekarang genre fantasi didominasi dengan bentuk gaya yang

menggunakan setting abad pertengahan. Hal ini dapat dilihat melalui karya-karya

dari banyak penulis, seniman, sutradara film, dan musisi yang mengangkat cerita

dari kisah mitos maupun legenda kuno. Genre bergaya ini mulai populer semenjak

diterbitkannya buku novel ‘Lord of the Rings’ karya J.R.R Tolkien yang terkenal

Page 15: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

59

secara mendunia, sehingga dimana saat-saat ini karya dengan genre tersebut sudah

mulai dikenal oleh khalayak umum.

4.1.11 Teori Perkembangan Anak dan Manfaat komik bagi anak

Menurut .M. Nimas Eki Suprawati, Psi., M.Si, dosen psikologi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, komik merupakan bacaan yang

sangat popular bagi anak. Banyak anak yang menyukai jenis bacaan ini. Mengapa

anak menyukai komik bukanlah suatu pertanyaan yang sulit dijawab. Bagi anak

komik sangat menarik karena penuh dengan gambar. Hal ini membuat komik

menjadi begitu mudah untuk dipahami, bahkan oleh anak yang belum fasih

membaca. Perpaduan banyak gambar dengan sedikit teks pada komik, juga membuat

anak tidak perlu mengerahkan daya konsentrasi tinggi untuk memahami isi

ceritanya. Anak-anak bisa merasa rileks ketika menikmati ulah tokoh-tokoh dalam

komik.

Dampak positif yang dimiliki oleh bacaan komik, adalah dengan membaca

komik, daya imajinasi anak dapat berkembang. Dan menurut Hurlock (1978), komik

dapat memberikan contoh model yang dapat digunakan untuk mengembangkan

kepribadian anak. Selain itu, dengan memberikan komik yang memiliki tema cerita

yang bervariasi, sesuai usia dan tingkat perkembangan anak, komik juga dapat

memberikan tambahan wawasan dan pengalaman yang beragam bagi anak.

Menurut Kurt Franz dan Bernhard Meier dalam buku ‘Membina minat baca

anak’, untuk memperkenalkan buku kepada anak, tentu harus disesuaikan dengan

usia mereka. Telah disusun beberapa kelompok usia berdasarkan bahan bacaan yang

disukai, yaitu:

Page 16: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

60

• Usia fantasi anak (umur 2-4 tahun)

• Usia dongeng (umur 4-8 tahun)

• Usia petualangan (umur8-12 tahun)

• Usia Kepahlawanan (umur 12-15 tahun)

• Usia lirih dan romantis (umur 15 - 20 tahun)

Dari penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa komik Wisanggeni

yang akan penulis angkat tokoh-nya sebagai icon “pahlawan” bagi anak/remaja,

dengan umur berkisar antara umur 12-15 tahun, sangatlah sesuai. Selain itu, dengan

melalui media komik, dimana terdapat banyak perpaduan gambar dengan sedikit

teks, dapat membuat anak menjadi lebih mudah untuk memahami isi cerita yang

terkandung di dalamnya, dan juga dapat membantu anak dalam mengembangkan

kepribadian mereka.

4.2 Strategi Kreatif

4.2.1 Strategi Komunikasi

• Keyfact

o Budaya wayang terkesan kuno dan kurang menarik perhatian generasi

muda masa kini.

o Kisah wayang Wisanggeni belum dikenal secara meluas dimata anak

muda masa kini.

o Wisanggeni merupakan salah satu tokoh wayang terkuat dan tersakti di

dalam cerita pewayangan Jawa, karena memiliki kemampuan melebihi

Page 17: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

61

putra-putra Pandawa lainnya, misalnya Antareja, Gatutukaca, ataupun

Abimanyu.

o Wisanggeni memiliki kemampuan melintasi angkasa bagaikan

Gatutkaca, menyeberangi kedalaman samudera bagaikan Antasena,

Menyusup ke dalam tanah bagaikan Antareja, dan memiliki kobaran

lidah api yang mampu menghanguskan musuh-musuhnya. Ia juga

memiliki sifat pemberani dan cerdas bagaikan Abimanyu dan ia juga

merupakan keturunan langsung dari Sang Hyang Wenang. Sehingga

melihat dari hal tersebut, tokoh Wisanggeni merupakan salah satu tokoh

terkuat di dalam cerita Wayang Jawa karena ia mampu mengalahkan

Bathara Guru dengan kemampuan yang dimilikinya.

o Dikenal dengan sebutan tokoh muda pendobrak karena sikap

Wisanggeni yang pemberani dalam melawan dan memberantas

ketidakadilan yang dilakukan oleh seseorang yang memiliki kedudukan

paling tinggi tinggi di dunianya, yaitu Bathara Guru, dewa tertinggi di

khayangan.

• Masalah yang dikomunikasikan

Masalah yang dikomunikasikan adalah mengangkat karakter Wisanggeni

menjadi icon “pahlawan” di mata anak/remaja generasi muda pada masa kini

melalui media komik, dengan cara menyederhanakan cerita menjadi lebih

simpel dan ringan, menggunakan penggambaran yang menarik yaitu visualisasi

karakter/tokoh dimodernisasi, suasana dan lingkungan dalam komik

menggunakan gaya petualangan fantasi yang bercampur dengan dunia wayang

Page 18: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

62

Jawa agar dapat mengajak Target Audience masuk ke dalam suatu dunia

imajinasi, dan juga lompatan cerita yang bertahap, sehingga lebih mudah untuk

dipahami.

• Tujuan yang akan dicapai

Tujuan yang akan dicapai adalah untuk meningkatkan minat, rasa

kepedulian, dan pengetahuan generasi muda pada masa kini terhadap cerita

wayang Jawa, salah satunya adalah cerita Wisanggeni, yang diceritakan

melalui media komik. Dan juga untuk menjadikan komik Wisanggeni sebagai

salah satu wacana bagi anak/remaja di Indonesia sehingga tokoh Wisanggeni

tersebut dapat menjadi icon “pahlawan” dimata generasi muda pada masa kini.

• Profil Target Audience

o Psikografis

- Behaviour : Suka membaca komik, menonton film, memainkan

game, dan browsing internet.

- Attitude : Memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap budaya

Indonesia, bangga terhadap budaya dalam negeri

sendiri.

- Personality : ekstrovet, labil, eksperimental, berjiwa petualang.

Page 19: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

63

o Demografis

- Target Primer

Ekonomi : A-B level

Usia : 12-15 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan

Pendidikan : SD Kelas 6 s/d SMA kelas 10

- Target Sekunder

Ekonomi : A-B level

Usia : 16-25 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan

Pendidikan : SMA kelas 11 s/d Mahasiswa

- Geografis

Di kota-kota besar di Indonesia, seperti : Jakarta, Surabaya, Bandung,

Yogyakarta, dsb.

• Positioning

o Komik Wisanggeni karya Shally adalah satu-satunya komik yang

menjadikan Wisanggeni sebagai icon “Pahlawan” dimata generasi

muda pada masa kini.

Page 20: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

64

• Key Message

Menceritakan salah satu cerita wayang Jawa, yaitu cerita tokoh wayang

Wisanggeni ke dalam media komik yang dikemas dengan bentuk visual yang

lebih modern yang bergaya petualangan fantasi, namun tetap tidak

meninggalkan unsur-unsur etnik Indonesianya. Cerita dalam komik

Wisanggeni ini nantinya akan diolah menjadi lebih sederhana dan ringan, agar

lebih mudah dimengerti oleh Target Audience.

• Big Idea

Menjadikan tokoh Wisanggeni sebagai icon “Pahlawan” dimata generasi

muda pada masa kini melalui media komik dengan menggunakan gaya

petualangan fantasi.

• Keyword

o Wisanggeni

o Komik

o Tokoh wayang

o Pahlawan/superhero

o Petualangan fantasi

Page 21: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

65

• Pendekatan Kreatif

o Pendekatan Rasional

- Penggambaran illutrasi pada karakter/tokoh komik konsisten, dan

juga memiliki keunikan sendiri-sendiri, sehingga para pembaca

dapat dengan mudah mengenali tokoh-tokoh didalamnya.

- Menggunakan gaya illustrasi yang berusaha mengikuti selera

anak/remaja masa kini, dimana berdasarkan riset kuisioner,

sebagian besar dari mereka lebih tertarik dengan komik gaya manga

atau gaya kartun amerika.

- Illustrasi dalam komik Wisanggeni digambar secara detail dan

berdimensi dengan cover yang menarik, agar para pembaca tertarik

untuk membelinya.

- Cerita yang akan ditampilkan dalam komik Wisanggeni akan diolah

menjadi lebih sederhana dan ringan, agar lebih mudah dimengerti

oleh para pembaca.

o Pendekatan Emosional

- Komik digambarkan dengan menggunakan nuansa petualangan

fantasi, sehingga pembaca seakan-akan diajak masuk ke dalam

dunia imajinasi yang bercampur dengan dunia pewayangan Jawa.

Page 22: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

66

4.2.2 Strategi Desain

• Tone & Manner

Etnik Indonesia, natural,modern, cerah (bright), cool.

• Strategi Verbal

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang informal, agar lebih

mudah dicerna dan tidak kaku, sehingga nyaman dan sesuai untuk dibaca oleh

Target Audience yang dituju.

• Strategi Visual

o Skema warna yang akan digunakan adalah warna-warna Natural, yaitu

warna alam yang ada di sekitar kita pada siang hari, dimana

menggunakan tone bright colors untuk suasana hutan (mood color-

fresh&traditional), dan tone cool colors untuk suasana warna langit &

warna laut (mood color- tropical&refreshing), sehingga sesuai dengan

setting pada adegan atau suasana dalam komik.

o Tipografi yang akan digunakan adalah Tipografi San Serif yang banyak

terdapat di dalam komik kartun Amerika dan komik Jepang terjemahan

Indonesia. Hal ini karena tipografi tersebut terasa lebih nyaman untuk

dibaca. Sedangkan untuk situasi-situasi tertentu, akan menggunakan

tipografi San Serif dengan efek khusus (Special Effect) agar sesuai

dengan situasi yang sedang dihadapi.

Page 23: BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori …thesis.binus.ac.id/Asli/Bab4/2010-2-00179-ds bab 4.pdfBerisi dialog dari karakter/tokoh. 48 o Narasi Biasanya digunakan untuk

67

o Gaya gambar yang akan digunakan adalah percampuran gaya manga

dan kartun Amerika dengan pewarnaan full color, sehingga sesuai

dengan selera Target Audience yang ingin dituju.

4.2.3 Pemilihan Media

• Pemilihan Item

Berikut item-item yang akan digunakan, yaitu:

- Buku Komik (ukuran: 18 cm x 25 cm)

- Logo

- Cover Serial

- Karakter

- Insert Pages (Format Panel, Tipografi, Balon Kata, Efek Suara)

- Bookmark/Pembatas Buku

- Poster Lipat

- Edisi Paket

- Poster Launching