BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan...

69
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 1 BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH 4.1. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH 4.1.1. Visi dan Misi Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dengan terbitnya Undang- Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan sejalan dengan visi Gubernur DKI Jakarta, Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menetapkan visi sebagai berikut: Visi yang dikemukakan diatas merupakan komitmen Dinas Kebersihan dalam membantu mewujudkan visi Gubernur DKI Jakarta. Visi tersebut dapat dijelaskan dengan 3 (tiga) kata kunci sebagai berikut: 1. Jakarta Baru, Kota Modern yang Bersih Penggalan dari visi tersebut merupakan kata kunci dari visi yang ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan yaitu mewujudkan Jakarta baru sebagai kota modern yang bersih. Kondisi yang ingin dicapai adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta: a. Memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, gangan, perkantoran, maupun tempat - tempat umum lainnya. b. Memiliki lingkungan kota yang bersih karena sampah yang dihasilkan dapat ditangani secara benar. c. Mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diarhea, thypus, “Jakarta Baru, Kota Modern yang Bersih dengan Masyarakat Berbudaya Bersih dan Pelayanan Publik yang Prima”

Transcript of BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan...

Page 1: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 1

BAB-4

KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA

PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

4.1. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN

SAMPAH

4.1.1. Visi dan Misi

Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis dengan terbitnya Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah dan sejalan dengan

visi Gubernur DKI Jakarta, Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta menetapkan

visi sebagai berikut:

Visi yang dikemukakan diatas merupakan komitmen Dinas Kebersihan dalam

membantu mewujudkan visi Gubernur DKI Jakarta. Visi tersebut dapat dijelaskan

dengan 3 (tiga) kata kunci sebagai berikut:

1. Jakarta Baru, Kota Modern yang Bersih

Penggalan dari visi tersebut merupakan kata kunci dari visi yang ingin

dicapai oleh Dinas Kebersihan yaitu mewujudkan Jakarta baru sebagai kota

modern yang bersih.

Kondisi yang ingin dicapai adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta:

a. Memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari aktivitas

sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, gangan, perkantoran,

maupun tempat - tempat umum lainnya.

b. Memiliki lingkungan kota yang bersih karena sampah yang dihasilkan

dapat ditangani secara benar.

c. Mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah yang

berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diarhea, thypus,

“Jakarta Baru, Kota Modern yang Bersih dengan Masyarakat Berbudaya

Bersih dan Pelayanan Publik yang Prima”

Page 2: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 2

disentri, dan lain-lain; serta gangguan lingkungan baik berupa

pencemaran udara, air, atau tanah.

d. Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan

persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya.

2. Masyarakat Berbudaya Bersih

Untuk mewujudkan kota Jakarta yang bersih, akan sangat sulit dicapai tanpa

didukung oleh seluruh masyarakat Jakarta, oleh karena itu penggalan visi

kedua yang ingin dicapai oleh Dinas Kebersihan adalah mewujudkan

masyarakat Jakarta yang berbudaya bersih. Visi ini yang merupakan

tantangan terberat, karena untuk merubah budaya masyarakat akan

memakan waktu yang lama serta memerlukan strategi yang tepat.

Kondisi yang ingin dicapai adalah seluruh masyarakat DKI Jakarta:

a. Memiliki pengetahuan tentang kewajibannya dalam mengelola sampah,

sehingga dapat bertindak sesuai dengan yang diharapkan.

b. Merubah perilaku masyarakat dalam membuang sampah.

c. Memandang sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomi

dan dapat dimanfaatkan.

d. Berperan aktif dalam program-progam yang dilaksanakan oleh Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

3. Pelayanan Publik yang Prima

Penggalan dari visi terakhir yaitu pelayanan publik yang prima dimaksudkan

dalam mewujudkan penggalan kedua visi di atas, Dinas Kebersihan

menjalankan tugas pokoknya tersebut dengan menerapkan tata kelola yang

baik melalui reformasi birokrasi serta menerapkan tata pemerintahan yang

baik (Good Governance).

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, sebagai penjabarannya dituangkan

dalam bentuk misi yang dapat memberikan arah, tujuan yang ingin dicapai

dan memberikan fokus terhadap program yang akan dilaksanakan serta

untuk menumbuhkan partisipasi semua pihak.

Page 3: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 3

Rincian rumusan misi Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai

berikut:

Misi 1

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan dan

penanganan sampah. Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa tujuan dari pengelolaan sampah

adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan

serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Selanjutnya dalam Undang-

Undang tersebut dijelaskan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

bertugas menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan

berwawasan lingkungan.Sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 18

Tahun 2008, maka Dinas Kebersihan menetapkan misi pertama

“Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi modern yang

ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta”.

Dinas Kebersihan telah menyusun perencanaan pengelolaan sampah yang

dituangkan dalam Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi

DKI Jakarta 2012-2032. Dalam Master Plan tersebut memuat target

pengurangan sampah, target penyediaan sarana dan prasarana, pola

pengembangan kerjasama daerah, kemitraan dan partisipasi masyarakat,

rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.

Pelaksanaan pengolahan sampah dengan menggunakan teknologi modern

bekerja sama dengan pihak swasta.

Sebagian besar penanganan sampah dilakukan oleh pihak swasta yang

meliputi kegiatan penyapuan jalan, pengumpulan sampah dan kegiatan

pengangkutan sampah dari sumber dan dari TPS-TPS menuju ke TPST, serta

pengolahan sampah di ITF dan TPST dengan menggunakan teknologi

Menyelenggarakan pengelolaan sampah dengan teknologi yang efektif

dan efisien serta ramah lingkungan dengan melibatkan peran serta

masyarakat.

Page 4: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 4

modern yang ramah lingkungan. Dinas Kebersihan sesuai tugas dan

fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi

terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Misi 2

Masyarakat merupakan penghasil sampah karenanya masyarakat merupakan

aktor utama dalam pengelolaan sampah yang perlu diberdayakan agar

mampu melakukan berbagai upaya penanganan yang bermanfaat bagi

pengelolaan secara umum.

Mengingat upaya pengurangan timbulan sampah di sumber sangat erat

kaitannya dengan perilaku masyarakat, diperlukan suatu upaya penyadaran

dan peningkatan pemahaman untuk mendorong perubahan perilaku yang

dilakukan secara berjenjang. Perubahan perilaku ini dapat dilakukan baik

melalui promosi yang dapat memberi gambaran mengenai “nilai”

pengurangan sampah di sumber dan dampaknya bagi kualitas kesehatan

dan lingkungan maupun kampanye yang terus menerus untuk membangun

suatu komitmen sosial. Pengurangan sampah di sumber ini dilakukan melalui

mekanisme 3 R, yaitu reduce (R1), reuse (R2) dan recycle (R3). R1 adalah

upaya yang lebih menitikberatkan pada pengurangan pola hidup konsumtif

serta senantiasa menggunakan bahan "tidak sekali pakai" yang ramah

lingkungan. R2 adalah upaya memanfaatkan bahan sampah melalui

penggunaan yang berulang agar tidak langsung menjadi sampah.R3 adalah

setelah sampah harus keluar dari lingkungan rumah, perlu dilakukan

pemilahan dan pemanfaatan/pengolahan secara setempat.

Dalam rangka meningkatkan peran masyarakat dalam pengelolaan sampah,

Dinas Kebersihan melakukan kegiatan diantaranya:

Membangun budaya masyarakat perkotaan yang memiliki kesadaran

dalam memelihara kebersihan kota.

Page 5: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 5

1. Komunikasi, informasi dan edukasi dalam rangka peningkatan kesadaran

masyarakat terhadap kebersihan lingkungan dan pengetahuan mengenai

Program 3R.

2. Pembangunan dan pembinaan TPS 3R.

3. Fasilitasi kepada masyarakat dan dunia usaha dalam mengembangkan

dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran hasil produk daur ulang

dan guna ulang sampah.

4. Pengembangan informasi peluang usaha di bidang persampahan

5. Mendorong dan memfasilitasi berdirinya Bank Sampah.

Misi 3

Tata pemerintahan yang baik atau biasa dikenal dengan sebutan Good

Governance telah menjadi salah satu isu yang berkembang sejak reformasi

mulai digulirkan pada tahun 1998 dimana pada kurun waktu yang

bersamaan sebagai akibat dari krisis moneter akhir tahun 90-an yang

membawa dampak signifikan baik secara ekonomi, politik, sosial maupun

budaya. Tuntutan atas tata kelola yang baik tidak saja digulirkan pada

bidang bisnis namun juga pada bidang pemerintahan dan organisasi sosial.

Prinsip-prinsip good governance sebagai prinsip yang saling terikat, yaitu:

1. Akuntabilitas (accountabilty), ialah kewajiban untuk mempertanggung

jawabkan.

2. Keterbukaan dan transparan (openess and transparency).

3. Ketaatan pada aturan hukum.

4. Komitmen yang kuat untuk bekerja bagi kepentingan bangsa dan negara

dan bukan pada kelompok atau pribadi.

5. Komitmen untuk mengikutsertakan dan memberi kesempatan kepada

masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan.

Menyelenggarakan dukungan manajemen fungsional pelayanan

kebersihan dengan menerapkan prinsip – prinsip good governance

Page 6: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 6

Untuk menerapkan tata kelola yang baik Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta

melakukan reformasi birokrasi serta peningkatan kapasitas SDM dan penguatan

organisasi Dinas Kebersihan.

4.1.2. Kebijakan Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah

Arah kebijakan pengembangan pengelolaan sampah di DKI Jakarta yaitu sebagai

berikut :

§ Pengurangan sampah semaksimal mungkin dari sumbernya dengan

menitikberatkan peningkatan peran serta masyarakat dan swasta.

§ Peningkatan cakupan pelayanan dan kualitas pengelolaan sampah melalui

optimalisasi dan peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah,

peningkatan kualitas SDM dan kelembagaan serta efisiensi pembiayaan.

Kebijakan pengembangan pengelolaan sampah di DKI Jakarta yaitu sebagai

berikut :

§ Pengurangan sampah sejak dari sumber;

§ Pengurangan emisi gas rumah kaca dari pengelolaan sampah;

§ Optimalisasi dan peningkatan prasarana dan sarana sampah;

§ Peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan pengelolaan sampah;

§ Peningkatan kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia (SDM);

§ Pengembangan alternatif sumber pembiayaan;

§ Peningkatan peran serta masyarakat dan perguruan tinggi.

4.1.2.1. Pengembangan Teknis – Teknologis

Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi lima wilayah Kotamadya

yaitu: Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur

dan wilayah administrasi Kepulauan Seribu.

Sumber Sampah

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 3 Tahun 2013 tentang

Pengelolaan Sampah, terdapat 8 sumber penghasil sampah yaitu sebagai berikut:

1. Rumah tangga;

Page 7: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 7

2. kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri dan kawasan

khusus;

3. fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lain;

4. jalan;

5. taman umum, taman makam dan jalur hijau;

6. pulau-pulau yang berpenghuni;

7. saluran air/sungai/kali/kanal dan waduk/situ;

8. muara sungai/kali/kanal, pesisir dan pantai.

Pemilahan Sampah

Pemilahan sampah dilakukan melalui kegiatan pengelompokan sampah pada

wadah sampah yang sesuai dengan jenis sampah.Wadah adalah kantong yang

terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang. Kriteria warna dan jenis sampah

dalam pemilahan wadah sampah, meliputi:

a. wadah warna hijau untuk sampah organik;

b. wadah warna kuning untuk sampah anorganik; dan

c. wadah warna merah untuk sampah yang mengandung bahan berbahaya dan

beracun rumah tangga.

Rumah tangga wajib menyediakan wadah sampah untuk kegiatan pemilahan

sampah. Apabila rumah tangga tidak mampu menyediakan wadah sampah, maka

wadah sampah akan disediakan oleh Pemerintah Daerah.

Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan

khusus wajib menyediakan wadah sampah untuk kegiatan pemilahan sampah di

kawasan yang bersangkutan.

Penyediaan wadah sampah di luar rumah tangga dan di luar kawasan (fasilitas

umum, fasilitas sosial, fasilitas lain, jalan, taman umum, taman makam, jalur

hijau, pulau yang berpenghuni, badan air, dan pesisir pantai) menjadi tanggung

jawab Pemerintah Daerah. Penyediaan wadah sampah di luar rumah tangga

dan/atau di luar kawasan dapat disediakan oleh pelaku usaha dan/atau

masyarakat.

Page 8: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 8

Pengumpulan Sampah

Pengumpulan sampah dilakukan sejak pemindahan sampah dari wadah sampah

ke TPS, TPS 3R dan/atau TPST sampai ke TPA dengan tetap memperhatikan

jenis sampah.

Pengumpulan sampah dilakukan sejak pemindahan sampah dari sumber sampah

ke TPST dan/atau TPA dengan tetap memperhatikan jenis sampah.

Pengumpulan sampah rumah tangga dilakukan dengan:

a. pola individual langsung;

b. pola operasional individual tidak langsung; atau

c. pola operasional komunal langsung.

Pengumpulan sampah untuk sampah organik dilakukan setiap hari dan untuk

sampah anorganik paling sedikit 2 (dua) kali dalam seminggu. Pengumpulan

sampah, disesuaikan dengan ketersediaan prasarana dan sarana serta fasilitas

lingkungan.

Pengumpulan sampah rumah tangga dari tempat pemilahan sampah ke TPS

dan/atau TPS 3R menjadi tanggung jawab pengelola sampah di Tingkat Rukun

Warga (RW) yang dibentuk oleh Pengurus RW. Masyarakat dapat melakukan

pengumpulan sampah rumah tangga ke TPS 3R setelah mendapatkan

rekomendasi secara tertulis dari pengelola sampah di Tingkat RW. Masyarakat

yang melakukan pengumpulan sampah rumah tangga ke TPS 3R wajib dibina

dan diawasi oleh Pemerintah Daerah.

Residu sampah yang berada di TPS dan/atau TPS 3R diangkut oleh Pemerintah

Daerah ke TPST atau TPA paling sedikit 2 (dua) kali dalam seminggu.Pemerintah

Daerah wajib menyediakan TPS sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) dan Peraturan Zonasi.

Pengumpulan sampah kawasan dari tempat pemilahan sampah ke TPS dan/atau

TPS 3R kawasan menjadi kewajiban penanggung Jawab dan/atau pengelola

kawasan bersangkutan dan dapat dikerjasamakan dengan badan usaha di

bidang kebersihan.

Page 9: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 9

Residu sampah kawasan yang berada di TPS dan TPS 3R kawasan diangkut oleh

penanggung jawab dan/atau pengelola kawasan ke TPA paling sedikit 2 (dua)

kali dalam seminggu.

Pengumpulan sampah fasilitas umum, fasilitas sosial dan fasilitas lainnya dari

tempat pemilahan sampah ke TPS dan/atau TPS 3R menjadi kewajiban

penanggung jawab dan/atau pengelola fasilitas bersangkutan dan dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang kebersihan.

Residu sampah pada fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya yang

berada di TPS dan/atau TPS 3R, diangkut oleh Pemerintah Daerah ke TPA paling

sedikit 2 (dua) kali dalam seminggu.

Pengumpulan sampah dari TPS, TPS 3R dan/atau TPST ke TPA menjadi

tanggung jawab Pemerintah Daerah yang secara operasional dilaksanakan oleh

SKPD di bidang kebersihan.

Pengangkutan Sampah

Pengangkutan sampah rumah tangga, dilaksanakan dengan cara tidak langsung

atau langsung.

a. Pengangkutan sampah rumah tangga dengan cara tidak langsung ke TPS

dan/atau TPS 3R di wilayah permukiman menjadi tanggung jawab Pengelola

Sampah Tingkat RW.

b. Pengangkutan sampah rumah tangga dengan cara langsung ke TPST

dan/atau TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan dapat

bekerjasama dengan badan usaha di bidang kebersihan.

Pengangkutan residu sampah rumah tangga dari TPS dan/atau TPS 3R ke TPA

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Pengangkutan sampah kawasan, dari tempat pemilahan sampah ke TPS

dan/atau TPS 3R kawasan menjadi kewajiban penanggung jawab dan/atau

pengelola kawasan dan dapat dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang

kebersihan.

Page 10: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 10

Pengangkutan residu sampah kawasan dari TPS dan/atau TPS 3R kawasan ke

TPST menjadi kewajiban penanggung jawab dan/atau pengelola kawasan dan

dapat dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang kebersihan.

Pengangkutan sampah fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari

tempat pemilahan sampah ke TPS dan/atau TPS 3R menjadi tanggung jawab

penanggung jawab dan/atau pengelola fasilitas bersangkutan dan dapat

dikerjasamakan dengan badan usaha di bidang kebersihan.

Pengangkutan residu sampah fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya

dari TPS dan TPS 3R ke TPST dan/atau TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah

Daerah.

Pengangkutan sampah jalan, pulau – pulau yang berpenghuni, taman, jalur

hijau, hutan kota, saluran air/ sungai/ kali/ kanal dan waduk/ situ, muara sungai/

kali/ kanal, pantai dan pesisir ke TPS, TPS 3R, TPST, dan/atau TPA menjadi

tanggung jawab Pemerintah Daerah yang secara operasional dilaksanakan oleh

SKPD di bidang kebersihan.

Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah dilakukan di TPS 3R, TPST dan/atau TPA dengan cara

mengubah karakteristik, komposisi dan volume sampah dengan memanfaatkan

teknologi yang ramah lingkungan. Pengolahan sampah di TPS 3R terdapat di:

a. kelurahan;

b. kecamatan; dan

c. kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, dan kawasan

khusus.

b.

Pengolahan sampah di TPS 3R kelurahan yang berasal dari rumah tangga dapat

digabung dengan beberapa Kelurahan dan diperuntukkan untuk sampah yang

mudah terurai.

Page 11: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 11

Pengolahan sampah di TPS 3R kecamatan yang berasal dari rumah tangga

dapat digabung beberapa Kecamatan dan diperuntukkan untuk sampah yang

sulit terurai.

Pengolahan sampah di TPS 3R kawasan diselenggarakan oleh penanggung

jawab dan/atau pengelola kawasan. Pengolahan sampah di TPS 3R dapat

dikerjasamakan dan/atau dapat diselenggarakan oleh badan usaha di bidang

kebersihan di bawah pembinaan dan pengawasan Pemerintah Daerah.

Penyediaan lahan TPS 3R di kelurahan dan kecamatan menjadi tanggung jawab

Pemerintah Daerah dan dapat dikerjasamakan dengan pelaku usaha, masyarakat

dan/atau badan usaha di bidang kebersihan. Penyediaan lahan TPS 3R di

kawasan menjadi tanggung jawab Pengelola Kawasan.

Lokasi TPS 3R ditetapkan oleh Gubernur sesuai Rencana Detail Tata Ruang

(RDTR) dan Peraturan Zonasi.

Pengolahan sampah di TPS 3R kelurahan paling sedikit melalui kegiatan

pengomposan sebagai usaha masyarakat untuk mengurangi timbulan sampah.

Kompos yang dihasilkan di TPS 3R digunakan oleh Pemerintah Daerah untuk

pemeliharaan tanaman dan dapat dikerjasamakan dengan pelaku usaha, badan

usaha di bidang kebersihan dan/atau pemerintah daerah lain.

Pengolahan sampah di TPST selain sebagai tempat pengolahan sampah, juga

sebagai tempat pengolahan residu sampah dari TPS 3R.Lokasi TPST ditetapkan

oleh Gubernur sesuai RDTR dan Peraturan Zonasi.Pengolahan sampah di TPST

menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan dapat dikerjasamakan dengan

badan usaha di bidang kebersihan.

Pengolahan sampah dari saluran air/sungai/kali/kanal, waduk/ situ, muara

sungai/kali/kanal, pantai dan laut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah

dan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. volume sampah;

b. ketersediaan lahan untuk menampung sampah sementara yang memenuhi

aspek lingkungan dan estetika;

c. dampak terhadap banjir;

Page 12: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 12

d. fungsi dan aspek fisik dari badan air; dan

e. aspek aksesibilitas angkutan sampah.

Pemrosesan Akhir Sampah

Pemrosesan akhir sampah dilakukan di TPA untuk mengembalikan sampah

dan/atau residu sampah sebelum ke media lingkungan secara aman.Penyediaan

lahan untuk TPA menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan disediakan

sekurang-kurangnya 1 (satu) di setiap wilayah (Kota Administrasi).Penentuan

lokasi TPA ditetapkan oleh Gubernur sesuai RDTR dan Peraturan Zonasi.

Penyediaan TPA dipersiapkan untuk penanganan residu sampah dan kegiatan

pengomposan untuk mengantisipasi apabila belum beroperasinya pengolahan

sampah di TPS 3R dan TPST.

4.1.2.2. Pengembangan Pengaturan

Regulasi-regulasi yang ada dan masih berlaku hingga saat ini tentang Sistem

Pengelolaan Sampah yang menjadi pegangan pelaksanaan penanganan sampah

di DKI Jakarta antara lain:

1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

4. Undang-Undang Nomor 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi

Publik;

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pem-bentukan Peraturan

Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

8. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi

Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;

Page 13: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 13

9. Undang – Undang Republik Indonesia No 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintahan Daerah

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum

11. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan

Kerja Sama Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah

Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;

13. Peraturan Presiden RI Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional

Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca;

14. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2015 Tentang

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur

15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/M/2006 tentang

Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan

Persampahan (KSNP-SPP);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pengelolaan Sampah;

18. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No. 03/PRT/M/2013

tentang Penyelenggaraan Prasarana dan sarana Persampahan dalam

Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga;

19. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus IbuKota Jakarta Nomor 8 Tahun

2007 Tentang Ketertiban Umum

20. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat

Daerah;

21. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah 2030

22. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun

2012 Tentang Retribusi Daerah

23. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 6 Tahun

2012 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-

2025

Page 14: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 14

24. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2 Tahun

2013 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013

– 2017

25. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 3 Tahun

2013 tentang Pengelolaan Sampah;

26. Peraturan Gubernur Nomor 215 Tahun 2012 tentang Pengintegrasian dan

Optimalisasi Pengelolaan Sampah

27. Peraturan Gubernur Nomor 226 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

Intisari ketentuan pasal per pasal dalam regulasi dapat dikelompokan menjadi

beberapa poin-poin pengelolaan persampahan sebagai berikut:

Ruang Lingkup Pengelolaan & Tujuan Pengelolaan Sampah

Ruang Lingkup Pengelolaan Sampah

Menurut UU No. 18 Tahun 2008 sampah yang dikelola berdasarkan Undang-

Undang ini terdiri atas:

a. Sampah rumah tangga;

b. Sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

c. Sampah spesifik.

Sampah rumah tangga berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga,

tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Sampah sejenis sampah rumah tangga (atau sampah yang tidak berasal dari

rumah tangga) berasal dari :

a. kawasan komersial (pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel,

perkantoran, restoran, dan tempat hiburan),

b. kawasan industri (kawasan tempat pemusatan kegiatan industri yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang dikembangkan

dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah memiliki izin

usaha kawasan industri),

c. kawasan khusus (merupakan wilayah yang bersifat khusus yang digunakan

untuk kepentingan nasional/berskala nasional, misalnya, kawasan cagar

Page 15: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 15

budaya, taman nasional, pengembangan industri strategis, dan

pengembangan teknologi tinggi),

d. fasilitas sosial (antara lain, rumah ibadah, panti asuhan, dan panti sosial),

e. fasilitas umum (antara lain, terminal angkutan umum, stasiun kereta api,

pelabuhan laut, pelabuhan udara, tempat pemberhentian kendaraan

umum, taman, jalan, dan trotoar),

f. fasilitas lainnya (yang termasuk fasilitas lain yang tidak termasuk kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas

umum antara lain rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit,

klinik, pusat kesehatan masyarakat, kawasan pendidikan, kawasan

pariwisata, kawasan berikat, dan pusat kegiatan olah raga).

Sampah spesifik meliputi:

a. Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

b. Sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

c. Sampah yang timbul akibat bencana;

d. Puing bongkaran bangunan;

e. Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau

f. Sampah yang timbul secara tidak periodik.

Tujuan Pengelolaan Sampah

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 tujuan

pengelolaan sampah untuk:

a. mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah;

b. meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha untuk secara aktif

mengurangi dan/atau menangani sampah yang berwawasan lingkungan;

c. menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis; dan

d. mewujudkan pelayanan prima.

Regulasi Yang Berkaitan dengan Regulasi Aspek Kelembagaan

Tugas Pemerintah

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 tugas

Pemerintah Daerah meliputi:

Page 16: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 16

a. menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dan

pelaku usaha dalam pengelolaan sampah;

b. mengalokasikan dana untuk pengelolaan sampah;

c. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan dan

penanganan sampah;

d. melaksanakan, memfasilitasi, dan mengembangkan upaya pengurangan dan

penanganan sampah;

e. memanfaatkan, memfasilitasi, dan mengembangkan hasil pengolahan

sampah;

f. mengelola sampah dan memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana

pengolahan sampah;

g. memanfaatkan dan memfasilitasi penerapan teknologi pengolahan sampah

yang berkembang pada masyarakat untuk mengurangi dan/atau menangani

sampah; dan

h. mengoordinasikan antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha

agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Wewenang Pemerintah Provinsi

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 untuk

melaksanakan tugasnya, Pemerintah Daerah mempunyai wewenang:

a. merumuskan dan menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah

berdasarkan kebijakan nasional;

b. melakukan kerjasama antar daerah, kemitraan dan jejaring dalam

pengelolaan sampah;

c. menetapkan lokasi TPS, TPS 3R, TPST dan TPA di dalam Rencana Detail Tata

Ruang (RDTR);

d. melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala terhadap TPS, TPS 3R

dan TPST;

e. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap TPA setelah TPA dinyatakan

ditutup secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali selama 20 (dua puluh)

tahun;

f. memfasilitasi dan menyelesaikan perselisihan dalam pengelolaan sampah;

g. melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan sampah; dan

Page 17: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 17

h. menyusun dan menyelenggarakan sistem tanggap darurat pengelolaan

sampah sesuai dengan kewenangannya.

Hak Setiap Orang

Menurut Undang–Undang No. 18 Tahun 2008 setiap orang berhak:

a. Mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan

berwawasan lingkungan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu;

b. Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan, dan

pengawasan di bidang pengelolaan sampah;

c. Memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai

penyelenggaraan pengelolaan sampah;

d. Mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari

kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan

e. Memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah

secara baik dan berwawasan lingkungan.

Kewajiban Setiap Orang

Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 setiap orang dalam pengelolaan

sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib

mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.

Kewajiban Pengelola Kawasan

Menurut Undang–undang No. 18 Tahun 2008pengelola kawasan permukiman

(meliputi kawasan pemukiman dalam bentuk klaster, apartemen, kondominium,

asrama dan sejenisnya), kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas

pemilahan sampah (diletakan pada tempat yang mudah dijangkau oleh

masyarakat).

Kewajiban Produsen

Menurut UU No. 18 Tahun 2008 setiap produsen harus mencantumkan label atau

tanda yang berhubungan dengan pengurangan dan penanganan sampah pada

kemasan dan/atau produknya. Penjelasan untuk produk tertentu yang karena

Page 18: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 18

ukuran kemasannya tidak memungkinkan mencantumkan label atau tanda,

penempatan label atau tanda dapat dicantumkan pada kemasan induknya.

Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang

tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Penjelasan yang dimaksud

dengan mengelola kemasan berupa penarikan kembali kemasan untuk didaur

ulang dan/atau diguna ulang.

Pengelolaan Sampah Spesifik

Menurut Undang–undang No. 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah spesifik

adalah tanggung jawab Pemerintah.

Kerjasama Antar Daerah

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pemerintah daerah dapat

melakukan kerja sama antar pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan

sampah.Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan/atau

pembuatan usaha bersama pengelolaan sampah.

Kemitraan

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pemerintah daerah kabupaten/kota

secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat bermitra dengan badan usaha

pengelolaan sampah dalam penyelenggaraan pengelolaan sampah.

Lembaga Pengelola Sampah

Menurut Permendagri No. 33 Tahun 2010 pemerintah daerah dalam melakukan

pengurangan dan penanganan sampah dapat membentuk lembaga pengelola

sampah.

Peran Pemerintah Daerah:

(1) Pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 di desa/kelurahan atau nama

lainnya, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial,

dan fasilitas lainnya, sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD Persampahan setingkat unit

kerja pada SKPD untuk mengelola sampah.

Page 19: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 19

Regulasi Yang Berkaitan Regulasi Ketentuan Hukum

Perizinan

Menurut Undang - undang No. 18 Tahun 2008setiap orang yang melakukan

kegiatan usaha pengelolaan sampah wajib memiliki izin dari kepala daerah sesuai

dengan kewenangannya.Keputusan mengenai pemberian izin pengelolaan

sampah harus diumumkan kepada masyarakat.

Insentif

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 Insentif

diberikan berupa:

a. insentif fiskal; dan/atau

b. insentif non fiskal.

Disinsentif

Menurut Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 gubernur

memberikan disinsentif kepada penanggung jawab dan/atau pengelola kawasan

yang tidak melakukan pemilahan sampah sesuai dengan standar yang

ditetapkan dan/atau terjadi penimbulan sampah sehingga berdampak negatif

pada kesehatan dan/atau lingkungan.

Disinsentif dapat berupa:

a. disinsentif fiskal; dan

b. disinsentif non fiskal.

Kompensasi

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pemerintah dan pemerintah daerah

secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat memberikan kompensasi kepada

orang sebagai akibat dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan

penanganan sampah di tempat pemrosesan akhir sampah.

Kompensasi berupa:

a. Relokasi;

b. Pemulihan lingkungan;

b. Biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau

c. Kompensasi dalam bentuk lain.

Page 20: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 20

Larangan

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 setiap orang dilarang:

a. Memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

b. Mengimpor sampah;

b. Mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;

c. Mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan;

d. Membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan

disediakan;

e. Melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat

pemrosesan akhir; dan/atau

f. Membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis pengelolaan

sampah.

Sanksi Administratif

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008Bupati/walikota dapat menerapkan

sanksi administratif kepada pengelola sampah yang melanggar ketentuan

persyaratan yang ditetapkan dalam perizinan.

Sanksi administratif dapat berupa:

a. Paksaan pemerintahan;

b. Uang paksa;

b. Pencabutan izin.

Regulasi Yang Berkaitan Regulasi Ketentuan Pendanaan

Pembiayaan

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008pemerintah dan pemerintah daerah

wajib membiayai penyelenggaraan pengelolaan sampah.

Pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Retribusi Pelayanan Persampahan

Menurut Peraturan daerah Provinsi DKI Jakarta No. 3 Tahun 2013 pelayanan

penanganan sampah yang diselenggarakan Pemerintah Daerah dikenakan

retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 21: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 21

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga

Menurut Undang–undang No. 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah rumah tangga

dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas:

a. Pengurangan sampah;

b. Penanganan sampah.

Pengurangan Sampah

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pengurangan sampah meliputi

kegiatan:

a. Pembatasan timbulan sampah;

b. Pendauran ulang sampah;

c. Pemanfaatan kembali sampah.

Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi yang

menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat didaur

ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.

Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan

bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh

proses alam.

Peran Masyarakat

Menurut Undang-undang No. 18 Tahun 2008 masyarakat dapat berperan dalam

pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau pemerintah

daerah.

Peran dapat dilakukan melalui:

a. Pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah dan/atau

pemerintah daerah;

b. Perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau

c. Pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan.

Page 22: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 22

4.1.2.3. Pengembangan Kelembagaan

Dinas Kebersihan

Dalam rangka peningkatan kinerja kelembagaan Dinas Kebersihan terjadi

perubahan susunan organisasi dan tata kerja Dinas Kebersihan. Perubahan

tersebut mengubah beberapa fungsi dari Dinas Kebersihan yaitu sebagai berikut:

a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran dinas

kebersihan;

b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Dinas

Kebersihan;

c. penyusunan kebijakan, pedoman dan standar teknis penanganan sampah;

d. perencanaan, penyediaan, pendistribusian, penempatan, pemeliharaan,

perawatan dan pemanfaatan prasarana dan sarana penanganan sampah;

e. pengawasan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi pemanfaatan,

ketersediaan, kelaikan dan kecukupan prasarana dan sarana penanganan

sampah;

f. pemantauan, evaluasi, pengumpulan, pemilahan, pengangkutan,

penempatan, pengolahan dan pemanfaatan sampah;

g. penelitian/pengkajian, pengembangan, penerapan dan pemasyarakatan

sistem, metode dan/atau tehnik pengolahan sampah yang efektif, efisien,

mudah, tepat, murah dan ramah lingkungan;

h. penelitian/pengkajian, pengembangan, penerapan dan pemasyarakatan

sistem, metode dan/atau tehnik pemanfaatan sampah yang efektif, efisien,

mudah, tepat, murah, produktif dan ramah lingkungan;

i. pemantauan, evaluasi dan penanganan sampah pada seluruh wilayah

daerah/kota Jakarta secara rutin, konsisten dan berkesinambungan sehingga

terjamin kebersihan kota secara baik;

j. pembangunan, pengembangan, pembinaan, pengawasan, pemantauan,

pengendalian dan evaluasi perilaku kebiasaan dan ketaatan penduduk

membuang sampah pada tempat yang tepat;

k. pembangunan, pengembangan, pembinaan, pengawasan, pemantauan,

pengendalian dan evaluasi partisipasi masyarakat dalam penanganan,

pengolahan dan pemanfaatan sampah;

l. penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kebersihan;

Page 23: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 23

m. pemantauan, pengawasan dan pengendalian sampah padat di kali, bantaran

kali, sungai, danau, waduk, situ, prasarana dan sarana umum, permukiman,

perumahan, area kerja, badan air, taman dan jalur hijau;

n. pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai pihak dalam

pengelolaan sampah padat;

o. pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan, dan pertanggung-

jawaban penerimaan retribusi kebersihan;

p. pengawasan dan pengendalian ijin di bidang kebersihan;

q. pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah di

bidang pengelolaan sampah padat;

r. penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana di bidang kebersihan;

s. pengelolaan kepegawaian, keuangan, dan barang Dinas Kebersihan;

t. pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Dinas Kebersihan;

u. pengelolaan kearsipan, data dan informasi Dinas Kebersihan; dan

v. pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas

Kebersihan.

Susunan organisasi Dinas Kebersihan, sebagai berikut :

a. Kepala Dinas;

b. Wakil Kepala Dinas;

c. Sekretariat, terdiri dari :

- Subbagian Umum;

- Subbagian Kepegawaian;

- Subbagian Perencanaan dan Anggaran; dan

- Subbagian Keuangan.

d. Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan, terdiri dari :

- Seksi Pembinaan Teknik Kebersihan;

- Seksi Pengembangan Teknik Pengelolaan Kebersihan; dan

- Seksi Pengujian Kebersihan.

f. Bidang Pengendalian Kebersihan, terdiri dari:

- Seksi Pengendalian Kebersihan Darat;

- Seksi Pengendalian Kebersihan Badan Air dan Pesisir Pantai;

- Seksi Penindakan Pelanggaran Kebersihan.

Page 24: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 24

g. Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan, terdiri dari :

- Seksi Penyediaan;

- Seksi Penyimpanan dan Penyaluran; dan

- Seksi Pemeliharaan.

h. Bidang Peran Serta Masyarakat, terdiri dari :

- Seksi Pengembangan Peran Serta Masyarakat;

- Seksi Pembinaan Usaha Kebersihan; dan

- Seksi Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat.

h. Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi;

i. Suku Dinas Kebersihan Kabupaten Administrasi;

j. Unit Pelaksana Teknis;

k. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan; dan

l. Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun masing-masing memiliki penugasan ataupun fungsi sebagai berikut:

§ Kepala Dinas, memiliki fungsi penugasan untuk memimpin dan

mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas, mengoordinasikan

pelaksanaan tugas dan fungsi Sekretariat, Bidang, Suku Dinas Kebersihan,

Unit Pelaksana Teknis, dan Kelompok Jabatan Fungsional; melaksanakan

koordinasi dan kerjasama dengan SKPD/UKPD dan/atau Instansi

pemerintah/swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas dan

melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi

Dinas.

§ Wakil Kepala Dinas, membantu Kepala Dinas dalam memimpin pelaksanaan

tugas dan fungsi Dinas; menyelenggarakan koordinasi dan pengendalian atas

pelaksanaan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas; membantu Kepala

Dinas dalam pelaksanaan koordinasi dengan SKPD/UKPD dan Instansi

Pemerintah/swasta dan masyarakat; membantu Kepala Dinas dalam

mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang, Suku Dinas dan

Unit Pelaksana Teknis; membantu Kepala Dinas dalam pengembangan

sistem pengendalian internal Dinas Kebersihan; memberikan masukan atau

pertimbangan kepada Kepala Dinas dalam penetapan kebijakan dan regulasi

teknis di bidang kebersihan; melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh

Page 25: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 25

Kepala Dinas; dan mewakili Kepala Dinas apabila Kepala Dinas berhalangan

melaksanakan tugasnya.

§ Sekretariat, menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran Sekretariat; pelaksanaan rencana strategis dan dokumen

pelaksanaan anggaran Sekretariat; pengoordinasian penyusunan rencana

strategis dan rencana kerja dan anggaran Dinas; pelaksanaan monitoring,

pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan rencana strategis dan dokumen

pelaksanaan anggaran Dinas oleh unit kerja Dinas; pengoordinasian

penyusunan kebijakan dan regulasi teknis bidang kebersihan; pengelolaan

kepegawaian, keuangan dan barang Dinas; pembinaan dan pengembangan

tenaga fungsional dan tenaga teknis kebersihan; pelaksanaan kegiatan

kerumahtanggaan dan surat-menyurat Dinas; pengelolaan kearsipan Dinas;

pelaksanaan publikasi kegiatan, upacara dan Regulasiacara Dinas;

pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kantor, termasuk asrama

Dinas; pengelolaan teknologi informasi Dinas; pemungutan, pencatatan,

penyetoran, pelaporan penerimaan retribusi kebersihan; pengkoordinasian

penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas Dinas;

dan pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi

Sekretariat.

§ Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan, memiliki fungsi untuk penyusunan

bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Bidang Teknik

Pengelolaan Kebersihan; pelaksanaan rencana strategis dan dokumen

pelaksanaan anggaran Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan; penyusunan

bahan kebijakan, pedoman dan standar teknis di bidang teknik pengelolaan

kebersihan; pelaksanaan analisis spesifikasi teknik pengelolaan kebersihan;

pelaksanaan teknis pengelolaan kebersihan; pengkajian dan pengujian

kelayakan rencana investasi dan kerjasama pengelolaan kebersihan;

pemantauan dan penelitian kegiatan pengelolaan kebersihan; pelaksanaan

koordinasi pembinaan teknik operasional pengelolaan kebersihan;

pelaksanaan penelitian, pengembangan dan evaluasi teknologi pengelolaan

kebersihan; pemasyarakatan penerapan dan penggunaan/pemanfaatan hasil

penelitian, pengembangan dan evaluasi teknik pengelolaan kebersihan; dan

Page 26: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 26

pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Bidang

Teknik Pengelolaan Kebersihan.

§ Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini

Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengendalian kebersihan.

Mempunyai tugas menyelenggarakan penanganan dan pengendalian

kebersihan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran kebersihan.

§ Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini Dinas

Kebersihan dalam pelaksanaan penyediaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan

sarana kerja teknis kebersihan. Mempunyai tugas melaksanakan

menyelenggarakan penyediaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis

kebersihan;

§ Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan

merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan

pengembangan peran aktif masyarakat dan usaha kebersihan. Mempunyai

tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat

dengan instansi terkait dan mitra usaha dalam upaya peningkatan

kebersihan.

§ Suku Dinas Kebersihan Kota Administrasi, merupakan Unit Kerja Dinas

Kebersihan pada Kota Administrasi. Mempunyai tugas melaksanakan usaha

penanggulangan kebersihan di wilayah Kota Administrasi.

§ Suku Dinas Kebersihan Kabupaten Administrasi, Suku Dinas Kebersihan

merupakan Unit Kerja Dinas Kebersihan pada Kabupaten Administrasi. Suku

Dinas Kebersihan dipimpin oleh seorang Kepala Suku Dinas yang secara

teknis dan administrasi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Dinas Kebersihan, serta secara operasional berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Suku Dinas Kebersihan

mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kebersihan di Kabupaten

Administrasi.

§ Unit Pelaksana Teknis melaksanakan fungsi pelayanan langsung kepada

masyarakat atau untuk melaksanakan fungsi pendukung terhadap tugas dan

fungsi Dinas Kebersihan.

Page 27: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 27

§ Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan, merupakan Satuan Kerja Dinas

Kebersihan di bawah Suku Dinas. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan hanya

untuk kecamatan Kota Administrasi. Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan

dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang secara teknis dan administrasi

berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Suku Dinas

dan secara operasional berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab

kepada Camat.

§ Kelompok Jabatan Fungsional, Pejabat fungsional melaksanakan tugas dalam

susunan organisasi struktural Dinas. Dalam rangka mengembangkan

profesi/keahlian/kompetensi Pejabat Fungsional dibentuk Kelompok Jabatan

Fungsional untuk lingkup Dinas dan Subkelompok Jabatan Fungsional untuk

lingkup Suku Dinas atau Unit Pelaksana Teknis.

§ Lembaga pengelola sampah tingkat kecamatan mempunyai tugas:

a. Mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat kelurahan;

b. Mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari

tingkat rukun warga sampai kelurahan dan lingkungan kawasan; dan

c. Mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan tempat

pengolahan sampah terpadu ke SKPD atau BLUD yang membidangi

persampahan.

Gambar 4.1. Susunan Organisasi Seksi Kebersihan

Tingkat Kecamatan

Kasie Kebersihan Kecamatan

Pengadministrasian Kebersihan

Pelaksana Kebersihan

Pengemudi Kendaraan Pengangkut Sampah

Awak Kendaraan Pengangkut Sampah

Pesada / Penyapu Jalan

Page 28: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 28

§ Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Persampahan mempunyai tugas

melaksanakan kebijakan, strategi, dan rencana SKPD yang membidangi

persampahan. BLUD Persampahan dalam melaksanakan tugas didasarkan

atas:

a. Terlaksananya pengelolaan sampah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan;

b. Tersedianya barang dan/atau jasa layanan untuk meningkatkan kualitas

dan kuantitas pelayanan pengelolaan persampahan;

c. Tertib administrasi pengelolaan persampahan dan pertanggung jawaban

kepada SKPD yang membidangi persampahan.

BLUD Persampahan dapat memungut dan mengelola biaya atas barang

dan/atau jasa layanan pengelolaan sampah sesuai tarif yang ditetapkan

dengan keputusan kepala daerah.

Page 29: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 29

Gambar 4.2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan

Page 30: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 30

Dinamika Pengembangan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan

Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 215 Tahun 2012 tentang

Pengintegrasian dan Optimalisasi Pengelolaan Sampah menyatakan bahwa

pelaksanaan pengintegrasian dan optimalisasi pengelolaan sampah pada

sungai, kali, dan situ dari Dinas Pekerjaan Umum ke Dinas Kebersihan dan

pengelolaan sampah pada taman umum, taman makam, serta Kawasan

monumen Nasional dari Dinas Pertamanan dan Pemakaman ke Dinas

Kebersihan mulai pada tanggal 1 April 2013.

Tabel 4.1. Dinamika Pengembangan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan

AspekKelembagaan AspekKelembagaan1.StrukturOrganisasiDinasKebersihan: 1.StrukturOrganisasiDinasKebersihan:-SampahbadanairdikelolaolehDinasPekerjaanUmum -SampahbadanairdikelolaolehDinasKebersihanyaitudikelolaUPKBadanAir

(SetelahperalihantanggungjawabdariDinasPUkeDinasKebersihan,DinasPUtetapmemberikandukungankepadaDinasKebersihanmelaluipengerahan/mobilisasisumberdayamanusia,prasarana,dansarana)

-SampahtamandikelolaolehDinasPertamanandanPemakaman -Sampahpadatamanumum,tamanmakamsertaKawasanMonumenNasionaldikelolaolehDinasKebersihan(SetelahperalihantanggungjawabdariDinasPUkeDinasKebersihan,DinasPUtetapmemberikandukungankepadaDinasKebersihanmelaluipengerahan/mobilisasisumberdayamanusia,prasarana,dansarana)

-TidakterdapatUPTPST(MasihterpisahantaraUPTTPSTRegionaldan -UPTPST(MengelolaUPTTPSTRegionaldanUPTTPSTKota)UPTTPSTKota) -BLUDBertahap-TidakterdapatBLUDBertahap2.SampahpesisirdanpantaidikelolaolehUPKPesisirdanPantai 2.SampahpesisirdanpantaidikelolaolehSukuDinasKepulauanSeribu3.Terdapat5SukuDinasKebersihan:SukuDinasJakartaPusat,SukuDinas 3.Terdapat6SukuDinasKebersihan:SukuDinasJakartaPusat,SukuDinasJakartaBarat,SukuDinasJakartaTimur,SukuDinasJakartaUtara,dan JakartaBarat,SukuDinasJakartaTimur,SukuDinasJakartaUtara,SukuSukuDinasJakartaSelatan DinasJakartaSelatan,danSukuDinasKepulauanSeribu

MasterPlandanKajianAkademisPersampahanTahun2011PenyelesaianDraftMasterPlandenganDinamikaPembangunan

DinasKebersihanTahun2014

Page 31: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 31

Selain itu lembaga sosial dan administrasi pemerintahan yang terlibat dalam

pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Rukun Warga (RW)

Lembaga pengelola sampah tingkat rukun warga (RW) mempunyai

tugas:

a. Mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun

tetangga; dan

b. Mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara ke lurah.

2. Kelurahan

Kelurahan mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan daerah

yang dilimpahkan dari Gubernur dan mengoordinasikan pelaksanaan

tugas pemerintahan daerah di wilayah Kelurahan.

Susunan organisasi Kelurahan terdiri dari Lurah, Wakil Lurah, Sekretariat

Kelurahan, Seksi Pemerintahan, Ketenteraman dan Ketertiban, Seksi

Perekonomian, Seksi Prasarana dan Sarana, Seksi Kesejahteraan

Masyarakat, Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup, Seksi Pelayanan

Umum dan kelompok Jabatan Fungsional.

Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup merupakan unit Kerja

Kelurahan dalam pelaksanaan pemeliharaan kebersihan dan lingkungan

hidup wilayah Kelurahan.

Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas :

a. Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kelurahan sesuai dengan lingkup

tugasnya,

b. Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kelurahan

sesuai dengan lingkup tugasnya,

c. Memelihara, memonitor, mengawasi dan mengendalikan kebersihan

lingkungan permukiman masyarakat Kelurahan,

d. Melaksanakan kegiatan pengembangan partisipasi masyarakat dalam

memelihara dan meningkatkan kebersihan lingkungan permukiman

masyarakat Kelurahan,

Page 32: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 32

e. Melakukan penanganan pengangkutan sampah dari lingkungan

permukiman masyarakat ke tempat penampungan sementara,

f. Mengembangkan potensi masyarakat dalam penanganan sampah

termasuk pengangkutan sampah dari permukiman masyarakat ke

tempat penampungan sementara,

g. Melakukan pemantauan dan pelaporan secara berkala dan rutin

mengenai keadaan kebersihan permukiman dan kondisi lingkungan

hidup kelurahan,

h. Memfasilitasi kegiatan kebersihan lingkungan permukiman

masyarakat secara swadaya oleh masyarakat,

i. Menyediakan prasarana dan sarana kebersihan lingkungan

permukiman masyarakat Kelurahan,

j. Melakukan koordinasi dengan unit kerja/petugas Dinas Kebersihan

serta Unit Kerja Dinas/Badan, dan/atau pihak terkait, dalam

meningkatkan dan mengembangkan kebersihan permukiman

masyarakat dan lingkungan hidup Kelurahan,

k. Melaporkan kerusakan dan pencemaran lingkungan yang sudah

dan/atau berpotensi mengganggu kesehatan masyarakat dan

lingkungan hidup,

l. Bersama dengan tenaga kesehatan melakukan pemantauan secara

berkala dan rutin terhadap tempat yang berpotensi mengganggu

kesehatan lingkungan seperti kantin, rumah makan, usaha rumah

tangga, industri rumah tangga, toko-toko, saluran air dan hydrant

dan melaporkan hasilnya kepada Unit Kerja Dinas Kesehatan di

wilayah Kelurahan atau Kecamatan,

m. Memelihara dan merawat prasarana dan sarana kebersihan

lingkungan Kelurahan,

n. Menyiapkan bahan laporan Kelurahan yang terkait dengan tugas

Seksi Kebersihan dan Lingkungan Hidup, dan

o. Melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Kebersihan dan Lingkungan Hidup.

Page 33: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 33

3. LPS Kawasan

Lembaga pengelola sampah pada kawasan komersial, kawasan industri,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya mempunyai tugas:

a. menyediakan wadah sampah, fasilitas pemilahan sampah, TPS

dan/atau TPS 3R kawasan dan sarana pengumpulan sampah;

b. mengangkut sampah dari TPS dan /atau TPS 3R kawasan ke TPA;

dan

c. menjamin terwujudnya tertib pengelolaan sampah.

4.1.2.4. Pengembangan Pendanaan

Sumber pembiayaan pengelolaan kebersihan di Provinsi DKI Jakarta adalah APBD

Provinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari sebagian pendapatan sektor retribusi

kebersihan.

Jumlah Anggaran Belanja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).

Anggaran Belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

Anggaran digunakan untuk 2 (dua) hal yaitu :

1. Belanja Modal

2. Belanja Rutin, Belanja Rutin terbagi 2 (dua) yaitu untuk (1) belanja

operasional dan (2) belanja perawatan.

Penerapan retribusi sampah Provinsi DKI Jakarta sesuai Perda DKI Jakarta No. 1

tahun 2015 tentang Retribusi Daerah adalah sebagai berikut:

1. Pengangkutan sampah perumahan/rumah tinggal Rp. 0

2. Pengangkutan sampah toko, warung makan, bengkel, apotik, bioskop dan

lain-lain Rp. 25.000 – Rp. 30.000/bulan

3. Pengangkutan sampah minimum 2,5 m3 dari lokasi industri, pusat pertokoan/

plaza, pasar swalayan, hotel dan lain-lain Rp. 40.000/m3

4. Pengangkutan sampah non bahan berbahaya/beracun dari rumah sakit,

poliklinik, laboratorium 1,00 m3 Rp. 25.000,-

5. Pengangkutan sampah dari pasar PD Jaya dan lokasi pedagang Rp.

20.000/m3.

6. Penyediaan tempat pembuangan/pemusnahan akhir sampah akhir sampah

Page 34: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 34

(TPA sampah) Rp. 25.000/m3.

4.1.2.5. Pengembangan Peran Masyarakat/Swasta/Perguruan Tinggi

1. Peran Serta Masyarakat

Partisipasi masyarakat yang diharap dari sub judul ini ialah keterlibatan

masyarakat dalam tiap tahapan yang dilakukan secara sadar, mulai

perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan, peningkatan dan paska

pelaksanaan lainnya.

Jika proses keterlibatan seperti termaksud telah dapat terlaksanakan, dapat

dikatakan bahwa masyarakat telah mempunyai kesadaran tentang arti

penting pengelolaan sampah dengan cara melakukan pemilahan sampah di

sumber denganmenggunakan prinsip 3R. Jika hal tersebut telah dapat

terlaksana, maka program pengelolaan sampah yang ada di Dinas

Kebersihan tinggal dipadukan melalui sosialisasi pada obyek sasaran.

Peran serta masyarakat yang telah ada perlu ditingkatkan karena hal ini

akan memudahkan dalam teknis operasional dan akan menurunkan biaya

pengelolaan kebersihan. Untuk itu diperlukan suatu program secara terpadu,

teratur dan terus-menerus serta bekerja sama dengan organisasi

masyarakat. Upaya yang dilakukan antara lain penerangan atau penyuluhan

akan pentingnya pengelolaan kebersihan yang akan meningkatkan

kesehatan serta menggugah peran serta masyarakat dan organisasi

masyarakat dalam pengelolaan sampah.

2. Swasta

Diantara berbagai unsur dari penanganan sampah di Kabupaten/Kota yang

dapat penanganannya sebagian diserahkan kepada swasta misalnya

pelayanan pengangkutan sampah di jalan- jalan protokol untuk dibawa ke

lokasi penampungan sementara (TPS), untuk seterusnya dibuang ke tempat

pembuangan akhir (TPA) ataupengelolaan di lokasi TPA. Dalam istilah

keseharian disebut dengan swastanisasi / kemitraan dalam pengelolaan

sampah.Pelayanan pengangkutan sampah oleh swasta ini, pada dasarnya

merupakan bentuk partisipasi masyarakat / swasta (public private

participation) dalam mengatasi masalah kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

Page 35: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 35

4.1.3. Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Sampah

Dengan mempertimbangkan sasaran dan tujuan dari rencana strategis Dinas

Kebersihan, yaitu untuk menciptakan lingkungan yang bersih di seluruh wilayah

di DKI Jakarta dengan melibatkan partisipasi masyarakat maupun pihak ketiga,

maka strategi pengembangan sistem pengelolaan sampah adalah sebagai

berikut:

§ Peningkatan penerapan program 3R (Reuse, Reduce, Recycle) pembatasan

timbulan sampah, pemanfaatan dan penggunaan kembali, melalui

peningkatan pemahaman masyarakat dan swasta untuk menerapkan 3R,

penerapan sistem insentif dan disinsentif, mendorong koordinasi lintas sektor

dalam pengelolaan sampah.

§ Peningkatan kualitas penanganan sampah dengan melakukan pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir yang

ramah lingkungan.

§ Melaksanakan optimalisasi prasarana dan sarana yang sudah ada,

meningkatkan kualitas prasarana dan sarana pengelolaan sampah yang

ramah lingkungan.

§ Meningkatkan kapasitas/ kuantitas prasarana dan sarana persampahan yang

ramah lingkungan (TPS, TPS 3R, pengangkutan, TPST/ITF, TPA).

§ Meningkatkan kinerja institusi pengelolaan persampahan (berbasis

masyarakat dan institusi), Regulasi fungsi regulator dan operator.

§ Peningkatan retribusi, peningkatan peran serta swasta dan pengelola

kawasan.

§ Peningkatan pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah sejak dari

sumber (pemilahan dan pengurangan), peningkatan pemahaman

pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan, peningkatan kerjasama

penelitian dan pengembangan dengan perguruan tinggi.

4.1.3.1. Pengembangan Teknis – Teknologis

Daerah Pelayanan

Daerah pelayanan dibagi menjadi 6 (enam) yaitu daerah pelayanan Kotamadya

Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan

Wilayah Administrasi Kepulauan Seribu.

Page 36: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 36

Pembentukkan zona pelayanan persampahan melalui justifikasi penentuan lokasi

ITF dan TPS 3R, kemudian rencana skenario penetapan ruang layanan serta

fase-fase tahun perencanaan dari tahun 2012 – 2032. Periode perencanaan

dibagi menjadi 4 (empat) fase yaitu sebagai berikut:

- Fase I : Tahun 2012 –2017 (5 Tahun)

- Fase II : Tahun 2017 – 2022 (5 Tahun)

- Fase III : Tahun 2022 – 2027 (5 Tahun)

- Fase IV : Tahun 2027 – 2032 (5 Tahun)

Pemilahan Sampah

a. Rumah Tangga harus memilah sampah sesuai jenisnya.

b. Pewadahan sampah dibedakan menjadi tiga unit pewadahan untuk setiap

sumber masing-masing untuk sampah organik, sampah an organik dan

sampah B3.

c. Pola pewadahan terdiri dari jenis pola yaitu pewadahan individual dan

pewadahan komunal.

d. Pewadahan individual diletakkan pada setiap sumber sampah. Bentuk

pewadahan individual tidak ditentukan secara seragam, tergantung setara

dan kemampuan dari pemiliknya.

e. Pewadahan komunal lebih diperuntukkan didaerah permukiman padat,

taman kota, jalan, dan pasar. Bentuknya ditentukan oleh pihak pengelola

karena sifatnya umum.

f. Dimensi pewadahan sepenuhnya dipengaruhi oleh jumlah orang dan

kegiatannya di awasan tersebut. Dalam pemilihan sarana pewadahan

disarankan untuk mempertimbangkan:

- Volume sampah;

- Jenis sampah;

- Penempatan;

- Jadwal pengumpulan;

- Jenis sarana pengumpulan dan pengangkutan.

Kriteria sarana pewadahan sampah dengan pola pewadahan individual adalah:

a. Kedap air dan udara;

b. Mudah dibersihkan;

Page 37: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 37

c. Harga terjangkau;

d. Ringan dan mudah diangkat;

e. Bentuk dan warna estetis;

f. Memiliki tutup supaya higienis;

g. Mudah diperoleh; dan

h. Volume pewadahan untuk sampah yang dapat digunakan ulang, untuk

sampah yang dapat didaur ulang, dan untuk sampah lainnya minimal 3 hari

serta 1 hari untuk sampah yang mudah terurai.

Beberapa persyaratan pewadahan dengan pemilahan dari sumber yaitu sebagai

berikut:

a. Jumlah sarana harus sesuai dengan jenis pengelompokan sampah;

b. Diberi label atau tanda;

c. Dibedakan berdasarkan warna, bahan, dan bentuk.

Pengumpulan Sampah

Peningkatan kualitas penanganan sampah dengan melakukan pengumpulan

sampah yang telah dipilah melalui :

a. Regulasi jadwal pengumpulan sesuai dengan jenis sampah terpilah dari

sumber sampah.

b. Penyediaan sarana pengumpul sampah terpilah berupa motor sampah,

gerobak sampah dan/atau sepeda sampah.

c. Penyediaan TPS, TPS 3R, dan/atau alat pengumpul sampah terpilah oleh

pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,

kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya.

d. Penyediaan TPS dan/ atau TPS 3R oleh pemerintah kabupaten/kota untuk

wilayah permukiman.

Pengangkutan Sampah

Pelaksanaan pengangkutan sampah dengan beberapa ketentuan:

a. Menyediakan sarana dan jadwal pengangkutan sampah yang terpilah.

b. Menambah jumlah sarana pengangkutan sampah berupa dump truck/ tipper

truck, armrol truck, compactor truck, street sweeper vehicle, dan trailer.

c. Memaksimalkan kapasitas kendaraan angkut yang digunakan.

Page 38: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 38

d. Rute pengangkutan sependek mungkin dan hambatan sekecil mungkin.

e. Frekuensi pengangkutan dari TPS ata TPST dilakukan sesuai dengan jumlah

sampah yang ada.

f. Ritasi dilakukan dengan mempertimbangkan efiesiensi dan efektifitas

pengangkutan.

g. Peningkatan kualitas sarana pengangkutan sampah dengan

mempertimbangkan umur teknis peralatan, kondisi jalan daerah operasi,

jarak tempuh, karakteristik sampah, dan daya dukung fasilitas pemeliharaan.

Pengolahan Sampah

Peningkatan kualitas penanganan sampah dengan melakukan pengolahan

sampah melalui :

a. Teknologi pengolahan secara fisik berupa pengurangan ukuran sampah,

pemadatan, pemisahan secara magnetis, masa – jenis, dan optik.

b. Teknologi pengolahan secara kimia berupa pembubuhan bahan kimia atau

bahan lain agar memudahkan proses pengolahan selanjutnya.

c. Teknologi pengolahan secara biologi berupa pengolahan secara aerobic

dan/atau secara anaerobic seperti pengomposan dan/atau biogasifikasi.

d. Teknologi pengolahan secara termal berupa insinerasi, pirolisis dan/atau

gasifikasi.

e. Pengolahan sampah dapat pula dilakukan dengan menggunakan teknologi

lain sehingga dihasilkan bahan bakar seperti Refused Derified Fuel (RDF).

f. Penyediaan fasilitas pengolahan sampah TPS 3R, SPA, TPA, dan/atau TPST.

Pemrosesan Akhir Sampah

Peningkatan kualitas TPA untuk penanganan residu sampah dan kegiatan

pengomposan untuk mengantisipasi apabila belum beroperasinya pengolahan

sampah di TPS 3R dan TPST.

4.1.3.2. Pengembangan Pengaturan

Meningkatkan Pengaturan fungsi regulator melalui:

a. Pemberian norma, standar, prosedur, dan kriteria.

b. Diseminasi peraturan perundang – undangan.

c. Pendidikan dan pelatihan.

Page 39: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 39

d. Fasilitasi penyelesaian perselisihan antar daerah.

e. Fasilitasi kerja sama pemerintah daerah, badan usaha dan masyarakat.

f. Fasilitasi bantuan teknis.

g. Terciptanya interaktif antara pemda, pengatur, penyelenggara jasa, dan

pelanggan masyarakat.

h. Regulasi yang lebih menarik terhadap investasi swasta.

i. Transparansi data & informasi yang aktif kepada stakeholders.

4.1.3.3. Pengembangan Kelembagaan

Untuk melaksanakan pengelolaan (pengurangan dan penanganan) sampah pada

sumber timbulan sampah, pemerintah perlu membentuk lembaga pengelola

sampah (LPS). Untuk itu pemerintah daerah diharapkan secara proaktif

memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola sampah (LPS) di desa/kelurahan,

kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas

lainnya, sesuai dengan kebutuhan.

Meningkatkan kualitas kelembagaan pengelola sampah dengan cara :

a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses perekrutan dan

pelatihan.

b. Meningkatkan kerjasama dengan pemangku kepentingan lain.

c. Insentifikasi regionalisasi pelayanan sampah.

d. Pemisahan fungsi dan tanggung jawab yang tegas antara penentu kebijakan

dengan pengatur, dan penyelenggara jasa.

4.1.3.4. Pengembangan Pendanaan

Mengingat pelanggan persampahan berasal dari tingkat dan golongan

masyarakat yang berbeda kemampuan keuangan/ daya belinya, maka diperlukan

perkiraan pendatan tarif retribusi persampahan dengan memperhitungkan :

a. Penyesuaian tarif per golongan pelanggan dan perjenis pelayanan.

b. Perkiraan jumlah pelanggan per golongan pelanggan dan per jenis

pelayanan.

Page 40: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 40

4.1.3.5. Pengembangan Peran Masyarakat/Swasta/Perguruan Tinggi

Masyarakat berperan serta dalam proses pengambilan keputusan,

penyelenggaraan, dan pengawasan penyelenggaraan PSP (Prasarana dan Sarana

Persampahan) yang dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah daerah.

Peran serta masyarakat dapat berupa :

a. Memberikan laporan, usul, pertimbangan, dan/atau saran kepada

pemerintah.

b. Memberikan saran dan pendapat dalam perumusan kebijakan dan strategi

c. Melaksanakan kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan secara mandiri

dan/atau bermitra dengan pemerintah.

d. Memberikan pendidikan dan pelatihan, kampanye, dan pendampingan oleh

kelompok masyarakat kepada anggota masyarakat dalam penanganan

sampah.

Peran serta dengan swasta dapat dilakukan pada tahap pengangkutan,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah pada sebagian atau seluruh wilayah

pelayanan.

Peran serta dengan perguruan tinggi dapat dilakukan dengan melakukan

penelitian dan pengembangan teknologi ramah lingkungan yang aplikatif sesuai

dengan kebijakan dan strategi nasional untuk mendukung kegiatan penanganan

sampah.

4.2. RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

4.2.1. Teknis – Teknologis

4.2.1.1. Pembagian Zona Pelayanan

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah Kota Administrasi dan wilayah

Kabupaten Administrasi kepulauan seribu yang terdiri dari 44 kecamatan. Master

Plan Persampahan tahun 2011 direncanakan zona pelayanan sampah yang

ditentukan melalui justifikasi penentuan lokasi ITF dan TPS 3R yang terdiri dari 4

opsi. Pada penyelesaian Master Plan Persampahan Tahun 2014 dengan

berkembangnya dinamika pembangunan Dinas Kebersihan maka dalam

Page 41: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 41

pembagian zona pelayanan untuk tiap kelurahan pada masing – masing

kecamatan di Provinsi DKI Jakarta akan direncanakan 1 (satu) TPS 3R.

Untuk zonasi pelayanan pengelolaan sampah secara mandiri direncanakan

beberapa zona tiap wilayah administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah

pembagian zona pengelolaan sampah secara mandiri dapat dilihat pada Tabel

4.2. berikut:

Tabel 4.2. Zonasi Pelayanan Pengelolaan sampah Secara Mandiri

Provinsi DKI Jakarta

Sumber : Dinas Kebersihan, 2014

4.2.1.2. Tujuan, Target Pengurangan dan Penanganan Sampah

Tujuan Pengelolaan Sampah

a. mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih dari sampah;

b. meningkatkan peran serta masyarakat dan pelaku usaha untuk secara aktif

mengurangi dan/atau menangani sampah yang berwawasan lingkungan;

c. menjadikan sampah sebagai sumber daya yang memiliki nilai ekonomis;

d. mewujudkan pelayanan prima.

Target Pengurangan Sampah

Perencanaan Masterplan Persampahan mempunyai beberapa target yaitu target

pengurangan sampah dan target pengurangan emisi gas :

a. Target Pengurangan Sampah:

- Tahun 2012 - 2017 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 21%

- Tahun 2017 - 2022 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 30%

- Tahun 2022 - 2027 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 36%

- Tahun 2027 – 2032 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 42%

Page 42: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 42

b. Target Pengurangan Emisi Gas:

- Tahun 2012 - 2017 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 10%

- Tahun 2017 - 2022 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 20%

- Tahun 2022 - 2027 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 30%

- Tahun 2027 - 2032 ditargetkan pengurangan sampah sebesar 40%

Pengurangan Sampah dilakukan melalui kegiatan:

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah; dan/atau

c. pemanfaatan kembali sampah.

Pengurangan sampah dilakukan dengan cara :

a. menggunakan bahan yang dapat diguna ulang, bahan yang dapat didaur

ulang dan/atau bahan yang mudah diurai oleh proses alam; dan/atau

b. mengumpulkan dan menyerahkan kembali sampah dari kemasan dan/atau

produk yang sudah digunakan.

Pengurangan emisi gas dilakukan dengan cara jangan membakar sampah di

pekarangan rumah karena asapnya yang mengeluarkan gas CO2 dan dioksin.

Penanganan Sampah

Penanganan sampah terdiri dari 5 (lima) sub sistem yaitu pemilahan,

pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir. Untuk rencana

pengembangan dan sarana prasarana masing-masing sub sistem akan dijelaskan

pada sub bab 4.2.1.5.

4.2.1.3. Kriteria Perencanaan

a. Periode perencanaan minimal 10 (sepuluh) tahun

b. Sasaran dan prioritas penanganan

Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah

yang telah mendapatkan pelayanan saat ini, daerah berkepadatan tinggi

serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan di arahkan pada

daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk

kota.

Page 43: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 43

c. Strategi penanganan

- Kondisi pelayanan eksisting termasuk keberadaan TPA dan masalah

pencemaran yang ada.

- Urgensi masalah penutupan dan rehabilitasi TPA eksisting serta pemilihan

lokasi TPA baru baik untuk skala kota maupun lintas kabupaten/ kota

atau lintas provinsi.

- Komposisi dan karakteristik sampah.

- Mengurangi jumlah sampah yang diangkut dan ditimbun di TPA secara

bertahap (hanya residu yang dibuang di TPA).

- Potensi pemanfaatan sampah dengan kegiatan 3R yang melibatkan

masyarakat dalam penanganan sampah di sumber melalui “bank

sampah”.

- Potensi pemanfaatan gas bio dari sampah di TPA

- Pengembangan pelayanan penangan sampah

- Penegakkan peraturan (law enforcement)

- Peningkatan manajemen pengoperasian dan pemeliharaan

d. Kebutuhan pelayanan

- Proyeksi penduduk harus dilakukan untuk interval 5 tahun selama

periode perencanaan.

- Proyeksi timbulan sampah setiap interval 5 tahun.

- Kebutuhan lahan TPA

- Kebutuhan prasarana dan sarana persampahan (pemilahan,

pengangkutan, TPS, TPS 3R, SPA, FPSA, TPST, dan TPA)

4.2.1.4. Proyeksi Timbulan Sampah, Komposisi dan Karakteristik Sampah

Berikut proyeksi jumlah timbulan sampah Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 –

2032 dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Page 44: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 44

Tabel 4.3. Proyeksi Timbulan Sampah Provinsi DKI Jakarta

Tahun 2012 – 2032

No. Tahun TimbulanSampah(ton/hari)1 2012 67162 2017 72703 2022 78714 2027 85215 2032 9225

Sumber : Hasil Analisa, 2011

Data komposisi dan karakteristik sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta,

dari Informasi Dinas Kebersihan Triwulan I Tahun 2010 yaitu, sampah organik

sebesar 55,37% dan sampah non organik sebesar 44,63%, informasi lebih

lengkapnya seperti terlihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Komposisi dan Karakteristik Sampah

di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta 2010

No. Jenis Karakteristik Sampah Persentase

(%)

I Organik 55,37 II Anorganik 44,63 1. Kertas 20,57 2. Plastik 13,25 3. Kayu 0,07 4. Kain & Tekstil 0,61 5. Karet / Kulit Tiruan 0,19 6. Logam / Metal 1,06 7. Kaca / Gelas 1,91 8. Sampah Bongkahan 0,81 9. Sampah B3 1,52

10. Lain-lain (Batu, Pasir, dll) 4,65 Total 100

Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan Triwulan I 2010, Januari-Maret Tahun 2010

4.2.1.5. Perencanaan Prasarana dan Sarana Persampahan

Prasarana dan sarana pengelolaan sampah, terdiri atas:

a. Wadah Sampah;

Page 45: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 45

Menurut Perda No. 3 Tahun 2013 pewadahan dikelompokkan menjadi 3 jenis

sampah yaitu wadah hijau untuk sampah organik, wadah kuning untuk

sampah anorganik, dan wadah merah utnuk sampah B3. Sedangkan

menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor

03/PRT/M/2013 pewadahan dikelompokkan menjadi 5 jenis, yaitu :

- Hijau : Sampah Organik

- Kuning : Sampah Guna Ulang

- Merah : Sampah B3

- Biru : Sampah Daur Ulang

- Abu - abu : Residu

Perencanaan pemilahan dan pewadahan sampah pada masing – masing

periode perencanaan, yaitu sebagai berikut :

- Tahun 2012 - Tahun 2017

(Pewadahan dikelompokkan menjadi 3 jenis sampah)

- Tahun 2017 - Tahun 2022

(Pewadahan dikelompokkan menjadi 5 jenis sampah)

- Tahun 2022 - Tahun 2027

(Pewadahan dikelompokkan menjadi 5 jenis sampah)

- Tahun 2027 - Tahun 2032

(Pewadahan dikelompokkan menjadi 5 jenis sampah)

b. Tempat Penampungan Sementara (TPS)

Penyediaan jumlah TPS pada masing-masing kecamatan dengan jumlah

sampah yang mampu dikelola oleh TPS dapat dihitung berdasarkan jumlah

penduduk.

Berdasarkan jumlah penduduk dan jumlah TPS yang dimiliki masing-masing

kecamatan pada kondisi eksisting yaitu dipo, pool container, dan TPS Indoor,

maka kemudian dihitung jumlah TPS khususnya dipo yang sebaiknya

disediakan oleh masing-masing kecamatan pada tahun 2012-2032.

Berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional

pengelolaan persampahan, dipo memiliki beberapa tipe. Setelah disesuaikan

dengan kondisi eksisiting maka dipo kemudian dibagi menjadi 4 tipe:

Page 46: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 46

1. Tipe 1 yaitu 180 m2 dan dapat melayani 3.600 KK atau 18.000 jiwa

2. Tipe 2 yaitu 200 m2 dan dapat melayani 4.000 KK atau 20.000 jiwa

3. Tipe 3 yaitu 250 m2 dan dapat melayani 5.000 KK atau 25.000 jiwa

4. Tipe 4 yaitu 300 m2 dan dapat melayani 6.000 KK atau 30.000 jiwa

Sedangkan pool container dan TPS Indoor masing-masing mampu melayani

640 KK atau 3.200 jiwa dan 500 KK atau 2.500 jiwa.

Hasil perhitungan untuk kebutuhan jumlah TPS masing-masing Wilayah

adalah sebagai berikut pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Hasil perhitungan untuk kebutuhan jumlah TPS masing-

masing Wilayah

Fase 1.

REKAPITULASI KEBUTUHAN TPS PADA MASING-MASING WILAYAH

WILAYAH Pusat Utara Barat Selatan Timur

TAHUN 180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

2012 26 24 64 58 86 77 75 67 95 86

2013 27 24 66 59 88 79 77 69 98 88

2014 28 25 67 61 90 81 78 71 100 90

2015 28 26 69 62 95 85 80 72 103 93

2016 29 26 70 63 97 87 82 74 105 95

Fase 2.

REKAPITULASI KEBUTUHAN TPS PADA MASING-MASING WILAYAH

WILAYAH Pusat Utara Barat Selatan Timur

TAHUN 180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

2017 30 27 72 65 97 87 84 76 108 97

2018 31 28 74 66 99 89 86 78 111 100

2019 32 29 75 68 101 91 89 80 113 102

2020 33 29 77 69 104 93 91 82 116 105

2021 33 30 79 71 106 95 93 83 119 107

Page 47: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 47

Fase 3.

REKAPITULASI KEBUTUHAN TPS PADA MASING-MASING WILAYAH

WILAYAH Pusat Utara Barat Selatan Timur

TAHUN 180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

2022 34 31 81 72 108 98 95 85 122 110

2027 39 35 90 81 121 109 106 96 137 123

Fase 4.

REKAPITULASI KEBUTUHAN TPS PADA MASING-MASING

WILAYAH

WILAYAH Pusat Utara Barat Selatan Timur

TAHUN 180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

180

m2

200

m2

2032 45 40 100 90 135 121 119 107 153 138

c. Penyapuan Jalan

Untuk kegiatan penanganan persampahan jalan secara umum dibedakan

atas teknik pelaksanaannya, yakni penyapuan dilakukan dengan cara

mekanis dengan menggunakan kendaraan khusus (street sweeper truck) dan

cara-cara manual dengan menggunakan tenaga manusia secara

berkelompok (beregu).

Peralatan tiap regu terdiri:

- 1 Unit gerobak sampah

- 1 Unit gerobak celeng

- 480 Unit Sapu lidi

- 120 Unit Gagang Sapu Lidi

- 480 Unit pengki plastik

- 10 Unit Serokan/Sekop

- 20 Unit Sepatu Boot

- 30 Unit Sarung Tangan

- 30 Unit Masker

- 10 Unit Jas Hujan

- 10 Unit helm

- 20 Unit Pakaian Seragam

Page 48: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 48

- Rambu kerucut pengaman jalan

Peralatan perorangan

- 1 gerobak celeng

- 1 pengki

- 1 keranjang loa

- 1 sapu lidi gagang panjang

- 1 Sepatu Boot

- 1 Sarung Tangan

- 1 Masker

- 1 Jas Hujan

- 1 helm

- Rambu kerucut pengaman jalan

Objek penyapuan jalan meliputi penyapuan antara lain:

1. Badan jalan, badan jalan relatif bersih karena turbulensi dari laju

kendaraan maka bagian badan jalan yang disapu oleh Pesada adalah

sisi-sisi badan jalan (terdiri dari 2 sisi untuk tiap jalur jalan) dengan

lebar penyapuan jalan 1,00 meter dari pinggir jalan;

2. Trotoar atau tempat pejalan kaki. Tempat pejalan kaki biasanya lebih

tinggi 10-20 cm dari badan jalan. Jika dibandingkan dengan badan jalan

tempat pejalan kaki relatif lebih kotor. Lebar penyapuan untuk trotoar

adalah 0,50 meter dari pinggir sisi jalan

Profil Potongan Melintang Jalan ( 4 Sisi )

Profil Potongan Melintang Jalan 8 Sisi (dengan jalur busway)

Gambar 4.3. Profil Potongan Melintang Jalan

BADAN JALAN TROTOAR 2TROTOAR 1

C

SISIJALAN 1

L JALAN

SISIJALAN 2

BADAN JALAN MEDIAN JALAN

SISIJALAN 3

SISIJALAN 4

CL JALAN

JALUR BUSWAY3.44 MTROTOAR 1 BADAN JALAN

JALUR BUSWAY3.44 M

MEDIAN JALAN / TROTOAR /HALTE BUSWAY TROTOAR 2BADAN JALAN

SISIJALAN 1

SISIJALAN 2

SISIJALAN 3

SISIJALAN 4

SISIJALAN 8

SISIJALAN 7

SISIJALAN 6

SISIJALAN 5

SEPARATOR

Page 49: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 49

Untuk dapat terlaksananya kebersihan, perlu dilakukan penyapuan yang

frekuensi penyapuan dikaitkan dengan intensitas timbunan sampah untuk

kemudian dikumpulkan ke TPS dan diangkut ke TPA dan penyapuan yang

dilaksanakan harus dapat menciptakan kondisi kebersihan secara

menyeluruh sepanjang hari. Tahapan penyapuan yang dilaksanakan

meliputi:

1. Jalur-jalur jalan protokol atau yang sejenis, yang mempunyai tingkat

pengendalian kebersihan yang tinggi, perlu tahapan penyapuannya

sebanyak 2 (dua) kali shift dalam waktu sehari (termasuk istirahat

selama 1 jam untuk setiap shift).

2. Jalur-jalur non protokol atau yang sejenis yang mempunyai tingkat

pengendalian kebersihan sedang, perlu tahapan penyapuan sebanyak 2

(dua) shift (termasuk istirahat selama 1 jam untuk setiap shift)

3. Jalur-jalur jalan lingkungan atau sejenis yang mempunyai tingkat

pengendalian kebersihan rendah, cukup penyapuannya sebanyak 1

(satu) shift

Untuk dapat terlaksananya kebersihan, perlu dilakukan penyapuan yang

frekuensinya dikaitkan dengan intensitas timbunan sampah untuk kemudian

dikumpulkan dan diangkut ke TPA dan penyapuan yang dilaksanakan harus

dapat menciptakan kondisi kebersihan secara menyeluruh sepanjang hari.

Penyapuan merupakan kegiatan pengumpulan sampah dari jalan/taman yang

dilakukan oleh masyarakat atau petugas dengan cara manual ataupun mekanis.

Penyapuan jalan lingkungan merupakan salah satu bentuk tanggung jawab

masyarakat untuk mengumpulkan sampah yang berceceran di halaman,

saluran, dan jalan depan rumahnya; sementara Pemerintah bertanggung

jawab atas penyapuan jalan kota, dengan prioritas pada daerah pusat kota,

pusat pemerintahan, perdagangan, dan tempat-tempat umum yang

dianggap strategis.

Page 50: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 50

Penyapuan secara manual dilakukan dengan menggunakan peralatan sapu

dengan tenaga kerja orang (pesada) yang bekerja mengumpulkan sampah

dari jalan areal penyapuan ke wadah penampung.

Penyapuan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan peralatan truck

sweeper yang dilengkapi dengan sistem vaccum untuk menghisap sampah

masuk ke dalam bak truck. Penggunaan tenaga kerja terbatas pada

kebutuhan sopir truck sweeper dilengkapi dengan tenaga kru serta tenaga

mekanik.

Beban penyapuan jalan secara manual umumnya adalah sepanjang 600-

1000 meter sisi jalan/petugas/hari. Bila petugas harus menyapu kedua sisi

jalan maka beban penyapuan cukup 300-500 meter panjang jalan.

d. TPS 3R

Tempat Pengolahan Sampah dengan Prinsip 3R (reduce, reuse dan recycle),

yang selanjutnya disingkat TPS 3R, adalah tempat dilaksanakannya kegiatan

pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran ulang skala

kawasan.

Berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2014 tentang RDTR

dan peraturan zonasi Provinsi DKI Jakarta, TPS 3R direncanakan pada

masing – masing kelurahan di Provinsi DKI Jakarta memiliki 1 (satu) TPS 3R,

berikut rencana pembangunan TPS 3R tiap periode perencanaan dapat

dilihat pada Tabel. 4.6. berikut :

Tabel 4.6. Tabel Rencana Pembangunan TPS 3R

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2012 – 2032

Wilayah Rencana Pembangunan TPS 3R

Fase I Fase II Fase III Fase IV Total

Jakarta Pusat 19 13 8 4 44 Jakarta Timur 28 19 12 6 64 Jakarta Selatan 28 18 13 6 65 Jakarta Barat 24 16 11 5 56 Jakarta Utara 13 9 6 3 31 Kepulauan Seribu 2 2 0 0 4

Sumber :Hasil Analisa, 2014

Page 51: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 51

e. Intermediate Treatment Facility (ITF)/ Fasilitas Pengolahan Sampah Antara

(FPSA)

Teknologi pengolahan sampah saat ini sudah berkembang menjadi sistem

pengolahan dengan berbagai macam alternatif. Teknologi sampah sangat

direkomendasikan terutama pada daerah dengan timbulan sampah yang

relatif tinggi, dengan daya dukung lingkungan yang semakin terbatas. Maka

pada Master Plan Tahun dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI

Jakarta akan direncanakan pengolahan persampahan dengan membangun 4

(empat) sarana ITF (Intermediate Treatment Facility) untuk mengolah

sampah di Provinsi DKI Jakarta, yaitu sebagai berikut :

a. ITF Sunter (Kapasitas 1000 ton/hari)

b. ITF Cakung – Cilincing (Kapasitas 1000 ton/hari – 2000 ton/hari)

c. ITF Marunda (Kapasitas 1500 ton/hari – 2000 ton/hari)

d. ITF Duri Kosambi (Kapasitas 1000 ton/hari).

f. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Teknis pengelolaan sampah di TPA Bantargebang, khususnya untuk

menampung residu sampah sisa pengolahan, menggunakan metode sanitary

landfill. Sanitary landfill adalah metode teknik pembuangan sampah padat

dengan penyebaran lapisan, serta memadatkan sampah agar volume dapat

berkurang. Diharapkan penggunaan metode ini setiap harinya dapat

meminimalkan polusi lingkungan.

Untuk menghitung umur teknis dapat dilakukan dengan dua metode

pendekatan, yaitu secara empiris maupun pendekatan teoritis. Perhitungan

secara empiris didapatkan melalui penyederhanaan perhitungan atau yang

dikenal dengan pemodelan dengan menggunakan asumsi-asumsi dasar.

Untuk perhitungan usia teknis dilakukan pendekatan secara teoritis, dengan

pertimbangan hasil pengukuran ketinggian aktual di TPA yang tetap, bahkan

meningkat pada beberapa zona. Perhitungan secara teoritis menggunakan

asumsi dasar sebagai berikut :

1. Bentuk tumpukan dimodelkan dalam bentuk persegi, setelah

ketinggiannya dirata-ratakan.

2. Volume sampah yang masuk ke TPA diasumsikan tetap setiap harinya.

Page 52: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 52

3. Berat jenis sampah di sumber sebesar 0,18 ton/m3.

4. Berat jenis sampah di pengumpulan sebesar 0,25 ton/m3.

5. Berat jenis sampah di sel harian sebesar 0,60 ton/m3 akibat adanya

pemadatan dengan alat berat.

6. Berat jenis sampah di bukit sampah TPA sebesar 1,00 sampai dengan

1,05 ton/m3, disebabkan adanya proses dekomposisi sampah organik

menjadi asam, mineral dan gas, serta proses settlement.

7. Reduksi sampah oleh pemulung untuk sementara diabaikan.

8. Volume tanah urugan (cover soil) sebanyak 15 % (ketebalan 20-30 cm

setiap ketinggian sampah 2 m).

9. Dengan demikian volume sampah yang masuk akan dikalikan koefisien

sebagai berikut :

a. Volume sampah dari sumber hingga sel harian dikonversi sebesar

0,30

b. Volume sampah dari sumber hingga menjadi bukit sampah

dikonversi sebesar 0,18

c. Volume sampah dari pengumpulan hingga sel harian dikonversi

sebesar 0,42

d. Volume sampah dari pengumpulan hingga bukit sampah dikonversi

sebesar 0,25

e. Perhitungan cover soil adalah 15% dari volume sampah yang telah

dikalikan dengan koefisien 0,42

Untuk memperpanjang usia TPA Bantargebang dapat dilakukan peningkatan

teknologi di TPA. Beberapa rencana peningkatan pengolahan antara lain:

penambangan lahan landfill (mining landfill), pembangunan SLC (Sanitary

Landfill Cell). Peningkatan teknologi di TPA Bantargebang bertujuan untuk

mengurangi sampah yang dibuang ke sanitary landfill. Dengan demikian

penambahan teknologi akan berakibat pada bertambahnya usia TPA

Bantargebang.

Berdasarkan rencana pengembangan teknologi pengolahan sampah oleh

pengelola swasta di TPA Bantargebang, maka beberapa teknologi yang akan

diterapkan meliputi antara lain:

Page 53: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 53

- Tahun 2014 – 2032: Komposting sebanyak 550 Ton/hari (raw waste)

dengan tingkat residue sebanyak 20%

- Tahun 2014 – 2032: Pyrolisis sebanyak 350 Ton/hari (raw waste) dengan

tingkat residue sebanyak 10%

- Tahun 2014 – 2032: Structured Landfill Cell (SLC) sebanyak 1000

Ton/hari (raw waste) dengan tingkat residue sebanyak 10%.

Apabila skenario dengan pengolahan sampah di TPA Bantargebang ini

diimplementasikan, maka dapat diperkirakan bahwa volume sampah masuk

di landfill akan dapat berkurang hingga 50% nya.

g. Sarana Pengumpulan Sampah

Pola Komunal Langsung

Sarana yang digunakan pada pola komunal langsung adalah kendaraan truck

yang dapat berupa dump truck atau compactor truck.

Pola Komunal Tidak Langsung

Yaitu pola pengumpulan sampah yang dilakukan langsung oleh

masyarakat/sumber dengan membawa sampah dan meletakkannya ke dalam

tempat penampungan sementara (TPS).

Cara ini biasa digunakan untuk melayani kawasan yang sangat padat dengan

tingkat ekonomi yang relatif rendah sehingga masyarakat lebih memilih

membawa sampahnya sendiri daripada membayar petugas pengumpul.

Kriteria pengumpulan sampah adalah :

Operasional pola pengumpulan komunal tidak langsung dilakukan dengan

prosedur sebagai berikut :

a. Masyarakat membawa sampah dari rumah dan meletakkan di

TPS/container terdekat, sesuai waktu yang telah disepakati

b. Kendaraan truck akan mengosongkan/memindahkan sampah dari

TPS/container ke truk sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan

membawanya ke TPA Bantargebang

Sarana pengumpulan komunal tidak langsung pada saat ini masih

menggunakan TPS pasangan bata dan container logam. TPS pasangan bata

Page 54: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 54

pada umumnya sering menimbulkan masalah estetika sehingga diharapkan

secara bertahap dapat digantikan dengan TPS berupa container logam.

Kriteria sarana yang tidak kalah penting lainnya adalah, dibedakannya jenis

sampah yang terkumpul, sekurang-kurang menjadi 3 jenis sampah, yaitu

sampah organik, sampah non organik serta sampah B3.

Gambar 4.4.

Pola pengumpulan komunal tidak langsung

Kebutuhan Sarana Pengumpulan (Gerobak Sampah Motor, Mobil Lintas)

Kebutuhan sarana pengumpulan berupa gerobak motor, dihitung

berdasarkan SNI 3242 – 2008.

Sementara komposisi gerobak motor dihitung dengan melihat pada

komposisi prosentase penduduk kumuh serta menengah ke atas. Prosentase

kekumuhan didapatkan dari data RTRW Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011.

Penggunaan gerobak sampah manual sudah tidak direncanakan dalam

pengembangan sub sistem pengumpulan. Untuk kebutuhan pelayanan

sampah penduduk strata dan kumuh menggunakan sarana gerobak motor.

Wilayah pelayanan untuk gerobak motor pada tiap-tiap fase disajikan pada

tabel berikut ini.

Page 55: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 55

Tabel 4.7. dibawah ini akan menjabarkan kebutuhan gerobak sampah pada

Fase 1.

Tabel 4.7.

Kebutuhan Gerobak Motor Sampah pada Fase 1

Tabel 4.8. dibawah ini adalah kebutuhan gerobak sampah pada Fase 2.

Tabel 4.8.

Kebutuhan Gerobak Motor Sampah pada Fase 2

Tabel 4.9. dibawah ini adalah kebutuhan gerobak sampah pada Fase 3.

Tabel 4.9.

Kebutuhan Gerobak Motor Sampah pada Fase 3

Tabel 4.10. dibawah ini adalah kebutuhan gerobak sampah pada Fase 4.

Tabel 4.10.

Kebutuhan Gerobak Motor Sampah pada Fase 4

Adapun untuk kebutuhan mobil lintas, Perhitungan di bawah ini

menggunakan asumsi: Volume angkutan mobil lintas diperkirakan sebesar

Page 56: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 56

10% dari sampah yang diangkut dari sumber menuju TPA. Sehingga

kebutuhan angkutan mobil lintas adalah sebesar:

Tabel 4.11.

Kebutuhan Mobil Lintas pada Fase 1

TAHUN

PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas Mobil

lintas

Mobil

lintas

2012 2 8 11 10 12 2013 2 9 12 8 14 2014 9 16 22 20 25 2015 9 16 22 20 25 2016 9 16 23 20 26

Tabel 4.12. dibawah ini adalah kebutuhan mobil lintas pada Fase 2.

Tabel 4.12.

Kebutuhan Mobil Lintas pada Fase 2

TAHUN

PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas

2017 9 17 22 21 27 2018 9 17 23 21 27 2019 9 17 23 21 27 2020 9 17 23 22 28 2021 9 18 24 22 28

Tabel 4.13. dibawah ini adalah kebutuhan mobil lintas pada Fase 3.

Tabel 4.13.

Kebutuhan Mobil Lintas pada Fase 3

TAHUN PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR

Mobil

lintas

Mobil

lintas Mobil lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas

2022 10 18 24 22 29 2027 10 19 26 24 30

Tabel 4.14. pada halaman berikutnya merupakan kebutuhan mobil lintas pada Fase 4.

Page 57: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 57

Tabel 4.14.

Kebutuhan Mobil Lintas pada Fase 4

TAHUN PUSAT UTARA BARAT SELATAN TIMUR

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas

Mobil

lintas Mobil lintas

2032 10 20 27 25 33

h. Sarana Pengangkutan Sampah

Jenis kendaraan sampah yang memenuhi persyaratan alat angkut sampah

yang sesuai dengan kebijakan aspek teknis – teknologis yaitu arm roll dan

compactor. Dump Truck sebaiknya direkomendasikan untuk dikurangi

pengadaannya secara bertahap, karena relatif mudah berkarat, kurang

sehat, lindi bisa tercecer, sulit untuk pemuatan, dan kurang estetis.

Untuk dapat mengetahui jumlah kebutuhan truk angkutan sampah, maka

rumus dibawah menjadi pendekatan perhitungan kebutuhan truk angkutan

sampah.

Perhitungan Jumlah Truk Masing-masing

Truk Sampah =

Asumsi perhitungan sebagai berikut:

• Kapasitas truk :

- Typer/Dump Truck besar: 12 M3

- Typer/Dump Truck Kecil: 6 M3

- Arm Roll Besar: 10 M3

- Arm Roll Kecil: 6 M3

- Compactor Besar: 16 M3

- Compactor Kecil: 6 M3

• Kapasitas 1 truk ditambah koefisien volume angkutan sebesar 20% (1,2)

• Ritasi 1 truk rata-rata sebesar 2 kali per hari

• Perhitungan Kapasitas truk eksisting adalah perhitungan kebutuhan truk

Tabel 4.15. berikut ini akan menyajikan data perkiraan kebutuhan truk

sampah pada masing-masing tahapan pengangkutan mulai dari Sumber

hingga ke TPA Bantargebang.

% Komposisi x Kebutuhan yang Diangkut Sudin Kap. 1 Truk TB x 1,2 x 2

Page 58: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 58

Dari:

- Sumber ke TPA Bantargebang

- Sumber ke ITF

- ITF ke TPA Bantargebang

Dari komposisi jenis armada serta pendekatan perhitungan jumlah

kebutuhan truk sampah, maka pada tabel berikut ini dapat direncanakan

perkiraan jumlah armada truk yang dibutuhkan untuk mengangkut sampah

dari sumber ke TPA Bantargebang.

Tabel 4.15. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke TPA Bantargebang

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut sampah

dari sumber menuju ITF Sunter membutuhkan truk sampah sebanyak

berikut ini pada Tabel 4.16. di bawah ini.

Page 59: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 59

Tabel 4.16. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke ITF Sunter

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Tabel di atas menunjukkan perhitungan perkiraan kebutuhan truk angkutan

sampah yang dibutuhkan dalam mengangkut sampah dari sumber ke ITF

Sunter.

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut sampah

dari sumber menuju ITF Cacing membutuhkan truk sampah sebanyak

berikut ini pada Tabel 4.17. di halaman selanjutnya.

Tabel 4.17. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke ITF Cacing

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2024 2025 2027 2032TyperBesar 30 28 28 26 26 21 21 21 21 21 20 20 20 15 8TyperKecil 77 75 71 69 69 59 59 59 59 59 55 55 55 37 26ArmRollBesar 46 46 46 46 46 40 40 40 40 40 46 46 46 46 46ArmRollKecil 61 61 61 61 61 51 51 51 51 51 57 57 57 58 56CompactorBesar 24 26 27 29 30 29 29 29 29 29 40 40 40 51 61CompactorKecil 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6 6 6 5 6Total 242 240 237 236 236 205 205 205 205 205 224 224 224 211 202

JenisKendaraan(sumber-ITFSunter)

JumlahTrukyangDiperlukan(Unit)Fase1 Fase2 Fase3 Fase4

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2024 2025 2027 2032TyperBesar 35 34 34 34 32 32 32 32 32 32 27 27 27 22 18TyperKecil 97 97 88 88 85 76 76 76 76 76 58 58 58 44 31ArmRollBesar 59 59 59 59 59 55 55 55 55 55 59 59 59 59 59ArmRollKecil 74 74 74 74 74 81 81 81 81 81 80 80 80 80 80CompactorBesar 35 35 39 39 42 44 44 44 44 44 53 53 53 62 70CompactorKecil 12 12 12 12 12 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13Total 312 311 306 305 303 301 301 301 301 301 289 289 289 280 270

JenisKendaraan(sumber-ITFCacing)

JumlahTrukyangDiperlukan(Unit)Fase1 Fase2 Fase3 Fase4

Page 60: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 60

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut sampah

dari sumber menuju ITF Marunda membutuhkan truk sampah sebanyak

berikut ini pada Tabel 4.18. di bawah ini.

Tabel 4.18. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke ITF Marunda

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut sampah

dari sumber menuju ITF Duri Kosambi membutuhkan truk sampah sebanyak

berikut ini pada Tabel 4.19. di bawah ini.

Tabel 4.19. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke ITF Duri Kosambi

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut sampah

dari sumber menuju TPS 3R membutuhkan truk sampah sebanyak berikut ini

pada Tabel 4.20. di bawah ini.

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2024 2025 2027 2032TyperBesar - - - - - 51 51 51 51 51 45 45 45 34 23TyperKecil - - - - - 127 127 127 127 127 102 102 102 72 46ArmRollBesar - - - - - 80 80 80 80 80 80 80 80 81 86ArmRollKecil - - - - - 122 122 122 122 122 121 121 121 119 120CompactorBesar - - - - - 68 68 68 68 68 83 83 83 102 118CompactorKecil - - - - - 16 16 16 16 16 15 15 15 15 13Total 0 0 0 0 0 465 465 465 465 465 446 446 446 424 405

JenisKendaraan(sumber-ITFMarunda)

JumlahTrukyangDiperlukan(Unit)Fase1 Fase2 Fase3 Fase4

Page 61: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 61

Tabel 4.20. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Sampah dari Sumber ke TPS 3R

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Sedangkan untuk kebutuhan angkutan sampah yang mengangkut residu

hasil pengolahan sampah dari ITF menuju TPA Bantargebang membutuhkan

truk sampah sebanyak berikut ini pada Tabel 4.21. di bawah ini.

Tabel 4.21. Jenis Kendaraan yang Diperlukan Oleh Dinas Kebersihan

Untuk Pengangkutan Residu Sampah dari ITF ke TPA Bantargebang

Di Seluruh Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: Analisa Konsultan, 2011

Kebutuhan jumlah kendaraan angkutan sampah di atas adalah merupakan

total kebutuhan kendaraan. Dalam matriks action plan yang akan dituangkan

pada Bab 5, kebutuhan angkutan tersebut akan diasumsikan sebagai

kendaraan yang dapat disediakan baik oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI

Jakarta, maupun yang disediakan dalam jasa angkutan sampah pihak ketiga.

Untuk itu perkiraan kebutuhan angkutan sampah juga akan diprosentase

sesuai alokasi penyedia anggarannya. Pada matriks action plan nantinya

pendekatan yang diambil adalah Dinas Kebersihan 40% dan Swasta 60%,

untuk kegiatan penyediaan truk angkutan sampahnya. Pendekatan tersebut

juga dilakukan dalam perhitungan angkutan sampah berupa mobil lintas (pick

up). Dengan pendekatan yang sama untuk perhitungan mobil lintas berupa

pick up, maka pengadaannya hanya 40% dari kebutuhan.

Jenis Kendaraan

Page 62: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 62

4.2.2. Pengaturan

Dalam rangka penyusunan Master Plan dengan Dinamika Pembangunan Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun salah satu kajian yang sangat diperlukan

adalah langkah regulasi, sebagai pijakan bagi terbentuknya kelembagaan,

peran serta masyarakat, keuangan dan teknis operasional. Sedangkan setiap

aspek pengkajian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan

monitoring serta evaluasi. Untuk perencanaan lebih ditekan pada kajian atau

telaahan menyangkut aspek regulasi terutama terkait dengan pembentukan

Lembaga Pengelola Sampah (LPS) lingkup RW (Rukun Warga) dan skala

kawasan, Kerjasama antar daerah dalam pengelolaan persampahan skala

regional, kerjasama antar pemerintah daerah dengan pihak swasta, dan

pengelolaan sampah di TPS 3R berbasis kelembagaan dan masyarakat. Dimana

dalam kegiatan perencanaan ini dilakukan pendampingan, partisipasi dan

konsultasi publik terhadap semua pemangku kepentingan terkait guna

mendapatkan hasil kajian yang optimal.

Untuk jelasnya nengenai rencana dan lingkup kajian regulasi dalam penyusunan

Master Plan dengan Dinamika Pembangunan Dinas Kebersihan Provinsi DKI

Jakarta, akan diuraikan sebagai berikut.

4.2.3. Kelembagaan

Kebutuhan pengembangan organisasi pengelolaan sampah secara umum harus

didasarkan pada kompleksitas permasalahan persampahan yang dihadapi oleh

Provinsi DKI Jakarta dengan mengacu pada peraturan perundangan yang

berlaku.Makin kompleks skala pelayanan diperlukan suatu organisasi yang lebih

memadai dan untuk menjamin terlaksananya pola pelaksanaan dan pengawasan

yang baik, diperlukan pemisahan peran operator dan regulator. Rencana

pengembangan organisasi pengelola sampah meliputi:

a. Bentuk Institusi

b. Struktur Organisasi

c. Sumber Daya Manusia

d. Tata Laksana Kerja

e. Pola Kerjasama Antar Daerah

Page 63: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 63

4.2.4. Pendanaan

Pembiayaan (Investasi, Operasional dan Pemeliharaan, serta Sumber Pendanaan)

§ Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sarana Pengelola Sampah Lingkup

RW.

§ Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sarana Kerja Sama Antar Daerah

dalam Pengelolaan Persampahan Skala Regional.

§ Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sarana Kerja Sama Antara

Pemerintah Daerah dengan Swasta Dalam Pengelolaan Sampah di Provinsi

DKI Jakarta.

§ Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Sarana Pengelolaan Sampah di TPS

3R Berbasis Kelembagaan dan Masyarakat

Pelaksanaan Kegiatan

§ Pelaksanaan Pembangunan Sarana Pengelola Sampah Lingkup RW .

§ Pelaksanaan Pembangunan Sarana Kerja Sama Antar Daerah Dalam

Pengelolaan Persampahan Skala Regional.

§ Pelaksanaan Pembangunan Sarana Kerja Sama Antara Pemerintah Daerah

dengan Swasta Dalam Pengelolaan Sampah di Provinsi DKI Jakarta.

§ Pelaksanaan Pembangunan Sarana Pengelolaan Sampah di TPS 3R Berbasis

Kelembagaan dan Masyarakat.

Monitoring dan Evaluasi

§ Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Sarana Pengelola

Sampah Lingkup RW .

§ Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Sarana Kerja Sama

Antar Daerah Dalam Pengelolaan Persampahan Skala Regional.

§ Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Sarana Kerja Sama

Antara Pemerintah Daerah dengan Swasta Dalam Pengelolaan Sampah di

Provinsi DKI Jakarta.

§ Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Sarana Pengelolaan

Sampah di TPS 3R Berbasis Kelembagaan dan Masyarakat

Page 64: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 64

Perencanaan

Perubahan kebijakan pengelolaan sampah DKI Jakarta masa akan datang akan

menyangkut waktu dan investasi yang signifikan. Berbagai prasarana dan sarana

persampahan baru akan diperlukan dalam rangkaian operasi pengelolaan

sampah, mulai dari TPS, kemudian SPA, fasilitas-fasilitas komposting dan ITF,

sarana transportasi, sampai ke TPA. Untuk pelaksanaan pembangunan prasarana

dan sarana tersebut diperlukan dana cukup besar, yang harus disediakan baik

dari sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun dari sumber lain berupa

pinjaman jangka panjang atau hibah. Di bawah ini diuraikan secara singkat

beberapa sumber dana khususnya Pinjaman Daerah yang potensial untuk diakses

oleh Pemprov DKI Jakarta, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Di samping itu dikemukakan juga kemungkinan

pembiayaan melalui investasi sektor swasta.

Pinjaman Daerah

Karena pengelolaan sampah diharapkan sebagai suatu sektor yang bersifat

“costrecovery”, hal ini akan memungkinkan Pemprov DKI Jakarta untuk

memperoleh Pinjaman Daerah jangka panjang dengan mengacu pada ketentuan

Undang-Undang No.33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintah Daerah. Hal ini diatur pada asal 49 s/d 65 Undang-Undang

tersebut. Pada Pasal 53, Ayat 3, dinyatakan bahwa pinjaman jangka panjang

dapat digunakan untuk membiayai proyek investasi yang menghasilkan

penerimaan. Dalam hal ini, Pemda DKI Jakarta dapat menghasilkan penerimaan

melalui retribusi daerah (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Pasal 51 Ayat 1

Undang-Undang tersebut menyatakan bahwa Pinjaman Daerah bersumber dari:

a) Pemerintah Pusat;

b) Pemerintah Daerah lain;

c) lembaga keuangan bank;

d) lembaga keuangan bukan bank; dan

e) masyarakat.

Pinjaman Daerah yang bersumber dari pemerintah pusat diberikan melalui

Menteri Keuangan. Pinjaman Daerah yang bersumber dari masyarakat berupa

Obligasi Daerah diterbitkan melalui pasar modal. Pinjaman Daerah jangka

Page 65: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 65

panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD. Untuk mendapatkan pinjaman

dari sumber-sumber tersebut di atas, Pemerintah Daerah harus memenuhi

persyaratan berikut (Pasal 54 UU No.33/2004):

a) Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik

tidak lebih dari 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun

sebelumnya;

b) Rasio kemampuan keuangan Daerah untuk mengembalikan pinjaman

ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

c) Tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang berasal dari

Pemerintah Pusat.

Kelayakan Pinjaman DKI Jakarta

DKI Jakarta cukup layak untuk memperoleh pinjaman, bila memang hal itu

diperlukan. Sisa utangnya pada akhir tahun 2003 sehubungan dengan 12

pinjaman cukup wajar. Jumlah sisa utangnya Rp 254 miliar atau hanya 2,4 %

dari jumlah penerimaan APBD tahun sebelumnya sebesar Rp 10,721 triliun.

Dapat dimengerti bahwa sejak itu tidak ada lagi tambahan pinjaman.

Sumber-Sumber Pinjaman yang Potensial bagi Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta

Beberapa alternatif sumber dana yang paling nyata untuk pinjaman jangka

panjang yang saat ini dapat diajukan oleh Pemprov DKI Jakarta adalah sebagai

berikut.

a) Pinjaman dari Pemerintah Pusat yang dananya berasal dari luar negeri Pasal

56 Undang-Undang No. 33/2004 menyatakan bahwa:

- Pemerintah Pusat dapat memberikan pinjaman kepada Pemerintah

Daerah yang dananya berasal dari luar negeri;

- Pinjaman tersebut dilakukan dengan perjanjian penerusan pinjaman

kepada Pemerintah Daerah;

- Perjanjian tersebut dilakukan antara Menteri Keuangan dan Pemerintah

Daerah;

- Perjanjian penerusan pinjaman yang dananya berasal dari luar negeri

dapat dinyatakan dalam mata uang Rupiah atau mata uang asing.

Perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan pinjaman yang dananya

Page 66: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 66

berasal dari luar negeri yang diteruskan oleh Pemerintah Pusat (Menteri

Keuangan) kepada Pemerintah Daerah masih diatur dengan Keputusan

Menteri Keuangan No.35/2003, walaupun hal itu akan diganti dengan

aturan baru kalau PP tentang Pinjaman Daerah telah diterbitkan.

b) Pinjaman rupiah murni dari Pemerintah Pusat

Pemerintah Daerah dapat mengajukan pinjaman dari Pemerintah Pusat

untuk pembangunan prasarana perkotaan, melalui Neraca Pembangunan

Daerah. Pengelolaan operasional pinjaman kepada Pemerintah Daerah dari

rupiah murni melalui Rekening Pembangunan Daerah diatur dengan

Keputusan Menteri Keuangan No. 347a/2000.

c) Bank Pemerintah dan Bank Komersial (Swasta)

Keuntungan dari pinjaman bank pemerintah atau bank komersial adalah

prosesnya dapat lebih cepat karena tidak memerlukan proses birokrasi di

Departemen Keuangan. Kelemahannya adalah Bank domestik Indonesia

hanya mempunyai sangat sedikit pengalaman mengenai kredit jangka

panjang untuk proyek-proyek prasarana. Karena itu jangka waktu

pengembaliannya jauh lebih cepat dari pada pinjaman melalui Rekening

Pembangunan Daerah, paling lama tidak lebih dari 10 tahun. Di samping itu,

bank pemerintah enggan memberikan grace period, dan tingkat bunganya

lebih tinggi. Pemda DKI Jakarta mungkin dapat pinjaman dengan tingkat

bunga sebesar tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) plus 5 %,

menjadi 12,5 % per tahun.

Hibah Pemerintah Pusat

Hibah dari Pemerintah Pusat dapat diperoleh baik melalui Dana Alokasi Umum

maupun Dana Alokai Khusus.

Hibah dari Luar Negeri

Hibah (grant) dari luar negeri diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan No.

35/2003. Hibah ini dapt digunakan juga untuk keperluan yang tidak

menghasilkan pendapatan. Untuk memperoleh hibah dari luar negeri Pemerintah

Daerah harus menyediakan dana pendukung yang besarnya bervariasi,

Page 67: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 67

tergantung dari kapasitas fiscal pemda yang bersangkutan. Daerah yang

kapasitas fiskalnya rendah perlu menyediakan dana pendukung sebesar 10 %

dari jumlah dana yang dibutuhkan, sedangkan daerah yang kapasitas fiskalnya

temasuk kategori menengah perlu 40 %, dan bagi daerah yang kapasitas

fiskalnya tinggi diperlukan 70 %. Karena DKI Jakarta termasuk dalan kategori

kapasitas fiskalnya tinggi, maka potensi perolehan dana hibah ini hanya sebesar

30 % dari jumlah dana yang dibutuhkan, sedangkan sisanya (70 %) harus

disediakan oleh Pemda DKI Jakarta.

Investasi Sektor Swasta

Pada akhir-akhir ini, banyak perusahaan swasta yang berminat untuk investasi

dalam pembangunan dan pengoperasian prasarana pengelolaan sampah di DKI

Jakarta, dan mereka telah mengajukan proposal kepada Pemda DKI Jakarta

melalui Dinas Kebersihan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya, sumber

dana mereka juga sangat tergantung dari pihak lain khususnya bank, baik bank

pemerintaha maupun bank komersial (swasta). Pada umumnya mereka akan

berusaha agar sebagian besar dana investasinya diperoleh dari pinjaman bank

jangka panjang. Dalam hal ini, investor swasta mungkin harus membayar bunga

yang lebih tinggi, yaitu sekitar 15% per tahun, dari pada tingkat bunga yang

dikenakan terhadap Pemda DKI Jakarta. Di samping itu, jangka waktu

pengembalian pinjaman juga mungkin lebih pendek dari pada jangka waktu yang

diberikan kepada Pemda DKI Jakarta. Karena itu, keterlibatan investasi sector

swasta dalam pembangunan dan pengoperasian prasarana perasampahan ini

akan mengakibatkan peningkatan faktor biaya modal (capital cost). Untuk

meringankan beban biaya investasi pihak swasta, disarankan agar Pemda DKI

menyediakan lahan untuk lokasi ITF dan/atau SPA. Lahan tersebut dapat disewa

oleh investor, atau diperhitungkan sebagai penyertaan modal (saham) Pemda

DKI Jakarta.

Retribusi Masyarakat

Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pengelolan persampahan,

pemerintah sering dihadapkan dengan keterbatasan pembiayaan yang berasal

dari APBD dan sumber pembiayaan lainnya. Sehingga membayar retribusi

kebersihan dapat dijadikan langkah awal dalam memperbaiki kondisi kebersihan

Page 68: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 68

lingkungan di Provinsi DKI Jakarta. Pembayaran retribusi ini juga harus

disesuaikan dengan kemampuan dan kemauan masyarakat seperti jumlah

nominal yang disepakati sehingga hasil pengelolaan kebersihan menjadi nyata.

4.2.5. Peran Serta Masyarakat/Swasta/Perguruan Tinggi

Perencanaan Peran Serta Masyarakat/ Swasta/ Perguruan Tinggi

Pendampingan (Sosialisasi, Patisipasi, dan Konsultasi Publik).

§ Kajian Peran Serta Masyarakat dan Swasta Dalam Pembentukan Lembaga

Pengelolaan Sampah Lingkup RW dan Skala Kawasan.

§ Kajian Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Pembentukan lembaga

Kerja Sama Antar Daerah Serta Pengelolaan Persampahan Skala Regional.

§ Kajian Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Pembentukan Lembaga

Kerja Sama Antara Pemerintah Daerah dengan Swasta Dalam Pengelolaan

Sampah di Provinsi DKI Jakarta.

§ Kajian Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Pembentukan Lembaga

Pengelola Sampah di TPS 3R Berbasis Kelembagaan dan Masyarakat.

§ Kajian Peran Serta Perguruan Tinggi dalam pengembangan teknologi

pengolahan sampah yang ramah lingkungan melalui penelitian.

§ Kajian Peran Serta Perguruan Tinggi dalam Pembentukan Organisasi

Pengelolaan dan Pengolaan Sampah Kampus berbasis 3R.

Pelaksanaan Kegiatan

§ Pendampingan (Sosialisasi, Patisipasi, dan Konsultasi Publik)

Masyarakat dan Swasta dalam Pembentukan Lembaga Pengelolaan Sampah

Lingkup RW dan Skala Kawasan.

§ Pendampingan (Sosialisasi, Patisipasi, dan Parisipasi Publik)

§ Masyarakat dan Swasta dalam Pembentukan Masyarakat dan Swasta dalam

Pembentukan lembaga Kerja Sama Antar Daerah Serta Pengelolaan

Persampahan Skala Regional.

§ Pendampingan (Sosialisasi, Patisipasi, dan Edukasi) Pembentukan Lembaga

Kerja Sama Antara Pemerintah Daerah dengan Swasta dalam Pengelolaan

Sampah di Provinsi DKI Jakarta.

Page 69: BAB-4 KEBIJAKAN, STRATEGI DAN RENCANA PENGEMBANGAN … · fungsinya sebagai regulator akan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penanganan sampah yang dilakukan oleh pihak swasta.

Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta (Sinkronisasi, 2015) 1V- 69

§ Pendampingan (Sosialisasi, Patisipasi, dan Edukasi) Pembentukan Lembaga

Pengelola Sampah di TPS 3R Berbasis Kelembagaan dan Masyarakat

§ Pendampingan (Sosialisasi, Partisipasi, dan Edukasi) Pengembangan

Teknologi Pengolahan Sampah yang ramah lingkungan melalui penelitian.

§ Pendampingan (Sosialisasi, Partisipasi, dan Edukasi) Pembentukan

Organisasi Pengelolaan dan Pengolaan Sampah Kampus berbasis 3R.

Monitoring dan Evaluasi

§ Monitoring dan Evaluasi Peran Serta Masyarakat dan Swasta Dalam

Pembentukan Lembaga Pengelolaan Sampah Lingkup RW dan Skala

Kawasan.

§ Monitoring dan Evaluasi Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam

Pembentukan lembaga Kerja Sama Antar Daerah Serta Pengelolaan

Persampahan Skala Regional.

§ Monitoring dan Evaluasi Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam

Pembentukan Lembaga Kerja Sama Antara Pemerintah Daerah dengan

Swasta Dalam Pengelolaan Sampah di Provinsi DKI Jakarta.

§ Monitoring dan Evaluasi Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam

Pembentukan Lembaga Pengelola Sampah di TPS 3R Berbasis Kelembagaan

dan Masyarakat.

§ Monitoring dan Evaluasi Pengembangan Teknologi Pengolahan Sampah yang

ramah lingkungan melalui penelitian.

§ Monitoring dan Evaluasi Pembentukan Organisasi Pengelolaan dan

Pengolaan Sampah Kampus berbasis 3R.