BAB 4

22
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data penelitian dan pembahasaannya. Data- data tersebut merupakan hasil dari kuesioner dan observasi tentang “Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi pada pasien di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro”. Penyajian data dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum meliputi karakteristik demografi responden, seperti umur, jenis kelamin dan pendidikan. Sedangkan data khusus meliputi pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi pada pasien di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro. Data diolah dengan menggunakan uji statistik spearman’s rho untuk mengetahui tingkat signifikan dan mengukur hubungan antar variabel. 47 47

description

BAB 4

Transcript of BAB 4

Page 1: BAB 4

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan mengenai hasil pengumpulan data penelitian

dan pembahasaannya. Data-data tersebut merupakan hasil dari kuesioner dan

observasi tentang “Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan

kejadian infeksi pada pasien di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro

Djatikoesomo Bojonegoro”.

Penyajian data dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu data umum dan data

khusus. Data umum meliputi karakteristik demografi responden, seperti umur,

jenis kelamin dan pendidikan. Sedangkan data khusus meliputi pengetahuan

perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi pada pasien di

RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro.

Data diolah dengan menggunakan uji statistik spearman’s rho untuk

mengetahui tingkat signifikan dan mengukur hubungan antar variabel.

4.1 Data Umum

4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro

Djatikosoemo Bojonegoro pada bulan Juli 2006 sampai dengan bulan Agustus

2006, tepatnya di 5 (lima) ruangan yaitu Ruang Asoka, Sakura, Flamboyan,

Anyelir dan Nusa Indah.

47

47

Page 2: BAB 4

1. Ruang Sakura

Jumlah perawat : 7 orang lulusan D III Keperawatan.

Dokter spesialis : 1 orang.

Tata usaha : 1 orang.

Kapasitas tempat tidur : 16 bed.

BOR bulan Juli 2006 : 131,79%.

2. Ruang Asoka

Jumlah perawat : 7 orang lulusan D III Keperawatan.

Dokter spesialis : 2 orang.

Tata usaha : 1 orang.

Kapasitas tempat tidur : 23 bed.

BOR bulan Juli 2006 : 62,27%.

3. Ruang Flamboyan

Jumlah perawat : 7 orang yang terdiri dari 5 orang lulusan D III

Keperawatan, 2 orang lulusan SPK.

Dokter spesialis : 2 orang.

Tata usaha : 1 orang.

Kapasitas tempat tidur : 13 bed.

BOR bulan Juli 2006 : 73%.

4. Ruang Anyelir

Jumlah perawat : 9 orang lulusan D III Keperawatan.

Dokter spesialis : 3 orang.

Tata usaha : 1 orang.

48

48

Page 3: BAB 4

Kapasitas tempat tidur : 42 bed.

BOR bulan Juli 2006 : 395,23%.

5. Ruang Nusa Indah

Jumlah perawat : 10 orang lulusan D III Keperawatan.

Dokter spesialis : 1 orang.

Tata usaha : 1 orang.

Kapasitas tempat tidur : 21 bed.

BOR bulan Juli 2006 : 70,33%.

4.1.2 Karakteristik demografi responden

1. Umur

Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

Gambar 4.1 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan umur di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

Berdasarkan gambar 4.1 diagram pie diatas menunjukkan bahwa 16

orang responden sebagian besar berada pada rentang umur 20-30 tahun

(75%).

49

49

Page 4: BAB 4

2. Jenis kelamin

Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006

Gambar 4.2 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

Berdasarkan gambar 4.2 diagram pie diatas menunjukkan bahwa 11

orang responden lebih dari sebagian adalah jenis kelamin laki-laki (68,75%)

dan 5 orang responden kurang dari sebagian (31,25%) adalah jenis kelamin

perempuan.

3. Pendidikan

Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006

Gambar 4.3 Diagram pie karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

50

50

Page 5: BAB 4

Berdasarkan gambar 4.3 diagram pie diatas menunjukkan bahwa dari

16 responden sebagiab besar berpendidikan D III keperawatan 14 orang

(87,5%) dan kurang dari sebagian berpendidikan SPK 2 orang (12,5%).

4.1.3 Data khusus

1. Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi

Tabel 4.1 Distribusi data rata-rata responden berdasarkan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

No. Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi Jumlah Prosentase

1. Baik 3 60%2. Cukup 2 40%3. Kurang 0 0%

Jumlah 5 100%Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006

Dari data yang dihasilkan diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan

perawat tentang pengendalian infeksi lebih dari sebagian responden

berpengetahuan baik (60%).

2. Distribusi kejadian infeksi nosokomial

Tabel 4.2 Distribusi data responden berdasarkan kejadian infeksi nosokomial di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

No. Kejadian infeksi nosokomial Jumlah Prosentase1. Tinggi 0 0%2. Sedang 0 0%3. Rendah 5 100%

Jumlah 5 100%Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006

Dari data yang dihasilkan diatas dapat dilihat bahwa kejadian infeksi

nosokomial mayoritas kejadiannya rendah (100%).

51

51

Page 6: BAB 4

3. Hubungan antara pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan

kejadian infeksi nosokomial.

Tabel 4.3 Distribusi data responden berdasarkan hubungan antara pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi nosokomial di Ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir, Nusa Indah di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006.

No. Kejadian infeksi

nosokomial

Pengetahuan perawat

Tentang pengendalian infeksi

Tinggi Sedang Rendah

N % N % N %

1 Baik 0 0 0 0 3 60

2 Cukup 0 0 0 0 2 40

3 Kurang 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 0 0 5 100

Sumber : Data primer dari pengisian angket tanggal 5 Juli s/d 5 Agustus 2006

Dari tabulasi silang diatas menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai pengetahuan tentang pengendalian infeksi baik dengan kejadian

infeksi rendah sebanyak 3 responden (60%). Dan responden yang

pengetahuan tentang pengendalian infeksi cukup dengan kejadian infeksi

rendah sebanyak 2 responden (40%).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi

Dari hasil penelitian pada tabel 4.1 memberikan gambaran bahwa

pengetahuan responden tentang pengendalian infeksi tergolong baik, dimana

responden yang tergolong baik 60%. Dari hasil kuesioner pertanyaan dari no. 1

sampai 15 tentang pengetahuan pengendalian infeksi nilai tertinggi pada

52

52

Page 7: BAB 4

pertanyaan no. 11 yaitu tentang bagaimna tindakan pencegahan infeksi pada klien

dengan jenis penyakit menular dan pada pertanyaan no. 15 yaitu tentang ruang

lingkup universal precaution dan nilai terendah pada no. 13 yaitu tentang tujuan

universal precaution.

Pengetahuan juga proses mengingat yaitu suatu aktivitas kognitif dimana

orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau

berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dimasa lampau atau dipelajari. Selain itu

pengetahuan tentang sesuatu juga akan mempengaruhi tugas dan tanggung

jawabnya yang lebih diaplikasikan sebagai peran baik secara langsung maupun

tidak langsung, terlebih lagi berhubungan dengan profesi dirinya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan menurut (Nursalam,

2001 : 34) adalah umur, semakin cukup umut, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari hsil penelitian

distribusi responden berdasarkan umur sebagian besar berumur 20-30 tahuan

(75%), 31-40 tahun (25%) yang dalam tahap memungkinkan daya pikir dan

proses recording memory masih baik.

Hal tersebut diatas berarti bahwa sebagian besar responden mengerti dan

memahami pengetahuan pengendalian infeksi yang sangat erat kaitannya dengan

tugas dan tanggung jawabnya sebagai perawat terutama dalam pencegahan

terjadinya infeksi di lingkungan kerjanya. Disamping responden baru saja

mendapatkan pengetahuan mendasar yang cukup dan continue sehingga secara

langsung responden tahu dan mengerti tentang pengendalian infeksi. Dan juga

perawat telah melaksanakan protap rumah sakit yang telah ditetapkan dengan

tepat dan didukung dengan pendidikan terakhir perawat yang rata-rata D III

53

53

Page 8: BAB 4

Keperawatan. Motivasi responden tentang pentingnya pengetahuan pengendalian

infeksi juga merupakan faktor yang dapat mendukung pula, serta umur responden

yang pada tahap perkembangannya mampu menyimpan memori atau ingatan

yang cukup baik. Akan tetapi ada sebagian kecil responden yang masih memiliki

pengetahuan cukup, yang bisa disebabkan oleh belum mengerti dan tingkat

pemahaman yang kurang sehingga hal ini perlu mendapat perhatian. Pada

hakekatnya keberhasilan program perawat ditentukan oleh perilaku petugas

dalam melaksanakan perawatan yang sempurna pada penderita. Perubahan

perilaku inilah yang memerlukan proses belajar dan mengajar yang terus

menerus. Program pendidikan hendaknya tidak hanya ditekankan pada aspek

perawatan yang baik saja tetapi kiranya juga aspek epidemiologi dari infeksi

nosokomial yang terjadi. Jadi untuk meningkatkan pengetahuan perawat yang

lebih baik, hendaknya perawat dengan penuh kesadaran selalu mengikuti seminar

yang diadakan rumah sakit.

4.2.2 Kejadian infeksi

Pada tabel 4.2 dapat dilihat hasil observasi dari 5 ruangan yaitu Ruang

Sakura, Ruang Asoka, Ruang Flamboyan, Ruang Anyelir dan Ruang Nusa Indah

di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo kejadian infeksi

nosokomial mayoritas rendah (100%). Hal ini dibuktikan setelah dilakukan

observasi dari kejadian di 5 ruangan didapatkan bahwa infeksi nosokomial yang

banyak terjadi yaitu plebitis non infeksi dan lainnya tidak terjadi.

Infeksi nosokmial adalah infeksi yang didapat di rumah sakit yang timbul

atau terjadi setelah 72 jam perawatan pada pasien rawat inap dan terjadi pada

54

54

Page 9: BAB 4

pasien di rawat lebih lama dari masa inkubasi suatu penyakit (Sjaifoellah Noer,

1996 : 531).

Tanggung jawab penting perawat adalah mencegah penyebaran infeksi di

rumah sakit. Banyak orang di rumah sakit membawa infeksi, pasien dapat

terinfeksi oleh kuman (mikroorganisme) ini. Mikroorganisme dibawa oleh staf

yang tidak mencuci tangan mereka dengan baik atau melalui material/alat yang

tidak steril. Karena pasien telah sakit atau baru mengalami pembedahan, pasien

sangat mudah terinfeksi. Pencegahan penyebaran infeksi sangat penting di rumah

sakit (WHO, 2003 : 42).

Untuk mencegah kemungkinan peningkatan kejadian infeksi di rumah

sakit maka pendidikan dan pengetahuan perawat perlu ditingkatkan terus

menerus, khususnya pengetahuan pengendalian infeksi. Keberhasilan

pengendalian infeksi bukanlah ditentukan oleh canggihnya peralatan yang ada

tapi ditentukan pula oleh kesempurnaan pengetahuan dan perilaku petugas dalam

melaksanakan perawatan penderita secara benar.

4.2.3 Hubungan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan

kejadian infeksi.

55

55

Page 10: BAB 4

Hubungan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi yang baik

akan dapat mencegah dan menurunkan kejadian infeksi dirumah sakit.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara

pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi pada

pasien di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro dengan

tingkat baik. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 16 responden dari 5

ruangan di rumah sakit lebih dari sebagian berpengetahuan baik dengan kejadian

infeksi rendah.

Dan setelah dilakukan pengumpulan data, pengkodean mentabulasi data

dengan menggunakan uji spearman’s rho didapatkan nilai : 0,03 kurang dari

nilai atau kemaknaan : 0,05 jadi HI diterima yang berarti ada hubungan antara

pengetahuan perawat tentang pengedalian infeksi dengan kejadian infeksi di RSU

Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo dan nilai correlation coefisient (r s)

0,913 berati interpretasinya tinggi mendekati 1 jadi ada hubungan yang bermakna

atau signifikasi dengan arah positif jika pengetahuan perawat tentang

pengendalian infeksi baik, maka semakin rendah kejadian infeksi pada pasien

atau sebaliknya.

Pengetahuan sangat penting bagi perubahan individu terutama perilaku

karena perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak didasari pengetahuan (Notoatmodjo S, 1993 : 20). Melalui

gambaran ini dapat diasumsikan bahwa responden dengan pengetahuan tentang

pengendalian infeksi baik akan berpeluang untuk perilaku disiplin terutama

dalam menjalankan pekerjaan dengan ilmu dan tanggung jawab profesi.

56

56

Page 11: BAB 4

Dari keterangan diatas bahwa walaupun pengetahuan perawat sudah baik,

harus tetap ditingkatkan dan dipertahankan. Disamping itu jika ada pengetahuan

baru atau teori baru dan seminar yang membahas tentang pengendalian infeksi.

seorang perawat harus mengetahuinya agar dapat mencegah terjadinya suatu

infeksi. Seorang perawat hendaknya tidak hanya mengetahuai lewat pengetahuan

saja tetapi juga harus dapat menerapkan dalam bentuk tindakan-tindakan sesuai

profesinya sebagai pelayanan kesehatan di rumah sakit.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini disajikan simpulan hasil penelitian tentang “Hubungan

pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi

nosokomial pada pasien di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo

Bojonegoro tanggal 5 Juli sampai dengan 5 Agustus 2006”.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut :

5.1.1 Pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi

Lebih dari sebagian responden mempunyai pengetahuan baik tentang

pengendalian infeksi (60%).

5.1.2 Kejadian infeksi nosokomial

57

57

Page 12: BAB 4

Dari data yang diperoleh di 5 ruangan RSU Unit Swadana Dr. R.

Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro mayoritas kejadian infeksi pada pasien

rendah (100%).

5.1.3 Hubungan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan

kejadian infeksi nosokomial.

Dari uji statistik dengan menggunakan korelasi spearman’s rho

membuktikan hasil signifikan yaitu (2.tailed) : 0,03 kurang dari standart

signifikan 0,05 sehingga terbukti ada hubungan pengetahuan perawat tentang

pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi, berarti H0 ditolak.

5.2 Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian maka peneliti memberi saran

sebagai berikut :

5.2.1 Bagi responden

1. Untuk dapat meningkatkan kualias sebagai perawat dengan pengetahuan baik

diperlukan bimbingan penuh, seperti pembekalan ilmu-ilmu bagi perawat

melalui penyuluhan atau seminar khususnya dalam hal pencegahan terjadinya

infeksi.

2. Untuk perawat yang langsung memberikan pelayanan kesehatan pada pasien

di rumah sakit, sebaiknya tetap mempertahankan motivasi kerja sesuai

dengan pengetahuan yang dimiliki.

3. Motivasi dan kesadaran yang tinggi dalam berperan serta merupakan tonggak

pelaksanaan suatu tindakan keperawatan yang baik dan benar.

5.2.2 Bagi instansi

1. Perlu diadakan suatu penyegaran dan pelatihan tentang pengetahuan

pengendalian infeksi untuk mencegah terjadinya suatu infeksi yang lebih

lanjut.

58

58

Page 13: BAB 4

2. Dalam melakukan tindakan keperawatan untuk mencegah terjadinya infeksi

hendaknya perawat disediakan skort khusus untuk menjaga kebersihan pada

dirinya sendiri dan mencegah penularannya.

5.2.3 Bagi IPTEK Keperawatan

Karena penelitian hanya dilaksanakan di 5 ruangan saja, maka penelitian

ini belum bisa mewakili secara kualitatif, sehingga perlu dilakukan penelitian

dimasa mndatang dengan lingkup yang lebih luas. Disamping itu juga dapat

mengetahui tentang hubungan adanya beberapa faktor lain yang dapat

mempengaruhi terjadinya suatu infeksi di rumah sakit.

ABSTRAK

Pengetahuan yang bersifat mendasar sangat diperlukan oleh seseorang untuk mengetahui dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya khususnya dalam bidang keperawatan, pengetahuan tentang pengendalian infeksi merupakan landasan penting yang didalamnya menyangkut pengawasan, pelaksanaan dan pencegahan guna menurunkan terjadinya infeksi lebih lanjut. Kejadian infeksi merupakan kejadian yang banyak terdapat dimiliki rumah sakit, dimana terjadi melalui kontak, baik langsung maupun tidak langsung antara host dan mikroba.

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Unit Swadana Dr. R. Sosodoro Djatikoesomo Bojonegoro tepatnya di 5 ruangan yaitu ruang Sakura, Asoka, Flamboyan, Anyelir dan Nusa Indah yang dilaksanakan pada tanggal 5 Juli sampai dengan 5 Agustus 2006. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi pada pasien. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan menggunakan metode “Cross Sectional”. Populasinya dengan menggunakan perawat di lima ruangan yang berjumlah 40 responden secara keseluruhan dan 16 responden yang dijadikan sampel dengan tehnik pengambilan sampel “Simple random Sampling”. Pengumpulan data dengan memakai kuesioner untuk memperoleh data independent yaitu tentang pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi, sedangkan dengan observasi untuk memperoleh data dependent yaitu tentang kejadian infeksi nosokomial.

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi dengan kejadian infeksi dengan nilai yang signifikan dimana coeficient correlation sebesar 0,913 dan nilai rho tabel (2.tailed) 0,03 karena rho kurang dari standart kemaknaan maka H0 ditolak.

Kesimpulan dari penelitin ini yaitu pengetahuan perawat tentang pengendalian infeksi yang baik akan dapat menurunkan kejadian infeksi menjadi

59

59

Page 14: BAB 4

rendah. Hendaknya perawat yang langsung memberikan pelayanan kesehatan pada pasien di rumah sakit, sebaiknya tetap mempertahankan motivasi kerja sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Kata kunci : pengetahuan, perawat, kejadian infeksi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (1997) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Kebijakan Pengendalian infeksi Dan Gugus Kendali Mutu. (2003). Pelatihan Universal Precaution Untuk Para Medis. Makalah Seminar di RSUD Dr. R. Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro. 20-23 Oktober.

Marison J. Moya. (2004). Manajemen Luka. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam, (2001). Pendekatan Praktis Metode Riset Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. (2003). Pendekatan Praktis Metode Riset Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Perry&Potter, (2005). Fundamental Keperawatan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

60

60

Page 15: BAB 4

Prawirohardjo Sarwono. (2004). Panduan Pencegahan Infeksi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Roeshadi Djoko, (1993). Peranan Perawat Dalam Pengendalian Infeksi Nosokomial. Jakarta.

Tim Pengendalian Infeksi Nosokomial. (2001). Pelatihan Pengendalian Infeksi Nosokomial. Makalah Seminar di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 28-29 Juni.

WHO. (2005). Pedoman Perawatan Pasien (Melindungi Pasien Dari Infeksi).

61

61