BAB (4)

download BAB (4)

of 4

description

m

Transcript of BAB (4)

6

A. Patogenesis Mekanisme terjadinya eritroderma belum diketahui dengan jelas, yang dapat diketahui bahwa akibat suatu agen dalam tubuh bereaksi berupa pelebaran pembuluh darah kapiler yang menyebabkan eritema yang universal. Kemungkinan berbagai sitokin berperan. Eritema berarti terjadi pelebaran pembuluh darah yang menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah. Akibatnya pasien merasa dingin dan menggigil. Pada eritroderma kronis dapat terjadi gagal jantung. Juga dapat terjadi hipotermia akibat peningkatan perfusi kulit. Penguapan cairan yang makin meningkat dapat menyebabkan dehidrasi. Bila suhu badan meningkat, kehilangan panas juga meningkat. Pengaturan suhu terganggu. Kehilangan panas menyebabkan hipermetabolisme kompensator dan peningkatan laju metabolisme basal. Kehilangan cairan oleh transpirasi meningkat sebanding laju metabolisme basal.Kehilangan skuama dapat mencapai 9 gram/m2 permukaan kulit atau lebih sehari sehingga menyebabkan kehilangan protein (hipoproteinemia) dengan berkurangnya albumin dengan peningkatan relatif globulin terutama gammaglobulin merupakan kelainan yang khas. Edema sering terjadi, kemungkinan disebabkan oleh pergeseran cairan ke ruang ekstravaskuler.Eritroderma akut dan kronis dapat mengganggu mitosis rambut dan kuku berupa kerontokan rambut difus dan kehilangan kuku. Pada eritroderma yang telah berlangsung berbulan-bulan, dapat terjadi perburukan keadaan umum yang progresif.1B. Gambaran Klinis Eritroderma berkembang dari ekzim primer atau yang berhubungan dengan limfoma biasanya timbul dengan onset yang tiba-tiba. Bercak eritem, yang cepat menyebar generalisata, biasanya disertai dengan demam, mengigil dan malaise.9 Selanjutnya hipotermi akan timbul. Eritema akan cepat meluas dan bisa menjadi universal dalam 12-48 jam. Deskuamasi timbul setelah 2-6 hari, biasanya dimulai dari daerah flexura, tetapi ini bervariasi tingkatan dan karakternya pada satu kasus dengan lannya. Skuama bisa berukuran besar atau kecil. Pada tahap ini kulit akan berwarna merah terang, panas dan kering dan tebal pada palpasi. Iritasi biasanya berat, tetapi sensari ketat lebih jelas. Banyak pasien yang megeluh dingin, terutama ketika eritemanya meningkat. Ketika eritroderma sudah timbul dalam beberapa minggu, kulit kepala dan rambut badan mungkin gugur dan kuku akan menjadi ridged dan menebal dan bisa jadi rapuh. Kulit periorbital mengalami inflamasi dan edema, yang kemudian menjadi ektropion disertai epifora. Pada kasus kronik mungkin akan tampak masalah pigmentasi, terutama pada orang dengan kulit hitam, biasanya akan timbul bercak yang menyebar karena hilangnya pigmen. Derajat pembesaran limfonodus bervariasi. Biasanya pembesarannya kecil atau moderat dengan konsistensi elastis, namun pada beberapa kasus pembesaran bisa saja gross.11

Gambar 2. Eritroderma pada psoriasis. Tampak eritema universal, penebalan kulit, dan skuama tebal. Pasien mengalami kelemahan, malaise dan menggigil. [Dikutip dari kepustakaan 6]Gambar 3. Eritroderma akibat obat. [Dikutip dari kepustakaan 11]

Gambar 4. Hasil biopsi menunjukkan pitiriasis rubra pilaris, dengan tanda klinis island of sparing. [Dikutip dari kepustakaan 4]Gambar 5. Eritroderma: cutaneus T cell lymphoma (CTCL). Tampak eritema universal, menebal dan berskuama.. [Dikutip dari kepustakaan 13]

Gambar 6. Eritroderma dan infiltrasi kulit akibat Sezary syndrome. [Dikutip dari kepustakaan 9]Gambar 7. Blefaritis, epifora, dan ektropion pada eritroderma akibat dermatitis atopik. [Dikutip dari kepustakaan 6]

C. 3