Bab 4 - 5 Pembahasan

download Bab 4 - 5 Pembahasan

of 23

description

anjab

Transcript of Bab 4 - 5 Pembahasan

53

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kuala Pembuang merupakan salah satu institusi pendidikan menengah yang berada di wilayah kabupaten Seruyan. Sekolah ini secara geografis, sebelah barat sekolah ini berbatasan dengan jalan GM. Firdaus, sebelah timur berbatasan dengan Pustu Desa Kartika Bakti, sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman warga RT.3 dan sebelah utara berbatasan dengan jalan Putri Junjung Buih. Terdapat sebanyak 25 orang guru dengan status PNS, 1 orang staf TU PNS dan 2 orang tenaga honorer Tata Usaha.

Sekolah ini dipilih menjadi lokasi penelitian karena berada dalam wilayah kerja Puskesmas Kuala Pembuang dan dekat dengan tempat tugas peneliti. Terdapat 3 kelas yaitu kelas X, XI, dan XII dengan jumlah seluruh siswa sebanyak 224 orang. Dari jumlah tersebut terdapat sebanyak 126 siswa yang perempuan. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Kuala Pembuang pada bulan Mei 2015 dan peneliti melakukan penelitian terhadap siswa remaja putri yang berada pada kelas X saja. Sebanyak 49 orang remaja dipilih sebagai responden sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Namun pada saat pelaksanaan pengambilan data hanya diperoleh 45 sampel karena 4 orang responden tidak hadir. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan peneliti dan diisi langsung oleh responden dan pengukuran langsung untuk BB dan TB.2. Hasil Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 15 Mei 2015, dan hasil yang didapatkan adalah sebagai berikut :

a. Umur remaja yang mengalami dismenoreaUmur remaja dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu kelompok umur 13 16 tahun dan kelompok umur 17 21 tahun.Tabel 4.1. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Umur

NoKategori n%

1.

2.13 16 tahun

17 21 tahun40

588,8

11,2

Total45100

Berdasarkan tabel 4.1. di atas, terlihat bahwa dari 45 remaja yang mengalami dismenorea, paling banyak adalah remaja berusia antara 13 16 tahun yaitu sebanyak 40 orang (88,8%), sementara sisanya 5 orang (11,2%) berusia antara 17 21 tahun.

Tabel 4.2. Tabel Silang Umur dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Tahun 2015 DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Umurf%f%f%F%

1.2.13 16 tahun

17 21 tahun13

328,96,724

153,42,23

16,62,240

5100,0

100,0

Total1635,62555,648,845100,0

Kelompok umur terbanyak yang mengalami dismenorea adalah kelompok remaja yang berumur 13 16 tahun dengan jumlah 40 orang dengan derajat nyeri tersering yang dialami adalah dismenorea derajat sedang.b. Indeks Masa Tubuh (IMT) remaja yang mengalami dismenoreaIMT remaja dalam penelitian ini dikelompokkan kedalam 5 kategori yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan sangat gemuk.

Tabel 4.3. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT)NoKategori n%

1.

2.

3.

4.

5.Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Sangat Gemuk4

829138,9

17,864,42,26,7

Total45100

Diketahui bahwa dari 45 remaja yang mengalami dismenorea, terdapat 29 (64,4%) orang remaja yang memiliki status gizi normal dan terdapat 4 orang remaja (8,9%) yang memiliki status gizi sangat kurus.

Tabel 4.4. Tabel Silang IMT dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Tahun 2015 DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

IMTf%f%f%F%

1.

2.

3.

4.

5.Sangat Kurus

Kurus

Normal

Gemuk

Sangat Gemuk3

2

12006,64,426,70,0

0,01

5

14

1

32,211,148,3

2,26,60

1

3

0

00,0

2,26,70,0

0,04

8

29

1

38,817,781,72,26,6

Total1737,72453,348,945100,0

Terdapat 3 orang remaja dengan IMT normal dan 1 orang remaja dengan IMT kurus yang mengalami dismenorea berat. Dan terdapat 14 orang remaja dengan IMT normal yang mengalami dismenorea sedang.

c. Frekuensi olahraga remaja yang mengalami dismenoreaFrekuensi olahraga yang rutin dilakukan oleh remaja dikelompokkan kedalam 2 kategori yaitu tidak teratur jika remaja melakukan olahraga kurang dari 3 kali seminggu dan teratur jika remaja rutin melakukan olahraga antara 3 5 kali dalam seminggu.

Diagram 4.1. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Frekuensi OlahragaBerdasarkan diagram 4.1. di atas, terlihat bahwa dari 45 remaja yang mengalami dismenorea, sebanyak 84,4% remaja atau 38 orang remaja memiliki kebiasaan olahraga tidak teratur.Tabel 4.5. Tabel Silang Frekuensi Olahraga dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Olahragaf%f%f%F%

1.

2.Tidak teratur

Teratur15

133,42,221

446,78,92

24,44,438784,415,6

Total1635,62555,648,845100,0

Dismenorea derajat sedang dialami oleh 21 orang remaja yang tidak teratur melakukan olahraga dan 4 orang yang teratur berolahraga. Sementara dismenorea berat dialami oleh 2 remaja yang tidak teratur berolahraga dan 2 orang yang teratur berolahraga.

d. Usia menarche remaja yang mengalami dismenoreaUsia menarche remaja dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu usia 10 14 tahun dan 15 19 tahun..

Diagram 4.2. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Usia MenarcheBerdasarkan diagram 4.2. di atas, terlihat bahwa dari 45 remaja yang mengalami dismenorea, sebanyak 43 orang atau 95,5% remaja mulai mengalami menstruasi pada usia antara 10 14 tahun, sedangkan sisanya sebanyak 2 orang (4,5%) remaja mulai menstruasi pada usia 15 19 tahun.Tabel 4.6. Tabel Silang Usia Menarche dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Menarchef%f%f%F%

1.

2.10 14

15 - 1916

035,60,023

251,24,44

08,80,043295,64,4

Total1635,62555,648,845100,0

Dismenorea berat dialami oleh 4 orang remaja yang menarche pada usia antara 10 14 tahun, dan dismenorea sedang kebanyakan dialami oleh remaja yang menarche pada usia 10 14 tahun.e. Perilaku pencarian pengobatan remaja yang mengalami dismenoreaDalam penelitian ini perilaku pencarian pengobatan dikelompokkan dalam 3 bentuk, yaitu mengobati sendiri / ke warung, pergi ke tenaga kesehatan dan menggunakan metode alternatif.

Tabel 4.7. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Perilaku Pencarian PengobatanNoKategori n%

1.

2.

3.Sendiri / Warung

Tenaga Kesehatan

Alternatif31

8

668,9

17,7

13,4

Total45100

Berdasarkan tabel 4.7. di atas diketahui bahwa sebanyak 31 orang remaja atau 68,9% remaja yang mencari sendiri pengobatan untuk mengatasi dismenorea yang dialami. Kemudian sebanyak 8 orang atau 17,7% remaja meminta bantuan tenaga kesehatan dan sisanya sebanyak 6 orang (13,4%) remaja yang menggunakan pengobatan alternatif.

Tabel 4.8. Tabel Silang Perilaku Pencarian Pengobatan dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Perilakuf%f%f%F%

1.

2.3.Sendiri / warungTenaga kesehatanAlternatif121326,72,26,7175337,811,16,72204,44,40,0318668,917,713,5

TOTAL1635,62555,648,845100,0

Sebanyak 17 remaja dari 25 remaja yang mengalami dismenorea sedang memilih mengatasi sendiri nyeri yang dialaminya, dan 5 orang remaja lainnya pergi ke tenaga kesehatan untuk mengatasi nyerinya.f. Riwayat penyakit kandungan remaja yang mengalami dismenoreaRiwayat penyakit kandungan remaja dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu kategori tidak ada jika remaja tidak mempunyai riwayat mengalami penyakit kandungan dan kategori ada jika remaja memiliki riwayat penyakit kandungan.Tabel 4.9. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Karakteristik Riwayat Penyakit KandunganNoKategori n%

1.

2.Tidak ada

Ada44

197,8

2,2

Total 45100

Berdasarkan tabel 4.9. di atas, diketahui bahwa sebanyak 44 orang remaja (97,8%) tidak memiliki riwayat penyakit kandungan, dan hanya 1 orang remaja (2,2%) yang memiliki riwayat penyakit kandunganTabel 4.10. Tabel Silang Riwayat Penyakit Kandungan dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Riwayatf%f%f%F%

1.

2.Tidak adaAda16035,60,025055,60,03

16,62,244197,82,2

Total1635,62555,648,845100,0

Dismenorea berat dialami oleh 1 orang remaja yang memiliki riwayat kandungan dan 3 orang remaja yang tidak memiliki riwayat penyakit kandungan. Sementara dismenorea sedang dialami oleh 25 remaja yang tidak memiliki riwayat penyakit kandungan.g. Riwayat dismenorea dalam keluarga remaja yang mengalami dismenoreaRiwayat dismenorea dalam keluarga dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu tidak ada dan ada.Diagram 4.3. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Riwayat Dismenorea Dalam KeluargaBerdasarkan diagram 4.3. diketahui bahwa sebanyak 30 orang remaja (66,7%) tidak ada riwayat dismenorea dalam keluarganya, dan sebanyak 15 orang remaja (33,3%) yang memiliki riwayat dismenorea dalam keluarganya.

Tabel 4.11. Tabel Silang Riwayat Dismenorea Dalam Keluarga dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Riwayatf%f%f%F%

1.

2.Tidak ada

Ada13

328,96,713

1228,926,74

08,80,030

1566,633,4

TOTAL1635,62555,648,845100,0

Tabel di atas memperlihatkan bahwa terdapat 15 keluarga remaja yang memiliki riwayat dismenorea mengalami dismenorea sedang. Dan sebanyak 30 keluarga remaja mengatakan tidak memiliki riwayat dismenorea dalam keluarga.h. Lama haid remaja yang mengalami dismenoreaLama haid remaja dikelompokkan ke dalam 2 kategori yaitu normal jika lama haid 3 7 hari dan tidak normal jika lama haid lebih dari 7 hari.Diagram 4.4. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Lama HaidBerdasarkan diagram 4.4. di atas, diketahui bahwa sebanyak 43 orang remaja (95,5%) memiliki lama haid yang normal yaitu antara 3 7 hari dan sebanyak 2 orang remaja (4,5%) yang memiliki lama haid tidak normal, yaitu lebih dari 7 hari.Tabel 4.12. Tabel Silang Lama Haid dan Derajat Dismenorea Pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Kuala Pembuang Tahun 2015 DismenoreaDerajat Nyeri DismenoreaTotal

NoRinganSedangBerat

Lama haidf%f%f%F%

1.

2.Normal

Tidak normal16

035,60,023

251,14,54

08,80,043

295,54,5

Total1635,62555,648,845100,0

Sebanyak 23 orang yang memiliki lama haid normal mengalami dismenorea sedang, dan sebanyak 4 orang yang mengalami nyeri berat.

i. Derajat nyeri haid remaja dismenoreaDerajat nyeri haid dibagi kedalam 3 tingkat nyeri, yaitu nyeri ringan, nyeri sedang dan nyeri berat.Diagram 4.5. Distribusi Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Derajat Nyeri HaidBerdasarkan diagram 4.5. di atas, diketahui bahwa sebanyak 25 orang remaja (55,5%) mengalami dismenorea derajat sedang, sebanyak 16 orang remaja (35,5%) mengalami dismenorea derajat ringan dan sebanyak 4 orang remaja (9,0%) yang mengalami dismenorea derajat berat.

B. Pembahasan1. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Umur.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang remaja yang mengalami dismenorea di SMA Negeri 2 Kuala Pembuang diketahui bahwa dismenorea terbanyak dialami oleh remaja yang berusia antara 13 16 tahun (88,8%), dengan derajat nyeri tingkat sedang yang paling banyak dirasakan (53,4%).Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Anurogo (2008), bahwa dismenorea primer umumnya terjadi pada tahun-tahun pertama setelah menstruasi pertama atau menarche, biasanya terjadi dalam 6-12 bulan pertama setelah menarche (haid pertama) dan segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Istilah dismenorea berat sering dipakai jika nyeri haid disertai mual, muntah, diare, pusing, nyeri kepala, dan (terkadang) pingsan. Karakteristik ini juga sesuai dengan yang teori yang dikemukakan oleh Badziad (dalam Prihatanti 2010) bahwa salah satu karakteristik dismenorea adalah banyak ditemui pada usia muda, sebagaimana usia anak sekolah. Banyak remaja yang mengalami dismenorea sedang, hal ini didukung data bahwa remaja masih mampu melakukan aktifitas sehari-hari tanpa gangguan, dan menurut Harmono (2012) nyeri pada derajat sedang biasanya hanya berlangsung antara 4 5 hari. Terjadinya nyeri haid derajat sedang ini menurut peneliti adalah kondisi normal yang dialami oleh remaja usia 13 16 tahun, sesuai tingkat perkembangan fungsi organ reproduksi yang belum maksimal. Selain itu pada usia 13 16 tahun remaja sudah mulai teradaptasi dengan nyeri yang selalu dirasakan sehingga akan mempengaruhi ambang nyeri yang dimiliki.2. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Indeks Masa Tubuh (IMT).Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 orang remaja yang mengalami dismenorea, sebanyak 33 orang remaja (73,3%) memiliki IMT normal. Selanjutnya terdapat 6,7% remaja dengan IMT normal dan 2,2% remaja dengan IMT kurus yang mengalami nyeri haid derajat berat.Nisaak (2009), menyebutkan bahwa bila status gizi tidak normal dikhawatirkan status zat besi dalam tubuh juga tidak baik, sehingga dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor resiko terjadinya anemia. Dan menurut Prawirohardjo (2007) bahwa penyakit anemia dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea. Peneliti beranggapan bahwa kondisi ini menggambarkan keterkaitan antara remaja yang memiliki IMT kurus dan nyeri haid derajat berat yang dialami remaja pada penelitian ini.

Selain itu terdapat 3,3% remaja dengan IMT sangat gemuk mengalami nyeri haid derajat sedang. Utami (2009) menyebutkan bahwa pada remaja dengan kegemukan, peningkatan lemak akan berpengaruh terhadap peningkatan prostaglandin yang akan meningkatkan aktifitas uterus dan serabur-serabut syaraf terminal dapat menimbulkan rangsangan nyeri saat haid. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa pada remaja dengan IMT sangat gemuk banyaknya lemak akan membuat semakin banyak pula prostaglandin yang dibentuk, sehingga peningkatan kadar prostaglandin dalam sirkulasi darah yang menyebabkan terjadinya nyeri haid derajat sedang.3. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Frekuensi Olahraga.Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 45 orang remaja, bahwa sebanyak 84,4% (38 orang) remaja yang tidak melakukan olahraga secara teratur dan dari jumlah tersebut sebanyak 46,7% remaja mengalami nyeri nyeri haid derajat sedang dan sebanyak 4,4% yang mengalami nyeri haid derajat berat.Banyaknya remaja yang tidak melakukan olahraga secara teratur mengalami dismenorea sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Harmono (2012) bahwa kejadian dismenorea akan meningkat dengan kurangnya aktifitas selama menstruasi dan kurangnya olah raga. Hal ini terjadi karena kurangnya aktifitas menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen menurun. Dampak berkurangnya aliran darah dan sirkulasi oksigen pada uterus adalah menyebabkan nyeri. Selain hal itu, peneliti dapat mengemukakan bahwa penurunan sirkulasi oksigen mengakibatkan teraktifasinya metabolisme anaerob yang menghasilkan asam laktat dan mengakibatkan nyeri haid baik pada nyeri haid derajat sedang maupun berat.

Ternyata ditemukan juga sebanyak 4,4% remaja dengan nyeri haid derajat sedang yang melakukan olahraga teratur. Olahraga sesungguhnya merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri (Harmono, 2012). Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman. Selain itu melalui olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi endorphin di otak, penawar sakit alami tubuh. Tidak ada pembatasan aktifitas selama haid dan olahraga latihan aerobik dapat membantu memproduksi bahan alami yang dapat memblok rasa sakit ketika nyeri haid datang.

Menurut peneliti terjadinya dismenorea derajat berat pada remaja yang berolahraga teratur adalah mungkin karena pada saat masa menstruasi remaja menghentikan kegiatan olahraganya, sehingga peningkatan produksi endorphine tidak terjadi. Seharusnya pada masa menstruasi remaja tetap melakukan olahraga karena olahraga mampu menurunkan derajat nyeri yang dialami ketika haid.4. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Usia Menarche.Penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang remaja siswi SMA Negeri 2 Kuala Pembuang didapatkan bahwa kebanyakan remaja (43 orang) mengalami menarche pada usia antara 10 14 tahun. Sebanyak 51,2% remaja yang menarche pada usia 10 14 tahun mengalami nyeri haid derajat sedang dan sebanyak 8,8% yang mengalami nyeri haid derajat berat.Menurut Proverawati dan Misaroh (dalam Harmono, 2012), usia saat seorang anak perempuan mulai mendapat menstruasi sangat bervariasi. Terdapat kecenderungan bahwa saat ini anak mendapat menstruasi yang pertama kali pada usia yang lebih muda. Menarche pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga timbul nyeri ketika menstruasi. Alat reproduksi wanita harus berfungsi sebagaimana mestinya, namun bila menarche terjadi pada usia yang lebih awal dari normal dimana alat reproduksi belum siap untuk mengalami perubahan dan masih terjadi penyempitan pada leher rahim maka akan timbul rasa sakit ketika menstruasi. Menurut peneliti usia remaja yang mengalami menarche pada usia 10 14 memiliki keterkaitan dengan nyeri haid derajat sedang dan berat yang dialami. Belum optimalnya fungsi organ yang salah satunya masih sempitnya leher rahim mengakibatkan nyeri yang cukup pada saat remaja haid. 5. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Perilaku Pencarian Pengobatan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan remaja atau sebanyak 31 orang dari 45 orang remaja memilih untuk mengobati sendiri dismenorea yang dialami dengan membeli obat di warung. Sementara itu sebanyak 8 orang memilih pergi ke tenaga kesehatan dan sisanya yaitu sebanyak 6 orang melakukan pengobatan secara alternatif. Perilaku pencarian pengobatan ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2014), bahwa orang atau masyarakat yang sedang mengalami sakit atau masalah kesehatan yang lain akan melakukan upaya untuk memperoleh pengobatan sehingga sembuh. Jaret dkk., (dalam Sulastri, 2006), menyebutkan bahwa untuk menghilangkan rasa sakit akibat haid remaja menggunakan obat sendiri tanpa menggunakan konsultasi dengan dokter. Mengobati sendiri ini dilakukan dengan pergi ke warung atau toko obat untuk membeli obat dan hal ini juga dilakukan oleh 37,8% remaja yang mengalami nyeri haid derajat sedang. Sementara itu terdapat 4,4% remaja yang mengalami nyeri haid derajat berat pergi ke tenaga kesehatan. Obat-obatan tidak sepenuhnya dapat mengatasi nyeri haid. Arifin (2008), mengatakan bahwa tidak ada satu pun obat anti peradangan non steroid (NSAID) yang superior, tiap orang menanggapi setiap obat dengan berbeda-beda sehingga hal ini sering mendorong remaja untuk mencoba beberapa jenis obat sampai ditemukan obat yang dapat bekerja dengan baik.

Belum tentu cocoknya jenis obat yang dikonsumsi dapat mengatasi nyeri ini menurut peneliti mendorong remaja untuk mencoba cara lain untuk mengatasi nyeri haid, yaitu dengan melakukan pengobatan alternatif. Dan hal ini dilakukan oleh sebanyak 6,7% remaja yang mengalami nyeri haid derajat sedang pada penelitian ini.

6. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Riwayat Penyakit Kandungan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 45 orang remaja yang mengalami dismenorea hanya 1 orang (2,2%) remaja yang memiliki riwayat penyakit kandungan. Namun ternyata sebanyak 55,6% remaja yang tidak memiliki riwayat penyakit kandungan mengalami nyeri haid derajat sedang dan sebanyak 6,6% yang mengalami nyeri haid derajat berat.Edmunson (2006) menyebutkan beberapa penyakit kandungan akan dapat menyebabkan dismenorea dan hal ini terbukti pada penelitian ini bahwa 1 orang yang memiliki penyakit kandungan selalu mengalami nyeri haid derajat berat. Banyaknya remaja yang tidak memiliki penyakit kandungan namun mengalami dismenorea dilatarbelakangi oleh beragamnya penyebab dismenorea. Prawirohardjo (2007) menyebutkan bahwa faktor kejiwaan, faktor konstitusi, faktor alergi dan faktor endokrin juga akan dapat menyebabkan dismenorea. Akhirnya peneliti berpendapat bahwa remaja yang mengalami nyeri haid derajat sedang dan berat tanpa disertai dengan penyakit kandungan mungkin disebabkan karena faktor penyebab lain.7. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Riwayat Dismenorea Dalam KeluargaHasil penelitian yang dilakukan terhadap 45 orang remaja menunjukkan bahwa sebanyak 31 orang remaja (68,9%) memiliki riwayat dismenorea dalam keluarganya, dan dari jumlah tersebut sebanyak 26,7% mengalami nyeri haid derajat sedang. Kemudian sebanyak 14 orang remaja (31,1%) yang tidak ada riwayat dismenorea dalam keluarganya namun sebanyak 8,8% diantaranya mengalami nyeri haid derajat berat.Riwayat keluarga merupakan faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya dismenorea. Hasil penelitian yang dilakukan Utami, dkk (2013) menunjukkan ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian nyeri haid baik nyeri haid derajat ringan, sedang maupun berat. Sebagian besar responden yang mengalami dismenorea juga memiliki riwayat keluarga positif. Hal ini disebabkan adanya faktor genetik yang dapat mempengaruhi keadaan responden sehingga apabila ada keluarga responden yang mengalami dismenorea cenderung mempengaruhi psikis responden.

Peneliti beranggapan bahwa riwayat dismenorea dalam keluarga juga memiliki keterkaitan dengan kejadian nyeri haid dan derajat nyeri haid yang dialami. Hal ini terutama berkaitan dengan pengalaman yang dialami anggota keluarga lain secara psikis akan mempengaruhi responden khususnya mempengaruhi ambang batas nyeri yang dimiliki.8. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Lama Menstruasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 43 orang remaja (95,5%) memiliki lama haid yang normal yaitu antara 3 7 hari. Dari jumlah tersebut ternyata sebanyak 8,8% mengalami nyeri haid derajat berat dan 51,1% nyeri haid derajat sedang. Kemudian sebanyak 2 orang remaja (4,5%) yang memiliki lama haid tidak normal dan seluruhnya mengalami nyeri haid derajat sedang.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Proverawati dan Misaroh (dalam Harmono, 2012) yang menyebutkan bahwa lama menstruasi lebih dari normal (lebih lama) mengakibatkan uterus lebih sering berkontraksi dan semakin banyak prostaglandin yang dikeluarkan. Produksi prostaglandin yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri, sedangkan kontraksi uterus yang terus menerus menyebabkan suplai darah ke uterus terhenti dan terjadi nyeri haid.Peneliti menganggap bahwa derajat nyeri haid yang dialami remaja dengan lama haid normal lebih disebabkan karena faktor lain. Faktor lain tersebut adalah riwayat dismenorea dalam keluarga dan usia menarche remaja sebagaimana hasil yang diperoleh dalam penelitian ini.9. Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Berdasarkan Derajat Nyeri Haid.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 25 orang remaja (55,5%) mengalami nyeri haid derajat sedang, sebanyak 16 orang remaja (35,5%) mengalami nyeri haid derajat ringan dan sebanyak 4 orang remaja (9,0%) yang mengalami nyeri haid derajat berat.

Beragamnya derajat nyeri yang dirasakan oleh responden sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Proverawati dan Misaroh (dalam Harmono, 2012) bahwa setiap wanita mempunyai pengalaman nyeri haid yang berbeda-beda, dimana hal itu muncul dalam bentuk rasa tidak nyaman, letih, sakit yang dapat mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain itu Harmono (2012) menyebutkan bahwa terdapat 3 tingkat keparahan nyeri haid, yaitu 1) dismenorea ringan, yang berlangsung beberapa saat dan klien masih dapat melaksanakan aktifitas sehari-hari dan biasanya berlangsung antara 1 sampai 2 hari; 2) dismenorea sedang, dimana nyeri yang dirasakan membuat klien memerlukan obat penghilang rasa nyeri, namun masih dapat beraktifitas, biasanya berlangsung antara 3 sampai 4 hari; dan 3) dismenorea berat, yang membuat klien memerlukan istirahat beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, migrain, pingsan, diare, rasa tertekan, mual.Hasil penelitian membuat peneliti memiliki pendapat bahwa derajat nyeri haid yang dialami remaja di SMA Negeri 2 Kuala Pembuang dominan disebabkan karena faktor usia menarche, kebiasaan olahraga dan riwayat haid dalam keluarga.BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang berjudul Karakteristik Remaja Yang Mengalami Dismenorea Di SMA Negeri 2 Kuala Pembuang Kabupaten Seruyan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Jumlah siswa SMA Negeri 2 Kuala Pembuang kelas X tahun 2015 yang mengalami dismenorea adalah sebanyak 45 orang dengan derajat nyeri bervariasi yaitu dismenorea ringan, dismenorea sedang dan dismenorea berat.

2. Kelompok umur terbanyak yang mengalami dismenorea adalah kelompok remaja yang berumur 13 16 tahun dengan jumlah 40 orang dengan derajat nyeri tersering yang dialami adalah dismenorea derajat sedang.3. Terdapat 14 orang remaja dengan IMT normal yang mengalami dismenorea sedang dan terdapat 3 orang remaja dengan IMT normal dan 1 orang remaja dengan IMT kurus yang mengalami dismenorea berat.4. Sebanyak 21 orang remaja yang tidak teratur melakukan olahraga dan 4 orang yang teratur berolahraga mengalami dismenorea derajat sedang. Sementara dismenorea berat dialami oleh 2 remaja yang tidak teratur berolahraga.

5. Dismenorea berat dialami oleh 4 orang remaja yang menarche pada usia antara 10 14 tahun, dan dismenorea sedang kebanyakan dialami oleh remaja yang menarche pada usia 10 14 tahun.

6. Sebanyak 17 remaja dari 25 remaja yang mengalami dismenorea sedang memilih mengatasi sendiri nyeri yang dialaminya, dan 5 orang remaja lainnya pergi ke tenaga kesehatan untuk mengatasi nyerinya.

7. Sebanyak 1 orang remaja yang memiliki riwayat kandungan dan 3 orang remaja yang tidak memiliki riwayat penyakit kandungan mengalami dismenorea berat. Sementara dismenorea sedang dialami oleh 25 remaja yang tidak memiliki riwayat penyakit kandungan.

8. Terdapat 12 keluarga remaja yang memiliki riwayat dismenorea mengalami dismenorea sedang. Dan sebanyak 30 keluarga remaja mengatakan tidak memiliki riwayat dismenorea dalam keluarga..

9. Sebanyak 23 orang remaja SMA Negeri 2 Kuala Pembuang yang memiliki lama haid normal mengalami dismenorea sedang, dan sebanyak 4 orang yang mengalami nyeri berat.

10. Berdasarkan derajat nyeri haid diketahui bahwa sebanyak 25 orang remaja (55,5%) mengalami dismenorea derajat sedang, sebanyak 16 orang remaja (35,5%) mengalami dismenorea derajat ringan dan sebanyak 4 orang remaja (9,0%) yang mengalami dismenorea derajat berat.

B. Saran

1. Untuk Remaja Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberikan gambaran karakteristik remaja yang mengalami dismenorea, sehingga dapat dilakukan langkah sebagai upaya mengurangi ataupun menurunkan derajat nyeri dismenorea yang dialami.

2. Bagi peneliti selanjutnya, Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan dengan metode dan variabel yang lebih kompleks tentang dismenorea sehingga akan dapat diperoleh gambaran yang lebih utuh tentang dismenorea dan dapat diketahui upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak dari dismenorea.

45

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

EMBED MSGraph.Chart.8 \s

65

_1494620556.xls

_1496075343.xls

_1494623371.xls

_1494616847.xls