BAB 4, 5

5
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan TINJAUAN TEORI TINJAUAN KASUS Menurut DepKes RI (2000), isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpesonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan Pada pasien ditemukan bahwa pasien mengalami isolasi sosial selama di RS, karena pasien suka menyendiri, diam dan menghindar saat didekati. Saat dilakukan pengkajian klien lebih banyak terdiam, kurang spontan di dalam menjawab pertanyaan, apatis (acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah datar (kurang berseri), dan beberapa kali klien sempat meninggalkan perawat saat pengkajian. Saat dilakukan pengkajian pada aspek hubungan sosial, ketika klien ditanyakan tentang siapa orang yang berarti atau terdekat, klien hanya diam dan menunduk. Ketika klien ditanyakan tentang peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat klien mengatakan dirumah hanya mau berbicara dengan adiknya saja, di rumah sakit klien sering menyendiri dan tidak bergabung dengan orang lain. Ketika klien ditanyakan tentang hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien 40

description

kjknklnkknkjkjbkjlk

Transcript of BAB 4, 5

BAB IVPEMBAHASAN4.1 PembahasanTINJAUAN TEORITINJAUAN KASUS

Menurut DepKes RI (2000), isolasi sosial merupakan suatu gangguan interpesonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel menimbulkan perilaku maladaptif dan mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial. Menurut Balitbang (2007), merupakan upaya menghindari suatu hubungan komunikasi dengan orang lain karena merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan. Klien mengalami kesulitan dalam berhubungan secara spontan dengan orang lain yang dimanifestasikan dengan mengisolasi diri, tidak ada perhatian, dan tidak sanggup berbagi pengalaman.

Pada pasien ditemukan bahwa pasien mengalami isolasi sosial selama di RS, karena pasien suka menyendiri, diam dan menghindar saat didekati. Saat dilakukan pengkajian klien lebih banyak terdiam, kurang spontan di dalam menjawab pertanyaan, apatis (acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah datar (kurang berseri), dan beberapa kali klien sempat meninggalkan perawat saat pengkajian. Saat dilakukan pengkajian pada aspek hubungan sosial, ketika klien ditanyakan tentang siapa orang yang berarti atau terdekat, klien hanya diam dan menunduk. Ketika klien ditanyakan tentang peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat klien mengatakan dirumah hanya mau berbicara dengan adiknya saja, di rumah sakit klien sering menyendiri dan tidak bergabung dengan orang lain. Ketika klien ditanyakan tentang hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien hanya diam, menyendiri dan menghindar saat didekati.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Isolasi sosial adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidakmampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan isolasi sosial sering melakukan kegiatan yang ditunjukkan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain.5.2 Saran

Harapan kepada masyarakat, agar pasien jiwa khususnya dengan isolasi sosial tetap menjadibagian dari masyarakat. Perawat, keluarga dan masyarakat harus menjadi bagian dari proses pemulihan pasien. Agar pemulihan dapat berhasil, maka seluruh komponen masyarakat harus menjadi intregitas yang saling berkesinambungan.42