Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

22
BAB 3 ARCHAEOBACTERIA DAN EUBACTERIA

Transcript of Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

Page 1: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

BAB 3

ARCHAEOBACTERIA DAN EUBACTERIA

Page 2: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

Kompetensi Dasar:

Mendeskripksikan ciri-ciri Archaeobacteria

dan Eubacteria serta peranannya bagi

kehidupan.

Page 3: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

Istilah monera berasal dari Yunani ‘moneres’ yang berarti tunggal, yaitu semua organisme yang tidak memiliki membran inti atau organela bermembran rangkap seperti mitokondria dan kloroplas. Inti sel yang tiak bermembran dinamakan prokarion. Bahan inti yang berupa DNA tidak terletak menyebar melainkan terpusat pada suatu daerah tertentu dalam sitoplasma. Menurut sistem klasifikasi enam kingdom, organisme prokariotik dibedakan menjadi Archaeobacteria dan Bacteria (termasuk Eubacteria dan Cyanobacteria) berdasarkan sifat biokimia dan susunan molekulernya.

Page 4: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

A. ARCHAEOBACTERIA

Archaeobacteria berasal dari kata

‘archaea’ yang berarti nenek moyang.

Archaeobacteria diduga sebagai

organisme paling tua yang hidup di bumi.

Page 5: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

1. Ciri-ciri Umum

a. Susunan tubuh sangat sederhana, dinding

sel tidak tersusun atas peptidoglikan;

b. Habitat pada lingkungan ekstrim yang

tidak semua organisme mampu hidup di

sana;

c. Terdiri atas satu sel yang hidup berkoloni

atau berupa filamen berukuran kecil.

Page 6: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

2. Klasifikasi

Berdasarkan habitatnya, Archaeobacteria

dibedakan menjadi:

a. Metanogen

Hidup pada lingkungan anaerobik yang

ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa

dan danau, saluran pencernaan hewan dan

manusia, serta di bawah lapiran es

Greenland. Kelompok ini mampu

menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan

CO2. contoh : genus Methanophyrus.

Page 7: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

b. HalofilHabitat pada lingkungan yang berkadar garam tinggi 12 – 15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%), seperti pada danau Great Salt dam Laut Mati. Contoh: genus Halobacterium, Halorubrum, Halococcus

c. Termofil Hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan bersifat asam dengan suhu optimum 600C – 800C. Seperti genus Sulfolobus yang ditemukan di mata air panas Yellowstone National Park USA dan Pyrolobus fumarii yang mampu hidup pada suhu 106oC – 113oC.

Page 8: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

3. Peranan

a. Sebagai organisme pengurai yang berperan

penting dalam pengolahan limbah;

b. Menghasilkan gas metana sebagai bahan

bakar biogas;

c. Enzimnya dapat digunakan sebagai bahan

tambahan dalam deterjen untuk

meningkatkan daya kerja deterjen dalam

pH dan air bersuhu tinggi.

Page 9: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

B. EUBACTERIA

Eubacteria berarti kelompok bakteri yang

sejati atau yang biasa kita sebut bakteri.

Bakteri berasal dari bahasa Yunani

‘bacterion’ yang berarti batang kecil, walau

kenyatannya tidak semua bakteri berbentuk

batang kecil seperti pertama kali ditemukan.

Page 10: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

1.Ciri-ciri Umum

a. Habitat di berbagai lingkungan seperti tanah, air, udara dan tubuh organisme lain;

b. Mikroorganisme dengan rata-rata panjang 2 – 3 im, lebar 1 – 2 im dan diameter 1 mikron;

c. Bersifat uniseluler, hidup secara sendiri-sendiri (soliter) atau berkelompok (koloni);

d. Bentuk sel relatif tetap karena dinding sel tersusun atas peptidoglikan;

e. Umumnya heterotif karena tidak berklorofil, namun ada juga yang bersifat fotoautotrof dan kemoatutotrof;

Page 11: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

f. Mampu membentuk endospora yaitu spora berdinding tebal yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk;

g. Struktur tubuh tersusun atas kapsul, dinding sel, membran plasma, sitoplasma, DNA, mesosom, ribosom dan plasmid;

h. Reproduksi terjadi secara aseksual dan seksual, secara aseksual melalui pembelahan biner dan seksual (disebut paraseksual) karena materi genetik berasal dari dua individu berbeda tanpa melalui meiosis atau fertilisasi. Paraseksual meliputi konjugasi, transformasi dan transduksi.

Page 12: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

Gambar 3.1 Struktur Tubuh Bakteri

Page 13: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

2. Klasifikasi

a. Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri

dibedakan:

1) Bakteri Heterotrof (tidak mampu

menyusun makanan sendiri)

Sebagian besar bakteri merupakan heterotrof

yang hidup secara saprofit atau parasit.

Contohnya Escherichia coli (saprofit) dan

Mycobacterium tuberculosis yang merupakan

patogen penyebab TBC.

Page 14: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

2) Bakteri Autotrof

Bakteri autotrof dapat menyusun makanannya

sendiri dengan menggunakan sumber energi

cahaya matahari (fotoautotrof) dan energi

kimia (kemoautotrof). Contoh fotoautotrof

adalah bakteri hijau (bakterioklorofil) dan

bakteri ungu (bakteriopurpurin), bakteri

kemoautotrof diantaranya Nitrobacter,

Nitrosomonas dan Nitrosococcus.

Page 15: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

b. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dibedakan:

1) Bakteri Aerob

Membutuhkan O2 bebas, contohnya Nitrosomonas dan Mycobacterium tuberculosis.

2) Bakteri Anaerob

Bakteri yang mendapatkan energi tanpa menggunakan O2 bebas (obligat anaerob). Contohnya Clostridium tetani dan bakteri denitrifikasi.

Page 16: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

c. Berdasarkan bentuknya, bakteri dibedakan:

1) Bakteri bentuk batang (bacillus)Terdiri dari basil tunggal (monobasilus) seperti Salmonella typhosa, basil bergandengan dua-dua (diplobasil), dan yang bergandengan memanjang seperti rantai (streptobasil) seperti Bacillus anthracis.

2) Bakteri bentuk bola (coccus)Meliputi monokokus, diplokokus, streptokokus, sarkina (berkoloni empat-empat seperti kubus) dan stafiolokokus (berkoloni tidak teratur seperti buah anggur). Contohnya Neisseria gonorrhoeae dan Diplococcus pneumoniae.

Page 17: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

3) Bakteri bentuk spiral (spirillum)

Merupakan bakteri yang memiliki

bentuk seperti spiral, dengan variasi

spiral tidak sempurna (vibrio), spiral lentur

(spirochaeta), dan spiral kaku (spirillum).

Contohnya Vibrio cholerae.

Page 18: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

d. Berdasarkan letak flagelanya, bakteri dibedakan:

1) Atrik, tidak memiliki flagela.2) Monotorik, memiliki satu flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.3) Lofotrik, memiliki banyak flagela dan melekat pada salah satu ujung sel.4) Amfitrik, memiliki satu flagela dan masing- masing melekat pada kedua ujung sel.5) Peritrik, memiliki flagela yang tersebar pada seluruh permukaan sel.

Page 19: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

3. Peranan

a. Bakteri yang menguntungkan manusia:

1) Escherichia coli, penghuni colon manusia yang

membantu membusukkan makanan dan

pembentukan vitamin K.

2) Lactobacillus casei, digunakan dalam proses

pembuatan keju.

3) Acetobacter xylinum, untuk pembuatan nata de

coco.

4) Clostridium butiricum, penghasil asam butirat.

5) Lactobacillus bulgaricus, untuk pembuatan susu

masan (yoghurt).

Page 20: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

6) Streptomyces griceus, penghasil antibiotik streptomisin.

7) Bakteri nitrifikasi, membantu pembentukan nitrat dalam tanah, seperti Nitrosomonas, Nitrosococcus dan Nitrobacter.

8) Rhizobium leguminosorum, bersimbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan polong-polongan, berfungsi mengikat nitrogen bebas ari udara.

9) Bacillus thuringiensis, pengendali hama tanaman pertanian dan jentik nyamuk Anopheles.

Page 21: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

b. Bakteri yang merugikan manusia:

1) Mycobacterium tuberculosis, penyebab penyakit TBC.

2) Treponema pallidum, penyebab penyakit raja singa (sifilis).

3) Vibrio cholerae, penyebab kolera.4) Shigella dysenteriae, penyebab disentri.5) Clostridium tetani, penyebab kejang otot

(tetanus).6) Brucella abortus, penyebab keguguran pada

hewan ternak (sapi, kerbau dan kuda).7) Clostridium botulinum, penghasil racun botulinin

yang merusak bahan makanan dalam kaleng.8) Xanthomonas citri, penyebab kanker batang pada

jeruk.

Page 22: Bab 3 archaeobacteria & eubacteria

Berbagai bentuk bakteri: a) kokus, (b) spiral dan (c) basil