BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-00821-KA-Bab...
Transcript of BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2006-2-00821-KA-Bab...
34
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum PT. SAAG Utama.
3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan.
PT.SAAG Utama adalah sebuah perusahaan dagang yang
bertindak sebagai agen penjual produk compressor yang diperlukan untuk
mengebor sumber minyak atau gas. Aktifitas utama bisnisnya ditekankan
pada pembelian dan penjualan barang dagang serta pelayanan kepada
pelanggan. Para pelanggan potensial PT. SAAG Utama meliputi perusahaan
pengeboran minyak atau gas alam di seluruh pelosok Indonesia.
Perusahaan-perusahaan pengeboran minyak bumi dan gas di
Indonesia mempunyai standar prosedur pembelian barang yang umum
dimana seluruh transaksi pemesanan pembelian barang selalu didahului
dengan transaksi penawaran harga kepada beberapa agen penjual produk dan
suku cadang tak terkecuali PT.SAAG Utama baik melalui penunjukan
langsung (inquiry) atau pelelangan (tender). Untuk meningkatkan penjualan,
pihak perusahaan bersikap proaktif dalam mengajukan penawaran barang
(Quotation) kepada perusahaan pengeboran minyak yang ada di seluruh
Indonesia.
Karena terbatasnya pangsa pasar yang ada dan terdapat beberapa
pesaing, sedangkan transaksi penjualan hanya beberapa atau bersifat jarang
maka untuk memperluas sumber pendapatan penjualan dan menjaga
kredibilitas perusahaan di mata pelanggan, PT. SAAG Utama hanya
35
memasok beberapa suku cadang peralatan pengeboran minyak dan gas
hingga produk perawatan mesin-mesin pengeboran minyak dan gas hanya
dari barang memiliki jaminan kualitas terbaik dan memenuhi standar
internasional serta dijual dengan harga yang bersaing, sehingga
meperbesarkan kemungkinan untuk memenangkan order penjualan dari
pelanggan melalui transaksi inquiry dan tender.
Untuk menjaga kualitas barang, pihak perusahaan terlebih dahulu
menyeleksi semua Principal yang menjual produk-produk yang dipakai oleh
perusahaan pengeboran minyak atau gas alam sebelum memutuskan menjadi
rekanan Principal sebagai agen penjual dalam mendistribusikan produk yang
ada. Principal yang dimaksudkan adalah sebuah perusahaan yang mewakili
dan menjalin kerja sama dengan perusahaan manufaktur yang membuat
produk dan suku cadang peralatan pengeboran minyak atau gas. Principal
bertindak sebagai distributor utama dari produk manufaktur tersebut.
Semua produk yang dijual oleh Principal diimpor dari perusahaan
manufakturnya yang berada di Amerika dan Inggris untuk yang dijual di
Indonesia, antara lain yaitu:
1. COOPER ENERGY SERVICES : Ajax, Cooper Bessemer, Superior,
Enterprise. Penn, Grifin.
2. ROLLS-ROYCE : Coberra, Allison, En-Tronic.
3. NORRISEAL : Liquid Level Conrollers, Liquid Level Switches,
Chambers&Domes, Control Valves, Pressure
36
Controllers, Temperature Controllers, Regulators,
Check Valves.
4. BALON : Ball Valve, Check Valve, Needle Valve.
5. CRANE : Ball Valve, Check Valve, Glove Valve, Gate Valve.
6. FLOWSERVE : Mechanical Seals.
PT. SAAG Utama didirikan tanggal 20 Maret 1993 oleh Petrus
Indratjuatja (Direktur Utama) dengan dasar akte notaris Hermawan Saputra, SH no.
142. Akte pendirian disahkan surat keputusan menteri kehakiman No. B24618
BT08.02.TH’1993 dengan bentuk badan hukum perusahaan perorangan, dan
beralamat kantor di Menara Batavia, 21st lantai-1B Jl. K.H. Mansyur, Kav.126
Jakarta 10220, Indonesia. Perusahaan ini telah mendapat izin dari Departemen
Perdagangan Republik Indonesia dan telah diumumkan dalam berita Negara R.I
tanggal 18 April 1994. Saat ini PT. SAAG Utama telah beroperasi secara
maksimum dengan 20 orang pekerja yang terdiri dari pemilik perusahaan,
karyawan, manajer dan direktur. Saat ini omzet PT. SAAG Utama mencapai 20 juta
USD dan 40 Milyar Rupiah.
Dalam menjalankan kegiatan operasional, PT. SAAG Utama sangat
menekankan efisiensi tinggi untuk mengendalikan biaya dan meningkatkan laba
operasional. Berdasarkan hal tersebut, pemilik dan direktur utama PT. SAAG
Utama memutuskan untuk menerapkan sistem JIT dalam aktivitas pembelian dan
penjualan barang dagang yang ada. Dengan sistem JIT, investasi untuk pembelian
gudang, biaya yang berkenan persediaan barang dagang dapat dihilangkan, waktu
37
respon terhadap pemesanan barang dagang dari pelanggan lebih cepat dan harga
penjualan barang dapat bersaing. Sistem JIT berhasil mendekatkan hubungan
kerjasama PT. SAAG Utama dengan Principal. Hal ini, ditunjukkan dimana
Principal dan Sales After Director PT. SAAG Utama bertanggung jawab proaktif
terhadap kualitas dan jaminan garansi produk compressor yang dijual dengan tetap
mengontrol kualitas barang yang dibeli pelanggan dan hadir pada saat pengujian
pemakaian produk di tempat pengeboran yang berlangsung.
Saat ini PT. SAAG Utama menyewa sebuah gudang sementara (Ex-
warehouse) yang berlokasi di Singapura. Semua barang yang diajukan dalam PO
kepada Principal, akan dikirimkan langsung dari pabrik manufaktur atau produsen
pembuat produk yang berada di Amerika dan Inggris ke gudang sementara tersebut.
Gudang ini berfungsi sebagai tempat transit, dan penyimpanan barang selama
beberapa hari hingga barang tersebut dikirimkan ke perusahaan pengiriman umum,
TIKI dan langsung diteruskan ke gudang pelanggan yang berlokasi di dekat
pengeboran minyak atau gas alam.
Adapun alasan pemilik PT. SAAG Utama memilih menyewa sebuah
gudang sementara (Ex-warehouse) yang berlokasi di Singapura karena
pertimbangan efisiensi biaya dan jaminan keamanan. Perusahaan pengiriman
umum, TIKI dipilih karena selain efisiensi biaya dan luasnya jangkauan pengiriman
barang. Sedangkan dokumen lainnya seperti Invoice, faktur pajak dan Delivery
Order beserta PO asli milik pelanggan dikirimkan ke kantor pusat pelanggan yang
berlokasi di sekitar Jakarta untuk dilakukan penagihan.
38
Aktivitas utama penjualan barang dagang PT. SAAG Utama bersumber
dari inquiry (penunjukkan langsung) dan tender (pelelangan). Di samping aktivitas
tersebut PT. SAAG Utama bersikap proaktif dalam mengajukan penawaran barang
(Quotation) kepada perusahaan pelanggan.
Quotation yang dikirimkan PT. SAAG Utama memiliki 2 pengertian, yaitu :
1. Surat penawaran harga barang kepada calon pembeli. Umumnya surat
penawaran harga ini dikirimkan secara aktif ke seluruh kantor pusat
perusahaan pengeboran minyak yang berlokasi di Jakarta dan tidak
bergantung pada permintaan penawaran barang dari calon pembeli. Surat
penawaran harga ini berisi harga produk baru, produk yang telah diupgrade,
atau harga produk lama yang direvisi.
2. Dokumen yang merupakan jawaban penawaran harga dan status barang
yang diminta calon pembeli melalui surat permintaan penawaran barang
(SPPB). Jika barang Harga barang yang ditawarkan harus sesuai dengan
barang yang disebutkan pada SPPB.
Baik melalui aktivitas inquiry dan tender, umumnya selalu dimulai
perusahaan pelanggan mengajukan surat penawaran permintaan barang kepada
berbagai agen pemasok compressor. Berdasarkan penawaran dari pelanggan,
PT. SAAG Utama perlu menanyakan Principle Quotation (seperti nama barang,
harga pembelian per unit jika barang tersebut seandainya dipesan pihak
perusahaan, tanggal pengiriman dan status ketersediaan barang di gudang
pemasok dan kontrak lainnya menyangkut garansi produk) untuk memastikan
bahwa Principal harus dapat memenuhi syarat dan ketentuan yang ditetapkan
39
baik oleh perusahaan. Principle Quotation (PQ) ini merupakan surat permintaan
penawaran harga dari PT. SAAG Utama kepada Principal dan penawaran ini
tidak bersifat mengikat, artinya PT. SAAG Utama tidak wajib melakukan
pemesanan pembelian terhadap barang yang diajukan dalam PQ tersebut.
Sebagai balasannya, Principal mengirimkan Principal Quote Response (PQR)
yang berisi jawaban yang diminta oleh pihak perusahaan.
3.1.2 Ketentuan Dalam Transaksi Permintaan Penawaran Dengan Calon Pembeli
Setiap kali menerima SPPB (Surat Permintaan Penawaran Barang)
untuk transaksi Inquiry atau penunjukan langsung atau undangan untuk hadir
dalam pelelangan. Calon pembeli umumnya selalu mengajukan syarat-syarat
tertentu seperti syarat kredit, batas maksimal harga pembelian barang yang
diinginkan, kepastian jaminan garansi produk, serta mengajukan denda
keterlambatan pengiriman yang besarnya bervariasi sekitar 1% -5 % dari total
PO calon pembeli (sesudah PPN) yang nantinya diajukan apabila seandainya
calon pembeli tersebut menyetujui penawaran PT. SAAG Utama. Disamping itu
terdapat denda pembatalan terhadap PO yang diajukan calon pembeli bervariasi
sebesar 5- 10 % dan adanya dana jaminan pelaksanaan terhadap PO tersebut
yang besarnya tergantung calon pembeli. Dana jaminan ini akan efektif
disetorkan ke rekening yang diminta calon pembeli, apabila seandainya
manajemen puncak PT. SAAG Utama menyetujui persyaratan pada SPPB atau
undangan tersebut. Dana jaminan baru akan dikembalikan ke rekening PT.
SAAG Utama setelah 6 bulan pemakaian barang yang dibeli tersebut oleh calon
pembeli.
40
3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan
3.1.3 Uraian tanggung jawab
A. President Director
Tugas dan wewenangnya :
1. Merupakan pemilik dan pendiri PT. SAAG Utama dan memegang
kekuasaan penuh untuk menentukan kebijakan perusahaan.
2. Bertanggung jawab penuh atas otorisasi dan pembayaran semua
transaksi pengeluaran kas terutama dalam mata uang Dollar Amerika.
3. Membantu Sales After Director memeriksa barang yang telah
dikirimkan ke gudang sementara.
B. Managing Director
Tugas dan wewenangnya :
1. Bertanggung jawab terhadap jalannya kegiatan perusahaan secara
keseluruhan dengan memberi koordinasi dan mengawasi kegiatan
41
yang dilakukan perusahaan agar sesuai tujuan dan kebijakan
perusahaan.
2. Bertanggung jawab penuh atas otorisasi semua transaksi dalam mata
uang Rupiah.
3. Meminta dan menerima pertanggungjawaban dari manajer-manajer
yang dipimpinnya dalam menjalankan kegiatan perusahaan.
4. Memberi laporan secara teratur sebagai pertanggungjawaban kepada
Presiden Direktur.
C. After Sales Director
1. Bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas barang yang telah dibeli
oleh pelanggan.
2. Memeriksa spesifikasi teknis barang bersama president director dan
staff technical support
3. Hadir pada pengujian pemakaian produk di tempat pengeboran dan
memberikan feedback kepada Principal atas kualitas barang yang telah
dibeli pelanggan dan telah diuji cobakan pemakaiannya.
4. Bertanggung jawab dan menyelidiki transaksi retur penjualan dari
pelanggan terutama yang disebabkan karena kerusakan teknis.
5. Bertanggung jawab dan mengontrol penuh atas retur pembelian
perusahaan
6. Bertanggung jawab atas transaksi penggantian barang yang diretur
pelanggan.
42
After Sales Director turut membawahi Sales&Marketing Manager dan staff
technical support administrasi penjualan.
D. Sales and Marketing Manager
1. Menetapkan harga jual, termasuk diantaranya melakukan negosiasi harga dan
kontrak dengan perusahaan pelanggan.
2. Menentukan strategi pemasaran dan analisa penjualan
3. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengendalian anggaran penjualan
dan pemasaran.
4. Bertanggung jawab atas terpenuhinya permintaan penawaran barang dari
pelanggan.
5. Mengkoordininasi seluruh aktivitas penawaran barang kepada pelanggan.
6. Bertanggung jawab untuk memenangkan pesanan pelanggan, menghadiri
proses tender, dan mengawasi aktivitas permintaan penawaran harga kepada
principal.
7. Mengawasi dan memastikan transaksi pengiriman barang ke gudang pembeli
tepat pada waktunya.
8. Melakukan negosiasi harga, syarat pembayaran, kontrak dan ketersediaan
barang dari Principal untuk memenuhi penawaran barang dari pelanggan.
9. Menjalin dan memelihara hubungan baik dengan Principal dan pelanggan.
10. Bertanggung jawab atas pembelian barang dari principal, dan mengontrol
aktivitas pengiriman barang dan retur barang (jika ada).
43
11. Membuat laporan seluruh aktivitas permintaan penawaran barang dari
pelanggan yang tidak atau berhasil dipenuhi, penggunaan anggaran penjualan
tiap 3 bulan sekali kepada Managing Director.
E. Administrasi Penjualan
1. Menerima order dari pelanggan
2. Membuat dan mengirimkan Quotation ke perusahaan pelanggan.
3. Membuat Principle Quotation (PQ) Principal
4. Membuat DO ke pelanggan,
5. Membuat PO dan DO ke Principal
6. Mejalin hubungan baik dengan pelanggan.
7. Melakukan pencatatan transaksi permintaan penawaran dari calon pembeli.
8. Menbuat laporan penjualan produk dan laporan penjualan per pelanggan
kepada Sales & Marketing Manager.
F. Staff Technical Support
1. Membantu Sales After Director memeriksa spesifikasi dan kualifikasi teknis
serta kerusakan barang yang diretur oleh pelanggan.
2. Membuat Laporan Pemeriksaan Barang (LPB) kepada Sales After Director.
G. Finance Manager
1. Mengontrol terjadinya kewajiban (hutang) kepada principal.
2. Menetapkan anggaran untuk setiap divisi.
44
3. Bertanggungjawab atas pengendalian penerimaan dan pengeluaran uang
perusahaan.
4. Mengawasi penggunaan cek perusahaan.
5. Bertanggungjawab memantau aktivitas seluruh keuangan terhadap rekening
bank perusahaan.
6. Mengawasi dan menandatangani pencatatan transaksi keuangan ke dalam
voucher penerimaan dan voucher pengeluaran kas.
H. Staff Keuangan
1. Mencatat dan menjurnal transaksi penerimaan dan pengeluaran kas ke dalam
receipt voucher dan payment voucher.
2. Bertanggung jawab atas penggunaan dana perusahaan (termasuk dana kas
kecil)
3. Membuat laporan penerimaan kas sehubungan dengan transaksi penjualan
kepada manajer keuangan (Finance Manager)
4. Membuat laporan pembayaran kas sehubungan dengan pembelian barang
dagang dan laporan rekonsilasi bank secara periodik.
5. Membuat faktur (invoice) dan faktur pajak
6. Menerima cek dari pelanggan dan menyetorkannya ke bank
7. mencatat semua transaksi yang berkaitan dengan arus kas dan Bank.
I. Manager Akuntansi
1. Menagawasi penggunaan voucher yang ada.
2. Mengkoordinir kegiatan pembukuan perusahaan
45
3. Memeriksa laporan keuangan dan melaporkannya kepada direktur utama.
4. Bertanggungjawab atas seluruh pembukuan perusahaan.
J. Staff Akuntansi
1. Mencatat voucher penjualan dan voucher penggunaan kas kecil.
2. Melakukan semua pencatatan transaksi dari seluruh voucher ke dalam jurnal,
posting ke buku besar.
3. Membuat laporan keuangan
3.1.4. Prosedur Sistem Yang Sedang Berjalan
3.1.4.1. Prosedur Sistem Penjualan Yang Sedang Berjalan
1. Transaksi pesanan penjualan PT. SAAG Utama selalu dimulai dengan
transaksi permintaan penawaran barang dari pelanggan. Bagian
penjualan menerima SPPB (Surat Permintaan Penawaran Barang) dari
calon pembeli barang.
2. Berdasarkan SPPB dari pelanggan maka bagian penjualan kemudian
mengecek data barang yang diminta oleh pelanggan untuk
ditawarkan, jika barang yang dipesan tidak ditemukan pada katalog,
maka SPPB dikembalikan kepada calon pembeli.
3. Jika valid, maka bagian penjualan membuat Principle Quotation (PQ)
sebanyak 2 rangkap dan didistribusikan sebagai berikut :
a. PQ rangkap 1 diserahkan kepada Principal
b. PQ rangkap 2 dan SPPB diarsipkan sementara menurut nomor
46
4. Bagian penjualan menerima jawaban atas Principle Quotation yang
dikirimkan yaitu berupa dokumen Principal Quote Response (PQR) dari
Principal, kemudian dibandingkan dengan PQ rangkap 2 yang telah
diarsipkan menurut nomor.
5. Jika valid, maka bagian penjualan akan membuat Quotation kepada calon
pembeli. Quotation merupakan surat penawaran harga barang.
6. Jika tidak valid, maka bagian penjualan akan membuat konfirmasi Principle
Quotation dan PQR dikirimkan kembali kepada Principal.
7. Jika bagian penjualan menerima dokumen Quote Response dari calon
pembeli, maka manajer penjualan dan pemasaran akan menghadiri
pelelangan pada tempat yang ditetapkan oleh calon pembeli. Quote
Response merupakan dokumen yang berisi undangan untuk menghadiri
pelelangan dan konfirmasi ulang atas transaksi permintaan penawaran
barang dan syarat-syarat tertentu dari calon pembeli seperti syarat
pengiriman, pembayaran serta batas harga pembelian barang yang
diinginkan calon pembeli.
8. Jika perusahaan tidak berhasil atau memenangkan lelang, maka manajer
penjualan dan pemasaran harus membuat laporan mengenai status transaksi
penawaran kepada direktur. Laporan dibuat berdasarkan SPPB dan Quote
Response serta SKKPL yang dari calon pembeli. Lalu SPPB dan Quote
Response diarsipkan permanen menurut nomor. SKKPL diarsipkan
sementara menurut nomor.
47
9. Jika berhasil memenangkan lelang, maka pihak perusahaan akan menerima
SKPPL (Surat Keputusan Penetapan Pemenang Lelang) dari panitia lelang
dan menunggu pengiriman PO dari Pelanggan.
10. Bila jenis transaksi disebutkan pada SPPB terdahulu adalah inquiry, maka
transaksi permintaan penawaran barang ke calon pembeli hanya sampai
sebatas pengiriman Quotation. Selanjutnya tergantung pada pertimbangan
calon pembeli, apakah mau meneruskan transaksi permintaan penawaran
tersebut menjadi pemesanan pembelian barang.
11. Bagian penjualan menerima pesanan pelanggan sebanyak 3 rangkap yang
diperoleh baik melalui transaksi inquiry maupun tender dan kemudian
membuat PO kepada Principal dan DO (Delivery Order) atas pesanan
pelanggan yang didistribusikan sebagai berikut :
a. PO #3 untuk bagian keuangan
b. PO #2 diarsipkan sementara berdasarkan nomor.
c. PO #1 digunakan untuk untuk membuat PO perusahaan sebanyak 4
rangkap kepada Principal dan DO untuk pelanggan sebanyak 4
rangkap dan diarsipkan sementara menurut nomor.
d. PO milik perusahaan masuk ke dalam sistem pembelian barang.
12. Memeriksa spesifikasi barang berdasarkan Invoice rangkap#1, faktur pajak
sebanyak 3 rangkap dari bagian keuangan, dan PO Pelanggan rangkap#1
serta DO sebanyak 4 rangkap yang diambil dari arsip. Selanjutnya barang
dikirimkan.
13. Invoice rangkap #1, 3 rangkap faktur pajak, DO rangkap #1 dan PO
Pelanggan rangkap #1 dikirimkan ke pelanggan.
48
14. DO rangkap #2 diserahkan kepada kurir bersama barang
15. DO rangkap #3 untuk slip pembungkus yang ditempelkan pada kotak
kemasan barang.
16. DO rangkap #4 dan Invoice rangkap #2 yang diterima dari bagian akuntansi,
staf penjualan membuat laporan penjualan per produk dan penjualan per
pelanggan, kemudian diserahkan kepada pihak manajemen.
17. DO rangkap #4 dan Invoice rangkap #2 diarsipkan sementara menurut
nomor.
Bagian Keuangan
18. Menerima PO rangkap #3 milik pelanggan dari bagian penjualan dan
kemudian membuat invoice dan faktur pajak, dengan distribusi :
a. Invoice rangkap #1 dan faktur pajak rangkap #1, #2, #3 diserahkan
kepada bagian penjualan.
b. Invoice rangkap 2, faktur pajak rangkap #5 dan PO Pelanggan rangkap
#3 diserahkan diserahkan kepada bagian akuntansi.
c. Faktur pajak rangkap #4, diarsipkan sementara berdasarkan abjad.
Bagian Akuntansi
19. Menerima PO Pelanggan rangkap#3, Invoice rangkap 2, dan faktur pajak
rangkap 5 dari bagian keuangan. Selanjutnya berdasarkan ketiga dokumen
tersebut, maka staff akuntansi mengisi Sales voucher untuk merekam
transaksi penjualan.
20. Faktur pajak rangkap#5 dan PO Pelanggan rangkap#3 diarsipkan sementara.
21. Invoice rangkap#2 diserahkan kepada bagian penjualan.
49
22. Menerima konfirmasi tertulis mengenai tanggal penerimaan Invoice/tagihan
dari kantor pusat pelanggan berupa salinan PO Pelanggan. Selanjutnya staff
akuntansi akan memperbaharui tanggal penerimaan tersebut ke dalam
voucher penjualan dan mempostingnya ke dalam jurnal penjualan secara
periodik.
23. Sales voucher dan konfirmasi penerimaan tagihan (salinan PO Pelanggan)
kemudian diarsipkan permanen menurut nomor.
3.1.4.2 Prosedur Penerimaan Pembayaran Dari Pelanggan
Bagian Keuangan
24. Dimulai dari staff keuangan menerima bukti transfer bank dari pelanggan.
Bukti transfer bank dibadingkan dengan Faktur Pajak rangkap #4 yang
diambil dari arsip sementara
25. Jika tidak valid, maka Bukti Transfer Bank dikembalikan kepada pelanggan
dan Faktur Pajak rangkap #4 diarsipkan sementara memurut abjad.
26. Jika valid maka transaksi penerimaan kas dari pelanggan dicatat dalam
voucher penerimaan kas.
27. Voucher penerimaan kas dan bukti transfer bank milik pelanggan kemudian
diserahkan kepada bagian akuntansi.
28. Menerima voucher penerimaan kas dan bukti transfer bank pelanggan dari
bagian akuntansi, berdasarkan dokumen tersebut bagian keuangan membuat
bukti kas masuk (BKM) sebanyak 2 rangkap dan didistribusikan sebagai
berikut :
a. BKM rangkap #1 diserahkan kepada kantor pusat pelanggan
50
b. BKM rangkap #2 dan Bukti Transfer Bank milik pelanggan
diarsipakn sementara menurut nomor dan secara periodik
digunakan untuk membuat laporan pembayaran pelanggan dan
diserahkan kepada manajemen
29. Bukti transfer Bank pelanggan dan BKM rangkap #2 dibandingkan
dengan laporan bank untuk dibuat laporan rekonsilasi bank.
30. BKM rangkap #2 dan Bukti Transfer Bank pelanggan diarsipkan
permanen menurut nomor. Laporan bank dan laporan rekonsiliasi bank
diserahkan kepada manajemen.
Bagian Akuntansi
31. Menerima voucher penerimaan kas dan bukti transfer bank pelanggan
dari bagian keuangan. Berdasarkan dokumen tersebut, maka staff bagian
akuntansi melakukan posting ke dalam jurnal penerimaan kas.
32. Voucher penerimaan kas dan bukti transfer bank pelanggan kemudian
dikembalikan kepada bagian keuangan.
3.1.4.3 Prosedur Sistem Retur Penjualan
Bagian Penjualan
1. Menerima pemberitahuan retur penjualan dari pelanggan, termasuk nota
debet, yang dikirimkan bersama sertifikat manufaktur, PO pelanggan
rangkap #1, DO rangkap #1, dan Invoice rangkap#1. Staff penjualan
kemudian membandingkan dokumen tersebut dengan DO rangkap #4 dan
Invoice rangkap #2 yang diambil dari arsip.
51
2. Bila ternyata tidak valid, maka DO rangkap #4 dan Invoice rangkap #2
diarsipkan kembali menurut nomor.
a. PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, dan Invoice rangkap #1
dikembalikan ke pelanggan bersama nota debet.
3. Bila valid, maka staff penjualan melakukan kofirmasi ke Principal dan
membuat TTB sebanyak 3 rangkap lalu diarsipkan sementara menurut
nomor.
4. PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, dan Invoice rangkap #1 dan
nota debet pelanggan diserahkan ke bagian akuntansi.
5. Menerima PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, Invoice rangkap #1
dan nota debet yang ditolak bagian akuntansi, berdasarkan dokumen
tersebut maka staff penjualan membuat Surat Penolakan Retur.
a. TTB sebanyak 3 rangkap kemudian dibatalkan dan diarsipkan
secara permanen menuru nomor
b. Surat penolakan retur, PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1,
Invoice rangkap #1 dan nota debet dikembalikan kepada pelanggan
bersama sertifikat manufaktur.
6. Menerima PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, Invoice rangkap #1
dan nota debet dan memo kredit sebanyak 3 rangkap dan kemudian
diverifikasi dengan TTB sebanyak 3 rangkap yang diambil dari arsip.
7. PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, Invoice rangkap #1, TTB
rangkap #1, dan Memo kredit rangkap #1 diserahkan kepada pelanggan.
52
8. Memo kredit rangkap #2 bersama sertifikat manufaktur masuk ke dalam
sistem retur penjualan.
9. Memo kredit rangkap #3 diserahkan kepada technical support untuk
meneriksa barang sebelum diambil dan diserahkan kepada kurir Principal.
10. Setelah memeriksa barang, Memo kredit rangkap #3 digunakan untuk
membuat LPB (Laporan Pemeriksaan barang) dan laporan retur
penjualan. Lalu laporan tersebut diserahkan ke manajemen. Memo kredit
rangkap #3 diarsipkan sementara menurut nomor.
Bagian Akuntansi
11. Menerima PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, Invoice rangkap #1
dan nota debet, kemudian dibandingkan dengan Sales voucher untuk
mengecek tanggal penerimaan tagihan. Bila tagihan valid atau sudah
diterima oleh pelanggan (kantor pusat pelanggan), maka staff akuntansi
akan membuat memo kredit sebanyak 4 rangkap yang didistribusikan
sebagai berikut :
i. Memo kredit sebanyak 3 rangkap, PO Pelanggan rangkap #1, DO
rangkap #1, dan Invoice rangkap #1 diserahkan kepada bagian
penjualan.
ii. Memo kredit rangkap #4 dan nota debet dari pelanggan masuk ke
sistem retur pembelian.
12. Bila tidak valid, maka PO pelanggan rangkap #1, DO rangkap #1, Invoice
rangkap #1 dan nota debet dikembalikan ke bagian penjualan.
53
3.1.4.4 Prosedur Sistem Penggantian barang
Bagian Penjualan
1. Dimulai dari bagian penjualan menerima konfirmasi barang pengganti
secara tertulis dari Principal. Konfirmasi ini berisi nama barang, jumlah
barang yang diganti dan tanggal pengiriman barang dari gudang pemasok
serta perkiraan tanggal barang tiba ke gudang sementara milik
perusahaan.
2. Dokumen konfirmasi barang pengganti dari Principal kemudian
dibandingkan dengan memo kredit lembar #3, jika tidak valid maka :
a. Dokumen konfirmasi barang pengganti dikirimkan kepada
Principal bersama surat pemberitahuan yang dibuat oleh Sales
After Director.
b. Memo kredit lembar #3 diarsipkan sementara menurut nomor.
3. Jika valid, maka dibuat 3 rangkap BPB dan DO untuk pengiriman barang
pengganti. Barang baru akan diambil dan diperiksa setelah ada
konfirmasi dari Principal bahwa barang telah tiba di Gudang sementara
milik perusahaan (Ex-Warehouse). Adapun dokumen BPB dan DO untuk
pengiriman barang pengganti dibuat dan didistribusikan sebagai berikut :
a. BPB lembar #1 dan DO lembar #1 untuk barang pengganti
diserahkan kepada pelanggan.
b. DO lembar #2 diserahkan kepada kurir bersama barang
pengganti
c. DO lembar #3 untuk slip pembungkus
54
d. BPB lembar #2 untuk bagian Akuntansi
e. BPB lembar #3, Memo Kredit lembar #3, dan DO untuk
barang pengganti diarsipkan sementara menurut nomor, dan
digunakan untuk membuat laporan penggantian barang kepada
manajemen.
Bagian Akuntansi
1. Menerima BPB lembar #2 dari bagian penjualan.
2. Verifikasi BPB lembar #2 dengan Nota debet pelanggan dan Memo kredit
lembar #4, lalu diarsipkan permanen menurut nomor.
55
Gambar 3.2
Transaksi Permintaan Penawaran Barang Melalui Tender
56
Mulai
Terimapermintaanpenawaran
barang
SPPB
Cek data barangpada katalog
Valid?
Tidak
Ya
SPPB
CalonPembeli
BuatPrincipleQuotation
SPPB
2
PQ 1
N
Quote_Response
Principal
Bandingkan
PQ 2
Valid?
Tidak
N
N
PQ 2
PQR
BuatkonfirmasiPrincipleQuotation
KonfirmasiPrincipleQuotation
Ya
Principal
Buat Qtn
Quotation
CalonPembeli
Principal
Qtn = QuotationPQR = Principal Quote ResponsePQ = Principle Quotation
Gambar 3.3
Trnasaksi Permintaan Penawaran Barang Melalui Inquiry
57
Gambar 3.4
Sistem Prosedur Penjualan Kredit (Lanjutan)
58
3
N
Invoice 1
3
2
Faktur 1Pajak
Invoice 1
4
3
2
Pelanggan
DO 1
32
Faktur pajak 1
PO 1Cust
Buatlaporan
Ambil barang,Periksa spesifikasibarang dan kirim
barang
4
3
2
DO 1
PO 1Cust
Untuk Slippembungkus
Diserahkankepada
kurir
Diserahkanbersama barang
4
Invoice 2
Bagian Penjualan
DO 4Invoice 2
Laporan Penjualanproduk
Penjualan perpelanggan
Manajemen
N
Apabila barang yang dikirimPrincipal telah sampai ke gudang
sementara
Gambar 3.5
Sistem Prosedur Penjualan Kredit (Lanjutan)
59
Gambar 3.6
Sistem Prosedur Penjualan Kredit (Lanjutan)
60
Gambar 3.7
Sistem Prosedur Penerimaan Kas
61
5
VoucherPenerimaan
Kas
Posting kejurnal
penerimaankas
Jurnalpenerimaan
kas
6
Bagian Akuntansi
VoucherPenjualan
N
Bukti TransferBank
Gambar 3.8
Porsedur Sitem Penerimaan Kas (Lanjutan)
62
Gambar 3.9
Sistem Prosedur Retur Penjualan
63
1
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
Nota debetSales
Voucher
N
Cek tanggalterimabarang
Valid?Tidak Ya
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
Nota debet
2
Buat memokredit
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
Returpembelian
Nota debet
4
3
2
Memo 1Kredit
3
Bagian Akuntansi
Gambar 3.10
Prosedur sistem retur penjualan (lanjutan)
64
2
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
Nota debet
Buat suratpenolakan retur
3
2
TTB 1
A
Bersamasertifikat
manufaktur
Surat penolakanreturPO Cust 1
DO 1
Invoice 1
Nota debet
Pelanggan
3
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
3
2
Memo 1Kredit
3
2TTB 1
A
verifikasi
PO Cust 1
DO 1
Invoice 1
3
2
Memo 1Kredit
3
2
TTB 1
Pelanggan
Bersamasertifikat
manufaktur
Returpembelian
OlehTechnicalSupport
LPB = Laporan Pemeriksaan Barang
N
Periksa danserahkanbarang
Buat Laporanretur
pelanggandan LPB
Memo Kredit 3
LPB
Manajemen
N
Laporan returpenjualan
Diserahkanpada kurirPrincipal
Bagian Penjualan
PembatalanTTB
3
2
TTB 1
Gambar 3.11
Sistem Prosedur Retur Penjualan (Lanjutan)
65
Gambar 3.12
Sistem Prosedur Penggantian Barang
66
BPB 2
Bagian Akuntansi
Memo Kredit 4
Nota debet(Pelanggan)
Verifikasi
BPB 2
Memo Kredit 4
Nota debet(Pelanggan)
N
4
Selesai
Gambar 3.13
Sistem Prosedur Penggantian Barang
67
Sistem Penjualan Dan PiutangDagang Pada PT. SAAG Utama
Calon Pembeli
Surat Permintaan Penawaran Barang
Quote_Response
Quotation
Pelanggan
Purchase Order
Invoice
Delivery Order
Faktur Pajak
Pembayaran
Bukti Kas Masuk
Memo Kredit
Tanda Terima Barang
Bukti Penggantian Barang
Manajemen
Surat PermintaanPenawaran Barang
Invalid
Nota debet
Surat Penolakan Retur
Gambar 3.14
Diagram Hubungan Sistem yang Sedang Berjalan
68
1.0Penawaran
Calon Pembeli Surat PermintaanPenawaran Barang Katalog Barang
Surat Permintaan Penawaran Barang Invalid
Quote Response
Pelanggan
Manajemen
2.0Penerimaan
PesananPelanggan
Purchase Order
4.0Buat Invoice dan
faktur pajak
3.0Buat Delivery
Order
PesananPelanggan
Penawaran calonpembeli
DeliveryOrder
Delivery Order
Invoice
Faktur Pajak
5.0Penerimaanpembayaranpelanggan
Invoice
Memo Kredit
6.0Retur Penjualan
Bukti KasMasuk
Bukti Kas Masuk
Memo kredit
Tanda Terima Barang
Nota debet
Tanda TerimaBarang
DO Penggantianbarang
Bukti Penggantian Barang
Laporan status penawaran calon pembeli
Buat laporan
Status penawaranberhasil
7.0Penggantian Barangdan buat DO untukbarang pengganti
BPBBKM
PenawaranPelanggan
Laporan penjualan per produk
Laporan penjualan per pelanggan
Laporan pembayaran
Laporan retur penjualan
Laporan penggantian barang
Pelanggan
Faktur Pajak
Pelanggan
Gambar 3.14
Diagram Nol Sistem yang Sedang Berjalan
69
3.5 Analisa Permasalahan dan Identifikasi Kebutuhan Informasi
Masalah yang terjadi di dalam organisasi diidentifikasikan sebagai
sesuatu yang menghambat kinerja organisasi untuk mencapai sasarannya. Sebelum
menganalisis permasalahan yang terjadi dan menyusun solusi pengembangan sistem
baru, perlu dilakukan analisis terhadap hasil penelitian. Pada PT. SAAG Utama,
sistem akuntansi penjualan dan piutang dagang yang sedang berjalan masih terdapat
beberapa masalah yang dapat disimpulkan :
Identifikasi masalah pertama:
a) Perusahaan belum pernah mengalami masalah dalam mengelola transaksi
piutang usaha dan penerimaan pembayaran dari pelanggan sehingga pihak
manajemen kurang memberikan perhatian untuk mengendalikan transaksi
piutang usaha akibatnya tak ada laporan mengenai piutang usaha yang
dihasilkan untuk manajemen. Besarnya saldo piutang pelanggan diketahui
melalui laporan penjualan per pelanggan yang dihasilkan oleh divisi
penjualan.
b) Tidak adanya pembatasan terhadap kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Titik Keputusan :
a) Tidak adanya pembatasan limit kredit, dapat memungkinkan timbulnya
piutang macet apabila seandainya pihak perusahaan menerima pesanan
penjualan dalam jumlah cukup besar dari calon pembeli (terutama dari
pelanggan lama) tanpa dibarengi pemeriksaan terhadap riwayat catatan
pembayaran pelanggan tersebut di masa lalu. Catatan pembayaran pelanggan
berisi rincian mengenai nama pelanggan yang melakukan transaksi beserta
70
nomor dan tanggal Invoice, tanggal jatuh tempo Invoice, jumlah tagihan dan
tanggal penerimaan pembayaran pelanggan ke rekening bank perusahaan,
jumlah hari keterlambatan penerimaan pembayaran dari pelanggan. Dari
catatan pembayaran dan transaksi yang dilakukan pelanggan, dapat dilakukan
penilaian terhadap kredibilitas pelanggan. Apabila kredit diberikan tanpa
batas kepada pelanggan yang bermasalah dengan ketepatan waktu
pembayaran piutangnya, maka terdapat kemungkinan munculnya piutang
macet yang cukup besar, maka aliran kas perusahaan akan terganggu.
b) Kurangnya laporan mengenai transaksi piutang usaha, pihak manajemen akan
mengalami kesulitan memperoleh informasi mengenai transaksi piutang
usaha dan penerimaan pembayaran tagihan dari pelanggan, seperti Invoice
yang mana telah lewat tanggal jatuh tempo, berikut nama pelanggan yang
belum membayar tagihan dan seberapa besar jumlah piutang tersebut. Dan
hal tersebut menyebabkan pengendalian manajemen terhadap transaksi
piutang usaha menjadi lemah.
Alternatif pemecahan masalah dan Identifikasi kebutuhan informasi :
Memberikan konfirmasi dan penjelasan kepada pihak manajemen puncak, bahwa
transaksi piutang usaha memegang peranan penting bagi perusahaan.
Berdasarkan laporan keuangan PT. SAAG Utama, dapat diketahui bahwa akun
piutang usaha menempati posisi terbesar yang kedua setelah akun kas/bank dan
ini menunjukkan sumber terbesar pendapatan perusahaan. Piutang usaha ini
dapat dikonversikan nilainya menjadi kas pada saat diterimanya pembayaran dari
71
pelanggan dan kas tersebut dapat digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional perusahaan. Karena itu sangat penting untuk menerapkan
pengendalian yang baik terhadap transaksi piutang usaha yang dimulai dengan
manajemen kredit yang meliputi :
A. Proses evaluasi kredit pelanggan
Evaluasi kredit bertujuan untuk menilai kredibilitas pelanggan
atau kualitas kredit yang diberikan kepada pelanggan dan seberapa besar
kredit yang harus mereka terima. Pada sistem yang baru, mensyaratkan
adanya proses evaluasi kredit pelanggan yang dilakukan oleh manajer
keuangan, dimana seluruh transaksi permintaan penawaran barang dari
calon pembeli dan pada saat menerima pesanan penjualan terutama pada
pelanggan lama harus didahului pemeriksaan terhadap catatan pembayaran
pelanggan lama di masa lalu yang berisi riwayat mengenai ketepatan waktu
pembayaran atas seluruh tagihan yang ada.
Ketepatan waktu pembayaran piutang dapat diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh hari keterlambatan pembayaran untuk tiap Invoice
yang ada atas nama pelanggan tersebut dan kemudian mengelompokkan
subtotal jumlah keterlambatan penerimaan pembayaran tersebut ke dalam 4
katerogi dan diberi bobot nilai dari skala 1 (buruk) sampai 4 (baik).
Berdasarkan katerogi tersebut, maka diperoleh mengenai status debitur
dengan asumsi bahwa ketepatan waktu penerimaan jumlah pembayaran
tagihan Invoice ke rekening perusahaan menjadi tanggungjawab pelanggan
sepenuhnya. Adapun kriteria katerogi tersebut berikut bobot nilai yang
diberikan adalah :
72
No Subtotal Jml Hari
Keterlambatan Pembayaran Status Debitur
Bobot
Nilai
1 < 0 – 1 Lancar 4
2 2 Cukup Lancar 3
3 3 Daftar Merah 2
4 > 3 Daftar Hitam 1
Penjelasan status debitur :
1) Lancar >> merupakan katerogi pelanggan yang baik, selalu disiplin
dalam melakukan pembayaran hampir seluruh tagihannya dan jumlah
pembayarannya telah diterima serta tercantum pada rekening bank PT.
SAAG Utama sebelum atau menyentuh tanggal jatuh tempo. Manajer
keuangan dapat mengetahuinya melalui rincian laporan bank.
2) Cukup lancar >> Katerogi pelanggan yang cukup baik, namun tanggal
penerimaan dari transaksi pembayaran tagihannya ke rekening bank
perusahaan hanya sesekali melewati dari jatuh tempo Invoice.
3) Daftar Merah >> Katerogi pelanggan yang harus diwaspadai, tanggal
penerimaan transaksi pembayaran tagihannya ke rekening bank
perusahaan sering melewati dari jatuh tempo Invoice.
4) Daftar Hitam >> katerogi pelanggan bermasalah, tanggal penerimaan
transaksi pembayaran tagihannya ke rekening bank perusahaan
seringkali lama atau telat membayar.
Keterangan : Untuk katerogi status debitur daftar merah atau daftar hitam,
dapat disebabkan apabila seandainya debitur yang bersangkutan terlambat
73
mengajukan pengiriman pembayaran tagihan ke bank bersama dokumen yang
dipersyaratkan oleh Bank seperti Invoice dan DO. Untuk sementara ini,
berdasarkan hasil analisis dari hasil penelitian terhadap Invoice yang ada
menunjukkan seluruh pelanggan PT. SAAG Utama, berada pada mayoritas
katerogi status debitur “Lancar” dan sangat sedikit diantaranya menempati
katerogi debitur “Cukup lancar”.
B. Pembatasan Pemberian Limit Kredit
Pada sistem yang baru, adanya pembatasan jumlah limit kredit yang diberikan
ke pelanggan yaitu berkisar antara $ 35,000.00 - $ 350,000.00. Tujuan
pembatasan limit kredit yaitu agar pemberian jumlah kredit kepada pelanggan
tetap terkendali dan kredit yang ada dapat digunakan semestinya dan diberikan
sesuai kredibilitas pelanggan tersebut.
Nilai batas kredit $ 35,000.00 diperoleh dari jumlah rata-rata dari Invoice
sebanyak 20 lembar terhitung dari periode Mei - Juli 2005.
Nilai batas kredit $ 350,000.00 diperoleh dari pesanan penjualan yang
berhasil dimenangkan oleh PT. SAAG Utama melalui tender pada
pertengahan bulan Agustus 2005. Jumlah ini merupakan nilai tender rata-
rata yang diperoleh PT. SAAG Utama selama 3 tahun terakhir.
Berdasarkan hasil evaluasi kredit dengan memeriksa catatan
riwayat transaksi penerimaan pembayaran dari pelanggan, dan apabila status
debitur kurang memuaskan atau baik sekali atau cukup, maka manajer
keuangan dapat mempertimbangkan penambahan atau pengurangan limit
kredit yang telah diberikan kepada pelanggan. Jumlahnya bergantung
74
kepada penilaian manajer tersebut selama dalam batas $ 35,000.00-
$350,000.00.
Untuk itu pada sistem yang baru menyediakan modul untuk
penambahan atau pengurangan limit kredit pelanggan dan untuk mendukung
proses evaluasi kredit pelanggan terdapat file Transaksi Piutang Pelanggan
yang berisi rincian transaksi penggunaan limit kredit untuk tiap pelanggan.
Untuk mengetahui status dari seluruh pelanggan yang ada untuk membantu
penilaian kredibilitas pelanggan yang ada, manajemen puncak dapat
menggunakan laporan kredibilitas pelanggan.
Untuk mengetahui jumlah piutang yang melebihi tanggal jatuh tempo dan
lamanya piutang tersebut beredar beserta nama pelanggan yang melakukan
transaksi penjualan tersebut dapat digunakan laporan umur piutang.
Pada laporan mutasi kredit pelanggan, pihak manajemen dapat mengetahui
penggunaan kredit yang telah diberikan untuk tiap pelanggan berikut jumlah
saldo kredit yang belum terpakai.
Pada Laporan Saldo Piutang, akan membantu manajer keuangan dan
manager akuntansi untuk mengetahui saldo piutang untuk tiap pelanggan
yang melakukan transaksi berdasarkan Invoice yang ada berikut nilai
tagihannya dalam kurs Dollar dan Rupiah. Perhitungan kurs Rupiah
diperoleh dari nilai valuta USD terhadap Rupiah pada Invoice dikalikan
dengan Grandtotal Invoice (setelah Invoice dikurangi denda keterlambatan
pengiriman barang, jika ada).
75
Identifikasi Masalah Kedua :
a) Formulir-formulir yang digunakan untuk merekam transaksi penjualan dan
retur penjualan seperti Invoice, DO (Delivery Order), TTB (Tanda Terima
Barang), BPB (Bukti Penggantian Barang) dan Memo Kredit tidak memiliki
nomor pracetak yang berurutan.
Titik Keputusan :
1. Pemberian nomor formulir yang baru untuk mengidentifikasi transaksi yang
ada dilakukan dengan mengecek terlebih dahulu nomor formulir yang terakhir
ditemukan dari bundelan arsip yang sesuai dengan nama formulir
bersangkutan. Apabila nomor formulir terakhir berhasil diidentifikasikan,
maka nomor urut untuk formulir yang baru adalah nomor berikut sesudah
nomor formulir yang terakhir. Umumnya untuk mencegah formulir yang sama
memiliki nomor ganda atau melompat, maka pihak manajemen operasional
yaitu manajer akuntansi, manajer keuangan, dan manajer penjualan mendapat
tugas ekstra memeriksa nomor urut formulir yang penggunaannya berada di
bawah wewenangnya tiap minggu secara periodik pada bundelan arsip dan
mencocokkannya satu-persatu pada file di komputer.
Alternatif Pemecahan Masalah :
Pada sistem yang baru, seluruh dokumen yang digunakan untuk mencatat
transaksi penerimaan pesanan penjualan hingga transaksi retur dan
penggantian barang akan menggunakan nomor urut otomatis sehingga akan
menghilang pemberian tugas ekstra bagi manajer operasional untuk
76
memeriksa semua formulir yang ada di bawah wewenang pengawasannya
sehingga manajer tersebut akan memusatkan perhatiannya pada tugas
utamanya dan menghilangkan kemungkinan adanya formulir yang memiliki
nomor identifikasi yang sama.
C. Identifikasi Masalah Ketiga
Kesalahan mencatat nilai valuta Dollar saat mengkonversikan transaksi
penjualan atau penerimaan kas ke dalam mata uang rupiah pada voucher
penjualan dan voucher penerimaan kas.
Pihak perusahaan mempunyai kebijakan bahwa untuk mencatat
transaksi penjualan dan penerimaan kas atau pengeluaran kas dalam mata uang
Dollar Amerika harus terlebih dahulu dicatat pada formulir yang ada seperti
Invoice dan Bukti Kas Masuk (BKM) lalu berdasarkan dokumen tersebut, nilai
transaksi (dalam USD) dicatat pada voucher berikut nilai valuta Dollar yang
berlaku pada saat pembuatan dokumen. Nilai transaksi dalam Dollar kemudian
dikonversikan ke mata uang Rupiah secara manual dengan memakai kalkulator.
Adapun kesalahan yang seringkali terjadi dalam melakukan perhitungan:
a. Salah memasukkan nilai transaksi Dollar
b. Salah memasukkan koma atau nilai kurs yang berlaku.
Titik Keputusan :
a. Untuk memperbaiki kesalahan yang ada, seluruh transaksi harus dicek
ulang dari dokumen sumbernya dan dilakukan perhitungan ulang, dan
77
apabila banyak voucher yang salah cukup banyak harus diedit dengan
dibuat ulang untuk menjaga kerapihannya, maka akan meningkatkan
biaya peralatan kantor seperti biaya pencetakan kertas voucher.
b. Pekerjaan mengedit membutuhkan waktu cukup lama dimulai dari
mencari voucher yang salah, menelusuri dokumen sumbernya dan
mengecek perhitungan dari seluruh voucher yang ada sehingga pekerjaan
pembukuan yang dilakukan staff akuntansi kurang efisien.
Alternatif Pemecahan Masalah dan Identifikasi Kebutuhan Informasi:
a. Pada sistem yang baru, kehadiran voucher tidak akan lagi diperlukan untuk
mencatat ayat jurnal untuk merekam transaksi keuangan.
b. Sebagai gantinya pada sistem informasi yang baru menyediakan jurnal
menggunakan 2 sistem mata uang yaitu, USD dan Rupiah. Pada formulir
masukan Invoice dan BKM, pada saat pembuatan dokumen tersebut, melalui
pengendalian progam, user harus memasukkan nilai kurs Dollar terhadap Rupiah
yang berlaku. Selanjutnya sistem akan mengotomasi perhitungan kurs pada
jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas. Kurs yang dihitung pada jurnal
penerimaan kas sudah termasuk selisih keuntungan atau kerugian antara kurs
pada saat penjualan yang tercantum pada Invoice dan transaksi penerimaan kas
pada dokumen BKM.
78
3.6 Identifikasi kebutuhan informasi lainnya :
1. Laporan Penjualan Kelompok Produk
Laporan ini membantu menyediakan informasi kepada
manajemen mengenai rincian produk yang terjual dikelompokkan menurut
sub item produk dan status penjualan per produk untuk tiap Invoice.
Pengukuran status penjualan per produk untuk tiap Invoice yang ada dapat
membantu manajer penjualan cepat mengetahui jenis produk yang paling
banyak dipesan oleh pelanggan berdasarkan transaksi sehari-hari. Laporan ini
dapat disaring berdasarkan periode tanggal penerbitan Invoice yang ada.
2. Laporan Penjualan Berdasarkan Daerah Pemasaran
Membantu manajer penjualan dan pemasaran untuk memberi
informasi besarnya jumlah penjualan mengenai tiap daerah pemasaran yang
ada. Dari laporan tersebut, manajer dapat mengetahui nama pelanggan dan
banyaknya produk yang terjual untuk tiap daerah pemasaran tertentu dan
jumlah transaksi yang disediakan dalam dua sistem mata uang, yaitu Dollar
dan Rupiah. Selain itu dapat diketahui, daerah pemasaran mana saja yang
memiliki pasar potensial terbesar.
Laporan ini merupakan gabungan antara laporan penjualan tiap
produk dengan laporan penjualan per pelanggan. Agar daerah pemasaran
menjadi unik, maka lokasinya ditentukan dengan berdasarkan propinsi alamat
pengiriman barang ke gudang pelanggan yang umumnya dekat dengan lokasi
pertambangan atau pengeboran.
79
3. Laporan Pembayaran Pelanggan
Laporan ini menyediakan informasi sekitar detil transaksi
pembayaran yang dilakukan oleh tiap pelanggan berdasarkan Invoice yang
ada. Adapun informasi yang disediakan meliputi :
a. Nama bank pembayar, nomor bukti transfer bank,
b. Nama pelanggan, Nomor Invoice, tanggal Invoice dan tanggal jatuh
tempo Invoice yang dibayar oleh pelanggan yang bersangkutan
c. Jumlah hari keterlambatan pembayaran
d. Jumlah pembayaran dalam 2 sistem mata uang yaitu Dollar dan
Rupiah serta nilai kurs USD yang berlaku pada saat pembuatan BKM.
e. Otoritas manajemen yang berwenang melakukan pencatatan transaksi
penerimaan kas.