Proses Pengeboran Sumur Geothermal
-
Upload
tommy-supratama -
Category
Documents
-
view
174 -
download
24
description
Transcript of Proses Pengeboran Sumur Geothermal
Tommy Supratama (21100112130014)
Tugas Teknik Pemboran
1. Jelaskan bagaimana pemboran geotermal dan metode samplingnya ?
Proses pengeboran sumur geothermal pada dasarnya serupa dengan proses
pengeboran pada sumur minyak/gas, baik ditinjau dari tahapan proses, teknologi/alat-alat,
serta ahli pengeborannya (SDM).Dan berikut adalah tahapan teknis dan peralatan pengeboran
sistem geothermal :
1. Rotary Drilling
Sistem pengeboran rotary drilling menggunakan mata bor bergerigi yang diputar.
Mata bor dipasang di ujung pipa yang disebut sebagai drill pipe atau pipa bor. Panjang pipa
bor kurang lebih adalah 30-33 ft, yang dipasang satu persatu, menurut kedalaman
pengeboran. Seluruh rangkaian pipa bor dan mata bor, digantung pada sebuah sistem
penggantung (hoisting system). Hoisting system ini adalah bagian utama dari sebuah menara
besar yang disebut rig. Pemutaran mata bor dilakukan dengan salah satu dari 3 cara tersebut
dibawah ini.
a. Menggunakan mesin yang terletak tepat di atas lantai rig, yang disebut sebagai
meja pemutar (rotary table)
b. menggunakan motor yang terpasang pada ujung atas tempat penyambungan pipa
bor, disebut sebagai pemutar atas (top drive).
c. pada kasus-kasus khusus (pengeboran berarah/directional drilling dan pengeboran
mendatar/horizontal drilling) menggunakan motor yang dipasang pada ujung bawah
pipa bor, yang disebut sebagai motor bawah permukaan (downhole motor).
Tommy Supratama (21100112130014)
Gambar 1. Drilling rig dengan top drive (Engine Drilling and well construction; gene culver geo-heat
center klamath falls, or 97601)
2. Drilling Fluid
Selama melakukan proses pengeboran, dilakukan sirkulasi fluida. Fluida yang
disirkulasikan disebut sebagai drilling fluid. Fungsi dari sirkulasi fluida di dalam lubang bor
adalah:
a. menstabilkan lubang bor selama proses pengeboran.
b. mengontrol formasi, mencegah masuknya fluida geothermal ke dalam lubang bor.
c. membersihkan mata bor dari serpih-serpih pengeboran, mendinginkan dan melumas
mata bor, mengurangi pengaratan pada mata bor.
Drilling Fluid dibuat oleh seorang mud engineer, berdasarkan perkiraan tekanan fluida dan
jenis batuan formasi. Idealnya, tekanan hidrostatis di dalam lubang bor sama dengan tekanan
formasi, sehingga tidak ada ekspansi dari dan ke dalam lubang bor. Jenis-jenis Drilling fluid
yang selama ini digunakan dalam eksplorasi adalah:
a. water-based mud, adalah campuran fluida dengan material solid, berbahan dasar air
b. oil-based mud, adalah campuran fluida dengan material solid, berbahan dasar
minyak
c. foam s , dibentuk dari campuran air, gas ( udara, nitrogen) dan penambah
busa.
d. Udara
3. Casing dan Liner
Casing adalah selubung lubang bor yang terbuat dari bahan campuran logam. Ragam
campuran akan mempengaruhi kekuatan casing, termasuk ketahanan terhadap proses
perkaratan. Kegunaan casing antara lain adalah:
a. Untuk menahan dinding lubang bor dari keruntuhan akibat tidak stabilnya formasi
b. Untuk memisahkan/mengisolasi lubang bor dengan formasi, yang mempunyai
gradien tekanan yang berbeda
c. Untuk mengisolasi formasi yang satu dengan formasi yang lainnya.
Sedangkan liner adalah selubung yang menutup reservoir geothermal. Liner berukuran lebih
kecil dari casing, dan mempunyai lubang-lubang di seluruh permukaan vertikalnya. Dengan
menggunakan liner, akan diperoleh flow rate dari fluida geothermal yang cukup tinggi. Hal
ini sangat penting karena apabila flow rate terlalu rendah, akan terjadi penurunan tekanan
yang cukup tinggi sehingga diperlukan tambahan pompa re-injeksi. Ini juga berarti kenaikan
Tommy Supratama (21100112130014)
biaya produksi. Pemasangan casing dan liner di dalam lubang bor dengan menggunakan
bantuan centralizer untuk membuat posisi setepat mungkin di tengah lubang bor.
4.Cementation
Formasi belum benar-benar terisolasi meskipun casing sudah terpasang di dalam
lubang bor. Masih ada celah antara casing dan dinding lubang bor yang disebut sebagai
anulus. Bagian ini harus diisi semen untuk menghindarkan komunikasi antara formasi. Proses
penyemenan tidak dilakukan pada bagian yang menggunakan liner.
5.Mengalirkan Fluida dari Formasi
Sebelum tahap pengambilan fluida dari reservoir, lubang bor adalah berupa sebuah
sumur yang dindingnya dilapisi oleh casing. Casing terlekat erat pada lubang bor dengan
menggunakan semen. Tidak ada komunikasi antara formasi dengan lubang bor, maupun
antara formasi satu dengan lainnya. Untuk mengalirkan fluida reservoir ke dalam lubang bor,
dilakukan proses perforasi. Proses perforasi adalah penembakan atau pelubangan pada
dinding casing dengan menggunakan bahan peledak. Jumlah dan besarnya lubang yang
akandibuat pada casing dapat di disain sesuai dengan besarnya flowrate yang diinginkan.
Beberapa lubang bor tidak menggunakan casing pada zona reservoirnya, sehingga tidak
diperlukan proses perforasi. Fungsi casing digantikan oleh liner. Sebagai ganti semen, antara
dinding liner dan lubang bor, dimasukkan gravel, yang antara lain berfungsi sebagai filter.
Untuk reservoir yang berupa batuan yang cukup keras, tidak digunakan casing maupun liner.
Lubang dibiarkan terbuka dan fluida mengalir langsung dari formasi (barefoot completion).
Setelah fluida reservoir mengalir masuk ke dalam lubang bor, selanjutnya dibawa naik ke
atas. Hal tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan pompa ataupun secara alami.
Untuk metode pengambilan sample pada pengeboran geothermal ini dilakukan
dengan metode pemboran mesin (core drilling).Pada pemboran inti, contoh batuan yang
terambil dapat berupa inti dan sludge yang masing-masing diletakkan dalam core box untuk
inti dan sludge box untuk sludge. Sludge aadalah hasil gesekan pahat dengan batuan yang
kemudian diangkat oleh air pembilas, karena itu sludge akan berupa lumpur. Pengujian harus
meliputi semua karakteristik litologi yang terlihat seperti warna, mineralogi, ukuran dan
bentuk kristal, sorting, alterasi hidrothermal yang terlihat dan lain sebagainya, tetapi juga
sifat lain seperti densitas dan induration. Hal yang paling penting ada tidaknya kemungkinan
permiabilitas, porositas, perlapisan, kekar, urat, rongga, dan lain-lain
Tommy Supratama (21100112130014)
Tugas Teknik Pemboran
2. Jelaskan bagaimana pemboran di dunia MIGAS untuk tahap awal dan penggunaan
lumpur dalam pemboran
Pengeboran minyak bumi adalah usaha teknis yang dilaksanakan dengan membuat
lubang ke perut bumi dengan aman (sesuai standar tertentu) sampai ke formasi yang kaya
akan kandungan minyak bumi dan gas. Lubang ini kemudian dilapisi dengan casing (pipa
besi dengan ukuran standar) dan dilakukan penyemenan (cementing) untuk melekatkan
casing pada dinding formasi. Dengan terhubunganya lapisan formasi dengan permukaan
melalui lubang hasil pengeboran ini maka kandungan minyak bumi di dalam perut bumi
dapat dimanfaatkan secara komersial dalam jumlah yang ekonomis.Dalam kegiatan
pemboran,pelaratan dibagi menjadi bebapa sistem yaitu :
1.Hoisting System
Hosting System atau Sistem pengangkat adalah sistem katrol besar yang digunakan
untuk menurunkan dan menaikkan peralatan masuk dan keluar dari sumur. Secara khusus,
sistem pengangkat digunakan untuk menaikan dan menurunkan drillstring dan casing ke
dalam dan keluar dari sumur. Berikut ini gambaran dari hoisting system:
Gambar 1. Hoisting System
Tommy Supratama (21100112130014)
2.Rotating System
Seluruh peralatan yang digunakan untuk mentranmisikan putaran dari permukaan
(mejaputar/rotary table) hingga ke dasar sumur (matabor/bit) disebut dengan rotary
system.Komponen – komponen yang termasuk sistem pemutar diantaranya (dari atas ke
bawah) :
a.Swivel,
b.Kelly and accessories,
c.Rotary table and components,
d.Drillstring tubulars (drill pipe, drill collars, etc.),
e.Drill bit
Gambar 2.Rotating System
3.Circulating System
4.Power System
5.BOP System
Fungsi utama dari sistim pencegahan semburan liar (BOP System)adalah untuk
menutup lubang bor ketika terjadi “kick”. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida
formasi yang tak terkendalikan ke permukaan.Blowout biasanya diawali dengan adanya
“kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor.
Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi. Rangkaian peralatan
sistim pencegahan semburan liar (BOP System) terdiri dari tiga sub komponen utama yaitu
Rangkaian BOP Stack, Accumulator dan Sistim Penunjang.
Tommy Supratama (21100112130014)
Rangkaian BOP Stack
Rangkaian BOP Stack ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung
dibawah rotary table pada lantai bor. Rangkaian BOP Stack (lihat Gambar 2.15)
terdiri dari peralatan sebagai berikut :
a. Annular Preventer.
Ditempat paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer berisi rubber
packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan
kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.
b. Ram Preventer.
Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran
pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.
Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah :
Pipe ram
Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor
berada pada lubang bor.
Blind or Blank Rams
Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian
pipa bor tidak berada pada lubang bor.
Shear Rams
Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang
bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.
c. Drilling Spools.
Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi
sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari
lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada sisa-
sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan untuk maksud yang sama.
d. Casing Head (Well Head).
Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai
fondasi BOP Stack.
Accumulator
Biasanya ditempatkan pada jarak sekitar 100 meter dari rig. Accumulator
bekerja pada BOP stack dengan “high pressure hydraulis” (saluran hidrolik
bertekanan tinggi). Pada saat terjadi “kick” Crew dapat dengan cepat menutup
Tommy Supratama (21100112130014)
blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada accumulator atau pada remote
panel yang terletak pada lantai bor.Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat
yaitu untuk menutup BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang
terletak pada lantai bor atau dari accumulator panel pada unit ini terdiri dalam
keadaan crew harus meninggalkan lantai bor.
Sistim Penunjang
Peralatan penunjang yang terpasang rangkaian peralatan sistim pencegahan
semburan liar (BOP System) meliputi choke manifold dan kill line.
a. Choke Manifold.
Choke Manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet
yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan
“high presure line” disebut “Choke Line”. Bila dihidupkan choke manifold membantu
menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida
formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack kesejumlah valve (yang
membatasi alirandan langsung ke reserve pits), mud-gas separator atau mud
conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor dapat dikontrol kembali.
b. Kill Line.
Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan
choke manifold (dan choke line). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam
lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.
Gambar 3. BOP System
Penggunaan lumpur pemboran (circulating system) merupakan faktor yang penting
dalam operasi pemboran. Kecepatan pemboran, efisiensi, keselamatan dan biaya pemboran
sangat tergantung dari lumpur pemboran yang dipakai.Lumpur pemboran diperkenalkan
Tommy Supratama (21100112130014)
pertama kali dalam pemboran putar pada sekitar awal tahun 1900. Pada mulanya orang hanya
menggunakan air untuk mengangkat serbuk bor (cutting) secara kontinyu. Kemudian dengan
berkembangnya teknologi pemboran, lumpur mulai digunakan, dan fungsi lumpur menjadi
semakin komplek dan untuk memperbaiki sifat-sifat lumpur tersebut ditambahkan bahan-
bahan kimia (additive). Ada tiga jenis fluida pemboran :
1. Water–based mud, lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-
base mud(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan
chemical additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor.
2. Oil–based mud, digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan
sebagainya. Lumpur ini lebih mahal, tetapi mengurangi terjadinya korosi pada
rangkaian pipa bor, dsb.
3. Air or gas–based mud, keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat
menghasilkan laju pemboran yang lebih besar. Karena digunakan kompressor,
kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.
Fungsi utama lumpur pemboran adalah :
1. Mengangkat serbuk bor ke permukaan
2. Mengontrol tekanan formasi
3. Mendinginkan serta melumasi pahat dan drillstring
4. Membersihkan dasar lubang bor
5. Membantu dalam evaluasi formasi
6. Melindungi formasi produktif
7. Membantu stabilitas formasi