Pengeboran Dan Penggalian

44
Makalah Pengeboran dan Penggalian DOSEN PEMBIMBING : Nurul Kamal, ST,MT OLEH: Ririna Dara (1204108010061) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK PETRAMBANGAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH

Transcript of Pengeboran Dan Penggalian

Makalah

Pengeboran dan PenggalianDOSEN PEMBIMBING :

Nurul Kamal, ST,MTOLEH:

Ririna Dara (1204108010061)

FAKULTAS TEKNIKJURUSAN TEKNIK PETRAMBANGAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALABANDA ACEH2014PENGEBORAN

Pemboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah industri pertambangan. Kegiatan pemboran biasanya dilakukan sebelum diadakannya penambangan. Adapun kegiatan pengeboran antara lain :

Pemboran Geotek adalah untuk menentukan karakteristik tanah dan batuan, dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi tentang kondisi alami dan posisi mauka air tanah.Pemboran Kontruksi adalah untuk menetukan batas antara batuan dasar (base meaf) dan batuan diatas yang umumnya sudah mengalami deformasi pelapukan.

A. Sejarah Pengeboran(2550 2315) Sebelum Masehi, Mesir menggunakan berlian, alat pengeboran untuk pembangunan piramida.

(600-260) Sebelum Masehi, Cina mengebor sampai dengan diameter 14 inch dan kedalaman sampai 2000 meter.

(1126) Masehi, biarawan Carthusian, pengeboran air mencapai sampai dengan 1000 meter.

(1745) Masehi, Pertama kali sumur minyak dibor di Perancis.

(1810) Masehi, Pertama pengeboran garam di Jerman.

(1814) Masehi, Cumberland Kentucky minyak pertama USA dengan baik.

(1825) Masehi, Pertama kali kabel alat pengeboran di Eropa.

(1845) Masehi, Beart Inggris memperoleh paten pada metode pengeboran putar (rotary drilling).

(1856) Masehi, Pertama kali rig bertenaga uap.

(1863) Masehi, Pertama kali diamond coring di Swiss.

(1878) Masehi Pertama kali paten pada dua bit kerucut.

(1893) Masehi, kedalaman pengeboran mencapai 2004 m.

(1897) Masehi, Pertama kali pengeboran lepas pantai di Santa Barbara.

(1908) Masehi, Pertama kali batu bit yang digunakan.

(1925) Masehi, rig Pertama rotary menggunakan mesin diesel.

(1929) Masehi, pertama kalinya digunakan Bentonit sebagai mengebor lumpur.

(1933) Masehi Tricone bit diperkenalkan.

(1947) Masehi, kedalaman pengeboran mencapai 5418 m.

(1953) Masehi, depan rig sepenuhnya hidrolik diperkenalkan.

(1955) Masehi, Pertama kali kapal pengeboran.

(1974) Masehi, Oklahoma pengeboran kedalaman 9558 m tercapai.

Sejarah Perkembangan Pengeboran Minyak BumiPengeboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh Kolonel Edwin L. Drake di dekat Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus 1859 dengan menggunakan metode pengeboran yang masih sangat sederhana sekali yaitu pengeboran tumbuk, sampai kedalaman 21 meter. Pada dewasa ini operasi pengeboran yang mengalami perkembangan adalah pengeboran putar (Rotary Drilling) yang dimulai pada tahun 1863 oleh Leschot seorang insinyur sipil Prancis. Sejarah Pengeboran MigasIndonesia

Sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda, di Indonesia sudah dilakukan eksplorasi dan produksi minyak bumi. Pengusahaan minyak bumi di Indonesia memang tergolong yang tertua di dunia. Pengeboran minyak pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh J Reerink, 1871, hanya berselang dua belas tahun setelah pengeboran minyak pertama di dunia oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville (1859), di negara bagian Pensilvania, Amerika Serikat. Dua abad lebih setelah VOC didirikan, sektor pertambangan belum menjadi andalan pendapatan pemerintah kolonial. Hal ini bisa dilihat dari adanya Indische Mijnwet, produk undang-undang pertambangan pertama, yang baru dibuat oleh Belanda pada tahun 1899.

Pada pertengahan abad ke-19, Corps of the Mining Engineers, suatu institusi Belanda, telah melaporkan penemuan minyak pada dekade 1850-an, antara lain di Karawang (1850), Semarang (1853), Kalimantan Barat (1957), Palembang (1858), Rembang dan Bojonegoro (1858), Surabaya dan Lamongan (1858). Temuan minyak terus berlanjut pada dekade berikutnya, antara lain di daerah Demak (1862), Muara Enim (1864), Purbalingga (1864) dan Madura (1866).

Cornelis de Groot, yang saat itu menjabat sebagai Head of the Department of Mines, pada tahun 1864 melakukan tinjauan hasil eksplorasi dan melaporkan adanya area yang prospektif. Laporannya itulah yang dianggap sebagai milestone sejarah perminyakan Indonesia (Abdoel Kadir, 2004).

Sosok Belanda lainnya yang cukup dikenal di dalam milestone perminyakan Indonesia adalah J. Reerink, yang menemukan adanya rembesan minyak di daerah Majalengka, daerah di lereng Gunung Ciremai, sebelah barat daya kota Cirebon. Minyak tersebut merembas dari lapisan batuan tersier yang tersingkap ke permukaan. Berdasarkan temuan itu, ia lalu melakukan pengeboran minyak pertama di Indonesia pada tahun 1871. Pengeboran pertama ini memanfaatkan tenaga hewan lembu. Total sumur yang dibor sebanyak empat sumur, dan menghasilkan 6000 liter minyak bumi yang merupakan produksi minyak bumi pertama di Indonesia. Keberhasilan J. Reerink menemukan minyak, meskipun secara keekonomian tidak komersial, menjadi tonggak berkembangnya pemboran minyak di Indonesia. Selama periode 1882 1898, telah dilakukan pemboran di daerah-daerah lainnya seperti di Langkat (Sumatra Utara), Surabaya (Jatim), Kutai (Kaltim) dan Palembang (Sumsel). Era ini disebut juga era pionir, sekaligus sebagai awal pengelolaan minyak bumi secara sistematis melalui badan usaha, yang menjadi cikal bakal perusahaan minyak Belanda.

Aeilko Jans Zeilker merupakan orang pertama yang memperolah konsesi di daerah Telaga Said, Langkat, Sumatra Utara seluas 500 bahu (3,5 km persegi), dari Sultan Langkat pada tahun 1883. Lapangan itu ia temukan pada saat inspeksi dan menemukan genangan yang tercampuri minyak bumi. Setahun kemudian, lapangan ini mulai berproduksi pada tahun 1884 dan menghasilkan 8000-an liter minyak bumi. Untuk mendukung pengembangan usaha minyak di lapangan ini, maka dibangunlah jaringan pipa dan kilang minyak oleh Jean Baptist August, sepeninggal Zeilker. Kilang minyak Pangkalan Brandan tersebut selesai dibangun pada tahun 1892. Enam tahun setelahnya, tahun 1898, tangki-tangki penimbunan dan fasilitas pelabuhan dibangun di Pangkalan Susu. Dengan demikian, minyak mentah yang dihasilkan dapat diolah terlebih dahulu sebelum dikapalkan. Pelabuhan Pangkalan Susu merupakan pelabuhan ekspor minyak pertama di Indonesia.

Pada tahun 1890, Belanda secara resmi mendirikan perusahaan minyak di Indonesia yang diberi nama NV Koninklijke Nederlandsche Petroleum Maatschappij, atau Royal Dutch Petroleum Company. Sebelum itu, di negeri Belanda sendiri telah dibentuk Doordsche Petroleum Maatschappij pada tahun 1887, oleh Adriaan Stoop, untuk mengembangkan lapangan minyak di Surabaya, Jawa Timur. Stoop memperoleh konsesi seluas 152,5 km persegi. Lapangan Kruka merupakan lapangan tertua di daerah ini. Dari lapangan Djabakota berhasil diproduksikan sekitar 8000-an liter minyak bumi. Stoop kemudian membangun kilang Wonokromo pada tahun 1890 1891 untuk mengolah minyak mentah yang dihasilkan. Kilang ini merupakan yang tertua di Pulau Jawa. Sejak itu, banyak berkembang konsesi-konsesi di Jawa, antara lain di daerah Gunung Kendeng, Bojonegoro, Rembang, Jepon dan lain-lain. Totalnya sekitar tiga puluh lapangan. Sejalan dengan pengembangan lapangan-lapangan itu, didirikan pula kilang di Cepu, Bojonegoro.

Di Kalimantan, pengelolaan minyak bumi dimulai ketika Sultan Kutai memberikan konsesi kepada Jacobus Hubertus Menten, pada tahun 1888. Pada tahun 1893, Lapangan Sanga-Sanga mulai berproduksi. Selanjutnya dibangunlah kilang Balikpapan pada tahun 1894. Produksi komersialnya sendiri baru dicapai pada tahun 1897. Pengapalan minyak pertama terjadi pada tahun 1898 oleh kapal tanker Shell ke Singapura.

Di Sumatera Selatan, eksplorasi produksi dimotori oleh Dominicus Antonius Josephin Kessler dan Jan Willem Ijzerman. Mereka berdua mendirikan Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij pada tahun 1895, untuk mengelola konsesi yang ada di daerah Banyuasin dan Jambi. Seiring dengan bertambah banyaknya jumlah konsesi mereka, maka pada tahun 1897 dibentuk SumateraPalembang Petroleum Maatschappij, yang masih menjadi bagian Royal Dutch. Selanjutnya dibangunlah kilang mini di daerah Bayung Lencir. Penemuan lainnya yaitu di daerah Lematang Ilir dan Muara Enim, Sumatra Selatan, untuk selanjutnya kemudian dibentuk Muara Enim Petroleum Maatschappij. JW Ijzerman juga kemudian membangun kilang yang cukup besar di Plaju, bersamaan dengan pembangunan jaringan pipa yang menghubungkan Muara Enim dengan Kilang Plaju tersebut.

Pada masa itu, terdapat dua perusahaan besar yang berperan sebagai leader, yakni Royal Dutch dan Shell. Royal Dutch bergerak di bidang eksplorasi, produksi dan pengilangan. Sedangkan Shell, perusahaan raksasa Belanda lainnya, bergerak di bidang usaha transportasi dan pemasaran. Kedua perusahaan besar ini kemudian merger pada tahun 1907 menjadi Royal Dutch Shell Group, yang kemudian dikenal dengan Shell. Di bawah group ini dibentuklah De Bataafsche Petroleum Mij (BPM) untuk produksi dan pengilangan dan Anglo Saxon Petroleum Coy untuk transportasi dan pemasaran (Abdoel Kadir, 2004).

Berdirinya Royal Dutch Company pada tahun 1890, tidak terlepas dari upaya Zeilker yang berhasil menemukan minyak secara komersial di Telaga Said, Sumatra Utara. Atas temuan komersialnya itu, Zeilker lalu berangkat ke Belanda untuk menandatangani proposal pendirian perusahaan minyak terbesar di Hindia Belanda yang berpusat di Pangkalan Brandan. Dia sendiri lalu ditunjuk untuk memimpin perusahaan itu. Pada tahun itu juga, ia wafat dan digantikan oleh De Gelder, yang bertugas mengembangkan lapangan-lapangan baru. Sementara itu, Shell, perusahaan yang didirikan oleh Marcus Samuel pada tahun 1897, pada awalnya hanya merupakan perusahaan yang menjual kulit kerang di kota London. Komoditas pertamanya inilah yang dijadikan logo perusahaan hingga kini.

Masuknya kartel-kartel raksasa minyak dunia dalam industri migas di Hindia Belanda diawali dengan terbitnya undang-undang pertambangan (Indische Mijnwet) pada tahun 1899 (Syeirazi, 2009). Undang-undang ini memperbolehkan pihak swasta untuk terlibat di dalam pengusahaan minyak bumi, setelah sebelumnya pemerintah kolonial melarang keterlibatan pihak swasta. Standard Oil of New Jersey (SONJ), yang merupakan perusahaan swasta pertama, datang ke Hindia Belanda pada tahun 1912. Mereka lalu mendirikan anak perusahaan bernama Nederlansche Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM). Hanya berselang sepuluh tahun, perusahaan itu mampu berproduksi hingga 10 20 ribu barel per hari dari sumur Talang Akar. Keberhasilan ini mendorong NKPM membangun kilang di Sungai Gerong pada tahun 1926.

Pada tahun 1924, Standard Oil of California (Socal), grup Standard Oil yang lainnya, datang ke Hindia Belanda. Socal kemudian bergabung dengan Texaco dan mendirikan perusahaan joint venture bernama NPPM (Nederlandsche Pasific Petroleum Maatschappij). Pengeboran pertama mereka lakukan pada tahun 1935 di Blok Sebangga, sekitar 65 km utara Pekan Baru, dan menghasilkan minyak meskipun tidak terlalu besar. Penemuan besar mereka terjadi pada tahun 1944, pada saat ahli geologi NPPM melakukan pengeboran di Sumur Minas-1. Penemuan inilah yang merupakan cikal bakal penguasaan Chevron terhadap cadangan minyak terbesar di Indonesia saat ini.B. Teori Dasar

Hampir dalam semua bentuk penambangan, batuan keras diberai dengan pengeboran dan peledakan. Pengeboran dan peledakan dibutuhkan di sebagian besar tambang terbuka dan tambang bawah tanah. Kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk (1971) adalah dengan gali bebas (free digging), penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting). Peledakan terbagi menjadi dua, yaitu peledakan peretakan dan peledakan pembongkaran. Kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk (1971) ditunjukkan pada Gambar 3.1 .

Gambar 3.1 Diagram Kriteria Indeks Kekuatan Batuan (Fanklin dkk, 1971)

Misal diketahui nilai Point Load Index 10 MPa dan Fracture Index 0,6 m. Pada sumbu X di plot garis pada angka 80 MPa dan ditarik vertikal. Kemudian dari sumbu Y di plot garis pada angka 0,6 sampai berpotongan dengan garis hasil plotting dari sumbu X. Dari titik perpotongan tersebut, dapat diketahui metode penggalian yang direkomendasikan.

Pada kegiatan pembongkaran material dengan sistem pemboran dan peledakan, kinerja pengeboran adalah kemampuan alat bor untuk membuat lubang bor sebagai tempat bahan peledak. Kegiatan ini disebut pengeboran produksi (production drilling).

Seiring dengan perjalanan waktu dan berkembangnya teknologi, pengembangan alat bor juga terus dilakukan. Terdapat dua faktor utama dalam pengembangan alat bor. Pertama, pengembangan sifat metalurgi komponen pengeboran, batang bor, dan mata bor. Kedua, pengembangan di bidang pemakaian energi dalam pengeboran untuk mencapai hasil yang efektif.

C. Proses KerjaProses kerja pengeboran di bagi dalam beberapa tahap :

1. Tahap Persiapan

2. Tahap Pemboran Awal ( pilot hole )

3. Tahap Electrical Loging

4. Tahap Pembersihan Lubang Bor ( Reaming Hole )

5. Tahap Konstruksi Pipa Casing dan Saringan (Screen)

6. Tahap Penyetoran Kerikil Pembalut ( Gravel Pack)

7. Tahap Pembersihan dan Pencucian (Wel Development)

8. Tahap Pengecoran

9. Tahap Uji Pemompaan (Pumping Test)

10. Tahap Finishing

1. Tahap Persiapan

Dalam pelaksanaan pekerjaan pemboran tahap pekerjaan persiapan meliputi : Pekerjaan Mobilisasi

Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, dilakukan mobilisasi atau mendatangkan peralatan dan bahan-bahan pemboran beserta personelnya ke lokasi pemboran. Tahap mobilisasi ini dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan lapangan. Pekerjaan Persiapan LokasiPada tahap pekerjaan ini meliputi :a. Pembersihan, perataan dan pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor.b. Pembuatan bak Lumpur, bak control dan selokan untuk sirkulasi Lumpur bor.c. Penanaman casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor apabila formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor merupakan lapisan formasi yang mudah runtu.d. Penyetelan (setting) mesin bor beserta menara (rig), penyetelan (setting) pompa Lumpur beserta selang-selangnya.e. Penyedian air serta pengadukan lumpur bor untuk sirkulasi pemboran.

2. Tahap Pengeboran Awal

Sistem pemboran yang diterangkan disini adalah menggunakan system bor putar (rotary drilling) dan tekanan bawah (pull down pressure) yang dibarengi dengan sirkulasi Lumpur bor (mud flush) kedalam lubang bor.Pemboran pilot hole adalah pekerjaan pemboran tahap awal dengan diameter lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki, diameter pilot hole biasanya antara 4 sampai dengan 8 inchi, Selain itu juga ditentukan dengan kemampuan atau spesifikasi mesin bor yang digunakan.Hal-hal yang perlu diamati dalam pekerjaan pemboran pilot hole adalah :- Kekentalan (viskositas) Lumpur bor- Kecepatan mata bor dalam menebus formasi lapisan tanah setiap meternya (penetrasi waktu permeter)- Contoh gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap meternya.Contoh (sample) pecahan formasi lapisan tanah (cutting) dimasukkan dalam plastik kecil atau kotak sample dan masing-masing diberi nomor sesuai dengan kedalamanya. Adapun maksud pengambilan sample cutting adalah sebagai data pendukung hasil electrical logging untuk menentukan posisi kedalaman sumber air (akuifer)

3. Tahap Electrical Loging

Electrical Loging tujuannya adalah untuk mengetahui letak (posisi) akuifer air, tahap pekerjaan ini sebagai penentu konstruksi saringan (screen).Electrical Loging dilakukan dengan menggunakan suatu alat, dimana alat tersebut menggunakan konfigurasi titik tunggal dimana eletroda arus dimasukakan kedalam lubang bor dan elektroda yang lain ditanam dipermukaan. Arus dimasukkan kedalam lubang elektroda yng kemudian menyebar kedalam formasi disekitar lubang bor. Sebagian arus kembali ke elektroda di permukaan dengan arus yang telah mengalami penurunan. Penurunan inilah yang diukur.

4. Tahap Pembersihan Lubang Bor (Reaming Hole)

Yang dimaksud dengan reaming adalah memperbesar lubang bor sesuai dengan diameter konstruksi pipa casing dan saringan (screen) yang direncanakan.Hal-hal yang diamati dalam tahap pekerjan reaming adalah sama seperti pada tahap pekerjaan pilot hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah) tidak perlu diambil lagi. Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 6 inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya penyetoran kerikil pembalut (gravel pack).

5. Tahap Konstruksi Pipa Casing dan Saringan (Screen)

Pada tahap ini peletakan pipa casing dan saringan (screen) harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah direncanakan. Terutama peletakan konstruksi saringan (screen) harus didasarkan atas hasil electrical logging dan analisa cutting.Selain itu juga didasarkan atas kondisi hydrogeology daerah pemboran. Dari pemahaman aspek-aspek hydrogeology diharapkan perencanaan sumur dalam yang dihasilkan mampu memberikan sumur pemanfatan (life time) yang maksimal dan kapasitas yang optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan didaerah sekitar pemboran.

6. Tahap Penyetoran Kerikil Pembalut (Gravel Pack)

Maksud dan tujuan penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah untuk menyaring masuknya air dari formasi lapisan akuifer kedalam saringan (screen) dan mencegah masuknya partikel kecil seperti pasir ke dalam lubang saringan (screen). Adapun cara penyetoran kerikil pembalut (gravel pack) adalah dibarengi dengan sirkulasi (spulling) air yang encer supaya kerikil pembalut (gravel pack) dapat tersusun dengan sempurna pada rongga antara konstruksi pipa casing dengan dinding lubang bor.

7. Tahap Pencucian dan Pembersihan (Well Development)

Tahap pekerjaan pencucian dan pembersihan sumur dalam dilakukan dengan maksud untuk dapat membersihkan dinding zona invasi akuifer serta kerikil pembalut dari partikel halus, agar seluruh bukaan pori atau celah akuifer dapat terbuka penuh sehinga ar tanah dapat mengalir kedalam lubang saringan (screen) dengan sempurna.Manfaat dari tahap Well Development ini adalah :- Menghilangkan atau mengurangi penyumbatan (clogging) akuifer pada dinding lobang bor.- Meningkatkan porositas dan permeabilitas akuifer disekeliling sumur dalam.- Menstabilkan formasi lapisan pasir disekeliling saringan, sehingga pemompaan bebas dari kandungan pasir.

Pelaksanaan tahap Well Development dilakukan dengan cara :a. Water Jetting

Peralatan yang digunakan disebut Jetting Tool, yaitu suatu alat dari pipa yang mempunyai 4 lobang (dozzle). Alat ini dimasukkan kedalam sumur dalam pada tiap-tiap interval saringan secara berurutan dari bawah keatas dengan penghantar pipa bor yang dihubungkan dengan pompa yang dihubungkan dengan pompa tekan yang memompakan air bersih kedalam sumur dalam.Pada pengoperasiannya, alat ini digerakkan berputar-putar atau dengan memutar-mutar pipa penghantarnya dan naik turun sepanjang saringan (screen).

b. Air Lift

Pada metode air lift ini dimulai dengan pelepasan tekanan udara kedalam sumur dalam dari tekanan kecil kemudian perlahan-lahan diperbesar. Pekerjaan air lift ini dilakukan mulai dari interval saringan paling atas ke bawah secara berurutan hingga ke dasar sumur dalam.

8. Tahap Pengecoran (Grouting)Maksud dan tujuan dari tahap grouting ini adalah :- Sebagai penguat (tumpuan) konstruksi pipa casing.- Untuk menutup (mencegah) masuknya air permukaan (air atas) kedalam pipa casing melalui saringan (screen).

9. Tahap Uji Pemompaan (Pumping Test)

Maksud dan tujuan uji pemompaan (pumping test) ini adalah untuk mengetahui kondisi akuifer dan kapasitas jenis sumur dalam, sehingga dapat untuk memilih jenis serta kapasitas pompa ang sesuai yang akan dipasang disumur dalam tersebut.Data-data yang dicat dalam uji pemompaan adalah :a. Muka air tanah awal (pizometrikawal)b. Debit pemompaanc. Penurunan muka air tanah selama pemompaan (draw-down)d. Waktu sejak dimulai pemompaane. Kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikanf. Waktu setelah pompa dimatikan

Uji pemompaan dilakukan melalui 2 tahap :a) Uji pemompaan bertahap (step draw-doen test)Uji pemompaan yang dilakukan 3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang berbeda.

b) Uji pemompaan panjangUji pemompaan ini umumnya dilakukan selama 2x 24 jam dengan debit tetap.Pada uji pemompaan ini dimbil sample air 3 kali, yaitu pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan. Maksud dan tujuan pengambilan sample air adalah untuk pemeriksaan (analisa) kualitas air, apakah air yang dihasilkan dari sumur dalam tersebut memenuhi standar air minum yang diizinkan.

Kualitas air yang dianalisa adalah :- PH (keasaman atau kebasaan) air tersebut.- Kadar unsure-unsur kimia terkandung dalam air tersebut.- Jumlah zat pada terlarut (TDS).

10. Tahap FinishingTahap finishing meliputi :- Pemasangan pompa submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.- Pembuatan bak control (manhole) apabila well head posisinya dibawah level tanah pembuatan apron apabila well head posisinya diatas level tanah.- Pembuatan instalasi perpipaan, asesoris serta Well Cover.- Pembersihan dan perapihan lokasi.D. Komponen Utama

Beberapa komponen atau peralatan pemboran yang diperlukan untuk kegiatan pemboran diantaranya adalah sebagai berikut:1. Mesin Bor2. Pompa atau Kompresor3. Stang Bor4. Pipa Casing5. Mata Bor1. Mesin BorBeberapa hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan mesin bor yang digunakan, diantaranya meliputi: Tipe/ model mesin bor Diameter lubang Sliding stroke Berat mesin bor Power unit Kemampuan rotasi/ tumbuk per satuan waktu Hoisting capacity (kapasitas) Dimensi (panjang x lebar x tinggi)

Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah sebagai berikuta. Mesin Bor Tumbukb. Mesin Bor Putarc. Mesin Bor Putar Hidrolik

a. Mesin Bor Tumbuk

Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor berat secara berulang- berulang ke dalam lubang bor.

Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan kecil,atau akan melepaskan butiran butiran pada lapisan.Kepingan atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan (slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.

Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba (bailer) atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah: Kekerasan lapisan batuan Diameter kedalam lubang bor Jenis mata bor Kecepatan dan jarak tumbuk Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan panjang drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat dijelaskan sebagai berikut:

Kelebihannya: Ekonomis: -Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil-Biaya transportasi lebih murah- Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah- Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik Tanpa sistem sirkulasi. Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya: Kecepatan laju pemboran rendah Sering terjadi sling putus Tidak bisa mendapatkan core Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor Terbatasnyaa personil yang berpengalaman Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi banyak hambatan

b. Mesin Bor Putar

Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur alur yang berpola konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang dihubungkan pada sebuah elektro motor.Komponen komponen utama dari mesin bor putar adalah: Swivel Kelly bar Stabilizer Mata bor Stang bor Stang pemberat

c. Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan putaran mata bor di atas formasi batuan.

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.Adapun contoh mesin bor putar hidrolik adalah: Top DriveUnit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara, tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya sepanjang 3,6m 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik. SpindlePada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m 100 m), dan tekanan hidrolik yang dibutuhkan.

Adapun spesifikasi mesin bor yang digunakan adalah: Merk Kapasitas Berat Kemampuan rotasi Dimensi Diameter lubang Tipe/ model

2. Pompa atau KompesorBeberapa hal penting yang perlu diperhatikan pada pompa diantaranya adalah:a. Tipe acting pistonb. Diameter pistonc. Powerd. Dimensie. Beratf. Volume/ pressureg. Working pressure

Adapun hal hal yang penting diperhatikan pada kompresor adalah:a. Tekanan udara yang dihasilkanb. Volume udara yang dihasilkan per satuan waktu

Pada tahap pemboran lumpur dan kompresor berfungsi sebagai sumber tenaga untuk mensirkulasikan fluida bor. Jika fluida bor yang digunakan adalah lumpur, maka sebagai sumber tenaga adalah pompa lumpur, dan jika fluida bor yang digunakan adalah udara maka sumber tenaganya adalah kompresor. Adapun pompa/ kompresoe yang digunakan adalah: Merk Model Kapasitas Dimensi Diameter piston Berat Power Volume/ pressure Working pressure

3. Stang Bor

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja, dimana bagian pipa ujung ujungnya terdapat ulir, dimana fungsinya sebagai penghubung antara dua buah stang bor.Dalam kegiatan pemboran, stang bor berfungsi sebagai: Menstranmisikan putaran, tekanan, dan tumbuka yang dihasilkan oleh mesin bor menuju mata bor. Jalan keluar masuknya fluida bor

Panjang stang bor yang umum digunakan dalam operasi pemboran adalah 10 ft (3m) dan 30 ft (9m), tetapi hal ini bisa berubah tergantung dengan tujuan dan efisiensi pemboran.Kriteria yang harus diperhatiakan dalam pemilihan ukuran, meliputi:a. Tujuan pemboranb. Kedalaman pemboranc. Kekerasan batuand. Metode sirkulasi fluidae. Diameter lubang bor

Adapun rangkaian stang bor yang digunakan dalam operasi pemboran tergantung dari mekanisme pemboran yang diterapkan.- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Putar. Rangkaian stang bor pada pemboran putar hamper semuanya sama seperti pada penyambungan pipa air. Stang bor yang dipakai pada pemboran mempuyai banyak ukuran, hal ini berkaitan dengan diameter luar, diameter dalam , jenis ulir dan sebagainya. Setiap pabrik biasanya memiliki klasifikasi yang berbeda.- Rangkaian Stang Bor pada Mesin Bor Tumbuk.Rangkaian stang bor pada mesin bor tumbuk terdiri dari:1. Mata bor pahat.2. Drill stem, sebagai pemberat dan pelurus lubang.3. Drilling jars, sepasang batang baja yang bertaut yang dimasukkan untuk melepaskan bit jika tejepit dengan sentakan ke atas.4. Swivel socket, adalah penghubung antara sling dan alat bor , diperlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor, di perlukan untuk meneruskan putaran kabel ke alat bor agar pahat dapat menumbuk ke segala sisi sehingga lubang bor lurusAdapun stang bor yang digunakan dalam pemboran air tanah tersebut adalah : Panjang stang bor yang digunakan adalah 30 ft atau yang berukuran 9 m.

4. Pipa Casing

Didalam operasi pemboran pipa casing berfungsi untuk menjaga lubang bor dari colaps (keruntuhan) dan peralatan pemboran lain dari gangguan gangguan.Ada dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu: Tipe Flash Joint. Dimana penghubungan antara pipa satu dengan pipa lainya dilakukan secara langsung. Tipe Flash Coupled. Dimana penghubungan antara pipa menggunakan sebuah coupling.Beberapa komponen yang terdapat dalam casing, diantaranya adalah:a. Casing SwivelAlat ini untuk menghubungkan antara pipa casing dan stang bor,b. Casing HeadAlat ini dipasang di bagian atas casing, untuk melindungi drat casing bagian atas,c. Casing ShoeAlat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah dari kerusakan

d. Casing CutterDigunakan pada saat apabila didalam lubang casing terjadi masalah, fungsinyauntuk memotong casing pada titik yang diinginkan,e. Casing BandAlat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama operassi pengangkatan danpenurunan.

Di dalam praktikkum pemboran yang dilakukan, casing yang digunakan adalah tipe flash jouint, dimana penghubungan antara pipa yang satu dengan yang lainya dilakukan secara langsung.

5. Mata Bor (Bit)

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pemboran yang digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan secara garis besar terbagi atas dua macam, yaitu gaya dorong dan gaya putar.Keekfetifan penetrasi yang dilakukan pada pemboran tergantung pada kedua gaya jenis ini.

Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada pemboran tumbuk,pemuatan bit, tekanan dibawah permukaan.Gaya putar dapat dihasilakan pada mekanisme pemboran putar dengan bantuan mesin putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang bor) dan dengan bantuan gaya dorong static mengabrasi batuan yang ditembus. Gaya dorong yang bersifat static yang secara tidak langsung turut menunjang gaya- gaya tersebut diatas misalnya berat dari stang bor dan berat rig.Faktor- faktor yang harus diperhatiakan dalam pemilihan bit yaitu:- Ukuran dan bentuk mata bor- Ukuran gigi mata bor- Berat mata bor- Kekerasan matriks.

Adapun beberapa jenis mata bor diantaranya:a. Mata Bor Rotasi Mata Bor Pisau Air Coring Bits Roller Bitsb. Mata Bor Tumbuk Cross Bit Button Bit Chisel Bit

c. Mata Bor Auger Tipe Kelly Tipe Auger

d. Mata Bor pada Pengeboran Kabel Mata Bor Tabung Mata Bor Chisel

e. Mata Bor Intan Mata Bor Formasi Lunak Surface Set Bits Impregnated BitsE. Komponen Pendukung

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan pemboran diantaranya meliputi:- Water Swivel,

Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dari pompa menuju ke dalam stang bor.- Hoisting Water Swivel

Alat ini didesain untuk melewatkan air ke dalam batang bor yang sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.- Hoisting Plug

Alat ini dihubungkan pada rope socket dandigunakan ketika proses pengangkatan dan penurunan stang bor.- Hoisting Rope Socket

Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang dilas menggunakan babbit metal, bagian bawahnya dihubungkan dengan hoisting plug.- Pipe Wrench

Alat ini digunkan untuk mengunci dan melepaskan pipa, stang bor, dan lain lain.- Snatch Block

Alat ini diletakkan di puncak menara pemboran dan digunakan untuk mengangkat dan menurunkan stang bor core barrel dan mata bor.Pada kenyataannya, beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu proses pengangkatan dan penurunan.- Travelling Block

Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau menurunkan peralatan pemboran.- Come Along

Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digukan pada pemboran dangkal- Rod Coupling Tap

Alat ini digukan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan dibiarkan tertinggal dalam lubang bor.

- Rod Band

Alat ini digukan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang bor.

- Knocking Block

Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering untuk melindungi peralatan bor.- Drive Hammer with Chain

Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor mengalami kemacetan.- Menara

Terdapat dua menara yang biasa digunkan dalam pemboran diantaranya adalah derrick- Permale Wrench

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa yang kecil, seperti kabel core barrael tanpa merusak tabung.- Rod Holder

Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan atau penurunan.- Super Strong

Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa pipa dengan ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm.

F. Legal OperationG. Safety and Health Operation

Kegiatan pengeboran minyak dan gas serta panas bumi adalah kegiatan yang membutuhkan teknologi tinggi dan juga biaya yang tinggi. Oleh karenanya dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan ahli dalam bidangya. Selain tiga hal di atas kegiatan ini juga mengandung resiko yang tinggi, oleh karenanya perlindungan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki dan juga peralatan yang digunakan sangatlah penting. Berikut pembahasan mengenai keselamatan kerja di operasi pengeboran baik pada sumber daya manusianya maupun terhadap peralatan yang digunakan. Sehingga diharapkan biaya yang dikeluarkan akan menjadi optimal.

Perlindungan Perorangan 1. Perlindungan Kepala

Perusahaan menyediakan pelindung kepala (hard hat) untuk semua karyawan yang baru diangkat. Pelindung kepala tersebut harus dipakai oleh setiap karyawan yang sedang bekerja atau yang berada di luar daerah akomodasi. Bila sedang bekerja di tempat yang tinggi, pelindung kepala harus diikatkan pada pakaian kerja dengan menggunakan tali yang pendek agar tidak jatuh dan menimpa atau melukai pekerja yang berada di bawah. Beberapa pelindung kepala harus disiapkan di rig untuk dipakai oleh pengunjung. Topi-topi tadi harus dicat putih dan diberikan tulisan visitor (pengunjung). Rambut yang panjang harus dipotong atau diberi net atau diikat dan dimasukkan ke dalam kearah baju agar tidak tersangkut pada peralatan.2. Sepatu keselamatan kerja atau sepatu bot

Sepatu keselamatan kerja atau sepatu bot (ujungnya diberi baja) disediakan oleh perusahaan untuk semua karyawan dan harus dipakai oleh personil di luar daerah akomodasi. Sol dan tumit sepatu tersebut harus dibuat dari bahan anti selip untuk mencegah cedera karena terpeleset.3. Pakaian yang tepat

Perusahaan memberikan pakaian kerja bagi semua karyawan setelah pengangkatannya sebagai pegawai dan sesudah itu pakaian dibagikan secara periodic. Hanya pakaian kerja yang pas dan dalam keadaan baik boleh dipakai oleh karyawan pada waktu kerja. Pakaian dijaga agar tetap bersih dengan sering mencucinya, untuk menjaga kesehatan dan bahaya api karena memakai pakaian berminyak. Semua karyawan harus mempunyai sebuah pakaian bersih agar dapat menngganti pakaian yang sudah penuh dengan minyak. Perhiasan yang longgar, seperti kalung, gelang atau cincin juga merupakan sumber bahaya dan seharusnya tidak dipakai bila sedang bekerja.4. Pelindung mata dan muka

Pelindung mata diberikan oleh perusahaan untuk semua karyawan. Kacamata pelindung atau goggle harus dipakai bila sedang mengerjakan pekerjaan-pekerjaan. Sebagai tambahan, kacamata anti cipratan (splash proof goggles) atau pelindung muka harus digunakan bila menangani bahan kimia yang berbahaya.5. Pelindung telinga

Bila seseorang pekerja diminta untuk bekerja di tempat dimana tingkat keributannya melebihi tingkat yang diijinkan untuk kesehatan pendengaran, pekerja tersebut harus dilengkapi dengan dan memakai alat pelindung untuk mengurangi keributan sampai pada tingkat yang tepat dapat diterima, sekitar 12 desibel.6. Ikat pinggang pengaman

Ikat pinggang pengaman (safety belts) harus digunakan bila bekerja pada BOP, derrick, di atas tepi, atau kapan saja seseorang terancam jatuh dari ketinggian lebih dari 6 ft. Safety line harus terbuat dari kabel yang dibungkusplastic dan dijalin atau dari tali nylon. Keduanya harus benar-benar tersambung dengan snapling type fasteners. Semua ikat pinggang pengaman harus dijaga agar tetap bersih, gunakan hanya air tawar untuk mencegah karat dan diperiksa secara teratur kemamuannya. Bila ternyata ikat pinggang pengaman sudah tidak aman, harus segera dihancurkan untuk mencegah pemakaian berikutnya.

7. Peralatan pernafasan- Peralatan pernafasan (breathing) harus selalu tersedia pada semua instalasi.- Rig supervisor harus memperhatikan bahwa karyawannya mengetahui bagaimana mengoperasikan perlatan self contained breathing apparatus (SCBA). Training dapat dimasukkan dalam bagian dari drill (latihan) atau safety meeting.

- Kedok pernafasan harus selalu tersedia untuk digunakan ketika penyemprotan cat, cementing, mencampur bahan-bahan kimia dan lain-lain.8. Peralatan penyelamat

Sekurang-kurangnya sebuah alat penyelamat harus ditempatkan pada tempat tidur setiap orang untuk semua kamar. Selama emergencydrill, semua crew harus melatih diri terbiasa menggunakan alat-alat penyelamat (life vest life boat, kedok pernafasan dan lain-lain)Keselamatan Peralatan Kerja1. Peralatan tangan- Cara operasi dan pengguanaan handtools harus diperlihatkan pada semua anggota crew. Supervisor harus memastikan bahwa anggota crew menggunakan alat yang tepat dalam tugasnya.- Handtools harus dijaga agar tetap bersih dan dirawat dengan baik. Sebelum dipakai harus diperiksa terlebih dahulu kemampuan kerjanya.- Permukaan palu pahat, linggis dan perlatan yang serupa harus dijaga jangan sampai mengembang, pecah-pecah dan kerusakan lainnya.- Pegangan kapak dan palu yang retak atau patah segera diganti.- Heel dan jaw section dari pipe wrench harus diperiksa secara teratur dan diganti jika perlu.- Peralatan yang lepas, suku cadang, peralatan mekanik atau material yang tidak perlu, tidak boleh disimpan di lantai derrick. Semua peralatan yang ada di sana harus mempunyai safety line (tali pengaman) sebagai tambahan untuk menjaga supaya jangan terjatuh.- Alat-alat harus dikembalikan ke tempatnya setelah dipakai dan tidak boleh ditinggalkan di sekitar rig dalam keadaan membahayakan.2. Gurinda- Gurinda harus mempunyai protective shield (perisai pelindung) dan tempat peralatan yang dapat disetel. Tempat peralatan harus diatur dengan benar, hal ini penting karena bila ada sepotong material terjepit diantara rest dan roda, dapat menyebabkan roda tersebut patah, dan melemparkan potongan-potongan lebih cepat dari jalannya peluru.- Jangan mengasah pada sisi roda gurinda sebab dapat menyebabkan gurinda patah atau rusak sebelum waktunya.- RPM gurinda tidak boleh melebihi kecepatan roda yang telah direkomendasikan yang tertera pada table.

- Cup type goggles atau sebuah perisai muka harus ditempatkan di dekat gurinda atau buffer (penghalus) sedang dijalankan.3. Drill pipe tong

- Tong dies harus selalau tajam dan terpasang kuat ditempatnya untuk menghindari selipnya tong atau terlepasnya gigitan pada saat tegangan dijalankan.

- Bila mengganti tong dies, harus memakai safety goggles dan menggunakan tong die driver.

- Tong safety lines, jerk lines, dan clamps serta snackles yang menguatkan mereka harus diperiksa sebelum setiap trip. Peralatan yang using atau tidak aman harus segera diganti.

- Wire rope yang digunakan untuk menggantungkan tong pada derrick, harus diperiksa ketahanannya secara rutin oleh derrickman. Terutama didaerah sekitar ikatannya.

- Counterbalance tong harus dijaga keseimbangannya, tong dengan mudah dapat dinaikturunkan, utamakan keselamatan operasinya.

- Drill pipe tong harus dijaga agar tetap bersih dan dicat dengan warna terang, biasanya merah, agar dapat dilihat dengan mudah, oleh pekerja dan jauhilah jalurnya.

- Rotary table tidak digunakan untuk menyambung ataupun melepas sambungan pipa. Kedua praktek ini tidak aman dan dapat mengakibatkan kerusakan besar pada pipa. Gunakan selalu dua tong bila menyambung dan melepas sambungan.

- Pekerja jangan berdiri disamping kedua tong tersebut ketika driller sedangmenyambung atau melepas joint.

- Bila tarikan yang lebih kuat pada jerk line diperlukan untuk melepaskan ikatan yang kuat, semua crew floor harus menyingkir dari rotary dan jalur tong sebelum torque dijalankan.- Bila tong tidak dipergunakan, harus disangkutkan kembali di sudut rig floor agar tidak menghalangi jalan. 4. Spinning wrench - Spinning wrench harus diperiksa dengan benar sesuai dengan spesifikasi pabrik, pastikan bahwa tidak ada pemakaian yang berlebihan pada waktu wrench dijalankan. - Jauhkan tangan dari drillpipe ketika memasang spinning wrench pada pipa. - Spinning wrench hanya dijalankan oleh personil yang berpengalaman. - Hoses harus dilepaskan pada waktu mengerjakan perawatan. 5. Rantai pipa - Tak seorang personilpun diijinkan menggunakan kunci rantai pipa tanpa diinstruksikan terlebih dahulu mengenai cara pengoperasiannya, teknik penggunaannya dan pengontrolannya. - Rantai, sambungan rantai dan tali ekor harus diperiksa terlebih dahulu sebelum rantai digunakan dan diperbaiki atau diganti bila perlu. - Semua roller guides pada jalur rantai atau guide post harus dapat bergerak secara bebas, dan tidak ada tepi-tepinya yang tajam dimana rantai dapat tersangkut. - Bila tidak digunakan, rantai harus digulung dan diletakkan di depan drawwork sebelah bawah, agar tidak menghalangi jalanan. 6. Elevator dan slip - Personil tidak diijinkan naik ke derrick dengan menggunakan elevator dengan alasan apapun.

- Untuk dapat bekerja dengan benar dan aman, elevator harus dijaga agar tetap dalam kondisi kerja yang baik. Semua bagian yang bergerak harus selalu diberi minyak, dan baut baja dengan ukuran yang benar harus digunakan pada kupingan kunci elevator.- Pada waktu tripping, bagi floorman yang bertugas membimbing elevator ke pipa janga meletakan tangan mereka pada atau dekat mata links. Elevator dipegang pada tanduknya, handle belakang, atau link bagian atas. - Pin-pin yang menguatkan handle pada slips harus seringkali diperiksa. Pemakaian yang terus menerus selama tripping sering menyebabkan hilangnya pin-pin tersebut, sehingga memungkinkan handle terlepas pada saat mengangkat slips. - Semua anggota crew harus mengetahui teknik-teknik yang benar dalam memasang dan mengangkat slips. Gunakan kaki (bukan punggung) untuk menopang. Handle harus dipegang dengan telapak tangan menghadap ke atas, untuk mengurangi kemungkinan tangan mendapat celaka. - Bila akan memasang slips, pipa harus benar-benar berhenti terlebih dahulu pada rotary. - Slip die insert harus dijaga agar tetap tajam dan bersih dari lumpur untuk mendapatkan gigitan yang baik. Slips harus dilumasi secara teratur untuk mencegah mereka retak di dalam bushing pada waktu tripping. - Setelah menyelesaikan trip atau koneksi, rotary slips harus dijauhkan dari rotary table. 7. Catheads - Jangan mengangkat personel ke derrick dengan menggunakan cat line. - Supervisor harus memberi instruksi yang tegas dan memberikan latihan mengenai

cara mengoperasikan cathead secara aman sebelum mengijinkan mereka

menjalankannya. - Jangan menjalankan cathead tanpa ada orang lain di driller console. - Pergesekan pada permukaan cathead harus dijaga agar tetap halus dan bebas dari

lekukan-lekukan. - Cathead harus dilengkapi dengan pemisah tali untuk mencegah cat line berbaur. - Pemisah tali harus diperiksa secara teliti ketajamannya. Bila menjadi lebih tajam,

maka harus dilumasi sebelum penggunaan selanjutnya. - Bila cathead operator tidak dapat melihat ujung beban dari cat line, maka ia tidak

boleh menggerakan cat line tanpa aba-aba dari flagman. - Cat line yang tidak dipakai jangan ditinggalkan tergulung di sekitar cathead- Jauhkan tangan dari tali di sekitar cathead yang sedang digunakan dan hindari tali

terkumpul di sekitar kaki. 8. Drawworks - Drawworks harus dimatikan dan rem harus dipasang bila driller terlibat dalam

pembicaraan. Perhatian penuh harus diberikan pada travelling block yang sedang

berjalan. - Drawwork brake harus dirantai bila ditinggalkan. - Drawwork brake harus dirantai sehingga travelling block tidak dapat bergerak

ketika crown block sedang diservis atau pekerjaan lain sedang dikerjakan di tempat

tersebut. - Semprotan air jangan diarahkan ke drawwork brake bands ketika membersihkandrawwork. - Crown-O-Maticbrake harus diset kembali dengan tepat pada tempatnya setelah

pekerjaan memotong atau melepas drilling line - Hanya driller atau pekerja yang berpengalaman dan terlatih yang diperkenankan

mengoperasikan drawwork9. Perpipaan (tubular)

Drill pipe job - Drillpipe yang akan dipasang pada atau dilepas dari drill string tidak boleh dibiarkan tinggal dalam mouse hole pada waktu round trip. - Setiap stand drillpipe diangkat dari rig foor pipe rack harus ditahan ketika pipa diangkat, sehingga tidak terayun melintasi rig floor. - Saat stand drillpipe dibawa melintas rig floor untuk diikat (stabbing),derrickman harus menghentikan ayunan pipa dari atas. - Pandangan driller pada drillpipe yang ada pada rotary table tidak boleh terhalang. - Pada waktu mengangkat pipa dari lubang sumur, setiap stand dari drillpipe yang ditempatkan dalam racking finger harus diikat dengan tali atau rantai untuk mencegah drillpipe berantakan sekiranya ada gerakan rig yang mendadak atau angin badai. - Sebuah pipe jacking bar (dongkrak) yang memadai harus digunakan untuk mengatur pipa yang sedang diset pada rack pipa, bukan menggunakan pipe wrench dan alat pengangkat lain yang dapat mengakibatkan luka dan menyebabkan kerusakan pada sealing area dari tool joint pin. - Pipa dimasukkan ke rak dengan mendorong bagian luar pipa ke belakang. - Kaki tidak boleh ditempatkan di bawah pipa bila sedang melakukan rabitting pada drillpipe. - Selama trip, rak pipa harus dijaga agar tetap bersih dari lumpur yang keluar dari dalam pipa untuk menghindari pipa tergelincir. Drill Collar Job - Lumpur formasi harus dibersihkan dari drill collar stabilizer blade sebelum collar diangkat dan diberdirikan di derrick untuk mencegah lumpur menjadi kering dan jatuh menimpa crew - Setiap drill collar lift sub harus diikat erat-erat pada collar sebelum collar diangkat ke atas derrick untuk mencegah sub terbuka kembali ketika mengerjakan drillcollar - Kaki, lutut dan tangan jangan diletakka di bagian bawah drill collar clamp ketika

clamp sedang dipasang pada sebuah drill collar di rotary table.

- Sebuah drill collar clamp yang dipasang erat pada sebuah drill collar jangan

diangkat ke atas derrick melampau batas kepala. - Sebuah drill collar harus diputar ke dalam bit dengan kunci rantai bukannya denganrotary sampai dengan menjadi perlu mengencangkan sambungannya dengan drillpipe tongs. Bit Job - Ketika memasukkan drill bit ke dalam sebuah bit breaker, jangan meletakan tangan

pada bit breaker pada saat bit dan collar dibimbing masuk ke mulut bit breaker. Pada

saat itu kaki jangan digunakan untuk mengatur kunci bit breaker. - Bila tegangan dilakukan pada drill pipe tongs untuk mengikat sebuah drill bit ,

daerah sekitar rotary table harus bersih dari semua personil. Bottom Hole Assembly Job - Stabilizer, wall scraper, atau pup joint yang ditambahkan ke dalam drillstring tidak

boleh diset pada rotary table yang tidak dibantu dengan sebuah hoist line. - Peralatan yang dilepas dari drillstring, tidak boleh dilempar atau dibiarkan jatuh ke

atas rig floor. Gunakan hoist line. - Bila me-rabbit drill pipe, crewman harus menjauhkan muka dari rak ppipa untuk

mencegah kemungkinan luka pada mata, meskipun pelindung mata dipakai selama

pekerjaan ini. - Pengamatan harus dilakukan dari rig floor setiap kali elevator dipasangkan pada

sebuah stand pipe di derrick untuk menentukan apakah pipa tersebut sudah

tertangkap atau terhalang. - Seandainya sebuah stand pipe terhalang di dalam derrick, keadaannya harus

diberitahukan dengan segera dari atas dan lakukan tindakan yang benar dan tepat. - Mud bucket harus digunakan untuk mengontrol semprotan lumpur pada saat

melepas sambungan yang berlumpur. Mud bucket harus dilengkapi dengan sebuah

selang (hose) untuk mengembalikan lumpur dari bucket ke flowline dan mud pit.

Pada saat bekerja pada sambungan yang berlumpur, rig floor harus setiap kali

dibersihkan untuk mencegah bahaya terpeleset. Pipe wiper sebaiknya digunakan. - Personil tidak boleh melongok bell nipple dari atas ketika blind ram dibuka untuk

menurunkan pipa ke dalam lubang bor. - Peralatan casing tidak boleh dipasang sampai semua drill pipe telah diangkat dari

lubang sumur. Casing Job - Casing slip, spider, dan elevator harus dipindahkan ke rig floor dengan

menggunakan wire rope sling yang kekuatannya memadai untuk mencegah agar tidak jatuh. - Sebelum mulai dengan casing job, casing slip dan elevator harus diperiksa terlebih

dahulu keamanan kerjanya. - Tangan jangan diletakkan pada casing collar (joint) yang menonjol di atas casing

slips bila casing berikutnya sedang diikat. - Casing yang sedang diikat jangan diturunkan bila tangan, jari, atau anggota badan

diperkirakan pada tempat yang berbahaya. - Ketika running casing, pandangan antara drawwork consule dengan rotary tabletidak boleh terhalang. - Saat memasangkan elevator ke dalam casing di derrick, derrickman harus

diberitahu agar tangannya tidak terjepit diantara elevator dan casing tersebut. - Casing protector harus dimasukkan ke dalam container-container di rig floor bila

dilepas dari casing, hal ini untuk menghindari bahaya luncur. - Menggunakan single joint casing pick up elevator lebih baik daripada menggunakanpick up line.REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Anjungan_lepas_pantaihttp://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-pengeboran.html#axzz3IOSLBCBwhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fluida_pengeboranhttp://miningunmul.blogspot.com/http://learnmine.blogspot.com/2013/05/sejarah-singkat-tentang-pengeboran.html#ixzz3IOenmmEphttp://rachmatrisejet.blogspot.com/2013/08/drilling-pemboran.htmlhttp://petro-engine.blogspot.com/2011/08/operasi-pengeboran-sesi-i.htmlhttp://benyjemblunk.blogspot.com/2013/12/pengeboran-drilling-dan-boring_5.htmlhttp://teknikpemboranmigas.blogspot.com/http://casdiraku.wordpress.com/2010/02/23/sejarah-pengelolaan-migas-indonesia/