BAB 25_Edit Tata
-
Upload
jokoprasetio8268 -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of BAB 25_Edit Tata
BAB 25
ENDOKARDITIS INFEKTIF
Adolf W. Karchmer
Lesi prototipik pendahulu pada endokarditis infektif, vegetasi (Gbr. 25-1), merupakan massa trombosit,
fibrin, mikrokoloni mikro-organisme, dan sedikit sel-sel inflamatoris yang sedikitradang. Infeksi paling
sering menyerang katup jantung (baik asli atau maupun prostetik) tetapi juga dapat terjadi pada sisi
bertekanan rendah pada defek septum ventrikel, pada endokardium mural di mana kerusakan terjadiyang
rusak karena jet aberanaliran darah atau benda asing yang tidak normal, atau pada alat-alat intrakardiak
itu sendiriyang dipasang di dalam jantung. Proses analog yang melibatkan shuntpirau arteri-venaovenosa,
shuntpirau arteri-arterioarterial (duktus arteriosus paten), atau koarktasio aorta disebut endarteritis
infektif.
Endokarditis dapat dikelompokkan berdasarkan evolusi temporal penyakit, tempat infeksi, penyebab
infeksi, atau faktor risiko yang menjadi predisposisi seperti penggunaan obat suntikan. Sementara
Meskipun setiap kcriteria klasifikasi memberi insight petunjuk mengenai terapeutik terapi dan
prognosistic, tidak ada satupun yang cukup untukmampu dapat berdiri sendiri. Endokarditis akut secara
hektik merupakan penyakit demam berat yang secara cepat merusak struktur jantung dengan cepat,
menyebar secara hematogen ke luar jantung, dan jika tidak ditangani, menyebabkan kematian dalam
beberapa minggu. Perjalanan Eendokarditis subakut bersifat berkembang lambat; menyebabkan
kerusakan struktur jantung secara lambatperlahan jika ada; jarang bermetastasis; dan berprogresi secara
bertahap progresif kecuali jika timbul komplikasi karena kondisi embolik utamaemboli besar atau rupture
aneurisma mikotik.
Di negara-negara maju, insidensi endokarditis berkisar dari antara 2,6 sampai 7 kasus per 100.000
populasi per tahun dan relatif menetap relative stabil selama puluhan tahunbeberapa dekade terakhir.
Sementara penyakit jantung kongenital tetap menjadi predisposisi konstan, kondisi-kondisi yang menjadi
predisposisi di negara maju telah bergeser dari penyakit jantung reumatik kronikkronis (yang tetap
menjadi predisposisi lazim di negara-negara sedang berkembang) menjadi penggunaan obat-obatan
intravena terlarang melalui suntik, penyakit katup degeneratifve, dan alat-alat intrakardiakyang dipasang
di dalam jantung. Insidensi endokarditis meningkat di antara orang tuapada lansia. Di negara-negara
maju, 30-35% kasus endokarditis katup asli (native valve endocarditis, NVE) dihubungkan
dengandisebabkan perawatan kesehatan, dan 16-30% kasus endokarditis melibatkan katup prostetik.
Risiko infeksi pada prosthesis paling besar selama 6-12 bulan pertama setelah penggantian katup dan;
menurun secara bertahap menurun sampai tingkat rendah, stabil setelahnya.; dan demikian pulaRisiko
sama untuk alat-alat mekanis dan bioprostetik.
GAMBAR 25-1
Vegetasi (panah) akibat pada endokarditis streptokokal viridianskarena Streptococcus viridans yang
mengenai katup mitral.
ETIOLOGI
Meskipun banyak spesies bakteri dan fungus jamur yang dapat menyebabkan episode sporadisc
endokarditis, hanya beberapa spesies bakteribacterial yang menyebabkan sebagian besar kasus (Tabel 25-
1). Karena porta entrijalur-jalur masuknya berbeda, berbedanya, pathogen yang terlibat pun berbeda-beda
sesuai dengan jenis klinis endokarditis. Cavitas orisRongga mulut, kulit, dan saluran pernapasan atas
merupakan porta jalur masuk primer untuk streptokokus viridiansStreptococcus viridans,
stafilokokusStaphylococcus, dan organisme HACEK (Haemophilus, Actinobacillus, Cardiobacterium,
Eikenella, dan Kingella; Haemophilus aphrophilus dan Actinobacillus actinomycetemcomitans telah
diklasifikasikan kembali ulang dalam menjadi genus Aggregatibacter). Streptococcus gallolyticus (dahulu
S. bovis) berasal dari saluran pencernaan, di manatempat bakteri ini dihubungkan denganmenyebabkan
polip dan tumor-tumor kolonikkolon, dan enterokokusi masuk memasuki aliran darah dari melalui saluran
genitourinaria. NVE karena terkait layanan kesehatan, sering disebabkan oleh Staphylococcus aureus,
stafilokokusi negatifve koagulase (coagulase-negative staphylococci, CoNS), dan enterokokus, memiliki
onset awitan nosokomial (55%) atau onset komunitas (45%) pada pasien-pasien yang mengalami kontak
ekstensifbanyak terkontak dengan sistem layanan kesehatan lebih daridalam 90 hari sebelumnya.
Endokarditis mempersulit adalah komplikasi dari 6-25% episode bakteremia S. aureus yang disebabkan
olehterkait kateter; tingkat prevalensi yang lebih tinggi dideteksi melalui screening skrining
endokardiografi transesofageal (transesophageal echocardiography, TEE) yang cermat (lihat
“Ekokardiografi”, setelah ini).
TABEL 25-1
ORGANISME YANG MENYEBABKAN BENTUK KLINIS UTAMA ENDOKARDITIS
PERSENTASE KASUS
ENDOKARDITIS KATUP ASLI
ENDOKARDITIS KATUP PROSTETIK PADA WAKTU ONSETAWITAN YANG
DIINDIKASIKAN (BULAN) SETELAH BEDAH KATUP
ENDOKARDITIS PADA PENGGUNA OBAT SUNTIK
ORGANISME
DIDAPAT DARI KOMUNITAS (nN = 1718)
DISEBABKAN OLEH LAYANAN KESEHATAN (nN = 788)
<2 (n = 144)
2-12 (n = 31)
>12 (n = 194)
SISI KANAN (n = 346)
SISI KIRI (n = 204)
TOTAL (n = 675)a
Streptokokusb
40
9
1
9
31
5
15
12
Pneumokokus
2
-
-
-
-
-
-
-
Enterokokus
9
13
8
12
11
2
24
9i
Staphylococcus aureus
28
53c
22
12
18
77
23
57
Stafilokokusi negatifve koagulase
5
12
33
32
11
-
-
-
Kokobasilusi gram negatifve tertentu (golongan HACEK)d
3
-
-
-
6
-
-
-
Basili gram negatif
1
2
13
3
6
5
13
7ve
Candida spp.
<1
2
8
12
1
-
12
4
Polimikroba/lain-lain
3
4
3
6
5
8
10
7
Difteroid
-
<1
6
-
3
-
-
0,1
Biakan negatif
9
5
5
6
8
3
3
3veaJumlah total kasus lebih besar daripada jumlah kasus sisi kanan dan kiri karena lokasi infeksi tidak
terdispesifikasi pada beberapa kasus.bMeliputi streptokoki viridiansStreptococcus viridans; Streptococcus gallolyticus; streptokokus nongrup
A lain; streptokokusi yang dapat digolongkan, nongrup A lain; dan Abiotrophia spp. (streptokokus yang
memerlukan piridoksinal dan, bervariasi berdasarkanvarian kandungan secara nutrisi).cResistenResistansi metisilin sering terjadi di antara strain-strain S. aureus ini.dMeliputi Haemophilus spp., Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis,
Eikenella spp., dan Kingella spp.
Catatan: Data dikompilasi dari banyak berbagai penelitian.
Endokarditis katup prostetik (prosthetic valve endocarditis, PVE) yang timbul dalam 2 dua bulan setelah
bedah katup biasanya bersifat nosokomial, hasil akibat kontaminasi prostesis intraoperatif prosthesis atau
bakteremia komplikasi pasca operasi bakteremik. Asal nosokomial ini direfleksikan padadiketahui dari
penyebab mikroba penyebab primernya: S. aureus, CoNS, basili gram negativenegatif fakultatif,
difteroid, dan fungusjamur. Porta entriJalur masuk dan organisme yang menyebabkan kasus-kasus yang
dimulai >12 bulan setelah pembedahan operasi sama seperti NVE yang didapat dari komunitas. PVE yang
disebabkan oleh CoNS yang terjadi 2-12 bulan setelah pembedahan operasi sering merepresentasikan
menandakan infeksi nosokomial onset awitan lambat. Tanpa memandang waktu onsetawitan setelah
pembedahan, sekurang-kurangnya 68-85% strain CoNS yang menyebabkan PVE resistenresistan
terhadap metisilin.
Endokarditis karena defibrillator yang diimplantasi atau pacemaker alat pacu jantung transvena biasanya
bersifat nosokomial. Sebagian besar episode terjadi dalam beberapa minggu implantasi atau penggantian
generator berubah dan disebabkan oleh S. aureus atau CoNS, keduanya sering resistenresistan terhadap
metisilin.
Endokarditis yang terjadi di antara parapada pengguna obat suntik, terutama yang melibatkan katup
trikcuspid, sering disebabkan oleh S. aureus, banyak di antaranya merupakan strain yang resistenresistan
terhadap metisilin. Infeksi katup sisi kiri pada pecandu memiliki etiologi yang lebih beragam. Selain
penyebab lazim endokarditis, kasus-kasus tersebut disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa dan spesies
Candida dan secara sporadisc oleh organisme yang langka seperti spesies Bacillus, Lactobacillus, dan
Corynebacterium. Endokarditis polimikroba terjadi di antara para pengguna obat suntik. Infeksi HIV pada
para pengguna obat tidak memengaruhi penyebab endokarditis secara signifikan.
Sebanyak 5 sampai 15% pasien dengan endokarditis memiliki hasil biakan darah negatifve; pada
sepertiga sampai separuh kasus tersebut, biakan negatifve karena pajanan antibiotikc sebelumnya. Sisa
pasien yang lainPasien selebihnya terinfeksi organisme fastidious (organisme yang hanya dapat tumbuh
pada lingkungan yang mengandung nutrisi tertentu), seperti organisme varian nutrisional (sekarang
disebut spesies Granulicatella dan Abiotrophia), organisme HACEK, Coxiella burnetii, dan spesies
Bartonella. Beberapa organisme fastidious terjadi dalam seting geografik khasendemis di daerah-daerah
tertentu (seperti C. burnetii dan spesies Bartonella di Eropa, spesies Brucella di Timur Tengah).
Tropheryma whipplei menyebabkan bentuk endokarditis yang indolenberkembang lambat, biakan
negatifve, afebrildan tidak menimbulkan demam.
PATOGENESIS
Endotel, kecuali jika rusak, resistenresistan terhadap infeksi karena oleh sebagian besar bakteri dan
terbentuknya pembentukan thrombus. Cedera endotelhelial (seperti pada tempat lokasi yang terkena
dampak jet aliran darah velositas berkecepatan tinggi atau sisi bertekanan rendah pada lesi struktur
jantung) memungkinkan baik infeksi langsung oleh organisme virulen atau maupun perkembangan
timbulnya thrombustrombus trombosit-fibrin tidak tanpa terinfeksi—kondisi yang disebut endokarditis
trombotik nonbakcterial (nonbacterial thrombotic endocarditis, NBTE). ThrombusTrombus akhirnya
kemudian berperan sebagai tempat pelekatan bakteri selama bakteremia transien. Kondisi jantung yang
paling sering menyebabkan NBTE adalah regurgitasi mitral, stenosis aorta, regurgitasi aorta, defek
septum ventricularventrikel, dan penyakit jantung kongenital kompleks. NBTE juga dapat terjadi sebagai
akibat kondisi hiperkoagulasi; fenomena ini menjadi entitasmenimbulkan kondisi klinis endokarditis
marantik (vegetasi tidak terinfeksi yang terjadi pada pasien-pasien dengan keganasan dan penyakit
kronikkronis) dan melunakkan vegetasi yang mempersulit merupakan komplikasi lupus eritematosus
sistemik dan sindrom antibodiy antifosfolipid.
Organisme-organisme yang menyebabkan endokarditis biasanya masuk memasuki aliran darah dari
permukaan mukosa, kulit, atau tempat lokasi infeksi fokal. Kecuali untuk bakteri yang lebih virulen
(seperti S. aureus) yang dapat menempel secara langsung pada endotel yang intak intak atau jaringan
subendotel yang terpajan, mikroorganisme pada darah melekat di tempat NBTE. Jika resistenresistan
terhadap aktivitas bacterisidal bakterisida serum dan peptida mikrobisidal yang dilepaskan secara lokcal
oleh trombosit, organisme mengalami proliferasi dan menginduksi deposisi trombosit dan kondisi
prokoagulan di tempat tersebut dengan mendapatkan mengeluarkan faktor jaringan dari endotel atau, pada
kasus S. aureus, dari monosit juga. Deposisi fibrin bersama agregasi trombosit dan proliferasi mikro-
organisme untuk menimbulkan vegetasi terinfeksi. Organisme yang sering menyebabkan endokarditis
memiliki molekul adhesin permukaan, secara keseluruhan disebut komponen permukaan mikroba yang
mengenali molekul matriks adhesion (microbial structure components recognizing adhesin matrix
molecules, MSCRAMM), yang memediasi pelekatan dengan tempat lokasi NBTE atau endotel yang
cedera. Protein-protein pengikat fibronektin terdapat pada banyak bakteri gram positif, sekumpulan faktor
(protein permukaan pengikat fibrin dan fibrinogen) pada S. aureus, dan glukan atau FimA (anggota
familiy adhesinon mukosa oralmulut) pada streptokokus yang mempermudah pelekatan. Protein-protein
pengikat fibronektin diperlukan untuk invasi S. aureus pada endotel intak; oleh karena itu, protein
permukaan ini dapat mempermudah infeksi katup yang sebelumnya normal. Tanpa pertahanan pejamu,
organisme yang masuk tercampur dalam jala vegetasi trombosit-fibrin yang sedang tumbuh
bermengalami proliferasi untuk membentuk mikrokoloni padat. Organisme-organisme di dalam vegetasi
secara metaboliks tidak aktif (tidak tumbuh) dan relatifve resistenresistan terhadap pembunuhan oleh
agen-agen antimikroba. Organisme permukaan yang berproliferasi proliferative terlepas ke dalam aliran
darah secara kontinu.
Konsekuensi patofisiologik dan manifestasi klinis endokarditis—selain gejala-gejala konstitusional, yang
kemungkinan disebabkan oleh produksi sitokin—berasal dari kerusakan struktur-struktur intrakardiak
dan; embolisasi fragmen-fragmen vegetasi, menyebabkan infeksi atau infark jaringan yang jauh; infeksi
hematogen di tempat lokasi-lokasi tersebut selama bakteremia; dan cedera jaringan yang disebabkan oleh
deposisi kompleks imun dalam sirkulasi atau respons imun terhadap antigen bacterial bakteri yang
terdeposit.
MANIFESTASI KLINIS
Sindrom klinis endokarditis infektif sangat bervariasi dan merentang berkisar antara gejala akut dan
gejala subakut. NVE (apakah baik didapat pada dari komunitas atau karenamaupun layanan kesehatan),
PVE, dan endokarditis karena pemakaian obat suntik memiliki manifestasi klinis dan laboratorium yang
sama (Tabel 25-2). Mikro-organisme penyebab terutama berperan pada perjalanan temporal endokarditis.
Streptokokus b-hemolitikStreptococcus β-hemolytic, S. aureus, dan pneumokokus biasanya menyebabkan
perjalanan akut, meskipun S. aureus kadang-kadang menyebabkan penyakit subakut. Endokarditis yang
disebabkan oleh Staphylococcus lugdumensis (spesies negatifve koagulase) atau oleh enterokokusi dapat
terjadi secara akut. Endokarditis subakut biasanya disebabkan oleh streptokokus viridiansStreptococcus
viridans, enterokokusi, CoNS, dan golongan HACEK. Endokarditis yang disebabkan oleh spesies
Bartonella, T. whipplei, atau C. burnetii bersifat sangat indolenlambat.
Gejala klinis endokarditis tidak spesifik. Namun, gejala-gejala tersebut pada pasien febril demam dengan
kelainan katup atau pola perilaku yang menjadi predisposisi endokarditis (seperti pemakaian obat suntik)
mendukung diagnosis, demikian pula bakteremia dengan organisme yang sering menyebabkan
endokarditis, embolus arterialemboli arteri yang tidak dapat dijelaskan, dan inkompetensi katup jantung
progresif. Pada pasien-pasien dengan gejala subakut, demam biasanya ringan dan jarang melebihi 39,40C
(1030F); sebaliknya, temperature 39,40-400C (1030-1040F) sering terjadi pada endokarditis akut. Demam
dapat ringan atau tidak ada pada pasien-pasien tua atau lemah atau yang mengalami gagal ginjal atau
jantung yang nyata.
Manifestasi jantung
Meskipun bising murmur jantung biasanya menunjukkan mengindikasikan predisposisi patologipenyakit
jantung yang menjadi predisposisi dan bukan endokarditis itu sendiri, kerusakan katup dan rupture
chordae korda dapat menyebabkan bising murmur regurgitan baru. Pada endokarditis baru akut yang
mengenai katup normal, pada awalnya mungkin tidak terjadi bising murmur tetapi akhirnya terdeteksi
pada 85% kasus. Gagal jantung kongestif (congestive heart failure, CHF) terjadi pada 30-40% pasien;
biasanya merupakan konsekuensi akibat disfungsi katup tetapi kadang-kadang disebabkan oleh
miokarditis terkait endokarditis atau fistula intrakardiak. Gagal jantung yang disebabkan oleh disfungsi
katup aorta yang berkembang lebih cepat daripada yang disebabkan oleh disfungsi katup mitral. Perluasan
infeksi melebihi leaflet daun katup ke dalam anular sekitarnya atau jaringan miokardiumal menyebabkan
abses perivalvular, yang sebaliknya dapat menyebabkan fistula intrakardiak dengan bising murmur baru.
Abses dapat membuat liangmembentuk lubang dari anulus katup aorta melalui epikardium, menyebabkan
perikarditis, atau ke dalam septum ventricular ventrikel atas; di siniyang dapat menggangu g sistem
konduksi, menyebabkan berbagai tingkat derajat blokade jantung. Abses perivalvular yang berasal dari
katup mitral jarang mengganggu jaras konduksi dekat nodus atrioventrikulear atau pada berkas His
proksimal. Embolus arteria coronariaEmboli arteri koroner terjadi pada 2% pasien dan dapat
menyebabkan infark miokardiumal.
TABEL 25-2
GEJALA KLINIS DAN HASIL LABORATORIUM PADA ENDOKARDITIS INFEKTIF
GEJALA
FREKUENSI, %
Demam
80-90
Menggigil dan berkeringat
40-75
Anoreksia, penurunan berat badan, malaise
25-50
Mialgia, artralgia
15-30
Nyeri punggung
7-15
Bising Murmur jantung
80-85
Bising Murmur regurgitan baru/memburuk
20-50
Emboli arteri
20-50al
Splenomegali
15-50
ClubbingJari gada
10-20
Manifestasi neurologis
20-40c
Manifestasi perifer (nodus Osler, perdarahan subungual, lesi Janeway, bintik Roth)
2-15
Petekiae
10-40
Manifestasi laboratorium
Anemia
70-90
Leukositosis
20-30
Hematuria mikroskopik
30-50
Peningkatan laju endap darah
60-90
Peningkatan kadar protein C-reaktif
>90
Faktor reheumatoid
50
Kompleks imun dalam sirkulasi
65-100
Penurunan komplemen serum
5-40
GAMBAR 25-2
Emboli septik dengan perdarahan dan infark akibat endokarditis Staphylococcus aureus. (Digunakan
seizin L. Baden.)
Manifestasi nonkardiak
Manifestasi perifer nonsupuratif klasik pada endokarditis subakut berdihubungkan dengan durasi infeksi
dan, dengan diagnosis serta pengobatan dini, menjadi jarang terjadi. Sebaliknya, embolisasi septikc yang
menyerupai beberapa lesi ini (perdarahan subungual, nodus Osler) sering terjadi pada pasien-pasien
dengan endokarditis S. aureus akut (Gbr. 25-2). Nyeri pada muskuloskeletal baisanya sembuh dengan
pengobatan tetapi harus dibedakan dengan infeksi metastatikc fokal (seperti spondilodisitis), yang dapat
mempersulit menjadi komplikasi 10-15% kasus. Infeksi fokal yang tertanam menyebar secara hematogen
paling sering tampak secara klinis di kulit, limpa, ginjal, sistem skeletalrangka, dan meningesselaput otak.
Emboli arterial secara klinis tampak pada 50% pasien. Endokarditis yang disebabkan oleh S. aureus,
diameter vegetasi >10 mm (seperti yang diukur oleh ekokardiografi), dan infeksi yang mengenai katup
mitral secara independen tidak dihubungkan dengan peningkatanmasing-masing meningkatkan risiko
embolisasi. Emboli yang terjadi lambat, selama, atau setelah terapi efektif itu sendiri bukan merupakan
bukti kegagalan pengobatan antimikroba yang gagal. Emboli serebrovaskular yang terjadi bermanifestasi
sebagai stroke atau kadang-kadang sebagai ensefalopati mempersulit menjadi komplikasi 15-35% kasus
endokarditis. Separuh kejadian tersebut mendahului diagnosis endokarditis. Frekuensi stroke sebesar 8
per 1000 pasien setiap hari selama seminggu sebelum diagnosis; figure angka tersebut turun menjadi 4,8
dan 1,7 per 1000 pasien setiap -hari selama minggu pertama dan kedua pemberian terapi antimikroba
efektif. Penurunan ini melebihi yang dapat dihubungkan dengan perubahan ukuran vegetasi. Hanya 3%
stroke terjadi setelah 1 minggu terapi efektif. Komplikasi neurologis lain meliputi meningitis aseptikc
atau purulen, perdarahan intrakcranial yang disebabkan olehkarena infark hemoragik atau rupture
aneurisma mikotik, dan serangan kejang. (Aneurisma mikotik merupakan dilatasi fokal arteri yang terjadi
di titik-titik tertentu pada dinding arteri yang telah melemah karena infeksi pada vasa vasorum atau di
manatempat emboli septikc menyumbat). Mikroabses dalam otak dan meninges selaput otak sering terjadi
pada endokarditis S. aureus; abses intraserebral yang dapat didrainase secara bedah jarang terjadi.
Deposisi kompleks imun pada membrana basalis glomerulusar menyebabkan glomerulonefritis
hipokomplemenemik difus dan disfungsi ginjal, yang biasanya membaik dengan terapi antimikroba yang
efektif. Infark ginjal embolik menyebabkan nyeri pinggang dan hematuria tetapi jarang menyebabkan
disfungsi ginjal.
Manifestasi kondisi predisposisi spesifik
Hampir 50% kasus endokarditis yang dihubungkan dengandisebabkan pemakaian obat suntik terbatas
pada katup trikcuspid dan terjadi dengan demam tetapi dengan pusing atau tanpa bisingmurmur samar
atau tidak ada. Pada 75% kasus, emboli septikc menyebabkan batuk, nyeri dada pleuritik, infiltrate
pulmonal nodulear, atau kadang-kadang piopneumotoraks. Infeksi katup aorta atau mitral pada sisi kiri
jantung pasien dengan bermanifestasi sebagai gejala klinis tipikal endokarditis.
Endokarditis karena terkait layanan kesehatan memiliki manifestasi tipikal jika tidak dihubungkan
dengandisebabkan alat yang ditanam di dalam jantung intrakardiak yang tertahan atau disamarkan oleh
gejala-gejala penyakit komorbid yang terjadi bersamaan. Endokarditis terkait defibrillator yang
diimplantasi atau pacemaker alat pacu jantung transvena dapat dihubungkan dengan infeksidisebabkan
oleh infeksi pada pocket generator, baik kriptik yang nyata maupun tidak terlihatatau infeksi yang jelas,
dan menyebabkan demam, bising murmur minimumal, dan serta gejala pulmonal yang disebabkan
olehakibat emboli septikc.
PVE onset awitan lanjut lambat terjadi dengan gejala klinis tipikal. Pada kasus-kasus yang terjadi dalam
60 hari setelah bedah operasi katup (onset awitan dini), gejala-gejala tipikal dapat disamarkan oleh
penyakit komorbiditas yang dihubungkan denganterkait pembedahan yang baru dilakukan. Pada Baik
pada PVE gejala onsetawitan dini dan lebihmaupun lambat, infeksi paravalvular sering terjadi dan sering
menyebabkan dehisensi (terlepasnya) katup parsial, bising murmur regurgitan, CHF, atau gangguan
sistem konduksi.
TABEL 25-3
KRITERIA DUKE UNTUK DIAGNOSIS KLINIS ENDOKARDITIS INFEKTIFa
KCriteria Utama
1. Biakan darah positif
Mikroorganisme tipikal untuk endokarditis infektif dari dua biakan darah terpisah
Streptococcuskoki viridians, Streptococcus gallolyticus, golongan HACEK,
Staphylococcus aureus, atau
Eenterokokusi didapat dari komunitas tanpa fokcus primer, atau
Biakan darah positif persisten, didefinisikan sebagai pemulihan penemuan kembali mikro-
organisme yang sesuai dengan endokarditis infektif dari:
Biakan darah diambil dalam jarak waktu >12 jam terpisah; atau
Semua dari tiga 3 atau sebagian besari dari >4 biakan darah terpisah, dengan tarikan
pengambilan darah pertama dan terakhir sekurang-kurangnya berjarak 1 jam secara
terpisah
Biakan darah positif tunggal untuk Coxiella burnetii atau titer antibodiy IgG fase I >1:800
2. Bukti terkenanya keterlibatan endokardiumal
Ekokardiogram positifb
Massa intrakardiak osilasi yang dinamis pada katup atau struktur-struktur penopang atau
pada jalur jet aliran regurgitan atau pada bahan alat yang diimplantasi, tanpa penjelasan
anatomisc alternativelain, atau
Abses, atau
Dehisensi parsial baru pada katup prostetik, atau
Regurgitasi valvular baru (bukan peningkatan atau perubahan pada bising murmur yang telah
terjadisudah ada tidak cukup)
KCriteria Minor
1. Predisposisi: predisposisi kondisi jantung yang menjadi predisposisi atau penggunaan obat suntik
2. Demam >38,00 C (>100,40F)
3. Fenomena vaskular: emboli arterial utamabesar, infark pulmonal septikc, aneurisma mikotik,
perdarahan intrakcranial, perdarahan konjungtival, lesi Janeway
4. Fenomena imunologik: glomerulonefritis, nodus Osler, bintik Roth, faktor reheumatoid
5. Tanda mikrobiologik: biakan darah positif tetapi tidak memenuhi kcriteria utama seperti yang
sebelumnya telah dicatatc atau tanda serologikc infeksi akut aktif dengan organisme yang sesuai
dengan endokarditis infektif.
aDiagnosis eEndokarditis yang pasti didefinisikandipastikan berdasarkan dokumentasidengan adanya dua
kcriteria utama, satu kcriteria utama dan tiga kcriteria minor, atau lima kcriteria minor. Lihat teks untuk
pembahasan lebih detail.bEkokardiografi trans-esofageal dianjurkan untuk menilai kemungkinan endokarditis katup prostetik atau
endokarditis komplikata.cMenyingkirkan c Selain biakan positif tunggal untuk stafilokokusi negatifve koagulase dan difteroid, yang
merupakan kontaminan biakan yang lazim, dan organisme-organisme yang tidak sering menyebabkan
endokarditis, seperti basilus gram negatifve.
Catatan: HACEK, Haemophilus spp., Aggregatibacter actinomycetemcomitans, Cardiobacterium
hominis, Eikenella corrodens, Kingella spp.
Sumber: Diadaptasi dari JS Li et al: Clin Infect Dis 30:633, 2000, seizing dari University of Chicago
Press.
DIAGNOSIS
CriteriaKriteria Duke
Diagnosis endokarditis infektif ditegakkan dengan kepastikan pasti hanya bila vegetasi diperiksa secara
histologist dan mikrobiologis. Meskipun demikian, skema diagnostikc yang sangat sensitifve dan spesifik
—dikenal sebagai kriteria Duke—telah dikembangkan berdasarkan temuan klinis, laboratorium, dan
ekokardiografik (Tabel 25-3). Dokumentasi dua criteriakriteria utama, satu criteriakriteria utama dan tiga
criteriakriteria minor, atau lima criteriakriteria minor memungkinkan diagnosis klinis endokarditis yang
pasti. Diagnosis endokarditis ditolak jika diagnosis alternatifve ditegakkan, jika gejala-gejala sembuh dan
tidak kambuh pada # < 4 hari setelah terapi antibiotikc, atau jika pembedahan atau autopsyautopsi setelah
<4 hari terapi antimikroba tidak menghasilkan bukti histologik endokarditis. Penyakit yang tidak
dikelompokkan sebagai endokarditis pasti atau ditolak karena dianggap kemungkinan merupakan
endokarditis infektif bila satu criteriakriteria utama dan satu criteriakriteria minor atau tiga criteriakriteria
minor terpenuhi. Kepentingan identifikasi gejala klinis endokarditis untuk diklasifikasikan seiring sebagai
kemungkinan endokarditis infektif meningkatkan spesifisitas skema tanpa mengurangi sensitivitasnya
secara signifikan.
Peran bakteremia dan gambaran ekokardiografik dalam menegakkan diagnosis endokarditis ditekankan
pada criteriakriteria Duke. Kebutuhan akan biakan darah positif multipel sepanjang seiring waktu sesuai
dengan ciri khas endokarditis yaitu bakteremia berdensitas rendah kontinu yang khas untuk endokarditis.
Di antara pasien-pasien dengan endokarditis yang tidak diobati dan akhirnya memiliki biakan darah
positif, 95% biakan darah memberikan hasil positif. CriteriaKriteria diagnostikc melekatkan menekankan
signifikansi pada spesies organisme yang diisolasi dari biakan darah. Untuk memenuhi kriteria utama,
isolasi organisme yang menyebabkan baik endokarditis maupun bakteremia tanpa endokarditis (seperti S.
aureus, enterokokusi) harus dilakukan secara berulang (yaitu, bakteremia persisten) dan tanpa fokcus
infeksi primer. Organisme-organisme yang jarang menyebabkan endokarditis tetapi sering
mengontaminasi biakan darah (seperti difteroid, CoNS) harus diisolasi berulang-ulang jika
isolasinyauntuk dapat digunakan sebagai criteriakriteria utama.
Biakan darah
Isolasi mikro-organismemikroorganisme penyebab dari biakan darah penting untuk diagnosis, penentuan
kerentanan antimikroba, dan perencanaan pengobatan. Tanpa terapi antibioticantibiotik sebelumnya, tiga
set 2-set botol biakan darah dua botol, dipisahkan satu sama lain sekurang-kurangnya 1 jam, harus
diperoleh dari tempat pungsi vena berbeda lebih daridalam 24 jam. Jika biakan tetap negatifve setelah 48-
72 jam, dua atau tiga set biakan darah tambahan harus diperoleh, dan laboratorium harus disarankan
dikonsultasikan berkenaan dengan teknik-teknik biakan optimal. Menunda Jika hasil biakan tertunda,
pada awalnya terapi antimikroba empiris harus ditunda terlebih dahulu dari pada pasien-pasien yang
secara hemodinamishemodinamiknya stabil dengan kecurigaan endokarditis subakut, terutama mereka
yang telah menerima antibioticantibiotik dalam 2 minggu sebelumnya; oleh karena itusehingga, jika
perlu, set biakan darah tambahan dapat diperoleh tanpa efek pengobatan empiris yang mengacaukan.
Pasien-pasien dengan endokarditis akut atau penurunan kondisi hemodinamika terganggu yang mungkin
memerlukan pembedahan segera harus diobati secara empiris segera setelah tiga set biakan darah
diperoleh dalam beberapa jam.
Pemeriksaan biakan bukan darah
Pemeriksaan serologicserologik dapat digunakan untuk mengimplikasikan mengidentifikasi beberapa
organisme penyebab yang sulit diperoleh dari biakan darah; Brucella, Bartonella, Legionella,
Chlamydophila psittaci, dan C. burnetii. Pathogen-patogen juga dapat diidentifikasi pada vegetasi
berdasarkan dengan biakan, pemeriksaan mikroskopik dengan pewarnaan khusus (yaitumisalnya,
pewarnaan periodikc acid-Schiff untuk T. whipplei), atau teknik-teknik antibodyantibodi fluoresensi direk
dan dengan menggunakanpenggunaan reaksi rantai poliymerase (polymerase chain reaction, PCR) untuk
memeriksa mendapatkan DNA mikroba yang unik atau rRNA 16S yang, bila disekuensi, memungkinkan
identifikasi organisme.
Ekokardiografi
Ekokardiografi memungkinkan konfirmasi anatomikc endokarditis infektif, penentuan ukuran vegetasi,
deteksi komplikasi intrakardiak, dan penilaian fungsi jantung (Gbr. 25-3). Ekokardiografi transtorakalsik
(transthoracic echocardiography, TTE) noninvasifve dan sangat spesifik; namuntetapi, ekokardiografi
TTE tidak dapat mencitra mendeteksi vegetasi dengan diameter <2 mm, dan pada 20% pasien secara
teknis tidak adekuat karena emfisema atau habitus tubuh. TTE mendeteksi vegetasi hanya pada 65%
pasien dengan endokarditis klinis yang jelas. Lebih lanjut lagi, TTE tidak adekuat untuk mengevaluasi
katup prostetik atau mendeteksi komplikasi intrakardiak. Ekokardiografi transesofageal (transesophageal
echocardiography, TEE) aman dan mendeteksi vegetasi pada >90% pasien dengan endokarditis jelas;
meskipun demikian, pemeriksaan awal dapat negatifve palsu pada 6-18% pasien endokarditis. Bila
kemungkinan terjadi endokarditis, hasil TEE negativenegatif tidak menyingkirkan diagnosis tetapi lebih
memerlukan pengulangan pemeriksaan ulang pada dalam 7-10 hari. TEE merupakan metode optimal
untuk diagnosis PVE atau deteksi abses miokardiumal, perforasi katup, atau fistula intrakardiak.
Para ahli menyetujui evaluasi ekokardiografi semua pasien dengan diagnosis klinis endokarditis;
namuntetapi, pemeriksaan sebaiknya tidak digunakan untuk screening skrining pasien-pasien dengan
kemungkinan rendah endokarditis (seperti pasien-pasien dengan demam yang tidak dapat dijelaskan).
Pendekatan American Heart Association terhadap penggunaan ekokardiografi untuk mengevaluasi
pasien-pasien dengan kecurigaan endokarditis diilustrasikan pada Gbr. 25-4.
Pemeriksaan-pemeriksaan lain
Banyak pemeriksaan laboratorium yang tidak bersifat diagnostikc—yaitumisalnya, hitung darah lengkap,
penentuan kreatinin, pemeriksaan uji fungsi hati, radiografi dadafoto toraks, dan elektrokardiografi—
penting pada penanganan pasien dengan endokarditis. Laju endap darah, kadar protein C-reaktif, dan titer
kompleks imun dalam sirkulasi sering meningkat pada endokarditis (Tabel 25-2). Kateterisasi jantung
sangat berguna untuk menilai patensi arteria coronariaarteri koroner pada individu tuapasien lansia yang
akan menjalani pembedahan untuk endokarditis.
PENGOBATAN Endokarditis Infektif
TERAPI ANTIMIKROBA Sulit untuk mengeradikasi bakteri dari vegetasi karena pertahanan pejamu
lokcal berkurang dan karena sebagian besar bakteri yang tidak aktif bermetabolisme aktif secara
metabolis dan tidak tumbuh tidak mudah dibunuh dengan antibioticantibiotik. Untuk menyembuhkan
endokarditis, semua bakteri pada vegetasi harus dibunuh; oleh karena itu, terapi harus bersifat bakterisidal
dan berlangsung lama. AntibioticAntibiotik biasanya diberikan parenteral untuk mencapai konsentrasi
serum yang, melalui difusi pasif, menyebabkan konsentrasi efektif pada sesuai kedalaman vegetasi. Untuk
memilih terapi efektif memerlukan diperlukan pengetahuan mengenai kerentanan mikro-
organismemikroorganisme penyebab. Keputusan untuk memulai pengobatan secara empiris harus
menyeimbangkan mempertimbangkan kebutuhan untuk menentukan diagnosis mikrobiologik terhadap
progresi potensial penyakit atau kebutuhan untuk bedah operasi segera (lihat “Biakan Darah”, sebelum
ini). Infeksi simultan di tempat lain (seperti meningitis), alergi, disfungsi organ akhir, interaksi dengan
obat-obat secara bersamaan, dan risiko-risiko kejadian kebalikanefek samping harus dipertimbangkan
dalam memilih terapi).
Meskipun diberikan lebih lama untuk beberapa minggu lebih lama, rejimen regimen yang dianjurkan
untuk pengobatan endokarditis yang melibatkan katup prostetik (kecuali untuk infeksi stafilokokusal)
sama dengan yang digunakan untuk mengobati NVE (Tabel 25-4). Dosis dan durasi terapi yang
dianjurkan harus diikuti kecuali jika memerlukan perubahan karena disfungsi organ akhir atau kejadian
kebalikanefek samping.
GAMBAR 25-3
Pencitraan katup mitral yang terinfeksi Staphylococcus aureus oleh ekokardiografi transesofageal
(TEE) tampak dengan pandangan empat bilik ruang esophageal rendahdari bagian bawah esofagus. A.
Ekokardiogram dua dimensi yang memperlihatkan vegetasi besar dengan rongga abses echolucent
echolusen di sekitarnya. B. Citra Gambaran Doppler aliran warnacolor-flow yang memperlihatkan
regurgitasi mitral berat baik melalui fistula abses maupun ostium katup sentral. A, abses; A-F, abses-
fistula; L, leaflet (daun) katup; LA, left atrium (atrium kiri); LV, left ventricle (ventrikel kiriP); MR,
mitral central valve regurgitation (regurgitasi katup sentral mitral)is; RV, right ventricle (ventrikel
kanan); veg, vegetasi. (Seizin Andrew Burger, MD)
Risiko awal pasien awal rendah dan kecurigaan klinis redah
Curiga endokarditis infektifIE
Risiko awal pasien awal tinggi+;’ kecurigaan klinis sedang sampai sedang tinggi atau kandidat pencitraan
yang sulitmungkin sulit dilihat dengan radiologi
TTE awal
TEE awal
-
+
-
+
Kecurigaan rendah menetap
Peningkatan Kkecurigaan meningkat selama perjalanan klinis
Rx
Kecurigaan tinggi menetap
Cari sumber lain gejala
Rx
TEE
Fitur Ciri risiko tinggi pada ekokardiografi
echo risiko tiggi
Tidak ada fitur ciri risiko tinggi pada ekokardiografi
echo risiko tinggi
Ulangi TEE
-
+
Diagnosis alternatifve ditegakkan
-
+
TEE untuk deteksi komplikasi
Tidak dilakukan TEE kecuali jika status klinis memburuk
+
-
Rx
Cari sumber lain
Cari sumber lain
Rx
TEE atau TTE follow-upulang atau TTE untuk menilai kembali vegetasi, komplikasi, atau respons Rx
jika diindikasikan secara klinis
GAMBAR 25-4
Penggunaan ekokardiografi transtorakalrakeal dan transesofagealeal untuk diagnosis (masing-
masing TTE dan TEE). +RiIsiko awal pasien awal tinggi untuk endokarditis seperti yang disajikan pada
Tabel 25-8 atau terdapat tanda komplikasi intrakardiak (bising murmur regurgitan baru, perubahan
konduksi elektrokardiografik baru, atau gagal jantung kongestif). *Fitur Ciri risiko tinggi pada
ekokardiografik risiko tinggi meliputi vegetasi besar, insufisiensi katup, infeksi paravalvular, atau
disfungsi ventricularventrikel. Rx menunjukkan mengindikasikan inisiasi terapi antibioticantibiotik.
(Direproduksi seizin dari Diagnosis and Management of Infective Endocarditis and Its Complications.
Circulation 98:2936. @1998 American Heart Association.)
Terapi Spesifik Organisme
Streptokokusi Terapi optimal untuk endokarditis streptokokusal didasarkan pada konsentrasi inhibitori
hambat minimumal (minimal inhibitory concentration, MIC) penisilin untuk isolate penyebab (Tabel 25-
4). Regjimen penisilin/gentamisin atau ceftriaxoneseftriakson/gentamisin selama 2 minggu sebaiknya
tidak digunakan untuk mengobati NVE atau PVE komplikata. Regjimen yang dianjurkan untuk
streptokokusi relatifve resistenresistan penisilin dianjurkan untuk pengobatan endokarditis streptokokusal
golongan B, C, atau G. Organisme varian nutrisional (spesies Granulicatella atau Abiotrophia) dan
Gemella morbillorum diobati dengan regjimen untuk streptokokusi resistenresistan penisilin sedang,
sebagaimana PVE disebabkan oleh organisme tersebut atau oleh streptokokusi dengan MIC penisilin >0,1
µgmmg/mL (Tabel 25-4).
Enterokokusi Enterokokusi resistenresistan terhadap oxacillinoksasilin, nafcillinnafsilin, dan sefalosporin
dan hanya diinhibisi—tidak dibunuh—oleh penisilin, ampisilin, teicoplanin (tidak tersedia di Amerika
Serikat), dan vancomycinvankomisin. Untuk membunuh enterokokusi memerlukan diperlukan interaksi
sinergistik antibioticantibiotik yang aktif menyerang dinding sel (penisilin, ampisilin, vankomisin, atau
teicoplanin) yang efektif pada konsentrasi yang dapat dicapai dalam serum dan aminoglikosida
(gentamisin atau streptomisin) terhadap isolate yang tidak memperlihatkan resistenresistansi tingkat
tinggi. ResistenResistansi isolate terhadap agen-agen aktif dinding sel atau kemampuannya untuk
bereplikasi pada adanyameskipun terdapat gentamisin pada dalam kadar >500 µgmmg/mL atau
streptomisin pada dalam kadar 1000-2000 µgmmg/mL—fenomena yang disebut resistenresistansi
aminoglikosida tingkat tinggi—menunjukkan bahwa agen antimikroba yang tidak efektif tidak dapat ikut
berberpartisipasi pada interaksi untuk dapat membunuh bakteri. ResistenResistansi tingkat tinggi terhadap
gentamisin memprediksi mengindikasikan bahwa tobramisin, netilmisin, amikasin, dan kanamisin juga
akan tidak akan efektif. Pada kenyataannya, meskipun enterokokusi tidak resistenresistan terhadap
gentamisin, kita sulit memprediksi kemampuan aminoglikosida lain untuk berpartisipasi pada
pembunuhan bakteri secara sinergistik; akibatnyakarenanya, enterokoki aminoglikosida sebaiknya tidak
digunakan untuk mengobati endokarditis enterokokusal. Konsentrasi ampisilin tinggi ditambah
ceftriaxone seftriakson atau cefotaximesefotaksim, melalui ekspansi pengikatan protein pengikat
penisilin, membunuh E. faecalis in vitro dan pada endokarditis di model hewan endokarditis.
Enterokokusi yang menyebabkan endokarditis harus diperiksa untuk resistenresistansi tingkat tinggi
terhadap streptomisin dan gentamisin, produksi βb-laktamase, dan kerentanan terhadap penisilin dan
ampisilin (MIC, <8 mmgµg/mL) dan terhadap vankomisin (MIC, <4 mmgµg/mL). Jika isolateisolat
menghasilkan βb-laktamase, ampisilin/sulbaktam atau vankomisin dapat digunakan sebagai komponen
aktif dinding sel; jika MIC penisilin/ampisilin sebesar >8 mmgµg/mL, vankomisin dapat
dipertimbangkan; dan jika MIC vankomisin >8 mmgµg/mL, penisilin atau ampisilin dapat
dipertimbangkan. Pada kondisi tanpa resistenresistansi tingkat tinggi, gentamisin atau streptomisin harus
digunakan sebagai aminoglikosida (Tabel 25-4). Jika terjadi resistenresistansi tingkat tinggi terhadap
kedua obat tersebut, tidak ada aminoglikosida yang harustidak perlu diberikan; pemberian 8 sampai 12
minggu agen aktif dinding sel tunggal selama 8 sampai 12 minggu—atau, untuk E. faecalis, dosis tinggi
ampisilin dikombinasikan dengan ceftriaxoneseftriakson atau cefotaximesefotaksim—disarankan. Jika
terapi alternativealternatif ini gagal atau isolateisolat resistenresistan terhadap semua agen yang sering
digunakan, pengobatan terapi bedah dianjurkan. Peran agen-agen yang lebih baru yang secara potensial
aktif terhadap melawan enterokokusi resistenresistan multibanyak obat (quinupristin/dalfopristin [E.
faecium saja], linezolid, dan daptomisycin) pada pengobatan endokarditis telah ditentukanbelum
dipastikan. Meskipun dosis gentamiscin yang digunakan untuk mencapai sinergi bakterisidal dalam
mengobati endokarditis enterokokusal lebih kecil dibandingkan dengan yang digunakan pada terapi
standar, nefrotoksisitas tidak jarang terjadi selama pengobatan dalam 4-6 minggu. RejimenRegimen-
rejimenregimen yang komponen aminoglikosidanya dihentikan pada 2-3 minggu karena toksisitas bersifat
kuratif. Oleh Kkarena itu, penghentian aminoglikosida dianjurkan bila terjadi nefrotoksisitas pada pasien-
pasien yang memberi respons memuaskan terhadap terapi. Secara alternative, rejimenRegimen ampisilin-
ceftriaxoneseftriakson dapat digunakan sebagai alternatif untuk mengobati endokarditis E. faecalis jika
nefrotoksisitas terjadi atau mengancam nyawa.
Stafilokokus RejimenRegimen-rejimenregimen yang digunakan untuk mengobati endokarditis
stafilokokusal (Tabel 25-4) tidak hanya didasarkan pada produksi koagulase tetapi juga pada ada atau
tidaknya adanya katup prostetik atau alat asingintrakardiak, keterlibatan katup asli dilibatkan, dan
kerentanan isolateisolat terhadap penisilin, metisilin dan vankomisin. Semua stafilokokusi dianggap
resistenresistan penisilin sampai terbukti tidak menghasilkan penisilinase. Demikian pula,
resistenresistansi metisilin menjadi sangat sering di antara stafilokokusi sehingga terapi harus dimulai
dengan rejimenregimen untuk organisme resistenresistan metisilin dan akhirnya direvisidiganti jika strain
terbukti rentan terhadap metisilin. Tambahan 3-5 hari pemberian gentamisin (jika isolateisolat rentan)
terhadap antibioticantibiotik βb-laktam untuk meningkatkan terapi bagi endokarditis katup mitral atau
katup aorta bersifat pilihan. Meskipun penambahan gentamisin secara minimal mempercepat eradikasi
bakteremia secara minimum, penambahan tersebut tidak memperbaiki harapan hidup, dan bahkan terapi
gentamisin singkat dapat dihubungkan denganmenyebabkan nefrotoksisitas sehingga tidak dianjurkan.
Gentamisin biasanya tidak ditambahkan pada rejimenregimen vankomisin pada kondisi ini.
TABEL 25-4
PENGOBATAN ANTIBIOTIK UNTUK ENDOKARDITIS INFEKTIF YANG DISEBABKAN
OLEH ORGANISME YANG LAZIMa
ORGANISME
OBAT (DOSIS, DURASI)
KETERANGAN
Streptokokus
Streptokokus rentan penisilinb, S. gallolyticus
Streptokokus relativerelatif resistenresistan penisilinf
Streptokokus resistenresistan penisilin sedangg, organisme varian nutrisional, atau Gemella morbillorum
Penisilin G (2-3 mU IV setiap 4 jam selama 4 minggu)
CeftriaxoneSeftriakson (2 g/hari IV sebagai dosis tunggal selama 4 minggu)
Vankomisinc (15 mg/kg IV setiap 12 jam selama 4 minggu)
Penisilin G (2-3 mU IV setiap 4 jam) atau ceftriaxoneseftriakson (2 g IV setiap hari) selama 2 minggu
ditambah Gentamisind (3 mg/kg setiap hari IV atau IM, sebagai dosis tunggale atau dibagi menjadi dosis
yang samatiga dan diberikan setiap 8 jam selama 2 minggu)
Penisilin G (4 mU IV setiap 4 jam) untuk atau ceftriaxoneseftriakson (2 g IV setiap hari) selama 4
minggu ditambah Gentamisind (3 mg/kg setiap hari IV atau IM, sebagai dosis tunggale atau dibagi
menjadi dosis yang samatiga dan diberikan setiap 8 jam selama 2 minggu)
Vankomisinc seperti yang dibahas sebelum ini selama 4 minggu
Penisilin G (4-5 mU IV setiap 4 jam) atau ceftriaxoneseftriakson (2 g IV setiap hari) selama 6 minggu
ditambah Gentamisind (3 mg/kg setiap hari IV atau IM sebagai dosis tunggale atau dibagi menjadi dosis
yang samatiga dan diberikan setiap 8 jam selama 6 minggu)
Vankomisinc seperti yang telah dibahas sebelum ini selama 4 minggu
-
Dapat menggunakan ceftriaxoneseftriakson pada pasien-pasien yang alergi penisilin non-
immediateawitan lambat
Gunakan vankomisin pada pasien-pasien dengan alergi βb-laktam segera atau berat
Hindari rejimenregimen selama 2 minggu bila risiko toksisitas aminoglikosida meningkat dan pada
endokarditis komplikata atau katup prostetik
Penisilin saja pada dosis ini selama 6 minggu atau dengan gentamisin selama 2 minggu awal lebih dipilih
untuk endokarditis katup prostetik yang disebabkan oleh streptokokus dengan MIC penisilin <0,1
mmgµg/mL
-
Lebih dipilih untuk endokarditis katup prostetik yang disebabkan oleh streptokokus dengan MIC penisilin
>0,1 mmgµg/mL
-
Enterokokus
Penisilin G (4-5 mU IV setiap 4 jam) ditambah Gentamisind (1 mg/kg IV setiap 8 jam), keduanya selama
4-6 minggu
Ampisilin (2 g IV setiap 4 jam) ditambah Gentamisind (1 mg/kg IV setiap 8 jam), keduanya selama 4-6
minggu
Vankomisinc (15 mg/kg IV setiap 12 jam) ditambah Gentamisind (1 mg/kg IV setiap 8 jam), keduanya
selama 4-6 minggu
Dapat menggunakan streptomisin (7,5 mg/kg setiap 12 jam) sebagai pengganti gentamisin jika tidak
terjadi resistaensi tingkat tinggi terhadap streptomisin
-
Menggunakan vankomisin ditambah gentamisin untuk pasien-pasien yang alergi penisilin, atau
desensitisasi terhadap penisilin
Stafilokokus
Rentan metisilin, menginfeksi katup asli (tidak ada alat asingintrakardiak)
ResistenResistan metisilin, menginfeksi katup asli (tidak ada alat asingintrakardiak)
Rentan metisilin, menginfeksi katup prostetik
ResistenResistan metisilin, menginfeksi katup prostetik
NafcilinNafsilin atau oxacilinoksasilin (2 g IV setiap 4 jam selama 4-6 minggu)
Cefazolin (2 g IV setiap 8 jam selama 4-6 minggu)
Vankomisinc (15 mg/kg IV setiap 12 jam selama 4-6 minggu)
Nafsilin atau oxacillinoksasilin (2 g IV setiap 4 jam selama 6-8 minggu) ditambah Gentamisind (1 mg/kg
IM atau IV setiap 8 jam selama 2 minggu) ditambah Rifampini f (300 mg PO setiap 8 jam selama 6-8 jam)
Vankomisinc (15 mg/kg IV setiap 12 jam selama 6-8 minggu) ditambah Gentamisind (1 mg/kg IM atau IV
setiap 8 jam selama 2 minggu) ditambah Rifampin i f (300 mg PO setiap 8 jam selama 6-8 minggu)
Dapat menggunakan penisilin (4 mU setiap 4 jam) jika isolateisolat rentan penisilin (tidak menghasilkan
βb-laktamase)
Dapat menggunakan rejimenregimen cefazolin untuk pasien-pasien dengan alergi penisilin non-
immediateawitan lambat
Gunakan vankomisin untuk pasien-pasien dengan alergi penisilin berat atau segera (urtikarial) atau berat
Tidak ada peran untuk
Ppenggunaan rutin rifampin tidak memberikan manfaat
Gunakan gentamisin selama 2 minggu awal; menentukan tentukan kerentanan terhadap gentamisin
sebelum memulai rifampin (lihat teks); jika pasien sangat alergi terhadap penisilin, gunakan
rejimenregimen untuk stafilokokusi resistenresistan metisilin; jika alergi βb-laktam merupakan tipe
minor, non-immediateawitan lambat, dapat menggantikan cefazolin untuk
oxacillinoksasilin/nafcillinnafsilin
Gunakan gentamisin selama 2 minggu awal; menentukan tentukan kerentanan gentamisin sebelum
memulai rifampin (lihat teks)
Organisme HACEK
CeftriaxoneSeftriakson (2 g/hari IV sebagai dosis tunggal selama 4 minggu)
Ampisilin/sulbaktam (3 g IV setiap 6 jam selama 4 minggu)
Dapat menggunakan sefalosporin generasi ketiga lain dengan dosis yang dapat dibandingkan
-
aDosis ini untuk orang dewasa dengan fungsi ginjal normal. Dosis gentamisin, streptomisin, dan
vankomisin harus disesuaikan untuk penurunan gagal fungsi ginjal. Berat tubuh ideal digunakan untuk
mengkalkulasi dosis gentamisin dan streptomisin per kilogram (laki-laki = 50 kg + 2,3 kg per inci jika
tinggi lebih dari 5 kaki; perempuan = 45,5 kg + 2,3 kg per inci jika tinggi lebih dari 5 kaki)/bMIC, < 0,1 mmgµg/mL.cDosis vankomisin didasarkan pada berat tubuh sebenarnya. Sesuaikan untuk trough levelkonsentrasi
terendah menjadi 10-15 mmgµg/mL untuk infeksi streptokokusal dan enterokokusal dan 15-20
mmgµg/mL untuk infeksi stafilokokusal.dAminoglikosida sebaiknya tidak diberikan sebagai dosis tunggal per hari untuk endokarditis
enterokokusal dan harus diberikan sebagai bagian pengobatan awal. Konsentrasi puncak dan terendah
gentamisin dosis terbagi yang dipuncak dan trough targetkan dalam serum 1 jam setelah 20-30 menit
infus atau suntikan IM adalah masing-masing +-3,5 mmgµg/mL dan <1 mmgµg/mL; konsentrasi
streptomisin puncak dan trough terendah streptomisin yang ditargetkan dalam serum (penentuan waktu
sama seperti gentamisin) masing-masing adalah 20-35 mmgµg/mL dan <10 mmgµg/mL.eNetilmiscin (4 mg/kg setiap hari, sebagai dosis tunggal) dapat digunakan sebagai pengganti gentamisin.fMIC, >0,1 mmgµg/mL dan <0,5 mmgµg/mL.gMIC, >0,5 mmgµg/mL dan <8 mmgµg/mL.hKerentanan antimikroba harus dievaluasi; lihat teks.iRifampin meningkatkan kebutuhan warfarin dan dikumarol untuk antikoagulasi.
Untuk pengobatan endokarditis yang disebabkan oleh S. aureus resistenresistan metisilin (methicillin-
resistant S.aureus, MRSA), penentuan dosis vankomisin untuk mencapai konsentrasi trough terendah 15-
20 mmgµg/mL dianjurkan, dengan pengenalan bahwatetapi perlu diingat bahwa rejimenregimen ini dapat
dihubungkan denganmenyebabkan nefrotoksisitas. Meskipun resistenresistansi terhadap vankomisin di
antara stafilokokus jarang terjadi, penurunan kerentanan vankomisin di antara strain MRSA semakin
sering ditemukan. IsolateIsolat-isolat dengan MIC vankomisin 4-16 mmgµg/mL memiliki kerentanan
intermedia menengah dan disebut sebagai S. aureus intermedia rentan menengah vankomisin
(vancomycin-intermediate S.aureus, VISA). IsolateIsolat-isolat dengan MIC 2 mmgµg/mL dapat
memiliki subpopulasi dengan MIC yang lebih tinggi. IsolateIsolat-isolat tersebut, disebut VISA
heteroresistenresistan hetero (hVISA), tidak dapat dideteksi dengan pemeriksaan kerentanan rutin. Karena
sifat farmakokinetik/farmakodinamik vankomisin, membunuh pembunuhan MRSA dengan MIC
vankomisin dengan MIC sebesar 2 mmgµg/mL tidak dapat diprediksi meskipun dengan dosis vankomisin
agresif. Meskipun tidak disetujui oleh U.S. Food and Drug Administration (FDA), daptomisin (6 mg/kg
[atau, seperti yang dipilih lebih disukai beberapa ahli, 8-10 mg/kg] IV sehari sekali) telah dianjurkan
sebagai alternativealternatif selain vankomisin, terutama untuk endokarditis yang disebabkan oleh VISA,
hVISA, dan isolateisolat-isolat dengan MIC vankomisin 2 mmgµg/mL. IsolateIsolat-isolat tersebut harus
diperiksa untuk mencatat mengetahui kerentanan terhadap daptomisin. Pengobatan endokarditis yang
bakteremianya menetap meskipun sudah dilakukan terapi ini di luar pembahasantidak dibahas dalam bab
ini dan memerlukan konsultasi dengan ahli penyakit infeksius. Efektivitas linezolid untuk endokarditis
MRSA sisi kiri telah diketahuibelum dipastikan.
Endokarditis S. aureus rentan metisilin yang non-komplikata dan terbatas pada katup trikcuspid atau
pulmonal—kondisi yang terjadi hampir eksklusif pada para pengguna obat suntik—dapat sering dapat
diobati dengan oxacillinoksasilin dan nafcillinnafsilin (tetapi bukan vankomisin) yang dikombinasi
dengan gentamisin selama 2 minggu. Pasien-pasien dengan demam lama (>5 hari) selama terapi atau
embolius pulmonal septikc multipel harus menerima terapi standar. Endokarditis sisi kanan yang
disebabkan oleh MRSA diobati selama 4 minggu dengan rejimenregimen vankomisin standar atau dengan
daptomisin (6 mg/kg sebagai dosis tunggal setiap hari).
PVE stafilokokusal diobati selama 6-8 minggu dengan rejimenregimen multibanyak obat. Rifampin
adalah komponen esensial karena membunuh stafilokokus yang melekat pada bahan asing pada biofilm.
Dua agen lain (tertentu dipilih berdasarkan pemeriksaan uji kerentanan) dikombinasi dengan rifampin
untuk mencegah timbulnya resistenresistansi in vivo.
Karena banyak stafilokokus (terutama MRSA dan S. epidermidis) resistenresistan terhadap gentamisin,
kerentanan terhadap gentamisin atau agen alternativealternatif harus diketahui sebelum pengobatan
rifampin dimulai. Jika isolateisolat resistenresistan terhadap gentamisin dan maka aminoglikosida lain,
fluorokquinolon (dipilih berdasarkan kerentanan), atau agen aktif lain harus diberikan sebagai pengganti
gentamisin.
Organisme Lain Tanpa Jika tidak ada meningitis, endokarditis yang disebabkan oleh S. pneumonia
dengan MIC penisilin < 1 mmgµg/mL dapat diobati dengan penisilin IV (4 juta unit setiap 4 jam),
ceftriaxoneseftriakson (2 g/hari sebagai dosis tunggal), atau cefotaximesefotaksim (pada dosis yang
sebanding). Infeksi yang disebabkan oleh strain pneumokokusal dengan MIC penisilin > 2 mmgµg/mL
harus diobati dengan vankomisin. Sampai kerentanan strain terhadap penisilin diketahui, terapi harus
terdiri dari atas vankomisin ditambah ceftriaxoneseftriakson, terutama jika terdapat kecurigaan disertai
meningitis. Endokarditis P. aeruginosa diobati dengan penisilin antipseudomonasl (tikarscilin atau
piperacillinpiperasilin) dan dosis tinggi tobramisin dosis tinggi (8 mg/kg per hari dalam tiga dosis
terbagi). Endokarditis yang disebabkan oleh Enterobacteriaceae diobati dengan antibioticantibiotik βb-
laktam poten ditambah aminoglikosida. Endokarditis Ccorynebacteriumal diobati dengan penisilin
ditambah aminoglikosida (jika organisme rentan terhadap aminoglikosida) atau dengan vankomisin, yang
sangat bakterisidal untuk sebagian besar strain. Terapi untuk endokarditis Candida terdiri dari atas
amfoterisin B ditambah flusitosin dan bedah operasi dini; supresi jangka panjang (jika tidak
selamanyaterbatas) dengan azol oral disarankan. Pengobatan caspofungin untuk endokarditis Candida
efektif pada kasus-kasus sporadisc; meskipun demikian, peran ekinokandin pada kondisi ini telah belum
dipastikandiketahui.
Terapi Empiris Pada desain dankondisi harus eksekusi melakukan terapi tanpa data budaya biakan
(yaitu, sebelum hasil biakan diketahui atau bila biakan negativenegatif), petunjuk klinis (seperti tempat
infeksi, predisposisi pasien), serta petunjuk epidemiologikc terhadap etiologi harus dipertimbangkan.
Oleh Kkarena itu, terapi empiris untuk endokarditis akut pada pengguna obat suntik harus mencakup
MRSA dan basilus gram negativenegatif. Pengobatan dengan vankomisin ditambah gentamisin, segera
dimulai setelah darah diambil untuk biakan, mencakup bakteri-bakteri tersebut serta banyak penyebab
potensial lain. Demikian pula, pengobatan dengan untuk endokarditis yang dihubungkan denganterkait
layanan kesehatan harus mencakup MRSA. Pada pengobatan untuk episode biakan negativenegatif,
endokarditis marantik harus disingkirkan dan organisme fastidious dicari untuk pemeriksaan
serologicserologik. Tanpa terapi antibioticantibiotik sebelumnya, tidak mungkin infeksi S. aureus, CoNS,
atau enterokokusal akan terjadi dengan biakan darah negativenegatif; oleh karena itu, pada situasi
tersebut, target terapi empiris yang dianjurkan bukan organisme tersebut tetapi organisme varian
nutrisional, golongan HACEK, dan spesies Bartonella. Menunda Jika ketersediaan data diagnostik
tertundac, NVE subakut dengan biakan darah negativenegatif diobati baik dengan ampisilin-sulbaktam
(12 g setiap 24 jam) maupun dengan ceftriaxoneseftriakson ditambah gentamisin; doksisilin (100 mg dua
kali sehari) ditambah untuk mencakup Bartonella. Vankomisin, gentamisin, cefepime, dan rifampin harus
digunakan jika pemasangan katup prostetik <1 tahun. Terapi empiris untuk infeksi katup prostetik yang
terinfeksi di tempatnyasudah terpasang selama > 1 tahun sama dengan yang terapi untuk PVE dengan
biakan negativenegatif. Jika biakan negativenegatif terjadi karena sebelumnya telah diberikan
antibioticantibiotik, terapi empiris yang lebih lebar luas dapat diindikasikan, dengan perhatian khusus
terhadap pathogen-patogen yang kemungkinan diinhibisi oleh terapi spesifik yang telah diberikan.
Terapi Antimikroba Pasien Rawat Jalan Pasien compliant dengan kepatuhan penuh yang memiliki
biakan darah steril, tidak ada demam, dan tanpa temuan ekokardiografik atau klinis yang menunjukkan
kemungkinan akan terjadi komplikasi impending dapat menyelesaikan melanjutkan terapinya dengan
sebagai pasien rawat jalan. Follow-up yang cermat dan kondisi rumah yang stabil diperlukan, demikian
pula akses IV yang dapat diprediksimudah dan penggunaan agen antimikroba yang stabil dalam larutan.
Monitoring Pemantauan Terapi Antimikroba Titer bakterisidal serum—pengenceran tertinggi serum
pasien selama terapi yang membunuh 99,9% inokulum standar organisme penginfeksi—tidak lagi
dianjurkan untuk penilaian rejimenregimen standar. Namun, pada pengobatan endokarditis yang
disebabkan oleh organisme yang tidak lazim, tindakan tersebut dapat memberi penilaian spesifik pasien
mengenai efek antibioticantibiotik in vivo. Konsentrasi aminoglikosida dan vankomisin dalam serum dan
vankomisin harus dipantau.
Toksisitas antibioticantibiotik, termasuk reaksi alergi, terjadi pada 25-40% dan sering timbul selama
minggu ketiga terapi. Pemeriksaan darah untuk mendeteksi toksisitas ginjal, hepatik, dan hematologikc
harus dilakukan secara periodikc.
Biakan darah harus diulangi setiap hari sampai steril, periksa kembali ulang jika terjadi demam
rekrudesentimbul kembali, dan lakukan lagi 4-6 minggu setelah terapi untuk mencatat menilai
penyembuhan. Biakan darah menjadi steril dalam 2 hari setelah mulai terapi yang sesuai dimulai bila
infeksi disebabkan oleh streptokokus viridiansStreptococcus viridans, enterokokus, atau organisme
HACEK. Pada endokarditis S. aureus, terapi βb-laktam menyebabkan biakan steril dalam 3-5 hari,
sedangkan pada endokarditis MRSA biakan positif dapat menetap selama 7-9 hari dengan pengobatan
vankomisin. Bakteremia MRSA yang menetap meskipun telah diberikan vankomisin dengan dosis yang
adekuat dapat menunjukkan infeksi akibat strain dengan penurunan kerentanan terhadap vankomisin
sehingga dapat menunjuk pada kebutuhan akanmungkin membutuhkan terapi alternativealternatif. Bila
demam menetap selama 7 hari meskipun telah diberikan antibioticantibiotik yang sesuai, pasien harus
dievaluasi apakah menderita absesa paravalvular, abses ekstrakardiak (limpa, ginjal), atau komplikasi
(kejadian embolikemboli). Demam rekrudesen yang timbul kembali menimbulkan pertanyaan
mengenaidapat merupakan komplikasi penyakit tetapi juga mungkin disebabkan oleh reaksi obat atau
komplikasi perumahsakitanterkait layanan kesehatan. Vegetasi menjadi lebih kecilmengecil dengan terapi
yang efektif; namuntetapi, 3 bulan setelah penyembuhan, 50% tidak berubah dan 25% sedikit memlebih
besar.
TABEL 25-5
INDIKASI UNTUK INTERVENSI BEDAH JANTUNG PADA PASIEN-PASIEN DENGAN
ENDOKARDITIS
Pembedahan yang diperlukan untuk hasil optimal
Gagal jantung kongestif sedang sampai berat akibat disfungsi katup
Katup prostetik tidak stabil yang dehisensi (terlepas) sebagian
Bakteremia menetap meskipun telah diberikan terapi antimikroba optimal
Tidak adanya terapi mikrobisidaal yang efektif (seperti endokarditis fungal jamur atau Brucella)
Endokarditis katup prostetik S. aureus dengan komplikasi intrakardiak
Relaps endokarditis katup prostetik setelah terapi antimikroba yang optimal
Pembedahan yang sangat dipertimbangkan kuat untuk memperbaiki prognosisa
Perluasan infeksi ke perivalvular
Endokarditis S. aureus responsive buruk yang mengenai katup mitral atau aorta dan berespons buruk
terhadap terapi obat
Vegetasi hipermobil hypermobile besar (diameter >10 mm) dengan peningkatan risiko mengalami
embolismeemboli
Demam menetap yang tidak jelas (>10 hari) pada endokarditis katup asli biakan negativenegatif
Endokarditis relaps atau responsive buruk akibat enterokokus yang sangat resistenresistan
antibioticantibiotik atau basil gram negativenegatif yang berespons buruk terhadap terapi obat atau relapsaPembedahan harus dipertimbangkan secara cermat; temuan-temuan sering dikombinasi dengan indikasi
lain untuk memulai pembedahan yang sesuai.
TABEL 25-6
PENENTUAN WAKTU INTERVENSI BEDAH JANTUNG PADA PASIEN DENGAN
ENDOKARDITIS
INDIKASI UNTUK INTERVENSI BEDAH
PENENTUAN WAKTU
BUKTI PENUNJANG KUAT
BUKTI YANG BERTENTANGAN, TETAPI SEBAGIAN BESAR OPINI MENGARAH PADA
PEMBEDAHAN
Darurat (hari yang sama)
Segera (dalam 1-2 hari)
Elektif (lebih cepat biasanya lebih baik)
Regurgitasi aorta akut ditambah prapenutupan katup mitral
Abses sSinus abses Valsalva yang rupture ke dalam jantung kanan
Rupture ke dalam kantuong pericardialperikardium
Obstruksi katup oleh vegetasi
Prosthesis yang tidak stabil (dehisensi)
Regurgitasi mitral atau aorta akut dengan gagal jantung (New York Heart Association golongan III atau
IV)
Perforasi septumal
Penyebaran infeksi ke perivalvular dengan/tanpa perubahan sistem konduksi elektrokardiografik baru
Tidak ada terapi antibioticantibiotik efektif
Regurgitasi prostetik paravalvular progresif
Disfungsi katup ditambah infeksi yang menetappersisten setelah >7-10 hari pemberian terapi antimikroba
Endokarditis fungal jamur (kapang)
Embolius utama besar ditambah vegetasi besar yang menetappersisten (diameter >10 mm)
PVE stafilokokusal
PVE dini (< 2 bulan setelah bedah operasi katup)
Endokarditis fungal jamur (Candida spp.)
Organisme resistenresistan antibioticantibiotik
TERAPI BEDAH Komplikasi sistem saraf pusat dan intrakardiak pada endokarditis merupakan
penyebab penting terjadinya morbiditas dan kematian. Pada beberapa kasus, pengobatan efektif untuk
menatalaksana komplikasi-komplikasi tersebut dengan efektif memerlukan pembedahan. Indikasi untuk
pengobatan bedah jantung pada endokarditis (Tabel 25-5) berasal dari studi berdasarkanditentukan
berdasarkan studi observasi dan opini ahli. Kekuatan setiap indikasi berbeda-beda; oleh karena itu, risiko
dan manfaat serta penentuan waktu pembedahan operasi harus berdasarkan masing-masing
indikasidipertimbangkan pada masing-masing pasien secara individu (Tabel 25-6). Dari 25% sampai
40% pasien dengan endokarditis sisi kiri menjalani bedah operasi jantung selama infeksi aktif, dengan
tingkat bedahprevalensi operasi sedikit lebih tinggi pada PVE dibandingkan pada NVE. Kejadian klinis
yang disebabkan oleh komplikasi intrakardiak, yang sebagian besar terdeteksi oleh TEE, membenarkan
sebagian besarbiasanya memerlukan pembedahan. Tanpa uji coba acakMeskipun belum ada randomized
trial untuk mengevaluasi manfaat harapan hidup untuk pada intervensi bedah, efek pembedahan telah
dinilai pada pemeriksaan-pemeriksaanstudi-studi yang membandingkan populasi pasien-pasien yang
diobati ditangani secara dengan medis medikamentosa dan ditangani dengan pembedahan yang
dicocokkan untuk dengan kebutuhan indikasi pembedahan (indikasi), dengan penyesuaian untuk
predikctor kematian (komorbiditas) dan waktu intervensi bedah. Meskipun hasil studi berbeda-
bedabervariasi, pembedahan untuk indikasi yang baru saja disarankan tampaknya membawa manfaat
harapan hidup yang signifikan (27-55%) yang tampak hanya dengan follow-up selama >6 bulan setelah
intervensi. Selama beberapa minggu awal setelah pembedahan, risiko mortalitas sebenarnya meningkat
(mortalitas terkait pembedahan ditambah penyakit). Dengan indikasi bedah yang kurang dibutuhkankuat,
kombinasi risiko mortalitas kombinasi ini dapat mengerosi mengikis manfaat jangka panjang potensial.
Manfaat paling besar untuk ditemukan pada NVE dipersulit olehdengan komplikasi gagal jantung atau
abses miokardiumal dan kurang jelas untuk PVE; perbedaan tersebut dapat merefleksikan ukuran sampel
pada studi yang relevan.
Gagal Jantung Kongestif CHF refrakter sedang sampai berat yang disebabkan oleh disfungsi katup yang
baru muncul atau memburuk memberat merupakan indikasi utama untuk pengobatan bedahoperasi
jantung pada endokarditis. Pada 6 bulan follow-up, pasien dengan endokarditis sisi kiri dan gagal jantung
sedang sampai berat akibat disfungsi katup yang hanya diobati secara medisdengan medikamentosa
memiliki tingkat mortalitas 50%; sebanyak tetapi tingkat mortalitas hanya 15% di antarapada pasien-
pasien yang sesuai yang menjalani pembedahanoperasi. Angka harapan hidup yang baik denganManfaat
pembedahan pada angka harapan hidup terjadi terlihat baik pada NVE maupun PVE. Pembedahan dapat
menghilangkan stenosis fungsional akibat vegetasi besar atau memperbaiki mengembalikan kompetensi
kemampuan terhadap katup-katup regurgitan yang rusak dengan perbaikan atau penggantian.
Infeksi Perivalvular Komplikasi ini, yang paling sering pada infeksi katup aorta, terjadi pada 10-15%
infeksi katup asli dan 45-60% infeksi katup prostetik. Hal tersebut ditunjukkan ditandai oleh demam
persisten yang tidak dapat dijelaskan selama terapi yang sesuai, gangguan konduksi elektrokardiografik
baru, dan perikarditis. TEE dengan Doppler berwarna merupakan pemeriksaan pilihan untuk mendeteksi
abses perivalvular (sensitivitas, >85%) . Untuk hasil yang optimal, diperlukan pembedahan, terutama bila
demam menetap, terjadi fistula, prosthesis mengalami dehisensi dan tidak stabil, serta relaps infeksi
invasifve relaps setelah pengobatan yang sesuai. Irama jantung harus dimonitor karena blokade jantung
tingkat tinggi mungkin memerlukan insersi pacemakeralat pacu jantung.
Infeksi Tidak Terkontrol Biakan darah positif kontinu atau demam menetap yang tidak dapat dijelaskan
(pada pasien-pasien dengan endokarditis biakan positif atau negativenegatif) meskipun telah diberikan
terapi antibioticantibiotik optimal dapat merefleksikan infeksi yang tidak terkontrol dan memerlukan
pembedahan. Pengobatan dengan pembedahan juga disarankan untuk endokarditis yang disebabkan oleh
organisme-organisme yang kurang tertangani oleh menunjukkan bahwa terapi antimikroba efektif tidak
memadai (seperti ragiyeast, fungusjamur, P. aeruginosa, basil gram negativenegatif sangat
resistenresistan lainnya, spesies Brucella, dan kemungkinan C. burnetii).
Endokarditis S. aureus Angka mortalitas untuk PVE S. aureus melebihi 50% dengan pengobatan
medisterapi medikamentosa tetapi berkurang sampai 25% dengan pengobatan terapi bedah. Pada pasien-
pasien dengan komplikasi intrakardiak yang dihubungkan dengandisebabkan PVE S. aureus, pengobatan
terapi bedah mengurangi angka mortalitas dua puluh kali lipat. Pengobatan Terapi bedah harus
dipertimbangkan untuk pasien-pasien dengan infeksi katup aorta atau mitral asli yang menderitadengan
vegetasi yang dapat diperlihatkan denganterlihat dari TTE dan tetap septiktic selama minggu pertama
terapi. Endokarditis katup trikcuspid saja, meskipun dengan demam yang persisten, jarang memerlukan
pembedahan.
Pencegahan Emboli Sistemik Kematian dan morbiditas yang menetap akibat emboli sebagian besar
terbatas pada pasien-pasien yang menderita oklusi arteria cerebriarteri serebral atau arteria
coronariakoroner. Penentuan ukuran dan anatommoi vegetasi berdasarkan ekokardiografi, meskipun
prediktif pada pasien dengan pada risiko tinggi embolius sistemik, tidak mengidentifikasi pasien-pasien
yang manfaat pembedahannya untuk mencegah emboli secara jelas melebihi risiko prosedur bedah.
Manfaat net bersih dari pembedahan untuk mencegah emboli paling mungkin terjadi bila manfaat bedah
lain dapat dicapai secara simultan—sepertimisalnya, perbaikan disfungsi katup disfungsional sedang atau
debrideman debridement abses paravalvular. Hanya 3,5% pasien menjalani pembedahan hanya untuk
mencegah emboli sistemik. Perbaikan katup yang menghindaritanpa insersi prosthesis membuat rasio
manfaat terhadap risiko pembedahan untuk menunjukkan vegetasi lebih baik.
Penentuan Waktu untuk Bedah Jantung Pada umumnya, bila indikasi untuk pengobatan terapi bedah
pada endokarditis infektif teridentifikasi, pembedahan sebaiknya tidak ditunda untuk memberikan terapi
antibioticantibiotik tambahan, karena perjalanan aksi inipenundaan dapat meningkatkan risiko kematian
(Tabel 25-6). Setelah 14 hari pemberian terapi antibioticantibiotik yang dianjurkan, hasil biakan katup
yang dieksisi negativenegatif pada 99% dan 50% pasien (masing-masing) dengan endokarditis
streptokokusal dan S. aureus. Endokarditis rekrudesensi berulang pada katup prostetik yang baru
diimplantasi terjadi setelah pembedahan untuk NVE dan PVE aktif pada masing-masing 2% dan 6-15%
pasien. Namun fFrekuensi tersebut tidak menentukan membenarkan risiko hasil kebalikanefek samping
dengan jika pembedahan yang ditunda, terutama pada pasien-pasien dengan gagal jantung berat, disfungsi
katup, dan infeksi stafilokokusal. Penundaan dibenarkan hanya bila infeksi terdikontrol dan CHF dapat
sembuh dengan terapi medismedikamentosa.
Di antara pasien-pasien yang telah mengalami komplikasi neurologisc endokarditis, gangguan penurunan
kemampuan neurologisc lanjutan lebih lanjut dapat terjadi sebagai konsekuensi bedah jantung. Risiko
gangguan penurunan kemampuan neurologisc dihubungkan berhubungan dengan jenis komplikasi
neurologisc yang telah dialami dan interval antara komplikasi tersebut dan pembedahan. Bila
memungkinkan, bedah jantung harus ditunda selama 2-3 minggu setelah infark embolik nonhemoragik
dan selama 4 minggu setelah perdarahan serebrumal. Aneurisma mikotik yang rupture harus ditangani
sebelum bedah jantung.
Terapi Antibiotik setelah Bedah Jantung Bakteri yang terlihat pada sediaan preparat katup yang
dieksisi yang diwarnai diberi pewarnaan Gram tidak menunjukkan kegagalan terapi antibioticantibiotik.
Organisme telah dideteksi pada pewarnaan Gram—atau DNA-nya telah terdeteksi oleh PCR—pada katup
yang dieksisi dari 45% pasien yang telah menyelesaikan terapi yang dianjurkan untuk endokarditis.
Namun hanya pPada 7% pasien ini adalah ditemukan organisme yang telah dibiak dari katup
sebelumnyaorganisme, dan sebagian besar merupakan organisme yang sebagian besar tidak lazim dan
resistenresistan antibioticantibiotik, dibiak dari katup. Selain itu, mMeskipun organisme atau DNA-nya
terdeteksi, relaps endokarditis setelah pembedahan jarang terjadi. Oleh sebabKarena itu, bila meskipun
biakan katup negativenegatif pada NVE non-komplikata yang disebabkan oleh organisme yang rentan,
durasi pengobatan terapi praoperasi ditambah pasca operasi harus sama dengan durasi total terapi yang
dianjurkan, dengan pengobatan +-2 minggu terapi diberikan setelah pembedahan. Untuk endokarditis
yang dipersulit olehdengan komplikasi abses paravalvular, sebagian diobati ditangani sebagai PVE, atau
pada kasus-kasus dengan biakan katup biakan positif, perjalanan penuh terapi penuh harus diberikan
pasca operasi.
Komplikasi Ekstrakardiak Abses splenik limpa terjadi pada 3-5% pasien dengan endokarditis. Terapi
efektif memerlukan drainase perkutan dipandu citra radiologi atau splenektomi. Aneurisma mikotik
terjadi pada 2-15% pasien-pasien endokarditis; separuh kasus mengenai arteria cerebriarteri serebral dan
terjadi bermanifestasi sebagai nyeri kepala, gejala-gejala neurologisc fokal, atau perdarahan. Aneurisma
serebral harus dimonitor dipantau dengan angiografi. Beberapa akan sembuh dengan terapi antimikroba
efektif, tetapi aneurisma yang menetap, membesar, atau bocor pecah harus ditangani dengan pembedahan
jika memungkinkan. Aneurisma ekstraserebral terjadi sebagai nyeri locallokal, iskemia locallokal, massa,
atau perdarahan; aneurisma-aneurisma tersebut ditangani dengan reseksi.
PROGNOSIS
Usia tua, kondisi-kondisi komorbid berat dan diabetes, tertundanya diagnosis tertunda, terkenanya
keterlibatan katup prostetik atau katup aorta, pathogen resistenresistan antibioticantibiotik (P. aeruginosa,
ragiyeast) atau invasif (S. aureus)ve, komplikasi intrakardiak dan neurologisc utama, serta hubungan
keterkaitan dengan layanan kesehatan dapat memengaruhi memperburuk prognosis yang merugikan.
Kematian dan prognosis buruk sering tidak dihubungkandisebabkan bukan karena dengan kegagalan
terapi antibioticantibiotik tetapi melainkan lebih terhadap interaksi komorbiditas dan komplikasi organ
akhir terkait endokarditis. Angka harapan hidup keseluruhan untuk pasien-pasien dengan NVE yang
disebabkan oleh streptokokus viridiansStreptococcus viridans, organisme HACEK, atau enterokokusi
(rentan terhadap terapi sinergistik) sebesar 85-90%. Untuk NVE S. aureus pada pasien-pasien yang tidak
menyuntikkan obat-obatbukan pengguna obat suntik, angka harapan hidup sebesar 55-70%, sedangkan
85-90% para pengguna obat suntik bertahan hidup akibat dari infeksi ini. PVE yang mulai dalam 2 bulan
setelah penggantian katup menyebabkan tingkat angka mortalitas 40-50%, sedangkan tingkat angka
mortalitas hanya 10-20% pada kasus onset awitan lambat.
TABEL 25-7
REJIMENREGIMEN ANTIBIOTIK UNTUK PROFILAKSIS ENDOKARDITIS PADA
DEWASA DENGAN LESI JANTUNG RISIKO TINGGIa,b
A. RejimenRegimen oral standar
1. Amoksisilin: 2 g PO 1 jam sebelum prosedur
B. Ketidakmampuan Tidak mampu menelan mengonsumsi obat oral
1. Ampisilin: 2 g IV atau IM dalam 1 jam sebelum prosedur
C. Alergi penisilin
1. Clarithromycin Klaritromisin atau azithromycinazitromisin: 500 mg PO 1 jam sebelum
prosedur
2. Cephalexinc: 2 g PO 1 jam sebelum prosedur
3. ClindamycinKlindamisin: 600 mg PO 1 jam sebelum prosedur
D. Alergi penisilin, tidak dapat menelanmampu mengonsumsi obat oral
1. Cefazolinc atau ceftriaxoneseftriaksonc: 1 g IV atau IM 30 menit sebelum prosedur
2. ClindamycinKlindamisin: 600 mg IV atau IM 1 jam sebelum proseduraPenentuan dosis untuk anak: untuk amoksisilin, ampisilin, cephalexin, atau cefadroxil, gunakan 50
mg/kg PO; cefazolin, 25 mg/kg IV; clindamycinklindamisin, 20 mg/kg PO, 25 mg/kg IV;
clarithromycinklaritromisin, 15 mg/kg PO; dan vankomisin, 20 mg/kg IV.bUntuk lesi risiko tinggi, lihat Tabel 25-8. Profilaksis tidak dianjurkan untuk lesi-lesi lain.cJangan gunakan cephalosporin sefalosporin pada pasien-pasien dengan hipersensitivitas immediate reaksi
cepat (urtikaria, angioedema, anafilaksis) terhadap penisilin.
Sumber: W Wilson et al: Circulation 116:1736, 2007.
PENCEGAHAN
Di masa laluZaman dahulu, dalam usaha untuk mencegah endokarditis (tujuan pada praktik klinisk),
komite ahli telah mendukung pemberian antibioticantibiotik sistemik sebelum banyak melakukan
prosedur yang menginduksi bakteremia. Tanpa Meskipun tidak ada uji coba pada manusia, penilaian
kembali bukti tidak aklangsung untuk terhadap profilaksis antibioticantibiotik terhadap untuk
endokarditis oleh American Heart Association telah mencapai puncaknya terhadapmenghasilkan panduan
yang membalikkan rekomendasi sebelumnya dan membatasi penggunaan antibioticantibiotik untuk
profilaksistik. Dalam keadaan yang palingkondisi baik, manfaat profilaksis antibioticantibiotik
minimumal. Sebagian besar kasus endokarditis tidak mengikuti terjadi setelah prosedur. Pada
Berdasarkan studi terkontrol kasuskasus-kontrol, pengobatan gigi—secara luas dianggap sebagai
predisposisi terjadinya endokarditis—terjadi tidak lebih sering terjadi sebelum endokarditis dibandingkan
daripada pada kontrol yang dicocokkandibandingkan. Lebih lanjutTerlebih lagi, frekuensi dan besar berat
bakteremia yang dihubungkan dengandisebabkan prosedur dentalprosedur gigi dan aktivitas rutin sehari-
hari (sepertimisalnya, menyikat gigi dan flossing) sama. Karena prosedur dentalprosedur gigi jarang
terjaditidak rutin dilakukan, pajanan struktur-struktur jantung pada organisme cavitas orisrongga mulut
yang bakteremik lebih besar dari aktivitas rutin sehari-hari dibandingkan dari perawatan gigi. Hubungan
prosedur gastrointestinal dan genitourinaria terhadap endokarditis berikutnya lebih lemah dibandingkan
prosedur dentalgigi. Selain itu, estimasi efektivitas berdasarkan biaypenggunaan biayaa dan
perbandingan manfaat berdasarkan dan biaya menunjukkan bahwa profilaksis antibioticantibiotik
merepresentasikan penggunaan sumber penghasilan daya yang buruktidak perlu.
Penelitian pada model hewan menunjukkan bahwa profilaksis antibioticantibiotik dapat efektif. Oleh
Kkarena itu, kemungkinan bahwa kasus endokarditis yang langka mungkin dapat dicegah. Menimbang
manfaat potensial, potensi kejadian merugikanefek samping, dan biaya yang dihubungkan berkaitan
dengan profilaksis antibioticantibiotik, American Heart Association dan European Society of Cardiology
saat ini menganjurkan merekomendasikan penggunaan antibioticantibiotik profilaktik sebagai profilaksis
(Tabel 25-7) hanya untuk pasien-pasien yang berisiko paling tinggi mengalami morbiditas berat atau
kematian akibat endokarditis (Tabel 25-8). Mempertahankan hygiene kebersihan gigi yang baik sangat
penting. Profilaksis dianjurkan hanya bila terjadi manipulasi jaringan gingival atau regio periapikal gigi
atau perforasi mukosa mulut (termasuk pembedahan pada saluran pernapasan). Profilaksis tidak
disarankan untuk pasien-pasien yang menjalani prosedur pada saluran gastrointestinal dan genitourinaria.
Pasien-pasien berisiko tinggi harus ditangani sebelum atau bila mereka menjalani prosedur pada saluran
genitourinaria yang terinfeksi atau kulit dan jaringan lunak yang terinfeksi. British Society for
Antimicrobial Chemotherapy terus merekomendasikan profilaksis bagi pasien-pasien berisiko yang
menjalani prosedur gastrointestinal dan genitourinaria tertentu. Sebaliknya, National Institute for Health
and Clinical Excellence di Inggris tidak menemukan bukti yang meyakinkan bahwa profilaksis
antibioticantibiotik hemat biaya dan menyarankan penghentian praktik tersebut (lihat
www.nice.org.uk/guidance/CG64).
TABEL 25-8
LESI JANTUNG RISIKO TINGGI UNTUK YANG MENGHARUSKAN PROFILAKSIS
ENDOKARDITIS YANG DISARANKAN SEBELUM PROSEDUR DENTAL
Katup jantung prostetik
Riwayat endokarditis sebelumnya
Penyakit jantung kongenital sianotik yang tidak diperbaiki, termasuk shuntpirau atau conduit kanal
paliatif
6 bulan setelah perbaikan menyeluruh Ddefek jantung kongenital
yang diperbaiki secara menyeluruh selama 6 bulan setelah perbaikan
Penyakit jantung kongenital yang diperbaiki tidak lengkap dengan defek tersisa residual yang berdekatan
dengan bahan prostetik
Valvulopati yang terjadi setelah transplantasi jantung
Sumber: W Wilson et al: Circulation 116:1736, 2007.