Copy of BAB III Tata Letak

24
POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE JURUSAN TEKNIK MESIN SISTEM PRODUKSI Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material BAB III TATA LETAK FASILITAS DAN PENANGANAN MATERIAL Tujuan pembelajaran Setelah mempelajari Materi dan menyelesaikan soal latihan pada bab ini, anda diharapkan mampu : 1. Menjelaskan Pengertian Tata letak (layout) 2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak 3. Membedakan dari klasifikasi masing-masing perencanaan tata letak 4. Mengerti konsep-konsep dasar Layouting 5. Menjelaskan hubungan layout (tataletak) dengan pengelolaan Material (Material Handling). Deskripsi Pokok Bahasan Dalam materi ini anda akan mempelajari pengertian Tata Letak, pemilihan Lokasi, fungsi Tata letak, konsep dasar perencanaan Tata letak, dan hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan tata letak. Pemilihan lokasi dan tata letak ini berguna untuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata letak dan untuk mengikuti perkuliahan berikutnya tentang Peramalan permintaan Produk (Forecasting). I. PENDAHULUAN Salah satu kegiatan rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik dan pemindahan bahan. Setidaknya itulah yang dikatakan orang beberapa tahun terakhir ini yaitu kegiatan yang berhubungan dengan perencangan susunan unsur fisik suatu kegiatan 2 6

Transcript of Copy of BAB III Tata Letak

Page 1: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

BAB III

TATA LETAK FASILITAS DAN PENANGANAN MATERIAL

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari Materi dan menyelesaikan soal latihan pada bab ini, anda

diharapkan mampu :

1. Menjelaskan Pengertian Tata letak (layout)

2. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata letak

3. Membedakan dari klasifikasi masing-masing perencanaan tata letak

4. Mengerti konsep-konsep dasar Layouting

5. Menjelaskan hubungan layout (tataletak) dengan pengelolaan Material (Material

Handling).

Deskripsi Pokok Bahasan

Dalam materi ini anda akan mempelajari pengertian Tata Letak, pemilihan Lokasi, fungsi

Tata letak, konsep dasar perencanaan Tata letak, dan hal-hal yang menjadi pertimbangan

dalam perencanaan tata letak. Pemilihan lokasi dan tata letak ini berguna untuk

pengambilan keputusan dalam perencanaan tata letak dan untuk mengikuti perkuliahan

berikutnya tentang Peramalan permintaan Produk (Forecasting).

I. PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan rekayasawan industri yang tertua adalah menata letak pabrik

dan pemindahan bahan. Setidaknya itulah yang dikatakan orang beberapa tahun terakhir

ini yaitu kegiatan yang berhubungan dengan perencangan susunan unsur fisik suatu

kegiatan dan selalu berhubungan dengan perancangan susunan unsur fisk suatu kegiatan

dan selalu berhubungan erat dengan industri manufaktur, yang penggambaran hasil

rancangannya dikenal sebagai tata letak fasilitas pabrik, tata letak pabrik yang baik selalu

melibatkan tat cara pemindahan bahan.

Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah meraskan pentingnya

penggunaan tat letak fasilitas yang sesuai dengan pelaksanaan proses produksi yang

dipergunakan oleh perusahaan yang bersangkutan.

II. TATALETAK (LAYOUT)

Pengertian Tata Letak

Layout atau sering disebut dengan susunan letak fasilitas produksi di dalam

industri manufaktur, sangat perlu direncanakan dan diatur dengan baik dan sesuai

26

Page 2: Copy of BAB III Tata Letak

Perencanaan Fasilitas Manufacture

Perencanaan Lokasi

Desain Pabrik

Tataletak Pabrik

Sistem Fasilitas Produksi

Penanganan Bahan

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

dengan pelaksanaan produksi yang ada didalam industri manufaktur tersebut. Hal ini

disebabkan oleh karena dengan susunan tataletak fasilitas produksi yang tepat, maka

para karyawan akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sementara aliran

produksi mulai dari masuknya bahan baku sampai menjadi produk akhir dalam industri

manufaktur itu akan dapat berjalan lancar.

Sistem manajemen perusahaan akan dapat melakukan penilaian, apakah tataletak

fasilitas yang diperguanakan pada bagaian produksi dari industri manufaktur tersebut

sudah sesuai atau belum. Tataletak yang kurang tepat akan menimbulakan hambatan-

hambatan di dalam pelaksanaan proses produksi, sehingga mengakibatkan produktivitas

perusahaan menjadi turun. Hal ini akan akan dapat dihindarkan namun demikian dari

beberapa definisi tersebut, terdapat juga definisi yang cukup lengkap dan jelas yang

dikemukakan oleh James M. Moore, Árrangement of industial facilities, including

personnal, operating equipment, storge space, materials handling equipment, and all

other supporting service, along with the design of the best structure to contain these

facilitees“.

Perencanaan tataletak (Plan layout) untuk industri manufaktur merupakan bagian dari

kegiatan perencanaan fasilitas (facilities planning) yang hirarkinya seperti terlihat pada

gambar dibawah ini :

Gambar 3.1 Hirarki Perencanaan Tata Letak

Gambar 3.1 menunjukan perencanaan lokasi : Perencanaan untuk menentukan lokasi

yang tepat untuk penempatan fasilitas yang strategis terhadap keterjangkauan terhadap

customer (pelanggan), supplier, dan fasilitas lain dari sistem fasilitas pabrik (plant

Facilities System), Tataletak pabrik (Plant Layout) dan Penanganan Bahan (Material

Handling).

26

Page 3: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

a) Perlunya Perencanaan Tata Letak Fasilitas (Plan Layout)

Pada umumnya perencanaan tataletak ini akan senantiasa diperlukan di dalam

masing-masing perusahaan, namun dalam pelaksanaannya tentunnya didasari oleh

bebrapa hal sebagai berikut :

1. Adanya perubahan kecil di dalam tataletak fasilitas yang

sudah ada.

Di dalam industri manufaktur pada umumnya akan terjadi perubahan-perubahan

kecil dari tataletak (layout) yang diterapkan secara berkala. Adapun alasan terjadinya

perubahan ini antara lain yaitu adanya beberapa penemuan metoda kerja barau

yang menyebabkan perubahan-perubahan kecil di dalam pelaksanaan kerja

karyawan, adanya unsur kebosanan terhadap tata ruang yang ada, adanya

perubahan selera pimpinan terhadap tata ruang yang ada, dan lain sebagainya.

2. Adanya penambahan fasilitas produksi baru

Sejalan dengan perkembangan yang ada dalam suatu industri manufaktur, maka

dalam pelaksanaan operasi perusahaan tersebut terdapat penambahan mesin dan

peralatan produksi baru. Penambahan fasilitas produksi ini dilakukan apabila proses

produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan yanng bersangkutan dirasakan tidak

memadai lagi. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya peningkatan volume

permintaan terhadap produk yang dihasilkan. Jumlah produksi yang berangsur-

angsur naik ini sampai pada kapasitas tertentu tidak akan dapat diikuti lagi oleh

karena kapasitas mesin dan peralatan produksi yang dada saat ini sudah tidak

mencukupi.

3. Pembangunan Pabrik baru

Di dalam pendirian atau pembangunan pabrik yang baru, penyusunan perencanaan

tataletak ini tentunya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya walaupun pabrik

yang baru tersebut sejenis denga pabrik yang ada sebelumnya.

Dari beberapa hal tersebut di atas, perlunya perencanaan tataletak yang

merupakan bagian dari kegiatan perencanaan fasilitas produksi intinya adalah perbaikan

yang terus menerus (continous improvement facilities planning cycle).

Adapun diagram alir dari siklus perencanaan tataletak fasilitas terlihat pada gambar (3.2)

dibawah ini.

26

Page 4: Copy of BAB III Tata Letak

Perlunya akan pembaharuan terhadap aktivitas primer dan aktivitas lain yang saling

berhubungan dalam penyelesaian suatu produk

Menentukan luas area (space) yang diperlukan untuk seluruh aktivitas

Apakah tempat yang ada dan telah digunakan saat

masih fisibel untuk operasi yang baru ?

Mengembangkab alternative-alternatif perencanaan dan evaluasi

Menseleksi alternative perencanaan fasilitas

Implementasi Perencanaan

Ya

Menentukan tempat/lokasi

fasilitas

TidakPemeliharaan dan perbaikan terus menerus

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Gambar 3.2. Siklus Perbaikan Terus Menerus Perencanaan Fasilitas

Tujuan Perencanan Tataletak

Secara umum tujuan dari perencanaan tata letak adalah terdapatnya susunan

tataletak yang optimal dari fasilitas-fasilitas produksi yang tersedia pada suatu industri

manufaktur.

Dengan adanya susunan tataletak yang optimal tersebut maka diharapkan pelaksanaan

proses produksi akan dapat berjalan lancar dan karyawan akan dapat menyelesaikan

kewajiban-kewajibannya. Namun demikian secara terperinci tujuan perencanaan tataletak

ini akan mencakup beberapa hal berikut :

1. Simplikasi dari Proses Produksi

Simplikasi dari proses produksi yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Efisiensi penggunaan peralatan produksi dapat ditingkatkan.

Efisiensi dari penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada dalam

suatu industri manufaktur dapat dipertahankan di dalam tingkat yang lebih tinggi.

Pengurangan waktu tunggu.

26

Page 5: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Penumpukan barang pada satu stasiun kerja proses produksi dapat

dikurangi.

Pemeliharaan fasilitas produksi menjadi lebih mudah.

Peningkatan produktifitas perusahaan.

2. Pengurangan Biaya Pemindahan Material/bahan

Dengan perencanaan tataletak yang baik maka jarak angkut dan formasi lintasan

mataerial/bahan/barang antar stasiun kerja dalam proses produksi dapat

diusahakan seminimal /seefisien mungkin.

3. Terciptanya keamanan kerja dan kepuasan Karyawan.

Karyawan pada umumnya akan lebih senag apabila mereka bekerja dengan mesin

dan peralatan yang lengkap, teratur dan mudah dikendalikan. Keteraturan dari

tataletak fasilitas produksi ini diperoleh apabila manajemen perusahaan yang

bersangkutan mengadakan penyusunan perencanaan tataletak dan menerapkannya

dengan baik.

4. Pengeluaran kapital yang tidak penting dapat dihindarkan.

Investasi yang dilaksanakan oleh suatu industri manufaktur untuk pengadaan mesin

dan peralatan produksi yang akan dipergunakan umumnya mempunyai nilai rupiah

yang besar. Apabila perusahaan mempunyai perencanaan tataletak yang baik,

keamanan investasi untuk mesin dan peralatan produksi yang dibutuhkan dapat

direncanakan dengan baik dan tepat.

Klasifikasi Perencanaan Tataletak

Secara garis besar tataletak (layout) yang dapat diterapkan untuk pelaksanaan

proses produksi oleh industri-industri manufaktur pada umumnya ada tiga macam, yaitu :

1. Tataletak Berdasarkan Produk (Product Layout)

Tataletak berdasarkan jenis produk (Product Layout) ini sering kali disebut dengan

layout garis (line layout). Layout produk ini adalah penyusunan letak fasilitas produksi

yang didasarkan pada urutan-urutan proses mulai dari bahan baku hingga menjadi

produk akhir. Dengan demikian mesin yang mempunyai urutan proses yang

berdekatan akan ditempatkan pada temp[at yang berdekatan pula. Demikian pula

sebaliknya mesin yang urutan prosesnya berjauhan akan diletakkan pada tempat

yang agak jauh pula. Pada umumnya, produk yang dihasilkan oleh industri yang

menerapkan layout produk ini adalah produk-produk yang standar dengan variasi

yang relatif kecil dibandingkan volume produk yang dihasilkan. Adapun susunan letak

fasilitas produksi untuk produk seperti terlihat pada gambar berikut :

26

Page 6: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Gambar 3.3. Tata Letak Fasilitas Berdasarkan Jenis Produk (Product Layout)

2. Tataletak Berdasarkan Proses (Process Layout)

Tataletak berdasarkan proses (Process Layout) sering juga disebut tataletak

Fungsional (Functional Layout). Tataletak fungsional ini merupakan tataletak fasilitas

produksi yang didasarkan atas kesamaan proses dari proses produksi yang dilaksanakan

dalam perusahaan yang bersangkutan. Industri manufaktur yang menerapkan tataletak

fungsional ini umumnya adalah industri yang mempergunakan mesin dan peralatan

produksi yang bersifat umum. Produk yang dihasilkan memiliki variasi yang relatif besar

dibandingkan dengan volume produksinya. Metode produksi yang dapat dilaksanakan

dengan tataletak ini dapat berupa metode proses serupa dimana pekerjaan yang

dilakukan serupa dari pesanan ke pesanan lainnya namun tidak identik, misalkan pabrik

sepatu, pakaian, dan sebagainya.

Metode proses berdasarkan pesanan (Job Order/ Job Shop), stasiun kerja

disusus berdasarkan kelompok mesin seenis. Adapun tataletak berdasarkan proses dapat

digambarkan sebagai berikut :

Gambar ( 3.4) Tataletak fasilitas produksi menurut proses (Process Layout)

3. Tataletak Berdasarkan Bahan Baku Tetap (Fixed Material Location Layout)

26

Gudang B

ahan Baku

Bubut

Press

Milling

Bubut

Bor

Tekuk

Bor

Bubut

Gerinda

Bor

Bor

Bor

Perakitan

Gudang B

arang jadi

Gudang B

ahan Baku

Bubut

Bubut

Freis

Freis

Bubut

Bubut

freis

Freis

Bor

Bor

Gerinda

Las Gudang B

arang jadi

PengecatanGerinda

Pengecatan

Perakitan

Las

Pengecatan

Page 7: Copy of BAB III Tata Letak

Gudang B

ahan Baku Las

Bubut

Pengecetan

Press

Perakitan

Gerinda

Gudang B

arang jadi

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Tataletak bahan baku tetap merupakan susunan tataletak fasilitas produksi yang

diatur dekat denbagn tempat bahan baku diproses hingga menjadi produk akhir dalam

posisi tetap. Tataletak ini digunakan pada industri manufaktur yang meghasilkan produk-

produk yang ukurannya besar seperti : kapal Laut, pesawat aterbang dan sebagainya.

Adapun penenpatan fasilitas produksinya seperti terlihat pada gambar berikut :

Gambar (3.5 ) . Tataletak Bahan Baku Tetap (Fixed Material Layout)

Dari klasifikasi tataletak tersebut diatas maka untuk masing-masing jenis tataletak itu

memiliki kelebihan dan keterbatasan masing-masing sebagai berikut :

TATALETAK BERDASARKAN PRODUK (PRODUCT LAYOUT)

Kelebihan Kekurangan

1. Pemindahan Materials bisa

diefisienkan

2. Waktu proses yang diperlukan lebih

kecil

3. Kebutuhan luas ruangan lebih

efisien

4. Pengawasan produksi lebih

sederhana.

5. Karyawan bersifat individual dalam

tanggung jawab penyelesaian

produk yang dihasilkan.

1. Aliran produksi tidak fleksibel

2. Kebosanan cenderung terjadi pada karyawa

3. Perlu investasi yang terlalu tinggi

4. Peningkatan kualitas kerja karyawan lambat.

TATALETAK BERDASARKAN PROCESS (PROCESS LAYOUT)

Kelebihan Kekurangan

1. Proses produksi fleksibel

2. Investasi untuk fasilitas

produksi relatif lebih rendah

3. Spesialisasi proses

pengawasan

1. Pemindahan material kurang efisien

2. Memerlukan ketrampilan dan

kemampuan SDM yang tinggi

3. Waktu proses relatif lama

4. Prediksi kebutuhan bahan baku agak

26

Page 8: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

4. Pengawasan produksi lebih

sederhana

sulit

5. Kebutuhan ruang untuk proses produksi

relatif luas.

TATALETAK BERDASARKAN MATERIAL (FIXED MATERIAL LAYOUT)

Kelebihan Kekurangan

1. Pemindahan material bisa di

kurangi

2. Fleksibelitas tinggi, dapat

mengakomodasi perubahan

desain produk

1. Pemindahan peralatan dan personal

meningkat

2. memerlukan kompetensi SDM yang

tinggi

3. memerlukan area produksi yang luas.

Prosedur Penyusunan Tataletak (Layout Procedure)

Sebagaimana kita diketahui, tataletak yang dipergunakan dalan pabrik mempunyai

pengaruh langsung terhadap tingkat produktivitas industri yang bersangkutan. Oleh

karena itu, penyusunan tataletak fasilitas produksi yang digunakan oleh suatu industri

manufaktur harus sesuai dengan kualifikasi industri tersebut. Sehingga tataletak yang

diterapkan nantinya akan mampu mengoptimalkan tingkat produktivitas dan bukan jadi

penyebab rendahnya produktifitas industri tersebut. Dengan demikian penyusunan

tataletak fasilitas produksi ini harus benar-benar dilaksanakan dengan secermat-

cermatnya sehingga akan diperoleh susunan tataletak yang dapat

dipertanggungjawabkan. Menurut Muther, prosedur penyusunan tataletak disebut

sytematic layout planning (sistematika perencanaan tataletak). Adapun prosedur yang

dimaksud seperti terlihat pada gambar di bawah ini :

26

Data Masukan Dan Aktivitas

1. Aliran Bahan 2. Keterkaitan Kegiatan

3. Diagram Keterkaitan (ADR)

4. Area yang diperlukan 5. Area yang Tersedia

6. Diagram Keterkaitan Area

7. Pertimbangan Modifikasi 8. Batasan Praktis

9. Alternatif Tata letak9. Alternatif Tata Letak

10. Evaluasi

An

alisisP

engerjaan

Selesai

Page 9: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Gambar (3.6). Sistematika Prosedur Perencanaan Tataletak (SLP)

Gambar 3.6 menunjukan data dasar dan aktivitas yang akan direncanakan mutlak

harus diketahui dan sesuai dengan apa yang ada dilapangan. Data dasar ini harus benar-

benar data yang sesungguhnya. Adapun beberapa data dasar yang diperlukan antara lain

:

a. Tata letak yang telah ada

b. Batas Beban lantai dan alangit-langit

c. Operasi yang dilakukan

d. Data teknik mesin atu fasilitas produksi

e. Gambar denah bangunan

f. Jenis produk yang dikerjakan

g. Rencana aliran material

h. Dan sebagainya.

Disamping beberapa jenis data tersebut diatas masih dapat dikembangkan data

yang lainnya disesuaikan dengan jenis manufaktur yang bersangkutan. Berdasarkan data

masukan dengan mengikuti aturan dan hubungan kedekatan antar aktivitas yang ada

seperti : analisa aliran material dengan diagram dari – Ke (from to chart) dan analisa

derajad kedekatan aktivitas (Activity Relationship Diagram) , maka akan diperoleh luas

area yang diperlukan. Dengan beberapa pertimbangan modifikasi dan batasan-batasan

praktis yang ada maka akan dapat dikembangkan alternatif-alternatif tataletak. Evaluasi

dilakukan untuk memilih salah satu alternatif tataletak yang tepat, efisien dan ekonomis.

III. PENANGANAN MATERIAL (MATERIAL HANDLING)

3.1 Pengertian

Definisi dari penanganan bahan (Material Handling) menurut Material hanling

Handbook bahwa ada 9 definisi, namun ada dua point yang merupakan kuncinya antara

lain :

a. Penanganan Bahan (Material hanling) adalah seni dan ilmu (Science) dari

memindahkan (Moving), menyimpan (Storing), melindungi (Protecting), dan

pemeriksaan bahan (Controlling Material).

- Seni

- Ilmu

- Memindahkan

26

Page 10: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

- Penyimpanan

- Melindungi

- Pengontrolan

- Bahan

b. Penanganan bahan yang mencakup jumlah yang tepat untuk bahan yang

benar, kondisi yang baik, tempat yang benar, waktu yang tepat, posisi yang benar

pada urutan yang benar, dan biaya yang tepat, penggunaan metoda yang benar.

Logikanya, dengan metoda penanganan bahan yang tepat, maka sistem

penanganan bahan tersebut akan aman dan bebas fari kerusakan.

3.2 Tujuan Penanganan bahan

Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya perencanaan

pemindahan material yang baik dalam sutu industri manufaktur antara lain :

a. Penghematan Biaya produksi

Penghematan biaya produksi ini akan diperoleh darai :

Penurunan biaya persediaan

Penggunaan ruangan yang lebih efisien

Kenaikan produktivitas perusahaan

b. Menaikkan luas produksi

Hal ini akan dilihat dari adanya :

Kenaikkan produktivitas kerja karyawan

Kenaikkan efisien penggunan mesin yang disebabkan oleh tidak adanya

keterlambatan bahan.

Proses produksi yang halus dan lancar.

Peningkatan pengawasan produksi

c. Peningkatan kondisi kerja karyawan

Pemindahan bahan yang tepat pada perusahaan akan dapat meningkatkan dan

memperbaiki kondisi kerja karyawannya. Hal ini akan dapat dicapai bila

Keamanan kerja menjadi lebih baik.

Waktu tunggu karyawan menjadi berkurang karena arus bahan dapat berjalan

dengan baik.

Cara kerja para kaaryawan bertambah baik dengan adanya peralatan

pemindahan bahan yang cukup baik.

Kecelakaan kerja tidak terjadi.

3.3 Kesimbangan Pemindahan Bahan

26

Page 11: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Keseimbanagan pemindahan bahan berguna dalam menggambarkan beberapa

aspek masalah pemindahan. Ada 6 (enam) pertanyaan utama yang harus dijawab dalam

mencari pemecahan bagi masalah pemindahan bahan. Hal ini didahului oleh :

- Why (mengapa semua ini dilakukan).

- What (barang apa yang dipindahkan atau diangkut)

- Where/when ( kemana dan kapan barang akan dipindahkan).

- How (siapa yang memindahkan)

- Who (yang mana yang dipindahkan)

- Which (metoda apa yang digunakan dalam sistem pemindahan bahan).

a) Bahan, faktor-faktor pertimbangan :

Jenis bahan

Karakteristik; bentuk, ukuran, kondisi udara, berat, cara

penerimaan.

Kuantitas, tahunan, persediaan maksimum, tiap

penyerahan, tiap pemnindahan.

b) Pemindahan, faktor-faktor pertimbangan :

Sumber dan tujuan ; cakupan dari titik ke titik, wilayah (tempat kerja,

bangunan, liputan), penjual (pelanggan), rute.

Logistik; luar (pengangkut, bangunan lain, lokasi jauh), dalam, dan metoda

bongkar/muat.

Karakteristik; jarak, kekrapan pemindahan, kecepatan, gerakan, lalu lintas,

lingkungan, urutan.

Jenis; pengangkutan, penyerahan, melayang, mengangkat, menempatakan,

memindahkan.

c) Metoda, faktor-faktor pertimbangan :

Satuan pemindahan; metoda pendukung pengangkutan pengangkatan,

petikemas, berat, jumlah, biaya.

Peralatan; fungsi (pemindahan, gudang, tambahan), jenis (mekanis otomatis),

jumlah biaya.

Tenaga kerja; waktu/gerakan, jam/tahun, biaya/jam, biaya per tahun.

Kendala fisik; luas, jarak antara tiang, tinggi langit-langit, lokasi ganga, lebar

gang, ukuran pintu, kapasistas beban lantai, kondisi lantai, ketersediaan

tenaga, kebutuhan luas gudang.

26

Page 12: Copy of BAB III Tata Letak

(a)(b) ( c )

(b)

( c )(a)

Gang Gang

Gang

Gang

Gang

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

d) Sistem pemindahan; mencakup seluruh elemen diatas yang dipilih

atau yang diterapkan.

1. Peralatan Pemindahan Bahan

Jenis peralatan pemindahan bahan yang biasa digunakan oleh industri manufaktur

atau perusahaan pada umumnya :

a. Penghantar, menggunakan tenaga mesin atau gaya berat sebagai penggerak

(Roda penghantar/roll, sabuk penghantar/belt conveyor, corong) dan lain-lain.

b. Derek atau kerekan, (derek layang pemindah/Overhead trveling crane, kerekan,

Derek penumpuk) dan lain-lain.

c. Truk industri, kenderaan tangan atau bermesin (Truk pengangkat /Pallet jack, truk

tangan dua roda atau roda empat, Truk garpu/fork lift) dan sebagainya.

d. Perlengkapan tambahan, peralatan penunjang yang digunakan dengan peralatan

pemindah, (Palet, gerobak, petikemas, peralatan kait, pengungkit) dan sebagainya.

2. Pola Aliran Bahan

Pola aliran didasari oleh pertimbangan manajemen bahan, aliran bahan, distribusi

fisik, dan logistik. Macam-macam pola aliran seperti yang ditunjukan gambar dibawah ini :

Gambar 3.7. Aliran antara departemen produk (Flow within product departemen);

(a). End-to-end. (b) Back-to-Back. (c) Front-to-front. (d) Circular. (e) Odd-

angle.

26

(d)

( e )

Page 13: Copy of BAB III Tata Letak

(b) ( c )(a) (d)

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

Gambar 3.8. Aliran antar departemen proses.

(a). Paralel, (b) Perpendicular, (c) Diagonal

Gambar (3.8). Pola umum aliran. (a). Garis lurus. (b). Huruf U. (c) Huruf S.

(d) Huruf W.

Gambar 3.9 Aliran antara fasilitas atas dasar pertimbanagn dari masuknya material dan

keluarnya berupa produk akhir. (a) pada tempat yang sama. (b) Pada sisi

26

(a)

(b)

(c)

(d)

Page 14: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

yang berbatasan. (c) Pada sisi yang sama namun berlawanan arah. (d)

Pada sisi yang berlawanan.

Untuk meminimalisir biaya aliran (Cost of flow) baik aliran manual maupun dengan

mesinani atau automatisasi adalah mengurangi bahkan menghindari terjadinya aliran

balik (back tracking).

3. Pengukuran Kuantitatif Terhadap Aliran (Quantitatif Flow Measurement).

Diagram yang sering digunakan untuk mencatat aliran ini adalah sebuah Diagram

dari – Ke (From to Chart). Adapun ilustrasi dari diagram ini seperti terlihat pada gambar ( )

di bawah ini :

Ke

Dari

Sto

res

Mill

ing

Tu

rnin

g

Pre

ss

Pla

te

Ass

emb

ly

War

eho

use

Stores 12 6 9 1 4

Milling 7 2

Turning 3 4

Press 3 1 1

Plate 3 1 4 3

Assembly 1 7

Warehouse

Gambar 3.10 Ilustrasi Diagram Dari – Ke langkah aliran antar stasiun kerja (1)

Langkah pembentukan diagram Dari-Ke adalah sebagi berikut :

1. Gambarkan sebuah matrik yang serupa seperti gambar

diatas, dengan jumlah baris dan kolom yang sesuai dengan jumlah kegiatan yang ada.

2. Masukkan judul atau urutan langkah proses produksi,

sepanjang baris kolom kiri kebawah dalam urutan yang sama untuk baris kiri atas ke

bawah.

3. Untuk setiap pemindahan bahan dari satu kegiatan lainnya,

masukkan hasil hitungan ke kotak yang sesuai dalam matriks, misalnya 1 sampai 8

26

Page 15: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

atau sebaliknya. Angka dalam kotak menunjukan perpindahan total kegiatan Dari –

Ke.

4. Cocokkan pencacatan dengan menjumlahkan jumlah tanda

hitungan dalam tiap kotak dan jumlah pada tiap baris dan kolom. Jumlah pada setiap

kolom harus sama dengan jumlah pada tiap baris yang berasosiasi, Periksalah jumlah

seluruhnya.

5. Analisis Peta Dari-Ke, pemeriksaan terhadap gambar 2.13

akan menunjukan bahwa beberapa masukan berada di bawah diagonal yang berarti

langkah bolak balik. Masukkan diatas garis diagonal menunjukan perpindahan

langsung dari satu stasiun ke stasiun kerja berikutnya sepanjang lintasan perjalanan

normal.

Pengukuran yang lebih kuantitatif tentang efisiensi dari susunan kegiatan dapat

diperoleh dengan menggunkan torsi (tenaga putar) sistem. Ini dilakukan dengan

mengalikan dengan angka 1 nilai dalam kotak no 1 diatas diagonal, dikalikan 2 untuk

kotak no 2 dan seterusnya. Perhitungan torsi sistem pada peta Dari-Ke, sesuai dengan

gambar 2.13 adalah sebagi berikut :

1 1x(12+3+4+7) = 26 1x(3) = 3

2 2x(5+4+1+3) = 28 2x(1) = 2

3 3x(9+7+1) = 51 3x(3) = 9

4 4x(1+2) = 12 5x(1) = 5

5 5x(4) = 20

Sub total 137 Total Mundur 19

Tabel : Perhitungan langkah maju dan mundur.

Berdasarkan gambar 3.10 menunjukan bebrapa masukan di atas garis diagonal

untuk nilai kolom stasiun kerja press yang nilainya lebih besar berada lebih jauh dari

diagonal. Jadi untuk meminimalisir jumlah seluruh langkah, maka harus ada perubahan

posisi satasiun kerja, agar nilai yang lebih besar mendekati garis horizontal.

IV. FAKTOR PERTIMBANGAN LAIN DALAM PENYUSUNAN LAYOUT

Selain faktor utama yang telah diuraikan, dalam penataan fasilitas produksi juga

dipandang perlu untuk memperhatikan faktor-faktor lain seperti jenis/type mesin, kondisi

kerja, penerangan, keamanan kerja dan sebagainya. Faktor-faktor ini juga mempengaruhi

optimalisasi proses produksi yang akan dilaksanakan.

1. Jenis Mesin dan Peralatan ditinjau dari Segi Penggunaanya.

26

Page 16: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

a. Mesin dan peralatan yang bersifat khusus

b. Mesin dan Peralatan yang bersifat umum

2. Jenis mesin dan Peralatan Ditinjau dari Segi Operasinya

Masin dan peralatan yang digunakan dapat dkelompokkan menjadi :

a. Manual

b. Mekanis

c. Automatis

3. Pertimbangan Kondisi Kerja

Kondisi kerja dalam industri manufaktur, khususnya ruang produksi/pabrik yang

didirikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan proses produksi.

Kondisi kerja adalah merupakan salah satu bagian saja dari lingkungan kerja dalam suatu

perusahaan. Jadi kondisi kerja dapat dipersiapkan oleh pihak manajemen perusahaan

yang bersangkutan. Perencanaan kondisi kerja ini harus selaras dengan perencanaan

Layout pabrik, sehingga terciptanya lingkungan kerja dengan produktivitas

karyawan/operator yang cukup tinggi.

Adapun faktor yang mempengaruhi tercapainya kondisi kerja yang baik dan sehat

adalah :

1. Penerangan yang baik

2. Suhu Udara yang memberi kenyamanan.

V. RANGKUMAN

Perencanaan layout (tataletak) haruslah disesuaikan berdasarkan output produk

yang direncanakan dimana aliran proses permesinan selalu menjadi dasar pertimbangan

utama dalam menempatkan fasilitas-fasilitas produksi (mesin, utilitas pendukung) pada

industri manufaktur, disamping itu ada juga faktor lain yang harus dipertimbangkan

seperti, keamanan dan kenyamanan kerja, penerangan dan penempatan mesin yang

bersifat umum dan khusus.

Dalam perencanaan layout aliran material juga harus selalu dipertimbangkan

(material handling), karena penanganan material yang betul akan selalu mengoptimasi

proses yang direncanakan dan akan banyak memberikan kemudahan dalam

pengontrolan, penyimpanan dan juga dapat menekan biaya produksi.

VI. TUGAS

1. Jelaskan pengertian Layout dan penanganan material dalam perspektif

industri manufaktur ?

2. Jelaskan pengertian dari masing-masing kalsifikasi perencanaan layout ?

26

Page 17: Copy of BAB III Tata Letak

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

JURUSAN TEKNIK MESIN

SISTEM PRODUKSI

Tata Letak Fasilitas & Penanganan Material

3. Jelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi perencanaan layout ?

4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing kalsifikasi

perencanaan layout ?

5. Jelaskan prosedur penanganan material yang baik dan yang sesuai untuk

industri manufaktur ?

6. Apakah tujuan akhir dari perencanaan layout dan penanganan material ?

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Elsayed A. Elsayed Thomes O.Boucher, 1985, Analisis Control of

Production System, Prentice Hall New Jersey. Chapter 3

2. Mikell P. Groover, 2001, Automation, production System and Computer

Integrated manufacturing, edisi kedua, Prentice Hall New Jersey. Chapter 26

3. David D. Bedworth James E. Bailey, 1987, Integrated Production Control

Systems, New York Chichester Brisbane Toronto Singapore. Chapter 6

4. Suryadi Prawirosentoro, 2001, Manajemen Operasi : Analisi dan Studi

Kasus, PT. Bumi Aksara Jakarta. Bab VII

5. Ahyari, Agus , 1987, Manajemen Produksi I ( Mana 4336 ),

Universitas Terbuka. Bab XXVI

26