Bab 2 Tinjauan Pustaka

2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koro Pedang (Canavalia enensiformis) Pedang (canavalia enensiformis L.) berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat (Indonesia dan sekitarnya). Tanaman koro pedang berbentuk semak dengan tinggi lebih dari 1 m dan tahan kekeringan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman koro pedang dapat tumbuh sampai ketinggian 2000 m dpl, tumbuh baik pada suhu rata-rata 14 o C–27 o C di lahan tadha hujan atau 12 o C–32 o C di daerah tropik dataran rendah. Tanaman ini tumbuh merambat, dapat mencapai 10 m panjangnya. Daunnya bertangkai dan mempunyai 3 helai anak daun, bunganya berbentuk kupu- kupu. Bijinya berwarna putih terdapat dalam buah yang berbentuk polong (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997). Tanaman koro pedang memiliki beberapa keunggulan diantaranya mudah cara budidayanya, mudah beradaptasi terhadap lingkungan serta tahan terhadap lingkungan serta terhadap kekeringan. Selain itu produktivitasnya tidak tergantung kepada pengolahan tanah yang intensif sehingga biaya produksi murah. Biji koro mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Meskipun kandungan proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan kedelai, tetapi kandungan karbohidrat dan seratnya lebih tinggi. Selain itu koro mempunyai kandungan lemak yang lebih

description

Tinjauan Pustaka

Transcript of Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA2.1 Koro Pedang (Canavalia enensiformis)

Pedang (canavalia enensiformis L.) berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat (Indonesia dan sekitarnya). Tanaman koro pedang berbentuk semak dengan tinggi lebih dari 1 m dan tahan kekeringan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Tanaman koro pedang dapat tumbuh sampai ketinggian 2000 m dpl, tumbuh baik pada suhu rata-rata 14oC27oC di lahan tadha hujan atau 12oC32oC di daerah tropik dataran rendah. Tanaman ini tumbuh merambat, dapat mencapai 10 m panjangnya. Daunnya bertangkai dan mempunyai 3 helai anak daun, bunganya berbentuk kupu-kupu. Bijinya berwarna putih terdapat dalam buah yang berbentuk polong (Rubatzky dan Yamaguchi, 1997).

Tanaman koro pedang memiliki beberapa keunggulan diantaranya mudah cara budidayanya, mudah beradaptasi terhadap lingkungan serta tahan terhadap lingkungan serta terhadap kekeringan. Selain itu produktivitasnya tidak tergantung kepada pengolahan tanah yang intensif sehingga biaya produksi murah. Biji koro mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi. Meskipun kandungan proteinnya lebih rendah dibandingkan dengan kedelai, tetapi kandungan karbohidrat dan seratnya lebih tinggi. Selain itu koro mempunyai kandungan lemak yang lebih rendah dibandingkan dengan kedelai, sehingga koro dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yang aman. Biji koro pedang mengandung protein cukup tinggi sekitar 21,7%, sedangkan kandungan lemaknya rendah sekitar 4% dan kandungan karbohidratnya relatif tinggi yaitu sekitar 70,2% (Subagio, 2002). Kandungan protein yang tinggi menyebabkan kacang koro berpotensi sebagai alternatif pengganti kedelai. Kelemahan utama dari kacang ini mengandungs enyawa beracun berupa HCN yang bersifat toksik bagi tubuh jika kadarnya melebihi 4550 ppm. Saat ini protein koro pedang telah dipertimbangkan sebagai sumber protein untuk bahan pangan pengganti kedelai (misalnya sebagai bahan baku tempe), sebab keseimbangan asam aminonya baik dan bioavailabilitas yang tinggi (Gunstiningsih dan Andrayani, 2011)