BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3...

25
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Nanas 1.1.1 Taksonomi dan Klasifikasi Tanaman Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus. Tanaman bersifat berbuku-buku yang menjulang keatas. Struktur tanaman nanas terdapat pada gambar 2.1. Ada berbagai macam jenisnya tergantung dari mana bibit yang didapatkan. Tanaman ini kini dibudidaya di daerah tropik dan sub tropik (Prihatman K, 2000). (Bartholomew et al , 2003) Gambar 2.1 Struktur Tanaman Nanas (Ananas Comosus) 1.1.2 Klasifikasi tanaman nanas menurut Bartholomew D P, Paull R E dan Rohrbach, 2003, yaitu sebagai berikut: Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kelas : Angiosperma (berbiji tertutup) Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Nanas

1.1.1 Taksonomi dan Klasifikasi Tanaman Nanas

Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki

nama ilmiah Ananas comosus. Tanaman bersifat berbuku-buku yang

menjulang keatas. Struktur tanaman nanas terdapat pada gambar 2.1.

Ada berbagai macam jenisnya tergantung dari mana bibit yang

didapatkan. Tanaman ini kini dibudidaya di daerah tropik dan sub

tropik (Prihatman K, 2000).

(Bartholomew et al , 2003)

Gambar 2.1

Struktur Tanaman Nanas (Ananas Comosus)

1.1.2 Klasifikasi tanaman nanas menurut Bartholomew D P, Paull R E dan

Rohrbach, 2003, yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Kelas : Angiosperma (berbiji tertutup)

Ordo : Farinosae (Bromeliales)

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

6

Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas dan Pseudoananas

Species : Ananas comosus [L] Merr

1.1.3 Morfologi nanas

Bagian-bagian pada buah nanas antara lain:

1. Daun

Daun nanas bergeligi di sisi-sisinya dan memanjang. Daun nanas

tidak bertangkai, liat, keras dan tidak mempunyai daun utama.

Bentuk daun seperti talang dan memanjang seperti pedang. Disisi

kanan dan kiri daun terdapat geligi yang tajam (Bartholomew D P,

Paull R E dan Rohrbach, 2003).

2. Batang

Batang pendek dan tertutup oleh daun-daun yang bertumpuk-

tumpuk. Batang berbentuk gada panjang berkisar antara 20-30 cm,

diameter batang bagian bawah berkisar antara 2-3,5 cm, di bagian

atas antara 5,5-6,5 cm, dan bagian puncak mengecil. Batang beruas-

ruas pendek yang terlihat bila daun-daun dilepas (Bartholomew D P,

Paull R E dan Rohrbach, 2003).

3. Akar

Akar nanas bertumpuk-tumpuk dan dapat dibedakan menjadi akar

tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang dangkal dan

terbatas. Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak

lebih dari 50cm, sedangkan di tanah jarang mencapai kedalaman 30

cm (Bartholomew D P, Paull R E dan Rohrbach, 2003).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

7

Akar tumbuh dari buku batang, kemudian masuk kedalam ruang

antara batang dengan daun. Bentuk akar menjadi lebih pipih dan

melingkar karena akar dalam keadaaan terjepit.Akar-akar cabang

tumbuh setelah akar adventif dapat keluar dari ruangan antara batang

dan daun (Bartholomew D P, Paull R E dan Rohrbach, 2003).

4. Bunga

Nanas mempunyai bunga majemuk pada ujung batangnya yang

bersifat hemaprodit atau berkelamin ganda. Bunga bersifat

hermaprodit berjumlah 100-200, masing-masing berkedudukan di

ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari,

berjumlah sekitar 5-10 kuntum (Bartholomew D P, Paull R E dan

Rohrbach, 2003).

5. Buah

Warna dan bentuk buah nanas bergantung dari varietasnya. Buah

nanas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan

ratusan bunga. Ukuran, bentuk, rasa, dan warna buah sangat beragam

tergantung varietasnya (Bartholomew D P, Paull R E dan Rohrbach,

2003). Bongol nanas merupakan bagian bari buah nanas yang sering

dibuang karena rasanya tidak manis (Murniati E, 2006).

6. Tunas

Tunas pohon nanas bisa dikembangbiakkan dengan mudah

bergantung dari kondisi tanah dan cuaca. Tunas pohon nanas dikenal

tiga macam tunas yaitu tangkai buah, tunas yang muncul dari ketiak

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

8

daun di batang dan tunas yang muncul dari batang di bawah

permukaan tanah. Tunas ini dapat digunakan untuk

perkembangbiakan tanaman (Bartholomew D P, Paull R E dan

Rohrbach, 2003).

1.1.4 Kandungan kimia pada nanas

Kandungan pada buah nanas yaitu potassium, vitamin, fosfor, zat

besi, karbohidrat dan bromelain. Kandungan kimia yang mendominan

yaitu bromelain.

Tabel 2.1Kandungan Bromelain pada nanas (Ananas comocus L merr)

Bagian tanaman nanas Persentase

Buah utuh masak 0,060 – 0,080

Daging buah masak 0,080 – 0,125

Kulit buah 0,050 – 0,075

Tangkai 0,040 – 0,060

Bonggol 0,100 – 0,600

Buah utuh matang 0,040 – 0,060

(Murniati E, 2006)

Enzim bromelain merupakan enzim proteolitik atau protease yang

bekerja sebagai katalis dalam reaksi hidrolisis protein. Menurut Naiola

E dan N Widyastuti tahun 2007, enzim bromelain yang paling banyak

ditemukan pada bagian tengah buah nanas, seperti pada table 2.1 diatas

menjelaskan kandungan bromelain terbanyak ada pada bagian bonggol

nanas. Pada kenyataannya bagian ini sering tidak dimanfatkan karena

rasanya yang hambar.

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

9

Enzim bromelain merupakan unsur protein yang akan menurun

atau denaturasi akibat suhu yang tinggi. Enzim bromelain memiliki

suhu optimum60-63oC, dan akan denaturasi pada suhu 65oC keatas.

Enzim bromelain stabil pada pH 7-8 (Ketnawa S, Chaiwut P dan

Rawdkuen S, 2012).

Kandungan bromelain berfungsi sebagai anti-inflammatory, anti-

oedematous, analgesic, anti-thrombotic, exfoliation, anti-bacteria, anti-

fungal, anti-cancer (Rajendra P, Sapna J, Shraddha dan Ajay K, 2012).

Tidak ada dosis letal pada uji coba bromelain (Rajendra P, Sapna J,

Shraddha dan Ajay K, 2012), tetapi untuk ibu hamil dilarang

mengonsumsi buah nanas.

Enzim bromelain yang terkandung pada nanas bersifat embriostatik

yang akan menghambat pertumbuhan janin dan malformasi tulang atau

bahkan bisa bersifat embriosida, membunuh janin dalam kandungan

karena akan terjadi perdarahan besar pada janin. Bromelain juga bisa

menyebabkan peningkatan kontraksi uterus (Setyawati I dan Yulihastuti

D A, 2012).

1.2 Kulit

1.2.1 Anatomi Kulit

Kutis (cutaneous) terdiri atas dua lapisan, yaitu epidermis dan

dermis sedangkan lapisan dibawah kutis yaitu subkutis (subcutaneous)

yang terdiri dari jaringan adipose (McGraw-Hill Education, 2018).

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

10

Struktur lapisan kulit terdapat pada gambar 2.2.

(McGraw-ill Education, 2018)

1.2.1.1 Epidermis

Epidermis merupakan struktur lapisan kulit terluar yang

memiliki fungsi sensorik. Menurut Reksoprodjo, Soelarto,

Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan tahun 2008,

epidermis yang terdiri atas: stratum korneum, stratum lusidum,

stratum granulosum, stratum spinosum, dan stratum basal.

Epidermis mengandung reseptor-reseptor sensorik yang

peka terhadap sentuhan, suhu, getaran dan nyeri.Sel-sel

epidermis terus-menerus mengalami mitosis dan berganti

dengan yang baru sekitar 30 hari sekali.

Pada lapisan dasar epidermis terdapat Melanosit (sel

pigmen) yang berfungsi melindungi kulit dari sinar yang bersifat

karsinogen. Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro,

Aryono D, Kartono dan Darmawan 2008, melanosit menyintesis

Gambar 2.2 Struktur Lapisan Kulit: A. Epidermis, B. Dermis, C. Subcutaneus

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

11

dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan

hormon hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit

(melanocyte stimulating hormone, MSH).

Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang

terutama terlibat dalam produksi pigmen melanin yang

mewarnai kulit dan rambut. Melanin diyakini dapat menyerap

cahaya ultraviolet dan dengan demikian akan melindungi

seseorang terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar

matahari yang berbahaya (Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro,

Aryono D, Kartono, Darmawan dan 2008).

Kulit juga memiliki sel-sel imun yang disebut sel

Langerhans yang berfungsi melindungi kulit dari

mikroorganisme. Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro,

Aryono D, Kartono dan Darmawan, 2008, sel langerhans

terdapat diseluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel

asing atau mikroorganisme yang masuk kekulit dan

membangkitkan suatu serangan imun.

1.2.1.2 Dermis

Dermis atau kutan merupakan lapisan kulit dibawah

epidermis yang memberikan kekuatan dan struktur pada kulit.

Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro, Aryono D,

Kartono dan Darmawan 2008, Secara garis besar dibagi menjadi

dua bagian besar yaitu pars papilare, dan pars retikulare.

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

12

Lapisan papilare dermis berada langsung dibawah epidermis dan

merupakan bagian yang menonjol di dermis, berisi serabut saraf

dan pembuluh darah. Lapisan retikulare dermis yaitu bagian di

bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini terdiri

atas serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin, dan

retikulin.

Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan

kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut

kolagen dibentuk oleh fibroblas, membentuk ikatan yang

mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin.

1.2.1.3 Subkutis

Lapisan yang terletak di bawah kutis disebut dengan

subkutis, yang terdiri atas jaringan adipose dan jaringan ikat

longgar. Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro, Aryono

D, Kartono dan Darmawan 2008, sel-sel lemak merupakan sel

bulat, besar, dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak

yang bertambah. Sel-sel ini membentuk kelompok yang

dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa.

Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adiposa, berfungsi

sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung

saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya

jaringan lemak tidak sama tergantung dengan lokasinya. Di

abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

13

mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga

merupakan bantalan pelindung.

1.2.2 Fungsi Kulit

1.2.2.1 Proteksi

Kulit menjadi bagian tubuh yang melindungi tubuh bagian

dalam dari tekanan, suhu dan infeksi. Menurut Reksoprodjo,

Soelarto, Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan

tahun 2008, menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan

fisik atatu mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan,

gangguan kimiawi, gangguan yang bersifat panas, misalnya

radiasi, sinar ultra violet, gangguan infeksi luar terutama kuman,

bakteri maupun jamur.

1.2.2.2 Absorpsi

Kulit dapat mengabsorbsi cairan yang ada di permukaan

kulit seperti obat topikal, air bahka cairan berbahaya sekalipun,

maka dari itu harus menjaga kulit dari cairan yang berbahaya

yang dapat menembus kulit. Menurut Reksoprodjo, Soelarto,

Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan, penyerapan

dapat terjadi melalui celah antar sel, menembus sel-sel

epidermis atau melalui muara saluran kelenjar, tetapi lebih

banyak melalui sel-sel epidermis.

1.2.2.3 Ekskresi

Kulit membantu mengeluarkan sisa metabolism tubuh

melalui pori-pori. Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro,

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

14

Aryono D, Kartono dan Darmawan tahun 2008, kelenjar-

kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau

sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan

amonia.

1.2.2.4 Persepsi

Kulit mengandung banyak ujung saraf sensorik di dermis

dan subkutis yang peka terhadap rangsangan baik rangsangan

nyeri, suhu maupun tekanan. Menurut Reksoprodjo, Soelarto,

Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan tahun 2008,

badan Ruffini peka terhadap panas. Badan Krausse peka

terhadap dingin. Meissner peka terhadap taktil. Badan Paccini

tekanan.

1.2.2.5 Pengaturan suhu tubuh

Kulit berfungsi untuk mengatur suhu tubuh atau

termoregulasi tubuh. Menurut Reksoprodjo, Soelarto,

Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan, 2008, kulit

melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan

mengerutkan pembuluh darah kulit.

1.2.2.6 Pembentukan pigmen

Pigmen memberikan warna pada kulit dan bertujuan

sebagai pelindung kulit dari paparan sinar matahari. Menurut

Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan

Darmawan, 2008, sel pembentuk pigmen (melanosit) terletak di

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

15

lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Jumlah melanosit

menentukan warna kulit ras maupun individu.

1.2.2.7 Keratinisasi

Menurut Reksoprodjo, Soelarto, Pusponegoro, Aryono D,

Kartono dan Darmawan, 2008, lapisan epidermis dewasa

mempunyai 3 jenis sel utama yaitu keratinosit, sel Langerhans,

melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan

pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas dan

berubah menjadi sel spinosum, makin ke atas sel menjadi makin

gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.

1.2.2.8 Pembentukan vitamin D

Membantu pembentukan vitamin D dengan bantuan sinar

yang dihasilkan oleh sinar matahari. Menurut Reksoprodjo,

Soelarto, Pusponegoro, Aryono D, Kartono dan Darmawan,

2008, Vitamin D dibentuk dimungkinkan dengan mengubah 7

dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari.

1.3 Luka Bakar

1.3.1 Definisi

Luka bakar adalah rusaknya jaringan kulit yang diakibatkan oleh

suhu tinggi. Tingkat keparahan dilihat dari seberapa paparan yang

didapatkan. Menurut Thorne, Charles H, Beasley, Robert W, Aston,

Sherrell J et al, 2007, luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan

atau kehilangan jaringan kutis yang disebabkan kontak dengan sumber

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

16

panas seperti api, air panas, bahan kimia yang bersifat asam atau basa

kuat, listrik, petir, radiasi.

1.3.2 Etiologi

Penyebab terjadinya luka bakar yang tersering terjadi dirumah

tangga adalah tersiram air panas atau minyak, bersentuhan benda panas

dan menggunakan bahan-bahan kimia. Menurut Thorne, Charles H,

Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al, 2007, banyak sekali

penyebab terjadinya luka bakar. Penyebab luka bakar antara lain

kebakaran rumah, kebakaran kemah, kebakaran dari daun dan sampah,

selain itu juga disebabkan bahan kimia atau listrik.

1.3.3 Patofisiologi

Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas

menyebabkan perubahan efek sistemik yang berupa peningkatan

permeabilitas pembuluh kapiler. Hal tersebut menyebabkan plasma di

pembuluh kapiler berpindah ke ruangan intersisil. Kebocoran plasma

terjadi pada jam ke 8 hingga jam ke 48. Permeabilitas akan menjadi

normal kembali setelah trombus terbentuk (Tiwari V K, 2012).

Klasifikasi zona respon lokal luka bakar menurut klasifikasi

Jackson, yaitu:

1. Zona koagulasi terdiri jaringan nekrotik yang membentuk jaringan

parut. Terbentuk dari koagulasi protein karena trauma panas, terletak

di pusat/center luka bakar.

2. Zona stasis terjadi kerusakan endotel pembuluh darah beserta

komponennya sehingga mengganggu perfusi, diikuti permeabilitas

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

17

kapiler dan respon inflamasi lokal. Zona ini terletak di bagian luar

zona koagulasi. zona ini dapat terjadi zona koagulasi apabila tidak

diterapi dengan adekuat atau akan menjadi hiperemis apabila diterapi

dengan adekuat.

3. Zona hiperemis terdiri dari kulit normal dengan cedera ringan.

Reaksi yang ditimbulkan seperti vasodilatasi dan terjadi peningkatan

aliran darah sebagai respon luka bakar. zona ini dapat sembuh

spontan atau menjadi zona stasis (Hettiaratchy S dan Dziwulski P,

2014).

Luka bakar dikategorikan menurut mekanisme injurinya meliputi:

1. Luka bakar termal

Luka bakar termal terjadi karena kontak langsung antara jaringan

kulit dengan benda panas atau cairan panas. Menurut Thorne,

Charles H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al 2007, luka

bakar akibat suhu tinggi disebabkan oleh terpaparnya atau kontak

dengan api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya.

2. Luka bakar kimia

Luka bakar yang terjadi karena kontak langsung antara jaringan

kulit dengan bahan kimia cair yang bersifat korosif. Menurut Thorne,

Charles H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al, 2007 luka

bakar kimia disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam

atau basa kuat, seperti zat pembersih yang sering digunakan untuk

keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan

dalam bidang industri, pertanian dan militer.

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

18

3. Luka bakar akibat listrik

Luka bakar listrik disebabkan oleh panas energi listrik yang

dihantarkan melalui tubuh. Sering terjadi pada pekerja yang

bersinggungan dengan alat-alat elektronik. Menurut Thorne, Charles

H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al tahun 2007, berat

ringan luka bakar dipengaruhi oleh lamanya kontak, tinggi voltage

dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh.

4. Luka bakar radiasi

Luka bakar radiasi disebabkan oleh terpapar dengan sinar matahari

dalam waktu yang lama tanpa menggunakan tabir surya. Menurut

Thorne, Charles H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al tahun

2007, penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi

untuk keperluan terapeutik pada dunia kedokteran itu juga dapat

menyebabkan luka bakar.

5. Luka bakar perinhalasi

Luka bakar yang diakibatkan dari gas kimia yang bersifat korosif

yang dapat merusak jaringan kulit maupun mukosa. Menurut

Thorne, Charles H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al tahun

2007, luka bakar perinhalasi disebabkan oleh menghirup gas panas,

cairan panas, produk– produk tersebut menyebabkan luka secara

termal dan kimia pada jalan nafas dan paru. Telah terdapat 20% -

35% kasus dan sebagai penyebab utama kematian.

1.3.4 Berdasarkan derajat dan kedalaman

1.3.4.1 Derajat I

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

19

Luka bakar derajat satu tidak memiliki kerusakan

bermakna. Tingkat kerusakan hanya sebatas epidermis tetapi

cukup nyeri karena adanya resptor.Luka bakar derajat satu atau

luka bakar superfisial yang didefinisikan sebagai luka bakar

hingga epidermis serta adanya respon inflamasi, seperti pada

gambar 2.3.

Pada umumnya disebabkan oleh paparan dari sun burn atau

berkontak langsung dengan benda panas, cairan, atau nyala api

yang singkat dengan intensitas panas yang ringan. Penyembuhan

pada derajat pertama sekitar selama 1 minggu tanpa adanya

perubahan yang permanen (Margie P, Kayode O, Joan O S,

Adnan A H, Christine B, AKM F Rahman, et al, 2008).

(ADAM Education, 2017)

Gambar 2.3

Luka Bakar Derajat I. Terjadi Kerusakan Sebatas Papilla

Epidermis

1.3.4.2 Derajat II

Luka bakar derajat dua yang dapat merusak hingga lapisan

dermis kulit serta dapat membuat destruksi pada beberapa

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

20

elemen – elemen kulit. Gambaran luka bakar dapat

diilustrasikan seperi gambar 2.4 Luka bakar derajat dua terbagi

menjadi:

1. Luka bakar derajat IIA (superfisial) adalah luka bakar yang

terjadi karena kontak dengan benda atau zat panas sehingga

merusak lapisan dermis bagian superficial serta membuat

destruksi pada bagian atas dermis. Membutuhkan kurang dari

3 minggu dalam penyembuhan.

2. Luka bakar derajat IIB (profundus) adalah luka bakar yang

terjadi karena kontak dengan benda atau zat panas sehingga

merusak lapisan dermis bagian prosundus serta membuat

destruksi pada bagian dalam dermis. Membutuhkan lebih dari

3 minggu untuk penutupan luka dan terlihat bekas luka yang

hipertrofi (Hettiaratchy S dan Dziewulski P, 2005).

Untuk membedakan lebih jelas antara luka bakar derajat II A

dan luka bakar derajat II B bisa dilihat di gambar 2.5.

(ADAM Education, 2017)

Gambar 2.4

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

21

Luka Bakar Derajat II. Terjadi Kerusakan Sebatas Dermis Bagian luar

Sampai Dalam

(Hettiaratchy S dan Dziewulski P, 2005)

Gambar 2.5

Luka Bakar Derajat IIAMengalami Kerusakan Dari Epidermis Sampai

Dermis Bagian Dangkal Dan II BMengalami Kerusakan Dari

Epidermis Sampai 2/3 Dermis

1.3.4.3 Luka bakar derajat tiga

Luka bakar derajat tiga atau full thickness yang merusak

lapisan epidermis, dermis, subkutis hingga folikel – folikel

rambut. Pada derajat ini, luka bakar tidak dapat meregenerasi

sendiri tanpa adanya grafting kulit (Margie P, Kayode O, Joan

O S, Adnan A H, Christine B, AKM F Rahman, et al, 2008).

(ADAM Education, 2017)

Gambar 2.6

I II A II B III

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

22

Luka Bakar Derajat III. Terjadi Kerusakan Dalam Dari Subkutis

Sampai Tulang

1.3.5 Penentuan luas luka bakar

Penentuan luas luka bakar dapat di tentukan dengan berbagai cara.

Menurut Thorne, Charles H, Beasley, Robert W, Aston, Sherrell J et al

tahun 2007, rumus yang sering dipakai untuk mengukur luas luka bakar

pada orang dewasa menurut Wallace adalah “Rule of Nines” atau “Rule

of Wallace”, dengan pembagian:

1. Kepala dan leher : 9%

2. Lengan kanan – kiri : 9% - 9%

3. Badan depan : 18%

4. Badan belakang : 18%

5. Tungkai kanan – kiri : 18% -18%

6. Perineum : 1 %

1.3.6 Fase Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka adalah mekanisme tubuh dalam memperbaiki

jejas pada kulit yang membutuhkan faktor – faktor tertentu untuk

mengembalikan kulit ke bentuk semula. Merurut Sjamsuhidajat R dan

Wim De jong tahun 2010 membagi fase penyembuhan luka menjadi 3

yaitu :

1.3.6.1 Fase inflamasi

Terjadi proses radang yang ditandai dengan rubor, kalor,

tumor, dolor dan fungsio lesa. Disaat luka pertama kali

terbentuk, pembuluh darah yang terputus akan memberikan

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

23

sinyal sehingga pembuluh darah ujung akan vasokonstriksi

(Sjamsuhidajat R dan Wim De jong, 2010).

Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari

pembuluh darah dan saling berikatan membentuk benang-

benang fibrin. Trombosit yang berlekatan akan berdegranulasi

melepat kemoreaktan yang menjadi sel radang, mengaktifkan

fibroblast dan sel endotel serta vasokonstriktor. Pada fase

inflamasi akan terjadi vasodilasi yang menyebabkan

pembengkakan, perubahan warna, nyeri dan perubahan suhu

(Sjamsuhidajat R dan Wim De jong, 2010).

Aktivitas seluler yang terjadi yaitu pergerakan leukosit

menembus dinding pembuluh menuju luka karena daya

kemotaksis. Leukosit mengeluarkan enzim hidrolitik yang

membantu mencerna bakteri dan kotoran luka. pada fase

inflamasi pembentukan kolagen sedikit dan luka hanya

dipertautkan oleh fibrin yang amat lemah (Sjamsuhidajat R dan

Wim De jong, 2010).

Pada luka bakar, akan terjadi peningkatan cairan dirongga

ketiga karena peningkatan permeabilitas kapiler. Pada pasien

dengan luka bakar yang luas akan terjadi syok hipovolemik

sehingga dibutuhkan penggantian cairan yang hilang (Tiwari V

K, 2012). Fase inflamasi ini berlangsung sekitar 3 hari,

kecepatan penyembuhannya dapat dipengaruhi oleh banyak

faktor seperti lingkungan, kelembapan, dll (Pudner R, 2005).

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

24

1.3.6.2 Fase proliferasi

Pada fase ini akan terjadi pembentukan pembuluh darah

baru dan terbentuk jaringan granulasi. Pembuluh darah kapiler

mulai terbentuk di daerah luka untuk memberi pasokan darah

baru, sel – sel baru seperti fibroblast untuk memproduksi

kolagen, kemudian kolagen ekstraseluler mulai terdeposit.

Deposit kolagen ini dimulai setelah fase inflamasi hingga

puncaknya pada hari ke-5 (Young A , Daniel H dan Clare-Ellen

Mc, 2014).

Peningkatan kapiler, fibroblast, dan kolagen membuat kulit

disekitar luka akan berkontraksi (Pudner R, 2005). Luka mulai

berkontraksi pada hari ke-7 (Young A , Daniel H dan Clare-

Ellen Mc, 2014). Fase proliferasi disebut juga dengan fase

fibroplasia karena yang menonjol adalah proses proliferasi

fibroblast (Sjamsuhidajat R dan Wim De Jong, 2010).

Keratinosit yang berada di tepi luka bakar menginduksi

terjadinya re-epitelisasi sehingga luka akan menutup dalam 5-7

hari (Gudner G C, 2007).

Fibroblas berasal dari sel mesenkim yang belum

berdefernsiasi yang menghasilkan mukopolisakarida, asam

amino glisin dan prolin yang merupakan bahan baku dasar

kolagen sarat yang akan mempertautkan tepi luka

(Sjamsuhidajat R dan Wim De Jong 2010).

1.3.6.3 Fase remodeling

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

25

Pada fase ini akan terjadi penyerapan kembali jaringan

yang belebih, pengerutan yang sesuai dengan gaya gravitasi.

Fase ini kan berakhir dengan ditandai berakhirnya semua tanda

radang dan tubuh mulai menormalkan kembali semua yang

menjadi abnormal karena proses penyembuhan. (Sjamsuhidajat

R dan Wim De Jong, 2010)

Pembengkakan dan sel radang diserap, sel muda menjadi

matang, kapiler baru menutup dan kolagen yang berlebih diserap

kembali, disesuaikan besarnya regangan. Fase ini membutuhkan

waktu 3-6 bulan untuk kesembuhan total. Pada akhir fase ini

akan didapatkan keregangan kulit 80 % dari kulit biasanya

(Sjamsuhidajat R dan Wim De Jong, 2010).

1.4 Macam-Macam Teknik Debridement

1.4.1 Mechanical Debridement

Menurut Strohal R, Dissemond J, Jordan O J, Piaggesi A, Rimdeika R,

Young T, et al 2013, teknik debridement ini sering dan telah lama

digunakan di Amerika serikat. Teknik ini menggunakan metode wet to

dry dengan menggunakan gauze/kassa yang diaplikasikan dipermukaan

luka sehingga jaringan yang nekrotik bisa terangkat bersama kassa yang

diangkat setelah diaplikasikan. Mechanical debridement ini dapat

menyebabkan luka yang telah terjadi epitelisasi kembali terbuka karena

tarikan paksa dari kasa yang telah kering di permukaan luka dan rasa

nyeri saat kasa ditarik dari luka pasien.

1. Autolytic Debridement

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

26

Debridement secara natural dengan menjaga kelembapan luka yang

akan melepaskan enzim proteolitik endogen seperti kolagen,

elastase, mieloperoksidase, asam hidroksilase atau lisosim dan

mengaktifkan fagosit. Makrofag akan terbantu dengan adanya

enzim-enzim tersebut yang menghancurkan jaringan nekrotik

sehingga dapat dicerna dengan mudah (Strohal R, Dissemond J,

Jordan O J, Piaggesi A, Rimdeika R, Young T et al, 2013).

2. Larvae Debridement

Teknik ini menggunakan belatung yang steril lalu diletakkan diluka

jaringan mati sehingga jaringan nekrotik bisa dengan mudah

dibersihkan dan meningkatkan epitelisasi luka dan kandungan anti

bakteri yang terdapat pada liur belatung bisa menghambat

pertumbuhan bakteri.

Menurut Strohal R, Dissemond J, Jordan O J, Piaggesi A,

Rimdeika R, Young T et al tahun 2013, sekresi dari larva yang

mengandung antibakteri dan mengandung enzim proteolitik yang

bisa menghancurkan jaringan-jaringan nekrotik, sehingga dapat

meningkatkan kesembuhan luka dengan meningkatkan oksigenasi,

granulasi luka dan aktivitas fibroblast.

3. Surgical Debridement

Teknik ini menggunakan bantuan spesialis bedah karena harus

dilakukan di kamar operasi. Menurut Strohal R, Dissemond J,

Jordan O J, Piaggesi A, Rimdeika R, Young T et al tahun 2013,

prosedur bedah dengan membersihkan jaringan menggunakan mes

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

27

atau gunting bedah serta dilakukan dengan anastesi dan alat-alat

bedah yang lain. Teknik ini dilakukan jika tidak dapat teratasi oleh

teknik debridement yang lain.

4. Enzymatic Debridement

Teknik ini secara spesifik menggunakan enzim proteolitik baik

dalam gel maupun salep untuk menghilangkan jaringan nekrosis.

Enzim proteolitik dapat bekerja secara sinergis dengan enzim

endogen yang dihasilkan tubuh. Teknik ini sangat berguna pada luka

kronis dan luka akut dengan jaringan nekrotik. Debridement ini tidak

dianjurkan untuk luka dengan perdarahan aktif karena sebagian

Enzymatic Debridement bersifat fibrinolitik (Strohal R, Dissemond

J, Jordan O J, Piaggesi A, Rimdeika R, Young T et al, 2013).

1.5 Tikus putih galur wistar (Rattus norvegicus strain wistar)

Hewan coba merupakan hewan yang dikembang biakkan untuk digunakan

sebagai hewan uji coba. Tikus memiliki karakteristik genetik yang unik,

mudah berkembang biak, murah, serta mudah untuk mendapatkannya, oleh

karena itu tikus sering digunakan pada berbagai macam penelitian medis

(Adiyati N P,2011).

Tikus putih galur wistar sering digunakan untuk penelitian, itu

dikarenakan karakteristik genetik yang hampir mirip dengan manusia sekitar

99,5%. Laju pertumbuhan setiap individu sangat dipengaruhi oleh faktor

ordo, jenis kelamin, hormon, usia, pakan, lingkungan dan manajemen

pemeliharaan.

Page 24: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

28

Pada hewan rodentia jantan rata-rata laju pertumbuhan lebih cepat

dibanding betina. Hal ini berkaitan dengan pembentukan anatomi dan

fisiologi dari hewan jantan maupun betina yang berbeda. Pada hewan, laju

pertumbuhan juga dipengaruhi oleh hormon, tidak hanya hormon

pertumbuhan, tetapi juga oleh hormon androgen, glukokortikoid, insulin,

dan tiroid (Adiyati N P, 2011).

1.6 Pengaruh nanas lumat terhadap luka bakar

Nanas mengandung bahan aktif yang disebut dengan enzim bromelain

yang dapat mencerna jaringan nekrotik sehingga dapat meningkatkan proses

penyembuhan, meningkatkan penyembuhan perfusi pembuluh darah, bersifat

anti inflamasi, dapat mengontrol ekspresi mediator inflamasi (Rajendra P,

Sapna J, Shraddha dan Ajay K, 2012). Bromelain berfungsi sebagai

debridement, antiinflamasi dan antiinfeksi (Pizzorno JE, Murray MT, 2006).

Pada saat terjadi luka bakar akan terbentuk penumpukan jaringan nekrotik

yang akan menghambat proses granulasi luka bakar sehingga epitelisasi pada

luka akan terhambat. Tumpukan jaringan nekrotik dapat menjadi sarang

kuman sehingga luka menjadi infeksi (Hettiaratchy S dan Dziewulski P,

2005).

Enzimatik debridemen eksogen akan merangsang tubuh untuk melepaskan

enzim proteolitik endogen yang akan mengoptimalkan aktivitas leukosit dan

makrofag sehingga dapat menghaluskan dan memecah jaringan nekrotik yang

ditimbulkan oleh luka, dengan demikian akan terbentuknya epitelisasi

kembali oleh jaringan sehingga luka akan tertutup (Strohal R, Dissemond J,

Jordan O J, Piaggesi A, Rimdeika R, Young T, et al, 2013).

Page 25: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/40359/3/BAB 2.pdf · 1.3.3 Patofisiologi . Luka bakar memiliki kerusakan lokal dan efek sistemik. Panas menyebabkan perubahan

29

Pada dasarnya tubuh akan mengeluarkan enzim proteolitik endogen tetapi

dalam jumlah yang sedikit sehingga perlu bantuan enzim bromelian sebagai

enzim proteolitik eksogen untuk mencerna jaringan nekrotik yang terdapat

pada permukaan luka bakar sehingga data membantu meningkatkan proses

granulasi (Hettiaratchy S dan Dziewulski P, 2005).

Pada saat terjadi luka bakar, akan terjadi respon inflamasi dengan ditandai

tumor, rubor, dolor, kalor dan fungsio lesa. Jejas pada kulit merangsang

sitokin-sitokin pro inflamasi ke permukaan sehinga akan memberikan efek

vasokonstriksi pembuluh tepi dan peningkatan permeabelitas pembuluh darah

sehingga terjadi ekstravasasi cairan ke intersisil sehingga akan terjadi

pembengkakan dan pembentukan blister (Tiwari V K, 2012).

Enzim bromelain dapat meningkatkan PO2 pada jaringan, meningkatkan

pemulihan pembuluh darah yang rusak, menghambat perlengketan bakteri

pada permukaan, meningkatkan aktivasi fagosit dan membantu merangsang

pembentukan kolagen (Rajendra P, Sapna J, Shraddha dan Ajay K, 2012).