BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri...

22
5 Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri 2.1.1 Pengertian Bakteri merupakan organisme prokariot, yaitu memiliki kromosom tunggal dan tidak memiliki nukleus. (Gillespie et al, 2007) Bakteri adalah nama sekelempok mikroorganisme yang termasuk prokariotik yang bersel satu. Istilah bakteri dari bahasa Yunani dari kata bekterion yang berarti tongkat atau batang dan umumnya tidak berklofrofil. Berkembang biak dengan membela diri dan bahan bahan genetiknya tidak terbungkus dalam membran inti. (BIMA, 2005) Bakteri mempunyai struktur sel yang penting, antara lain : 1. Kapsul : Merupakan struktur polisakarida longgar yang melindungi sel dari fagositosis dan desikasi (kekurangan). 2. Lipopolisakarida : melindungi bakteri Gram-negatif dari lisis yang diperantarai oleh komplemen. Merupakan stimulator pelepasan sitokin yang poten. 3. Fimbria atau Pili : Bulu-bulu tipis khusus yang membantu adhesi ke sel pejamu dan kolonisasi. Eschercia coli yang uropatogenik memiliki fimbria terspesialisasi (fimbria P) yang terikat ke reseptor manosa pada sel epitel ureter. Antigen fimbria sering bersifat imunogenik tetapi bervariasi antarstatin sehingga dapat terjadi infeksi ulang (misalnya pada Neisseria gonorrhoeae). 4. Flagela : Organ pergerakan (lokomasi) bakteri, membuat organisme mampu untuk menemukan sumber nutrisi dan menembus mukus pejamu. Flagela dapat tunggal atau multipel, dapat berada di salah satu ujung sel Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

5

Universitas Sumatera Utara

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bakteri

2.1.1 Pengertian

Bakteri merupakan organisme prokariot, yaitu memiliki kromosom

tunggal dan tidak memiliki nukleus. (Gillespie et al, 2007)

Bakteri adalah nama sekelempok mikroorganisme yang termasuk

prokariotik yang bersel satu. Istilah bakteri dari bahasa Yunani dari kata bekterion

yang berarti tongkat atau batang dan umumnya tidak berklofrofil. Berkembang

biak dengan membela diri dan bahan – bahan genetiknya tidak terbungkus dalam

membran inti. (BIMA, 2005)

Bakteri mempunyai struktur sel yang penting, antara lain :

1. Kapsul : Merupakan struktur polisakarida longgar yang melindungi sel

dari fagositosis dan desikasi (kekurangan).

2. Lipopolisakarida : melindungi bakteri Gram-negatif dari lisis yang

diperantarai oleh komplemen. Merupakan stimulator pelepasan sitokin

yang poten.

3. Fimbria atau Pili : Bulu-bulu tipis khusus yang membantu adhesi ke sel

pejamu dan kolonisasi. Eschercia coli yang uropatogenik memiliki fimbria

terspesialisasi (fimbria P) yang terikat ke reseptor manosa pada sel epitel

ureter. Antigen fimbria sering bersifat imunogenik tetapi bervariasi

antarstatin sehingga dapat terjadi infeksi ulang (misalnya pada Neisseria

gonorrhoeae).

4. Flagela : Organ pergerakan (lokomasi) bakteri, membuat organisme

mampu untuk menemukan sumber nutrisi dan menembus mukus pejamu.

Flagela dapat tunggal atau multipel, dapat berada di salah satu ujung sel

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

6

Universitas Sumatera Utara

(polar) atau di banyak tempat (peritrik). Pada beberapa spesies (misalnya

Treponema), flagela terfiksasi secara kuat di dalam dinding sel bakteri.

5. Lendir : Materi polisakarida yang disekresikan oleh beberapa bakteri yang

tumbuh dalam lapisan biofilm, melindungi organisme tersebut dari

serangan imunitas dan eradikasi oleh antibiotik.

6. Spora : Suatu bentuk yang inert secara metabolik, dipicu oleh kondisi

lingkungan yang tidak cocok; sebagai adaptasi untuk kelangsungan hidup

jangka panjang, sehingga memungkinkan bakteri untuk tumbuh kembali

pada kondisi yang sesuai.(Gillespie et al, 2007)

2.1.2 Klasifikasi

Tujuan dari klasifikasi mikroorganisme adalah untuk menentukan potensi

dari patogeniknya. Beberapa bakteri memiliki kemampuan untuk menyebar

secara luas di komunitas dan menyebabkan penyakit yang serius.Bakteri dapat

diidentifikasi berdasarkan serangkaian sifat-sifat, imunologis fisik atau sifat-sifat

molekuler.

1. Reaksi Gram : Bakteri Gram-positif dan bakteri Gram-negatif memberi

respons terhadap antibiotik yang berbeda. Bakteri lain (misalnya

Mikobakteria) mungkin memerlukan teknik pewarnaan khusus.

2. Bentuk Sel : Kokus, basilus, atau spiral.

3. Endospora : Keberadaan, bentuk, dan posisinya di dalam sel bakteri

(terminal, subterminal, atau sentral).

4. Preferensi atmosfer : Organisme aerob memerlukan oksigen; organisme

anaerob memerlukan atmosfer dengan sangat sedikit atau tanpa oksigen.

Organisme yang dapat tumbuh pada kondisi dengan atau tanpa oksigen

dikenal sebagai anaerob fakultatif. Organisme mikroaerofil menyukai

lingkungan bertekanan oksigen rendah; organisme kapnofil menyukai

lingkungan berkadar karbon dioksida tinggi.

5. Kekhususan (fastidioudness) : Kebutuhan akan media khusus atau

pertumbahan intraselular khusus.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

7

Universitas Sumatera Utara

6. Enzim Kunci : Tidak adanya fermentasi laktosa membantu identifikasi

salmonela, urease membantu identifikasi Helicobacter.

7. Reaksi Serologis : Interaksi antara antibodi dengan struktur permukaan

(misalnya subtipe dari Salmonela, Haemophilus, Meningokokus, dan

banyak lagi)

8. Sekuens DNA : Sekuens DNA ribosom 16S saat ini merupakan elemen

kunci dalam klasifikasi. (Gillespieet al, 2007)

9. Sifat Patogen Bakteri :

1. Bakteri Komensal (Non-Patogen) : makhluk hidup bersel satu yang

hidup bersama organisme lain, tetapi tidak bersifat merugikan dan

mungkin juga bisa menguntungkan.

2. Bakteri Oportunistik : bakteri yang biasanya tidak menyebabkan

penyakit, tetapi akan terjadi jika pasien memiliki sistem kekebalan

tubuh yang tertekan.

3. Bakteri Kondisional : bakteri yang dapat menyebabkan infeksi dan

penyakit dalam keadaan tertentu seperti dari luka terbuka untuk

menduplikasi diri mereka sendiri dan menyebarkan penyakit.

4. Bakteri Intraseluler : bakteri yang selalu menyebabkan penyakit

ketika memasuki tubuh manusia. (Brooks et al, 2014).

2.1.3 Faktor Pertumbuhan, Reproduksi, dan Patogenesis Infeksi

Substansi yang paling diperlukan adalah Air, Kuman memerlukan air

dalam konsentrasi tinggi (cukup) di sekitarnya karena diperlukan bagi

pertumbuhan dan perkembangbiakan. Air merupakan pengantar semua bahan

gizi yang diperlukan sel dan untuk membuang zat-zat yang tak diperlukan ke

luar sel. Selain untuk melancarkan reaksi-reaksi metabolik, air juga merupakan

bagian terbesar dari protoplasma (Chatim et al,1994).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

8

Universitas Sumatera Utara

Seperti halnya makhluk hidup lain, bakteri juga memerlukan beberapa

faktor untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Kebutuhan akan

kehidupannya ini memerlukan beberapa faktor yang bermacam-macam.

Kebutuhan kehidupan bakteri dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan nutrisi atau

kimia dan kebutuhan lingkungan.Contoh dari kebutuhan nutrisi misalnya

sumber energi, karbon, nitrogen, sulfur, fosfor, besi, faktor pertumbuhan

organik dan vitamin.Sementara untuk faktor lingkungan adalah oksigen,

karbondioksida, suhu, konsentrasi ion hidrogen, kelembaban dan kekeringan,

cahaya, efek osmotik, stres mekanik dan sonik (Vasanthakumari, 2007).

A. Kebutuhan Nutrisi

1. Energi

Beberapa bakteri memiliki perbedaan dalam hal sumber energi nya,

misalnya Escherichia coli yang menggunakan bahan kimia untuk sumber

energinya.Disebut juga dengan kemotrop.Ada juga yang menggunakan

cahaya sebagai sumber energinya, contohnya Rhodospirillum

(Vasanthakumari, 2007).

2. Karbon

Karbon sangat diperlukan bukan hanya oleh bakteri tapi juga seluruh

makhluk hidup yang ada di muka bumi ini.Misalnya karbon diperlukan

untuk pembentukan atau sintesis peptidoglikan (Scheffers and Mariana,

2005) atau beberapa protein dan karbohidrat serta lemak pada manusia.

Penggunaan karbon oleh bakteri ini ada yang diambil langsung dari CO2 –

disebut dengan autotrop – ada juga yang digunakan dari bahan organik lain

seperti dari karbohidrat, lemak dan protein yang disebut heterotrop. Kira-

kira sekitar 50% dari berat kering bakteri adalah karbon (Vasanthakumari,

2007).

3. Nitrogen, sulfur dan fosfor

Nitrogen dibutukan untuk pembuatan nitrogen dan juga DNA dan RNA

dimana nitrogen ini bisa didapat dari bahan anorganik seperti nitrat dan

nitrit juga dari bahan organik seperti asam amino. Sementara sulfur

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

9

Universitas Sumatera Utara

diperlukan bakteri untuk sisntesis asam amino seperti metionin dan sistein

serta vitamin seperti B1 dan biotin. Yang terakhir adalah fosfor, digunakan

untuk membuat asam nukleat dan fosfolipid. Sementara pada manusia dan

hewan serta tumbuhan lainnya fosfor digunakan dalam pembuatan molekul

ATP (adenine triphosphate) yang akan digunakan selanjutnya untuk

menghasilkan energi (Vasanthakumari, 2007).

4. Faktor pertumbuhan organik dan vitamin

Ada beberapa bahan organik yang dibutuhkan bakteri dalam kelangsungan

hidupnya namun tidak dapat dibuatnya sendiri yang disebut juga dengan

faktor pertumbuhan organik.Tapi bahan organik ini bisa didapat di media

pertumbuhan.Misalnya adalah asam amino, purin, pirimidin dan vitamin

(Vasanthakumari, 2007).

5. Zat Besi

Zat besi merupakan suatu nutrisi penting untuk pertumbuhan dan

metabolisme pada hampir semua mikroorganisme dan merupakan suatu

kofaktor penting pada banyak proses metabolik dan enzimatik (Brooks et

al, 2014)

B. Kebutuhan Lingkungan

1. Oksigen

Kebutuhan utama bakteri akan oksigen menjadikan bakteri dibagi menjadi

dua yaitu bakteri anaerob dan aerob. Bakteri anaerob dibagi lagi menjadi

anaerob obligat, anaerob fakultatif dan beberapa bakteri mikroaerofilik.

Bakteri anaerob obligat artinya adalah bakteri tersebut harus dalam kondisi

bebas dari oksigen untuk dapat hidup, dan akan mati ketika ada oksigen

(mis: Clostridium). Bakteri anaerob fakultatif adalah bakteri yang dapat

hidup dengan kondisi lingkungan terdapat roksigen maupun tidak. Untuk

istilah mikroaerofilik artinya bahwa bakteri jenis ini bisa tumbuh di

lingkungan dengan konstentrasi oksigen yang rendah namun akan mati jika

konsentrasi oksigennya tinggi (Alfvin Fox, 2011).Sementara bakteri aerob

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

10

Universitas Sumatera Utara

hanya tergolong kedalam aerob obligat, yaitu bakteri yang harus

membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidupnya (mis: M. tuberculosis)

(Vasanthakumari, 2007).

2. Karbondioksida

Hampir semua bakteri membutuhkan karbondioksida dalam

pertumbuhannya.Ada beberapa bakteri yang justru harus membutuhkan

konsentrasi karbondioksida untuk hidup seperti bakteri anaeorb obligat

(Vasanthakumari, 2007).

3. Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting dalam pertumbuhan bakteri.Terdapat

beberapa kategori yang dikelompokkan berdasarkan kemampuan hidup di

suhu tertentu, yaitu mesofil, psikrofil, termofil.Mesofil adalah kelompok

bakteri yang dapat hidup pada suhu antara 25oC sampai 40

oC.Sedangkan

psikrofil dibawah suhu 25oC.Sementara termofil yaitu bakteri yang dapat

hidup diantara suhu 50oC sampai 80

oC.Namun kebanyakan bakteri dapat

hidup dalam suhu optimal 37oC (Vasanthakumari, 2007).

C. Reproduksi Kuman

1. Pembelahan

Umumnya kuman berkembang biak secara amitosis dengan membelah jadi

2 bagian (binary division). Waktu di antara 2 pembelahan disebut

generation time dan ini berlainan untuk tiap jenis kuman, bervariasi antara

20 menit sampai 15 jam. Sebagai contoh, Mycobacterium tuberculosis

mempunyai generation time 15 jam, tumbuhnya lambat.

2. Pembentukan Tunas/Cabang

Kuman membentuk tunas akan melepaskan diri dan membentuk kuman

baru. Reproduksi dengan pembentukan cabang didahului dengan

pembentukan tunas yang tumbuh menjadi cabang dan akhirnya melepaskan

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

11

Universitas Sumatera Utara

diri. Dapat dijumpai pada kuman dari famili Streptomyceteceae.

3. Pembentukan Filamen

Pada pembentukan filamen, sel mengeluarkan serabut panjang, filamen

yang tidak bercabang. Bahan kromosom kemudian masuk ke dalam

filamen. Filamen terputus-putus menjadi beberapa bagian. Tiap bagian

membentuk kuman baru. Dijumpai terutama dalam keadaan abnormal,

misalkan bila kuman Haemophilus influenzae dibiakkan dalam perbenihan

yang basah.

4. Reproduksi secara Seksual

Pembelahan kuman disini didahului oleh pelaburan bahan kromosom dari 2

kuman. Akibatnya adalah timbul sel-sel kuman dengan sifat-sifat yang

berasal dari kedua sel induknya. Reproduksi semacam ini hanya terjadi

antara kuman-kuman sejenis dari satu famili, misalnya Enterobacteriaceae,

antara Escherichia coli dengan Shigella dysenteriae, antara Escherichia

coli dengan Salmonella typhosa.Bila kuman ditanam dalam pembenihan

yang sesuai dan pada waktu-waktu tertentu ditinjau jumlah kuman yang

hidup, maka dapat dilihat suatu grafik yang dapat dibagi dalam 4 fase,

yaitu: (Chatim et al, 1994)

a. Fase penyesuaian diri (lag phase)

lag phase (2 jam) : kuman menyesuaikan diri terhadap keadaan

sekitarnya

b. Fase pembelahan (logarhytmik phase/exponential phase)

log phase (exponential phase) : kuman berkembangbiak secara

logaritmik sampai jam ke-10

c. Fase stasioner (stationary phase)

stationary phase : jumlah kuman relatif konstan

d. Fase kemunduran/penurunan (period of decline)

period of decline : jumlah kuman yang mati lebih banyak

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

12

Universitas Sumatera Utara

D. Patogenesis Infeksi

Patogenesis infeksi bakteri mencakup permulaan proses infeksi dan

mekanisme yang mengarah pada perkembangan tanda dan gejala penyakit. Ciri

bakteri yang patogen meliputi bersifat menular, melekat pada sel pejamu,

menghasilkan toksin, dan mampu menghindari sistem imun pejamu.Banyak

infeksi oleh bakteri yang secara umum dianggap patogen bersifaat tidak jelas atau

tidak menimbulkan gejala.Penyakit terjadi jika bakteri atau reaksi imunologi

terhadap keberadaan mereka menyebabkan cukup bahaya untuk orang tersebut

(Brooks et al, 2014).

Mekanisme Penyakit :

1. Akses ke pejamu yang rentan-transmisi

Organisme yang berbeda akan ditransmisi (ditularkan) dengan cara yang

berbeda pula. Pada beberapa kasus, strain epidemik mungkin ditransmisi

dengan lebih efisien atau mungkin dapat bertahan dari kesukaran

transmisi antar-pejamu dengan lebih efektif, sehingga menyebar dengan

lebih cepat. Organisme yang ditransmisi melalui rute fekal-oral

menginduksi muntah dan diare, dan karena itu akan mengkontaminasi

lingkungan dengan sejumlah besar sekret saluran gastrointestinal.

2. Perlekatan ke pejamu

Mikroorganisme harus melekatkan dirinya ke jaringan pejamu untuk

berkoloni pada tubuh; mikroorganisme yang berbeda memiliki strategi

dan mekanisme yang berbeda untuk melekat ke jaringan pejamu.

Distribusi reseptor yang dapat berinteraksi dengan organisme tertentu

menentukan organ yang terlibat. Beberapa bakteri memiliki mekanisme

yang mmbawanya untuk dapat mendekati epitel mamalia. Beberapa

bakteri membentuk biofilm polisakarida yang membantu kolonisasi

bakteri pada alat prostetik yang dipasang di dalam tubuh, seperti kateter.

Berbagai strain S.aureus dapat menempel atau terikat ke bermacam-

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

13

Universitas Sumatera Utara

macam molekul pejamu yang mungkin terpajan akibat terjadi kerusakan

jaringan, berbagai strain Escherchia coli mengekspresikan fimbria atau

pili yang menyebabkan adhesi yang melibatkan manosa atau antigen grup

darah P, dan masing-masing menyebabkan infeksi saluran gastrointestinal

dan saluran kemih.

3. Invasi Mikroorganisme

memiliki strategi yang berbeda-beda dalam melintasi sawar mukosa atau

berbagai jenis membran sel. Begitu melewati sawar ini, mikroorganisme

tersebut harus mampu bertahan hidup dan bermultiplikasi saat

menginvasi pejamu. Beberapa bakteri seperti Helicobacter dan Neisseria

memproduksi protease IgA. Enzim ini memecah IgA dan karenanya

mampu mengatasi salah satu dari sistem pertahanan mukosa utama.

4. Motilitas

Kemampuan bergerak untuk mencari lokasi sumber makanan yang baru

atau sebagai respons terhadap sinyal kemotaktik secara potensial akan

meningkatkan patogenisitas. Vibrio cholerae bersifat motil karena

memiliki flagela-mutan yang tidak motil bersifat kurang virulen.

5. Evasi Imun

Untuk bertahan hidup dalam sel pejamu, patogen harus mengatasi

pertahanan imun pejamu. Bakteri saluran napas menyekresi protease IgA

yang mendegradasi immunoglobulin pejamu.Menghindari destruksi yang

dilakukan oleh fagosit pejamu adalah teknik evasi (penghindaran) yang

penting.

6. Merusak Pejamu

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

14

Universitas Sumatera Utara

Toksin :

a. Endotoksin

Endotoksin menstimulasi makrofag untuk memproduksi interleukin-

1 (IL-1) dan tumour necrosis factor (TNF), sehingga menyebabkan

demam dan syok.

b. Eksotoksin

Beberapa bakteri menyekresi eksotoksin yang menyebabkan

kerusakan setempat maupun jauh, biasanya dalam bentuk protein.

Banyak dari eksotoksin ini yang memiliki struktur subunit.

Umumnya satu jenis dari subunit ini memfasilitasi perlekatan atau

masuknya ke sel pejamu, sementara subunit lainnya memerantarai

terjadinya efek fisiologis. Toksin kolera merupakan contoh klasik di

mana subunit B terikat ke sel epitel dan subunit A mengaktivasi

adenilat siklase yang menyebabkan keluarnya natrium dan klorida

dari sel, sehingga menyebabkan diare.

Eksotoksin lain bertindak sebagai superantigen menyebabkan

aktivasi non-spesifik dari sel T; variasi struktur regio yang

kompatibel menyebabkan produksi sitokin inflamasi, yang pada

akhirnya menghasilkan efek fsiologis yang luas dengan demam,

syok, gangguan saluran gastrointestinal, dan ruam. Beberapa

eksotoksin memengaruhi sintesis protein sel pejamu, eksotoksin

lainnya memengaruhi sinyal neurologis atau neuromuskular.Pada

banyak kasus ditemukan bahwa antibodi terhadap toksin bersifat

memperbaiki efek fsiologis dari penyakit dan karenanya bersifat

memberi perlindungan. (Gillespie et al, 2007)

2.1.4 Bakteri yang terdapat di Toilet

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

15

Universitas Sumatera Utara

1. Staphylococcus

Adalah sel sferis gram-positif, biasanya tersusun dalam kelompok

ireguler seperti anggur.Organisme ini mudah tumbuh pada banyak jenis

medium dan aktif secara metabolis, memfermentasi karbohidrat dan

menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih sampai kuning tua

(Brookset al, 2014).

a. Staphylococcus Aureus

Spesies ini pernah dianggap sebagai satu-satunya patogen dari

genusnya. Pembawa S. aureus yang asimtomatik sering ditemukan, dan

organisme ini ditemukan pada 40% orang sehat, di bagian hidung, kulit,

ketiak, atau perineum.

Patogenesis :S. aureus memproduksi koagulase yang mengkatalisis

perubahan fibrinogen menjadi fibrin dan dapat membantu organisme ini

untuk membentuk barisan perlindungan. Bakteri ini juga memiliki

reseptor terhadap permukaan sel pejamu dan protein matriks (misalnya

fibronektin, kolagen) yang membantu organisme ini untuk

melekat.Bakteri ini memproduksi enzim litik ekstraseluler (misalnya

lipase), yang memecah jaringan pejamu dan membantu invasi.

Beberapa strain memproduksi eksotoksin poten, yang menyebabkan

sindrom syok toksik. Enterotoksin juga dapat diproduksi, yang

menyebabkan diare.

Kepentingan klinis :S. aureus menyebabkan rentang sindrom infeksi

yang luas. Infeksi kulit dapat terjadi pada kondisi hangat yang lembap

atau saat kulit terbuka akibat penyakit seperti eksim, luka pembedahan,

atau akibat alat intravena. Impetigo dapat muncul pada kulit yang sehat

: infeksi ditransmisikan dari orang ke-orang. Pneumonia akibat S.

aureus jarang terjadi, tetapi dapat terjadi setelah influenza.Pneumonia

ini berkembang dengan cepat, membentuk kavitas dan memiliki

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

16

Universitas Sumatera Utara

mortalitas yang tinggi.Endokarditis akibat S. aureus juga berkembang

dengan cepat dan bersifat destruktif dan dapat terjadi setelah

penyalahgunaan obat intravena atau kolonisasi pada alat intravena.S.

aureus merupakan agen yang paling sering menyebabkan osteomielitis

dan artritis septik.

Diagnosis Laboratorium :S. aureus mudah tumbuh pada sebagian

besar media laboratorium. Bakteri ini toleran terhadap kadar garam

yang tinggi, sehingga media dapat dibuat secara selektif dengan cara

ini. Sebagian besar S. aureus memfermentasi manitol: gabungan

manitol dan pewarna indikator akan menyeleksi organisme ini untuk

subkultur.

Organisme diidentifikasi dengan adanya enzim koagulase, DNAase,

dan katalase, morfologi khas yang membentuk „klaster anggur‟ pada

pewarnaan Gram, dan uji biokimia.S. aureus dapat digolongkan dengan

menggunakan sifat-sifat litik dari serangkaian fag internasional atau

profil restriksi DNA.

b. Staphylococcus saprophyticus

Stafilokokus koagulase-negatif ini merupakan organisme tersering

yang menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda.Bakteri ini

dibedakan oleh resistensinya terhadap novobiosin. (Gillespieet al, 2007)

2. Streptococcus agalactiae

S. agalactiae merupakan residen normal vagina pada 5 – 25%

wanita(Brookset al., 2010). Bakteri ini juga sering sindrom gawat nafas

pada bulan pertama kehidupan neonatus (Brookset al, 2014).

3. Enterobacter spp.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

17

Universitas Sumatera Utara

Infeksi Enterobakter biasanya terjadi pada lingkungan rumah sakit,

namun ada juga beberapa spesies Enterobakter yang kurang berbahaya

yang bisa didapatkan dari lingkungan seperti air.Sumber infeksi

mikroorganisme ini bisa berasal dari endogen seperti saluran cerna,

saluran kemih, dan kolonisasi di kulit.Sama seperti Enterobactericeae

lainnya bakteri ini juga dapat dikultur di media agar McConkey atau EMB

dan hasil dari kultur bakteri ini akan menghasilkan koloni yang

memfermentasi laktosa (Brookset al, 2014).

4. Citrobacter spp.

Citrobacter adalah kelompok bakteri famili dari

Enterobactericeaeberbentuk batang dan menghasilkan warna merah muda

pada pewarnaan gram.Bakteri ini dapat ditemukan di tanah, air, dan

makanan, serta saluran pencernaan manusia dan juga hewan. Penelitian

menunjukkan bahwa dalamsampel urin individu yang memiliki infeksi

saluran kemih 5 – 12% disebabkan oleh spesies Citrobacter (Metriet al,

2013).

Selain menyebabkan infeksi saluran kemih, beberapa spesies Citrobacter

ada yang bisa menyebabkandiare seperti Citrobacter freundii (Bai et al.,

2011).

5. Proteus spp.

Proteus adalah bakteri garam negatif berbentuk batang famili

Enterobactericeae.Infeksi mikroba ini dapat ditemukan dalam kasus

infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi fokal, dan bisa terjadi

bakteremia.Bakteri ini menimbulkan infeksi pada manusia hanya jika

Proteus keluar dari saluran cerna (Brookset al, 2014).Proteus adalah flora

normal pada saluran pencernaan bersamaan dengan Klebsiella dan E.coli

(Struble, 2013). Urease yang dihasilkanya menyebabkan dihidrolisisnya

urea pada urin manusia menjadi ammonia sehingga pada pasien dengan

infeksi saluran kemih urinnya akan basa (Brookset al, 2014). Proteus ini

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

18

Universitas Sumatera Utara

sebenarnya sering menyebabkan infeksi pada rumah sakit seperti pada

pasien ataupun pekerja medis.Namun ada juga spesies yang sangat banyak

menimbulkan infeksi di kalangan masyarakat (community-acquired)

seperti Proteus mirabilis.Untuk kepentingan diagnostik, proteus bisa

dibiakkan di agar MacConkey yang akan menghasilkan koloni yang

bergerombol dan motil (Struble, 2013).

6. Escherichia coli

E. coli merupakan bakteri berbentuk batang gram negatif. Bakteri

biasanya dikultur pada media bernama Eosin Methylene Blue (EMB) dan

akan menghasilkan koloni berwarna logam mengkilap (metallic sheen).

Sama seperti beberapa famili Enterobacteriaceae lainnya, E.coli juga

memfermentasi laktosa dan pada hasil kultur akan mengasilkan gas dan

asam (Levinson, 2008).

Mikroorganisme yang satu ini cukup sering menyebabkan infeksi baik

infeksi saluran pencernaan maupun infeksi saluran kemih pada manusia.Di

Amerika Serikat yang paling sering menyebabkan diare adalah tipe

Enterotoxigenic E.coli. Selain dapat menyebabkan diare dan infeksi

saluran kemih, ada tipe lain dari E. coli ini yang bisa menyebabkan

sindrom penyakit, yaitu sindrom hemolitik-uremik yang disebabkan oleh

Shiga-toxin – producing E.coli(Rasko, et al., 2011).

Sementara untuk infeksi saluran kemih, kasus ini sering ditemukan pada

wanita dibandingkan pria.Hal ini dikarenakan jarak antara anus dan vagina

lebih dekat sehingga E.colidapat dengan mudah berpindah dari saluran

pencernaan ke uretra wanita dibandingkan dengan pria (Tanaghoet al,

2008).Saat setelah lahir, E. coli langsung berkoloni di saluran pencernaan

neonatus dan akan tetap tumbuh dsana untuk melakukan hubungan

mutualisme dengan manusia. Bakteri ini sebenarnya adalah bakteri

komensal, namun terdapat bukti bahwa jenis pathogen bakteri ini

merupakan perubahan atau transformasi dari jenis komensal.Namun bukan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

19

Universitas Sumatera Utara

hanya E. coli patogen saja yang dapat menyerang manusia, jenis non-

patogen juga bisa menjadi patogen dan dapat merusak mukosa saluran

pencernaan manusia (Migla et al, 2013).

2.2 Perwarnaan Gram dan Kultur Bakteri

Salah satu tindakan penting yang perlu dilakukan dalam bidang kesehatan

terutama menyangkut mikroorganisme adalah melakukan identifikasi terhadap

mikrooganisme yang kita temukan seperti jenis bakteri, jamur, ataupun

virus.Dalam penelitian ini, peneliti mengkhususkan kepada identifikasi terhadap

bakteri. Oleh karena itu hal yang akan dibahas adalah cara singkat dalam

mengidentifikasi bakteri, yaitu dengan cara pewarnaan gram dan kultur bakteri.

Untuk mengetahui bakteri apa yang kita dapat dari hasil swab yang kita

lakukan di suatu lokasi tertentu, tentu kita pertama melakukan teknik pewarnaan

yang disebut pewarnaan gram, yang merupakan identifikasi awal terhadap bakteri

sehinggal akan diketahui bakteri tersebut termasuk ke dalam golongan gram

negatif atau positif. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan pewarnaan

gram, yaitu:

1. Spesimen diusapkan di kaca objek lalu dikeringkan di atas api selama

beberapa detik

2. Lalu siram kaca objek dengan larutan kristal violet

3. Bilas dengan air mengalir

4. Tuangkan larutan iodin

5. Bilas dengan air mengalir

6. Tuangkan larutan aseton (30ml) dan alkohol (70ml) selama 10 – 30 detik

7. Bilas dengan air mengalir

8. Genangi sediaan dengan basic fuchsin (safranin) selama 10 – 30 detik

9. Bilas lagi dengan air dan keringkan

(Brookset al, 2014)

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

20

Universitas Sumatera Utara

Hasil yang didapat dari pemeriksaan ini akan direpresentasikan sebagai bakteri

gram negatif atau gram positif. Namun untuk beberapa jenis bakteri, hasil yang

demikian belum cukup untuk mengetahui jenis bakteri yang ada di sediaan yang

kita periksa tersebut. Oleh karena itu, tahap selanjutnya yang bisa dilakukan untuk

mengetahui lebih lanjut mengenai spesies bakteri tersebut adalah dengan cara

mengulturnya di media kultur yang cocok.

Media kulturmerupakan tempat menanam bakteri yang akan diidentifikasi.

Media ini berupa cairan atau jel yang telah ditambahi nutrient tertentu yang

diperlukan oleh bakteri yang dibuat di dalam sebuah wadah bernama piring petri.

Ada bermacam-macam jenis media kultur, tapi yang paling sering digunakan

adalah media agar darah, disebut juga media primer. Media ini mengandung darah

domba 5%.Kebanyakan bakteri aerob dan anaerob fakultatif dapat tumbuh di agar

darah ini.Kemudian yang tak kalah penting adalah agar coklat yang terbuat dari

darah yang dihangatkan dengan atau tanpa tambahan suplemen.Beberapa bakteri

seperti Neisseria dan Haemophilus yang tidak dapat tumbuh di agar darah dapat

tumbuh di agar coklat. Selanjutnya untuk kultur bakteri usus yang berbentuk

batang dan gram negatif dapat digunakan media khusus seperti agar Eosin

Methylene Blue (EMB). Media ini merupakan media sekunder yang sering

digunakan oleh mikrobiologis (Brookset al, 2014).Ada beberapa jenis agar

lainnya yang bisa digunakan untuk identifikasi mikroba namun beberapa media

diatas adalah yang biasa digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.

Adapun cara untuk mengultur bakteri adalah pertama menyediakan peralatan

terlebih dahulu berupa sengkelit (ose), api Bunsen, media kultur, serta spesimen

yang akan diperiksa. Cara selanjutnya adalah dengan mensterilkan sengkelit di

api Bunsen. Kemudian ambil spesimen menggunakan sengkelit dengan cara

mengusap. Lalu buat beberapa goresan di media kultur dan kemudian disimpan

untuk dilihat kemudian pertumbuhan koloni yang terjadi. Beberapa bakteri

menunjukkan koloni yang unik seperti E. coliakan menghasilkan warna logam

mengkilat (metallic sheen) jika dikultur di media EMB.Contoh lainnya

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

21

Universitas Sumatera Utara

Streptococcus β-hemolyticusakan menghemolisis sempurna darah pada media agar

darah, dan lain sebagainya (Brookset al, 2014).

Gambar 2.2. Pewarnaan Gram

Sumber :Alfred B. Cunningham, John E. Lennox, and Rockford J. Ross, Eds.

2001-2008

2.3 Tindakan pencegahan infeksi

2.3.1 Cara pencegahan infeksi

1. Dekontaminasi

Proses yang membuat benda mati lebih aman untuk ditangani oleh staf

sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivasi HBV, HBC, dan HIV)

dan mengurangi, tapi tidak menghilangkan jumlah mikroorganisme yang

menogntaminasi.

2. Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

Proses menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali beberapa

endospora bakterial dari objek, dengan merebus menguapkan atau

memakai desinfektan kimiawi.

3. Pembersihan

Proses yang secara fisik membuang semua debu yang tampak, kotoran,

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

22

Universitas Sumatera Utara

darah, atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang

sejumlah mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi mereka yang

menyentuh kulit atau menangani objek. Proses terdiri dari mencuci

sepenuhnya dengan sabun atau deterjen dan air, membilas dengan air

bersih, dan mengeringkan.

Pembersihan penting karena :

a. sebuah cara yang efektif untuk mengurangi jumlah mikroorganisme

pada peralatan dan istrumen tercemar, terutama endospora yang

menyebabkan tetanus.

b. tidak ada prosedur sterilisasi atau DTT yang efektif tanpa melakukan

pencucian terlebih dahulu (Porter 1987)

4. Sterilisasi

Proses menghilangkan semua mikroorganisme (bakteria, virus, fungi,

dan parasit) termasuk endospora bakterial dari benda mati dengan uap

tekanan tinggi (otoklaf), panas kering (oven), sterilian kimiawi, atau

radiasi. (Tietjen et al, 2004)

2.3.2 Personal Hygiene

Personal hygiene merupakan faktor intrinsik yang melekat pada

host.Personal hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam

memelihara kebersihan dan kesehatan dirinya untuk memperoleh kesejahteraan

fisik dan psikologis (Wartonah, 2010). Tujuan personal hygiene adalah untuk

memelihara kebersihan diri, menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat

kesehatan individu sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri

sendiri maupun orang lain.

A. Faktor yang Memengaruhi Personal Hygiene

Faktor-faktor yang memengaruhi personal hygiene antara lain:

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

23

Universitas Sumatera Utara

1. Budaya

Sejumlah mitos yang berkembang di masyarakat menjelaskan

bahwa saat individu sakit ia tidak boleh dimandikan karena dapat

memperparah sakitnya.

2. Status Sosial-Ekonomi

Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana

dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi,

serta perlengkapan mandi yang cukup (misalnya; sabun, sikat gigi,

shampo, dan lain-lain). Hal tersebut membutuhkan biaya, dengan kata

lain, sumber keuangan individu akan berpengaruh pada

kemampuannya mempertahankan personal hygiene yang baik.

3. Tingkat Pengetahuan atau Perkembangan Individu

Kedewasaan seseorang akan memberi pengaruh tertentu pada

kualitas diri orang tersebut, salah satunya adalah pengetahuan yang

lebih baik. Pengetahuan penting dalam meningkatkan status kesehatan

individu, sebagai contoh, agar terhindar dari penyakit kulit, maka harus

mandi dengan bersih setiap hari.

4. Status Kesehatan

Kondisi sakit atau cedera akan menghambat kemampuan individu

dalam melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada

tingkat kesehatan individu. Individu akan semakin lemah dan jatuh

sakit.

5. Kebiasaan

Kebiasaan individu dalam menggunakan produk-produk atau

benda tertentu dalam melakukan perawatan diri, misalnya

menggunakan showers, sabun orang lain, pakaian atau handuk orang

lain dapat menimbulkan penularan penyakit.

6. Cacat Jasmani/Mental Bawaan

Kondisi cacat dan gangguan mental menghambat kemampuan

individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.(Alimul,

2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

24

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Sanitasi Lingkungan

Menurut Notoadmojo (2003), sanitasi lingkungan adalah status kesehatan

suatu lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan

air bersih, dan sebagainya. Banyak sekali permasalahan lingkungan yang harus

dicapai dan sangat mengganggu terhadap tercapainya kesehatan

lingkungan.Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi elemen-

elemen hayati dan non hayati dalam ekosistem. Menurut Entjang (2000), personal

hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi,

sosial, dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan

yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki

atau dihilangkan. Perilaku yang kurang baik dari manusia akan mengakibatkan

perubahan ekosistem dan timbulnya sejumlah masalah sanitasi lingkungan yang

dapat menyebabkan timbulnya penyakit.

2.4 Toilet

2.4.1 Pengertian

Menurut kamus besar bahasa indonesia :

toilet/toi·let / /toilét/ n

1. tempat cuci tangan dan muka;

2. kamar kecil (kakus); kertas -- , (gulungan) kertas yg dipakai di kamar

kecil

3. peranti untuk berhias, spt bedak, cermin, dan sikat rambut; kamar

rias; meja rias (dng cermin besar)

Toilet merupakan salah satu sarana sanitasi yang paling

vital.(Bagiastra,2013)

2.4.2 Macam-Macam Toilet

1. Toilet Rumah

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

25

Universitas Sumatera Utara

Di negara maju, hampir semua tempat tinggal memiliki paling

sedikit sebuah toilet.Toilet di tempat tinggal pribadi umumnya tidak

dipisahkan menurut jenis kelamin.Toilet dapat berada satu ruangan

dengan tempat mandi, dapat pula tidak.Di India baru-baru ini

disarankan agar semua perempuan wajib memiliki toilet.

2. Toilet Umum

Toilet Umum adalah salah satu sarana sanitasi yang dirancang

khusus lengkap dengan kloset, persediaan air dan perlengkapan lain

yang bersih, aman dan higienis dimana masyarakatdi tempat-tempat

domestik, komersial maupun publik dapat membuang hajat serta

memenuhi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis lainnya. Sarana

toilet umum merupakan salah satu jenis toilet yang diperuntukkan

untuk masyarakat umum yang berkunjung ke suatu tempat.Sering kali

disebutkan bahwa toilet umum adalah toilet ketika jauh dari rumah.

Dengan demikian pengguna toilet umum akan sangat beragam dan

senantiasa berganti. Sebagai akibatnya, toilet merupakan tempat yang

potensial sebagai sarana penyebaran penyakit bila sanitasi dan

higiene-nya tidak dipelihara dengan baik.(Bagiastra, 2013)

2.4.3 Kelengkapan Toilet Umum

Kelengkapan toilet umum adalah sebagai berikut :

1. Kloset :

a. Kloset Duduk

Kloset yang digunakan dengan cara mendudukinya untuk buang air

besar yang memiliki fasilitas untuk menyiram buangan setelah digunakan

adalah jenis toilet yang paling umum di Barat kloset yang digunakan

dengan cara mendudukinya untuk buang air besar) yang memiliki fasilitas

untuk menyiram buangan setelah digunakan adalah jenis toilet yang paling

umum di Barat.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bakteri Pengertianrepository.usu.ac.id/bitstream/123456789/55904/4/Chapter II.pdf · TINJAUAN PUSTAKA . 2.1 Bakteri . 2.1.1 Pengertian . Bakteri merupakan

26

Universitas Sumatera Utara

b. Kloset Jongkok

Kloset yang digunakan dengan cara berjongkok di atasnya untuk

buang air besar cukup lazim di Asia Tenggara, Asia Timur (Republik

Rakyat Tiongkok dan Jepang), India, serta masih dapat dijumpai pada

toilet umum di Eropa selatan dan timur (termasuk

sebagian Perancis, Yunani, Italia, negara-negara Balkan, dan negara

bekas Uni Soviet).

2. Air dan perlengkapannya (kran, gayung)

3. Tempat sampah (khusus pembalut dan khusus sampah tissue)

4. Ruangan buang air kecil dan air besar (kloset dan bak)

5. Ruangan cuci tangan dan cuci muka (westafel dan cermin)

6. Ruang penjaga dan pelayan kebersihan

Universitas Sumatera Utara