Oleh : Fajar Pamungkas - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/55904/19/Naskah Publikasi.pdf ·...

23
PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG TIPE GELAGAR DI KALICEMORO Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Oleh : Fajar Pamungkas NIM : D 100 120 037 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

Transcript of Oleh : Fajar Pamungkas - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/55904/19/Naskah Publikasi.pdf ·...

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG TIPE

GELAGAR DI KALICEMORO

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Sipil

Fakultas Teknik

Oleh :

Fajar Pamungkas

NIM : D 100 120 037

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

1

PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN BETON BERTULANG TIPE GELAGAR di

KALICEMORO

Abstrak

Tujuan Perencanaan struktur jembatan beton betrulang tipe gelagar yang menjadi tugas akhir ini

adalah bagaimana mengetahui tatacara perhitungan konstruksi jembatan yang mengacu pada

jembatan beton bertulang di kalicemoro Jl.solo-purwodadi. Selain itu Peraturan-peraturan yang

digunakan untuk acuan perencanaan adalah berikut SNI T-02-2005 dan Pedoman Perencanaan

Teknik Jembatan Bridge Management System (BMS) 1992 dalam menentukan standart pembebanan

untuk konstruksi jembatan, RSNI T-12-2004 dalam merencanakan struktur beton yang dipakai untuk

jembatan, SNI 2833:2008 dalam merencanakan ketahanan gempa untuk konstruksi jembatan. “SAP

2000” digunakan sebagai media perhitungan Analisa struktur bagian struktur jembatan, “AutoCad

2007”digunakaan sebagai media pengaambaran struktur dan “MicroSoft Exel 2010” sebagai media

perhitungan matematis struktur. Hasil perhitungan struktur :

1. Perencanaan Trotoar diadapatkan penulangan D16-120 (tulangan pokok) D16-125 (tulangan

bagi). Perencanaan tiang ralling didapatkan penulangan 2D12 (tulangan lentur) Ø8-50

(tulangan geser).Perencanaan pelat lantai struktur atas jembatan dengan perhitugnan struktur

didapatkan penulangan D16-200 (tulangan pokok) D16-150 (tulangan bagi).

2. Perencanaan Gelagar utama menurut bagian yang ditinjau didapatkan 12D25 (tulangan

longitudinal momen positif) 4D25 (tulangan longitudinal momen negatif) dan D8-300

(tulangan geser).perencanaan gelagar diafragma diadapatkan 3D22 (tulangan longitudinal

momen positif) 3D22 (tulangan longitudinal momen negatif) dan D10-150 (tulangan geser).

3. Abutment merupakan struktur bawah, penulangan dan bagian-bagiannya yaituBackWall Atas

D16-150 (tulangan pokok) D16-250 (tulangan bagi), BackWall Bawah D16-100 (tulangan

pokok) D16-150 (tulangan bagi). Corbel D16-150 (tulangan pokok) D16-150 (tulangan bagi).

BreastWall D32-100 (tulangan pokok) D32-100 (tulangan bagi) D13-300 (tulangan geser arah

X/Y), Wingwall D20-100 (tulangan pokok vertikal) D12-150 (tulangan bagi vertikal) D13-

300 (tulangan geser), D13-200 (tulangan pokok horisontal) D12-250 (tulangan bagi

horisontal) D13-200 (tulangan geser). Pilecap D25-80 (tulangan pokok) D25-100 (tulangan

bagi) D16-400(tulangan geser), Borepile 14D22 (tulangan longitudinal) 2 D12-150 (tulangan

geser).

4. Pier merupakan struktur bawah, penulangan dan bagian-bagiannyaPierHead D25-100

(tulangan longitudinal) 4D13-80 (tulangan geser) ColumnPier/PierWall 2D32-100 (tulangan

pokok) 2D32-100 (tulangan bagi) D16-300 (tulangan geser arah X/Y) D13-200 (tulangan

geser), PileCap D30-100 (tulangan pokok) D30-120 (tulangan bagi) D16-400 (tulangan geser

X/Y), Borepile 14D22 (tulangan longitudinal) 2 D12-150 (tulangan geser).

Kata Kunci : perencanaan, jembatan, tipe gelagar, kalicemoro, struktur atas, struktur bawah

ABSTRACT

Design the bridge have a purrpose how to know calculation cunstroctio the bridge structure

reinforeced concrete beam type oon Solo-Purwodadi rute. More over, a rules design to used like

loaded rules with RSNI-T-02-2005 and technical Bridge Management System (BMS) 1992, concrete

design structure with RSNI-T-12-2004. In tenacity earthquake desighn with SNI 2833:2008.

Calculating analisys structure with some help from SAP 2000. AutoCAD 2007 used to draw the

modeling structure and MicroSoft Exel 2010 used to mathematical calculating. Its a result :

2

1. Design of Sidewalk D16-120 (main reinforced) D16-125 (devide reinforced). Design pole

support 2D12 (elastic reinforced) D8-50 (shear reinforced). Design of bridge floor plate D16-

200 (main reinforced) D16-150 (devide reinforced).

2. Design of main beam 12D25 (reinforced positive momen) 4D25 (reinforced negative momen)

and D8-300 (shear reinforced). Design of diafragma beam 3D22 (reinforced positive momen)

3D22 (reinforced negative momen) andD10-150 (shear reinforced).

3. Abutment is a part of bottom structure with some piece is top Backwall D16-150 (main

reinforced) D16-250 (devide reinforced), bottom BackWall D16-100 (main reinforced) D16-

150 (devide reinforced). Corbel D16-150 (main reinforced) D16-150 (devide reinforced).

BreastWall D32-100 (main reinforced) D32-100 (devide reinforced) D13-300 (shear

reinforced X/Y), Wingwall D20-100 (main vertical reinforced) D12-150 (devide vertical

reinforced) D13-300 (shear reinforced), D13-200 (main horisontal reinforced) D12-250

(devide horisontal reinforced) D13-200 (shear reinforced). Pilecap D25-80 (main reinforced)

D25-100 (devide reinforced) D16-400 (shear reinforced), Borepile 14D22 (elastic reinforced)

2 Ø12-150 (shear reinforced).

4. Pier is a part of bottom structure with some piece is PierHead D25-100 (elastic reinforced)

4D13-80 (shear reinforced) ColumnPier/PierWall 2D32-100 (main reinforced) 2D32-100

(devide reiinforced) D16-300 (shear reinforced X/Y) D13-200 (shear reinforced), PileCap

D30-100 (main reinforced) D30-120 (devide reinforced) D16-400 (shear reinforced X/Y),

Borepile 14D22 (elastic reinforced) 2 D12-150 (shear reinforced).

Keywords : bridge structuer, kalicemoro, top structure, bottom structure, abutment

1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan antara satu ruas jalan

menuju ruas jalan yang lain yang terhalang atau terputus karena rintangan. Rintangan ada yang berupa

faktor alam (sungai, laut, danau, rawa, dsb) atau pun faktor manusia (rel, jalan, desa, dsb). Peranan

jembatan sebagai penghubung antar daerah penting sekali bagi negara maupun pemerintah karena

perekonomi, sosial, kebudayaan, yang dikembangkan di suatu wilayah agar pembangunan merata.

Zaman sekarang jembatan sendiri tak hanya untuk menyebrangi sungai maupun sebuah lembah tetapi

sekarang telah dikembangkan oleh tenaga tenaga ahli jembatan bisa menghubungkan antar pulau

maupun antar negara di karenakan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat kemudian di susul

kebutuhan yang semakin naik dan berkembang.

Beton bertulang adalah jembatanyang terbuat dari beton bertulang konvensionnal, yaitu suatu

jenis beton yang kuat tekannya kurang dari 40 MPa (f’c ≤ 40 MPa). Jembatan eton bertulang banyak

dignakan di Indonesia (terutama di pulau jawa). Hal ini tak lepas dari melimpahnya ketersediaan

bahan penyusun beton (yaitu agregat halus maupun agregat kasar) di pulau jawa.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan pada bagian latar belakang diatas, maka disimpulkan rumusan

masalah yaitu bagaimana merencanakan struktur sebuah jembatan bertulang tipe gelagar 3 bentang

dengan bentang yang berbeda.

3

1.3 Tujuan Perencanaan

Tujuan perencanaan tugas akhir ini adalah untuk merencanakan ulang jembatan beton

bertulang tipe gelagar di Kalicemoro, sehingga diperoleh dimensi tiang sandaran, plat lantai, gelagar,

abutment dan pier yang baru.

1.4 Manfaat Perencanaan

Hasil dari perencanaan ini diharapkan memberikan manfaat bagi perencana struktur didalam

membangun, membandingkan atau merencanakan jembatan dengan struktur beton bertulang tipe

gelagar. Selain itu dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi perencana maupun pelaksana

dalam hal peningkatan mutu dan kualitas hasil kerja dalam dunia pembangunan, terutama

pembangunan struktur jembatan dengan beton bertulang tipe gelagar.

1.5 Batasan Masalah

Beberapa batasan yang digunakan dalam perencanaan jembatan struktur beton bertulang ini adalah

sebagai berikut:

1. Perencanaan struktur (perhitungan dan gambar ) atas dan bawah jembatan yaitu trotoar, tiang

sandaran, plat lantai, gelagar, abutment, pier dan fondasi.

2. Tipe jembatan A dengan 3 bentang.

3. Panjang jembatan 15 meter dan 20 meter.

4. Lebar bruto 15 meter.

5. Lebar trotoar 1,5 meter (kanan dan kiri jalan)

6. Mutu beton f’c = 30 MPa.

7. Mutu baja fy = 390 MPa.

8. Dimensi awal gelagar utama 500/1000. Gelagar diafragma 450/650.

9. Fondasi menggunakan bore pile. Dengan data tanah disekitar area yang ditujukan.

10. Peraturan yang digunakan sebagai acuan perancangan Jembatan Jurug ini adalah :

a) Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (PPPJR,1987).

b) Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan (Bridge Management System,1992).

c) RSNI T 02-2005, tentang Standar Pembebanan Untuk Jembatan.

d) RSNI T-12-2004, Tentang Perencanaan Struktur Beton Untuk Jembatan.

1.6 Lokasi Perencanaan

Jembatan Kalicemoro yang berada di Jl. Solo-Purwodadi km. 15

4

Gambar 1. Lokasi Perencanaan

(Google Map, Mengenai : Lokasi Jembatan Kalicemoro)

1.7 Pengertian beton bertulang tipe gelagar

Jembatan yang strukturnya terdiri atas gelagar utama arah memanjang dengan plat beton

membentangi diantara gelagar. Jarak antara gelagar dibuat sedemikian rupa sehingga cukup luas

untuk jembatan jalan raya. Penggunaannya akan lebih ekonomis pada bentang 15 m sampai 20 m.

Umumnya antara gelagar dan plat lantai jembatan dicor secara monolit, maka dari itu anaisis gelagar

dilakukan sebagai satu kesatuan struktur sebagai balok-T.

1.8 Pembebanan jembatan

Pada perencanaan ulang jembatan perlu diperhatikan beban-beban yang akan diterima oleh

jembatan agar bisa diperoleh dimensi dan tulangan yang sesuai, maka perhitungan untuk pembebanan

menggunakan standart yang ada. Peraturan yang digunakan sebagai berikut peraturan standart

pembebanan jembatan RSNI T-02-2005 dan Pedoman Perencanaan Teknik jembatan (BMS) 1992.

1.9 Perencanaan Tiang Sandaran

Sandaraan untuk pejalan kaki harus direncanakan untuk dua pembebanan rencana daya layan

sebesar w = 0,75 kN/m dengan beban-beban bekerja secara bersamaan dalam arah menyilang dan

vertikal pada masing masing sandaraan.

1.10 Perencanaan Trotoar Dan Kerb

Pada perencanaan trotoar diperhitungkan beban mati dan beban hidup yang terjadi diatasnya:

1. Berat sendiri (MS)

b.h.L.shape.Wc (III.1.a)

2. Beban hidup (Tp)

MTP = H1 + H2+P+q.b2 (III.1.b)

Dimana : H1 = Beban horizontal pada tiang sandaraan = 0,75 kN

H2 = Beban horisontal pada kerb = 1,5 kN

P = Beban vertikal terpusat = 20 kN

q.b2 = Beban vertikal merata

5

Dimana : q = Beban pejalan kaki = 5 kPa

b2 = lebar plat trotoar

1.11 Perencanaan Plat Lantai Jembatan

Tidak

ok

Flowchart 1Peritungan momen plat lantai jembatan

1.12 Perencanaan Gelagar Utama

Pengerjaan perhitungkan gelagar utama dan diafragma jembatan dijelaskan dalam flowchart sebagai

berikut

Mulai

Data pendukung : dimensi plat, mutu bahan

Analisi Pembebanan

Perhitungan tulangan

Analisis mekanik :

pehitungan momen

Mulai

Mulai

Data pendukung : dimensi gelagar utama, mutu

bahan

Analisi Pembebanan :

Beban mati sendiri dan tambahan

Beban hidup “D”

Gaya rem

Beban Angin

Beban Gempa

6

Tidak

Ok

Flowchart 2Peritungan momen gelagar utama jembatan

Flowchart perhitungan gelagar diafragma :

Tidak

Ok

Flowchart 3Peritungan momen gelagar diafragma jembatan

Kombinasi momen

Analisi mekanika

Perhitungan tulangan

Mulai

Data pendukung : dimensi gelagar diafragma, mutu bahan

Analisi Pembebanan : Beban mati sendiri

Kombinasi momen

Analisi mekanika

Perhitungan tulangan

Selesai

Selesai

1.13 Perencanaan Abutment Jembatan

Pengerjaan perhitungkan abutment jembatan dijelaskan dalam flowchart sebagai berikut :

Tidak

Aman

Tidak

Ok

Flowchart 4 Pengerjaan Abutment Jembatan

1.14Perencanaan PierJembatan

Mulai

Data pendukung : dimensi Abutment, mutu bahan,dll

Pembebanan dan kombiinasi momen

Cek kombinasi momen dan

geser terhadap stabilitas

guling dan geser

Perhitungan momen ultimit dan gaya geser ultimit

Perhitungan

struktur dan

Penulangan

Selesai

Pengerjaan perhitungkan pier jembatan dijelaskan dalam flowchart sebagai berikut :

7

8

Tidak

Aman

Tidak

Ok

Flowchart 5 Pengerjaan Pier Jembatan

1.15Perhitungan Pondasi

Pondasi bore pile adalah pondasi tiang beton yang dicor ditempat. Besarnya irisan keliling,

terdiri dari tulangan pokok dan tulangan spiral. Sebagai berikut adalah langkah-langkah perhitungan

pondasi bore pile.

1. Kapasitas daya dukung tiang

2. Daya dukung lateral ijin tiang bor

3. Momen pada tiang bor akibat gaya lateral

4. Gaya yang diterima tiang borepile

Data pendukung : dimensi Pier, mutu bahan,dll

Pembebanan dan kombiinasi momen

Cek kombinasi momen dan

geser terhadap stabilitas

guling dan geser

Perhitungan momen ultimit dan gaya geser ultimit

Perhitungan struktur

dan Penulangan

Selesai

Mulai

9

5. Gaya lateral pada tiang bore pile

6. Kontrol daya dukung ijin tiang bore pile

7. Pembesian bore pile pier

8. Tinjauan plecap pier

9. Pembesian pile cap pier

10. Kontrol pile cap pier

2 METODE PENELITIAN

Proses perencanaan jembatan dilakukan melalui 4 tahap sebagai berikut :

Tahap 1 : Mulai survey data teknis jembatan.

Tahap 2 : Pengacuan dasar perhitungan dan pendimensian awal.

Tahap 3 : Pembebanan dan Analisis mekanika.

Tahap 4 : Penggambaran hasil perhitungan.

Flowchart 6 Tahapan Perencanaan Ulang Jembatan

Mulai

pengumpulan data teknis

Survey Lokasi

Data teknis

Data tanah

Acuan dasar perhitungan SNI,

Bina Marga, dll

Pembebanan dan analisis mekanika :

Struktur atas (tiang sandaran, trotoar, pelat lantai, gelagar)

Struktur bawah (Abutment, Pier, pondasi)

Perhitungan penulangan dan

penggambaran

selesai

10

D16-100D10-150D16-200D10-150

2D128-60

D 16 -100 D 10 -150

D 16 -200

D 10 -150D 16 -100

D 16 -200D 10 -150

3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Tiang sandaran dan pelat lantai

Tabel1.Rekapitulasi Penulangan tiang sandaran

Bagian Penulangan

Tiang

sandaran

tulangan longitudinal 2D12

tulangan geser Ø 8 -60

Tabel 2. Rekapitulasi Penulangan Pelat

Bagian Penulangan

Pelat

Lantai

Jembatan

Daerah

Tumpuan

tulangan pokok D16-100

tulangan bagi D10-150

Daerah

lapangan

tulangan pokok D16-200

tulangan bagi D10-150

Gambar 1. Detail penulangan tiang sandaran dan pelat

Segmen Vu(N) dipakai begel

a = f 388108,30 D6-120

b = e 283089,40 D6-120

c = d 178070,50 D6-120

g = n 421940,70 D6-120

h = m 318803,40 D6-120

i = l 215666,10 D6-120

j = k 112530,10 D6-300

11

120 120 120 120 120

10 D 25 6 D 25

4 D 25 4 D 25 4 D 25 4 D 25 4 D 25 4 D 25

Ø6 -120 Ø6 -120 Ø6 -120 Ø6 -120 Ø6 -1206 D 25 10 D 25 12 D 25

a

a

b c d e f

fedcb

120

Ø6 -120 12 D 25

4 D 25 4 D 25 4 D 255 D 25

12 D 30 Ø6-120Ø6-120Ø6-300Ø6-300Ø6-120Ø6-120Ø6-120

g h j mi k

6 D 30

l

g h j mi k l

8 D 30 10 D 30 12 D 30

120 300 300 120 120

6 D 30 Ø6-120

5 D 25 5 D 254 D 25 4 D 25

10 D 30 8 D 30

n

n

120 120

3.2 Gelagar Jembatan

Tabel 3. Rekapitulasi penulangan gelagar utama

Segmen Mu(+)(kNm) terpasang

a = f 898,1941 6 D 25

b = e 1446,7667 10 D 25

c = d 1705,6006 12 D 25

g = m 996,3752 6 D 30

h = m 1640,9802 8 D 30

i = l 2027,7434 10 D 30

j = k 2156,6644 12 D 30

Segmen Mu(-)(kNm) terpasang

a = f 299,3980 4 D 25

b = e 482,2556 4 D 25

c = d 568,5335 4 D 25

g = m 332,1251 4 D 25

h = m 546,9934 4 D 25

i = l 675,9145 5 D 25

j = k 718,8881 5 D 25

Gambar 2. Penulangan gelagar utama

12

3 D22 2 D22 3 D22 2 D22 3 D22 2 D22 3 D22 2 D22 3 D22 2 D22 3 D22

3 D22 3 D22 3 D22 3 D22 3 D22 3 D22Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150 Ø10-150

1000

500

Ø10-150

2 D22

1500 500 1500 500 1500 500 1500 500 1500 500 1500 500

n

n

450

650

3 D 22

2 D 22

3 D 22

Ø10-150

pot n-n

500

1000

6 D 25

Ø6-120

2 D 25

4 D 25

pot a-a

500

1000 2 D 25

4 D 25

pot b-b

500

1000

12 D 25

2 D 25

4 D 25

pot d-d

500

1000

12 D 25

2 D 25

4 D 25

pot c-c

500

1000

10 D 25

2 D 25

4 D 25

500

1000

6 D 25

2 D 25

4 D 25

pot e-e pot f-f

10 D 25

Ø6-120Ø6-120 Ø6-120 Ø6-120

Ø6-120

pot m-m pot n-n

500

1000

8 D 30

2 D 25

4 D 25

500

1000

6 D 30

2 D 25

4 D 25

Ø6-120 Ø6-120

500

1000 2 D 25

pot g-g

500

1000

6 D 30

Ø6-120

2 D 25

4 D 25

pot h-h

500

1000

8 D 30

2 D 25

4 D 25

pot i-i

500

1000

10 D 30

2 D 25

5 D 25

pot j-j

500

1000

12 D 30

2 D 25

5 D 25

pot k-k pot l-l

4 D 25

500

1000

10 D 30

2 D 25

Ø6-12012 D 30

Ø6-120 Ø6-300

4 D 25

Ø6-300 Ø6-120

Gambar 3. Detail penulangan gelagar utama

Tabel 4. Rekapitulasi penulangan gelagar diafragma

Bagian Penulangan

Gelagar

Diafragma

Tulangan longitudinal 3D22

Tulangan geser Ø10-150

Gambar 3. Detail penulangan gelagar diafragma

13

Abutment jembatan

Tabel 5. Rekapitulasi penulangan abutment

Bagian Penulangan

Breast

Wall

Tulangan lentur pokok D32-100

bagi D32-100

Tulangan geser Arah X D13-300

Arah Y D13-300

Back Wall

Bawah Tulangan lentur

Pokok D16-100

Bagi D16-150

Back Wall

Atas Tulangan lentur

Pokok D16-150

Bagi D16-250

Corbel Tulangan lentur

pokok D16-150

bagi D16-150

Tulangan geser D13-200

WingWall

Vertikal

Tulangan lentur pokok D20-100

bagi D12-150

Tulangan Geser D13-200

WingWall

Horisaontal

Tulangan lentur pokok D13-200

bagi D12-250

Tulangan geser D13-200

Pilecap

Tulangan lentur pokok D25-80

bagi D25-100

Tulangan geser Arah X D16-400

Arah Y D16-400

Borepile Tulangan lentur 14D22

Tulangan geser 2D12-150

14

Ø 16-400/400

D 25-100 D 25-80

D16-100D 16-150

D 32-100Ø 13-300

D 13-150D 32-100

D 16-150D 16-150Ø16-150

D16-100 D16-150

D 16-150

D 16-250

D 16-100D 16-150

D20-100D12-150

D13-200D12-250tul. horisontal

tul. horisontal

tul. Vertikaltul. Vertikal

DalamLuar

Ø13-200

WingWall

BORE PILE

WingWall

BORE PILE

L= 15 m

Gambar 4. Detail penulangan abutment

15

2 D32-100

2 D32-100

Ø16-300

D30-100

Ø16-400

D30-120BORE PILE

L= 12 M

14 D 22Ø 12- 150SPIRAL

25 D25-100

10 D16-150

4 Ø13-80

7 D16-150

18 D16-150

24 D16-1504 Ø13-80

Gambar 5. Gambar penulangan wingwall

Pier/Pilar Jembatan

Tabel 6. Rekapitulasi penulangan Pier/Pilar

Bagian Penulangan

Column Pier

(tinjauan memanjang jembatan)

Tulangan lentur pokok 2D32-100

bagi 2D32-100

Tulangan geser Arah X D16-300

Arah Y D16-300

Column Pier

(tinjauan melintang jembatan) Tulangan geser

D13-200

Pierhead Tulangan lentur D25-100

Tulangan geser 4D13-80

PileCap

Tulangan lentur pokok D30-100

bagi D30-120

Tulangan geser Arah X D16-400

Arah Y D16-400

Borepile Tulangan lentur 14D22

Tulangan geser 2D12-150

Gambar 6. Detail penulangan pier

16

Gambar 7. Potongan melintang jemabtan

Gambar 8. Potongan memanjang jemabatan

PILE CAP

PIER WALL

HEADSTOK

GELAGAR

UTAMA

TIANG

SANDARAN

TROTOAR

PELAT

LANTAI

GELAGAR

DIAFRAGMA

BORE PILE

L= 12 M

PIER

BORE PILE

L= 12 M

ABUTMEN

TROTOAR

TIANG SANDARAN

PELAT LANTAI

GELAGAR UTAMA

BORE PILE

L= 12 M

BORE PILE

L= 12 M

17

4. PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis perhitungan perencanaan struktu jembatan beton bertulang tipe

gelagar diambil kesimpulan sebagai berikut :

4.1.1 Perhitungan pemebanan dianalisia dengan bantuan software SAP2000

4.1.2 Hasil perhitungan struktur atas jembatan Perencanaan Trotoar diadapatkan penulangan

D16-120 (tulangan pokok) D16-125 (tulangan bagi). Perencanaan tiang ralling

didapatkan penulangan 2D12 (tulangan lentur) Ø8-50 (tulangan geser). Perencanaan

pelat lantai struktur atas jembatan dengan perhitugnan struktur didapatkan penulangan

D16-200 (tulangan pokok) D16-150 (tulangan bagi).

4.1.3 Hasil peritungan gelagar utama menurut bagian yang ditinjau didapatkan 12D25

(tulangan longitudinal momen positif) 4D25 (tulangan longitudinal momen negatif) dan

Ø8-300 (tulangan geser). perencanaan gelagar diafragma diadapatkan 3D22 (tulangan

longitudinal momen positif) 3D22 (tulangan longitudinal momen negatif) dan Ø10-150

(tulangan geser).

4.1.4 Abutment merupakan struktur bawah, penulangan dan bagian-bagiannya yaitu BackWall

Atas D16-150 (tulangan pokok) D16-250 (tulangan bagi), BackWall Bawah D16-100

(tulangan pokok) D16-150 (tulangan bagi). Corbel D16-150 (tulangan pokok) D16-150

(tulangan bagi). BreastWall D32-100 (tulangan pokok) D32-100 (tulangan bagi) Ø13-

300 (tulangan geser arah X/Y), Wingwall D20-100 (tulangan pokok vertikal) D12-150

(tulangan bagi vertikal) Ø13-300 (tulangan geser), D13-200 (tulangan pokok horisontal)

D12-250 (tulangan bagi horisontal) Ø13-200 (tulangan geser). Pilecap D25-80

(tulangan pokok) D25-100 (tulangan bagi) Ø16-400(tulangan geser), Borepile 14D22

(tulangan longitudinal) 2 Ø12-150 (tulangan geser).

4.1.5 Pier merupakan struktur bawah, penulangan dan bagian-bagiannya PierHead D25-100

(tulangan longitudinal) 4Ø13-80 (tulangan geser) ColumnPier/PierWall 2D32-100

(tulangan pokok) 2D32-100 (tulangan bagi) Ø16-300 (tulangan geser arah X/Y) Ø13-

200 (tulangan geser), PileCap D30-100 (tulangan pokok) D30-120 (tulangan bagi) Ø16-

400 (tulangan geser X/Y), Borepile 14D22 (tulangan longitudinal) 2 Ø12-150 (tulangan

geser).

4.2 SARAN

Adapun saran-saran penyusun yang dapat saya sampaikan sehubungan dengan pengerjaan

Tugas Akhir ini sebagai berikut :

4.2.1 Semoga tugas akhir saya dapat bermanfaat untuk pembangunan kedepan.

4.2.2 Karena keterbatasan jadi perhitungan dan gambar struktur saja yang dapat dikerjakan

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1987. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, Badan Penerbit

Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anonim. 1992. Bridge Design Manual (Panduan Perencanaan), Bridge Management System 1992,

Jakarta.

Asroni, A.2014. Balok dan Pelat Beton Bertulang. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Asroni, A.2014. Kolom Pondasi dan Balok T beton Bertulang. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Asroni, A.2014. Struktur Beton Lanjut. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 2004, Perencanaan struktur beton untuk jembatan RSNI T-12-2004,

Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional, 2008, Standart perencanaan ketahanan gempa untuk jembatan SNI

2833:2008, Jakarta.

Departemen Pekerjaan Umum,2005. Standar Pembebanan Jembatan RSNI T-02-2005. Badan

Litbang Pekerjaan Umum, Jakarta.

Dipohusodo,I,1994, Struktur Beton Bertulang Berdasarakan SK SNI T-151991-03,PT.Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Hardiyatmo, Hary Christady., 2015, Analisis dan Perancangan Fondasi I,PenerbitGadjah Mada

University Pres, Edisi ke-tiga, Yogyakarta.

Hardiyatmo, Hary Christady., 2015, Analisis dan Perancangan Fondasi II,PenerbitGadjah Mada

University Pres, Edisi ke-tiga, Yogyakarta.

Listianto, S. 2017. Perencanaan Ulang Jembatan Jurug Jl. Sutami Dengan Sistem Balok Prategang

Mengacu Pembebanan RSNI-T 02-2005,Universistas Muhammadiyah Surakarta,

Surakarta.

Nawy,E.G., 2010, Beton Bertulang: Suatu Pendekatan Dasar),Cetakan Keempat, Penerbit PT Refika

Aditama, Bandung.

Rochman, A. 2007. Buku Ajar Desain Jembatan. Penerbit Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

19

Supriyadi, B. Muntohar, A.S. 2000. Jembatan (edisi pertama). Jurusan Teknik Sipil Universitas

Gadjah Mada. Yogyakarta.