BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri...

23
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan. Menurut Engel (1970) menyatakan nyeri sebagai suatu dasar sensasi ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi luka. Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri dan bila yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini tidak berarti bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat diekspresikan melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku (Mc Caffrey & Beebe, 1989 dikutip dari Betz & Sowden, 2002). Universitas Sumatera Utara

Transcript of BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri...

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. Konsep Nyeri

1.1. Definisi nyeri

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan

maupun berat. Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya

(Tamsuri, 2007). Menurut International Association for Study of Pain (IASP),

nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat

terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi

terjadinya kerusakan.

Menurut Engel (1970) menyatakan nyeri sebagai suatu dasar sensasi

ketidaknyamanan yang berhubungan dengan tubuh dimanifestasikan sebagai

penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau fantasi

luka. Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri dan bila

yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini tidak berarti

bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat diekspresikan melalui

menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku (Mc Caffrey & Beebe, 1989 dikutip

dari Betz & Sowden, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi

pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan

faktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini

sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri yang

baik.

a. Usia

Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang

mempengaruhi nyeri terutama pada anak dan orang dewasa. Perbedaan

perkembangan yang ditemukan antara kedua kelompok umur ini dapat

mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-

anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang dilakukan

perawat dapat menyebabkan nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata

yang banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan

mengekspresikan nyeri kepada orang tua atau perawat.

Anak belum bisa mengungkapkan nyeri, sehingga perawat harus mengkaji

respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah

patologis dan mengalami kerusakan fungsi (Tamsuri, 2007).

Seorang perawat harus menggunakan teknik komunikasi yang sederhana

dan tepat untuk membantu anak dalam membantu anak dalam memahami dan

mendeskripsikan nyeri. Sebagai contoh, pertanyaan kepada anak, “ Beritahu saya

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

dimana sakitnya?” atau “apa yang dapat saya lakukan untuk menghilangkan sakit

kamu?”. Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat.

Perawat dapat menunjukkan serangkaian gambar yang melukiskan

deskripsi wajah yang berbeda, seperti tersenyum, mengerutkan dahi atau

menangis. Anak-anak dapat menunjukkan gambar yang paling tepat untuk

menggambarkan perasaan mereka.

b. Jenis kelamin

Gill (1990) mengungkapkan laki-laki dan wanita tidak mempunyai

perbedaan secara signifikan mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih

diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam

ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis

dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang

dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari

kebutuhan narkotik post operative pada wanita lebih banyak dibandingkan dengan

pria.

c. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri (Calvillo

& Flaskerud, 1991).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

Nyeri memiliki makna tersendiri pada individu dipengaruhi oleh latar

belakang budayanya (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) nyeri biasanya

menghasilkan respon efektif yang diekspresikan berdasarkan latar belakang

budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu

tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) pasien tenang umumnya

akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki sikap dapat menahan nyeri.

Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal dan akan

menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis (Marrie, 2002).

Nilai-nilai budaya perawat dapat berbeda dengan nilai-nilai budaya pasien

dari budaya lain. Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup

menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti menangis atau meringis yang

berlebihan. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi secara

berbeda, seperti diam seribu bahasa ketimbang mengekspresikan nyeri klien dan

bukan perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien lain.

Mengenali nilai-nilai budaya yang memiliki seseorang dan memahami

mengapa nilai-nilai ini berbeda dari nilai-nilai kebudayaan lainnya membantu

untuk menghindari mengevaluasi perilaku pasien berdasarkan harapan dan nilai

budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya akan mempunyai

pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan lebih akurat dalam

mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri juga efektif dalam

menghilangkan nyeri pasien (Smeltzer& Bare, 2003).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan

nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak

memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga

tidak memperlihatkan bahwa pelatihan pengurangan stres praoperatif menurunkan

nyeri saat pascaoperatif. Namun, ansietas yang relevan atau berhubungan dengan

nyeri dapat meningkatkan persepsi pasien terhadap nyeri. Ansietas yang tidak

berhubungan dengan nyeri dapat mendistraksi pasien dan secara aktual dapat

menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang efektif untuk menghilangkan

nyeri adalah dengan mengarahkan pengobatan nyeri ketimbang ansietas (Smeltzer

& Bare, 2002).

e. Pengalaman masa lalu dengan nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri yang

dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang

akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,

akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi lebih

parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut mengetahui ketakutan

dapat meningkatkan nyeri dan pengobatan yang tidak adekuat.

Cara seseorang berespon terhadap nyeri adalah akibat dari banyak kejadian

nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

saja menetap dan tidak terselesaikan, seperti padda nyeri berkepanjangan atau

kronis dan persisten.

Efek yang tidak diinginkan yang diakibatkan dari pengalaman sebelumnya

menunjukkan pentingnya perawat untuk waspada terhadap pengalaman masa lalu

pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat dan adekuat, individu

mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri dimasa mendatang dan mampu

mentoleransi nyeri dengan baik (Smeltzer & Bare, 2002).

f. Efek plasebo

Efek plasebo terjadi ketika seseorang berespon terhadap pengobatan atau

tindakan lain karena sesuatu harapan bahwa pengobatan tersebut benar benar

bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek positif.

Harapan positif pasien tentang pengobatan dapat meningkatkan

keefektifan medikasi atau intervensi lainnya. Seringkali makin banyak petunjuk

yang diterima pasien tentang keefektifan intervensi, makin efektif intervensi

tersebut nantinya. Individu yang diberitahu bahwa suatu medikasi diperkirakan

dapat meredakan nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan nyeri dibanding

dengan pasien yang diberitahu bahwa medikasi yang didapatnya tidak mempunyai

efek apapun. Hubungan pasien –perawat yang positif dapat juga menjadi peran

yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo (Smeltzer & Bare, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

g. Keluarga dan Support Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah

kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri

sering bergantung pada keluarga untuk mensupport, membantu atau melindungi.

Ketidakhadiran keluarga atau teman terdekat mungkin akan membuat nyeri

semakin bertambah. Kehadiran orangtua merupakan hal khusus yang penting

untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry, 1993).

h. Pola koping

Ketika seseorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit

adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien kehilangan

kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol lingkungan termasuk nyeri. Klien

sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis.

Penting untuk mengerti sumber koping individu selama nyeri. Sumber-sumber

koping ini seperti berkomunikasi dengan keluarga, latihan dan bernyanyi dapat

digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.

Sumber koping lebih dari sekitar metode teknik. Seorang klien mungkin

tergantung pada support emosional dari anak-anak, keluarga atau teman.

Meskipun nyeri masih ada tetapi dapat meminimalkan kesendirian. Kepercayaan

pada agama dapat memberi kenyamanan untuk berdo’a, memberikan banyak

kekuatan untuk mengatasi ketidaknyamanan yang datang (Potter & Perry, 1993).

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

1.3. Klasifikasi Nyeri

Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut

biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika

kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya

menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri

yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 1996).

Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan mekanisme

pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi

perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer,

tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.

Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang

satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan

dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon

terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering

didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih

(Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).

Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai

macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya,

dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau

menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-

menerus atau intermitten.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

1.4. Fisiologi Nyeri

Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf dalam

proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori, serabut

konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-sel syaraf

ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls nyeri

dihantarkan ke sum-sum tulang belakang dan otak. Reseptor-reseptor ini sangat

khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia tubuh.

Reseptor-reseptor yang berespon terhadap stimulus nyeri disebut nosiseptor.

Stimulus pada jaringan akan merangsang nosiseptor melepaskan zat-zat

kimia, yang terdiri dari prostaglandin, histamin, bradikinin, leukotrien, substansi

p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung syaraf dan

menyampaikan impuls ke otak (Torrance & Serginson, 1997).

Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula spinalis dapat

dianggap sebagai tempat memproses sensori. Serabut perifer berakhir disini dan

serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat interkoneksi antara

sistem neural desenden dan traktus sensori asenden. Traktus asenden berakhir

pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan impuls-impuls dipancarkan ke

korteks serebri.

Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus

diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak

dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu dorsalis

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

yang ketika diaktifkan, menghambat atau memutuskan taransmisi informasi yang

menyakitkan atau yang menstimulasi nyeri dalam jaras asenden. Seringkali area

ini disebut “gerbang”. Kecendrungan alamiah gerbang adalah membiarkan semua

input yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden dan

mengaktifkan nyeri. Namun demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa

perlawanan, akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari

neuron inhibitor sistem asenden menutup gerbang untuk input nyeri dan

mencegah transmisi sensasi nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).

Teori gerbang kendali nyeri merupakan proses dimana terjadi interaksi

antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim sensasi

tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang penghambat.

Sel-sel inhibitor dalam kornu dorsalis medula spinalis mengandung eukafalin

yang menghambat transmisi nyeri (Wall, 1978 dikutip dari Smeltzer & Bare,

2002).

1.5. Nyeri post-operasi

Toxonomi Comitte of The International Assocation mendefinisikan nyeri

post operasi sebagai sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi

yang berhubungan dengan kerusakan jaringan potensial atau nyata atau

menggambarkan terminologi suatu kerusakan (Alexander, 1987).

Nyeri post operasi akan meningkatkan stres post operasi dan memiliki

pengaruh negatif pada penyembuhan nyeri. kontrol nyeri sangat penting sesudah

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

pembedahan, nyeri yang dibebaskan dapat mengurangi kecemasan, bernafas lebih

mudah dan dalam, dapat mentoleransi mobilisasi yang cepat. Pengkajian nyeri dan

kesesuaian analgesik harus digunakan untuk memastikan bahwa nyeri pasien post

operasi dapat dibebaskan (Weist et all, 1983; Torrance & Serginson, 1997).

Menurut Potter dan Perry (1993); Torrance dan Sergison (1997) secara

umum respon pasien terhadap nyeri terbagi atas: (1) respon perilaku, dan (2)

respon yang dimanifestasikan oleh otot dan kelenjar otonom.

Respon perilaku terdiri dari (1) secara vokal: merintih, menangis, menjerit,

bicara terengah-engah dan menggerutu, (2) ekspresi wajah: meringis, merapatkan

gigi, mengerutkan dahi, menutup rapat atau membuka lebar mata atau mulut,

menggigit bibir dan rahang tertutup rapat, (3) geraakan tubuh: kegelisahan,

immobilisasi, ketegangan otot, peningkatan pergerakan tangan dan jari,

melindungi bagian tubuh, (4) interaksi sosial: menghindari percakapan, hanya

berfokus pada untuk aktivitas penurunan nyeri, menghindari kontak sosial,

berkurangnya perhatian.

Respon yang dimanifestasikan oleh otot polos dan kelenjar-kelenjar

(Philips & Cousin, 1986, dikutip dari Torrance & Serginson, 1997), terdiri atas (1)

nausea, (2) muntah, (3) stasis lambung, (4) penurunan motilitas usus, (5)

peningkatan sekresi usus, (6) gangguan aktivitas ginjal.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

1.6. Manajenen nyeri non-farmakologi: teknis distraksi

Distraksi adalah teknis memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain

pada nyeri (Brunner & Suddarth, 1996). Distraksi diduga dapat menurunkan

nyeri, menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desendens,

yang mengakibatkan lebih sedikit stimulasi nyeri yang ditransmisikan ke otak.

Keefektifan distraksi tergantung pada kemampuan pasien untuk menerima dan

membangkitkan input sensori selain nyeri (Brunner & Suddarth, 1996).

Distraksi dapat berkisar dari hanya pencegahan menoton sampai

menggunakan aktivitas fisik dan mental yang sangat kompleks. Kunjungan dari

keluarga dan teman-teman sangat efektif dalam meredakan nyeri. Orang lain

mungkin akan mendapatkan peredaan nyeri melalui permainan dan aktivitas yang

membutuhkan konsentrasi. Tidak semua pasien mencapai peredaan nyeri melalui

distraksi, terutama mereka yang mengalami nyeri hebat. Dengan nyeri hebat klien

mungkin tidak dapat berkonsentrasi cukup baik untuk ikut serta dalam aktivitas

mental atau fisik yang kompleks (Smeltzer & Bare, 2002).

Menurut Taylor (1997), cara-cara yang dapat digunakan pada teknik

distraksi antara lain: (1) penglihatan: membaca, melihat pemendangan dan

gambar, menonton TV, (2) pendengaran: mendengarkan musik, suara burung,

gemercik air, (3) taktil kinestik: memegang orang tercinta, binatang peliharaan

atau mainan, pernafasan yang berirama, (4) projek: permainan yang menarik,

puzzle, kartu, menulis cerita, mengisi teka-teki silang.

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

2. Anak

2.1. Anak usia sekolah

Anak usia sekolah adalah dimana anak telah memasuki usia sekolah.

Anak usia sekolah adalah akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6 tahun

sampai anak mencapai kematangan seksual. Yaitu sekitar 13 tahun bagi anak

perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki (Hurlock, 1999).

Menurut Wong & Whaley’s (1996) konsep anak tentang sakit dan nyeri

dibedakan berdasarkan usianya. Berikut ini akan disajikan konsep anak tentang

sakit dan nyeri.

Tahap Kognitif

(usia)

Konsep Sakit Konsep Nyeri

Pikiran praopersional

(2-7) tahun

Fenomisme:

menerima fenomena konkrit, eksternal dan tidak berhubungan sebagai sakit, (sakit karena tidak merasa sehat)

Pengaruh buruk:

Menerima penyebab sakit sebagai kedekatan antara dua kejadian yang terjadi karene “magis” (seperti menderita pilek karena dekat-dekat orang yang pilek).

• Memahami nyeri terutama sebagai pengalaman konkret secara fisik

• Berfikir dalam hal penghilangan nyeri magis

• Dapat memandang nyeri sebagai hukuman karena melakukan suatu hal yang salah

• Cenderung meminta seseorang bertanggung gugat terhadap nyeri yang dialaminya dan dapat menunjuk pada seseorang

Berpikir Operasional konkret (7-10 tahun)

Kontaminasi:

Menerima penyebab sebagai seseorang, objek

• Memehami nyeri secara fisik (mis: sakit kepala, sakit perut)

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

atau tindakan eksternal pada anak yang bersifat “buruk” atau “berbahaya” terhadap tubuh (mis: pilek karena tidak memakai topi)

Internalisasi:

Menerima sakit sebagai mendapatkan penyebab eksternal tetapi ditempatkan di dalan tubuh (mis: pilek karena bernafas dalam udara dan bakteri)

• Mampu menerima nyeri psikologis (seseorang yang sekarat)

• Takut akan bahaya dan penghancuran tubuh (destruksi tubuh dan kematian)

• Dapat memandang nyeri sebagai hukuman karena melakukan hal-hal yang salah

Pikiran Rasional Formal (13 tahun dan lebih besar)

Fisiologis:

Menerima penyebab sebagai malfungsi atau tidak berfungsinya organ atau proses; dapat menjelaskan sakit berdasarkan urutan kejadian

Psikofisiologis:

Menyadari bahwa kerja psikologis dan sikap mempengaruhi keadaan sehat dan sakit

• Mampu memberikan alasan nyeri (mis: jatuh dan memukul saraf)

• Menerima beberapa jenis nyeri psikologis

• Mempunyai keterbatasan pengalaman hidup untuk menghadapi nyeri seperti orang dewasa menghadapi pemahaman yang matang tentang nyeri

• Takut akan kehilangan kontrol selama menghadapi nyeri

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

2.2. Nyeri pada anak

Bayi tidak dapat berkomunikasi melalui verbal secara menyeluruh,

walaupun tingkah laku mereka menampilkan ekspresi wajah nyeri seperti:

menangis, wajah meringis, mata menyipit, dagu bergetar. Bayi secara sempurna

bergantung kepada tenaga medis untuk mengkaji nyeri dan menginterpretasikan

nyeri mereka (Marie, 2002).

Todler dan pra sekolah kurang dalam kemampuan kognitif untuk

menggunakan alat skore nyeri standard orang dewasa. Anak todler biasanya dapat

mengatakan hanya pada adanya nyeri atau tidak walaupun beberapa diantaranya

mampu melokalisasikan nyeri tersebut (Marie, 2002).

Anak usia sekolah mampu mendeskripsikan nyeri mereka (Marie, 2002).

Metode pelaporan sendiri dengan menggunakan skala tingkatan intensitas nyeri

secara numerik telah terbukti bermanfaat untuk anak usia sekolah (Nelson, 1999).

2.3. Pengkajian nyeri pada anak

Menurut potter & Perry (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif

misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat

diramalkan berdasarkan tanda dan gejalanya. Kadang-kadang perawat hanya bisa

mengkaji nyeri dengan bertumpu pada ucapan dan perilaku klien karena hanya

klien yang mengetahui nyeri yang dialaminya. Oleh sebab itu perawat harus

mempercayai bahwa nyeri tersebut memang ada.

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

Gambaran skala dari berat nyeri merupakan makna yang lebih objektif

yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji

beratnya nyeri, tetapi juga dalam mengevaluasi perubahan kondisi klien (Potter &

Perry, 1993).

Menurut Wong & Whaley’s (1996) banyak metode yang dapat kita

gunakan untuk menilai nyeri pada anak, salah satu yang umum yaitu: QUESTT

(1) Question the children (bertanya pada anak)

(2) Use pain rating scale (menggunakan skala nyeri)

(3) Evaluate behaviour (evaluasi tingkah laku)

(4) Secure parent’s involvement (mengikut sertakan orangtua)

(5) Take cause of pain into account (mencari penyebab nyeri)

(6) Take action (mengambil tindakan)

1. Bertanya pada anak : minta anak untuk menunjukkan lokasi nyeri

dengan menandai atau menunjuk pada dirinya atau boneka. Waspada kalau anak

menolak atau tidak memberi tahu tentang nyerinya.

2. Menggunakan skala nyeri: (1) pilih skala nyeri yang sesuai dengan

umur dan kemampuan anak, (2) gunakan skala nyeri yang sama pada anak untuk

mencegah terjadinya kebingungan pada anak, (3) ajari anak untuk menggunakan

skala nyeri, sebelum nyeri datang, (4) saat pengenalan skala nyeri, jelaskan bahwa

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

hal hal ini adalah cara bagi anak dan orangtua untuk memberitahukan perawat

kalau anak sedang dalam keadaan sakit.

3. Evaluasi perilaku dan perubahan fisiologik: (1) ekspresi wajah adalah

indikator nyeri yang paling tampak, (2) perubahan fisiologik seperti peningkatan

denyut jantung, peningkatan tekanan darah ,penurunan saturasi oksigen, dilatasi

pupil, wajah memerah, mual, (3) perubahan psikologis dan perilaku mungkin

mengindikasikan emosi lain dari pada nyeri, (4) observasi perilaku spesifik seperti

menarik telinga, berbaring dengan satu kaki fleksi, (5) waspadalah bila anak yang

sedang tidur mengalami nyeri, (6) observasi koping anak selama nyeri.

4. Mengikutsertakan orangtua: (1) tanya pada orang tentang perilaku anak

saat nyeri, (2) libatkan orangtua untuk mengkaji nyeri, karena orangtualah yang

selalu merawat anak, (3) lengkapi informasi tentang nyeri.

5. Mencari penyebab nyeri, karena prosedur mungkin akan memberikan

petunjuk untuk menduga intensitas dan tipe nyeri.

6. Mengambil tindakan, alasan perawat dalam mengkaji nyeri adalah agar

dapat mengurangi nyeri baik dengan obat-obatan atau cara non-farmakologik.

2.4. Pengukuran skala nyeri pada anak

Intensitas nyeri (skala nyeri) adalah gambaran tentang seberapa parah

nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

1. Face Pain Rating Scale

Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia

pra sekolah dan sekolah, pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating

Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk

“tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.

2. Word Grapic Rating Scale

Menggunakan deskripsi kata untuk menggambarkan intensitas

nyeri, biasanya dipakai untuk anak 4-17 tahun (Testler & Other, 1993; Van

Cleve & Savendra, 1993 dikutip dari Wong & Whaleys, 1996).

0 1 2 3 4 5

Tidak nyeri ringan sedang cukup sangat nyeri nyeri hebat

3. Skala intensitas nyeri numerik

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

4. Skala nyeri menurut bourbanis

Perawat dapat menanyakan kepada klien tentang nilai nyerinya dengan

menggunakan skala 0 sampai 10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu

menerangkan bagaimana intensitas nyerinya. Nyeri yang ditanyakan pada skala

tersebut adalah sebelum dan sesudah dilakukan intervensi nyeri untuk

mengevaluasi keefektifannya (Mc Kinney et al, 2000). Jika klien mengerti dalam

penggunaan skala dan dapat menjawabnya serta gambaran-gambaran yang

diungkapkan atau ditunjukkan tersebut diseleksi dengan hati-hati, setiap

instrumen tersebut dapat menjadi valid dan dapat dipercaya (Gracely &

Wolskee,1983; Houdede, 1982; Sriwatanakul, Kelvie & Lasagna, 1982 dikutip

oleh Jacox, et al, 1994).

3. Terapi Musik

3.1. Pengertian

Terapi musik terdiri dari 2 kata, yaitu kata “terapi” dan “musik”. Terapi

(therapi) adalah penanganan penyakit (Brooker, 2001). Terapi juga diartikan

sebagai pengobatan (Laksman, 2000). Sedangkan musik adalah suara atau nada

yang mengandung irama.

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh

seseorang terapis untuk meeningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan

kesehatan mental, fisik, emosional dan spiritual. Dalam kedokteran, terapi musik

disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary Medicine), Potter juga

mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk penyembuhan

suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang

digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan dengan keinginan, seperti musik

klasik, instrumentalia, dan slow musik (Potter, 2005 dikutip dari Erfandi, 2009).

Menurut Willougnby (1996), musik adalah bunyi atau nada yang

menyenangkan untuk didengar. Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang

membuat orang senang mendengarnya. Orang cenderung untuk mengatakan indah

terhadap musik yang disukainya. Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu

dan berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.

3.2. Manfaat Musik

Menurut Spawnthe Anthony (2003), musik mempunyai manfaat sebagai

berikut: (1) efek mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan

sebuah musik yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang, (2) refresing, pada

saat pikiran seeorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan musik

walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran

kembali, (3) motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu.

Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul, (4) terapi, berbagai penelitian

dan literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk kesehatan, baik untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

kesehatan fisik maupun mental, beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan

musik antara lain: kanker, stroke, dimensia, nyeri, gangguan kemampuan belajar,

dan bayi prematur.

3.3. Karakteristik terapeutik musik

Menurut Robbert (2002) dan Greer (2003), musik mempengaruhi persepsi

dengan cara: (1) distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, musik dapat

mengalihkan konsentrasi klien pada hal-hal yang menyenangkan, (2) relaksasi,

musik menyebabkan pernafasan menjadi lebih rileks dan menurunkan denyut

jantung, karena orang yang mengalami nyeri denyut jantung meningkat, (3)

menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang perawatan dapat merasa

cemas dengan lingkungan yang asing baginya dan akan merasa lebih nyaman jika

mereka mendengar musik yang mempunyai arti bagi mereka.

Terapi musik adalah penggunaan musik untuk relaksasi, mempercepat

penyembuhan, meningkatkan fungsi mental dan menciptakan rasa sejahtera.

Musik dapat mempengaruhi fungsi-fungsi fisiologis, seperti respirasi, denyut

jantung dan tekanan darah (Greer, 2003). Musik juga dapat menurunkan kadar

hormon kortisol yang meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang

pelepasan hormon endorfin, hormon tubuh yang memberikan perasaan senang

yang berperan dalam penurunan nyeri (Berger, 1992).

Menurut Greer (2003), keunggulan terapi musik yaitu: (1) lebih murah

daripada analgesia, (2) prosedur non-invasif, tidak melukai pasien, (3) tidak ada

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

efek samping, (4) penerapannya luas, bisa diterapkan pada pasien yang tidak bisa

diterapkan terapi secara fisik untuk menurunkan nyeri.

Menurut Potter (2005 dikutip dari Erfandi, 2009), musik dapat digunakan

untuk penyembuhan, musik yang dipilih pada umumnya musik lembut dan teratur

seperti instrumentalia/ musik klasik mozart.

3.4. Terapi Musik Klasik Mozart

Musik klasik mozart adalah musik klasik yang muncul 250 tahun yang

lalu. Diciptakan oleh Wolgang Amadeus Mozart. Selain kemampuannya untuk

menyembuhkan berbagai penyakit, memberikan efek positif pada ibu hamil dan

janin, disamping itu beberapa penelitian oleh Alfred dan Campbell sudah

membuktikan bahwa musik klasik mozart bisa mengurangi nyeri pasien.

Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada musik

klasik mozart mampu merangsang dan memberdayakan kreatifitas dan motivatif

diotak. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan

(Andreana, 2006).

3.5. Proses Penurunan Nyeri Dengan Terapi Musik Klasik Mozart

Terapi musik klasik mozart dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate

Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme

pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls

nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah

pertahanan ditutup. Salah satu cara menutup mekanisme pertahanan ini adalah

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Nyeri 1.1. Definisi nyeri …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20095/4/Chapter II.pdf · 1.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri . Nyeri

dengan merangsang sekresi endorfin yang akan menghambat pelepasan substansi

P. Musik klasik mozart sendiri juga dapat merangsang peningkatan hormon

endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh tubuh.

Sehingga pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps, terjadi

sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat seharusnya

substansi p akan menghantarkan impuls. Pada saat tersebut, endorfin akan

memblokir lepasnya substansi P dari neuron sensorik, sehinnga transmisi impuls

nyeri di medula spinalis menjadi terhambat, sehingga sensasi nyeri menjadi

berkurang.

Universitas Sumatera Utara