Bab 2 Pengumpulan Data Dari Ida Fix
-
Upload
galuh-ayu-p -
Category
Documents
-
view
221 -
download
3
Transcript of Bab 2 Pengumpulan Data Dari Ida Fix
15
BAB II
PENGUMPULAN DATA
2.1 UMUM
Pembangunan jalan raya harus pula diperhitungkan kemungkinan pengembangan yang akan terjadi di sekitar jalan raya tersebut, perubahan alinyemen dan desain geometri akan menjadi sangat sulit karena biaya sangat mahal, karena itu ketelitian perencanaan sangat diperlukan. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder yang mendukung dalam proses perancangan jalan. Data primer merupakan data yang didapat langsung dari pengamatan fakta empirik yang ada di lapangan, sedangkan data sekunder didapat melalui studi, telah kepustakaan atau studi-studi lain yang mendukung.
2.2 STANDAR PERENCANAAN JALAN
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam standar perencanaan geometri jalan ini adalah :
a. Lalu lintas harian rata-rata (LHR) dalam smp: 37.840
b. Tipe atau Kelas jalan: Jalan Arteri Primer,
Kelas 2
c. Kecepatan Rencana: 70 km/jam
d. Lebar perkerasan : 4 x 3,5 = 14 m
e. Jenis kontruksi perkerasan yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap lalu lintas.
f. Lebar bahu: 1,0 m
g. Lereng melintang perkerasan: 2 %
h. Miring tikungan maksimum: 10 %
i. Jari-jari lengkung minimum: 956 m
j. Landai Maksimum ( trase 1 dan trase 2 ): 10 % ( perbukitan )
10 % ( perbukitan )
Persyaratan teknis jalan untuk ruas jalan dalam sistem jaringan jalan primer menurut Peraturan Meteri Pekerjaan Umum Nomor 19/PRT/M/2011 tanggal 15 Desember 2014 dengan tipe Jalan Sedang dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Persyaratan Teknis Jalan Sistem Jaringan Jalan Primer.
No.
Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan
Jalan Sedang
1.
LHRT (SMP/Hari)
Medan Datar
22.000
Medan Bukit
21.500
Medan Gunung
20.800
2.
Fungsi Jalan (Penggunaan Jalan)
Arteri (Kelas I, II, III, Khusus)
Kolektor (Kelas I, II, III)
Lokal (Kelas II, III)
3.
Tipe Jalan Paling Kecil
4/2 T
4.
Perkerasan Jalan
Jenis Perkerasan
Berpenutup Aspal/Beton
Kerataan
IRI paling besar
8
RCI paling kecil
Sedang
5.
Kecepatan Rencana, VR (km/jam)
Medan Datar
60 80
Medan Bukit
50 80
Medan Gunung
30 80
6.
Potongan Melintang
Rumaja paling kecil
Lebar, m
13,00
Tinggi, m
5,00
Dalam, m
1,50
Rumija lebar paling kecil, m
15,00
Ruwasja lebar paling kecil, m
Arteri
15
Kolektor
10
Lokal
7
Jalan lingkungan
5
Jembatan
100
Badan Jalan lebar paling kecil
Arteri
11,00
Kolektor
9,00
Lokal
-
Lingkungan
-
Lingkungan untuk roda dua
-
Lebar Jalur lalu-lintas, m
VR < 80 km/jam
2 x 3,50
VR 80 km/jam
-
Lebar Bahu Jalan, paling kecil, m
Medan Datar
1,00
Medan Bukit
1,00
Medan Gunung
0,50
Lebar Median, paling kecil, m. (lebar median termasuk lebar bahu dalam, lebar marka, garis tepi, termasuk bahu dalam)
Direndahkan
Tanpa Median
Ditinggikan
Lebar Pemisah Lajur, paling tinggi, m.
Dengan Rambu
Tanpa Jalur Pemisah
Tanpa Rambu
Untuk Jalan Sepeda Motor
Lebar Trotoar
1,00
Lebar Saluran Tepi, paling kecil, m.
1,00
Lebar Ambang Pengaman, paling kecil, m.
1,00
Kemiringan normal perkerasan jalan, %.
3
Kemiringan Bahu Jalan, paling
besar, %
6
Jarak antar jalan masuk paling dekat, m.
Pada jalan arteri paling sedikit 1,00 km dan pada jalan kolektor paling sedikit 0,50 km.
Pada jalan lama untuk mengatasi jalan masuk yang banyak dapat dibuat jalur samping untuk menampung semua jalan masuk dan membatasi bukaan sebagai jalan masuk ke jalur utama sesuai jarak terdekat di atas.
Jarak antar persimpangan sebidang paling dekat, km.
Pada jalan arteri, jarak antara persimpangan sebidang paling kecil 3,00 km dan pada jalan kolektor 0,50 km.
Superelevasi paling besar, %
8
Kekesatan melintang paling tinggi
0,14
Kekesatan memanjang paling tinggi
0,33
Kelandaian paling besar, %
Alinyemen Datar
6
Alinyemen Bukit
7
Alinyemen Gunung
10
2.2.1 Taraf yang Perlu Diketahui
a. Pemilihan alinyemen.
b. Material dan perencanaannya.
c. Pelaksanaan konstruksi (perkerasan tanah dan konstruksi perkerasan).
2.2.2 Langkah-langkah Kerja Jalan Raya Baru
a. Map study (study peta).
b. Reconnaissance (peninjauan).
c. Premiliminary survey (survey pendahuluan).
d. Location of final alignment.
e. Detailed survey.
f. Material survey.
g. Design details (detail timbunan dan galian, jembatan dan perkerasannya).
h. Earth work.
i. Pavement construction (persiapan subgrade, subbase dan lapisan permukaan).
j. Construction control (test control selama tingkatan kerja).
2.2.3 Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Jalan
1. Perlunya Perencanaan
a. Menyediakan jalan-jalan yang efisien dan aman dengan biaya minimum.
b. Mendapatkan sistem jalan yang punya penggunaan maksimum sesuai dana yang ada.
c. Memastikan perkembangan tiap jalan sesuai dengan prioritas.
d. Menyusun sistem keuangan.
2. Survey Perencanaan
Terdiri dari :
a. Studi ekonomi.
1) Penduduk.
2) Industri.
3) Fasilitas.
4) Income perkapita.
b. Studi keuangan.
1) Pendapatan dari transportasi jalan.
2) Standar hidup.
3) Pajak, denda dan lain sebagainya.
c. Studi penggunaan jalan dan lalu lintasnya.
1) Volume lalu lintas.
2) Studi asal tujuan.
3) Fasilitas transportasi untuk massa.
4) Kecelakaan : analisa biaya dan penyebabnya.
5) Model angkutan dan pertumbuhan trip penumpang.
d. Studi engineering.
1) Tanah, survey topografi.
2) Lokasi dan klasifikasi jalan.
3) Studi umur jalan.
4) Drainase, pemeliharaan.
5) Perkembangan jalan baru.
3. Persiapan Perencanaan.
Berisi gambar-gambar yang diperlukan setelah survey perencanaan.
4. Interpretasi Survey Perencanaan.
Berbagai detail perencanaan yang didapat dari survey perencanaan dan persiapan perencanaan kemudian di interpolasi secara ilmiah.
5. Persiapan Master Plan.
Master Plan adalah final dari perencanaan perkembangan jalan untuk daerah yang di study. Berisi perbandingan beberapa alternatif jaringan jalan yang ada.
6. Survey Engineering lokasi jalan.
Survey ini dilaksanakan sebelum alinyemen akhir ditetapkan.
Macam survey :
a. Studi peta (map study).
b. Peninjauan (reconnaissance)
c. Survey pendahuluan (premilinnary survey )
d. Lokasi akhir dan survey detail (final location and detailed survey)
2.3 DATA PRIMER
Data primer merupakan data-data yang didapatkan langsung dari lapangan. Untuk data-data primer berupa Data Curah Hujan, CBR Tanah Dasar, Hasil Survei Lalu Lintas, dan Data Perkerasan.
1. Data curah hujan rata-rata bulanan dan sifat hujan di Provinsi Aceh Tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Data Curah Hujan Provinsi Aceh Tahun 2014
No.
Kabupaten
Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm)
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Agst
Sep
Okt
Nov
Des
1.
Tanah Datar
440,10
649,40
660,00
605,30
377,70
300,50
407,70
372,6
370,70
340,90
396,00
211,40
Sumber: SLHD Kab/Kota, 2014
2. Data CBR Tanah Dasar diperoleh dari 15 (lima belas) titik sampel lapangan yang dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. CBR Tanah Dasar
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
CBR
8
7
8
7
9
8
11
10
12
7
7
8
9
10
9
3. Data hasil survei lalu lintas tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Hasil Survei Lalu Lintas 2014
Ruas
Nama Ruas
Data Lalu Lintas Per Tipe Kendaraan
VC rata-rata
AADT
1
2
3
4
5A
5B
6A
6B
7A
7B
7C
8
040
16.235
5.370
5.936
4.928
3.621
383
22
510
488
148
76
123
0
0,55
Desain jalan alternatif terpilih direncanakan dengan umur rencana 10 tahun, akan dibangun mulai tahun 2016 dan diperkirakan memakan waktu 2 tahun. Angka pertumbuhan lalu lintas dari tahun 2014 hingga 2018 diperkirakan mencapai 4% per tahun. Dari tahun 2018 hingga akhir umur rencana diperkirakan tumbuh 5,5% per tahun.
4. Perkerasan yang ada saat ini dibangun dengan struktur perkerasan lentur dengan susunan dan tebal lapisan dari atas ke bawah dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Data Perkerasan
No.
Lapisan
Tebal (cm)
1.
Lapis Permukaan Laston MS 744 Kg
18
2.
Lapis Pondasi Atas (Batu Pecah Kelas A)
20
3.
Lapis Pondasi Bawah (Sirtu Kelas B)
27
2.4 DATA SEKUNDER
Data sekunder merupakan data-data yang didapat secara tidak langsung dari lapangan,data-data ini dapat diperoleh menggunakan bantuan ilmu teknologi dan komunikasi. Berikut data-data primer yang didapat :
1. Data foto udara sekitar lokasi blackspot
Secara geografis titik blackspot B terletak pada koordinat 4,578699LS dan 96,675240
14