BAB 2 Ooooooooooooookkk

24
BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1. Lingkungan Kerja 2.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan. Menurut Lewa dan Subowo (2005) lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan 7

description

landasan teori

Transcript of BAB 2 Ooooooooooooookkk

20

BAB 2LANDASAN TEORITIS2.1.Lingkungan Kerja

2.1.1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah satu hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses produksi tersebut. Lingkungan kerja yang memusatkan bagi karyawannya dapat meningkatkan kinerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan kinerja dan akhirnya menurunkan motivasi kerja karyawan.Menurut Lewa dan Subowo (2005) lingkungan kerja didesain sedemikian rupa agar dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerja dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang baik yaitu apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja serta waktu yang lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rencangan sistem kerja yang efisien.Alex S. Nitisemito (2000:183) mendefinisikan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang diembankan.Menurut Sedarmayati (2009:21) definisi lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.Menurut Schultz & Schultz (2006) lingkungan kerja diartikan sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan ciri-ciri tempat bekerja terhadap perilaku dan sikap pegawai dimana hal tersebut berhubungan dengan terjadinya perubahan-perubahan psikologis karena hal-hal yang dialami dalam pekerjaannya atau dalam keadaan tertentu yang harus terus diperhatikan oleh organisasi yang mencakup kebosanan kerja, pekerjaan yang monoton dan kelelahan.Dari beberapa pendapat di atas, disimpulkan bahwa lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar karyawan pada saat bekerja, yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya saat bekerja.

2.1.2. Jenis Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa secara garis besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi 2 yakni : (1) lingkungan kerja fisik, dan (2) lingkungan kerja non fisik.1. Lingkungan kerja FisikMenurut Sedarmayanti (2009) yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik yaitu semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja dimana dapat mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan kerja fisik sendiri dapat dibagi dalam dua kategori, yakni :

1) Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan (Seperti: pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya)2) Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya : paparan panas, sirkulasi udara, tata ruang, warna, kelembaban, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, dan bau-baun yang tidak sedap.2. Lingkungan Kerja Non FisikSadarmayanti (2009) menyatakan bahwa lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan maupun dengan sesama rekan kerja, ataupun dengan bawahan. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.Menurut Alex. S. Nitisemito (2000) perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi yang baik, dan pengendalian diri.

2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Sedarmayanti (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah :

1. Paparan panas adalah batasan kemampuan penerimaan panas yang dterima pekerja dari kontribusi metabolisme tubuh akibat melakukan pekerjaan dan faktor lingkungan, seperti temperatur udara, kelembaban, sirkulasi udara dan radiasi panas serta pakaian yang digunakan. Keadaan heat stress ringan maupun sedang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan berakibat buruk pada penampilan kerja dan keselamatan. Pada saat paparan panas mendekati batas toleransi tubuh, resiko terjadinya kelainan kesehatan menyangkut panas akan meningkat. (Triyanti, 2007)2. Sirkulasi Udara di Tempat KerjaFaktor lingkungan kerja lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologi pekerja adalah kondisi udara di dalam ruang. Jika diasumsikan pekerja akan menghabiskan 90 persen jam kerjanya di dalam ruangan (kurang dari 2500 jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama oleh perusahaan. Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat diperlukan apalagi bila dalam ruangan tersebut penuh karyawan. Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik karyawan, sebaliknya perukaran udara yang kurang akan menimbulkan rasa pengap sehingga mudah menimbulkan kelelahan karyawan. Untuk menimbulkan pertukaran udara yang cukup ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu :1) VentilasiVentilasi harus cukup lebar terutama pada daerah-daerah panas karena akan dapat menimbulkan pertukaran udara yang baik sehingga dapat menyehatkan badan. Akan tetapi bila terlalu banyak ventilasi dapat menimbulkan hembusan angin yang terlalu kuat sehingga akan banyak pekerja yang jatuh sakit.2) Konstruksi BangunanKonstruksi bangunan dapat berpengaruh pula pada pertukaran udara, misalnya bangunan yang mempunyai plafon tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang banyak daripada bangunan yang mempunyai plafon yang rendah. 3. Tata Ruang Kerja Tata ruang kerja adalah penyusunan alat-alat kerja pada letak yang tepat serta pengaturan tempat keja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pekerja. Adapun yang menjadi unsur-unsur ruang kerja terdiri dari tiga unsur yakni bangunan dan alat perlengkapan kerja. Standarisasi ruang tempat kerja juga sangat berperan. Standar ruang adalah sifat pekerjaan yang dilakukan, bentuk ruang dan ketentuan perabot itu sendiri (meja, kursi, dan peralatan produksi). 4. Penerangan/Cahaya di Tempat KerjaCahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja. Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit dicapai.5. Kebisingan di Tempat KerjaSuara atau Kebisingan Tingkat kebisingan pada ruangan kerja merupakan faktor lingkungan yang harus dipertimbangkan untuk mengelola tingkat produktivitas pekerja yang diinginkan. Apabila tingkat kebisingan melampaui batas yang tidak diinginkan, beberapa gangguan fisik dan psikologi terhadap mereka akan terjadi. Kebisingan suara kendaraan dapat mengganggu konsentrasi dan menimbulkan kekacauan dalam bekerja. Suara yang gaduh menyebabkan kesulitan dalam memusatkan pikiran, menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan dengan baik. Oleh karena itu, setiap perusahaan hendaknya dapat menghilangkan kebisingan tesebut, setidak-tidaknya menguranginya. Adapun pengaruh suara yang bising adalah : 1) Gangguan mental dan syaraf pekerja2) Kesulitan melakukan konsentrasi, mengurangi hasil, kesalahan yang lebih banyak, kesulitan dalam menggunakan telepon dan ketidakhadiran yang lebih banyak.

3) Kesalahan yang bertambah dan semangat kerja karyawan yang berkurang.6. Getaran Mekanis di Tempat KerjaGetaran mekanis artinya getaran yang ditimbulkan oleh alat mekanis, yang sebagian dari getaran ini sampai ke tubuh karyawan dan dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan. Getaran mekanis pada umumnya sangat menggangu tubuh karena ketidak teraturannya, baik tidak teratur dalam intensitas maupun frekwensinya. Secara umum getaran mekanis dapat mengganggu konsentrasi bekerja, mengakibatkan kelelahan dan timbul beberapa penyakit, seperti penyakit mata, syaraf, peredaran darah, otot, tulang, dan lain-lain.2.2.Produktivitas Kerja Pengertian produktivitas kerja dipandang sebagai konsep filosopis, merupakan pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan. Dimana kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan mutu kehidupan besok harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental yang demikian akan mendorong manusia untuk tidak cepat merasa puas, tetapi harus mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan kerja. Pengertian produktivitas sebenarnya menyangkut aspek yang luas, yaitu modal (termasuk lahan), biaya, tenaga kerja, energi, alat, dan teknologi. Secara umum, produktivitas merupakan perbandingan antara keluaran (output) yang dicapai dengan masukan (input) yang diberikan. Produktivitas juga merupakan hasil dari efisiensi pengelolaan masukan dan efektivitas pencapaian sasaran. Efektivitas dan efisiensi yang tinggi akan menghasilkan produktivitas yang tinggi.Menurut Sinulingga, S., (2010: 2).Produktivitas ialah rasio antara output dengan input. Output berupa penerimaan (revenues) sedangkan input berupa sumber daya produksi. Sumber daya produksi dapat terdiri dari peralatan kerja, tenaga kerja, energi dan biaya produksi.Menurut P. Sondang Siagian (2002) produktivitas kerja merupakan kemampuan memperoleh manfaat dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan keluaran (output) yang optimal, bahkan kalau mungkin maksimal. Kemampuan yang dimaksud dalam defenisi tersebut tidak hanya berhubungan dengan sarana dan prasarana, tetapi juga berhubungan dengan pemanfaatan waktu dan sumber daya manusia. Menurut Blecher yang dikutip Wibowo (2007) produktivitas kerja adalah hubungan antara keluaran atau hasil organisasi dengan yang diperlukan. Produktivitas dapat dikuantifikasikan dengan membagi keluaran dengan masukan. Menaikan produktivitaas dapat dilakukan dengan memperbaiki rasio produktivitas, dengan menghasilkan lebih banyak keluaran atau output yang lebih baik dengan tingkat masukan sumber daya tertentu.Menurut Sinungan (2000) produktivitas kerja adalah suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output : input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedang keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Jadi dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas adalah rasio antara output dengan input yang selalu berusaha untuk mencapai suatu keadaan yang lebih baik, yang dinyatakan dengan rumus :

Keterangan :Produktivitas:Output/InputOutput:Produk yang DihasilkanStandar Time:Waktu yang Dibutuhkan Dalam Pembuatan ProdukJumlah Tenaga Kerja:Jumlah Pekerja

Waktu Kerja:Waktu Kerja Efektiv2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Ada beberapa faktor yang menentukan besar kecilnya produktivitas kerja karyawan yaitu : 1. Kepuasan Kerja Karyawan yang merasa puas tentu secara alamiah akan berupaya mencapai tingkat kepuasan yang tinggi dengan cara mengoptimalkan hasil kerja (output). Jika output yang dihasilkan tidak sebanding dengan semangat yang diberikan maka kepuasan kerja justru akan ikut menurun sehingga produktivitas pun juga akan menurun. 2. InputBesar kecilnya input yang dimasukan dalam sebuah proses produksi akan menentukan hasil akhir (output) dari sebuah pekerjaan. Input yang dimiliki karyawan dalam bekerja antara lain : motivasi, tenaga, sikap, pengetahuan dan keterampilan, saran yang mendukung, dan lingkungan kerja. 3. Waktu Kerja Jam kerja yang lama mendorong pekerja untuk terus memperbanyak dan meningkatkan hasil kerja mereka. Namun faktor ini sifatnya sangat relatif, karena harus didukung oleh faktor lainnya, seperti input. Menurut P. Sondang Siagian (2002) faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah : 1) Perbaikan terus-menerus Seluruh komponen organisasi harus melakukan perbaikan secara terus-menerus. Pandangan ini bukan hanya merupakan salah satu kiat dalam mengelola organisasi dengan baik, akan tetapi merupakan salah satu etos kerja yang penting sebagai bagian filsafat manajemen mutakhir. Pentingnya etos kerja ini terlihat dengan lebih jelas apabila diingat bahwa suatu organisasi selalu dihadapkan kepada tuntutan yang terus-menerus berubah, baik secara internal maupun secara eksternal.2) Peningkatan Mutu Hasil Kerja Mutu tidak hanya berkaitan dengan produk yang dihasilkan dan dipasarkan, baik berupa barang maupun jasa, akan tetapi menyangkut segala jenis kegiatan dimana organisasi terlibat. Berarti mutu menyangkut semua jenis kegiatan yang diselenggarakan oleh semua satuan kerja, baik pelaksana tugas pokok maupun pelaksanaan tugas penunjang, dalam organisasi. Suatu organisasi yang mendapat penghargaan, penghargaan itu diberikan bukan hanya karena keberhasilan organisasi meningkatkan mutu produknya, akan tetapi karena dinilai berhasil meningkatkan mutu semua jenis pekerjaan dan proses manajerial dalam organisasi yang bersangkutan.3) Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling strategis dalam organisasi. Karena itu memberdayakan sumber daya manusia merupakan etos kerja yang sangat mendasar yang harus dipegang teguh oleh semua eselon manajemen dalam hirarki organisasi. Dalam memberdayakan manusia terdapat beberapa strategi, yaitu: a. Mengakui harkat dan martabat manusia b. Manusia mempunyai hak-hak yang bersifat asasi dan tidak ada manusia lain termasuk manajemenyang dibenarkan untuk melanggar hak-hak tersebut.c. Penerapan gaya manajemen ysng partisipasif melalui proses demokratisasi dalam kehidupan berorganisasid. Perkayaan mutu kekaryaan, mencakup paling sedikit lima hal, yaitu : penyeliaan yang simpatik, pekerjaan yang menantang, sistem imbalan yang efektif, kondisi fisik tempat kerja yang menyenangkan, dan sistem umpan balik. 4. Filsafat Organisasi Sesungguhnya titik tolak perumusan etos kerja bersifat fisafat yang pada mulanya mungkin dirumuskan oleh para pendiri (founding fathers) organisasi yang bersangkutan. Salah satu bentuknya yang dewasa ini dikenal makin meluas dikalangan bisnis ialah TQM (Total Quality Management), suatu kredo manajemen yang menekankan pentingnya pendekatan menyeluruh atau holistik dalam mengelola suatu organisasi. Ada beberapa hal yang menonjol dalam filsafat manajemen tersebut, yakni :

1) Fokus perhatian pada kepuasan pelanggan 2) Pemupukan loyalitas 3) Perhatian pada budaya organisasi 4) Pentingnya ketentuan formal dan prosedur. 2.4. Hubungan Lingkungan Kerja dan Produktivitas Kerja Semua organisasi ataupun sejenisnya mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan organisasi. Di dalam menciptakan efisiensi, pekerja tersebut perlu memperhatikan lingkungan kerja yang terdapat dalam organisasi itu sendiri. Keberhasilan organisasi dalam proses mencapai tujuan sangat tergantung pada tiap individu dalam pelaksanaan dan pencapian tujuan. Karena produktivitas kerja berhubungan langsung dengan sikap dan prilaku terhadap pekerjaan yang dihadapinya. Menurut Ravianto (1986) bahwa produktif tidaknya seorang pekerja dapat dipahami dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas itu sendiri, yang berpendapat Produktivitas seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan dengan orang itu sendiri, maupun faktor-faktor yang diluar dirinya, seperti keterampilan, disiplin, lingkungan kerja, iklim, sikap dan etika kerja, motivasi, kesehatan, tingkat penghasilan, pendidikan, hubungan antar anggota keluarga, teknologi, manejemen dan kesempatan berprestasi. Dijelaskan bahwa dengan lingkungan kerja yang baik akan dapat mendukung adanya produktivitas kerja yang baik pula, karena sebagaimana dijelaskan beberapa pendapat-pendapat teori para ahli bahwa produktivitas kerja hanya mungkin terjadi apabila kebutuhan dan keinginan kerja terpenuhi yang mana dalam hal ini mengkut kondisi lingkungan fisik tempat bekerja seperti udara segar, suara yang tidak mengganggu, pencahayaan yang cukup dan sebagainya yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kerja dalam mencapai produktivitas (Jendelmann, 1997 ). Begitu pula dari unsur penerangan, kurangnya sinar yang mencukupi atau kurang tepatnya perhitungan mengenai kebutuhan mata ataupun menyebabkan. Ditinjau dari sudut prilakunya, individu suatu organisasi memiliki sikap antara lain ada yang peka, ada yang malas dan membandel, ada yang dapat dipercaya, suka bekerja dan ada pula selalu membuat suatu kesalahan. Sedang ditinjau dari pekerjaannya antara lain terdiri dari pekerjaan dimana perlu unsur kecepatan, adanya yang membutuhkan pemikiran yang banyak. Dengan demikian keanekaragamna sifat yang dimiliki oleh individu dan pekerjaannya, maka perlu adanya suatu lingkungan kerja yang baik dan serasi dalam suatu organisasi tersebut, sehingga prilaku individu maju kearah yang lebih baik dan juga sifat pekerjaannya dapat berlangsung secara lancar dan pada akhirnya produktivitas kerja yang diharapkan dapat tercapai. Apabila tingkat kebisingan tinggi maka dapat menggangu pendengaran pekerja yang sedang melaksanakan pekerjaannya sehingga ia tidak dapat berkonsentrasi dengan baik, yang pada akhirnya produktivitas kerja yang diharapkan tidak akan tercapai.Begitu pula dari unsur penerangan, kurangnya sinar yang mencukupi atau kurang tepatnya perhitungan mengenai kebutuhan mata ataupun menyebabkan kerabunan, akan tetapi apabila cahaya penerangan yang cukup dan memancar dengan tepat akan menambah efisiensi kerja pekerja. Dengan demikian lingkungan kerja yang ada didalam kantor meliputi : warna, cahaya, dan udara. Apabila unsur-unsur lingkungan kerja ini mendapat perhatian yang serius dari pimpinan organisasi di tata dengan baik dan serasi bagi para pekerja yang melaksanakan tugas dikantor, akan menimbulkan semangat kerja dan gairah kerja pekerja, sehingga kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan tugas tidak akan terjadi dan efektivitas kerja pekerja dapat tercapai2.5.Hipotesa Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakn dalam bentuk kalimat pertanyaan. Sugiyono (2005)16. Adapun hipotesa yang penulis kemukakan adalah:

1. Hipotesa kerja (Ha) Terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja. 2. Hipotesa Nol (Ho) Tidak terdapat pengaruh lingkungan kerja terhadap produktivitas kerja.2.6. Defenisi Konsep Menurut Singarimbun (1995) adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok, atau individu tertentu yang menjadi pusat perhatian17. Pemberian defenisi konsep disini adalah untuk membantu memperjelas fenomena pengamatan yang akan diteliti sebagai berikut :

1. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat mempengaruhi dalam menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. 2. Produktivitas kerja merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai (keluaran) dengan keseluruhan sumber daya (masukan) yang dipergunakan per satuan waktu. Jika pruduktivitas naik ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan system kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan ketermapilan dari tenaga kerjanya. 2.7. Penelitian TerdahuluPenelitian yang dilakukan oleh Andrey Livchak yang berjudul The Effect of Supply Air System on Kitchen Thermal Environment. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor temperatur berpengaruh terhadap produktivitas pekerja. Jika temperatur ruangan meningkat 5.5% diatas tingkatan nyaman, akan menyebabkan penurunan produktivitas sebesar 30%. Penelitian lain yang dilakukan oleh Ora Ola Lina Manurung yang berjudul Identifikasi Bahaya Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja Industri Strategis PT. Indah Kencana, diperoleh hasil bahwa kontribusi paparan panas menimbulkan gangguan terhadap kesehatan, seperti penurunan tekanan darah 35% dan kenaikan suhu tubuh 89,2%. Apabila paparan panas dibiarkan terus menerus akan menyebabkan kelelahan fisiologis dan akan menyebabkan mekanisme kontrol ini tidak lagi bekerja, yang pada akhirnya akan menyebabkan timbulnya efek stres akibat kerja.Rakhmawati (2006) melakukan penelitian yang berjudul: Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM) Purwosari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Bagian Produksi Pada PT. Tri Sakti Purwosari Makmur (TSPM) Purwosari . Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan rentang skala dan regresi linier sederhana. Dari hasil analisis rentang skala menunjukkan bahwa lingkungan kerja bagian produksi pada PT. Tri Sakti Purwosari Makmur Purwosari masuk dalam kategori baik. Produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Tri Sakti Purwosari Makmur Purwosari masuk dalam kategori sangat tinggi. Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. Tri Sakti Purwosari Makmur Purwosari.2.8.Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian digunakan untuk memudahkan pemahaman mengenai penelitian yang akan dilakukan. Penjelasan kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat secara skematis pada gambar 2.1. dibawah ini :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian EMBED Equation.3

Produktivitas Kerja Karyawan Variabel (Y)

Kepuasan Kerja

Efektivitas Kerja

Efisiensi Kerja

Disiplin Kerja

Lingkungan Kerja Variabel (X)

Paparan Panas

Sirkulasi Udara

Tata Ruang

Pencahayaan

Kebisingan

Getaran Mekanis

7

_1482791079.unknown