Bab 2 Oksin

6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Besi adalah logam kedua yang melimpah dan unsure keempat yang paling melimpah dalam kulit bumi. Bijih besi utama adalah hematite Fe 2 O 3 , magnetite Fe 3 O 4 , limonite FeO(OH) dan siderite FeCO 3 . Besi murni cukup relative. Dalam udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang tidak sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat pirofosfor. Logamnya mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara, diperoleh Fe 2+ . Media pengoksidasi yang sangat kuat seperti HNO 3 pekat atau asam-asam yang mengandung dikromat membuat besi pasif. Air bebas udara dan larutan encer OH - bebas udara memiliki sedikit efek, tapi besi diserang oleh NaOH pekat panas (Cotton dan Wilkinson, 1989).

description

Bab 2 Oksin

Transcript of Bab 2 Oksin

Page 1: Bab 2 Oksin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Besi adalah logam kedua yang melimpah dan unsure keempat yang paling

melimpah dalam kulit bumi. Bijih besi utama adalah hematite Fe2O3, magnetite

Fe3O4, limonite FeO(OH) dan siderite FeCO3. Besi murni cukup relative. Dalam

udara lembab cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat (karat) yang

tidak sanggup melindungi, karena zat ini hancur dan membiarkan permukaan

logam yang baru terbuka. Besi yang sangat halus bersifat pirofosfor. Logamnya

mudah larut dalam asam mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara,

diperoleh Fe2+. Media pengoksidasi yang sangat kuat seperti HNO3 pekat atau

asam-asam yang mengandung dikromat membuat besi pasif. Air bebas udara dan

larutan encer OH- bebas udara memiliki sedikit efek, tapi besi diserang oleh

NaOH pekat panas (Cotton dan Wilkinson, 1989).

Kation logam II ini tidak bereaksi dengan HCl, tetapi membentuk endapan

dengan hydrogen sulfide dalam suasana encer. Ion-ion golongan ini adalah

merkurium (II), tembaga, bismuth, cadmium, arsenic (III), arsenic (V), stibium

(III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV). Keempat ion yang pertama

merupakan sub golongan II B, sementara sulfida dari kation golongan IA tak

dapat larut dalam ammonium poli sulfide, sulfide dari IB. sedangkan golongan III

tak bereaksi dengan HCl encer, ataupun H2S dalam suasana asam mineral encer

(Shevla, 1985).

Page 2: Bab 2 Oksin

Sedangkan Cu(II) memiliki stabilitas terbesar jika dibandingkan dengan

logam transisi deret pertama yang lain dan lebih stabil jika dibandingkan dengan

bilangan oksidasi +1 dan +3, karena Cu(I) mudah teroksidasi menjadi Cu(II) dan

Cu(III) Ligan 8-hidroksikuinolin (C9H7NO) adalah senyawa yang termasuk dalam

senyawa aromatis polisiklis yang mempunyai berat molekul 145,1 6 g/mol.

Senyawa ini larut dalam pelarut organik dan asam seperti asam asetat. Ligan ini

relatif cukup stabil dengan titik beku 74 sampai 76 oC dan mempunyai titik didih

276 0 C. Ligan 8 - hidroksikuinolin akan kurang stabil bila berinteraksi dengan

oksidator kuat dan ion logam , dengan ion logam. Ligan 8 -Hidroksikuinolin

mudah membentuk kompleks kelat. Ligan 8 -hidroksikuinolin mempunyai dua

atom donor yaitu O pada gugus hidroksil dan N pada rantai siklisnya yang

masing-masing mempunyai pasangan elektron yang dapat berkoordinasi dengan

atompusat. mengindikasikan terkoordinasinya dua gugus tersebut pada ion pusat.

Kompleks Sn(II) dengan 8-hidroksikuinolin berstruktur geometri square planar

seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 7 dan mempunyai serapan maksimum pada

363 nm (Anonim, 2006).

Senyawa lain yang dapat berperan sebagai agen pengkelat adalah 8-

hidroksiquinolin atau oksin yang merupakan ligan bidentat. Penggunaan 8-

hidroksiquinolin telah dilaporkan oleh Watanabe dan Tanaka pada tahun 2001

yang membahas tentang efek agen penopang 8-hidroksiquinolin pada pemisahan

Cu(II) dan Fe(III) dengan cara ekstraksi cair-cair yang mempergunakan metode

spektrofotometri, 8-hidroksiquinolin akan bereaksi dengan Cu(II) dan Fe(III) yang

masing-masing akan membentuk kompleks [Cu(oksin)2] dan kompleks

[Fe(oksin)3] (Anonim, 2006).

Page 3: Bab 2 Oksin

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilaporkan dapat diketahui

bahwa penentuan selenium yang telah dilakukan sebelumnya belum optimal

karena adanya gangguan yang disebabkan oleh ion Cu(II) dan ion Fe(III), 8-

hidroksiquinolin telah digunakan untuk menopang ion Cu(II) dan Fe(III) tapi

belum diketahui berapa konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang efektif untuk

menopang ion Cu(II) dan Fe(III). Oleh karena itu perlu ada penelitian untuk

merancang suatu metode yang dapat digunakan untuk optimasi logam sepaerti

selenium dengan cara menentukan konsentrasi 8-hidroksiquinolin yang efektif

menopang ion Cu(II) dan Fe(III). Penopangan dengan 8-hidroksiquinolin

dilakukan pada ion Fe(III) dengankonsentrasi 0-1 ppm sedangkan untuk ion

Cu(II) dengan konsentrasi 0- 1 ppm, serta pcampuran ion Cu(II) dan ion Fe(III)

(Anonim, 2006).

Senyawa dengan rumus molekul C9H7ON dikenal dengan nama oksin, tak

lain dari 8-hidroksiquinolin dengan massa molekul relatif 145 g/mol. Rumus

struktur dari senyawa ini yakni :

8-hidroksi quinolin

Oksin merupakan senyawa dengan bentuk kristal berwarna putih yang melebur

pada suhu 74-76 oC. Senyawa ini sulit larut di dalam air maupun di dalam eter,

tetapi larut baik dalam alkohol, kloroform, dan benzena. Dengan adanya sedikit

air, larutan yang awalnya tak berwarna akan mengalami perubahan menjadi

Page 4: Bab 2 Oksin

kekuningan (Hala, 2008).

Oksin adalah salah satu reaksi pengendap bagi banyak logam. Logam-

logam divalen atau trivalen yang telah diendapkan oleh oksin, dapat digambarkan

dalam bentuk umum seperti : M(C9H7ON)2 dan M(C9H7ON)3. Reaksi logam di

dan trivalen dengan logam oksin dapat dipaparkan dalam bentuk skema seperti

berikut :

Hasil reaksi yang diperoleh dari proses penggabungan antara kation logam

dengan oksin adalah suatu senyawa kompleks internal yang sifatnya tak larut

dalam air. Kompleks ini mempunyai nilai hasil kali kelarutan (Ksp) sekitar 10 -12

dan 10-12. Akibatnya senyawa ini dapat digunakan sebagai pengendap pada nilai

pH yang berbeda-beda sehingga dapat dilakukan pemisahan campuran logam

yang terkandung dalam cuplikan (Hala, 2008).