BAB 2 lkp
-
Upload
thyandwisetia -
Category
Documents
-
view
135 -
download
2
description
Transcript of BAB 2 lkp
BAB IIURAIAN PROSES
2.1. Bahan Baku
2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan baku utama yang diproses oleh JOB Pertamina Talisman Jambi-
Merang adalah gas alam yang berasal dari beberapa sumur gas dalam perut bumi
hasil eksplorasi dan pengeboran yang memiliki kandungan komposisi dan
karakteristik gas alam tertentu yang memerlukan proses pengolahan baik secara
kimia maupun fisika.
Bila ditinjau dari sifat fisiknya, gas alam merupakan senyawa berfasa gas
yang mempunyai nilai pembakaran gravimetrik yang tertinggi, yakni sekitar
55.900 kJ/kg atau 24.000 Btu/lbm. Nilai pembakaran volumetrik gas alam adalah
sekitar 37.000 kJ/m3 atau 1.000 Btu/ft3 pada 1 atm dan 20oC (68oF), merupakan
bahan paling mudah terbakar dan bercampur dengan udara secara sempurna. Gas
alam dapat terbakar secara bersih dengan sedikit abu dan dapat dikonversikan
menjadi bahan bakar cair pada -127oC. Jika ditinjau dari susunan senyawa-senyawa
penyusunnya gas alam terdiri dari senyawa hidrokarbon utama seperti metana,
etana, propana, butana, pentana, dan heksana serta gas non hidrokarbon seperti N2,
CO2, dan H2S, jarang ditemukan heptana dan oktana.
Komposisi gas alam yaitu sebagai berikut:
1. Komposisi Gas Alam
a. Komponen Hidrokarbon
Gas bumi merupakan campuran senyawa hidrokarbon yang mempunyai titik
didih sangat tinggi, sehingga pada tekanan atmosfir dan suhu ruang berbentuk
gas. Campuran tersebut biasanya terdiri dari metana, etana, propana, butana,
pentana, dan sejumlah kecil heksana, oktana dan fraksi yang lebih berat. Propana
dan butana merupakan komponen gas bumi yang kadangkala dipisahkan dari
LPG. Senyawa hidrokarbon berat, iso-pentana atau hidrokarbon yang lebih berat,
10
11
dapat terkondensasi dan terkumpul di tempat tertentu pada jaringan pipa,
sehingga mengurangi efisiensi pipa. Pada jaringan transmisi, kandungan senyawa
ini dibatasi sekitar 0,2 galon per 1000 ft3 gas bumi. Sebagai gambaran, pada
Tabel 2 menunjukkan kompoisisi gas bumi, sedangkan Tabel 3 menunjukkan
beberapa sifat komponen hidrokarbon.
Tabel 2. Komposisi Gas Alam
Sumber : Laboratorium building JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
Tabel 3. Sifat Komponen Hidrokarbon Gas Bumi
Sifat komponen C1 C2 C3 C4 C5
Berat Molekul 16,03 30,05 44,07 58,09 72,11
Densitas (lb/cuft) 0,045 0,084 0,084 0,124 0,163
Panas
Pembakaran
(Btu/lb) 21,502 20,416 19,929 19,665 19,499
Kcal/mol 171,759 341,261 488,527 635,384 782,04
Sumber : Laboratorium building JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
Komponen Rumus Kimia Fraksi MolMetanaEtanaPropanai-Butanan-Butanai-Pentanan-PentanaHexanaHeptana dan Hidrokarbon BeratKarbon DioksidaHidrogen SulfidaNitrogenTotal
CH4
C2H6
C3H8
C4H10
C4H10
C5H12
C5H12
C6H14
C7H16, dstCO2
H2SN2
0,84070,05860,02200,00350,00580,00270,00250,0028
0,00760,01300,00630,03451,000
12
b. Komponen Kontaminan
Untuk memenuhi kebutuhan pembeli dan pemeliharaan peralatan yang ada,
maka sebelum gas bumi ditransmisikan, gas tersebut harus memenuhi spesifikasi
yang telah ditentukan, terutama senyawa kontaminan yang harus dibatasi
jumlahnya.
Uap air dalam gas bumi dapat terkondensasi atau membentuk hidrat. Jika
dalam sistem terdapat CO2 atau H2S, maka kondensasi uap air tersebut akan
mengakibatkan korosi. Hidrat adalah senyawa kristalin yang terbentuk dari
campuran hidrokarbon dan air pada kondisi tertentu. Senyawa hidrat dalam
gas bumi dapat menghambat aliran gas pada jaringan pipa transmisi dan
distribusi. Rumus kimia senyawa hidrat antara lain adalah CH4.7H2O,
C2H6.8H2O, C3H8.18H2O dan CO2.7H2O.
Karbon Dioksida dalam gas bumi dapat menurunkan nilai panas campuran
gas tersebut, karena karbon dioksida tidak memiliki kandung energi. Selain
itu, dengan adanya air, karbon dioksida akan berubah menjadi asam karbonat
yang dapat menimbulkan korosi peralatan. Pada gas bumi dalam jaringan
pipa transmisi dan distribusi, kandungan CO2 dibatasi sekitar 2 %.
Gas bumi sering kali mengandung senyawa sulfur yang dapat berbentuk
asam sulfida, merkaptan, karbonil sulfida, dan disulfida. Asam sulfida
maupun produk pembakarannya, SO2 dan SO3, merupakan gas beracun.
Fluida yang mengandung air dan asam sulfida dapat membentuk asam sulfat
yang merupakan lingkungan korosif. Bisa juga terbentuk besi sulfida yang
bersifat katodik terhadap besi dan dapat menyebabkan tingkat korosi yang
berat. Kandungan asam sulfida sebaiknya tidak melebihi 0,25 gram per 100
ft3 gas.
Gas bumi pada umumnya mengandung merkuri dengan konsentrasi sangat
rendah, di bawah 100 ppb. Uap merkuri bersifat racun dan dapat
mengakibatkan kerusakan saraf, terserap melalui kulit dan paru-paru yang
13
selanjutnya akan tersirkulasi melalui darah dan tertimbun dalam hati maupun
ginjal. Senyawa ini berbahaya terutama bila terbentuk senyawa alkali-
merkuri rantai pendek yang stabil dan bersifat racun.
Nitrogen bersifat inert, tidak korosif ataupun toksik, tetapi komponen ini
menurunkan kandungan energi gas bumi karena tidak mempunyai nilai
kalor. Kandungan nitrogen sebaiknya tidak melebihi 3 % volume.
Secara alami, umumnya oksigen tidak terkandung dalam gas bumi. Gas ini
masuk pada aliran gas bumi bertekanan rendah melalui pipa yang bocor atau
karena kesalahan operasi. Oksigen dapat sangat korosif, tergantung pada
kondisi lingkungan.
Untuk lebih jelasnya mengenai komposisi inlet raw gas Sungai Kenawang
dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi inlet Raw Gas Sungai Kenawang
Komponen Jumlah % MolNitrogenMetana
Karbon DioksidaEtana
Propanai-Butanan-Butanai-Pentanan-PentanaHexanaHeptanaOktanaNonanaDekana
GHV (BTU/SCF)NHV (BTU/SCF)
Wobbe Index (BTU/SCF)SG
0,37780,5704,6017,9764,6460,7870,8760,0780,0400,0030,0040,0030,0240,015113310261344
0,7113Total 100
Sumber : Laboratorium building JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
14
2.1.2 Bahan Baku Penunjang
Proses produksi juga memerlukan bahan-bahan penunjang untuk mengolah gas
alam menjadi sales gas. Bahan-bahan penunjang tersebut berperan dalam unit proses
untuk membantu kelancaran proses. Bahan-bahan penunjang yang digunakan dalam
proses produksi yaitu sebagai berikut:
1. Amine
Amine adalah zat kimia yang dapat digunakan untuk menyerap kandungan acid
gas (CO2 + H2S) yang terkandung dalam gas alam. Terdapat lima jenis amine yang
bisa digunakan yaitu MEA (Monoethanolamnie), DEA (Diethanolamine), DGA
(Diglycolamine), MDEA (Methyldiethanolamine), dan DIPA (Diisopropanolamine).
Di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang jenis amine yang digunakan yaitu jenis
MDEA (Methyldiethanolamine). Pemilihan ini karena MDEA selektif terhadap H2S
yang tinggi.
MDEA (Methyldiethanolamine) adalah amine tersier yang memiliki tiga
kelompok hidrokarbon dan tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada atom
nitrogen. Secara umum digunakan pada konsentrasi 45 - 50 % wt. Acid gas loading
tinggi 0,7 – 0,8 mol acid gas per mol amine. Karena acid gas loading yang tinggi
maka dapat mengurangi jumlah (flowrate) dari sirkulasi larutan amine (hal ini juga
berarti mengurangi konsumsi energi pompa). MDEA juga tidak mudah terdegradasi
baik secara termal maupun kimia, dan mempunyai heat of reaction dengan H2S yang
rendah.
Berikut beberapa sifat fisika dan kimia dari MDEA :
a. Rumus Molekul : (CH2CH2OH)2CH3N
b. Berat Molekul : 119,2 kg/kmol
c. Bentuk fisik : cairan
d. Warna : kuning muda, transparan
e. Titik didih : 246-248oC
f. Titik nyala : 126oC
g. Titik beku : -21oC
15
h. Tekanan uap : < 0,01 mmHg (20oC)
i. Specific Gravity : 1.041 pada 20oC
j. pH : 11,5
k. Kelarutan : dapat bercampur dengan air
l. Berat jenis : 1,04 g/ml (20oC)
m. Pengaruh MDEA terhadap kesehatan
Penghirupan : menyebabkan penurunan stamina tubuh dari uap pada suhu
kamar.
Kontak dengan mata : menyebabkan iritasi pada kornea mata,
melemahnya daya lihat yang permanen, bahkan dapat menyebabkan
kebutaan
Kontak dengan kulit : kontak sesaat dapat menyebabkan iritasi dengan
rasa gatal, memerah dan bengkak. Kontak beberapa jam menyebabkan
lebih memerah dan pembengkakan, menyebabkan kulit berlubang dan
memungkinkan terjadi pendarahan.
2. Glycol
Jenis glycol yang digunakan di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang adalah
jenis TEG. Triethylene glycol digunakan oleh industri minyak dan gas untuk
dehidrasi gas alam. Dengan rumus kimia C6H14O4 tidak berwarna dan tidak berbau.
3. Arang aktif
Arang adalah suatu bahan padat yang berpori dan merupakan hasil pembakaran
dari bahan yang mengandung karbon melalui proses pirolisis. Sebagian pori-porinya
masih tertutup dengan hidrokarbon, ter dan senyawa organik lain. Komponennya
terdiri dari karbon terikat (fixed carbon), abu, air, nitrogen, dan sulfur (Djatmiko dkk,
1985).
Arang aktif adalah padatan amorf yang mempunyai luas permukaan dan jumlah
pori yang sangat banyak (Baker et al, 1997). Arang aktif beebentuk Kristal mikro,
karbon non grafit, yang pori-porinya telah mengalami proses pengembangan
16
kemampuan untuk menyerap zat-zat yang tidak terlarut atau terdispersi dalam cairan
(Roy, 1985).
Hartoyo (1974) mengemukakan bahwa sifat fisik arang aktif dibagi menjadi
dua macam :
a. Keras dan memiliki bobot jenis tinggi, sesuai untuk menyerap gas.
b. Lunak dan memiliki bobot jenis rendah, sesuai untuk menyerap cairan.
2.2 Proses Produksi
2.2.1 Gambaran Umum Proses Pengolahan Gas di JOB Pertamina-TalismanJambi Merang
JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang merupakan perusahan yang bergerak
dibidang oil and gas yang memiliki produk utama berupa gas alam dan kondensat.
Hasil gas alam dan kondensat tersebut diproses di dalam rangkaian unit produksi
(plant) pengolahan gas, yang bertujuan untuk mengolah bahan baku gas mentah
(sweet gas) yang didapat dari sumur-sumur gas (well) menjadi gas dengan komposisi
atau spesifikasi yang siap untuk digunakan oleh konsumen.
Di JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang sendiri memiliki dua unit area
produksi yaitu unit produksi Sungai Kenawang Central Gas Plant dan unit produksi
Pulai Gading Gas Plant. Dari proses keseluruhan berpusat di unit produksi Central
Gas Plant Sungai Kenawang. Gas dan kondensat yang didapat dari well di area Gas
Plant Pulau Gading akan diproses di unit produksi Gas Plant Pulau Gading, dan
kemudian dikirim melalui pipa transfer menuju ke unit produksi di Center Gas Plant
Sungai Kenawang. Gas dan kondensat tersebut akan diproses ulang bersama dengan
gas dan kondensat dari well pada unit produksi Central Gas Plant Sungai kenawang
untuk dijadikan gas jual (sales gas) dan kondensat.
Sales gas ini kemudian dikirim kepada konsumen melalui pipa TGI
(Transportasi Gas Indonesia) dan diukur penjualannya pada metering point.
Kondensat yang dihasilkan dikirim ke Geragai Metering.
17
Mengingat bahwa kandungan gas di dalam well terbatas, maka dilakukan
kegiatan eksplorasi dan seismik untuk menemukan sumber gas baru. Sumber gas baru
yang ditemukan diperhitungkan apakah ekonomis atau tidak, jika terbukti ekonomis
maka akan dilakukan proses pengeboran. Hasil dari produksi sumber gas baru
tersebut kemudian akan dikirim ke unit Central Gas Plant Sungai Kenawang untuk
diproses lebih lanjut menjadi gas jual (sales gas). Secara umum tahapan proses dan
sistem yang digunakan dalam pengolahan gas dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Proses Pengolahan Gas di JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang
2.2.2. Pengolahan Gas di Central Gas Plant Sungai Kenawang
Fluida hasil produksi dari Sungai Kenawang Gathering System (SK)
dikumpulkan dan dialirkan menuju SK Central gas Plant melalui dua flowline. Liquid
dan gas didinginkan dan kemudian dipisahkan di dalam train berkapasitas 2 x 50%
yang terdiri dari SK Production Cooler (SK-15-E-01 A/B), 3-phase SK Production
18
Separators (SK-15-V-01 A/B) dan SK Produced Water Hydrocyclone Packages (SK-
40-PK-01 A/B).
Gambar 7. Sungai Kenawang Process Overview
Kondensat yang meninggalkan SK Production Separators (SK-15-V-01A/B)
dikirim ke Condensate Surge Vessel (SK-15-V-04) dan fasa air dikirim ke SK
Produced Water Hydrocyclone Packages (SK-40-PK-01 A/B) untuk membuang
minyak dari kandungan minyak 1000 ppmv menjadi 100 ppmv. Air terproduksi dari
hydrocyclone kemudian dibuang kandungan gasnya di SK Produced Water Degasser
(SK-40-V-01) dan dikirim ke SK Produced Water Tank (SK-40-T-01). Air dari SK
Produced Water Tank dipompa dengan SK Produced Water Pump (SK-40-P-01 A/B)
ke sumur reinjeksi air (SKN-1) di SK Wellpad-1 setelah disaring dengan SK
Produced Water Filter (SK-40-F-01) hingga partikel berukuran 10 mikron.
Kondensat dari Condensate Surge Vessel dikirim ke Condensate Stabilizer
Column (SK-35-C-01) untuk penstabilan kondensat yang telah ditentukan dengan
RVP 12 psia. Kemudian kondensat dialirkan ke Condensate Mercury Removal
System. Konsentrasi maksimum merkuri di outlet adalah sekitar 1 ppb berat.
19
Overhead gas dari column setelah tekanan dinaikkan di Stabilizer Overhead
Compressors (SK-35-K-01 A/B) dicampur dengan gas yang meninggalkan SK
Production Separators (SK-15-V-01 A/B) dan gas yang dikirim dari fasilitas
lapangan Pulau Gading. Gas yang telah tercampur kemudian dikirim ke Gas Mercury
Removal System. Konsentrasi maksimum merkuri di outlet adalah 0.01 μg/Nm3.
Setelah membuang kandungan merkuri, gas dialirkan ke CO2 Removal System.
Di dalam sistem ini CO2 dibuang menggunakan proses absorpsi amine. Gas miskin
CO2 yang meninggalkan CO2 Removal System dikirim ke Dehydration System untuk
membuang kelembaban air. Gas yang bebas dari kelembaban (01.1 ppmv atau kurang
dari 0.1 ppmv) didinginkan di dalam Gas-gas Exchanger (SK-45-E-01) dimana gas
sebagian dicairkan.
Gas dan liquid dipisahkan di dalam Cold Separator (SK-45-V-01). Gas yang
telah dipisahkan diekspansi di Turbo Expander (SK-45-K-01) dan gas hasil
pendinginan masuk ke De-Ethanizer Column (SK-45-C-01). Liquid dari separator
mendinginkan gas yang masuk di dalam Gas-Gas Exchanger (SK-45-E-01) dan
kemudian masuk ke De-Ethanizer Column (SK-45-C-01). De-Ethanizer Column
memisahkan NGL di bagian dasar dengan gas jual meninggalkan di bagian atas
column. Panas untuk proses distilasi dipasok dari reboiler oleh hot oil (heating
medium). Overhead vapor dari bagian atas De-Ethanizer Column dikirim ke Reflux
Exchanger (SK-45-E-02) untuk mendinginkan dan sebagian mengkondensasi pada
sisi hisap aliran uap dari De-Ethanizer Column. Liquid yang terkondensasi digunakan
sebagai reflux ke De-Ethanizer Column. Untuk meningkatkan pemulihan kembali
propana, liquid yang ditarik dari De-Ethanizer Column dipanaskan di dalam Reflux
Exchanger untuk mendinginkan aliran reflux dan kemudian diumpankan ke De-
Ethanizer Column sebagai aliran 2-fasa.
Natural Gas Liquid yang diproduksi dari De-Ethanizer Column dan kondensat
yang telah mengalami stabilisasi dari Condensate Stabilizer Column didinginkan,
dicampur dan disimpan di dalam NGL Surge Sphere (SK-55-V-01).
20
Gas jual meninggalkan bagian atas De-Ethanizer Column, tekanannya
dinaikkan oleh Expander-Compressor (SK-45-K-02) dan Sales Gas Compressor (SK-
50-K-01 A/B) sebelum dikirim ke grid gas jual. Gas jual dikirimkan ke PGN
SSWJ/Grissik (kontrak penjualan akhir ke PLN) dan TGI melalui pipeline gas. Gas
jual dianalisis dan diukur dengan fiscal meter di dekat tie-in point.
Facilities yang digunakan di Central Gas Plant Sungai Kenawang dijelaskan
sebagai berikut :
1. SK Gas Treatment
a. Wellpads, Gathering Lines and Main Pipeline (SK-10), dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8. Sungai Kenawang Wellpad Overview
Tujuan dari production wellheads adalah untuk mengalirkan fluida
sumur ke permukaan. Fluida dari reservoir mengalir melalui lubang-lubang
perforasi pada string produksi untuk kemudian masuk ke tubing produksi.
Tubing produksi menaikkan fluida dari reservoir ke production wellhead
yang terletak di permukaan.
Fasilitas pemrosesan pada SK Well Pads, Gathering Lines and Main
Pipeline System dirancang untuk menghasilkan fluida sumur dari Well Pad-1
(SKN-5, SKN-6 dan SKN-7) dan Well Pad-2 (SKN-4 dan SKN-3) kemudian
21
mengekspor fluida ke SK GPF melalui dua flowline. Terdapat dua well pad.
Well Pad-1 memiliki tiga sumur produksi (SKN-5, SKN-6 dan SKN-7) dan
satu sumur injeksi air. Well Pad-2 memiliki dua sumur produksi (SKN-4 dan
SKN-3). Fluida terproduksi dari well heads kemudian dikumpulkan dan
dialirkan ke SKN GPF melalui dua flow lines.
SIHTP sumur SKN adalah 3610 psig. Terdapat kandungan CO2 dalam
jumlah 8-10% volume pada fluida sumur, dan kandungan klorida di dalam air
terproduksi dalam jumlah 20.000 ppm. Test manifold untuk pengetesan sumur
termasuk penyediaan koneksi test separator untuk future terletak di Fasilitas
Lapangan SK. Pengetesan Sumur dari well head (SKN-5/6/7) dialirkan
menuju Well Pad-1 Test Manifold melalui jalur wellhead individual.
Pengetesan sumur dari well head (SKN-4/3) dialirkan menuju Well Pad-2 Test
Manifold melalui jalur well head individual. Pengetesan sumur dari well head
(SKN-4/3) dialirkan menuju Well Pad-2 Test Manifold melalui jalur wellhead
individual. Operator akan membuka valve untuk mengalirkan output dari
setiap sumur tunggal dari production manifold ke test manifold. Titik injeksi
metanol disediakan di upstream well head Choke Valve untuk menginjeksikan
metanol untuk mencegah pembentukan hidrat di sepanjang choke valve
selama start-up sumur gas setelah shutdown dalam jangka waktu lama.
Terdapat dua (2) production manifold. Well Pad-1 Production Manifold
mengumpulkan fluida dari sumur produksi gas SKN-5/6/7 dan Well Pad-2
Production Manifold mengumpulkan fluida sumur dari sumur produksi gas
SKN-4/3. Untuk melihat gambar lokasi well pad Sungai Kenawang dapat dilihat
pada gambar 9.
22
Gambar 9. Sungai Kenawang Well Pads Location Map
b. Gas and Liquid Separation System (SK-15)
Tujuan/fungsi dari Sungai Kenawang (SK) Gas Liquid Separation System
adalah untuk memisahkan fluida reservoir menjadi tiga (3) yaitu kondensat
terproduksi, air terproduksi dan gas proses sebelum pemrosesan lebih lanjut untuk
memenuhi spesifikasi ekspor. Fasilitas pemisahan memastikan kebutuhan umpan
untuk gas downstream, kondensat terproduksi dan sistem air terproduksi terpenuhi.
SK gas plant memiliki sebuah inlet manifold yang mencampur bahan baku fluida
sumur dari kedua flowline. Peralatan produksi di Sungai Kenawang dirancang
berdasar pada masukan gas sejumlah 150 MMscfd dari sumur SK untuk produksi
tahun berikutnya untuk mengakomodasi kondisi ketika plant berjalan dengan pasokan
gas dari sumur SK. Untuk fleksibilitas yang lebih besar 2-50% kapasitas train yang
disediakan memiliki dua SK Production Coolers (SK-15-E-01 A/B) dan dua SK
Production Separators (SK-15-V-01 A/B) dan dua SK Produced Water
Hydrocyclone Packages (SK-40-PK-01 A/B). Pada kasus salah satu train mengalami
trip, maka train yang lain akan melanjutkan operasi dan melanjutkan pasokan gas
jual.
23
Aliran menuju train dikendalikan oleh sebuah flow control valves yang
terletak di outlet gas 3 fasa SK Production Separators berdasar aliran gas di outlet
SK Production Separators (SK- 1 5-V-0 1 A/B). Fluida terproduksi kemudian
didinginkan di SK Production Cooler jenis pendinginan udara ambien dari 246°F ke
110°F. Fluida yang didinginkan masuk ke SK Production Separators yang
merupakan sebuah separator 3-fasa yang beroperasi pada 1046 psig.
Gas yang meninggalkan SK Production Separator 3-fasa dari kedua train
akan dicampur dan kemudian dikirim ke CO2 Removal System melalui Mercury
Removal System. Liquid dari kedua SK Production Separators dikirim ke Condensate
Surge Vessel (SK-15-V-04) yang beroperasi pada 300 psig. SK Production
Separators (SK-15-V-OlA/B) dirancang sehingga kondensat yang meninggalkan
separator memiliki kandungan air 150 ppmv.
c. Mercury Removal System (SK-18)
Pada sistem ini, kandungan merkuri di dalam aliran kondensat dikurangi dari
200 ppb (berat) hingga kurang dari 1.0 ppb (berat). Condensate Mercury Removal
System terdiri dari sebuah Condensate Mercury Removal Vessel (SK-18-V-02 A)
yang memiliki tipe bed adsorbent non regeneratif dengan umur rancangan satu tahun
dan sebuah Condensate Mercury Post Filter (SK-18-F-03 A).
1. Gas Mercury Removal System
Fungsi dari Gas Mercury Removal System adalah untuk membuang merkuri
yang terbawa dari aliran gas. Merkuri dikurangi di inlet dengan konsentrasi
rancangan 100 micrograms per Nm3 ke konsentrasi di outlet mencapai 0.01
microgram per Nm3.
Ketika Gas Mercury Removal System di Pulau Gading tidak bekerja, gas
umpan dari PG Gas KO Drum (SK-15-V-02) akan mengalir melalui SK Mercury
Removal System bercampur dengan gas umpan dari Production Separator (SK-15-V-
24
01A/B) dan dari Stabilizer Overhead Compressor Discharge KO Drum (SK-35-V-
02) akan masuk ke SK Inlet Filter Coalescing Separator (SK-18-F-01 A).
SK-18-F-01 A akan membuang setiap partikel liquid yang terbawa dari aliran
gas. Karena gas dalam kondisi jenuh, heat tracing yang dipasang untuk meningkatkan
suhu dinding 5°C (9°F) di atas suhu operasi. Heat tracing akan mencegah kondensasi
liquid yang akan berakibat pada kinerja adsorbent. Kapasitas SK Gas Mercury
Removal Unit adalah 160 MMscfd.
2. Condensate Mercury Removal System
Kondensat dari Production Separator (SK-15-V-01 A/B), Stabilizer Overhead
Compressor Discharge KO Drum (SK-35-V-02), PG Gas KO Drum (SK-15-V-02)
dan PG Field Facility dikumpulkan di dalam Condensate Surge Vessel (SK-15-V-04)
dan mengalir menuju Condensate Stabilizer package (rujuk ke SK-PID-15-014).
Setelah proses mencapai stabil, kondensat mengalir menuju Condensate
Mercury Removal Vessel (SK-18-V-02 A) yang berjenis non-regeneratif. Umur dari
bed adalah sekitar 1 tahun. Merkuri dikurangi dengan konsentrasi rancangan di inlet
200 bagian per satu miliar (ppb) berat menjadi 1 ppb berat. Kemudian aliran NGL
mengalir menuju Condensate Mercury Post Filter (SK-18-F-03 A) untuk membuang
partikel (jika ada). Kondensat kemudian dicampur dengan kondensat terstabilisasi
dari De-ethanizer NGL Product Cooler (SK-45-E-03) dan disimpan di NGL Surge
Sphere (SK-55-V-01).
d. CO2 Removal/ Amine System (SK-25)
Fungsi dari CO2 Removal/ Amine System adalah untuk memproses sour gas
dengan larutan amine yang digunakan untuk menyerap CO2 dari sour process gas
untuk menghasilkan aliran sweet gas sesuai spesifikasi yang dibutuhkan.
Gas umpan dari Gas Mercury Removal System dipanaskan pada Amine Feed-
Product Exchanger (SK-25-E-01), dengan gas yang telah mengalami perlakuan dari
Amine Absorber (SK-25-C-01) untuk meningkatkan suhu gas umpan di atas titik
embunnya. Gas umpan kemudian masuk ke Amine Absorber (SK-25-C-01) dimana
25
akan berkontak dengan solvent yang telah diregenerasi dan didinginkan di bagian atas
tower. Gas yang telah mengalami perlakuan kemudian dicuci dengan air di bagian
atas Amine Absorber dan didinginkan dengan Amine Feed-Product Exchanger (SK-
25-E-01), mengalir masuk ke dalam Treated Gas KO Drum melalui Treated Gas
Cooler (SK-25-E-02) dan kemudian masuk ke Molecular Sieve Dehydration System.
Level CO2 di dalam gas di outlet Amine Absorber (SK-25-C-01) adalah
sekitar 4 % mol. CO2 analyzer (SK-25-AI-100) yang terkoneksi ke sample connection
(SK-25-SC-120) di outlet Dust Filter (SK-30-F-01) untuk memantau level CO2.
Aliran solvent dari sisi bagian dasar Amine Absorber (SK-25-C-01) disebut
rich solvent, dan dikirim ke HP Flash Drum (SK-25-C-02). Di HP Flash Drum,
hidrokarbon yang di coabsorbed dengan CO2 dilepaskan dari rich solvent. Gas yang
terbuang dari HP Flash Drum kemudian keluar dari CO2 Removal System dan dikirim
ke Thermal Oxidizer (SK-25-H-01). Solvent dari HP Flash Drum dikirim ke LP
Flash Column (SK-25-C-03), dimana overhead gas dari Amine Regenerator (SK-25-
C-04) digunakan untuk melepaskan sebagian CO2 dari solvent. Acid gas dari LP
Flash Column sebagian terkondensasi di Acid Gas Condenser (SK-25-E-05)
kemudian dikirim ke Amine Regenerator Reflux Drum (SK-25-V-02) untuk
memisahkan acid gas dan kondensat. Acid gas yang keluar dari Amine Regenerator
Reflux Drum (SK-25-V-02) dan dikirim ke Thermal Oxidizer (SK-25-H-01) untuk
pembuangan gas ventilasi yang aman.
Air yang terkondensasi kemudian dikembalikan sebagai reflux menuju LP
Flash Columnn (SK-25-C-03) melalui Amine Regenerator Reflux Pump (SK 25-P-04
A/B). Aliran solvent dari LP Flash Column (SK-25-C-03) dinaikkan tekanannya oleh
Rich Solvent Pump (SK-25-P-02 A/B) dan dikirim ke Rich/Lean Solvent Exchanger
(SK-25-E-03 A/B/C). Di Rich/Lean Solvent Exchanger suhu rich solvent dinaikkan
oleh heat exchanger dengan lean solvent dari Amine Regenerator (SK-25-C-04). Rich
solvent kemudian dikirim ke Amine Regenerator (SK-25-C-04), dimana solvent
diregenerasi menggunakan hot oil di dalam Amine Reboiler (SK-25-E-06).
26
Lean solvent dari sisi bagian dasar Amine Regenerator (SK-25-C-04)
kemudian dikirim ke sisi lain Rich-Lean Solvent Exchanger (SK-25-E-03 A/B) dan
Lean Solvent Cooler (SK-25-E-04) melalui Lean Solvent Booster Pump (SK-25-P-
03), 10% dari laju aliran lean solvent disaring oleh Lean Solvent Pre Filter (SK-25-F-
01) dan 40% dari aliran slip disaring dengan menggunakan Carbon Filter (SK-25-F-
02) dan Lean Solvent Post Filter (SK-25-F-03). Tekanan lean solvent kemudian
dinaikkan oleh Lean Solvent Circulation Pumps (SK-25-P-05 A/B) sebelum dikirim
ke bagian atas Amine Absorber (SK-25-C-01).
Solvent dari drainase dan skimming pertama akan dikumpulkan di Solvent
Recovery Drum (SK-25-D-06) untuk memperoleh kembali hidrokarbon dari solvent.
Liquid hidrokarbon kemudian dialirkan menuju SK LP Flare KO Drum/CHD Drum
(SK-75-V-01). Solvent dari Solvent Recovery Drum (SK-25-D-06) kemudian dibuang
secara manual ke Solvent Drain Drum (SK-25-Y-01). Dari vessel ini, solvent
dipompa kembali menuju Amine Regenerator (SK-25-C-04) menggunakan Solvent
Drain Pump (SK-25-P-07 A/B) melalui Solvent Drain Drum Filter (SK-25-S-03).
Lean solvent untuk make-up disimpan di Lean Solvent Storage Tank (SK-25-
D-07). Solvent dikirim ke sistem utama dengan Transfer Pumps (SK-25-P-09 A/B-
satu di warehouse) melalui Make-Up Filter (SK-25-S-04).
Antifoam diberikan untuk mencegah terjadinya busa. Antifoam diperlukan
pada saat terjadinya busa di dalam Absorber dan atau HP flash drum. Operator akan
menambahkan air yang telah dihilangkan kandungan mineralnya dan antifoam
dengan perbandingan 3:1 (3 bagian H2O dan 1 bagian antifoam) pada Antifoam Tank
(SK-25-D-05). HP Antifoam Injection Pumps (SK-25-P-12 A/B) dan LP Antifoam
Injection Pumps (SK-25-P-11 A/B) disediakan untuk menginjeksi antifoam ke
suction Amine Regenerator Reflux Pumps (SK-25-P-04 A/B), Lean Solvent
Circulation Pumps (SK-25-P-05 A/B), Rich Solvent Pumps (SK-25-P-02 A/B) dan
Water Wash Pumps (SK-25-P-01 A/B).
27
e. Dehydration System (SK-30)
Tujuan/fungsi Sungai Kenawang Dehydration System adalah untuk
membuang kelembaban yang ada di dalam aliran gas yang meninggalkan CO2
removal system. Gas yang telah dikeringkan dari sistem ini memiliki tingkat
kelembaban kurang dari 0.1 ppmv yang kemudian dikirim ke Gas-gas Exchanger
pada LPG Recovery Unit.
Dehydration system berjenis saringan molekuler dengan dua Dehydration
Vessels (SK-30-V-01 A/B). Disetiap saat sebuah vessel beroperasi dan yang lainnya
dalam proses regenerasi.
Adsorbent diregenerasi dengan hot regenerating gas pada tekanan operasi 942
psig. Bed regeneration mengalami siklus pemanasan dan pendinginan. Aliran slip
ditarik dari header gas terdehidrasi dan dipanaskan hingga 550°F di Regeneration
Gas Heater (SK-30-H-01) dan dikirim ke vessel dengan cara regenerasi. Gas panas
dibuang kelembabannya dari bed yang telah jenuh dengan kelembaban. Gas
meninggalkan regenerating vessel didinginkan di Regeneration Gas Cooler (SK-30-
E-01) hingga 110°F dan kelembabannya dikeluarkan di Regeneration Gas KO Drum
(SK-30-V-02). Gas meninggalkan KO drum kemudian dicampur dengan gas yang
datang ke Dehydration System setelah dinaikkan tekanannya dengan menggunakan
Regeneration Gas Compressor (SK-30-K-01). Karena adsorbent mengalami siklus
pemanasan dan pendinginan, umur minimum adsorbent adalah tiga tahun untuk
mengurangi downtime.
f. LPG Recovery System (SK-45)
Tujuan dari LPG Recovery System adalah memberikan informasi dan
prosedur yang diperlukan oleh seorang Teknisi Operasi untuk mengoperasikan Jambi
Merang Gas Plant Facilities dengan cara yang aman dan efisien. Prosedur operasi ini
berlaku pada Jambi Merang Gas Plant facilities LPG Recovery System (System 45)
yang digunakan untuk membuang Propana dan komponen hidrokarbon berat (C3+)
dari gas hasil.
28
Gas kering masuk ke train pemrosesan gas melalui lintasan “A” dari beberapa
aliran Feed Gas Exchanger (SK-45-E-01) yang didinginkan hingga 6.50F. Gas umpan
yang telah didinginkan diumpankan ke Cold Separator (SK-45-V-01). Liquid
dipisahkan dari gas umpan di Cold Separator. Liquid yang telah terpisah di Cold
Separator kemudian dilewatkan melalui lintasan “B” Feed Gas Exchanger ke bagian
tengah umpan dari De-Ethanizer column (SK-45-C-01). Gas yang keluar dari bagian
atas Cold Separator kemudian diumpankan ke bagian Expander (SK-45-K-01) atau
Joule Thompson (JT) valve. Tekanan tinggi gas kemudian direduksi di bagian
Expander dan dihasilkan energi poros untuk menggerakkan booster compressor (SK-
45-K-02). Apabila Expander tidak tersedia maka digunakan JT valve. Expander/ JT
valve exhaust keluar dengan suhu -83.94 0F ke bagian atas Deethanizer Column,
panas diperoleh dengan menyirkulasikan hot oil di deethanizer reboiler (SK-45-E-04
A/B). Gas yang tidak terkondensasi dari Reflux Accumulator (SK-45-V-02) akan
dicampur dengan bagian yang lebih kecil untuk menyeimbangkan produk overhead di
Deethanizer pada -40,21 0F dan 247.6 0F dan melewatkan ke lintasan “C” reflux
exchanger (SK-45-E-02) dan kemudian memanaskan hingga 104 0F di lintasan “ C”
gas gas exchanger (SK-45-E-01). Gas yang keluar dari lintasan “C” gas gas
exchanger diumpankan ke Expander/ Booster Compressor. Gas keluar dari
Expander/booster compressor dengan tekanan 363.3 Psi kemudian didinginkan di
Expander/Booster Compressor After Cooler. Gas yang keluar dari Expander/Booster
Compressor After Cooler dialirkan ke Sales Gas Compressor Suction Scrubber.
Untuk meningkatkan Propane Recovery, liquid yang ditarik dari Deethanizer
dipanaskan di lintasan “B” Reflux Exchanger untuk mendinginkan aliran reflux dan
kemudian diumpankan ke Deethanizer sebagai aliran 2-fasa. Uap dari Deethanizer
masuk ke lintasan “C” di Reflux Exchanger untuk pendinginan dan liquid
terkondensasi dikumpulkan di Reflux Accumulator (SK 45-V-02).
2 (Two) Deethanizer reflux pumps (SK-45-P-01A/B) satu stand by digunakan
untuk memindahkan liquid reflux dari reflux accumulator ke bagian atas Deethanizer
29
Column untuk menjaga suhu bagian atas dan kemurnian gas yang meninggalkan
bagian atas Deethanizer Column.
LPG yang diproduksi dari bagian dasar Deethanizer didinginkan di
Deethanizer NGL cooler (SK-45-E-03) dan disimpan di Condensate Storage Sphere
(GD-60-V-01).
g. Sales Gas Compression System (SK-50)
Export Compression System (System SK-50) dirancang untuk mengkompresi
gas residu dari discharge expander compressor hingga tekanan yang dibutuhkan
untuk pengeksporan sebagai gas jual.
Gas discharge dari Expander Compressor (SK-45-K-02) dikompresi dengan
2x60% Sales Gas Compressor (SK-50-K-01 A/B) ke tekanan discharge pada
1140 psig dari 352 psig. Sebelum masuk ke kompresor, gas umpan dilewatkan
melalui Sales Gas Compressor Suction Scrubber (SK-50-V-01 A/B) dan discharge
dari kompresor didinginkan di Sales Gas Compressor After coolers (SK-50-E-01
A/B) hingga 1100F sesuai batasan pipeline ekspor.
h. Flare System (SK-75)
Tujuan/fungsi SK Flare System adalah untuk memfasilitasi sistem
pembuangan yang aman dan handal pada fasilitas Sungai Kenawang, yang
disebabkan oleh kondisi darurat dan gangguan, dan dari kondisi operasi seperti start-
up, shutdown, venting, depressurize, purging dan draining dari peralatan dan pipa
kerja.
Flare header bertekanan rendah akan mengumpulkan seluruh relief dan
ventilasi sistem bertekanan rendah dan mengalirkannya menuju PG LP Flare Tip
(PG-75-S-01) melalui PG LP Flare KO Drum (PG-75-V-01). Sistem bertekanan
rendah melayani purge gas dari Fuel Gas System, TEG Regeneration Package,
Letdown Degasser, dan ventilasi dari Production Cooler.
30
LP Flare KO Drum menyediakan pemisahan relief dan ventilasi hidrokarbon
dari LP flare header untuk menjaga gas relief yang terbawa masih dalam batas yang
diijinkan flare tip. Drum ini juga melayani liquid yang didrainase yang digerakkan
oleh tekanan; dari vessel untuk tujuan pemeliharaan. Liquid yang terakumulasi dan
terkondensasi didaur ulang kembali ke Production Separator dengan beberapa
operasi seri PG LP Flare KO Drum Pumps (PG-75-P-01 A/B) dan PG LP Flare KO
Drum Booster Pumps (PG-75-P-02 A/B).
Flare header bertekanan tinggi akan mengumpulkan seluruh buangan dan
blow down dari system flare bertekanan tinggi dan mengalirkannya menuju PG HP
Flare Tip (PG-75-S-02) melalui PG HP Flare KO Drum (PG-75-V-03). HP flare tip
dirancang dengan system sealing sonik yang berfungsi untuk mencegah kebisingan
pada flare tip untuk mengurangi kebisingan hingga level yang dapat diterima.
Penurunan tekanan di HP Flare tip dibatasi maksimum 25 psi. Selama operasi
normal, sejumlah kecil flash gas dari roduction Separator dibakar melalui sistem HP
flare header.
PG HP Flare KO Drum menyediakan pemisahan fluida buangan dan blow
down dari HP flare header dalam menjaga gas buangan yang terbawa mengalir masih
di dalam batas yang diijinkan di flare tip. Liquid yang terakumulasi dibuang ke PG
HP Flare KO Drum di bawah mekanisme kendali level.
2. Condensate Treatment
a. Condensate Stabilizer System (SK-35)
Tujuan/fungsi dari SK Condensate Stabilizer System adalah untuk
menstabilkan kondensat untuk mencapai RVP 12 psia sebelum dikirim ke
Condensate Mercury Removal System.
Panas dipasok ke Condensate Stabilizer Column pada Stabilizer Reboiler
(SK-35- E-03) dengan bantuan hot oil. Kondensat stabil diproduksi di aliran liquid
bagian dasar yang didinginkan dan dikirim ke NGL Surge Sphere (SK-55-V- 01)
melalui Condensate Mercury Removal System. Pada sistem ini, kandungan merkuri di
31
dalam kondensat dikurangi dari 200 ppb (berat) hingga kurang dari 1.0 ppb (berat).
Condensate Mercury Removal System terdiri dari sebuah Condensate Mercury
Removal Vessel (SK-18-V-02 A) yang memiliki jenis bed adsorbent non-regeneratif
dengan umur rancangan satu tahun dan sebuah Condensate Mercury Post Filter (SK-
18-F-03 A).
Overhead gas dari stabilizer pada suhu 147OF dicampur dengan flash gas
yang meninggalkan Condensate Surge Vessel dan dikompresi di Stabilizer Overhead
Compressor (SK-35-K-01 A/B) hingga 1041 psig dan didinginkan oleh Stabilizer
Overhead Compressor after Cooler sebelum dikirim ke Gas Mercury Removal
System inlet dari CO2 Removal System.
b. Condensate Treatment Storage System (SK-55)
c. Condensate Stabilizer Column (SK-35-C-01) akan memisahkan NGL sebagai
aliran liquid pada bagian dasar. RVP di bagian dasar maksimum adalah 12
psia. Produk di bagian dasar stabilizer kemudian didinginkan dan dikirim ke
NGL Surge Sphere (SK-55-V-01) melalui Condensate Mercury Removal
System untuk mengurangi kandungan merkuri (Hg) dari 200 ppb menjadi
kurang dari 1 ppb berat. Condensate Stabilizer Column (SK-35-C-01)
menghasilkan 8475 Stdbbl/day NGL.
De-Ethanizer Column (SK-45-C-01) memisahkan NGL di bagian dasar dengan
gas jual yang keluar ke bagian atas. NGL yang keluar dari bagian dasar De-Ethanizer
Column didinginkan dan disimpan di dalam NGL Surge Sphere (SK-55-V 01). Aliran
produk NGL mengandung etana tidak lebih dari 2% mol relatif terhadap propana. De-
Ethanizer Column (SK-45-C-01) menghasilkan 9753 Std_bbl/day NGL.
Kondensat stabil dari Condensate Stabilizer Column (SK-35-C-01) dan produk NGL
dari De-Ethanizer Column (SK-45-C-01) dicampur dan disimpan di dalam NGL
Surge Sphere (SK-55-V-01). NGL kemudian dipompa menuju PCI menggunakan
NGL Shipping Pumps (SK-55-P-01A/B). Tidak ada NGL analyzer sebelum
pengiriman karena NGL akan diproses lebih lanjut di PCI NGL recovery Plant. NGL
yang dihasilkan dari bagian dasar Condensate Stabilizer Column (SK-35-C-01) dan
32
De-Ethanizer Column (SK-45-C-01) dicampur dan disimpan di dalam NGL Surge
Sphere (SK-55-V-01). Selama operasi normal, NGL dipompa dengan NGL Shipping
Pumps (SK-55-P-01A/B) melalui pipeline sepanjang 140 km berdiameter 8" NB
menuju PCI NGL Recovery untuk pemrosesan lebih lanjut.
Selama skema ESC sebelum penyelesaian fasilitas permanen penjualan liquid
di PCI, produk NGL dari NGL Surge Sphere dikirim ke fasilitas pemuatan laut
dengan NGL Shipping Pumps (SK-55-P-01A/B) melalui pipeline yang sama.
3. Produced Water Treatment
a. Produced Water Treatment System (SK-40)
Air yang dipisahkan dalam 3-phase SK Production Separators (SK-15-V-01
A/B) dikirim ke SK Produced Water Hydrocyclone Packages (SK-40-PK-01 A/B)
untuk mengurangi kandungan minyak dari 1000 ke 100 ppmv. Minyak yang telah
terpisah dari hydrocyclone dikirim ke SK HP Flare KO Drum. Air dari SK Produced
Water Hydrocyclone dikirim ke SK Produced Water Degasser (SK-40-V-01).
Degasser beroperasi pada 15 psig untuk membuang gas terlarut dari air. Gas dari
degasser dikirim ke SK LP flare Header. Air terproduksi setelah proses pembuangan
gas disimpan di SK Produced Water Tank (SK-40-T-01) dengan kapasitas kerja
1100 bbl (kapasitas total 1897 bbl). Air dipompa dengan SK Produced Water Pumps
(SK-40-P-01 A/B), disaring hingga 10 mikron dan dikirim untuk reinjeksi ke dalam
sumur reinjeksi air (SKN-1A) di SK Wellpad-1. Tekanan injeksi air adalah 1000 psig
pada flange di wellhead untuk tujuan hidraulik. Disediakan dua pompa yang memiliki
kapasitas 50 USgpm. Sebuah mechanical filter (SK-40-F-01) disediakan dengan by
pass untuk saringan future.
Ketika Fasilitas PG telah menurun, Fasilitas SK akan berjalan dengan
kapasitas 150 MMscfd hanya dari sumur SK. Untuk menangani air produk ketika
Fasilitas SK berjalan dengan kapasitas 150 MMscfd dari sumur SK, PG Produced
Water Pumps (PG-40-P-01 A/B) dan Filter (PG-40-F-01) dapat dipindahkan dari PG
ke SK sebagai pompa tambahan.
33
2.2.3. Proses Pengolahan Gas di Gas Plant Pulai Gading
Gambar 10. Pulau Gading Facility Overview
Fluida yang dihasilkan di Pulai Gading gathering system (PG) dikumpulkan
dan dialirkan menuju fasilitas lapangan PG melalui dua flowline. Pada fasilitas
Iapangan, liquid dan gas didinginkan di PG Production Cooler (PG-15-E-01) dan
kemudian dipisahkan di 3-phase PG Production Separator (PG-15-V-01).
Gas yang meninggalkan PG Production Separator dikirim ke TEG
Dehydration Package (PG-20-K-01) melalui Gas Mercury Removal System.
Konsentrasi maksimum merkuri di outlet adalah 0.01 μg/Nm2. Di TEG Dehydration
Package, kandungan air di dalam gas dikurangi hingga mencapai 10 lb/MMScf dan
kemudian diekspor melalui pipeline gas 12" ke SK Central Gas Plant.
Kondensat yang telah dipisahkan di PG Production Separator dikirim ke
Sungai Kenawang Central Gas Plant melaui pipeline kondensat 6". Aliran air
meninggalkan PG Production Separator dikirim ke PG Produced Water
Hydrocyclone Package (PG 40-PK-01) untuk membuang minyak dari air dari
kandungan minyak 1000 ppmv menjadi 100 ppmv. Air produk dari hydrocyclone
34
dibuang kandungan gasnya di PG Produced Water Degasser (PG-40-V-02) dan
dikirim ke PG Produced Water Tank (PG-40-T-01). Air dari PG Produced Water
Tank dipompa dengan PG Produced Water Pumps (PG-40-P-01 A/B) ke sumur
injeksi air (PGD-2) di PG Wellpad-2 setelah disaring oleh PG Produced Water Filter
(PG- 40-F-0 1) hingga ukuran partikel 10 mikron. Untuk melihat Proses Pengolahan
Gas di Gas Plant Pulai Gading dapat dilihat pada gambar 10.
Facilities yang digunakan di Gas Plant Pulai Gading dijelaskan sebagai
berikut :
1. Gas Treatment
a. Wellpads, Gathering Lines and Main Pipeline (PG-10) (Gambar 2.6)
Tujuan dari production wellheads adalah untuk mengalirkan fluida sumur ke
permukaan. Fluida reservoir mengalir melalui lubang-lubang perforasi di string
produksi untuk kemudian masuk ke tubing produksi. Tubing produksi menaikkan
fluida reservoir ke production wellhead yang terletak di permukaan.
Terdapat lima Well pads yang mengumpulkan produksi fluida dari lima sumur
(PGD-1, PGD-J, PGD-3, PGD-F dan PGD-H). Setiap wellpad memiliki sebuah
sumur. Fluida yang diproduksi dari setiap wellpad dikumpulkan dan dialirkan menuju
fasilitas PG melalui dua flowline. Tekanan disetiap flowline sumur dikendalikan oleh
choke individual. Tekanan balik di downstream choke dikendalikan bergantung
kepada tekanan kedatangan gas di SK central gas plant. Flowline individual memIliki
rating ANSI 1500#, material Duplex dan dirancang untuk tekanan penutupan sumur.
Isolation valve terakhir di flowline berlokasi di pad dalam posisi locked open.
Selama start-up awal, suhu wellhead akan diseimbangkan dengan suhu
ambien. Suhu minimum ambien adalah sekitar 730F. Selama start-up terjadi
pendinginan gas disepanjang choke valve yang diakibatkan oleh ekspansi dari tekanan
2350 ke ± 1200 psig. Untuk mencegah potensi pembentukan hidrat, COMPANY akan
memasok sistem injeksi metanol sementara. Titik injeksi metanol disediakan pada
upstream setiap well head choke valve.
35
Test manifold untuk pengetesan sumur termasuk penyediaan koneksi future
test separator berlokasi di Fasilitas Lapangan Pulai Gading. Pengetesan sumur dari
well pad 1/2/4 mengalir menuju test manifold melalui test header dan well pads.
Pengetesan sumur dari well pad 3 dan 5 mengalir menuju test manifold melaui jalur
pengetesan sumur di Fasilitas Lapangan Pulai Gading. Jalur tes untuk well pad 2 dan
well pad 4 disediakan oleh pihak lain. Untuk melihat Wellpads System Overview dan lokasi
wellpads di Pulau Gading dapat dilihat pada gambar 11 dan gambar 12.
Gambar 11. Pulai Gading Wellpads System Overview
36
Gambar 12. Pulau Gading Well pads Location Mapb. Gas and Liquid Separation System (PG-15)
Tujuan/fungsi dari Pulai Gading (PG) Gas Liquid Separation System adalah
untuk memisahkan fluida reservoir menjadi tiga (3) yaitu kondensat terproduksi, air
terproduksi dan gas proses sebelum pemrosesan lebih lanjut untuk memenuhi
spesifikasi ekspor. Fasilitas pemisahan memastikan kebutuhan umpan untuk gas
downstream, kondensat terproduksi dan sistem air terproduksi terpenuhi.
Fasilitas Lapangan PG memiliki sebuah inlet manifold yang mencampur
bahan baku fluida sumur dari kedua flowline. Aliran campuran mengalir menuju
fasilitas dikendalikan oleh sebuah flow control valve yang berlokasi pada Production
Separator gas outlet based on the gas flow inlet to TEG system via Mercury Removal
system. Fluida yang diproduksi kemudian didinginkan dengan PG Production Cooler
(PG-15-V-01) berjenis pendingin udara ambien dari 199°F ke 110°F. Fluida yang
telah didinginkan masuk ke PG Production Separator (PG-15-V-01) yang merupakan
pemisah 3-fasa yang beroperasi pada tekanan 1150 psig.
Kondensat dari Production Separator akan dikirim ke Sungai Kenawang
melalui pipeline kondensat 6".
37
c. Mercury Removal System (PG -18)
Fungsi dari Gas Mercury Removal System adalah untuk membuang merkuri
yang terbawa dari aliran gas. Merkuri dikurangi di inlet dengan rancangan
konsentrasi 100 micrograms per Nm3 ke outlet dengan konsentrasi 0.01 microgram
per Nm3.
Umpan dari Mercury Removal System berasal dari Production Separator (PG-
15-V-01) dan masuk ke PG inlet Filter Coalescing Separator (PG-18-F-01A). PG
inlet Filter Coalescing Separator akan membuang setiap partikel liquid yang terbawa
dari aliran gas. Gas dalam kondisi jenuh, sehingga heat tracing dipasang untuk
meningkatkan suhu dinding 5°C di atas suhu operasi. Gas kemudian mengalir menuju
PG Gas Mercury Adsorbent (PG-18-V-01A) untuk membuang kandungan merkuri.
Sebelum gas dikirim ke sistem, gas akan disaring di PG Mercury Dust Filter (PG-18-
F-02A).
Heat tracing mencegah kondensasi liquid yang akan berakibat kepada kinerja
adsorbent. Kapasitas PG Gas Mercury Removal Unit adalah 90 MMscfd. Mercury
bed berjenis non regeneratif dengan umur rancangan satu tahun operasi.
d. TEG Dehydration (PG-20)
Tujuan/fungsi dari PG TEG Dehydration System adalah untuk menghilangkan
kelembaban (kandungan air) di dalam aliran gas yang meninggalkan Gas Mercury
Removal System. Titik embun gas proses dikurangi untuk memperoleh titik embun
hidrokarbon yang dibutuhkan sebagai spesifikasi gas jual. Tri Ethylene Glycol (TEG)
digunakan sebagai pelarut untuk membuang air dari gas basah. TEG Dehydration
System terdiri dari TEG Contactor dan TEG Regeneration System. TEG Contactor
beroperasi untuk proses absorpsi guna membuang air dari gas masuk, sementara TEG
Regeneration System meregenerasi glikol.
Gas dari PG Gas Mercury Removal System dilewatkan melalui TEG
Contactor (PG20-C-01). Gas yang masuk ke bagian dasar TEG Contactor dan akan
38
dilewatkan melalui integral scrubber untuk memisahkan liquid yang terbawa di
dalam gas umpan. Kemudian, gas dikontakkan dengan lean glycol untuk membuang
air sebelum dikirim menuju Center Gas Plant Sungai Kenawang, sementara minyak
yang telah dipisahkan dikirim ke HP Flare Header.
e. Flare System (PG-75)
Tujuan/fungsi SK Flare System adalah untuk memfasilitasi sistem
pembuangan yang aman dan handal dari fasilitas Pulai Gading, yang disebabkan oleh
kondisi darurat dan gangguan, dan dari kondisi operasi seperti start-up, shutdown,
venting, depressurize, purging dan draining dari peralatan dan pipa kerja.
Flare header bertekanan rendah akan mengumpulkan seluruh relief dan
ventilasi sistem bertekanan rendah dan mengalirkannya menuju PG LP Flare Tip
(PG-75-S-01) melalui PG LP Flare KO Drum (PG-75-V-01). Sistem bertekanan
rendah melayani purge gas dari Fuel Gas System, TEG Regeneration Package,
Letdown Degasser, dan ventilasi dari Production Cooler.
LP Flare KO Drum menyediakan pemisahan relief dan ventilasi hidrokarbon
dari LP flare header dalam menjaga gas relief yang terbawa masih di dalam batas
yang diijinkan flare tip. Drum ini juga melayani liquid yang didrainase yang
digerakkan oleh tekanan, dari vessel untuk tujuan pemeliharaan. Liquid yang
terakumulasi dan terkondensasi didaur ulang kembali ke Production Separator
dengan beberapa operasi seri PG LP Flare KO Drum Pumps (PG-75-P-01 A/B) dan
PG LP Flare KO Drum Booster Pumps (PG-75-P-02 A/B).
Flare header bertekanan tinggi akan mengumpulkan seluruh buangan dan
blow down dari sistem flare bertekanan tinggi dan mengalirkannya menuju PG HP
Flare Tip (PG-75-S-02) melalui PG HP Flare KO Drum (PG-75-V-03). HP flare tip
dirancang dengan sistem sealing sonik yang berfungsi untuk mencegah kebisingan
pada flare tip untuk mengurangi kebisingan hingga level yang dapat diterima.
Penurunan tekanan di HP Flare tip dibatasi maksimum 25 psi. Selama operasi
39
normal, sejumlah kecil flash gas dari Production Separator dibakar melalui sistem
HP flare header.
PG HP Flare KO Drum menyediakan pemisahan fluida buangan dan blow
down dari HP flare header dalam menjaga gas buangan yang terbawa mengalir masih
di dalam batas yang diijinkan di flare tip. Liquid yang terakumulasi dibuang ke PG
HP Flare KO Drum dibawah mekanisme kendali level.
2. Produced Water Treament
Tujuan/fungsi Pulai Gading (PG) Produced Water System adalah
untukmengurangi kandungan minyak di dalam produk fluida oil water di Separation
System (PG-15-V 01 A) dari 1000 ppmv ke maksimum 100 ppmv. Produk air akan
digunakan sebagai air reinjeksi sumur.
a. Produced Water Treatment System (PG-40)
Air yang telah dipisahkan di 3-phase PG Production Separator dikirim
menuju PG Produced Water Hydrocyclone Package (PG-40-PK-01) untuk
mengurangi kandungan minyak dari 1000 ke 100 ppmv. Separated oil dari
hydrocyclone dikirim ke PG HP Flare KO Drum.
Degasser beroperasi pada 15 psig untuk membuang gas terlarut dari air. Gas
dari degasser dikirim ke PG LP flare Header. Air terproduksi setelah proses
pembuangan gas disimpan di PG Produced Water Tank (PG-40-T-01) dengan
kapasitas kerja 1100 bbl (kapasitas total 1897 bbl). Tangki penyimpanan dilingkupi
dengan fuel gas. Degasser dapat beroperasi pada tekanan rendah tergantung kepada
level di tangki penyimpanan.
Air terproduksi dari tangki penyimpanan dipompa dengan PG Produced
Water Pumps (PG- 40-P-01 A/B), disaring hingga 10 mikron dan dikirim untuk
reinjeksi ke dalam sumur reinjeksi air (PGD-2) di PG Wellpad-2. Tekanan injeksi air
adalah 1000 psig pada flange di wellhead untuk tujuan hidraulik. Disediakan dua
40
pompa yang memiliki kapasitas 50 USgpm. Sebuah mechanical filter (PG-40-F-01)
disediakan dengan by pass untuk saringan future.
Ketika Fasilitas PG telah menurun, PG Produced Water Pumps (PG-40-P-01
A/B) dan PG Produced Water Filter (PG-40-P-01) harus direlokasi oleh JOB
Pertamina-Talisman Jambi Merang ke Center Gas Plant SK untuk menangani air
terproduksi di SK, ketika SK berjalan pada 150 MMscfd.
2.3 Produk
2.3.1 Produk Utama
Produk utama yang dihasilkan di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
adalah sales gas. Gas dari Pulai gading dan sungai kenawang dicampur untuk
mendapatkan komposisi yang sama. Produk gas (sales gas) mengalir melalui sales
gas matering untuk dilakukan pengukuran jumlah gas yang ditransfortasikan.
Banyaknya gas yang dialirkan disesuaikan dengan permintaan konsumen. Gas
mengalir melalui jalur pemipaan milik Perusahaan Gas Negara (PGN) menuju duri
Steamflood milik PT. Caltex Pacific Indonesia, Singapura, dan Batam.
Mengenai komposisi gas jual dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Spesifikasi sales gas
Parameters Units ValueExport Sales Gas to PGN SSWJ/Grissik
BBtud 85
Pressure at Tie-in PGN SSWJ/Grissik
Psig 1060
Export Sales Gas to TGI BBtud 35Pressure at Tie-in TGI Psig 860Hydrocarbon Dew Point Of 55Gross Heating Value Btu/scf 950-1250Wobbe Index Btu/scf 1320 (+7% & -8%)Water Content Lb/MMscf 15 (max)CH4 Mol% 80 (min)CO2 Mol% 5 (max)N2 Mol% 5 (max)
Parameters Units ValueTotal Inerts Mol% 10 (max)
41
H2S Ppmwt 8 (max)Total Sulphur Ppmwt 30 (max)
Parameters Units ValueOxygen Mol% 0,1 (max)Sodium & Potassium Mol% 0,5 (max)Magnesium Ppmwt 2 (max)Lead Ppmwt 1 (max)Particulates Ppmwt 3 (max) of 10 microns
2.3.2 Produk Samping
Produk utama yang dihasilkan di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
adalah kondensat. Sumber utama kondensat dihasilkan di unit seperator pada gas
plant sungai kenawang (SK) dan pulai gading (PG) yang kemudian dialirkan ke
Condensate Surge Vessel (SK-15-V-04) untuk pemisahan kondensat lebih lanjut.
Sebelum dikirim ke konsumen, kondensat mengalami proses stabilisasi di
Condensate Stabilizer (SK-35-C-01) yang kemudian kondensat ditampung pada
Condensate Storage System dengan menggunakan satu jalur pipa, kondensat dikirim
ke Petrochina Jabung LTD.
1. Spesifikasi Produk NGL dan Kondensat
NGL dari kolom De-Ethanizer bagian bawah fraksi C2/C3 akan dibatasi sehingga
memiliki nilai maksimum 2% mol. Adapun kondensat dari yang keluar dari bagian
bawah kolom stabilizer akan memiliki RVP maksimum 12 psia.
2. Air Produk
Air produk memiliki spesifikasi yang ditampilkan pada Tabel 6.
Tabel 6. Spesifikasi air terproduksi
Wellhead Injection Pressure (at wellhead flange) psig 1000Oil Content ppmv 100Chloride content in produced water ppmv 20000
Sumber: Laboratorium Building JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
42
2.4 Utilitas
Untuk mendukung kelancaran operasional, pabrik memiliki sistem utilitas
yang mencakup sistem pembangkit listrik, sistem penyediaan air, sistem penyediaan
steam dan instrument/utility air.
2.4.1 Sistem Pembangkit Listrik
JOB Pertamina Jambi Merang memiliki sistem pembangkit listrik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri, tidak bergantung kepada sistem listrik dari PLN.
Sistem pembangkit listrik tersebut merupakan unit Power Generation and
Distribution System, yang bertujuan untuk membangkitkan dan mendistribusikan
tenaga listrik yang cukup pada tegangan yang dibutuhkan ke seluruh
pengguna di Jambi Merang Gas Processing Facility.
Unit Power Generation and Distribution System ini dirancang untuk
memasok seluruh beban listrik di bawah kondisi operasi, fasilitas pemrosesan
dan camp akomodasi yang berdekatan. Main power dibangkitkan pada 6,600V
AC, 3-phase, 50 Hz yang digerakkan oleh turbin gas. Tenaga listrik
didistribusikan pada 6.600 V AC dalam 3-phase (MV), dan pada 400/230 V AC
dalam 3-phase dengan neutral (LV) yang didistribusikan ke gas plant, offsite
building, dan camp setelah terlebih dahulu mengalami penyesuaian tegangan dan
fasa dari tiap-tiap sistem yang akan menggunakan energi listrik tersebut.
2.4.2 Sistem Penyediaan Air
Kebutuhan air di JOB Pertamina Talisman Jambi Merang dipenuhi dengan
menyuplai air yang bersumber dari sungai kenawang, air yang digunakan terlebih
dahulu melalui proses treatment. Sebagian air akan melewati proses treatment dengan
sistem injeksi soda caustic dan chlorine yang kemudian disaring dari padatan-padatan
yang tidak diinginkan. Air yang telah melalui water treatment akan menuju portable
tank, yang kemudian dipompakan untuk keperluan utility dan camp, sedangkan
43
sebagian air yang tidak melalui water treatment menuju ke fire water tank lalu
dipompakan menuju ke hydrant sebagai air yang akan digunakan bila terjadi
kebakaran.
2.4.3 Sistem Instrument/Utility Air
Sistem Instrument/Utility Air berfungsi untuk menyediakan suplai udara
instrumen untuk kebutuhan penggerak instrumen sebagai prioritas pertama, dan
suplai udara plant untuk kebutuhan stasiun utilitas pada fasilitas Sungai
Kenawang sebagai prioritas kedua.
Udara dikompresi oleh SK Instrument Air Compressor Package SK-85-
PK-01 A/B dan dikeringkan oleh SK Instrument Air Dryer Package SK-
85-PK-02 A/B untuk menurunkan titik embunnya menjadi -20oF pada tekanan
operasi 110 psig. Udara yang telah dikompresi meninggalkan dryer package
dirancang untuk memenuhi kualitas udara instrumen dan kemudian
didistribusikan ke pengguna udara instrumen dan udara prabik melalui
Instrument Air Receivers SK 85-V-03 A/B.
Kedua kompresor udara beroperasi dengan modus lead-lag (kompresor
yang bertugas sebagai lead dan kompresor cadangan sebagai lag),
disediakan sehingga setiap kompresor dirancang untuk memenuhi kebutuhan
maksimum udara instrumentasi. Pada operasi normal kebutuhan udara disuplai
oleh kompresor yang bertugas dan setiap kenaikan kebutuhan udara akan
dipenuhi oleh lag (stand by) compressor.
Spesifikasi kualitas udara untuk udara instrumentasi adalah sebagai berikut:
Titik embun adalah pada suhu -20oF pada tekanan operasi 110 psig.
Kandungan zat pendingin/liquid adalah kurang dari 0.01 ppm-berat.
Partikel debu berukuran kurang dari 2 mikro-meter.
Instrument air receivers (SK-85-V-03 A/B) dirancang untuk memasok
selama 10 menit berdasarkan penggunaan normal secara kontinyu dari tekanan
44
header antara 130 psig dan 105 psig.
2.5 Pengelolaan Lingkungan2.5.1 Pengolahan Limbah Cair
Untuk limbah cair dibuang dengan sistem buangan tertutup. Sistem buangan
tertutup digunakan sebagai saluran dan pengumpul produced water yang berasal dari
separator atau alat-alat lain yang beroperasi pada tekanan tinggi. Sistem bekerja
untuk menangani sistem buangan limbah cair yang mengandung hidrokarbon.
Buangan dari setiap sistem pemprosesan yang menghasilkan hidrokarbon dialirkan
melalui saluran pemipaan ke Closed Hydrocarbon Drain untuk selanjutnya dialirkan
ke flare knock-out drum. Pada KO Drum terjadi proses pemisahan gas dengan cairan
hidrokarbon. Kemudian gas dialirkan ke top burning flare stack, sedangkan cairan
hidrokarbon terakumulasi di flare knock-out drum untuk dipompakan ke slope tank
diinjeksikan kembali ke well injection.
2.5.2 Pengolahan Limbah Gas
Pada proses operasi di JOB Pertamina-Talisman Jambi Merang menghasilkan
limbah gas berbahaya, khususnya untuk daerah operasi di gas plant yang
menghasilkan limbah gas berupa CO2, H2S, dan gas hidrokarbon. Limbah CO2 dan
H2S diolah dengan sistem Waste Gas Incinerator sedangkan limbah gas hidrokarbon
diolah dengan Sistem Flare.
2.5.3 Pengolahan Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan pada JOB Pertamina Talisman Jambi Merang
ini sedikit yang diperoleh dari ampas filter di unit glycol dan kotoran dari pipa.
Limbah padat juga dihasilkan dari camp berupa sampah makanan, plastik, kertas serta
buangan lainnya baik organik maupun anorganik. Limbah tersebut kemudian diolah
atau dibakar.