LKP Kimdas

31
BAB I PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN TUJUAN: Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu A. PRE-LAB 1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas? Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Sedangkan Molalitas adalah konsentrasi suatu larutan dapat kita nyatakan dengan beberapa besaran. Kita mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m). Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram pelarut. Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan. 2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb ! Pada fiksasi Molar dengan rumus Xa.na/na.nb atau Xb.nb/na.nb adalah perbandingan untuk mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. Dikaitkan dengan normalitasnya (N) untuk mengatur konsentrasi suatu larutan pada molaritas yang menyatakan banyaknya jumlah mol. Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V) dan Persen berat (% W/W). Ppm atau Parts Per Million dan Ppb atau Parts per Billion adalah di dalam 1 ppm ekuivalen dengan 1 mg zat terlarut dan Nama Maria Theresia Y NIM 125100318113024 Kelas B Kelompok 9

description

koko

Transcript of LKP Kimdas

Page 1: LKP Kimdas

BAB I

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

TUJUAN: Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu

A. PRE-LAB

1. Jelaskan perbedaan molaritas, molalitas dan normalitas?

Dalam ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M). Sedangkan Molalitas adalah konsentrasi suatu larutan dapat kita nyatakan dengan beberapa besaran. Kita mungkin lebih familiar menggunakan besaran molaritas (M). Selain menggunakan molaritas, kita dapat menyatakan konsentrasi menggunakan besaran molalitas (m). Molalitas dinyatakan sebagai jumlah mol suatu zat terlarut di dalam 1000 gram pelarut. Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.

2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v), %(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb !

Pada fiksasi Molar dengan rumus Xa.na/na.nb atau Xb.nb/na.nb adalah perbandingan untuk mol salah satu komponen dengan jumlah mol semua komponen. Dikaitkan dengan normalitasnya (N) untuk mengatur konsentrasi suatu larutan pada molaritas yang menyatakan banyaknya jumlah mol. Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk menyatakan konsentrasi larutan. Persen konsentrasi dapat dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume (% V/V) dan Persen berat (% W/W). Ppm atau Parts Per Million dan Ppb atau Parts per Billion adalah di dalam 1 ppm ekuivalen dengan 1 mg zat terlarut dan dalam 1 L Larutan. Sedangkan pada 1 ppb ekuivalen dengan 1 ug zat terlarut per 1 L larutan.

3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan pekatnya!

Dalam melakukan proses pengenceran, penambahan lebih banyak pelarut ke dalam sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi)konsentrasi larutan tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapatdalam larutan sehingga, mol zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut sebelum

Nama Maria Theresia Y

NIM 1251003181130

24

Kelas B

Kelompo

k

9

Page 2: LKP Kimdas

pengenceran (Chang, 2005). Pada percobaan kali ini dilakukan pengenceran pada HCl sebanyak 10 ml dan H2SO4 pekat. Asam klorida atau HClmerupakan asam kuat karena ia terionisasi sempurna dalam air. Asam kloridaadalah zat atau larutan yang sangat korosif (Anonim, 2011). HCl akan bereaksi sangat kuat dengan logam, contohnya Fe (Azizah, 2010). Asam sulfat banyak digunakan dalam industry, cairan kental, amatkorosif, bereaksi dengan jaringan tubuh dan berbahaya bila kontak dengankulit dan mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas(eksotermis). Bereaksi pula dengan logam, kayu, pakaian dan zat organik. Pada pengenceran H2SO4 berbeda dengan pengenceran pada HCl. Pada pengenceran ini, aquades sebanyak dimasukkan ke dalam labu ukur. Setelah itu, barulah H2SO4 dituangkan secara perlahan melalui dinding labu. H2SO4 dapat bercampur dengan air dalam segala perbandingan denganmengeluarkan panas (eksotermik).

B. DIAGRAM ALIR1. Pembuatan 100 ml larutan H2C2O4 0,05 M

Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL

Ditambah hingga tanda batas

Dihomogenkan

H2C204 0,045 gram

Aquades secukupnya

Aquades

Hasil

Page 3: LKP Kimdas

2. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 100 ppm

NaCl ditimbang dengan timbangan analitik

Diletakkan dalam beaker glass

Dilarutkan

Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenisasi

3. Pembuatan 100 ml larutan etanol 20% (v/v)

Dihitung volume etanol dengan rumus pengenceran

Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

NaCl 10 mg

Aquades secukupnya

Aquades

Hasil

Etanol 96%

Aquades

Page 4: LKP Kimdas

Hasil

Page 5: LKP Kimdas

4. Pembuatan 100 ml larutan gula 5% (b/v)

Ditimbang sebanyak 5 gram

Diletakkan dalam beaker glass

Diaduk hingga larut

Dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100mL

Ditambahkan hingga tanda batas

Dihomogenkan

5. Pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%

Gula pasir

Aquades secukupnya

Aquades

Hasil

Page 6: LKP Kimdas

Perhitungan konsentrasi HCl 32% dan volume yang dibutuhkan

Dihitung volume HCl yang akan diambil dengan rumus pengenceran

Diletakkan dalam labu ukur yang berukuran 100 ml

Ditambahkan hingga tanda batas

Dikocok hingga homogen

Konsentrasi HCl 32% dalam (M)

Larutan HCl 32%

Aquades

Hasil

Page 7: LKP Kimdas

C. DATA HASIL PRAKTIKUMLarutan Konsentrasi Solute (zat

terlarut) / satuan (g/ml)

Solven (pelarut) /

satuan (g/ml)

H2C2O4 0,1 M

NaCl 100 ppm

Etanol 20% (v/v)

Gula 5 % (b/v)

HCl 0,1 M

D. PEMBAHASAN

1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan

dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !

Pada awalnya harus mengetahui teknik dasar menimbang zat dan mengukur

volume zat. Teliti dan hati – hati dalam melakukan percobaan. Mengetahui rumus –

rumus yang digunakan dalam perhitungan menentukan massa dan volume larutan

yang diperlukan untuk melarutkan dan mengencerkan zat. Mengetahui teknik dasar

membersihkan alat – alat laboratarium kimia. (Keenan, Donald dan Jesse. 2004 )

Beberapa hal dan langkah tentang pembuatan larutan dari padatan dan teknik

pelarutannya yang harus diperhatikan adalah mengetahui sifat analisis : tetapkan

apakah akan melakukan analisis kuantitatif atau kualitatif (sesuaikan dengan tujuan

analisis). Kuantitas larutan (volum, konsentrasi) : tetapkan sesuai dengan

kebutuhan. Kuantitas zat padat (rumus, kelarutan, massa) : tetapkan rumus zat

padat (kristal) , daya larut dan massa padatan yang akan dilarutkan (dihitung). Sifat

zat padat: tetapkan apakah stabil, higroskopis, atau dapat bereaksi dengan air. Alat

ukur massa (neraca) : jika kualitatif gunakan neraca T atau Sa dan jika kuantitatif

gunakan neraca T dan neraca A. Alat ukur volume : jika kualitatif gunakan gelas

ukur dan jika kuantitatif gunakan labu takar. Lalu yang terakhir adalah pelarutan.

( Oxtoby, 2007 )

Page 8: LKP Kimdas

2. Jelaskan langkah-langkah pembuatan larutan NaCl 10 M dan 100 ppm dari

kristal padat NaCl! Jelaskan langkah kerja pengenceran larutan tersebut

menjadi 1 M !

Page 9: LKP Kimdas

3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat

32% !

4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari krital

garam NaCl !

5. Jelaskan cara pembuatan larutan gula 15 % (b/v) !

Tanggal

Nilai Paraf Asisten

Page 10: LKP Kimdas

BAB II

ASIDI-ALKALIMETRI

TUJUAN

Membuat larutan standar sekunder NaOH 0,1 M Melakukan standarisasi larutan NaOH 0,1 M Menggunakan larutan standar NaOH 0,1 M untuk menetapkan kadar asam

asetat cuka perdagangan

A. PRE LAB

1. Apa yang dimaksud dengan analisis volumetri?

Volumetri adalah analisis yang didasarkan pada pengukuran volume dalam pelaksanaan analisinya. Tidak semua reaksi dapat ditentukan dengan cara titrasi. Analisis degan cara titrasi harus memenuhi syarat-syarat bahwa reaksi harus berlangsung sempurna, tunggal, dan menurut persamaan yang jelas. Reaksi harus cepat dan reversible. Bila tidak cepat, titrasi akan memakan waktu terlalu banyak apalagi menjelang titik akhir reaksi. Bila reaksi tidak reversible, penentuan akhir titrasi tidak tegas. Harus ada penunjuk akhir (indikator).

2. Apa yang dimaksud dengan asidi-alkalimetri?

Asidi-alkalimetri adalah teknik analisis kimia berupa titrasi yang menyangkut asam dan basa atau sering disebut titrasi asam-basa. Pada saat ekivalen, penambahan titrant harus dihentikan, saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Untuk mengetahui keadaan ekivalen dalam proses asidi-alkalimetri ini, diperlukan suatu zat yang dinamakan indikator asam-basa

3. Apa yang dimaksud dengan larutan standar primer?

NamaNIMKelasKelompok

Page 11: LKP Kimdas

Larutan baku primer yaitu larutan dimana dapat diketahui kadarnya dan stabil pada proses penimangan, pelarutan, dan penyimpanan. Larutan standar primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang. Contoh senyawa yang dapat dipakai untuk standar primer adalah : Arsen trioksida (As2O3) dipakai untuk membuat larutan natrium arsenit NaASO2 yang dipakai untuk menstandarisasi larutan natrium periodat NaIO4, larutan iodine I2, dan cerium (IV) sulfat Ce(SO4)2.

4. Apa yang dimaksud dengan larutan standar sekunder?

Larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh dengan cara mentitrasi dengan larutan standar primer, biasanya melalui metode titrimetri. Contoh: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Biasanya memiliki karakteristik seperti tidak mudah diperoleh dalam bentuk murni ataupun dalam keadaan yang diketahui kemurniannya.Zatnya tidak mudah dikeringkan, higrokopis, menyerap uap air, menyerap CO2 pada waktu penimbangan.

5. Apa yang dimaksud dengan standarisasi/pembakuan larutan?

Standarisasi merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan. Larutan standar kadang-kadang dapat dibuat dengan menimbang secara teliti sejumlah contoh solut yang digunakan dan melarutkannya ke dalam volume larutan yang secara teliti diukur volumenya. Cara ini biasanya tidak dapat dilakukan, karena relatif sedikit pereaksi kimia yang dapat diperoleh dalam bentuk cukup murni untuk memenuhi permintaan analis akan ketelitiannya.

6. Apa yang digunakan untuk menstandarisasi larutan NaOH? Tuliskan persamaan reaksinya!

larutan NaOH yang akan distandarisasi kedalam erlenmeyer kemudian menambahkan 2-3 tetes indikator phenophtalein. Proses Standarisasi larutan NaOH dan penentuan kadar asam cuka perdagangan menggunakan cara titrasi atau titrimetri. Pada standarisasi ini NaOH digunakan sebagai titran sementara asam oksalatnya sebagai titrat karena mengingat indikator yang digunakan adalah fenolftalein sehingga ketika PP ditambahkan pada asam oksalat, akan menunjukkan warna bening. H2C2O4.2H2O + 2 NaOH = Na2C2O4 + 2 H2O

7. Jenis asam apa yang dominan ada pada asam cuka perdagangan? Tuliskan persamaan reaksinya dengan NaOH!

Page 12: LKP Kimdas

B. DIAGRAM ALIR

1. Pembuatan larutan standar NaOH 0.1 M

Dimasukkan dalam gelas beaker

Dilarutkan dengan aquades

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

Ditambahkan aquades hingga tanda batas

Di homogenkan

Dipindahkan dalam erlenmeyer

Timbang NaOH kristal 0,4

Hasil

Page 13: LKP Kimdas

2. Standarisasi Larutan NaOH

Dimasukkan dalam gelas beaker

Dilarutkan dengan Aquades

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

Diambil 10 ml

Dimasukkan dalam erlenmeyer

Diberi indikator PP 2-3 tetes

Dititrasi dengan larutan NaOH

Diamati perubahan warna dan catat volume NaOH

Timbang Asam Oksalat 0,63

Hasil

Page 14: LKP Kimdas

3. Penggunaan larutan standar asam dan basa untuk menetapkan kadar

asam asetat pada cuka

1. Cuka

Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

Diencerkan dengan aquades hingga tanda batas

Diambil 10 ml

Dimasukkan dalam erlenmeyer

Diberi indikator PP 2-3 tetes

Dititrasi dengan NaOH standar

Diamati perubahan warna dan catat volume NaOH

Dilakukan Duplo

Diambil 10 ml asam

Hasil

Page 15: LKP Kimdas
Page 16: LKP Kimdas

C. DATA HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

1. Pembuatan larutan standar NaOH

Berat NaOH :

Volume larutan NaOH :

Molaritas larutan NaOH :

Perhitungan

Mengapa larutan NaOH harus distandarisasi?

NaOh adalah salah satu larutan garam yang bersifat basa. Mengapa harus

distandarisasikan, karna hal ini adalah salah satu cara dalam penentuan kadar

larutan asam basa adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini

cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan

ketepatannya juga cukup tinggi. Dapat dicontohkan melalui standarisasi larutan

NaOH dengan asam oksalat.

2. Standarisasi larutan standar NaOH

Berat Na-oksalat :

BM Na-oksalat :

Volume akuades :

Volume larutan NaOH 0,1 M :

Molaritas larutan NaOH :

Perhitungan:

Page 17: LKP Kimdas

a. Mengapa standarisasi larutan NaOH menggunakan Na-oksalat?

Larutan NaOH tergolong dalam larutan baku sekunder yang bersifat basa.

Natrium hidroksida (NaOH), juga dikenal sebagai soda kaustik, adalah sejenis

basa logam kaustik. Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat

ketika dilarutkan ke dalam air. Dengan asam oksalat, ia akan bercampur dengan

NaOH dan akan berubah warna menjadi pink bening. Dimana Asam oksalat

adalah asam divalent dan pada titrasinya selalu sampai terbentuk garam

normalnya.

b. Mengapa indikator yang digunakan adalah pp (fenolftalein)?

Indikator fenolftalein lebih dikenal dengan nama indikator pp. Indikator ini berwujud

cairan yang bening atau tidak berwarna. Indikator pp jika diteteskan ke dalam

larutan asam tidak akan menghasilkan perubahan warna (larutan tetap jernih).

Sebaliknya, jika indikator pp diteteskan ke dalam larutan basa, maka larutan akan

berubah warna menjadi merah muda (pink).

6. Penetapan kadar asam asetat pada cuka

Volume larutan asam cuka :

Volume NaOH (titrasi) :

Molaritas NaOH :

BM asam organik dominan :

Persamaan reaksi :

Kadar total asam (% b/v) :

Perhitungan:

Page 18: LKP Kimdas
Page 19: LKP Kimdas

Apakah prinsip analisis kadar total asam bisa digunakan untuk menentukan

keasaman produk pangan yang lain? Jelaskan contoh aplikasinya!

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tanggal

Nilai Paraf Asisten

Page 20: LKP Kimdas

BAB III

PENENTUAN KONSENTRASI ZAT WARNA

MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-

VIS

TUJUAN:

1. Membuat kurva standar kalium permanganat

2. Menentukan konsentrasi kalium permanganate dalam larutan sampel yang belum

diketahui konsentrasinya dengan metode spektrometri

A. PRE-LAB

1. Jelaskan prinsip dasar analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis!

Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang

memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm)

dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.

Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi

yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa

molekul. Besar energi yang diserap tertentu dan menyebabkan elektron

tereksitasi dari keadaan dasar ke keadaan tereksitasi yang memiliki energi lebih

tinggi.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan spektrum cahaya tampak dan warna

Nama

NIM

Kelas

Kelompo

k

Page 21: LKP Kimdas

komplementer!

Cahaya Tampak adalah Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah

cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar

299–149 kJ/mol. Warna-warna yang saling berlawanan satu sama lain pada roda

warna dikatakan sebagai warna-warna komplementer. Biru dan kuning adalah

warna komplementer ; merah dan sian adalah komplementer ; demikian juga

hijau dan magenta (merah muda). Pencampuran dua warna komplementer akan

menghasilkan sinar putih.

3. Jelaskan yang dimaksud dengan kurva standar/kurva baku!

Kurva standar merupakan kurva yang dibuat dari sederetan larutan standart

yang masih dalam batas linieritas sehingga dapat diregresilinierkan. Fungsi :

Biasanya digunakan untuk menunjukkan besarnya konsentrasi larutan sampel

dari hasil pengukuran sehingga konsetrasi sampel larutan bisa diperoleh dengan

mudah melalui kurva standart. Kurva standart menunjukkan hubungan antara

konsentrasi larutan ( sumbu-x) dengan absorbansi larutan (sumbu-y). Dari kurva

standart akan dihasilkan suatu persamaan yang diregresilinierkan, yaitu

persamaan y = mx + c, dengan m : kemiringan garis, dan c : konstanta.

4. jelaskan hukum yang melandasi spektrofotometri !

Menurut Lambert (1760) Menyelidiki hubungan terhadap Io dan It terhadap tebal

media dan memberikan suatu hukum yang bunyinya : “Bila suatu cahaya

monokromatik melalui suatu media yang transparan maka bertambah turunnya

intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan bertambahnya tebal

media”. Jika dibandingkan menurut Beer (1852) Memberikan suatu hokum yang

menunjukan hubungan antara It dan Io terhadap kepekatan (C), yaitu : “Bila

suatu cahaya monokromatis melalui suatu media yang transparan maka

bertambah turunnya intensitas cahaya yang dipancarkan sebanding dengan

bertambahnya kepekatan (C)”. Maka didapatkan gabungan Lambert-beer “Bila

suatu cahaya monokromator melalui suatu media yang transparan maka

bertambah turunnya intensitas cahaya yang ditruskan sebanding dengan

ketebalan dan kepekatan media”.

Page 22: LKP Kimdas
Page 23: LKP Kimdas

B. Diagram Alir

1. Penentuan panjang gelombang maksimum

Larutan KMNO4 5x10-4M

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang 400nm-700nm

Dicari nilai absorbansi tertinggi

Hasil

2. Pembuatan kurva standar

Larutan KMNO4 10-3M

Diencerkan dengan aquades

Diukur absorbansi masing-masing larutan pada λ maksimum

Buat kurva standar antara Absorbansi (y) terhadap konsentrasi (sumbu x)

Hasil

3. Pengukuran absorbansi sampel KMNO4

Larutan KMNO4 sampel

Diukur absorbansinya pada λ maksimum

Hasil absorbansi dimasukkan ke dalam rumus dari kurva standart

Hasil

C. DATA HASIL PRAKTIKUM

KMNO4 7x10-KMNO4 10- KMNO4 3x10- KMNO4 5x10- KMNO4 9x10-

Page 24: LKP Kimdas

a. Penentuan panjang gelombang maksimum

Konsentrasi KMNO4 yang digunakan untuk mencari panjang gelombang

maksimum = M

Panjang gelombang (nm) range 400-700 nm

Absorbansi (A)

Panjang gelombang maksimum adalah …………… nm (panjang gelombang

maksimum adalah panjang gelombang yang menghasilka nabsorbansi paling

tinggi)

b. Pembutan kurva standar

Konsentrasi Larutan KMNO4(M) (sumbu x)

Absorbansi (diukur pada panjang gelombang maksimum) (sumbu y)

Page 25: LKP Kimdas

Kurva standar / baku yang diperoleh (pakai excel)

c. Pengukur anabsorbansi sampel KMNO4

Absorbansi sampel KMNO4 diukur pada panjang gelombang maksimum = ......... nm

Konsentrasi sampel KMNO4 =

PERTANYAAN

1. Bahas penentuan panjang gelombang maksimum!

Page 26: LKP Kimdas

2. Bahas pennetuan kurva standar!

Page 27: LKP Kimdas

3. Bahas hasil konsentrasi sampel KMNO4!

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tanggal

NilaiParaf

Asisten

Page 28: LKP Kimdas