BAB 2 LANDASAN TEORI -...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jasa 2.1.1 Pengertian Jasa Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/ ), pengertian jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible (tidak berwujud) karena tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, dipegang, disimpan dan dipindahkan yang biasanya terjadi pada interaksi antara konsumen dan karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi dimana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan perusahaan jasa. 2.1.2 Sifat Dasar dari Jasa Perbedaan antara produk dan jasa sulit untuk dikenali karena pembelian terhadap suatu produk seringkali difasilitasi oleh suatu layanan pendukung (misalnya pada pembelian komputer, seringkali diikuti dengan instalasi beberapa software di dalamnya) dan penggunaan dari suatu layanan seringkali diikuti dengan barang-barang pendukung (contohnya adalah pada makanan di restoran).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Jasa

2.1.1 Pengertian Jasa

Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/),

pengertian jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible

(tidak berwujud) karena tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, dipegang, disimpan

dan dipindahkan yang biasanya terjadi pada interaksi antara konsumen dan

karyawan jasa dan atau sumber daya fisik atau barang dan sistem penyedia jasa,

yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan. Interaksi antara penyedia

jasa dan pelanggan kerapkali terjadi dalam jasa, sekalipun pihak-pihak yang

terlibat mungkin tidak menyadarinya. Selain itu, dimungkinkan ada situasi

dimana pelanggan sebagai individu tidak berinteraksi langsung dengan

perusahaan jasa.

2.1.2 Sifat Dasar dari Jasa

Perbedaan antara produk dan jasa sulit untuk dikenali karena pembelian

terhadap suatu produk seringkali difasilitasi oleh suatu layanan pendukung

(misalnya pada pembelian komputer, seringkali diikuti dengan instalasi beberapa

software di dalamnya) dan penggunaan dari suatu layanan seringkali diikuti

dengan barang-barang pendukung (contohnya adalah pada makanan di restoran).

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

18

Setiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

barang dan layanan dalam proporsi yang beragam. (Fitzsimmons, 2001, p.21)

2.2 Sistem Antrian

2.2.1 Pengenalan Antrian

Menurut Taha (2003, p579), antrian merupakan aktivitas yang tidak lepas

dari kehidupan manusia sehari-hari. Menunggu atau mengantri tidak dapat

dihilangkan tanpa menimbulkan biaya berlebih, tapi dampak yang merugikan

dapat dikurangi ke tingkat yang dapat ditoleransi.

Menurut Aminudin (2005, p169), fenomena menunggu atau mengantri

merupakan hasil dari keacakan dalam operasional pelayanan fasilitas. Secara

umum, kedatangan pelanggan ke dalam suatu sistem dan waktu pelayanan untuk

pelanggan tersebut tidak dapat diatur dan diketahui waktunya secara tepat,

namun sebaliknya, fasilitas opersional dapat diatur sehingga dapat mengurangi

antrian.

Penyusunan teori antrian dipelopori oleh A. K. Erlang, seorang insinyur

berkebangsaan Denmark, pada tahun 1909. Ia bekaerja di sebuah perusahaan

telepon dan melakukan percobaan yang melibatkan fluktuasi permintaan

sambungan telepon serta pengaruhnya pada peralatan switching telepon. Sebelum

Perang Dunia II, studi awal antrian ini telah berkembang di lingkungan antrian

yang lebih umum.

Studi akan antrian berhubungan dengan pengukuran fenomena menunggu

dalam antrian, dimana menggunakan ukuran kinerja berupa rata-rata panjang

antrian, rata-rata waktu menunggu dalam antrian, dan rata-rata penggunaan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

19

fasilitas. Hasil dari analisa antrian dapat digunakan dalam konteks model

optimasi biaya, dimana jumlah biaya pelayanan dan antrian diminimalkan.

(Taha, 2003, p579)

2.2.2 Elemen Model Antrian

Menurut Taha (2003, p581), secara prinsipnya, aktor dalam sebuah

antrian adalah pelanggan dan server. Dalam analisa antrian, proses kedatangan

diwakilkan oleh waktu antar kedatangan antara pelanggan yang berurutan, dan

proses pelayanan diwakilkan oleh waktu pelayanan tiap pelanggan.

Disiplin antrian, dimana mewakili urutan pemilihan pelanggan dari

antrian untuk dilayani, merupakan faktor penting dalam analisa model antrian.

Disiplin antrian di sini meliputi:

• First Come First Served (FCFS)

• Last Come First Served (LCFS)

• Service in Random Order (SIRO)

• Pemilihan pelanggan berdasarkan urutan prioritas.

Aminudin (2005, p173) mengemukakan bahwa terdapat dua ukuran

pemanggilan populasi, yaitu terbatas (finite) dan tidak terbatas (infinite). Bila

populasi relatif besar dan probabilitas seorang pelanggan tidak dipengaruhi oleh

jumlah pelanggan yang telah berada pada suatu fasilitas pelayanan, maka dapat

diasumsikan bahwa populasi tersebut tidak terbatas. Populasi yang tidak terbatas

(infinite) misalnya mobil yang tiba di gerbang tol, pasien yang datang ke rumah

sakit, calon mahasiswa yang mendaftar ke sebuah perguruan tinggi, dan lain-lain.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

20

Populasi terbatas (finite) biasanya memiliki ukuran populasi yang kecil dan

memiliki probabilitas kedatangan yang berubah secara drastis ketika ada anggota

populasi yang sedang menerima pelayanan.

2.2.3 Pola Distribusi Kedatangan

Subjek pemanggilan populasi bisa tiba pada sebuah fasilitas pelayanan

dalam beberapa pola tertentu, bisa juga secara acak. Aminudin (2005, p173)

menyatakan bahwa analisa riset operasi telah mendapati bahwa tingkat

kedatangan acak paling cocok diuraikan menurut distribusi Poisson. Tentu saja

tidak semua kedatangan memiliki pola distribusi Poisson, oleh karena itu,

sebelumnya perlu dipastikan terlebih dahulu pola distribusi kedatangan tersebut

sebelum diolah, untuk menentukan apakah suatu pola distribusi tertentu.

2.2.4 Tingkah Laku Pemanggilan Populasi

Terdapat tiga istilah yang biasa digunakan dalam antrian untuk

menggambarkan tingkah laku pemanggilan populasi (Aminudin, 2005, p174).

Ketiga istilah tersebut anatara lain:

1. Renege

Merupakan tingkah laku pemanggilan populasi dimana seorang

bergabung dalam antrian dan kemudian meninggalkannya.

2. Balking

Merupakan tingkah laku pemanggilan populasi dimana seseorang tidak

mau bergabung dalam antrian.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

21

3. Bulk

Merupakan tingkah laku pemanggilan populasi dimana kedatangan terjadi

bersama-sama (berkelompok) ketika memasuki sistem.

2.2.5 Proses Antrian

Menurut Kakiay (2004, p13), proses antrian secara umum dikategorikan

menjadi empat struktur dasar fasilitas pelayanan yaitu:

a. Single Channel Single Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan

datang, masuk dan membentuk antrian pada satu baris/aliran pelayanan dan

selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan.

Gambar 2.1 Single Channel Single Phase

Sumber: Render (2006, p658)

b. Single Channel Multiple Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan

datang, masuk dan membentuk antrian pada beberapa aliran pelayanan dan

selanjutnya akan berhadapan dengan satu fasilitas pelayanan sampai pelayanan

selesai.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

22

Gambar 2.2 Single Channel Multiple Phase

Sumber: Render (2006, p658)

c. Multiple Channel Single Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan

datang, masuk dan membentuk antrian pada satu baris/aliran pelayanan dan

selanjutnya akan berhadapan dengan beberapa fasilitas pelayanan identik yang

paralel.

Gambar 2.3 Multiple Channel Single Phase

Sumber: Render (2006, p658)

d. Multiple Channel Multiple Phase

Pada struktur antrian ini, subjek pemanggilan populasi yang dilayani akan datang

dan masuk ke dalam sistem pelayanan yang dioperasikan oleh beberapa fasilitas

pelayanan paralel yang identik menuju ke fasilitas pelayanan setelahnya sampai

pelayanan selesai.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

23

Gambar 2.4 Multiple Channel Multiple Phase

Sumber: Render (2006, p658)

2.3 Statistik

2.3.1 Pengertian Goodness of Fit Test

Menurut Taha (2003, p483), goodness of fit test mengevaluasi apakah

sampel yang digunakan dalam menentukan distribusi empiris diambil dari sebuah

distribusi teoritis tertentu. Menurut Banks et al. (2010, p377), goodness of fit test

menyediakan panduan yang sangat membantu untuk mengevaluasi kesesuaian

dari input potensial model. Tidak ada distribusi yang benar-benar tepat dan sesuai

di dalam aplikasi nyata.

2.3.2 Kolmogorov-Smirnov dan Anderson-Darling

Menurut Wikipedia Ensiklopedia Bebas (http://id.wikipedia.org/),

Kolmogorov-Smirnov merupakan uji nonparametrik, dimana memberikan

probabilitas suatu dimensi distribusi yang membandingkan sampel dengan

probabilitas distribusi referensi.

Menurut Engineering Statistics Handbook (http://www.itl.nist.gov/)

metode Anderson-Darling merupakan modifikasi dari metode Kolmogorov-

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

24

Smirnov dan memberikan bobot yang lebih baik pada bagian ekor distribusi

dibandingkan dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.

2.3.3 Histogram

Menurut Aczel et al. (2002, p36), histogram merupakan sebuah grafik

berisikan bagan-bagan dengan tingi yang berbeda. Tinggi dari masing-masing

bagan merepresentasikan frekuensi atas nilai di dalam kelas yang diwakilkan

oleh bagan.

Menurut Aczel et al. (2002, p38), skewness adalah sebuah tingkat

pengukuran derajat asimetri atas frekuensi distribusi. Skewness bernilai 0

menandakan sebuah distribusi yang simetri. Skewness bernilai positif

menandakan distribusi condong ke kanan, sedangkan skewness bernilai negatif

menandakan distribusi yang condong ke kiri. Selain skewness terdapat atribut

lain bernama kurtosis, dimana menurut Aczel et al. (2002, p39) kurtosis

merupakan sebuah ukuran keruncingan atas distribusi.

2.4 Simulasi

2.4.1 Pengertian Simulasi

Menurut Banks et al. (2010, p21), simulasi merupakan imitasi dari

operasi suatu proses atau keberlangsungan sistem dalam dunia nyata. Sama

halnya menurut Kakiay (2004, p1), simulasi merupakan suatu sistem yang

digunakan untuk memecahkan atau menguraikan persoalan-persoalan dalam

kehidupan nyata yang penuh dengan ketidakpastian dengan tanpa atau

menggunakan model atau metode tertentu dan lebih ditekankan pada pemakaian

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

25

komputer dalam memperoleh solusinya. Kemudian menurut Muhammadi et al.

(2001, p51), simulasi adalah peniruan perilaku suatu gejala atau proses. Simulasi

bertujuan untuk memahami gejala atau proses tersebut, membuat analisis dan

peramalan perilaku gejala atau proses tersebut di masa depan.

Dalam melakukan observasi suatu sistem nyata, simulasi

memperbolehkan untuk mengumpulkan informasi mengenai perilaku sistem

seiring berjalannya waktu. Simulasi bukan merupakan teknik optimasi,

melainkan simulasi digunakan untuk memperkirakan ukuran kinerja dari sebuah

sistem yang dimodelkan. Simulasi termasuk ke dalam sebuah eksperimen

statistik, dan karenanya hasil dari simulasi harus diinterpretasikan oleh test

statistik yang sesuai. (Taha, 2003, p639)

2.4.2 Keuntungan Simulasi

Menurut Render et al. (2003, p603). Simulasi merupakan suatu alat yang

semakin banyak digunakan karena beberapa alasan yaitu:

• Simulasi relatif mudah dan fleksibel.

• Perkembangan akhir dalam dunia software memungkinkan beberapa model

simulasi sangat mudah untuk dikembangkan.

• Simulasi dapat digunakan untuk menganalisa situasi dunia nyata yang kompleks

dan luas yang tidak dapat diselesaikan oleh model analisis kuantitatif

konvensional.

• Simulasi memungkinkan analisa what-if. Dengan bantuan komputer, manager

mampu mencoba beberapa kebijakan keputusan dalam hitungan menit.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

26

• Simulasi tidak mempengaruhi sistem dunia nyata.

• Simulasi memungkinkan peneliti untuk mempelajari efek interaktif dari

komponen individu ataupun variabel untuk menentukan yang mana yang penting.

• Simulasi memungkinkan time compression.

• Simulasi memungkinkan terlibatnya beberapa komplikasi yang terjadi di dunia

nyata, yang mana tidak dimungkinkan oleh model analisis kuantitatif pada

umumnya.

2.4.3 Tahapan Simulasi

Menurut Muhammadi et al. (2001, p51), simulasi dilakukan melalui

tahap-tahap sebagai berikut:

a. Penyusunan konsep

Tahap pertama adalah penyusunan konsep, gejala atau proses yang akan ditirukan

perlu dipahami, dengan cara menentukan unsur-unsur yang berperan dalam

gejala atau proses tersebut.

b. Pembuatan model

Berdasarkan gagasan pada konsep di tahap sebelumnya, gagasan tersebut

dirumuskan sebagai model yang berbentuk uraian, gambar, atau rumus, dimana

model adalah suatu bentuk yang dibuat untuk menirukan suatu gejala atau proses.

c. Simulasi

Selanjutnya, simulasi dapat dilakukan dengan menggunakan model yang telah

dibuat. Pada mode kuantitatif, simulasi dilakukan dengan memasukkan data ke

dalam model, di mana perhitungan dilakukan untuk mengetahui perilaku gejala

atau proses.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

27

d. Validasi hasil simulasi

Pada tahap akhir dilakukan validasi untuk mengetahui kesesuaian antara

hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Model dapat dinyatakan

baik apabila kesalahan atau simpangan hasil simulasi terhadap gejala atau proses

yang ditirukan kecil. Menurut Banks et al. (2010, p37), validasi biasanya didapat

melalui kalibrasi pada model, suatu proses iterasi dalam membandingkan model

dengan tingkah laku sistem aktual dan menggunakan perbedaan diantara

keduanya sebagai suatu wawasan untuk meningkatkan model.

2.4.4 Tipe Simulasi

Penggunaan simulasi pada akhir-akhir ini umumnya berdasarkan teknik

sampling menggunakan metode Monte Carlo. Hal ini dibedakan sesuai dengan

studi akan perilaku sistem nyata sebagai fungsi waktu. Menurut Taha (2003,

p644), dua tipe berbeda dari model simulasi yang ada yaitu:

• Continuous Models

Berkaitan dengan sistem dimana perilaku berubah secara terus menerus seiring

waktu. Model ini biasanya menggunakan persamaan diferensial berbeda untuk

menjabarkan interaksi antar elemen berbeda pada sistem. Menurut Banks et al.

(2010, p32), continuous system merupakan suatu sistem dimana pernyataan

variabelnya berubah secara berkelanjutan seiring waktu.

• Discrete Models

Berkaitan dengan studi antrian, dengan tujuan menentukan ukuran seperti rata-

rata waktu menunggu dan panjang antrian. Ukuran-ukuran ini berubah bila

seorang pelanggan datang atau pergi dari sistem. Menurut Banks et al. (2010,

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

28

p32), discrete system merupakan suatu sistem dimana pernyataan variabelnya

berubah hanya pada suatu titik waktu tertentu.

2.4.5 Discrete-Event System Simulation

Menurut Banks et al. (2010, p34), discrete-event system simulation

merupakan suatu pemodelan sistem, dimana keadaan varabel berubah hanya pada

suatu titik waktu tertentu. Model simulasi dianalisa dengan menggunakan angka-

angka dibanding dengan metode analisis. Menurut Banks et al. (2010, p106),

seluruh model discrete-event simulation memiliki blok-blok bangunan dasar

berupa: entitas dan atribut, aktivitas dan peristiwa.

Menurut Schleyer et al. (2007, p747) dengan adanya analisis antrian

waktu diskrit, maka memungkinkan untuk menghitung distribusi dengan ukuran

kinerja yang berbeda seperti distribusi waktu tunggu.

2.5 Model

2.5.1 Pengertian Model

Menurut Bonnet (2007, p9), model adalah representasi dari suatu sistem

yang dikembangkan untuk tujuan pemecahan masalah dari sistem yang ada.

Menurut Whitten et al. (2004, p326), model adalah representasi kenyataan,

seperti halnya sebuah gambar yang melukiskan banyak kata, sebagian besar

model sistem adalah representasi bergambar mengenai kenyataan. Menurut

Asmungi (2007, p25), kata model dalam pemodelan sistem tidak sama artinya

dengan kata model dalam foto model, model iklan dan beberapa kata

menggunakan kata model lainnya. Model dalam pemodelan sistem mempunyai

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

29

arti cerminan atau gambaran atau representasi dari sistem nyatanya. Dengan

demikian pemodelan sistem adalah upaya untuk membuat gambaran atau

representasi dari sistem nyata.

Menurut Bonnet (2007, p9), di dalam kehidupan, model yang digunakan

untuk mengenal suatu sistem (pembelajaran terhadap sistem) dibedakan

berdasakan data yang diperoleh yaitu:

• Model Fisik

Didasarkan pada analogi dari sistem dengan sistem. Dalam pemodelan seperti

ini, atribut atau field dari sistem didapatkan dari pengukuran.

• Model Matematika

Pada model ini simbol-simbol matematika dan persamaan-persamaan matematika

digunakan untuk menggambarkan sistem. Atribut atau field dari sistem

ditunjukkan oleh aktivitas-aktivitas setiap variabel yang dideklarasikan awal dan

kemudian dengan fungsi-fungsi matematika maka variabel tersebut akan

menghasilkan aktivitas-aktivitas yang diharapkan. Model matematika sendiri

terbagi menjadi model dinamis dan model statis.

2.6 Sistem Informasi

2.6.1 Data, Informasi dan Pengetahuan

Sangatlah penting mengetahui perbedaan antara data, informasi, dan

pengetahuan. Menurut Turban et al. (2001, p17), data merupakan kumpulan fakta

mentah dan deskripsi dasar dari suatu peristiwa, kejadian, aktivitas, dan

transaksi, yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasi tetapi belum

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

30

memiliki suatu arti tertentu. Menurut McLeod (2004, p9), data terdiri dari fakta-

fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai.

Menurut Turban et al. (2001, p17), informasi merupakan kumpulan data

yang telah mengalami perlakuan tertentu sehingga memiliki arti bagi penerima.

Kemudian menurut McLeod (2004, p10), informasi adalah data yang telah

diproses, atau data yang memiliki arti dan siap pakai. Informasi juga dapat

diartikan sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi penerima informasi.

Informasi yang telah dikelola dan diproses untuk menyampaikan

pengertian, pengalaman, akumulasi pembelajaran, dan keahlian yang berlaku

pada permasalahan atau proses bisnis, disebut sebagai pengetahuan. (Turban et

al., 2001, p17)

2.6.2 Pengertian Sistem dan Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p29), sistem merupakan sekelompok komponen

yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama

dengan menerima input serta menghasilkan output dalam proses transformasi

yang teratur. Sistem semacam ini biasa disebut sebagai sistem dinamis, dimana

sistem tersebut memiliki tiga komponen atau fungsi dasar yang berinteraksi:

• Input

Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen yang memasuki

sistem untuk diproses.

• Proses

Proses melibatkan proses transformasi yang mengubah input menjadi output.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

31

• Output

Output melibatkan perpindahan elemen yang telah diproduksi oleh proses

transformasi ke tujuan akhirnya.

Menurut O’Brien (2005, p5), sistem informasi merupakan suatu

kombinasi yang terorganisasi dari sumber daya manusia, hardware, software,

network, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan

informasi dalam sebuah organisasi. Menurut Turban et al. (2001, p17), sebuah

sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa, dan

menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu. Seperti pada sistem-sistem

lainnya, sistem informasi memiliki input (data, instruksi) dan output (laporan,

perhitungan). Sistem informasi memproses input dan menghasilkan output

dimana dikirimkan kepada setiap user atau sistem lainnya. Sebuah mekanisme

umpan balik yang mengontrol operasi dapat pula disertakan pada sistem

informasi.

Sistem Informasi dalam organisasi mencatat file yang permanen dan

mengelola data untuk menghasilkan informasi berguna yang mendukung sebuah

organisasi beserta karyawan, pelanggan, pemasok barang, dan rekanannya.

Banyak organisasi menganggap sistem informasi diperlukan untuk memiliki

kemampuan bersaing atau memperoleh keuntungan persaingan. (Whitten et al.,

2004, p10)

2.6.3 Computer Based Information System

Computer Based Information System (CBIS) menurut Turban et al. (2001,

p17) adalah sebuah sistem informasi yang menggunakan komputer dan bahkan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

32

teknologi komunikasi untuk melakukan sebagian atau seluruh tugasnya.

Teknologi informasi merupakan merupakan sebuah komponen tertentu dalam

sebuah sistem. Beberapa teknologi informasi digunakan tersendiri, dimana akan

sangat efektif bila dikombinasikan menjadi sistem informasi.

Turban et al. (2001, p17) menyebutkan komponen-komponen dasar pada

sistem informasi sebagai berikut:

• Hardware

Sebuah set perangkat seperti processor, monitor, keyboard, dan printer yang

menerima data dan informasi, memproses, dan menampilkannya.

• Software

Sebuah set perangkat program yang memungkinkan hardware untuk memproses

data.

• Database

Kumpulan dari file, record, dan lainnya yang menyimpan data dan hubungan

diantaranya.

• Network

Sebuah sistem koneksi yang memungkinkan pembagian sumber daya antar

komputer yang berbeda.

• Procedures

Strategi, kebijakan, metode, dan peraturan untuk menggunakan sistem informasi.

• People

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

33

Elemen terpenting dalam sistem informasi, mencakup orang-orang yang bekerja

dengan sistem informasi atau menggunakan output dari sistem informasi

tersebut.

Gambar 2.5 Komponen Sistem Informasi

Sumber: O’Brien (2005, p34)

Menurut Turban et al. (2001, p17), seluruh CBIS memiliki tujuan yang

hampir sama yaitu untuk menyediakan sebuah solusi bagi sebuah masalah bisnis.

Aplikasi sukses dari CBIS membutuhkan sebuah pemahaman bisnis dan

lingkungan bisnis itu sendiri, sebaik pemahaman masalah bisnis dimana CBIS

tersebut diterapkan.

2.6.4 Database dan Database Management System

Menurut Connolly et al. (2002, p14), database merupakan sekumpulan

data yang berhubungan secara logical, dan deskripsi dari data-data tersebut dapat

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

34

digunakan oleh user, kemudian dibentuk untuk dapat menghasilkan informasi

untuk yang dibutuhkan untuk organisasi. Menurut McLeod et al. (2004, p130),

database merupakan kumpulan berbagai sumber daya berbasis komputer milik

organisasi. Menurut O’brien (2005, p211), database adalah kumpulan

terintegrasi dari elemen data yang saling berhubungan secara logika.

Menurut Connolly et al. (2002, p16), database management system

(DBMS) merupakan suatu software yang memungkinkan user untuk melakukan

pendefinisan, membuat, menjaga dan mengontrol akses ke database. Menurut

McLeod et al. (2004, p134), DBMS merupakan sebuah software aplikasi yang

menyimpan struktur dari database, data itu sendiri, hubungan antar data di dalam

database, dan formulir serta laporan yang berkaitan dengan database. Menurut

O’brien (2005, p221), database management system berfungsi sebagai interface

software antara pemakai dan database.

2.6.5 Kapabilitas Sistem Informasi

Menurut Turban et al. (2001, p19), untuk dapat bersaing secara sukses

dalam lingkungan bisnis modern, organisasi mempunyai harapan bahwa sistem

informasi yang dimiliki organisasi tersebut memiliki kapabilitas yang kuat.

Sistem informasi harus mampu melakukan sebagai berikut:

• Memberikan proses transaksi cepat dan akurat

Setiap peristiwa yang terjadi dalam bisnis disebut sebagai transaksi. Transaksi

melingkupi penjualan unit barang, pembayaran gaji, deposito bank, dan lain-lain.

Setiap transaksi menghasilkan data, dimana data tersebut harus diambil secara

cepat dan akurat. Proses pengambilan data secara cepat dan akurat ini disebut

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

35

sebagai proses transaksi. Sistem informasi yang mengambil, merekam,

menyimpan, dan memperbarui data-data ini disebut sebagai sistem proses

transaksi.

• Memberikan kapasitas besar, penyimpanan berakses cepat

Sistem informasi memberikan tidak hanya penyimpanan yang sangat besar untuk

data perusahaan tetapi juga memberikan akses cepat kepada data-data.

• Memberikan komunikasi cepat

Jaringan memungkinkan para pekerja dan komputer berkomunikasi secara instan.

High-transmision-capacity networks membuat komunikasi secara cepat dapat

terjadi. Sebagai tambahan, data, voice, images, documents, dan video full-motion

untuk ditansmikasikan. Jaringan juga memberikan akses instan.

• Mengurangi overload informasi

Sistem informasi memiliki kontribusi bagi para manajer yang memiliki terlalu

banyak informasi. Manajer dapat hanyut dalam informasi dan tidak mampu untuk

membuat keputusan secara efisien dan efektif. Sistem informasi harus dirancang

untuk mengurangi overload informasi ini.

• Merentangkan batasan

Sistem informasi merentangkan batasan dalam organisasi melingkupi organisasi

sampai kepada rantai pasokan organisasi itu sendiri.

• Memberikan dukungan pembuatan keputusan

Sistem pendukung keputusan membantu pembuat keputusan melintasi sebuah

organisasi dan keseluruhan tingkat pada organisasi.

• Memberikan sebuah senjata kompetitif

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

36

Pada saat ini, sistem informasi dilihat sebagai pusat keuntungan dan diharapkan

untuk memberikan sebuah keunggulan kompetitif pada organisasi melampaui

para saingan organisasi tersebut.

2.6.6 Computer-Assisted Systems Engineering

Menurut Whitten et al. (2004, p113), para pengembang sistem telah lama

bercita-cita mentransformasikan sistem informasi dan pengembangan perangkat

lunak ke dalam ilmu yang engineering-like. Istilah system engineering dan

software engineering didasarkan pada visi bahwa pengembangan sistem dan

perangkat lunak dapat dan harus dilakukan dengan presisi dan kekakuan yang

engineering-like. Presisi dan kekakuan semacam itu konsisten dengan

pendekatan model-driven ke pengembangan sistem. Untuk membantu para analis

sistem untuk lebih baik dalam melakukan pemodelan sistem, maka industri

mengembangkan peralatan terotomatisasi yang disebut peralatan Computer-

Assisted Software Engineering (CASE). Teknologi CASE sangat mirip dengan

teknologi Computer-Aided Design (CAD) yang digunakan oleh kebanyakan

insinyur kontemporer untuk mendesain produk-produk seperti kendaraan,

struktur mesin, dan lain-lain.

CASE Repository merupakan database pengembang sistem dimana

sebagai tempat pengembang dapat menyimpan model sistem, deskripsi dan

spesifikasi terinci, dan produk-produk lain pengembang sistem.

Teknologi CASE mengotomatisasi pemodelan sistem. Peralatan CASE

saat ini menyediakan dua cara berbeda untuk mengembangkan model-model

sistem, yaitu forward engineering dan reverse engineering. Forward engineering

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

37

merupakan kemampuan peralatan CASE yang dapat menghasilkan kode software

atau database awal langsung dari model-model sistem. Reverse engineering

merupakan kemampuan peralatan CASE yang dapat secara otomatis

menghasilkan model-model sistem awal dari kode software atau database.

2.6.7 Klasifikasi Sistem Informasi

Organisasi tidak dilayani oleh satu sistem informasi, melainkan oleh

kesatuan sistem-sistem informasi yang mendukung berbagai macam fungsi

bisnis. Kebanyakan bisnis memiliki front-office information system dan back-

office information system. Front-office information system merupakan sistem

informasi yang mendukung fungsi-fungsi bisnis yang meluas ke pelanggan-

pelanggan organisasi. Back-office information system merupakan sistem

informasi yang mendukung operasi bisnis internal sebuah organisasi dan juga

mencapai pemasok. (Whitten et al., 2004, p54)

Menurut Whitten et al. (2004, p10), sistem informasi dapat

diklasifikasikan berdasarkan fungsi yang dimiliki sebagai berikut:

• Transaction Processing System (TPS)

Sebuah sistem informasi yang menangkap dan memproses data transaksi bisnis.

• Management Information System (MIS)

Sebuah sistem informasi yang menyediakan untuk pelaporan berorientasi

manajemen berdasarkan pemrosesan transaksi dan operasi organisasi.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

38

• Decision Support System (DSS)

Sebuah sistem informasi yang membantu mengidentifikasi kesempatan

pembuatan keputusan atau menyediakan informasi untuk membantu pembuatan

keputusan.

• Executive Information System (EIS)

Sebuah sistem informasi yang mendukung perencanaan dan penilaian kebutuhan

manajer eksekutif.

• Expert System

Sebuah sistem informasi yang menangkap keahlian pekerja dan mensimulasikan

keahlian tersebut sebagai pembelajaran bagi pekerja yang tidak ahli.

• Communication and Collaboration System

Sebuah sistem informasi yang memungkinkan komunikasi lebih efektif antara

pekerja, rekan kerja, pelanggan, dan pemasok untuk meningkatkan kemampuan

berkolaborasi.

• Office Automation System

Sebuah sistem informasi yang mendukung aktivitas kantor bisnis secara luas

yang menyediakan aliran kerja lebih baik di antara para pekerja.

2.7 Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

2.7.1 Pengertian Analisa dan Desain Sistem

Menurut Whitten et al. (2004, p176), analisis sistem merupakan sebuah

teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi bagian-

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

39

bagian komponen dengan tujuan mempelajari seberapa baik bagian-bagian

komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk memraih tujuan.

Menurut Whitten et al. (2004, p176), desain sistem merupakan sebuah

teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi dengan analisis sistem,

dimana teknik ini merangkai kembali bagian-bagian komponen menjadi sebuah

sistem lengkap, sebuah sistem yang diperbaiki.

Menurut Whitten et al. (2004, p176), repository merupakan sebuah lokasi

tempat para analis sistem, perancang sistem, dan pembangun sistem menyimpan

semua dokumentasi yang berhubungan dengan satu atau lebih sistem.

2.7.2 Objek dan Kelas

Menurut Whitten et al. (2004, p179), objek merupakan konstruksi dimana

data dan proses-proses spesifik yang membuat, membaca, memperbarui, dan

menghapus data tersebut diintegrasikan.

Objek dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan, dimana user menyimpan

data serta mencatat perilaku mengenai sesuatu tersebut. Di dalam pengemasan

suatu objek, terdapat atribut dan behavior yang menjadi satu paket dengan objek

tersebut. Atribut merupakan data yang mewakili karakteristik tentang sebuah

objek. Behavior merupakan kumpulan dari sseuatu yang dapat dilakukan oleh

objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada atribut. Pada siklus

berorientasi objek, behavior merujuk kepada metode, operasi, atau fungsi.

(Whitten et al., 2004, p409)

Menurut Whitten et al. (2004, p410), kelas merupakan satu set objek yang

memiliki atribut dan behavior yang sama, di mana sering disebut juga sebagai

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

40

kelas objek. Terdapat pendekatan yang bertujuan untuk menemukan dan

mengeksploitasi hal-hal umum antara onjek dan kelas disebut

generalisasi/spesialisasi. Generalisasi/spesialisasi merupakan sebuah teknik

dimana atribut dan behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek,

dikelompokkan ke dalam kelasnya sendiri, disebut supertype. Atribut dan metode

kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh kelas objek tersebut (subtype)

Menurut Whitten et al. (2004, p410), dijabarkan mengenai konsep penting

yang harus diperhatikan dalam pemahaman kelas objek yaitu:

• Encapsulation

Merupakan konsep di mana pada objek diterapkan pengemasan beberapa item ke

dalam satu unit.

• Inheritance

Konsep di mana metode dan atau atribut yang ditentukan di dalam sebuah kelas

objek dapat diwariskan atau digunakan lagi oleh kelas objek lainnya.

• Polymorphism

Konsep bahwa objek yang berbeda dapat menanggapi pesan yang sama dalam

cara yang berbeda.

Secara konseptual, objek dan kelas tidak dipisahkan. Hubungan

objek/kelas merupakan asosiasi bisni biasa yang ada di antara satu atau lebih

objek dan kelas. Multiplicity merupakan jumlah kejadian minimum dan

maksimum dari satu objek/kelas untuk satu kejadian tunggal dari objek/kelas

yang terkait. Agregasi merupakan sebuah hubungan di mana satu kelas “whole”

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

41

yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas “part” yang lebih kecil. (Whitten et

al., 2004, p413)

2.7.3 Pengertian Object-Oriented Analysis

Menurut Whitten et al. (2004, p408), Object-Oriented Analysis (OOA)

merupakan pendekatan yang digunakan untuk mempelajari objek yang sudah ada

untuk mengetahui apakah objek tersebut dapat digunakan kembali atau diadaptasi

untuk pemakaian baru. Pendekatan secara OOA dapat pula menentukan satu

objek baru atau objek yang dimodifikasi dimana akan bergabung dengan objek

yang sudah ada ke dalam suatu aplikasi komputasi bisnis yang sangat berharga.

Pendekatan berorientasi objek menurut Whitten et al. (2004, p408),

dipusatkan pada sebuah teknik yang sering disebut pemodelan objek. Pemodelan

objek merupakan teknik untuk mengidentifikasi objek di dalam lingkungan

sistem dan mengidentifikasi hubungan antara objek-objek tersebut. Model-model

OOA adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari

berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek.

Pada tahun 1994, Grady Booch dan James Rumbaugh sepakat bergabung

untuk menggunakan metode pengembangan berorientasi objek dengan tujuan

membuat proses standar tunggal untuk mengembangkan sistem berorientasi

objek. Pada tahun 1995, Ivan Jacobson bergabung dengan fokus membuat sebuah

bahasa pemodelan objek standar, yang kemudian dikenal sebagai Unified

Modeling Language. Unified Modeling Language (UML) merupaka satu

kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

42

menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek. (Whitten et

al., 2004, p408)

2.7.4 Pengertian Object-Oriented Analysis and Design

Menurut Whitten et al (2004, p27), Object-Oriented Analysis and Design

(OOAD) merupakan kumpulan alat teknik untuk pengembangan sistem yang

akan menggunakan teknologi objek untuk mengkonstruksi sebuah sistem dan

software.

2.7.5 Preliminary Analysis

Preliminary Analysis merupakan tahapan awal dalam perancangan suatu

sistem dimana ide-ide mengenai kebutuhan sistem dan informasi yang berjalan

dikumpulkan. Hasil dari preliminary analysis ini kemudian dituangkan ke dalam

system definition.

Menurut Mathiassen et al. (2000, p23), system definition merupakan

sebuah penjelasan singkat dari sistem terkomputerisasi yang diungkapkan dengan

bahasa alamiah. Definisi dari suatu sistem dapat juga dihadirkan dalam gambar.

Rich picture merupakan sebuah penggambaran informal yang menggambarkan

pemahaman terhadap suatu sistem.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

43

Gambar 2.6 Contoh Rich Picture

Definisi dari suatu sistem dirangkum ke dalam 6 criterion yang seringkali

disingkat FACTOR. FACTOR criterion mencakup:

• Functionality – fungsi dari sistem yang mendukung application domain.

• Application Domain – bagian dari organisasi yang mengatur, memantau, dan

mengendalikan problem domain.

• Condition – kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan.

• Technology – teknologi yang digunakan untuk mengembangkan sistem dan

teknologi dimana sistem akan dijalankan.

• Object – objek utama dari problem domain.

• Responsibility – tanggung jawab sistem secara keseluruhan dalam hubungannya

dengan konteks.

2.7.6 Problem Domain Analysis

Problem domain adalah bagian dari sebuah konteks yang diatur, dipantau,

atau dikendalikan oleh sebuah sistem. Problem domain analysis meliputi tiga

aktivitas utama yaitu:

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

44

1. Memilih objek, kelas, event yang akan menjadi elemen problem domain.

2. Membangun model dengan memusatkan perhatian pada relasi struktural antara

kelas dan objek.

3. Mendeskripsikan properti dinamis dan atribut untuk setiap kelas.

Gambar 2.7 Aktivitas Problem Domain Analysis

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p46)

2.7.7 Application Domain Analysis

Application domain adalah organisasi yang mengelola, memantau, atau

mengendalikan problem domain. Analisa terhadap application domain analysis

meliputi tiga aktivitas utama yaitu:

1. Menentukan kebutuhan sistem dan hubungan antara sistem dengan user.

2. Menentukan fungsi-fungsi yang mendukung kebutuhan dari suatu sistem.

3. Menentukan kebutuhan dari interface.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

45

Gambar 2.8 Aktivitas Application Domain Analysis

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p117)

2.7.8 Architectural Design

Architectural design bertujuan menghasilkan suatu kerangka kerja dalam

aktivitas pengembangan sistem untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang

terkomputerisasi. Terdapat 3 aktivitas utama dalam architectural design menurut

Mathiassen et al. (2000, p177), meliputi criteria, component architecture, dan

process architecture.

Gambar 2.9 Aktivitas Architectural Design

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p176)

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

46 2.7.9 Component Design

Component design bertujuan untuk menentukan implementasi kebutuhan

di dalam kerangka kerja arsitektural. Menurut Mathiassen et al. (2000, p231),

aktivitas yang terdapat pada tahap component design antara lain:

• Model Component

Model component adalah bagian dari sebuah sistem yang mengimplementasikan

problem domain model. Hasil dari aktivitas model component adalah sebuah

revisi pada class diagram yang telah dibuat sebelumnya pada aktivitas analisis.

• Function Component

Function component merupakan sebuah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan kebutuhan-kebutuhan fungsional. Tujuan dari function

component adalah untuk memberikan user interfaces dari system components

yang diakses ke dalam model. Hasil dari function component adalah sebuah class

diagram dengan operasi dan spesifikasi operasi yang kompleks.

• Connecting Component

Connecting component terbagi dua yaitu coupling dan cohesion. Coupling adalah

sebuah ukuran seberapa dekat dua kelas atau komponen digabungkan bersama.

Gambar 2.10 Aktivitas Component Design

Sumber: Mathiassen et al. (2000, p232)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

47 2.8 Pemodelan Data

2.8.1 Use-case

Menurut Whitten et al. (2004, p258), use-case merupakan urutan langkah-

langkah yang secara tindakan saling berkaitan (skenario), baik terotomatisasi

maupun secara manual, untuk tujuan melengkapi satu tugas bisnis tunggal. Use-

case menggambarkan fungsi-fungsi sistem dari sudut pandang user eksternal dan

dalam sebuah cara dan terminologi yang user pahami. Pemodelan use-case

merupakan proses pemodelan fungsi-fungsi sistem dalam konteks peristiwa-

peristwa bisnis, siapa yang mengawalinya, dan bagaimana sistem itu menanggapi

hal tersbut.

Ada dua alat utama yang digunakan saat menyajikan pemodelan use-case

menurut Whitten et al. (2004, p257), yaitu use-case diagram dan use-case

narrative. Use-case diagram merupakan diagram yang menggambarkan interaksi

antara sistem dengan sistem eksternal dan user. Secara grafis menggambarkan

siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa user mengharapkan

untuk berinteraksi dengan sistem. Use-case narrative merupakan deskripsi

tekstual kegiatan bisnis dan bagaimana user akan berinteraksi dengan sistem

untuk menyelesaikan suatu tugas.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

48

Gambar 2.11 Contoh Use-case Diagram

Sumber: Whitten et al. (2004, p257)

Pada use-case diagram, hubungan digambarkan sebagai sebuah garis

antara dua simbol. Perbedaan antara hubungan-hubungan yang ada pada use-case

diagram adalah sebagai berikut:

• Association

• Extend

• Depends On

• Inheritance

Langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menghasilkan model use-case

menurut Whitten et al. (2004, p262), adalah sebagai berikut:

• Identifikasi pelaku/aktor bisnis

• Identifikasi business requirements use-case

• Membangun model diagram use-case

• Mendokumentasikan narasi business requirements use-case

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

49 2.8.2 Entity Relationship Diagram

Menurut Whitten et al. (2004, p281), entitas merupakan sebuah kelompok

akan manusia, tempat, objek, kejadian, atau konsep tentang apa yang diperlukan

untuk menangkap dan menyimpan data.

Menurut Marakas (2005, p406) Entity Relationship Diagram (ERD)

merupakan sebuah diagram grafis yang menggambarkan entitas logis, hubungan,

dan struktur data dalam sebuah lingkungan data yang berhubungan. Menurut

McLeod (2004, p141), ERD mendokumentasikan data perusahaan dengan

mengidentifikasikan jenis entitas dan hubungannya. Menurut Whitten et al.

(2004, p281), ERD merupakan sebuah model data yang menggunakan beberapa

notasi untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dijabarkan oleh data tersebut.

Gambar 2.12 Contoh ERD

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

50 2.8.3 Atribut Entitas

Menurut Whitten et al. (2004, p281), atribut entitas merupakan sebuah

penjabaran property atau karakteristik deskriptif sebuah entitas. Tipe data

merupakan sebuah property dari sebuah atribut yang mengidentifikasi tipe data

apa yang dapat disimpan di dalam atribut. Domain merupakan sebuah property

dari sebuah atribut yang menjabarkan nilai-nilai apa pada atribut yang dapat

diambil secara sah. Default value merupakan nilai yang akan digunakan jika

tidak ada nilai yang ditetapkan oleh user.

Key merupakan sebuah atribut atau sebuah kelompok atribut, yang

mengasumsikan nilai unik untuk tiap entity instance. Key sering disebut juga

sebagai sebuah identifier. Candidate key merupakan salah satu dari key yang

berlaku sebagai primary key sebuah entitas, sering disebut juga candidate

identifier. Primary key merupakan sebuah candidate key yang paling umum

digunakan untuk mengidentifikasi secara unik sebuah entity instance tunggal.

Alternate key merupakan sebuah candidate key yang tidak terpilih untuk menjadi

primary key. Foreign key merupakan sebuah primary key suatu entitas yang

digunakan dalam entitas lain untuk mengidentifikasikan instance dari hubungan.

(Whitten et al., 2004, p284)

Relationship merupakan sebuah asosiasi bisnis alami antara satu atau

lebih entitas. Cardinality menetapkan jumlah minimum dan maksimum

terjadinya kemunculan satu entitas yang mungkin dihubungkan dengan

kemunculan tunggal dari entitas lain. (Whitten et al., 2004, p285)

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00685-TISI Bab 2.pdfSetiap pembelian biasanya diikuti dengan satu paket yang berisi kombinasi

51

Gambar 2.13 Notasi Kardinalitas

Sumber: Whitten et al. (2004, p285)