BAB 2 LANDASAN TEORI -...

60
11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kemiskinan Selama bertahun-tahun, isu kemiskinan menjadi pusat perhatian yang serius dan banyak menjadi kajian publik. Kemiskinan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan pendekatan guna mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Kemiskinan bukan gejala sederhana, maupun tidak terkait ekonomi semata, tetapi saling terkait dengan masalah lain yang amat kompleks. Ada banyak definisi dan konsep yang berbeda tentang kesejahteran atau “well- being”. Misalnya, dikatakan bahwa kesejahteraan seseorang dikatakan mampu atau memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik jika dia memiliki kekayaan atau dapat dipikirkan tentang kemampuan untuk memperoleh jenis barang-barang konsumsi tertentu misalnya makanan dan perumahan. Seseorang yang kurang mampu untuk andil atau berfungsi di dalam masyarakat mungkin memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah (Sen, 1987, p131, dalam World Bank Institute, tahun 2002) atau lebih rentan (vulnerable) terhadap krisis/gejolak ekonomi dan cuaca. Jadi dalam konteks ini, kemiskinan dapat berarti baik kurangnya kemampuan memenuhi kebutuhan komoditas secara umum, yakni keterbatasan terhadap sekelompok pilihan komoditas (Watts, 1968, p234, dalam World Bank Institute, tahun 2002) atau jenis konsumsi tertentu misalnya terlalu sedikit mengkonsumsi makanan yang dirasa sangat esensial / perlu untuk

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

11

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Kemiskinan

Selama bertahun-tahun, isu kemiskinan menjadi pusat perhatian yang serius dan

banyak menjadi kajian publik. Kemiskinan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan

pendekatan guna mendapatkan pemahaman yang lebih utuh. Kemiskinan bukan gejala

sederhana, maupun tidak terkait ekonomi semata, tetapi saling terkait dengan masalah

lain yang amat kompleks.

Ada banyak definisi dan konsep yang berbeda tentang kesejahteran atau “well-

being”. Misalnya, dikatakan bahwa kesejahteraan seseorang dikatakan mampu atau

memiliki kemampuan ekonomi yang lebih baik jika dia memiliki kekayaan atau dapat

dipikirkan tentang kemampuan untuk memperoleh jenis barang-barang konsumsi

tertentu misalnya makanan dan perumahan. Seseorang yang kurang mampu untuk andil

atau berfungsi di dalam masyarakat mungkin memiliki tingkat kesejahteraan yang

rendah (Sen, 1987, p131, dalam World Bank Institute, tahun 2002) atau lebih rentan

(vulnerable) terhadap krisis/gejolak ekonomi dan cuaca. Jadi dalam konteks ini,

kemiskinan dapat berarti baik kurangnya kemampuan memenuhi kebutuhan komoditas

secara umum, yakni keterbatasan terhadap sekelompok pilihan komoditas (Watts, 1968,

p234, dalam World Bank Institute, tahun 2002) atau jenis konsumsi tertentu misalnya

terlalu sedikit mengkonsumsi makanan yang dirasa sangat esensial / perlu untuk

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

12

memenuhi standar hidup dalam masyarakat, maupun dalam arti kurangnya kemampuan

untuk andil/ berfungsi dalam masyarakat.

2.1.1 Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

kebutuhan dasar seperti makanan (pangan) , pakaian (sandang), tempat berlindung

(papan), pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat

pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan, pekerjaan

ataupun modal.

Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya yaitu

mencakup :

• Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-

hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini

dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

• Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan,

dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk

pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan,

karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada

bidang ekonomi.

• Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna

“memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

13

Secara konvensional kemiskinan hanya berdimensi tunggal : pendapatan kurang,

distribusi kekayaan tidak merata, menyebabkan seseorang atau keluarga tidak mampu

memenuhi kebutuhan dasar untuk kehidupan sehari-hari. Parameter pokok untuk

mengetahui kekurangan pendapatan adalah pengeluaran rumah tangga yang amat

rendah, bahkan untuk mencukupi kebutuhan konsumsi.

Di sini ada dua isu sentral. Pertama, ketersediaan lapangan kerja. Kedua, upah

minimum yang menjadi instrumen penting guna melihat tingkat pemerataan distribusi

pendapatan. Maka, pendekatan dalam memahami fenomena kemiskinanpun bervariasi.

Pertama, menggunakan model perbandingan antarlapisan sosial yang bertujuan

menjelaskan fakta-fakta empiris perbedaan distribusi pendapatan berdasar kelompok

masyarakat. Kedua, menerapkan model regresi guna mengukur upah pekerja berdasar

teori modal manusia, merujuk pandangan ahli ekonomi ketenagakerjaan, seperti Becker

(1964), Schultz (1963, 1971), dan Mincer (1974).

Pengertian konvensional kemiskinan ini lalu dikoreksi. Makna kemiskinan

diperluas tak hanya menyangkut kesenjangan pendapatan. Pada pertengahan 1980-an

muncul rumusan definisi baru: ”Kemiskinan harus dimaknai: orang, keluarga, dan

sekelompok masyarakat yang memiliki keterbatasan sumber daya—material, sosial, dan

budaya—sehingga menghalangi mereka untuk dapat hidup layak menurut ukuran paling

minimal di suatu negara tempat mereka bermukim” (Komisi Eropa, 1984, p28, dalam

World Bank Institute, tahun 2002).

Ekonom Amartya Sen juga mengenalkan makna kemiskinan secara lebih luas,

yakni ketidakmampuan manusia, yang ditandai pendidikan rendah, tak berpengetahuan,

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

14

tak berketerampilan, tak berdayaan. Bahkan, Sen menyentuh dimensi politik: ketiadaan

kebebasan dan keterbatasan ruang partisipasi, yang menghalangi warga untuk terlibat

proses pengambilan kebijakan publik. Dalam situasi demikian, masyarakat ada dalam

posisi tidak setara untuk mendapatkan akses ke sumber-sumber ekonomi produktif

sehingga terhalang untuk memperoleh sesuatu yang menjadi hak mereka

(lihat Development as Freedom, 1999, dalam World Bank Institute, tahun 2002).

2.1.2. Pendekatan Rata-Rata per Kapita

Pendekatan rata-rata per kapita yang diterapkan dalam penghitungan kemiskinan

mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Biasanya pendekatan rata-rata per

kapita ini belum mempertimbangkan tingkat konsimsi menurut golongan umum dan

jenis kelamin serta skala ekonomi dalam konsumsi. Bahkan ada juga pengukuran secara

internasional dengan menggunakan nilai uang dalam bentuk dollar. Bank dunia

menetapkan garis kemiskinan sebesar 1 dolar dalam bentuk satuan PPP (per kapita per

tahun) sebagai garis kemiskinan. Untuk kasus Indonesia, garis kemiskinan di dekati

dengan pengeluaran minimum makanan yang setara dengan 2.100 kilokalori perkapita

perbulan ditambah pengeluaran minimum bukan makanan (perumahan dan fasilitasnya,

sandang, kesehatan, pendidikan, transpor dan barang –barang lainnya).

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

15

2.1.2 Pendekatan BKKBN

Salah satu penerapan konsep dan definisi kemiskinan pernah dilakukan oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada tahun 1999 dengan

melakukan pendataan keluarga secara lengkap. Pendataan keluarga tersebut

menggunakan konsep pendekatan kesejahteraan keluarga. BKKBN membagi kriteria

keluarga ke dalam lima tahapan, yaitu Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS), Keluarga

Sejahtera I (KS I), Keluarga Sejahtera II (KS II), Keluarga Sejahtera III (KS III),

Keluarga Sejahtera III Plus (KS III-Plus).

Menurut BKKBN kriteria keluarga yang dikategorikan sebagai keluarga miskin

adalah Keluarga Pra Sejahtera (Pra-KS) dan Keluarga Sejahtera I (KS I). Ada lima

indikator yang harus dipenuhi agar suatu keluarga dikategorikan sebagai Keluarga

Sejahtera I, yaitu:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai agama yang dianut masing-

masing.

2. Seluruh anggota keluarga pada umumnya makan 2 kali sehari atau lebih.

3. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian yang berbeda di rumah, sekolah,

bekerja dan berpergian.

4. Bagian terluas lantai rumah bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau PUS (Pasangan Usia Subur) ingin mengikuti KB pergi ke

sarana petugas kesehatan serta diberi cara KB modern.

Mereka yang dikategorikan sebagai Keluarga Pra-Sejahtera adalah keluarga-

keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator di atas.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

16

Pendekatan BKKBN ini dianggap masih kurang realistis karena konsep keluarga

Pra Sejahtera dan KS I sifatnya normatif dan lebih sesuai dengan keluarga kecil/inti,

disamping ke 5 indikator tersebut masih bersifat sentralistik dan seragam yang belum

tentu relevan dengan keadaan dan budaya lokal.

2.1.3 Pendekatan Kriteria Penduduk Miskin BPS

Pada tahun 2000 BPS melakukan Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin

(SPKPM 2000) untuk mengetahui karakteristik-karakteristik rumah tangga yang mampu

mencirikan kemiskinan serta konseptual (pendekatan kebutuhan dasar/garis

kemiskinan). Hal ini menjadi sangat penting karena pengukuran makro (basic needs)

tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi rumahtangga/ penduduk miskin di

lapangan. Informasi ini berguna untuk penentuan sasaran rumahtangga program

pengentasan kemiskinan (intervensi program). Cakupan wilayah studi meliputi tujuh

provinsi, yaitu Sumatra Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.

Dari hasil SPKPM 2000 tersebut, diperoleh 8 variabel yang dianggap layak dan

operasional untuk penentuan rumahtangga miskin di lapangan. Skor 1 mengacu kepada

sifat-sifat yang mencirikan kemiskinan dan skor 0 mengacu kepada sifat-sifat yang

mencirikan ketidakmiskinan. Kedelapan variabel tersebut adalah :

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

17

1. Luas Lantai PerKapita :

<= 8 m2 (skor 1)

> 8 m2 (skor 0)

2. Jenis Lantai :

Tanah (skor 1)

Bukan Tanah (skor 0)

3. Air Minum/ Ketersediaan Air Bersih:

Air hujan / sumur tidak terlindung (skor 1)

Ledeng/PAM/sumur terlindung (skor 0)

4. Jenis Jamban/ WC :

Tidak ada (skor 1)

Bersama / sendiri (skor 0)

5. Kepemilikan Asset :

Tidak punya asset (skor 1)

Punya asset (skor 0)

6. Pendapatan (Total Pendadapan Per Bulan) :

<= 350.000 (skor 1)

> 350.000 (skor 0)

7. Pengeluaran (persentase pengeluaran untuk makanan) :

>= 80 persen (skor 1)

< 80 persen (skor 0)

8. Konsumsi lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam) :

Tidak ada/ ada, tapi tidak bervariasi (skor 1)

Ada, bervariasi (skor 0)

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

18

Kedelapan variabel tersebut diperoleh dengan menggunakan metode stepwise

logistic regression dan miskrasifikasi yang dihasilkan sekitar 17 persen. Hasil analisis

deskriptif dan uji Chi-Square juga menunjukkan bahwa ke delapan variabel terpilih

tersebut sangat terkait dengan fenomena kemiskinan dengan tingkat kepercayaan sekitar

99 persen. Skor batas yang digunakan adalah 5 (lima) yang didasarkan atas modus total

skor dari domain rumah tangga miskin secara konseptual. Dengan demikian apabila

suatu rumahtangga mempunyai minimal 5 (lima) ciri miskin maka rumahtangga tersebut

digolongkan sebagai rumahtangga miskin.

Pendekatan kriteria penduduk miskin BPS ini hanya menghasilkan kajian

variabel secara nasional sehingga belum mengakomodir kebijakan otonomi daerah yang

sudah dicanangkan pemerintah dengan mengeluarkan Undang-undang No. 22/1999

tanggal 7 Mei 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian diperbaharui dengan

Undang-undang No. 32 tanggal 15 Oktober 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Padahal

dengan ditetapkannya kebijakan otonomi daerah maka indikator kriteria penduduk

miskin pada tingkat kabupaten/ kota sangat mendesak untuk dikaji lebih jauh. Variabel

terpilih yang berlaku untuk semua kabupaten / kota. Setiap kabupaten/ kota memiliki ciri

yang spesifik lokal sebagai dampak dari perbedaan menurut lokasi/ geografis, adat

istiadat, budaya lokal, potensi wilayah, sumber ekonomi, dan faktor sosial budaya

lainnya.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

19

2.1.4 Sensus Kemiskinan

Perhitungan kemiskinan dengan mengaplikasikan dan memodifikasi pendekatan

kriteria penduduk miskin BPS telah dilaksanakan di tiga propinsi, yaitu Kalimantan

Selatan (1999), DKI Jakarta (2000), dan Jawa Timur (2001). Aplikasi penghitungan

kemiskinan berdasarkan variabel-variabel kemiskinan rumahtangga tersebut dikenal

sebagai Sensus Kemiskinan.

2.1.5 Gerakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan

Masalah kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang harus

ditanggulangi oleh pemerintah sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945

sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraaan

umum dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sasaran pemberdayaan itu adalah

terciptanya manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat secara keseluruhan. Dalam

sasaran jangka panjang kedua sasaran ini ditegaskan kembali dengan menggaris bawahi

terciptanya kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia yang maju, modern, dan

mandiri dalam suasana tentram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

20

2.1.5.1 Program Terpadu Program Keluarga Sejahtera (Prokesra)

Program penghapusan kemiskinan bertolak dari dasar pemikiran sederhana

bahwa keluarga tertinggal adalah keluarga yang dalam proses pemberdayaan selama ini

belum atau tidak bisa mempergunakan kesempatan yang terbuka karena beberapa alasan.

Mereka tidak selalu merupakan keluarga yang anggotanya malas dan sedang

menganggur, tetapi bisa saja ada yang mempunyai kegiatan sosial-ekonomi dengan

penghasilan yang amat kecil, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya

yaitu pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Filsafat yang mendasari

pendekatan pemberdayaan keluarga adalah membantu keluarga itu sendiri agar mampu

mengentaskan dirinya sendiri secara mandiri, lestari dan berjangka panjang.

2.1.5.2 Program Pembangunan Keluarga Sejahtera

Program pembangunan keluarga sejahtera sesungguhnya merupakan kelanjuan

dari upaya kita membangun keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera yang dimulai

sekitar tahun 1970. Program ini dimulai dengan membebaskan keluarga Indonesia dari

beban terlalu banyak mempunyai anak. Keberhasilan keluarga ber-KB dilanjutkan

dengan membantu memberdayakan mereka dalam berbagai bidang lainnya termasuk

dalam bidang kesehatan, pendidikan dan akhirnya dalam bidang ekonomi.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

21

2.1.5.3 Program Inpres Desa Tertinggal (IDT)

Program IDT yang pelaksanaannya dikoordinasi oleh Departemen Dalam Negri

(Depdagri) adalah salah satu pemicu dan pemacu Gerakan Nasional Penanggulangan

Kemiskinan yang bertujuan membantu 22,5 juta jiwa penduduk miskin. Penduduk

miskin sebagian besar berada di desa tertinggal. Karenanya program IDT diarahkan

mempercepat upaya pengurangan jumlah penduduk miskin yang berada di desa-desa

tertinggal. Selain itu, karena cukup banyak program sektoral, regional, dan program

khusus yang berdampak pada pengurangan kemiskinan, program IDT juga bertujuan

mengkoordinasikan pelbagai program itu untuk mencapai sasaran penanggulangan

kemiskinan secara lebih terpadu, khususnya di desa tertinggal.

2.1.5.4 Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos)

Secara konseptual dan substansial, Program Kesejahteraan Sosial (Prokesos)

berperan dan memberikan sumbangan kepada penghapusan kemiskinan dan program

pembangunan keluarga dan penduduk melalui kelompok usaha bersama (KUBE) serta

upaya pengembangan wilayah melalui Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK).

Pendekatan utama Prokesos adalah pertumbuhan dan pengembangan dinamika sosial

baik perorangan maupun kelompok-kelompok yang ditujukan oleh perkembangan

prakarsa dan kegiatan mandiri sebagai landasan pengembangan usaha bersama atau

koperasi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

22

2.1.5.5 Program Terkait Lainnya

Disamping program-program Prokersa dan program-program pemberdayaan

keluarga secara langsung maupun tidak langsung, masih ada beberapa program

pembangunan lainnya yang secara sungguh-sunguh akhir-akhir ini mendapat perhatian

yang sangat besar. Program-program itu digolongkan dalam dua kelompok sebagai

berikut :

1. Penghapusan Kesenjangan.

Program-program yang akan diintensifkan dalam upaya penghapusan

kesenjangan antara lain :

a. Peningkatan usaha kecil, menengah, dan koperasi.

b. Pengembangan wilayah luar Jawa dan Bali.

2. Program Dukugan.

Untuk menghapuskan kemiskinan dan kesenjangan tersebut, maka

dikembangkan berbagai Departemen dan Instansi terkait. Program-program

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Dukungan SDM

Digerakkan melalui jalur pendidikan umum, kejuruan dan pelatihan oleh

dunia usaha dan instansi.

b. Dukungan pendanaan.

Berbagai skim kredit untuk usaha kecil dan koperasi seperti Kukesra, KUT,

KKPA, KKUD, Dana Bergulir KKU, KUK, Modal Ventura, dan lain-lain,

termasuk dana yang langsung dari masyarakat setempat.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

23

c. Dukungan peluang usaha

a. Pencadangan bidang / jenis usaha.

b. Pencadangan lokasi usaha.

c. Pengadaan barang pemerintah.

d. Dukungan kemitraan

Kemitraan usaha pada dasarnya wajib dan harus dikembangkan sesuai

dengan bidang usahanya dengan kriteria yang ditetapkan.

2.1.6 Garis Kemiskinan

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat

minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar

hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau

umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih

tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.

Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis

kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur

rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti

program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi

kemiskinan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

24

2.1.7 Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan

Tidaklah sulit mencari faktor-faktor penyebab kemiskinan, tetapi dari faktor-

faktor ini sangat sulit untuk memastikan mana yang merupakan penyebab sebenarnya

serta mana yang berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perubahan

kemiskinan.

o Tingkat dan laju pertumbuhan output

o Tingkat upah neto

o Distribusi pendapatan

o Kesempatan kerja

o Tingkat inflasi

o Pajak dan subsidi

o Investasi

o Alokasi serta kualitas SDA

o Ketersediaan fasilitas umum

o Penggunaan teknologi

o Tingkat dan jenis pendidikan

o Kondisi fisik dan alam

o Politik

o Bencana alam

o Peperangan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

25

2.1.8 Kebijakan Anti Kemiskinan

Untuk menghilangkan atau mengurangi kemiskinan di tanah air diperlukan suatu

strategi dan bentuk intervensi yang tepat, dalam arti cost effectiveness-nya tinggi. Ada

tiga pilar utama strategi pengurangan kemiskinan, yakni :

1. pertumuhan ekonomi yang berkelanjutan dan yang prokemiskinan

2. Pemerintahan yang baik (good governance)

3. Pembangunan sosial

Untuk mendukung strategi tersebut diperlukan intervensi-intervensi pemerintah

yang sesuai dengan sasaran atau tujuan yang bila di bagi menurut waktu yaitu :

a. Intervensi jangka pendek, terutama pembangunan sektor pertanian dan ekonomi

pedesaan

b. Intervensi jangka menengah dan panjang

o Pembangunan sektor swasta

o Kerjasama regional

o APBN dan administrasi

o Desentralisasi

o Pendidikan dan Kesehatan

o Penyediaan air bersih dan Pembangunan perkotaan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

26

2.2 Peramalan (Forecasting)

Forecasting adalah proses analisis untuk memperkirakan masa depan dengan

metode-metode tertentu dan mempertimbangkan segala variabel yang mungkin

berpengaruh di dalamnya. Forecasting merupakan suatu estimasi tentang hal-hal yang

paling mungkin tejadi di masa mendatang berdasarkan eksplorasi dari masa lalui.

Forecasting juga merupakan bagian dari future research. Forecasting bersifat

eksploratif dan berkaitan dengan apa yang mungkin terjadi di masa depan. Artinya setiap

hal yang akan terjadi di masa depan tersebut tidak dapat dipengaruhi oleh siapapun.

Forecasting dengan metode-metodenya akan menghasilkan suatu pemetaan

mengenai hal-hal yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang. Kini

forecasting telah digunakan pada hampir seluruh disiplin ilmu, termasuk ilmu ekonomi

dan seluruh aktifitas di dalamnya. Misalnya dalam kegiatan ekonomi suatu perusahaan,

seorang pengambil keputusan akan melakukan eksplorasi dari masa lalu yang kemudian

akan digunakan untuk memprediksikan hal-hal yang paling mungkin terjadi di masa

depan. Kegiatan tersebut penting karena dapat mengurangi kemungkinan salah (error)

dalam pengambilan keputusan.

Peramalan (Forecasting) menggunakan informasi masa lalu dan saat ini untuk

mengidentifikasi kondisi masa depan yang diharapkan. Proyeksi untuk masa yang akan

datang tentu saja ada unsur ketidaktepatan. Biasanya orang yang berpengalaman mampu

meramal cukup akurat terhadap benefit organisasi dalam rencana jangka panjang.

Pendekatan-pendekatan untuk meramal tingkat kemiskinan dapat dilihat dari sensus

penduduk di Indonesia mengenai tingkat kemiskinan yang terjadi. Data yang ada tiap

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

27

periodenya dapat di lihat dari BPS. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain

adalah Tingkat dan laju pertumbuhan output, Tingkat upah netto, Distribusi pendapatan,

Kesempatan kerja, Tingkat inflasi, Pajak dan subsidi, Investasi, Alokasi serta kualitas

SDA, Ketersediaan fasilitas umum, Penggunaan teknologi, Tingkat dan jenis

pendidikan, Kondisi fisik dan alam, Politik, Bencana alam, Peperangan, dll. Penekanan

utama dari peramalan tingkat kemiskinan di wilayah Indonesia saat ini adalah

meramalkan tingkat kemiskinan yang akan terjadi pada tahun-tahun berikutnya agar

pemerintah serta masyarakat dapat melakukan antisipasi untuk dapat mengurangi tingkat

kemiskinan yang terjadi di wilayah Indonesia.

2.3 Metode Rantai Markov

Analisis rantai Markov atau Markov Chain adalah suatu teknik probabilitas yang

menganalisis pergerakan probabilitas dari satu kondisi ke kondisi lainnya. Konsep dasar

rantai Markov atau Markov Chain baru diperkenalkan sekitar tahun 1907, oleh seorang

Matematisi Rusia Andrei A. Markov (1856-1922). Analisis Markov hampir sama

dengan decision Analysis, bedanya adalah analisa rantai Markov tidak memberikan

keputusan rekomendasi, melainkan hanya informasi probabilitas mengenai situasi

keputusan yang dapat membantu pengambil keputusan mengambil keputusan. Model ini

berhubungan dengan suatu rangkaian proses dimana kejadian akibat suatu eksperimen

hanya tergantung pada kejadian yang langsung mendahuluinya dan tidak tergantung

pada kejadian sebelum-sebelumnya yang lain. Dengan demikian, analisis rantai Markov

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

b

i

R

l

m

p

b

bukanlah te

informasi pr

Rumus :

Rant

lain ekonom

markov ada

peramalan p

Untu

beberapa sya

1. Jumlah

2. Probabi

3. Probabi

4. Kodisi m

Dala

sulit untuk

menganalis

sepanjang w

perpindahan

eknik optim

robabilitas di

tai Markov a

mi, politik, k

alah salah

pada sebuah

uk dapat me

arat yang ha

probabilitas

ilitas-probab

ilitas transisi

merupakan k

am realita, p

menemukan

a Markov, t

waktu (proba

n kondisi da

malisasi, tet

imasa mend

atau Markov

kependuduk

satu dari b

data yang su

enerapkan a

arus dipenuhi

transisi untu

bilitas tersebu

i konstan sep

kondisi yang

penerapan an

n masalah y

terutama pe

abilitas trans

lam system)

tapi adalah

atang.

v Chain dap

an, industri,

banyak meto

udah ada.

analisa ranta

i :

uk suatu kea

ut berlaku un

panjang wak

g independen

nalisa Mark

yang memen

rsyaratan ba

sisi adalah pr

).

teknik des

pat diterapka

, pertanian

ode yang d

ai Markov

adaan awal d

ntuk semua p

ktu.

nt sepanjang

kov bisa dib

nuhi semua

ahwa probab

robabilitas y

skriptif yan

an di berbag

dan lain-lain

digunakan u

ke dalam s

dari system s

partisipan da

waktu.

bilang cukup

sifat yang

bilitas transi

yang terjadi d

ng menghas

gai bidang a

n. Metode r

untuk melak

suatu kasus

sama dengan

alam system

p terbatas k

diperlukan u

isi harus ko

dalam perger

28

silkan

antara

rantai

kukan

, ada

n 1.

m.

karena

untuk

onstan

rakan

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

29

2.3.1 Konsep Dasar Proses Markov Chain

Untuk memberikan dasar analisis aplikasi Markov Chain terlebih dahulu pada

bagian ini akan digambarkan secara ringkas konsep dasar Markov Chain (MC), mulai

dari asumsi, definisi sampai pada beberapa theorema yang diperlukan. Apabila kejadian

tertentu dari suatu rangkaian eksperimen tergantung dari beberapa kemungkinan

kejadian, maka rangkaian eksperimen tersebut disebut Proses Stokastik. Proses

dikatakan terhingga (finite) apabila seluruh kemungkinan kejadian yang dapat terjadi

terhingga. Terdapat banyak tipe Proses Stokastik dan dikelompokan berdasarkan sifat-

sifat fungsi peluangnya.

Definition 2.3.1 Perhatikan suatu proses stokastik {Xn ,n = 0,1,2, ...}. Apabila X =i,

maka proses dikatakan berada pada state-i. Misalkan apabila proses berada pada state-

i maka akan berpindah ke state-j dengan peluang Pij , dimana Pij tidak tergantung pada

n. Dengan demikian perkataan lain, apabila :

P ( Xn+1 = j / Xn = i, Xn-1, ... , ... , X1 = i1 , X0 = i0 )

= P ( Xn+1 = j / Xn = i ) = Pij (2.1)

Untuk semua state i0, i1, ....., in-1 , i, j, dan semua n 0. Maka proses stokastik tersebut

disebut Markov Chain Stationer.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

30

Persaman 2.1 dapat di interpretasikan sebagai berikut :

Untuk suatu MC, peluang bersyarat kejadian yang akan datang Xn+1 , hanya

tergantung pada kejadian sekarang Xn. Hal ini disebut sifat Markovian. Karena peluang

dimulai non-negatif dan proses harus melakukan transisi ke berbagai state, maka :

0 ; , 0 ; 1 , 0, 1,2, … ..

Persamaan transisi Pij dapat dituliskan dalam bentuk matrik transisi P :

P =

……

… … … ……

(2.2)

Karena unsur-unsur P adalah non-negatif dan jumlah peluang semua unsur pada

setiap baris sama dengan 1, maka setiap baris adalah vektor peluang dan P adalah matrix

stokastik. Matrix tersebut bersama state awal secara lengkap mendefinisikan suatu

proses MC. Dengan perkataan lain, apabila informasi tersebut diketahui, dapat

menentukan kejadian, misalnya, pada step yang ke-n. Dalam bahasa matrix hal ini dapat

dijelaskan sebagai berikut. Misalkan w0 melambangkan vektor awal atau state awal,

maka :

W0P = W1

W1P = W2

Wn-1P = Wn

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

31

Atau

Wn = W0Pn (2.3)

Dengan demikian, apabila berawal pada state – i, maka w1 adalah baris ke – i

dari P, w2 adalah baris ke – i dari P2, dan wn adalah baris ke – i dari Pn. Baris-baris pada

Pn, menyajikan vektor-vektor kejadian untuk berbagai state awal. Peluang Pnij adalah

peluang dimana apabila dimulai pada state – i proses akan berada pada state – j setelah n

step.

Sebuah state dikatakan asesibel, apabila terdapat peluang yang tidak nol untuk

berpindah dari state – i ke state – j dalam periode waktu tertentu. MC yang demikian

dikatakan iredusibel. Syarat cukup bagi P agar iredusible adalah Pn hanya memiliki

unsur-unsur yang positip. Apabila syarat ini dipenuhi, maka matrix transisi P

mendefinisikan suatu proses MC regular.

Dalam kaitan dengan MC regular terdapat dua Theorema yang menyatakan

eksistensi dan keunikan solusi pada tahap equilibrium (Ross, 1986).

Theorem 2.3.1 Jika P adalah matrix transisi MC regular, maka :

a. Pn akan menuju sebuah matrix T, apabila n ∞

b. Setiap baris dari T sama yaitu berupa vektor peluang w.

c. Semua elemen w adalah positip.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

32

Theorem 2.3.2 Apabila P adalah matrix transisi suatu MC regular dan T, w seperti

pada theorema 2.3.1 , maka vektorunik w adalah vektor peluang unik yang memiliki wP

=w.

Kedua Theorema tersebut menyatakan bahwa kalau P adalah matrix MC regular,

maka ada w yang sifatnya unik yang merupakan vektor peluang. Vektor peluang w

tersebut tidak tergantung pada vektor awal. Dari theorema diperoleh :

wP = w atau

w(P –1) = 0 (2.4)

dimana persamaan (2.4) adalah r – 1 persamaan yang saling bebas linier dengan r

yang tidak diketahui. Karena w adalah vektor peluang, maka

∑ 1 (2.5)

Dengan menggabungkan (2.4) dan (2.5) maka dapat dicari w, jika diketahui P.

Untuk melakukan estimasi Pij dapat menggunakan metode kemungkinan

maksimum (maximum likelihood estimation) berikut :

∑ (2.6)

Dimana adalah banyaknya perpindahan dari state – i ke state – j pada periode

pengamatan tertentu.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

33

2.4 Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Rekayasa perangkat lunak telah berkembang sejak pertama kali diciptakan pada

tahun 1940-an hingga kini. Fokus utama pengembangannya adalah untuk

mengembangkan praktek dan teknologi untuk meningkatkan produktivitas para praktisi

pengembang perangkat lunak dan kualitas aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai.

2.4.1 Sejarah Rekayasa Perangkat Lunak (Software Engineering)

Istilah software engineering digunakan pertama kali pada akhir 1950-an dan

awal 1960-an. Saat itu masih terdapat perdebatan tajam mengenai aspek engineering dari

pengembangan perangkat lunak. Pada tahun 1968 dan 1969, komite sains NATO

mensponsori dua konferensi tentang rekayasa perangkat lunak, yang memberikan

dampak kuat terhadap pengembangan rekayasa perangkat lunak. Banyak yang

menganggap dua konferensi inilah yang menandai awal resmi profesi rekayasa

perangkat lunak.

Pada tahun 1960-an hingga 1980-an, banyak masalah yang ditemukan para

praktisi pengembangan perangkat lunak. Banyak project yang gagal, hingga masa ini

disebut sebagai krisis perangkat lunak. Kasus kegagalan pengembangan perangkat lunak

terjadi mulai dari project yang melebihi anggaran, hingga kasus yang mengakibatkan

kerusakan fisik dan kematian. Salah satu kasus yang terkenal antara lain meledaknya

roket Ariane akibat kegagalan perangkat lunak. Selama bertahun-tahun, para peneliti

memfokuskan usahanya untuk menemukan teknik jitu untuk memecahkan masalah krisis

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

34

perangkat lunak. Berbagai teknik, metode, alat, proses diciptakan dan diklaim sebagai

senjata pamungkas untuk memecahkan kasus ini. Mulai dari pemrograman terstruktur,

pemrograman berorientasi objek, perangkat pembantu pengembangan perangkat lunak

(CASE tools), berbagai standar, UML hingga metode formal diagung-agungkan sebagai

senjata pamungkas untuk menghasilkan software yang benar, sesuai anggaran dan tepat

waktu. Pada tahun 1987, Fred Brooks menulis artikel No Silver Bullet, yang

berproposisi bahwa tidak ada satu teknologi atau praktek yang sanggup mencapai 10 kali

lipat perbaikan dalam produktivitas pengembanan perngkat lunak dalam tempo 10 tahun.

Sebagian berpendapat, no silver bullet berarti profesi rekayasa perangkat lunak

dianggap telah gagal. Namun sebagian yang lain justru beranggapan, hal ini menandakan

bahwa bidang profesi rekayasa perangkat lunak telah cukup matang, karena dalam

bidang profesi lainnya pun, tidak ada teknik pamungkas yang dapat digunakan dalam

berbagai kondisi.

2.4.2 Pengertian Dasar

Istilah Reakayasa Perangkat Lunak (RPL) secara umum disepakati sebagai

terjemahan dari istilah Software engineering. Istilah Software Engineering mulai

dipopulerkan pada tahun 1968 pada Software Engineering Conference yang

diselenggarakan oleh NATO. Sebagian orang mengartikan RPL hanya sebatas pada

bagaimana membuat program komputer. Padahal ada perbedaan yang mendasar antara

perangkat lunak (software) dan program komputer.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

35

Perangkat lunak adalah seluruh perintah yang digunakan untuk memproses

informasi. Perangkat lunak dapat berupa program atau prosedur. Program adalah

kumpulan perintah yang dimengerti oleh komputer sedangkan prosedur adalah perintah

yang dibutuhkan oleh pengguna dalam memproses informasi (O’Brien, 1999).

Pengertian RPL sendiri adalah suatu disiplin ilmu yang membahas semua aspek

produksi perangkat lunak, mulai dari tahap awal yaitu analisa kebutuhan pengguna,

menentukan spesifikasi dari kebutuhan pengguna, disain, pengkodean, pengujian sampai

pemeliharaan sistem setelah digunakan. Dari pengertian ini jelaslah bahwa RPL tidak

hanya berhubungan dengan cara pembuatan program komputer. Pernyataan ”semua

aspek produksi” pada pengertian di atas, mempunyai arti semnua hal yang berhubungan

dengan proses produksi seperti manajemen proyek, penentuan personil, anggaran biaya,

metode, jadwal, kualitas sampai dengan pelatihan pengguna merupakan bagian dari

RPL.

2.4.3 Tujuan Rekayasa Perangkat Lunak

Secara umum tujuan RPL tidak berbeda dengan bidang rekayasa yang lain. Hal

ini dapat kita lihat pada Gambar di bawah ini.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

36

Gambar 2.1 Tujuan RPL

Dari Gambar di atas dapat diartikan bahwa bidang rekayasa akan selalu berusaha

menghasilkan output yang kinerjanya tinggi, biaya rendah dan waktu penyelesaian yang

tepat. Secara lebih khusus kita dapat menyatakan tujuan RPL adalah:

a. memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah

b. menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi, andal dan tepat waktu

c. menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja pada berbagai jenis platform

d. menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah

2.4.4 Ruang Lingkup

Sesuai dengan definisi yang telah disampaikan sebelumnya, maka ruang lingkup

RPL dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

37

Gambar 2.2 Ruang lingkup RPL (Abran et.al., 2004).

- Software Requirements berhubungan dengan spesifikasi kebutuhan dan

persyaratan perangkat lunak

- Software Design mencakup proses penampilan arsitektur, komponen, antar

muka, dan karakteristik lain dari perangkat lunak

- Software Construction berhubungan dengan detail pengembangan perangkat

lunak, termasuk algoritma, pengkodean, pengujian dan pencarian kesalahan

- Software Testing meliputi pengujian pada keseluruhan perilaku perangkat lunak

- Software Maintenance mencakup upaya-upaya perawatan ketika perangkat lunak

telah dioperasikan

- Software Configuration management berhubungan dengan usaha perubahan

konfigurasi perangkat lunak untuk memenuhi kebutuhan tertentu

- Software Engineering management berkaitan dengan pengelolaan dan

pengukuran RPL, termasuk perencanaan proyek perangkat lunak

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

38

- Software Engineering tools and methods mencakup kajian teoritis tentang alat

bantu dan metode RPL

- Software Engineering process berhubungan dengan definisi, implementasi

pengukuran, pengelolaan, perubahan dan perbaikan proses RPL

- Software Quality menitik beratkan pada kualitas dan daur hidup perangkat lunak

2.4.5 Metode Rekayasa Perangkat Lunak

Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model yang telah dikembangkan untuk

membantu proses pengembangan perangkat lunak. Model-model ini pada umumnya

mengacu pada model proses pengembangan sistem yang disebut System Development

Life Cycle (SDLC) seperti terlihat pada Gambar berikut ini.

Gambar 2.3 System Development Life Cycle (SDLC).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

39

• Kebutuhan terhadap definisi masalah yang jelas. Input utama dari setiap model

pengembangan perangkat lunak adalah pendefinisian masalah yang jelas.

Semakin jelas akan semakin baik karena akan memudahkan dalam penyelesaian

masalah. Oleh karena itu pemahaman masalah seperti dijelaskan pada Bab 1,

merupakan bagian penting dari model pengembangan perangkat lunak.

• Tahapan-tahapan pengembangan yang teratur. Meskipun model-model

pengembangan perangkat lunak memiliki pola yang berbeda-beda, biasanya

model-model tersebut mengikuti pola umum analysis – design – coding – testing

-maintenance

• Stakeholder berperan sangat penting dalam keseluruhan tahapan pengembangan.

Stakeholder dalam rekayasa perangkat lunak dapat berupa pengguna, pemilik,

pengembang, pemrogram dan orang-orang yang terlibat dalam rekayasa

perangkat lunak tersebut.

• Dokumentasi merupakan bagian penting dari pengembangan perangkat lunak.

Masing-masing tahapan dalam model biasanya menghasilkan sejumlah tulisan,

diagram, gambar atau bentuk-bentuk lain yang harus didokumentasi dan

merupakan bagian tak terpisahkan dari perangkat lunak yang dihasilkan.

• Keluaran dari proses pengembangan perangkat lunak harus bernilai ekonomis.

Nilai dari sebuah perangkat lunak sebenarnya agak susah di-rupiah-kan. Namun

efek dari penggunaan perangkat lunak yang telah dikembangkan haruslah

memberi nilai tambah bagi organisasi. Hal ini dapat berupa penurunan biaya

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

40

operasi, efisiensi penggunaan sumberdaya, peningkatan keuntungan organisasi,

peningkatan “image” organisasi dan lain-lain.

2.4.6 Model dan Tahapan Rekayasa Perangkat Lunak

Menurut Pressman (2002, p36) salah satu model proses perangkat lunak yang

sering digunakan adalah linear sequential model. Model ini sering disebut dengan

classic life cycle atau waterfall model. Model ini adalah model yang muncul pertama

kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model

yang paling banyak dipakai di dalam Software Engineering (SE). Model ini melakukan

pendekatan pada pengembangan perangkat lunak yang sistematis dan sekuensial yang

mulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis, desain, kode, pengujian

dan pemeliharaan. Secara umum menurut Pressman (2002, p37), tahapan pada model

waterfall dapat dilihat pada gambar berikut :

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

41

Gambar 2.4 Waterfall Model.

pola tahapan pemodelan yang di gunakan yaitu adalah analysis – design –

coding(construction) – testing – maintenance.

Analisis Sistem (Analysis)

Sebuah teknik pemecahan masalah yang menguraikan sebuah sistem menjadi

komponen-komponennya dengan tujuan mempelajari seberapa bagus komponen-

komponen tersebut bekerja dan berinteraksi untuk meraih tujuan mereka.

Analisis mungkin adalah bagian terpenting dari proses rekayasa perangkat lunak.

Karena semua proses lanjutan akan sangat bergantung pada baik tidaknya hasil analisis.

Ada satu bagian penting yang biasanya dilakukan dalam tahapan analisis yaitu

pemodelan proses bisnis.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

42

Model Proses (Proces)

Model yang memfokuskan pada seluruh proses di dalam sistem yang

mentransformasikan data menjadi informasi (Harris, 2003). Model proses juga

menunjukkan aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses. Biasanya model ini

digambarkan dalam bentuk Diagram Arus Data (Data Flow Diagram / DFD). DFD

menyajikan gambaran apa yang manusia inginkan, proses dan prosedur lakukan untuk

mentransformasi data menjadi informasi.

Disain perangkat lunak (Design)

Tugas, tahapan atau aktivitas yang difokuskan pada spesifikasi detil dari solusi

berbasis computer (Whitten et al, 2004).

Disain perangkat lunak sering juga disebut sebagai physical design. Jika tahapan

analisis sistem menekankan pada masalah bisnis (business rule), maka sebaliknya disain

perangkat lunak fokus pada sisi teknis dan implementasi sebuah perangkat lunak

(Whitten et al, 2004).

Output utama dari tahapan disain perangkat lunak adalah spesifikasi disain.

Spesifikasi ini meliputi spesifikasi disain umum yang akan disampaikan kepada

stakeholder sistem dan spesifikasi disain rinci yang akan digunakan pada tahap

implementasi. Spesifikasi disain umum hanya berisi gambaran umum agar stakeholder

sistem mengerti akan seperti apa perangkat lunak yang akan dibangun. Biasanya

diagram USD tentang perangkat lunak yang baru merupakan point penting dibagian ini.

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

43

Spesifikasi disain rinci atau kadang disebut disain arsitektur rinci perangkat lunak

diperlukan untuk merancang sistem sehingga memiliki konstruksi yang baik, proses

pengolahan data yang tepat dan akurat, bernilai, memiliki aspek user friendly dan

memiliki dasar-dasar untuk pengembangan selanjutnya.

Desain arsitektur ini terdiri dari desain database, desain proses, desain user

interface yang mencakup desain input, output form dan report, desain hardware,

software dan jaringan. Desain proses merupakan kelanjutan dari pemodelan proses yang

dilakukan pada tahapan analisis.

Konstruksi (Coding)

Tahapan menerjemahkan hasil disain logis dan fisik ke dalam kode-kode

program komputer.

Pengujian (Testing)

sistem melibatkan semua kelompok pengguna yang telah direncanakan pada tahap

sebelumnya. Pengujian tingkat penerimaan terhadap perangkat lunak akan berakhir

ketika dirasa semua kelompok pengguna menyatakan bisa menerima perangkat lunak

tersebut berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

44

Perawatan dan Konfigurasi (Maintenance)

Ketika sebuah perangkat lunak telah dianggap layak untuk dijalankan, maka

tahapan baru menjadi muncul yaitu perawatan perangkat lunak. Ada beberapa tipe

perawatan yang biasa dikenal dalam dunia perangkat lunak seperti terlihat pada diagram

di Gambar di bawah ini :

Gambar 2.5 Tipe-tipe perawatan.

• Tipe perawatan corrective dilakukan jika terjadi kesalahan atau biasa dikenal

sebagai bugs. Perawatan bisa dilakukan dengan memperbaiki kode program,

menambah bagian yang dirasa perlu atau malah menghilangkan bagian-bagian

tertentu.

• Tipe perawatan routine biasa juga disebut preventive maintenance dilakukan

secara rutin untuk melihat kinerja perangkat lunak ada atau tidak ada kesalahan.

• Tipe perawatan sistem upgrade dilakukan jika ada perubahan dari komponen-

komponen yang terlibat dalam perangkat lunak tersebut. Sebagai contoh

perubahan platform sistem operasi dari versi lama ke versi baru menyebabkan

perangkat lunak harus diupgrade.

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

45

2.4.7 Proses Rekayasa Perangkat Lunak

• Suatu proses model adalah suatu representasi abstrak suatu model yang

menampilkan suatu deskripsi suatu proses dari beberapa perspektif tertentu,

• Merupakan aktifitas yang saling terkait (koheren) untuk menspesifikasikan,

merancang, implementasi dan pengujian sistem perangkat lunak.

• Sekumpulan aktifitas yang memiliki tujuan untuk pengembangan ataupun evolusi

perangkat lunak :

Aktifitas generic dalam semua proses perangkat lunak adalah:

o Spesifikasi – apa yang harus dilakukan oleh perangkat lunak dan batasan/kendala

pengembangannya

o Pengembangan – proses memproduksi sistem perangkat lunak

o Validasi – pengujian perangkat lunak terhadap keinginan penggunak

o Evolusi – perubahan perangkat lunak berdasarkan perubahan keinginan.

2.5 Basis Data (Database)

Data adalah fakta mengenai objek, orang, dan lain-lain. Sedangkan Informasi

adalah hasil analisis dan sintesis terhadap data. Basis data adalah kumpulan data, yang

dapat digambarkan sebagai aktifitas dari satu atau lebih organisasi yang berelasi.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

46

2.5.1 Model Data

Data yang disimpan menggambarkan beberapa aspek dari suatu organisasi.

Model data, adalah himpunan deksripsi data level tinggi yang dikonstruksi untuk

menyembunyikan beberapa detail dari penyimpanan level rendah. Beberapa manajemen

basis data didasarkan pada model data relasional, model data hirarkis, atau model data

jaringan.

2.5.2 Model Data Hirarkis

Model hirarkis biasa disebut model pohon, karena menyerupai pohon yang

dibalik. Model ini menggunakan pola hubungan orang tua-anak. Setiap simpul (biasa

dinyatakan dengan lingkaran atau kotak) menyatakan sekumpulan medan. Simpul yang

terhubung ke simpul pada level di bawahnya disebut orang tua. Setiap orang tua bisa

memiliki satu (hubungan 1:1) atau beberapa anak (hubungan 1:M), tetapi setiap anak

hanya memiliki satu orang tua. Simpul – simpul yang dibawahi oleh simpul orang tua

disebua anak. Simpul orang tua yang tidak memiliki orang tua disebut akar. Simpul yang

tidak mempunyi anak disebut daun. Adapun hubungan antara anak dan orang tua disebut

cabang.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

47

2.5.3 Model Data Jaringan

Model jaringan distandarisasi pda tahun 1971 oleh Data Base Task Group

(DBTG). Itulah sebabnya disebut model DBTG. Model ini juga disebut model

CODASYL (Conference on Data System Languages), karena DBTG adalah bagian dari

CODASYL. Model ini menyerupai model hirarkis, dengan perbedaan suatu simpul anak

bisa memilki lebih dari satu orang tua. Oleh karena sifatnya demikian, model ini bisa

menyatakan hubungan 1:1 (satu orang tua punya satu anak), 1:M (satu orang tua punya

banyak anak), maupun N:M (beberapa anak bisa mempunyai beberapa orangtua). Pada

model jaringan, orang tua diseut pemilik dan anak disebut anggota.

2.5.4 Model Data Relational

Model relasional adalah model data yang paling banyak digunakan saat ini.

Pembahasan pokok pada model ini adalah relasi, yang dimisalkan sebagai himpunan dari

record. Deskripsi data dalam istilah model data disebut skema. Pada model relasional,

skema untuk relasi ditentukan oleh nama, nama dari tiap field (atau atribut atau kolom),

dan tipe dari tiap field.

2.5.5 Jenis Data (Database)

Ada beberapa Jenis Data (Database) menurut pengaksesannya, basis data

(database) dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

48

Basis data individual (Individual Database)

Basis data individual adalah basis data (database) yang digunakan oleh

perseorangan. Biasanya basis data seperti ini banyak dijumpai dilingkungan PC. Visual

dBASE, Corel Paradox, dan Filemaker Pro merupakan contoh perangkat lunak yang

biasa digunakan untuk mengelola basis data (database) untuk kepentingan pribadi.

Basis data perusahaan (Company Database)

Basis data (database) perusahaan adalah basis data (database) yang

dimaksudkan untuk diakses oleh sejumlah pegawai dalam sebuah perusahaan dalam

sebuah lokasi. Basis data seperti ini disimpan dalam sebuah server dan para pemakai

dapat mengakses dari masing-masing komputer yang berkedudukan sebagai client.

Basis data terdistribusi (Distribution Database)

Basis data (database) terdistribusi adalah basis data (database) yang disimpan

pada sejumlah komputer yang terletak pada beberapa lokasi. Model seperti ini banyak

digunakan bank yang memiliki sejumlah cabang di pelbagai kota dan melayani transaksi

perbankan yang bersifat online.

Basis data publik (Public Database)

Basis data (database) publik adalah basis data (database) yang dapat diakses

oleh siapa saja (publik). Sebagai contoh, banyak situs web (misalnya yahoo dan

about.com) yang menyediakan data yang bersifat publik dan dapat diambil siapa saja

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

49

secara gratis. Namun adakalanya seseorang harus menjadi anggota dan membayar iuran

untuk memperoleh data publik.

2.5.6 Komponen Basis Data

Basis Data mempunyai beberapa komponen yang mendukung adanya Basis Data

pada sistem, yaitu :

DATA

Data tersimpan secara terintegrasi dan dipakai secara bersama-sama. Ciri-ciri

data didalam database :

• Data disimpan secara terintegrasi (integrated) : Database merupakan kumpulan dari

berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda, yang disusun dengan cara

menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundant).

• Data dapat dipakai secara bersama-sama (shared) : Masing-masing bagian dari

database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi

yang berbeda.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

50

HARDWARE

Perangkat keras yang digunakan dalam mengelola sistem basis data (database).

Terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputer yang digunakan untuk

pengelolaan sistem Basis Data(database) berupa:

• Peralatan untuk penyimpanan database, yaitu secondary storage (harddisk,

disket, flash disk, CD).

• Peralatan input (keyboard, scanner, kamera digital) dan output (printer, layar

monitor).

• Peralatan komunikasi data (ethernet card, modem).

SOFTWARE

Perangkat lunak perantara antara pemakai dengan data fisik. perangkat lunak

dapat berupa database management system dan berbagai program aplikasi. Berfungsi

sebagai perantara (interface) antara pemakai dengan data physik pada database.

Software pada database system dapat berupa:

• Database Management System (DBMS), yang menangani akses terhadap

database, sehingga pemakai tidak perlu memikirkan proses penyimpanan dan

pengelolaan data secara detail.

• Program-program aplikasi dan prosedur-prosedur.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

51

USER

User sebagai pemakai sistem. Pemakai database system dibagi atas 3 klasifikasi,

yaitu :

• Database Administrator (DBA) : Orang atau team yang bertugas mengelola

database system secara keseluruhan.

• Programmer : Orang atau team yang bertugas membuat program aplikasi yang

mengakses database, dengan menggunakan bahasa pemrograman, seperti

Clipper, VB, Oracle baik secara batch maupun online untuk berinteraksi dengan

computer.

• End-user : Orang yang mengakses database melalui terminal, dengan

menggunakan query-language atau program aplikasi yang dibuatkan oleh

programmer.

2.5.7 Tujuan Sistem Basis Data

Salah satu tujuan dari sistem menggunakann sebuah Basis Data (Database) yaitu

adalah :

• Mencegah data redundancy dan inconsistency

• Mempermudah dalam melakukan akses terhadap data

• Mempertimbangkan data isolation

• Mencegah concurrent access anomaly

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

52

• Mempertimbangkan masalah keamanan data

• Mempertimbangkan masalah integritas

2.6 Interaksi Manusia Komputer 

Interaksi Manusia Komputer (IMK) atau dapat juga disebut dengan Human

Computer Interface (HCI) merupakan sekumpulan proses, dialog, dan kegiatan dimana

melaluinya pengguna memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer. Selain itu

Interaksi Manusia Komputer (IMK) merupakan suatu disiplin ilmu yang menekankan

pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi dari sistem komputer interaktif untuk

kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena-fenomena disekitar matusia

itu sendiri. Interaksi Manusia Komputer (IMK) pada prinsipnya membuat agar sistem

dapat berdialog dengan penggunanya seramah mungkin.

2.6.1 Sejarah Interaksi Manusia komputer (IMK)

Pada tahun 1970 mulai dikenal istilah antarmuka pengguna (user interface), yang

juga dikenal dengan istilah Man-Machine Interface (MMI), dan mulai menjadi topik

perhatian bagi peneliti dan perancang sistem.

Perusahaan komputer mulai memikirkan aspek fisik dari antarmuka pengguna

sebagai faktor penentu keberhasilan dalam pemasaran produknya. Istilah human-

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

53

computer interaction (HCI) mulai muncul pertengahan tahun 1980-an sebagai bidang

studi yang baru.

Istilah HCI mengisyaratkan bahwa bidang studi ini mempunyai fokus yang lebih

luas, tidak hanya sekedar perancangan antarmuka secara fisik.

2.6.2 Tujuan Interaksi Manusia Komputer (IMK)

Ada beberapa hal yang menjadi Tujuan dari Human Computing Interaction

(HCI) yaitu :

• User friendly (ramah dengan pengguna): kemampuan yang dimiliki oleh software

atau program aplikasi yang mudah dioperasikan, dan mempunyai sejumlah

kemampuan lain sehingga pengguna merasa betah dalam mengoperasikan program

tersebut, bahkan bagi seorang pengguna pemula.

• WYSIWYG (what you see is what you get).

• Mengurangi frustasi, ketidakamanan, dan kebingungan pada pengguna.

• Implikasi: meningkatkan kepuasan kerja dan menurunkan tingkat absensi pekerja.

2.6.3 Prinsip Utama Mendisain AntarMuka (Interface)

Ada beberapa prinsip untuk mendesain Antarmuka (interface) pada suatu sistem

yaitu :

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

54

a. User Compatibility

Antarmuka merupakan topeng dari sebuah sistem atau sebuah pintu gerbang masuk

ke sistem dengan diwujudkan ke dalam sebuah aplikasi software. Oleh karena itu

sebuah software seolah-olah mengenal usernya, mengenal karakteristik usernya, dari

sifat sampai kebiasaan manusia secara umum. Designer harus mencari dan

mengumpulkan berbagai karakteristik serta sifat dari user karena antarmuka harus

disesuaikan dengan user yang jumlahnya bisa jadi lebih dari 1 dan mempunyai

karakter yang berbeda. Hal tersebut harus terpikirkan oleh desainer dan tidak

dianjurkan merancang antarmuka dengan didasarkan pada dirinya sendiri. Survey

adalah hal yang paling tepat.

b. Product Compatibility

Sebuah aplikasi yang bertopengkan antarmuka harus sesuai dengan sistem aslinya.

Seringkali sebuah aplikasi menghasilkan hasil yang berbeda dengan sistem manual

atau sistem yang ada.

2.7 UML (Unified Modeling Language)

Dalam suatu proses pengembangan software, analisa dan rancangan telah

merupakan terminologi yang sangat tua. Pada saat masalah ditelusuri dan spesifikasi

dinegoisasikan, dapat dikatakan kita berada pada tahap rancangan. Merancang adalah

menemukan suatu cara untuk menyelesaikan masalah, salah satu tool / model untuk

merancang pengembangan software yang berbasis object oriented adalah UML.

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

55

2.7.1 Sejarah Singkat UML

UML (Unified Modeling Language) adalah sebuah bahasa yang berdasarkan

grafik/gambar untuk memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan

pendokumentasian dari sebuah sistem pengembangan software berbasis OO (Object-

Oriented). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah sistem blue print,

yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang

spesifik, skema database, dan komponen-komponen yang diperlukan dalam sistem

software (http://www.omg.org).

Pendekatan analisa & rancangan dengan menggunakan model OO mulai

diperkenalkan sekitar pertengahan 1970 hingga akhir 1980 dikarenakan pada saat itu

aplikasi software sudah meningkat dan mulai komplek. Jumlah yang menggunakaan

metoda OO mulai diuji dan diaplikasikan antara 1989 hingga 1994, seperti halnya oleh

Grady Booch dari Rational Software Co., dikenal dengan OOSE (Object-Oriented

Software Engineering), serta James Rumbaugh dari General Electric, dikenal dengan

OMT (Object Modelling Technique).

Kelemahan saat itu disadari oleh Booch maupun Rumbaugh adalah tidak adanya

standar penggunaan model yang berbasis OO, ketika mereka bertemu ditemani rekan

lainnya Ivar Jacobson dari Objectory mulai mendiskusikan untuk mengadopsi masing-

masing pendekatan metoda OO untuk membuat suatu model bahasa yang uniform /

seragam yang disebut UML (Unified Modeling Language) dan dapat digunakan oleh

seluruh dunia.

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

56

Secara resmi bahasa UML dimulai pada bulan oktober 1994, ketika Rumbaugh

bergabung Booch untuk membuat sebuah project pendekatan metoda yang

uniform/seragam dari masing-masing metoda mereka. Saat itu baru dikembangkan draft

metoda UML version 0.8 dan diselesaikan serta di release pada bulan oktober 1995.

Bersamaan dengan saat itu, Jacobson bergabung dan UML tersebut diperkaya ruang

lingkupnya dengan metoda OOSE sehingga muncul release version 0.9 pada bulan Juni

1996. Hingga saat ini sejak Juni 1998 UML version 1.3 telah diperkaya dan direspons

oleh OMG (Object Management Group), Anderson Consulting, Ericsson, Platinum

Technology, ObjectTime Limited, dll serta di pelihara oleh OMG yang dipimpin oleh

Cris Kobryn.

UML adalah standar dunia yang dibuat oleh Object Management Group (OMG),

sebuah badan yang bertugas mengeluarkan standar-standar teknologi objectoriented dan

software component.

2.7.2 Pengenalan UML

UML sebagai sebuah bahasa yang memberikan vocabulary dan tatanan penulisan

kata-kata dalam ‘MS Word’ untuk kegunaan komunikasi. Sebuah bahasa model adalah

sebuah bahasa yang mempunyai vocabulary dan konsep tatanan / aturan penulisan serta

secara fisik mempresentasikan dari sebuah sistem. Seperti halnya UML adalah sebuah

standard untuk pengembangan sebuah software yang dapat menyampaikan bagaimana

membuat dan membentuk model-model, tetapi tidak menyampaikan apa dan kapan

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

57

model yang seharusnya dibuat yang merupakan satu proses implementasi pengembangan

software.

UML tidak hanya merupakan sebuah bahasa pemograman visual saja, namun

juga dapat secara langsung dihubungkan ke berbagai bahasa pemograman, seperti

JAVA, C++, Visual Basic, atau bahkan dihubungkan secara langsung ke dalam sebuah

object oriented database. Begitu juga mengenai pendokumentasian dapat dilakukan

seperti : requirements, arsitektur, design, source code, project plan, tests, dan

prototypes.

Untuk dapat memahami UML membutuhkan bentuk konsep dari sebuah bahasa

model dan mempelajari 3 (tiga) elemen utama dari UML seperti building block, aturan-

aturan yang menyatakan bagaimana building block diletakkan secara bersamaan, dan

beberapa mekanisme umum (common).

Building blocks

Ada 3 (tiga) macam yang terdapat dalam building block adalah kategori benda

atau things, hubungan, dan diagram. Benda atau things adalah abstraksi yang pertama

dalam sebuah model, hubungan sebagai alat komunikasi dari benda-benda, dan diagram

sebagai kumpulan atau group dari benda-benda atau things.

• Benda atau things

Benda atau things adalah hal yang sangat mendasar dalam model UML,

juga merupakan bagian paling statik dari sebuah model, serta menjelaskan elemen-

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

58

elemen lainnya dari sebuah konsep dan atau fisik. Bentuk dari beberapa benda atau

things adalah sebagai berikut :

o Sebuah kelas yang diuraikan sebagai sekelompok dari object ang mempunyai

atribute, operasi, hubungan yang semantik. Sebuah kelas

mengimplementasikan 1 atau lebih interfaces. Sebuah kelas dapat

digambarkan sebagai sebuah persegi panjang, yang mempunyai sebuah nama,

atribute dan metoda pengoperasiannya, seperti terlihat dalam Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Sebuah Kelas dari model UML

o Menggambarkan ‘Interface’ merupakan sebuah antar antar-muka yang

menghubungkan dan melayani antar kelas dan atau elemen. ‘Interface’ atau

antar-muka mendefinisikan sebuah set atau kelompok dari spesifikasi

pengoperasian, umumnya digambarkan dengan sebuah lingkaran yang disertai

dengan namanya. Sebuah antar-muka berdiri sendiri dan umumnya

merupakan pelengkap dari kelas atau komponen, seperti Gambar 2.7.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

59

Gambar 2.7 Interface atau antar-muka

o Collaboration yang didefinisikan dengan interaksi dan sebuah kumpulan atau

kelompok dari kelas-kelas atau elemen-elemen yang berkerja secara bersama-

sama. Collaborations mempunyai struktural dan dimensi. Pemberian sebuah

kelas memungkinkan berpartisipasi di dalam beberapa collaborations dan

digambarkan dengan sebuah ‘elips’ dengan garis terpotong-potong.

Gambar 2.8 Collaborations

o sebuah ‘use case’ adalah rangkaian atau uraian sekelompok yang saling terkait

dan membentuk sistem secara teratur yang dilakukan atau di awasi oleh

sebuah aktor. ‘Use Case’ digunakan untuk membentuk tingkah-laku benda

atau things dalam sebuah model serta di realisasikan oleh sebuah

collaboration. Umumnya ‘use case’ digambarkan dengan sebuah ‘elips’

dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama, seperti terlihat dalam

Gambar 2.9.

Gambar 2.9 Use Case

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

60

o sebuah node merupakan fisik dari elemen-elemen yang ada pada saat

dijalankannya sebuah sistem, contohnya adalah sebuah komputer, umumnya

mempunyai sedikitnya memory dan processor. Sekelompok komponen

mungkin terletak pada sebuah node dan juga mungkin akan berpindah dari

node satu ke node lainnya. Umumnya node ini digambarkan seperti kubus

serta hanya mengandung namanya, seperti terlihat pada Gambar 2.10.

Gambar 2.10 Nodes

• Hubungan atau Relationship

Ada 4 macam hubungan di dalam penggunaan UML, yaitu : dependency,

association, generalization, dan realization.

o Sebuah dependency adalah hubungan semantik antara dua benda atau things

yang mana sebuah benda berubah mengakibatkan benda satunya akan berubah

pula. Umumnya sebuah dependency digambarkan sebuah panah dengan garis

terputus-putus seperti terlihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11 Dependency

o Sebuah association adalah hubungan antara benda struktural yang terhubung

diantara Objek. Kesatuan Objek yang terhubung merupakan hubungan khusus

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

61

yang menggambarkan sebuah hubungan struktural diantara seluruh atau

sebagian. Umumnya association digambarkan dengan sebuah garis yang

dilengkapi dengan sebuah label, nama, dan status hubungannya seperti terlihat

dalam Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Association.

o Sebuah generalization adalah menggambarkan hubungan khusus dalam Objek

anak atau child yang menggantikan Objek parent atau induk. Dalam hal ini,

Objek anak memberikan pengaruhnya dalam hal struktural dan tingkah lakunya

kepada Objek induk. Digambarkan dengan garis panah seperti terlihat dalam

Gambar 2.13.

Gambar 2.13 Generalizations.

o Sebuah realization merupakan hubungan semantik antara pengelompokkan

yang menjamin adanya ikatan diantaranya. Hubungan ini dapat diwujudkan

diantara interface dan kelas atau elements, serta antara use cases dan

collaborations. Model dari sebuah hubungan realization seperti terlihat dalam

Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Realizations.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

62

• Diagram

Standar UML dikelola oleh OMG (Object Management Group) . UML

mendeskripsikan OOP (Object Oriented Programming) dengan beberapa diagram,

diantaranya :

1. Diagram Struktur :

a. Diagram Kelas

Diagram kelas atau lebih dikenal class diagram menjelaskan

sebuah kumpulan kelas-kelas dan hubungan struktural mereka. UML

mempunyai class diagram, mereka merupakan deskripsi utama di dalam

orientasi objek analisa dan desain.

Menurut Wesley (1998, p96) diagram kelas adalah sebuah

diagram yang menunjukan sebuah set kelas, interface, kolaborasi dan

relasi antar mereka. Diagram ini merupakan diagram yang paling sering

ditemukan dalam system modeling berbasis objek.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

b

c

d

b. Diagram

D

segi pena

c. Diagram

D

yang diba

d. Diagram

D

kompone

Gam

Objek

Diagram Obj

amaan objek

Komponen

Diagram Kom

angun.

deployment

Diagram dep

en pada saat

mbar 2.15 B

ek yaitu ial

k dan jalanny

mponen beri

loyment ber

runtime.

Bentuk umu

lah menggam

ya objek dala

isi bagian d

risi tentang

um Class Di

mbarkan stru

am sistem.

dari hubunga

penempatan

iagram.

uktur sistem

an antar soft

n dan konfig

63

m dari

ftware

gurasi

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

64

2. Diagram Prilaku :

a. Diagram Use-Case

Usecase diagram menunjukan hubungan antara actor dan usecase.

Usecase diagram penting untuk menvisualisasikan, menspesifikasikan,

dan mendokumentasikan perilaku dari sebuah elemen.

Use-Case

Menurut Wesley (1998, p189), usecase mendeskripsikan apa yang

sistem lakukan tapi tidak menjelaskan bagaimana hal tersebut dilakukan.

Usecase adalah sebuah pola untuk berinteraksi antara sistem dan actor

dalam aplikasi domain.

Actor

Sebuah set peraturan koheren yang dimainkan pengguna dalam

usecase ketika berinteraksi dengan usecase ini. Actor mewakili sebuah

aturan yang dimainkan manusia, perangkat keras atau sistem lain. Actor

dihubungkan dengan usecase hanya dengan asosiasi.

Ada juga beberapa macam-macam contoh dari Actor serta Use

Case antara lain adalah :

Aktivitas Actor dan Use Case

Gambar 2.16 Aktivitas Actor dan Use-Case.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

65

Actor Pengukur Waktu

Gambar 2.17 Actor Pengukur Waktu.

Actor dan Use-Case dalam sistem bank

Gambar 2.18 Actor dan Use-Case dalam sistem bank.

b. Diagram Urutan

Diagram urutan menjelaskan interaksi diantara beberapa objek

selama beberapa waktu. Diagram urutan adalah tambahan dari class

diagram, yang menjalankan situasi yang umum dan datar. Diagram

urutan dapat menyimpan rincian-rincian tentang situasi dinamik dan

kompleks, yang mengikutsertakan beberapa dari banyak objek yang

dihasilkan oleh kelas-kelas di dalam diagram kelas.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

66

Gambar 2.19 Diagram Urutan (Sequence Diagram)

c. Diagram Kolaborasi

Diagram Kolaborasi adalah sebuah diagram interaksi yang

mengilustrasikan pesan interaksi antara instansi dan class.

d. Diagram Statechart

Diagram Statechart ini adalah state-machine diagram, berisi state,

transisi, kejadian dan aktivitas. Statechart merupakan pandangan dinamis

dari sistem. Diagram ini penting dalam memodelkan perilaku antarmuka,

kelas, kolerasi, dan menekankan pada urutan kejadian. Penting untuk

sistem reaktif yang dipicu kejadian di dunia nyata.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

e

e. Diagram

D

aktivitas

Diagram

dieksekus

eksekusi

Aktivitas

Diagram Ak

dari proses

ini juga dig

si ketika sua

tersebut.

Gamba

Gambar

ktivitas dig

bisnis atau

gunakan unt

atu proses s

ar 2.21 Activ

r 2.20 Statec

gunakan un

u dari sebuah

tuk menggam

edang berjal

vity Diagram

chart.

ntuk meng

h use-case

mbarkan tin

lan berserta

m

gambarkan

secara berur

dakan yang

hasil dari p

67

alur

rutan.

akan

proses

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

68

2.7.3 Teknik Dasar OOA/D (Object Oriented Analysis / Design)

Dalam dunia pemodelan, metodologi implementasi Objek walaupun terikat

kaidah-kaidah standar, namun teknik pemilihan Objek tidak terlepas pada subyektifitas

software analyst & designer. Beberapa Objek akan diabaikan dan beberapa Objek

menjadi perhatian untuk diimplementasikan di dalam sistem. Hal ini sah-sah saja karena

kenyataan bahwa suatu permasalahan sudah tentu memiliki lebih dari satu solusi. Ada 3

(tiga) teknik/konsep dasar dalam OOA/D, yaitu pemodulan (encapsulation), penurunan

(inheritance) dan polymorphism.

Pemodulan (Encapsulation)

Pada dunia nyata, seorang ibu rumah tangga menanak nasi dengan menggunakan

rice cooker, ibu tersebut menggunakannya hanya dengan menekan tombol. Tanpa harus

tahu bagaimana proses itu sebenarnya terjadi. Di sini terdapat penyembunyian informasi

milik rice cooker, sehingga tidak perlu diketahui seorang ibu. Dengan demikian,

menanak nasi oleh si ibu menjadi sesuatu yang menjadi dasar bagi konsep information

hiding.

Penurunan atau Pewarisan (Inheritance)

Objek-Objek memiliki banyak persamaan, namun ada sedikit perbedan. Contoh

dengan beberapa buah mobil yang mempunyai kegunaan yang berbeda-beda. Ada mobil

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

69

bak terbuka seperti truk, bak tertutup seperti sedan dan minibus. Walaupun demikian

Objek-Objek ini memiliki kesamaan yaitu teridentifikasi sebagai Objek mobil, Objek ini

dapat dikatakan sebagai Objek induk (parent). Sedangkan minibus dikatakan sebagai

Objek anak (child), hal ini juga berarti semua operasi yang berlaku pada mobil berlaku

juga pada minibus.

Polymorphism

Pada Objek mobil, walaupun minibus dan truk merupakan jenis Objek mobil

yang sama, namun memiliki juga perbedaan. Misalnya suara truk lebih keras dari pada

minibus, hal ini juga berlaku pada Objek anak (child) melakukan metoda yang sama

dengan algoritma berbeda dari Objek induknya. Hal ini yang disebut polymorphism,

teknik atau konsep dasar lainnya adalah ruang lingkup / pembatasan. Artinya setiap

Objek mempunyai ruang lingkup kelas, atribut, dan metoda yang dibatasi.

2.8 Perancangan Layar

Perancangan layar merupakan suatu tahapan untuk membuat blue print atas

tampilan layar yang sesungguhnya. Shneiderman (1998, p80) mengusulkan pedoman

perancangan layar yang baik adalah :

1. Konsistensi tampilan data. Istilah, singkatan, format dan lainnya harus standar.

2. Beban ingatan yang seminimal mungkin bagi pengguna. Pengguna sedapat

mungkin tidak diharuskan mengingat informasi dari layar satu ke layar lainnya.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-1-00727-stif 2.pdf · masyarakat, bangsa, dan negara berdasarkan Pancasila. 20 2.1.5.1 Program

70

3. Kompatibilitas tampilan data dengan pemasukan data. Format tampilan informasi

perlu berhubungan dengan tampilan pemasukan data.

4. Fleksibilitas kendali pengguna terhadap data. Pengguna program harus dapat

memperoleh informasi yang diinginkan sesuai format yang paling memudahkan.