BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00215-IF...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistemlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00215-IF...
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sistem
Menurut McLeod (2007, P11), Sistem adalah sekelompok elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Berdasarkan kutipan-kutipan yang diambil dari beberapa pengarang, pada
prinsipnya pengertian dari sistem adalah di atas dapat disimpulkan bahwa sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, terintegrasi, dan
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan dalam menyelesaikan suatu
sasaran tertentu.
2.2 Pengertian Data
Menurut Inmon (2002, p388), dikemukakan bahwa data merupakan sebuah catatan
fakta, konsep atau instruksi pada tempat pnyimpanan untuk komunikasi, pengarsipan.
Lebih jauh, menurut Laudon (2006, p13), data yang sudah terkumpul dapat diproses,
dalam artian diorganisir dan diubah menjadi informasi yang dapat dimengerti oleh
manusia.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, pada prinsipnya data merupakan rekaman
fakta yang belum diolah menjadi informasi. Fakta-fakta tersebut berisi aktivitas, konsep
dan benda.
9
2.3 Pengertian Informasi
Menurut McLeod (2007, p15), informasi adalah data-data yang telah diproses
sehingga data-data tersebut memiliki arti.
Dengan kata lain, Informasi merupakan data-data yang telah diproses sehingga
dapat dimengerti oleh manusia.
Sasaran yang harus dicapai oleh suatu informasi adalah :
1. Akurasi
Informasi harus benar, karena informasi yang tidak akurat akan berakibat fatal
kepada pengguna.
2. Tepat waktu
Informasi yang diterima tidak boleh terlambat kaena merupakan landasan dalam
mengambil keputusan.
3. Relevan
Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemakai.
4. Reliabilitas
Tingkat kehandalan terhadap keakuratan informasi yang disajikan harus dapat
dipertanggungjawabkan.
5. Lengkap
Informasi yang disajikan harus utuh dan terperinci.
2.4 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2006, p7), sistem informasi adalah sekumpulan komponen yang
saling terkait, yang saling bekerjasama mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan
10
menyebarkan informasi untuk pengambilan keputusan, koordinat, kontrol, analisa dan
visualisasi dalam organisasi.
Berdasarkan kutipan-kutipan di atas, prinsipnya sistem informasi adalah
pengaturan peralatan yang mengumpulkan, memasukkan dan memproses data serta
peralatan untuk menyimpan, mengatur, mengontrol dan melaporkan informasi sehingga
organisasi dapat mencapai tujuan dan sasarannya.
Tujuan utama dari sistem informasi adalah mengumpulkan, memproses dan
menukar informasi antar pelaku bisnis serta didesain untuk mendukung operasi sistem
bisnis, Jeffrey L,Whitten, et.al., (2007, p39).
2.5 Pengertian Geogafis
Menurut Richthoffen (Prahasta, 2005, P12), Geogafis adalah ilmu yang
mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya, atau studi mengenai area-area
yang berada di permukaan bumi.
Kata Geogafis berasal dari kata geographika dari bahasa yunani yang
dikemukakan oleh Eratosthenes sekitar abad ke-1 SM. Asal katanya adalah Geo yang
berarti Bumi dan graphika yang berarti tulisan atau lukisan. Berdasarkan asal katanya,
Geogafis dapat diartikan sebagai tulisan mengenai Bumi atau lukisan tentang Bumi.
Dalam arti yang lebih luas, Geogafis merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan timbal-balik antara keduanya.
Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan permukaan bumi ialah
tempat mahkluk hidup yang meliputi daratan, air atau perairan dan udara atau lapisan
udara.
11
Dalam artian yang lebih luas, Geogafis merupakan ilmu pengetahuan yang
memperlajari tentang permukaan bumi, penduduk serta hubungan timbal balik antar
keduanya.
2.6 Sistem Informasi Geogafis
2.6.1 Pengertian Sistem Informasi Geogafis
Menurut ESRI tahun 1990, Sistem Informasi Geogafis adalah kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data Geogafis dan personil
yang dirancang secara efisien untuk memperoleh, menyimpan, mengubah, memanipulasi
dan menampilkan semua bentuk informasi yang berkaitan dengan Geogafis.
Menurut Bernhardsen (1992), Sistem Informasi Geogafis adalah sistem komputer
yang digunakan untuk memanipulasi data Geogafis. Sistem ini diimplementasikan
dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akuisisi dan
verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data,
manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan persentasi data dan
analisa data.
Sedangkan menurut Prahasta (2005, P49) sistem informasi Geogafis merupakan
suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik dan logika yang
berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di permukaan bumi.
Jadi Sistem Informasi Geogafis merupakan kumpulan data Geogafis (spasial) dan
data dokumen (non-spasial) yang terorganisir dan dapat dimanipulasi.
12
2.6.2 Subsistem Sistem Informasi Geogafis (SIG)
Sistem Informasi Geogafis dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
(Prahasta, 2005, P56), yaitu :
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber. Subsistem ini pula yang bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau mentranformasikan format-format yang dapat digunakan oleh sistem
informasi Geogafis.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data
baik dalam bentuk softcopy maupun dalam bentuk hardcopy seperti tabel, grafik, peta,
dan lain-lain.
3. Data Manajemen
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah
basis data sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil, diperbaharui, dan diperbaiki.
4. Data Manipulation and Analysis
Subsistem ini menentukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh sistem
informasi Geogafis. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan
data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
13
Uraian dari subsistem-subsistem tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Uraian Subsistem-subsistem SIG
2.6.3 Komponen Sistem Informasi Geogafis
Komponen-komponen SIG terdiri dari :
1. Perangkat Keras (hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan memproses data. SIG dengan skala
yang kecil membutuhkan PC (Personal Computer) yang kecil untuk menjalankannya,
namun ketika sistem menjadi besar dibutuhkan komputer yang lebih besar serta host
untuk client machine yang mendukung penggunaan multiple user. Perangkat keras yang
digunakan dalam SIG memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
sistem informasi lainnya. Ini dikarenakan penyimpanan data yang digunakan dalam SIG
baik data raster maupun data vector membutuhkan ruang yang besar dan dalam proses
analisisnya membutuhkan memori yang besar dan processor yang cepat. Selain itu
diperlukan juga digitizer untuk mengubah peta ke dalam bentuk digital.
14
2. Perangkat Lunak (software)
Perangkat lunak dalam SIG haruslah mampu menyediakan fungsi dan tool untuk
melakukan penyimpanan data, analisis dan menampilkan informasi Geogafis.
Dengan demikian, elemen yang harus terdapat dalam komponen perangkat lunak SIG
adalah :
a. Tool untuk melakukan input dan transformasi data Geogafis.
b. Sistem Manajemen Basis Data.
c. Tool yang mendukung manipulasi Geogafis, analisa dan visualisasi.
Graphical User Interface (GUI) untuk memudahkan akses pada tool Geogafis.
Ada banyak perangkat lunak SIG yang dapat kita gunakan, diantaranya adalah Map Info,
Arc Info, Arc View, Arc GIS dan masih banyak lainnya.
3. Data
Menurut McLeod (2004, P12), data merupakan fakta-fakta dan angka-angka yang relatif
tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan Laudon (2003, P8) mendeskripsikan data sebagai
berkas-berkas fakta yang masih mentah yang menggambarkan kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam perusahaan/organisasi atau di lingkungan fisik sebelum di susun dalam
bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh pemakai. Jenis data yang digunakan
dalam sistem informasi Geogafis adalah data spasial (peta) dan data non-spasial
(keterangan/atribut).
Perbedaan antara 2 jenis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data Spasial
Data spasial adalah data sistem informasi yang terpaut pada dimensi ruang dan dapat
digambarkan dengan berbagai komponen data spasial, yaitu :
15
1. Titik
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu objek.
Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta
dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol.
Titik dapat mewakili objek-objek tertentu berdasarkan skala yang ditentukan,
misalnya letak bangunan, kota, dan lain-lain.
2. Garis.
Garis adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik
dan digunakan untuk merepresentasikan objek-objek satu dimensi. Batas-batas
poligon merupakan garis-garis, demikian pula dengan jaringan listrik, saluran
buangan, jalan, sungai, dan lain sebagainya.
3. Poligon
Poligon digunakan untuk merepresentasikan objek-objek dua dimensi. Suatu
danau, batas propinsi, batas kota, batas-batas persil tanah milik adalah tipe-tipe
entitas yang pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Suatu poligon
paling sedikit dibatasi oleh tiga garis yang saling terhubung diantara ketiga titik
tersebut.
Gambar 2.2 Komponen-komponen Data Spasial
16
b. Data Non-spasial (atribut)
Data atribut adalah data yang mendeskripsikan karakteristik atau fenomena yang
dikandung pada suatu objek data dalam peta dan tidak mempunyai hubungan
dengan posisi Geogafis. Contoh : data atribut suatu sekolah berupa jumlah murid,
jurusan, jenis kelamin, agama, beserta atribut-atribut lainnya yang masih mungkin
dimiliki dan diperlukan. Atribut dapat dideskripsikan secara kualitatif dan
kuantitatif. Pada pendeskripsian secara kualitatif, kita mendeskripsikan tipe,
klasifikasi, label suatu objek agar dapat dikenal dan dibedakan dengan objek lain,
misalnya : sekolah, rumah sakit, hotel, dan sebagainya. Bila dilakukan secara
kuantitatif, data objek dapat diukur atau dinilai berdasarkan skala ordinat atau
tingkatan, interval atau selang, dan rasio atau perbandingan dari suatu titik tertentu.
Contohnya, populasi/jumlah siswa di suatu sekolah 500-600 siswa, berprestasi,
jurusan, dan sebagainya.
4. Metode
Untuk menghasilkan SIG sesuai dengan yang diinginkan, maka SIG harus direncanakan
dengan matang dengan menggunakan metologi yang benar. SIG yang baik memiliki
keserasian antara rencana desain yang baik dan aturan dunia nyata, yaitu metode, model
dan implementasi akan berbeda-beda untuk setiap permasalahan.
5. Manusia
Teknologi SIG tidak akan bermanfaat tanpa manusia yang mengelola sistem dan
membangun perencanaan untuk diaplikasikan sesuai dunia nyata. Sumber daya manusia
sangat diperlukan untuk mendefinisikan, menganalisa, mengoperasikan serta
menyimpulkan masalah yang sedang dihadapi dalam pembuatan SIG. Pemakai pada
17
SIG terdiri dari beberapa tingkatan, dari tingkatan spesialis teknis yang mendesain dan
memelihara sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk membantu
pekerjaan sehari-hari.
2.6.4 Analisa Data Pada Sistem Informasi Geogafis
Ada berbagai macam jangkauan fungsi untuk analisa data yang tersedia dalam
kebanyakan paket Sistem Informasi Geogafis, termasuk didalamnya adalah teknik
pengukuran (measurement technique), query atribut (attribute query), analisa kedekatan
(proximity analysis), operasi overlay (overlay operation), dan analisa model permukaan
(surfaces) serta jaringan (networking).
Langkah awal untuk memahami analisa data spasial dalam Sistem Informasi
Geogafis adalah mengetahui tentang terminologi yang digunakan. Mencari istilah
standard menjadi hal yang sulit sejak berbagai paket perangkat lunak Sistem Informasi
Geogafis sering kali menggunakan kata yang berbeda-beda untuk menjelaskan suatu
fungsi yang sama, dan indifidu dengan latar belakang suatu bidang tertentu cenderung
lebih senang menggunakan istilah-istilah sendiri. Adapun terminolgi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1 Terminologi SIG
Istilah Definisi
Entitas Titik, garis, area indifidual dalam suatu database SIG.
Atribute
Data tentang entitas. Dalam SIG vector dapat disimpan dalam database, sedangkan dalam SIG raster nilai suatu sel dalam grid raster merupakan kode numeric yang digunakan untuk mewakili ada tidaknya suatu attribute.
18
Fitur Suatu objek dalam dunia nyata yang akan diterjemahkan dalam database Sistem Informasi Geogafis.
Layer Data
Suatu set data untuk kepentingan SIG. Layer data dalam SIG biasanya mengandung data dari satu tipe entitas saja.
Gambar
Layer data dalam SIG raster harus diingat bahwa setiap sel dalam gambar raster akan membawa suatu nilai tunggal yang berfungsi sebagai kunci attribute yang ada didalamnya.
Sel Suatu titik atau pixel tunggal dalam gambar raster.
Fungsi atau Operasi Prosedur analisis data yang dilakukan oleh SIG.
Algoritma Implementasi komputer sebagai urutan aksi yang dirancang untuk memecahkan suatu masalah.
2.6.5 Format Penyajian Data Peta
Bentuk penyajian data peta Geogafis dalam Sistem Informasi Geogafis (SIG),
antara lain :
1. Format Vector
Menurut Eddy Prahasta(2001, p158) format vector adalah format yang
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik,
garis, poligon beserta atributenya. Bentuk-bentuk dasar representasi data spasial dalam
format vector didefinisikan oleh sistem kordinat dua dimensi. Istilah-istilah dalam
format vector adalah :
a. Titik (Point)
19
Digunakan untuk mereprensentasikan fitur yang terlalau kecil untuk dapat
direpresentasikan sebagai area yang terdiri dari lokasi Geogafis dan rincian dari
fitur tersebut. Contoh : Lokasi gunung berapi, hotel, rumah sakit, restoran dan
sebagainya.
b. Garis (line)
Garis merupakan kumpulan dari titik-titik. Digunakan untuk merepresentasikan
batas wilayah sungai dan jalan.
c. Bidang (area)
Merupakan bidang tertutup oleh garis, biasanya disajikan dalam bentuk poligon
digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah.
Gambar 2.3 Format Data Vektor
2. Format Raster
Menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
struktur matrix atau pixel (Picture Element) yang membentuk grid. Setiap pixel memiliki
attributenya masing-masing termasuk kordinatnya yang unik. Format ini sangat
tergantung pada resolusi atau ukuran pixelnya dipermukaan bumi.
Menurut Eddy Prahasta(2001, p146), entitas spasial raster disimpan dalam layer
20
secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur-unsur petanya. Contoh sumber entitas
spasial raster adalah citra satelit, citra radar dan model ketinggian.
Kelebihan format raster yaitu dalam memperoleh data raster lebih mudah dan
cepat serta memiliki struktur data yang lebih sederhana. Kekurangannya adalah
memerlukan memori yang besar, transfer kordinat dan proyeksi serta representasi
hubungan topologi lebih sulit dilakukan.
2.6.6 Queries
Melakukan query dalam database SIG untuk menampilkan data adalah bagian
dasar dan penting dalam proyek SIG. Query menawarkan metode untuk mendapatkan
data, dapat dilakukan pada data yang menjadi bagian database SIG ataupun pada data
prosedur baru hasil dari hasil analisis data. Query berguna pada setiap tahapan analisis
SIG untuk memeriksa kualitas dan pengukuran SIG raster.
Secara umum ada dua tipe query yang dapat dilakukan SIG, yaitu spasial dan non-
spasial. Query non-spasial merupakan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
attribute suatu fiture. Merupakan suatu query non-spasial karena baik pertanyaan
ataupun jawabannya tidak melibatkan komponen analisa dari komponen spasial data.
Query ini dapat dilakukan oleh komponen perangkat lunak database sendiri.
Metode menspesifikasi query pada SIG dapat menjadi suatu hal yang sangat
interaktif. Pengguna dapat memberikan pertanyaan pada peta lewat layar komputer atau
menjelajah database lewat serangkaian pertanyaan didalam query. Query dapat menjadi
kompleks dengan kombinasi pertanyaan mengenai area, keliling ataupun jarak terutama
dalam SIG vector dimana data disimpan sebagai atribut dalam database.
21
Query tunggal dapat dikombinasikan untuk mengindetifikasi entitas dalam
database yang bisa memenuhi kebutuhan dua atau lebih criteria spasial ataupun non-
spasial. Operator Boolean seperti and, or, not, xor, juga bisa digunakan.
2.6.7 Reklasifikasi
Merupakan variasi dalam ide query pada SIG, dapat digunakan pada query untuk
SIG raster. Sebagai contoh : “Dimanakah semua area perkebunan ?”. Jawabannya dapat
diperoleh dengan menggunakan query atau dengan mengklasifikasikan gambar.
Reklasifikasi akan ditampilkan digambar yang baru dengan seluruh area perkebunan
diberi kode 1 dan semua area yang bukan perkebunan diberikan kode dengan nilai 0.
2.6.8 Buffering and Neighbourhood Functions
Ada berbagai fungsi dalam SIG yang memungkinkan entitas spasial
mempengaruhi sekitarnya, ataupun sebaliknya dimana lingkungan sekitar
mempengaruhi karakteristik entitas. Contoh yang paling umum adalah buffering yaitu
pembuatan suatu daerah kepentingan (zone of interest) disekitar suatu entitas. Fungsi
neighbourhood lainnya termasuk penyaringan data (data filtering) yang melibatkan
rekalkulasi sel dalam gambar raster didasarkan pada karakteristik sekitarnya.
Jika suatu titik dijadikan buffer (bufffering) maka akan terbentuk area lingkaran,
buffering pada garis atau area akan menghasilkan suatu area yang baru (gambar).
Buffering merupakan suatu konsep yang sederhana namun dengan operasi perhitungan
yang rumit dan juga beragam.
Metode daerah buffer sering dipergunakan dalam SIG vector. Sedangkan untuk
22
SIG raster digunakan metode lainnya yaitu dengan memperhitungkan pendekatan dan
akana menghasilkan suatu layer data raster baru dimana atribut dari setiap sel
merupakan suatu pengukuran jarak. Operasi lainnya dalam SIG raster dimana nilai dari
sel tunggal dirubah sebagai dasar pendekatan disebut fungsi tetangga (Neighbourhood
Function). Penyaringan (filtering) merupakan contoh yang digunakan untuk memproses
perbandingan terpisah (remotely sensed imagery). Filterisasi akan mengubah suatu sel
didasarkan pada attribute sel sekitarnya. Ukuran dan bentuk penyaringan ditentukan
operator. Umumnya untuk filter berapa kotak, lingkaran dan bentuk tiga dimensi
penyaringan menentukan banyaknya sel sekitar yang digunakan dalam proses
penyaringan.
Filter akan disebarkan ke seluruh bagian data raster dan digunakan untuk kalkulasi
ulang nilai dari sel target yang ada dipusatnya. Nilai baru yang diberikan pada sel target
diperhitungkan dengan menggunakan berbagai algoritma, misalnya nilai terbesar sel dan
nlai yang sering muncul.
Gambar 2.4 Operasi Filter Raster GIS
2.7 Pemetaan
23
2.7.1 Pengertian Peta
Peta adalah sekumpulan titik, garis dan wilayah yang digunakan untuk
mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat. Peta biasanya
direpresentasikan ke dalam dua dimensi, tetapi juga tidk menutup kemungkinan untuk
dapat direpresentasikan dalam bentuk tiga dimensi (Burrough, 1986, p13).
Peta Topografi adalah peta dengan tujuan utama adalah mengiindikasikan data
rekaan dari sebuah permukaan tanah. Peta ini biasanya menampilkan tanah lapang,
keadaan tanah, jaringan transportasi, batas administrasi dan bentuk-bentuk buatan yang
lain (Heywood, 2002, p290).
Kemajuan dalam ruang teknologi yang berbasiskan komputer memperluas wahana
dan wawasan mengenai peta. Peta tidak hanya dikenali sebagai gambar pada lembar
kertas, tetapi juga sebagai penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan
penyajiannya dalam bentuk digital terpadu antara gambar, citra dan teks. Data yang
terkelola dalam model digital memiliki keuntungan penyajian dan penggunaan secara
konvensional serta garis cetakan (Hardcopy) dan keluwesan, kemudahan, penyimpanan,
pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajian secara interaktif bahkan realtime pada
media computer (Softcopy).
2.7.2 Jenis peta
Peta dapat dijeniskan berdasarkan isi, skala, objek serta kegunaannya.
A. Peta Berdasarkan Isi:
Peta umum melukiskan semua kenampakan suatu wilayah secara umum. Kenampakan
adalah keadaan alam atau daerah dalam berbagai bentuk permukaan bumi, yaitu gunung,
24
daratan, lembah, sungai dan sebagainya yang merupakan satu kesatuan. Contoh : Peta
Indonesia, Peta Eropa, Peta Dunia.
Peta Umum terbagi dalam dua jenis (http://e-dukasi.net), yaitu :
1. Peta Topografi : Peta topografi adalah peta yang menampilkan, semua unsur
yang berada di atas permukaan bumi, baik unsur alam maupun buatan manusia,
sehingga disebut juga peta umum. Unsur alam antara lain meliputi: relief muka
bumi, unsur hidrografi (sungai, danau, bentuk garis pantai), tanaman, permukaan
es, salju, dan pasir (Prihandito 1989: 23; Hascaryo dan Sonjaya 2000: 10).
2. Peta Chorografi : Peta yang menggambarkan keseluruh atau sebagian
permukaan bumi dengan skala yang lebih kecil antara 1:250.000 – 1:1.000.000
atau lebih. Peta ini menggambarkan daerah yang luas, menampilkan semua
kenampakan yang ada pada suatu wilayah. Atlas merupakan kumpulan dari peta
Chorografi.
3. Peta Tematik (Peta khusus) : Melukiskan kenampakan tertentu atau
menonjolkan satu macam data pada wilayah yang dipetakan. Contoh : Peta Iklim
dan Peta Perhubungan.
4. Peta Kadaster : Peta Kadaster merupakan peta berskala ekstra besar, sebagai
sumber data dan informasi dasar yang berguna dalam berbagai kepentingan.
B. Peta Berdasarkan Skala :
25
1. Peta Kadaster(Peta Teknik) : Skala peta antara 1:100 – 1:5.000.
2. Peta skala besar : Skala peta antara 1:5.000 – 1:250.000.
3. Peta skala sedang : Skala peta antara 1:250.000 – 1:500.000.
4. Peta skala kecil(Peta Geogafis) : Skala peta antara 1:500.000 – 1:1.000.000
atau lebih besar.
C. Peta Berdasarkan Objek:
1. Peta Stationer : Menggambarkan keadaan atau objek yang dipetakan dalam
keadaan tetap atau stabil. Contoh : Peta persebaran gunung berapi.
2. Peta Dinamik : Menggambarkan bahwa keadaan atau objek yang dipetakan
mudah berubah. Contoh : Peta Urbanisasi dan peta arah angin.
D. Peta berdasarkan kegunaannya(The World Book Encyclopedia, 2006, p177):
1. General Reference Map(Peta referensi umum)
Merupakan peta yang digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi
berbagai macam bentuk Geogafis, termasuk fitur tanah, badan air, perkotaan,
jalan dan lain sebagainya.
2. Mobility Map(Peta Mobilitas)
Merupakan peta yang bermanfaat untuk membantu masyarakat dalam
menentukan jalur dari satu tempat ke tempat lainnya. Peta ini biasa
digunakan untuk perjalanan di darat, laut dan udara.
3. Thematic Map(Peta Tematik)
26
Merupakan peta yang menunjukkan penyebaran dari objek tertentu, seperti
populasi, curah hujan dan sumber daya alam.
4. Inventory Map(Peta Inventaris)
Merupakan peta yang menunjukkan lokasi dari fitur khusus, misalnya :
posisi semua gedung di wilayah Jakarta Timur.
2.7.3 Skala Peta
Skala Peta merupakan perbandingan jarak di peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya(Badan Standarisasi
Nasional).
Skala dapat digambarkan dalam salah satu dari tiga cara, yaitu sebagai skala
angka, skala verbal(Nominal), atau skala grafis (Heywood, 2002, p23).
Tabel 2.2 Penggambaran Skala.
Angka 1 : 5000 1 : 1 000 000
Verbal 1 cm merepresentasikan 50 m 1 cm merepresentasikan 10 km
Grafis
0 100 200
Km
0 10 20 30 40
Km
Peta Topografi yang standar mengandung contoh dari skala verbal, rasio dan grafis.
27
Harus diingat bahwa peta skala kecil (Contohnya 1:250.000 atau 1:1.000.000) adalah
peta yang mencakup area luas. Sedangkan peta skala besar (Contohnya 1: 10.000 atau
1:25.000) mencakup area kecil dan banyak rincian. Skala juga penting saat entitas
spasial digunakan (Titik, garis dan area) untuk mempresentasikan versi umum dua
dimensi dari fitur dunia nyata (Heywood, 2002, p24).
2.7.4 Struktur pemetaan
Data pemetaan terdiri dari dua struktur, yaitu Struktur Data Vector dan Struktur
Data Raster. Struktur Data Vector setiap titik pada peta dan setiap titik pada suatu
wilayah berusaha digambarkan dengan tepat menjadi sebuah objek. Koordinat yang ada
pada struktur data Vector diasumsikan terus berhubungan dan tidak dihitung seperti pada
Struktur Data Raster. Struktur Vector mengijinkan semua posisi, panjang dan dimensi
dapat didefinisikan secara tepat (Burrough, 1986, p25).
Struktur Data Raster mempresentasikan secara nyata pemilihan susunan
permukaan pada pola bidang. Secara nyata representasi dari struktur data raster
diturunkan dalam suatu aturan yang sama. Sel-sel beraturan yang biasanya berbentuk
bujur sangkar atau persegi panjang dapat juga berupa segitiga atau persegi enam. Model
ini disebut juga sebagai model kisi-kisi karena bentuk bujur sangkar atau persegi empat
sering digunakan dan tergambar menyerupai kisi-kisi klasik dari persegi empat
(Burrough, 1986, p20).
2.7.5 Komponen Peta
28
Komponen peta terdiri dari :
1. Isi Peta
Isi peta menunjukkan makna ide penyusun peta yang akan disampaikan
kepada pengguna peta. Kalau ide yang disampaikan mengenai perbedaan
curah hujan, isi peta tentunya berupa isohyet.
2. Judul Peta
Judul peta harus mencerminkan isi peta berupa isohyet, tentu judul petanya
menjadi “Peta Distribusi Curah Hujan”.
3. Skala Peta dan Simbol Arah
Skala peta sangat penting dicantumkan untuk melihat tingakat ketelitian dan
kedetailan objek yang dipetakan. Sebuah belokan sungai akan tergambar
jelas pada peta dengan skala 1 : 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1
: 50.000. Kemudian bentuk-bentuk pemukiman akan terlihat lebih rinci dan
detail pada peta berskala 1: 10.000 dibandingkan dengan peta berskala 1 :
50.000. Simbol arah dicantumkan dengan tujuan untuk orientasi peta. Arah
utara lazim nya mengarah pada bagian atas peta. Kemudian berbagai tata
letak tulisan mengikuti arah tadi, sehingga peta menjadi nyaman untuk
dibaca. Lebih jauh, arah juga penting sehingga pemakai peta dapat dengan
mudah menyamakan objek dipeta dengan objek sebenarnya di lapangan.
4. Legenda atau Keterangan Peta
Agar pembaca peta dapat dengan mudah memahami isi peta, seluruh bagian
dalam isi peta harus dijelaskan dalam legenda atau keterangan.
5. Inzet dan Index Peta
29
Peta yang dibaca harus diketahui dari bagian bumi sebelah mana area yang
dipetakan tersebut. Inzet peta merupakan peta yang diperbesar dari bagian
belahan bumi. Sebagai contoh pada saat pembuat peta ingin memetakan
Pulau Jawa, Pulau Jawa merupakan bagian dari Kepulauan Indonesia yang di
Inzet. Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana
menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta yang lain di
sekitarnya.
6. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat dibubuhi semacam jaringan kotak-kotak
atau grid sistem.
Tujuan pembuatan grid adalah untuk memudahkan penunjukan lembar peta
dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan penunjukkan letak
sebuah titik diatas lembar peta.
Cara pembuatan grid yaitu adalah untuk membagi-bagi wilayah dunia yang
luas ke dalam beberapa kotak. Tiap kotak diberi kode. Tiap kotak dengan
kode tersebut kemudian diperinci dengan kode yang lebih terperinci lagi dan
begitu juga dengan kode seterusnya.
Salah satu jenis grid pada peta-peta dasar (peta topografi) di Indonesia antara
lain :
Kilometering (kilometer fiktif) yaitu lembar peta dibubuhi jaringan kotak-
kotak dengan satuan kilometer. Disamping itu ada juga grid yang dibuat oleh
Tentara Ingggris dan grid yang dibuat oleh Amerika (American Mapping
Sistem). Untuk menyeragamkan sistem grid, Amerika Serikat sedang
30
berusaha membuat sistem grid yang seragam dengan sistem UTM Grid
Sistem dan UPS Grid Sistem.
7. Nomor Peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan seluruh
lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Sumber / Keterangan Riwayat Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis, tanggal
/ tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan / pencetakan peta dan lain
sebagainya yang memeperkuat identitas penyusunan peta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.8 Basis Data (Database)
2.8.1 Pengertian Basis Data
Basis data adalah penggabungan dari sekumpulan usur data yang berhubungan secar
logika. Basis data menggabungkan catatan lama yang disimpan dalam arsip terpisah ke
dalam unsur data yang biasa menyediakan data untuk banyak aplikasi (O’Brien, 2003
p145).
Basis data dapat diartikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan secara
logika dan saling berbgi serta menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Basis data
merupakan sebuah penyimpanan data yang besar yang dapat digunakan oleh pemakai
dan departemen secara simultan (Connolly, 2002, p14-p15).
2.8.2 Pengertian Table
31
Table adalah suatu relasi data yang digambarkan dalam kolom dan baris
(Connolly, 2002, p72).
2.8.3 Pengertian Field
Field dalam konteks database biasanya sering disebut dengan atribut. Field
merupakan nama kolom dari sebuah tabel atau relasi (Connolly, 2002, p72).
2.8.4 Pengertian Record
Record adalah suatu baris data atau informasi dalam sebuah tabel. Record sering
juga disebut dengan tuple (Connolly, 2002, p73).
2.8.5 Pengertian Primary Key
Primary key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut yang dipilih untuk
mengindentifikasikan tuple-tuple atau record dalam tabel yang bersifat unik. Unik
memiliki arti tidak boleh ada duplikat atau key yang untuk dua atau lebih tuple atau
record dalam sebuah table (Connolly, 2002, p79).
2.8.6 Pengertian Foreign Key
Foreign Key adalah sebuah atribut atau himpunan atribut dalam suatu tabel yang
menunjuk pada key yang terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk
menunjukan hubungan antar satu tabel dengan tabel yang lainnya (Connolly, 2002, p79).
2.8.7 Entitas Relationship Diagram (ERD)
Entitas Relationship Diagram (ERD) adalah pendekatan top-down untuk
mendesain basis data yang dimulai dengan mengidentifikasikan data yang penting, yang
disebut sebagai entitas dan hubungan antara data harus digambarkan (Connolly, 2002,
p330).
32
Batasan utama dalam relasi disebut multiplicity. Multiplicity adalah jumlah
kejadian yang mungkin muncul dari entitas satu ke entitas lainnya yang mempunyai
hubungan khusus.
Hubungan yang paling umum adalah berpasangan (Connolly, 2002, p344-p348)
seperti :
1. one-to-one(1:1)
Sebuah entitas di A hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di B.
2. one-to-many (1:*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan satu atau lebih entitas di B, namun
entitas di B hanya dapat diasosiasikan dengan paling banyak satu entitas di A.
3. many-to-many (*:*)
Sebuah entitas di A dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di B dan sebuah
entitas di B dapat diasosiasikan dengan nol atau lebih entitas di A.
2.8.8 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu gambaran garis dari suatu sistem yang
menggunakan sejumlah bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu
proses yang saling berkaitan. Simbol menggambarkan hubungan antar elemen prose’s,
aliran data dan penyimpanan data (McLeod, 2004, p171).
Proses adalah sesuatu yang mengubah masukan menjadi keluaran. Aliran data
mengandung sekelompok elemen data yang saling berhubungan secara logika.
Penyimpanan data bertugas mengambil data atau meng-update (O’Brien, 2007, p115).
33
Dengan pemakain DFD, pengguna dapat memahami aliran data dalam sebuah sistem.
Ada tiga keuntungan pemakaian DFD:
1. Terhindar dari satu usaha untuk mengimplementasikan sistem yang terlalu
dini.Pengguna perlu memikirkan secara cermat aliran-aliran data sebelum
memakai keputusan untuk merealisasikannya secara teknis.
2. Dapat mengerti lebih dalam hubungan sistem dengan subsistemnya.
Pengguna dapat membedakan sistem dari lingkungan beserta batasan-batasannya.
3. Dapat menginformasikan sistem yang berlaku kepada dunia. DFD dapat
digunakan sebagai alat untuk berinteraksi dengan pengguna dalam bentuk
representasi simbol-simbol yang digunakan.
Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD adalah sebagai berikut :
1. Entitas Eksternal
Entitas eksternal adalah entitas yang berada di luar sistem yang memberi data ke sistem
atau menerima keluaran dari sistem dan tidak termasuk dalam bagian sistem.
Entitas ini digambarkan dengan symbol
2. Proses
Menggambarkan apa yang dilakukan sistem. Berfungsi mentransformasikan satu atau
beberapa data input menjadi satu atau beberapa output sesuai dengan spesifikasi yang
diinginkan. Dalam penamaan suatu proses digunakan kata kerja dan kata benda.
Digambarkan dengan simbol
34
3. Aliran Data
Menggambarkan aliran data dari suatu entitas ke entitas lain. Simbol anak panah
menggambarkan arah aliran data. Digambarkan dengan simbol
Penyimpanan Data(Storage)
Merupakan data untuk menyimpan data. Proses dapat mengambil data dari atau
memberikan data ke data store. Digambarkan dengan
Tingkatan dalam DFD ada tiga, yaitu :
1. Diagram Konteks
a. Merupakan level tertinggi yang menggambarkan masukan dan keluaran
sistem
b. Terdiri dari suatu prose’s yang tidak memiliki data store.
2. Diagram Nol
a. Memiliki data store.
b. Diagram tidak rinci, diberikan tanda bintang pada akhir nomor.
3. Diagram Rinci
a. Merupakan rincian dari diagram nol atau diagram level di atasnya.
b. Proses yang ada sebaiknya tidak lebih dari tujuh titik.
2.8.9 State Transaction Diagram (STD)
STD menggambarkan sifat suatu sistem informasi, menjelaskan cara sistem
melakukan suatu respon untuk setiap kejadian dan cara kejadian merubah State suatu
35
sistem.STD digunakan untuk menggambarkan diagram dari kebiasaan sistem dan
beberapa jenis pesan dengan prose’s yang kompleks dan singkronisasi kebutuhan.
STD memiliki komponen-komponen utama, yaitu state dan arrow yang mewakili
sebuah perubahan state. Setiap persegi panjang mewakili sebuah state, tempat sistem
tersebut berada. Sebuah state didefinisikan sebagai suatu atribut atau keadaan suatu
sistem pada saat tertentu.
2.9 Perkebunan Kelapa Sawit
2.9.1 Pengertian Perkebunan
Kebun sebagai lahan usaha berarti dapat berupa budidaya lahan kering. Kebun
dengan pengertian ini mengarah pada usaha produksi berorientasi bisnis dan kegiatannya
dipelajari dalam bidang perkebunan (estate management) serta budidaya tanaman.
Kebun dengan pengertian ini dapat mencakup lahan dengan luasan sangat bervariasi,
mulai dari beberapa meter persegi hingga ribuan hektare. Apabila berukuran kecil dan
ditanami tumbuhan semusim dapat disebut sebagai ladang. Penggarapan kebun selalu
melibatkan perencanaan sebelumnya dan dapat memasukkan unsur-unsur alami..
2.9.2 Pengertian Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis Guineensis) adalah tumbuhan industri penting penghasil
minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya
menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit
kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur
Sumatra, Jawa, dan Sulawesi.
36
2.9.3 Kondisi Kesehatan Tanaman
Pengertian kondisi kesehatan tanaman adalah tingkat kesehatan tanaman yang
digunakan untuk memantau seluruh areal tanaman kelapa sawit, apakah memenuhi
standar teknis pencatatan terhadap tingkat kesehatan tanaman yang digunakan sebagai
upaya meningkatkan pengendalian terhadap kondisi kesehatan areal tanaman dalam
setiap blok, dimana kumpulan dari blok-blok itu disebut dengan afdeling. Kriteria
penilaian kesehatan tanaman budidaya kelapa sawit terbagi kedalam 12 parameter :
Tabel 2.3 Parameter Penilaian Kondisi Kesehatan Tanaman Kelapa Sawit
1) JALAN PRODUKSI
Jalan Produksi adalah jalan yang dilalui oleh kendaraan roda empat yang terdiri dari jalan utama (main road) dan jalan produksi (production road) yang digunakan untuk mengangkut sarana produksi dan hasil produksi.
Bobot :8%
Hijau(H)
-Badan dan Parit jalan terpelihara dengan baik -Tidak dijumpai jalanan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkutan TBS di musim hujan Kuning (K)
-Badan dan Parit jalan kurang terpelihara dengan baik -Dijumpai sporadic jalan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkitan TBS dimusim hujan Merah (M)
-Badan dan Parit jalan kurang terpelihara dengan baik -Dijumpai sporadic jalan berlubang dan tergenang air -Dapat dilalui angkitan TBS dimusim hujan
2) LALANG
Lalang adalah tanaman liar yang tumbuh di dalam areal tanaman pokok yang dapat mengganggu pertumbuhan tanamn pokok maupun penyerapan unsur hara oleh tanaman pokok.
Bobot :6%
Hijau(H)
-Dosis : 10 – 25 cc/Ha -Kondisi lalang wipping Kuning (K)
-Dosis > 25 - 100 cc/Ha -Dijumpai lalang sporadic yang dikendalikan dengan wipping Merah (M)
-Dosis > 100 cc/Ha -Dijumpai lalang sporadic s/d berat dan dikendalikan dengan kombinasi penyemprotan dan wipping
3) PIRINGAN Hijau(H)
37
Piringan adalah tempat tumbuh tanaman pokok yang harus dipelihara minimal dengan diameter 1.5 meter dari pokok tanaman.
Bobot : 10%
-Dosis : 350-400 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan 0%-30% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan dapat dilakukan dengan bersih Kuning (K)
-Dosis : 400-450 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan>30%-60% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan sulit dilakukan dengan bersih Merah (M)
-Dosis :>500 cc/Ha/rotasi 3 bulan -Pertumbuhan gulma di piringan>60%-100% pada bulan ke 3 -Pertumbuhan brondolan tidak dapat dilakukan dengan bersih
4) PASAR PIKUL
Pasar Pikul adalah jalan setapak yang dibuat di dalam Gawangan Hidup (diantara dua barisan tanaman yang hanya dapat dilalui oleh tenaga pemanen dengan menggunakan alat sepeda, motor dan angkong) untuk mengeluarkan hasil panen ke jalan produksi.
Bobot : 6%
Hijau(H)
-Pasar pikul terpelihara dengan baik dan dapat dilalui untuk mengeluarkan TBS dari pohon ke TPH
-Pemeliharaan denga manual atau kimia dengan rotasi 3 bulan Kuning (K)
-Pasar pikul kurang terpelihara dengan baik dan dapat dilalui untuk mengeluarkan TBS dari pohon ke TPH
-Rotasi pemeliharaan > 3 Bulan Merah (M)
-Pasar pikul tidak terpelihara dengan baik dan belum terbentuk
- Rotasi pemeliharaan > 3 Bulan -TBS hasil panen tidak dapat dikeluarkan dari pokok ke TPH
5) GAWANGAN
HIDUP
Gawangan Hidup adalah gang/lahan kosong diantara dua barisan tanaman pokok yang dipelihara secara periodik karena merupakan tempat untuk pasar pikul.
Bobot :10%
Hijau(H)
-Penutup tanah terdiri dari Rumput Lunak / Pakisan dengan ketinggian gulma < 20 cm -Dijumpai Anak kayu sporadic terkendali, dengan pengendalian semprot selektif rotasi 3-4bulan -Dosis pengendalian 350 cc/Ha Kuning (K)
-Penutup tanah terdiri dari Rumput Lunak / Pakisan dengan ketinggian gulma 20-30 cm -Anak kayu sporadic kurang terkendali, dengan pengendalian semprot selektif rotasi 3-4bulan -Dosis pengendalian > 350 – 450cc/Ha/Rotasi 3-4 bulan Merah (M)
38
-Penutup tanah semak belukar dan ketinggian gulma > 30 cm -Dosis pengendalian > 450cc/Ha/Rotasi 3-4 bulan
6) GAWANGAN MATI
Gawangan Mati adalah gang/lahan kosong diantara dua barisan tanaman pokok yang digunakan untuk tempat penumpukan pelepah tanaman kelapa sawit.
Bobot :6%
Hijau(H)
-Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian s/d 30cm -Rotasi babat 4-6 Bulan Kuning (K)
-Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian 30s/d 60cm -Rotasi babat 6-8 Bulan Merah (M)
-Gulma terdiri dari rumput lunak,pakisan,anak kayu sporadic terkendali dengan ketinggian >60cm -Rotasi babat >8 Bulan
7) HAMA PENYAKIT
Hama/Penyakit adalah segala jenis binatang yang dapat menggangu tanaman pokok(hama) dan segala jenis bakteri/jamur yang dapat mengganggu jaringan tanaman(penyakit).
Bobot :8%
Hijau(H)
-Tingkat serangan hama/penyakit bebas s.d ringan dan terkendal Kuning (K)
-Tingkat serangan hama/penyakit sedang -Pengendalian dengan kimia Merah (M)
-Tingkat serangan hama/penyakit berat -Pengendalian dengan kimia
8) PEMUPUKAN
Pemupukan adalah tingkat pelaksanaan pemupukan tanaman dibandingkan dengan rekomendasi pemupukan tanaman yang ditetapkan pada tahun yang berjalan. Bobot :12%
Hijau(H)
-Aplikasi dilakukan sesuai dengan rekomendasi dan sesuai SE Kuning (K)
-Aplikasi dilakukan 80% terhadap rekomendasi dan sesuai SE Merah (M)
-Aplikasi dilakukan <60% terhadap rekomendasi dan sesuai SE
9) TUNASAN
Tunasan adalah pelaksanaan pekerjaan untuk membuang pelepah
Hijau(H)
-Jumalah pelepah sesuai standar, 42-46 pelepah/pokok -Kondisi pelepah songgo 2-3 pelepah dibawah tandan tertua Kuning (K)
39
tanaman kelapa sawit yang tidak produktif.
Bobot :9%
-Jumalah pelepah 46-50 pelepah/pokok -Kondisi pelepah songgo 3-4 pelepah dibawah tandan tertua Merah (M)
-Jumlah pelepah >50 pelepah/pokok -Kondisi pelepah songgo >4 pelepah dibawah tandan tertua
10) JUMLAH TEGAKAN
Jumlah Tegakan adalah jumlah populasi tanaman yang diukur dengan satuan Ha (10.000 m2).
Bobot :8%
Hijau(H)
-Jumalah tegakan / Ha:125-130 Pkk/Ha Kuning (K)
-Jumalah tegakan / Ha<125-120 Pkk/Ha Merah (M)
-Jumalah tegakan / Ha:<120 Pkk/Ha
11) PANEN
Panen adalah pelaksanaan pekerjaan memanen produksi sesuai criteria matang panen yang sudah ditetapkan.
Bobot :10%
Hijau(H)
-Tidak dijumpai brondolan baik dipinggiran maupun digawangan -Tidak dijumpai buah matang tertinggal di pohon Kuning (K)
-Dijumpai brondolan baik digawangan dan piringan s.d 5 brondolan/piringan -Tidak dijumpai buah matang tertinggal di pohon Merah (M)
-Dijumpai brondolan baik digawangan dan piringan > 5 brondolan/piringan -Tanda matang tidak terpanen dijumpai secara sporadic
12) TPH
TPH adalah tempat pengumpulan hasil produksi (hasil penen) yang dibuat dipingir jalan produksi, diantara dua gawang hidup dengan ukuran 2 meter x 3 meter.
Bobot :6%
Hijau(H)
-TPH terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma 0-10% rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan terkutip dengan bersih Kuning (K)
-TPH terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma 10-20% rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan terkutip dengan bersih Merah (M)
-TPH tidak terpelihara dengan baik dengan pertumbuhan gulma >20 % rotasi pemeliharaan 1 bulan -Brondolan tidak terkutip dengan bersih
40
Pengertian bobot adalah nilai tingkat pengaruh (penting/kurang penting)
terhadap peningkatan produksi, kemudahan pemeliharaan tanaman, diperoleh
berdasarkan hasil survey kualitatif dengan menggunakan scala likert yang kemudian
dijadikan standart baku.
Pengertian standar nilai adalah maerupakan nilai akumulasi dari 12 parameter
pengelolaan tanaman kelapa sawit yang diperoleh berdasarkan hasil survey kualitatif
mnggunakan scala likert yang kemudian dijadikan standart baku, dimana angka 100 =
sangat baik 85 =baik dan 70 =kurang.
Penetapan kondisi kesehatan tanaman pada blok, yang pada akhirnya
menetapkan apakah blok tersebut berwarna hijau/baik, kuning/sedang maupun
merah/buruk adalah sebagai berikut :
1. Standar Nilai :
Hijau (H) : 100
Kuning (K) : 85
Merah (M) : 70
2. Nilai Parameter = Bobot X Standar Nilai
3. Kondisi Kesehatan Tanaman Blok
Hijau (H) : Total Nilai Parameter 95-100
Kuning (H) : Total Nilai Parameter <95-85
Merah (H) : Total Nilai Parameter < 85-70