Bab 2 Komunikasi Kesehatan

5
BAB 2 II. PERHATIAN DUNIA TERHADAP MASALAH KESEHATAN 1. Kesepakatan Mengenai Layanan Kesehatan Primer Perhatian dunia terhadap tanggung jawab “semua” untuk kesehatan masyarakat telah digariskan dalam pelbagai perjanjian, kesepakatan, atau apapun namanya oleh masyarakat dunia yang sadar bahwa “kita” semua bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat. Contohnya pada tahun 1978 di Alma Alta, seluruh negara anggota WHO membuat kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer (primary health care) mecakup 8 unsur pokok bidang kesehatan: (1) penyuluhan kesehatan; (2) gizi; (3) sanitasi dasar dan air bersih; (4) KIA, kesehatan ibu dan anak; (5) imunitas terhadap 6 penyakit utama: BGC, difteria, pertusis, tetanus, polio, dan campak; (6) pencegahan dan pengelolahan penyakit endemik; (7) pengobatan penyakit yang umum di jumpai, dan; (8) tersedianya obat enensial. 2. Konferensi Ottawa Konferensi Ottawa juga menghasilkan Ottawa Charter for Health Promotion – Health Promotion (1986) yang antara lain menganjurkan pemberian peluang bagi usaha peningkatan pengawasan dan pembaharuan kesehatan masyarakat melalui: 1. Membangun kemampuan personal – yakni kemampuan diri sendiri untuk menangani kesehatan individu. 2. Menciptakan dukungan dari lingkungan – yakni penciptaan dukungan dari lingkungan masyarakat yang secara aktif terlibat dalam menangani kesehatan individu, komunitas, dan masyarakat seluruhnya. 3. Reorientasi layanan kesehatan – yakni mengadakan orientasi atau peninjauan kembali pelbagai program dan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. 4. Membangun mediasi & advokasi – yakni mambangun pelbagai kekuatan dalam masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan kepada individu, program kesehatan yang melibatkan partisipasi komunitas dan lingkungan. 5. Memperkuat aksi dan peran komunitas.

description

Tugas komkes bab 2

Transcript of Bab 2 Komunikasi Kesehatan

Page 1: Bab 2 Komunikasi Kesehatan

BAB 2

II. PERHATIAN DUNIA TERHADAP MASALAH KESEHATAN

1. Kesepakatan Mengenai Layanan Kesehatan PrimerPerhatian dunia terhadap tanggung jawab “semua” untuk kesehatan masyarakat

telah digariskan dalam pelbagai perjanjian, kesepakatan, atau apapun namanya oleh masyarakat dunia yang sadar bahwa “kita” semua bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat.

Contohnya pada tahun 1978 di Alma Alta, seluruh negara anggota WHO membuat kesepakatan mengenai pelayanan kesehatan primer (primary health care) mecakup 8 unsur pokok bidang kesehatan: (1) penyuluhan kesehatan; (2) gizi; (3) sanitasi dasar dan air bersih; (4) KIA, kesehatan ibu dan anak; (5) imunitas terhadap 6 penyakit utama: BGC, difteria, pertusis, tetanus, polio, dan campak; (6) pencegahan dan pengelolahan penyakit endemik; (7) pengobatan penyakit yang umum di jumpai, dan; (8) tersedianya obat enensial.

2. Konferensi OttawaKonferensi Ottawa juga menghasilkan Ottawa Charter for Health Promotion – Health Promotion (1986) yang antara lain menganjurkan pemberian peluang bagi usaha peningkatan pengawasan dan pembaharuan kesehatan masyarakat melalui:1. Membangun kemampuan personal – yakni kemampuan diri sendiri untuk menangani

kesehatan individu.2. Menciptakan dukungan dari lingkungan – yakni penciptaan dukungan dari lingkungan

masyarakat yang secara aktif terlibat dalam menangani kesehatan individu, komunitas, dan masyarakat seluruhnya.

3. Reorientasi layanan kesehatan – yakni mengadakan orientasi atau peninjauan kembali pelbagai program dan aktivitas yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat.

4. Membangun mediasi & advokasi – yakni mambangun pelbagai kekuatan dalam masyarakat untuk melakukan mediasi dan advokasi kesehatan kepada individu, program kesehatan yang melibatkan partisipasi komunitas dan lingkungan.

5. Memperkuat aksi dan peran komunitas.

3. Deklarasi Jakarta tentang Promosi Kesehatan Abad 21 Latar BelakangKonferensi Internasional ke-4 tentang Promosi Kesehatan yang berlangsung di

Jakarta bertemakan: New Players for a New Era: Leading Health Promotion into the 21st Century – berbicara krisis khususnya promosi kesehatan. Oleh karena itu, konferensi internasional yang berlangsung di jakarta yang di ikuti oleh anggota WHO, terutama dari pelbagai negara berkembang itu, membicarakan satu tema baru yakni “promosi kesehatan”.

Konferensi Jakarta menegaskan kembali bahwa kesehatan adalah dasar dari HAM dan esensi bagi pengembangan sosial dan ekonomi manusia. Oleh karena itu, peningkatan kualitas kesehatan harus didukung oleh promosi kesehatan, dan hanya dengan ini kita dapat teribat dalam pembangunan kesehatan “bagi semua”.

Tujuan utama dari komitmen melakukan promosi kesehatan adalah sekurang-kurangnya dapat mengurangi kesenjangan informasi kesehatan yang di peroleh masyarakat dari pelbagai negara berkembang sendiri maupun antara negara berkembang dengan negara

Page 2: Bab 2 Komunikasi Kesehatan

maju di dunia. Komitmen terbesar yang dihasikan oleh Deklarasi Jakarta adalah mengemukakan visi dan misi baru tentang promosi kesehatan untuk menghadapi abad 21!

Koferensi Jakarta mengakui bahwa masyarakat dunia menginginkan perdamaian, perumahan, pendidikan, keamanan sosial, relasi sosial, makanan, pendapatan, pemberdayaan perempuan, stabilitas ekosistem, penggunaan sumber daya berkelanjutan, keadilan sosial, respek terhadap HAM namun yang berada dibawah dasar dari semua keinginan itu adalah kemiskinan sebagai ancama terbesar dari kesehatan manusia.

Dan perpindahan penduduk itu bukan sekedar suatu masalah sosial tetapi juga masalah kesehatan yang di timbulkan oleh perilaku perpindahan penduduk itu sendiri, antara lain perdagangan obat-obatan terlarang, perdagangan tembakau dan minuman berkadar alkohol tinggi, meningkatnya kekerasan, penularan penyakit seperti AIDS, PMS, dll.

Promosi Kesehatan Harus Buat Sesuatu yang Berbeda!Yakni melalui:

1. Pendekatan komprehensif terhadap pembangunan kesehatan yang efektif.2. Strategi promosi hendaklah di arahkan ke semua tempat yang meliputi kota-

kota besar, pulau, kota sedang dan kecil, warga kota semua kota, komunikasi lokal, tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat kerja dan pasar.

3. Partisipasi semua pihak agar kita dapat bersama-sama mendorong semua orang menjadikan dirinya sendiri atau kelompok dn komunitasnya menjadi pusat dari aksi promosi kesehatan yang pada gilirannya setiap pihak dapat mengambil keputusan sendiri berkaitan dengan kesehatan.

4. Belajar berpartisipasi agar kita bersama-sama dapat mengakses informasi kesehatan yang bermanfaat bagi pengetahuan dan pendidikan demi memperkuat semua orang dalam masyarakat.

Prioritas Promosi Kesehatan dalam abad 211. Mempromosikan tanggung jawab sosial bagi kesehatan

Menghindari semua bentuk tidakan yang dapat mengancam kesehatan orang lain.

Melindungi lingkungan agar menjadi sumber daya kehidupan yang berkelanjutan.

Membatasi produk barang dan jasa yang mengancam kesehatan manusia, seperti tembakau, alkohol, alat-alat perang dll.

Memelihara kesehatan warga dilingkungan mereka masing-masing. Memperbaiki resiko komunikasi sebagai suatu dampak tafsir yang

tak benar terhadap informasi kesehatan yang dapat mendatangkan malapetaka bagi kesehatan manusia.

2. Meningkatkan modal untuk pengembangan kesehatan.Dibanyak negara, modal untuk membiayai kesehatan masyarakat

terasa tidak seimbang sehingga acapkali tidak efektif melayani kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, di perlukan usaha untuk meningkatkan modal bagi pembangunan kesehatan melalui pendekatan multisektoral.

Page 3: Bab 2 Komunikasi Kesehatan

3. Konsolidasi dan perluasan kemitraan untuk kesehatan.Kemitraan membutuhkan kekuatan dan potensi baru sehingga

mengatur apa yang harus dicari dan dikerjakan. Setiap mitra harus transparan dan aku tabel, saling bersetuju berdasarkan etik, saling memahami, sesuai petunjuk WHO.

4. Meningkatkan kapasitas komunikasi dan memperkuat individu.Dalam rangka ini perlu pembaharuan kapasitas komunikasibagi

promosi kesehatan melalui pendidikan praktis, pelatihan kepemimpinan, dan memberikan kepada semua orang peluang untuk mengakses semua sumber daya yang pada gilirannya membuat individu, keluarga dan komunitas maupun masyarakat dapat membuat keputusan sendiri dalam bidang kesehatan.

5. Melindungi keamanan infrastruktur promosi kesehatan.Termasuk mekanisme untuk mempertemuakan infrastruktur moral antara semua sektor lokal, nasional, global. Misalnya melalui terbentuknya jaringan kerja baru, kolaborasi antarsektor, pertukaran sarana dan prasarana, pertukaran keahlian, dan ilmu pengetahuan, pertukaran informasi kesehatan demi promosi kesehatan.

4. Pengaruh bagi Kerprihatinan Bangsa Indonesia1. Masalah demografi – (1) jumlah penduduk yang terlalu banyak tetapi dengan utu

pendidikan yang kurang; (2) penyebaran penduduk yang 60% terpusat dipulau jawa; (3) komposisi penduduk yang umumnya terdiri atas golongan usia muda yang masih konsumtif; (4) tingkat perkembangan penduduk yang masih lebih dari 2%; dan (5) adanya arus urbanisasi.

2. Keadaan geografis – Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau jels merupakan hambatan untuk sarana komunikasi yang murah dan cepat.

3. Keadaan sosial, ekonomi, dan budaya – keadaan sosial,ekonomi, dan budaya lebih sering merupakan hambatan terhadap keberhasilan upaya kesehatan.

Sadar akan tanggung jawab bersama dalam bidang kesehatan itu maka sepakat jika secara “sosial” dalam garis besarnya masalah kesehatan itu dapat dibagi dalam 3 kategori berdasarkan tugas dan tanggungjawab:

1. Masalah yang khusus bersifat medis, umumnya mengenai khasus diklinik atau rumah sakit, kasus ini murni menjadi tanggungjawab dokter.

2. Masalah yang menjadi tanggungjawab pemerintah, misalnya tanggungjawab departemen kesehatan yang menangani tanggungjawab kesehatan masyarakat (public health)

3. Masalah yang bukan menjadi tanggungjawab dokter maupun pemerintah, misalnya tanggungjawab masyarakat terhadap kesehatan.