Bab 2 Hipertensi

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penyakit Hipertensi 2.1.1 Definisi Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner, Suddarth, 2002). Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer, 2000). Hipertensi adalah apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari pada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ditulis 140/90mmHg (Elizabeth Corwin, 2000). Isolated systolic hypertension (ISH) didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas sama dengan 140 mmHg pada tekanan diastolik kurang dari sama dengan 90 mmHg. Keadaan ini terjadi karena hilangnya elastisitas arteri atau akibat penuaan. Dalam keadaan ini aorta menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan meningkatnya tekanan sistolik dan penurunan volume aorta, yang pada akhirnya akan menurunkan volume dan tekanan diastolik. Pada orang-orang tua, pengukuran tekanan sistolik yang meningkat ini lebih signifikan karena dapat menunjukkan 3

description

definisi hipertensi, penyebab hipertensi

Transcript of Bab 2 Hipertensi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Konsep Penyakit Hipertensi

2.1.1 Definisi

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Brunner, Suddarth, 2002).Hipertensi adalah tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolik > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat antihipertensi (Mansjoer, 2000).Hipertensi adalah apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari pada 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik ditulis 140/90mmHg (Elizabeth Corwin, 2000).Isolated systolic hypertension (ISH) didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik di atas sama dengan 140 mmHg pada tekanan diastolik kurang dari sama dengan 90 mmHg. Keadaan ini terjadi karena hilangnya elastisitas arteri atau akibat penuaan. Dalam keadaan ini aorta menjadi kaku dan akhirnya menyebabkan meningkatnya tekanan sistolik dan penurunan volume aorta, yang pada akhirnya akan menurunkan volume dan tekanan diastolik. Pada orang-orang tua, pengukuran tekanan sistolik yang meningkat ini lebih signifikan karena dapat menunjukkan terjadinya kekakuan arteri besar, terutama aorta, efeknya bisa membuat kerusakan jantung, ginjal, serta otak.( Mugie. 2009)Jadi Hipertensi adalah tekanan darah yang sistoliknya melebihi 140mmHg dan diastoliknya melebihi 90 mmHg.

2.1.2 Etiologi

Menurut Lany Gunawan, 2001 hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :

1. Hipertensi esensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.

2. Hipertensi sekunder yaitu disebabkan oleh penyakit lain hipertensi primer terdapat lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan hipertensi.

Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi (Sutanto, 2010):

1. Genetika (keturunan)Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua maka dugaan terjadinya hipertensi primer pada seseorang akan cukup besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Pengaruh genetika ini terjadi pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur. Jika salah satu dari anak kembar tersebut adalah penderita hipertensi maka akan dialami juga oleh anak kembar yang lain. Faktor keturunan dan gaya hidup yang tidak sehat dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Menurut sebagian ahli kesehatan, sebagian besar kasus hipertensi saat ini dipengaruhi oleh faktor keturunan.

2. ObesitasObesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak mengalami obesitas. Jika Anda mengalami obesitas maka produksi hormon-hormon dalam tubuh kurang normal. Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi dengan berat badan normal.3. Strees lingkunganHubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf yang bekerja ketika anda beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut belum terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan yang diberikan stres memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.4. Jenis kelamin (gender)Kaum laki-laki di daerah perkotaan lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dibanding kaum perempuan. Namun bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan laki-laki, secara umum kaum perempuan masih lebih banyak menderita hipertensi dibanding laki-laki. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula dipengaruhi oleh faktor psikologis. Wanita sering kali mengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang sehingga menyebabkan kelebihan berat badan, depresi dan rendahnya status pekerjaan. Sedangkan kaum pria, hipertensi lebih berkaitan erat dengan pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan pengangguran.

5. Pertambahan usiaBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ternyata prevalensi (angka kejadian) hipertensi meningkat dengan bertambanhnya usia. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterisklerosis serta pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi pada usia tua.6. Asupan garam berlebihGaram merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kemabli pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (pendarahan) yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut terganggu, di samping kemungkinan adanya faktor lain yang berpengaruh.

7. Gaya hidup yang kurang sehatFaktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan pada pembuluh darah turut berperan terhadap munculnya penyakit hipertensi. Faktor-faktor tersebut antara lain merokok, asupan asam lemak jenuh dan tingginya kolesterol dalam darah. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi antara lain alkohol, gangguan mekanisme natrium yang mengatur jumlah cairan tubuh dan faktor hormon yang mempengaruhi tekanan darah.8. Obat-obatanObat pencegah kehamilan, steroid dan anti infeksi dapat meningkatkan tekanan darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkan kadar insulin. Dalam kadar tinggi, insulin dapat mengakibatkan tekanan darah meningkat. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu yang panjang mengakibatkan tekanan darah naik secara permanen yang merupakan ciri khas penderita hipertensi.9. Akibat penyakit lainJika anda memiliki penyakit lain, terutama yang berhubungan dengan kardiovaskuler maka anda sangat berpotensi menderita hipertensi sekunder. Penyebabnya sudah cukup jelas, antara lain ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah dalam tubuh.2.1.3 Klasifikasi

Klasifikasi sesuai WHO/ISH (Mansjoer, 2000)

KlasifikasiSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)

Normotensi

Hipertensi ringan

Hipertensi perbatasan

Hipertensi sedang dan berat

Hipertensi sistolik terisolasi

Hipertensi sistolik perbatasan180

>140

140-160105

120

Klasifikasi pengukuran tekanan darah berdasarkan The Sixth Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, 1997 (Mansjoer, 2000).KategoriSistolik(mmHg)Diastolik(mmHg)Rekomendasi

Normal

Perbatasan

Hipertensi tingkat 1

Hipertensi tingkat 2

Hipertensi tingkat 3

180110Periksa ulang dalam 2 tahun

Periksa ulang dalam 1 tahun

Konfirmasi dalam 1 atau 2 bulan

Anjurkan modifikasi gaya hidup

Evaluasi atau rujuk dalam 1 bulan

Evaluasi atau rujuk segera dalam 1 minggu berdasarkan kondisi klinis

2.1.4 PatofisiologiHipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi faktor-faktor resiko tertentu. Selain faktor predisposisi yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa faktor lain yang juga berkontribusi dalam kenaikan tekanan darah, yaitu :

1. Sistem saraf simpatis yang meliputi tonus simpatis dan variasi diurnal.

2. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi: endotel pembuluh darah berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstitium juga memberikan kontribusi akhir.

3. Pengaruh sistem autokrin setempat yang berperan pada sistem renin, angiotensin dan aldosteron.

Kontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula di otak. Rangsangan dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis dan melepaskan asetil kolin pada neuron preganglion, akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah melepaskan norepinefrin yang mengakibatkan vasokonstriksi. Faktor kecemasan, ketakutan pun dapat mempengaruhi rangsang vasokonstriksi ini, dan orang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon emosi, kelenjar medula adrenal juga terangsang dengan mensekresikan epinefrin, sementara korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya. Hal ini yang menyebabkan vasokonstriksi semakin kuat. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal mengaktivasi sistem RAA. Terjadi pelepasan renin yang merangsang pembentukan angiotensin I, dan kemudian diubah menjadi angiotensin II (vasokonstriktor kuat) yang juga akhirnya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi air dan natrium yang meningkatkan volume intravaskuler. Rangsangan simpatis dan aktivasi sistem RAA ini memacu mekanisme Frank-Starling melalui peningkatan volume diastolik ventrikel sampai tahap tertentu dan pada akhirnya akan terjadi gangguan kontraksi miokard (penurunan/gangguan fungsi sistolik) (Smeltzer & Bare, 2001).Sementara itu pada keadaan atherosklerosis, gangguan struktur anatomi pembuluh darah perifer yang berlanjut dengan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah disertai dengan penyempitan dan kemungkinan pembesaran plaque yang menghambat gangguan peredaran darah perifer. Kekakuan dan perlambatan aliran darah menyebabkan beban jantung bertambah berat yang akhirnya dikompensasi dengan peningkatan upaya pemompaan jantung yang memberikan gambaran peningkatan tekanan darah dalam sistem sirkulasi.Hipertrofi Ventrikel Kiri (HVK) merupakan kompensasi jantung menghadapi tekanan darah tinggi ditambah dengan faktor neurohumoral yang ditandai oleh penebalan konsentrik otot jantung (hipertrofi konsentrik). Fungsi diastolik akan mulai terganggu akibat dari gangguan relaksasi ventrikel kiri, kemudian disusul oleh dilatasi ventrikel kiri (hipertrofi eksentrik).Iskemia miokard (asimtomatik, angina pectoris, infark jantung, dll) dapat terjadi karena kombinasi akselerasi proses atherosklerosis dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard akibat dari HVK. HVK, iskemia miokard, dan gangguan fungsi endotel merupakan faktor utama kerusakan miosit pada hipertensi.Pada pertimbangan gerontologis, terjadi perubahan struktural dan fungsional pembuluh darah meliputi atherosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, penurunan relaksasi otot polos pembuluh darah berakibat menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung dan meningkatkan tahanan perifer sehingga tekanan darah pun mengalami peningkatan (Bustan, 2007).

Pathway

(Amin, Hardhi, 2013)2.1.5 Manifestasi Klinis

Bila timbul gejala, penyakit ini sudah lanjut. Gejala klasik yaitu sakit kepala, epistaksis, pusing dan tinitus yang diduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah, ternyata sama seringnya yang terdapat pada tekanan darah tinggi. Namun gejala sakit kepala sewaktu bangun tidur, mata kabur, depresi dan nokturia ternyata meningkat pada hipertensi yang tidak diobati.Empat sekuele utama akibat hipertensi adalah stroke, infark miokard, gagal ginjal dan ensefalopati (Jan Tambayong, 2000).Menurut Amin Hardhi, 2013 gejala yang lazim sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :

Mengeluh sakit kepala, pusing

Lemah, kelelahan

Sesak nafas

Gelisah

Mual

Muntah

Epistaksis

Kesadaran menurun

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

1. Hemoglobin/hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti hiperkoagulabilitas anemia.2. BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.3. Glukosa : hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi).4. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.5. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.6. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskular).7. Pemeriksaan tiroid : hipertirodisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi8. Kadar aldosteron urin/serum : untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)9. Urinalisa : darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes10. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokromositoma (penyebab) : VMA urin 24 jam dapat dilakukan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.11. Asam urat : hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.12. Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi pituitari, sindrom cushings kadar renin dapat juga meningkat.13. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal/ureter.14. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup, deposit pada dan/atau takik aorta ; pembesaran jantung.15. CT scan : mengkaji tumor serebral. CSV, ensefalopati atau feokromositoma.16. EKG : dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi. (Doenges,Marilyn 2002)

2.1.7 Penatalaksanaan Medis

Pencegahan individu sasaran yang memiliki tekanan darah tinggi, riwayat keluarga hipertensi dan satu atau lebih gaya hidup yang terkait dengan usia yang meningkatkan tekanan darah, seperti obesitas, asupan tinggi natrium, inaktivitas fisik dan asupan alkohol berlebihan. Keputusan terapi untuk pasien hipertensi berdasarkan pada keadaan berikut : Derajat peningkatan tekanan darahTekanan DarahKelompok Risiko AKelompok Risiko BKelompok Risiko C

130-139/85-89140-159/90-99>160/>100Modifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obatModifikasi gaya hidup

Modifikasi gaya hidup

Dengan obatDengan obatDengan obatDengan obat

Keberadaan kerusakan organ sasaran Keberadaan penyakit kardiovaskular klinis atau faktor risiko lain Modifikasi gaya hidup Penurunan berat badan (satu-satunya metode pencegahan yang paling efektif; program harus dibuat per individu). Olah raga (latihan aerobik teratur untuk mencapai kebugaran fisik sedang). Diet rendah garam (sasaran