Bab 2 tinjaunan teori hipertensi gestasional

download Bab 2 tinjaunan teori hipertensi gestasional

of 29

Transcript of Bab 2 tinjaunan teori hipertensi gestasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan Normal a.Pengertian Kehamilan Lamanya kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus adalah 280 hari (40 minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu). Kehamilan 40 minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Bila kehamilan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur. Kehamilan antara 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan prematur ( Winkjosastro, 2006). b. Proses Kehamilan Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari: ovulasi, kejadian migrasi pada spermatozoa dan ovum, konsepsi dan nidasi (Manuaba, 2000). Konsepsi adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopii. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi yang berhasil melewati zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum (Mochtar, 2000). Proses nidasi atau implantasi adalah proses tertanamnya hasil pertemuan ovum dengan spermatozoa pada endometrium yang

biasanya terjadi pada hari ke 6 sampai 7 hari. Nidasi terjadi pada

6

7

bagian fundus uteri di depan atau belakang (Mochtar, 2000; Manuaba, 2000). c. Tanda Tanda Kehamilan. Untuk dapat menegakkan kehamilan ditegakkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda pasti kehamilan : 1) Gerakan janin dalam rahim Terlihat/teraba gerakan janin Teraba bagian-bagian janin 2) Denyut jantung janin Didengar dengan Laenec, alat kardiotokografi, alat Doppler Dilihat dengan ultrasonografi (USG) (Mochtar, 2000) d. Hamil Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu terjadi perubahan-perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan janin. Janin berkembang dari 2 sel ke suatu bentuk yang mampu hidup di luar uterus. Badan ibu berubah untuk mendukung perkembangan dari kehidupan baru dan untuk Fisiologi Perubahan - Perubahan pada Wanita

menyiapkan masuknya janin ke dunia luar di luar rahim ibunya (WHO, 2003).

8

Menurut WHO, 2003 perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil adalah sebagai berikut : 1) a) Uterus Pada usia kehamilan 12 minggu perubahan uterus di atas simpisis pubis bisa dirasakan, tanda chadwick muncul dan kontraksi braxton hicks mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. b) Kenaikan berat badan Kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. c) Payudara Pada minggu keempat payudara akan membesar dan terasa nyeri. d) Keluhan Ibu akan mengalami dua gejala yang terakhir selama tiga bulan berikutnya. Morning Sickness atau mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Potensial untuk menderita infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. Trimester Pertama

9

e) Psikologis Segara setelah konsepsi ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya banyak ibu yang merasakan kecewa, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada awal

kehamilannya, ibu berharap untuk tidak hamil. 2) a) Uterus Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu fundus berada di tengah simpisis dan pusat. Pada usia 20 minggu fundus berada dekat dengan pusat. b) Kenaikan berat badan Berat ibu akan bertambah 0,4 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. c) Payudara Payudara memulai sekresi kolostrum pada minggu ke 20. Areola ibu bertambah gelap. d) Keluhan Kram pada kaki dan konstipasi mungkin akan dialami ibu. Ibu juga akan mengalami perubahan yang normal pada kulitnya meliputi chloasma, linea nigra, dan striae gravidarum Trimester Kedua

10

e) Psikologi Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan keadaan hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakan pada trimester pertama. 3) a) Uterus Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berada pada pertengahan pusat dan xiphoid. Pada usia kehamilan 32-36 minggu fundus mencapai prosesus xiphoideus, Braxton hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk Trimester Ketiga

persalinan. b) Kenaikan berat badan Berat ibu akan bertambah 0,4 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. c) Payudara Payudara akan terasa penuh dan terdapat nyeri tekan pada usia kehamilan 32-36 minggu.

11

d) Keluhan Sering kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga ibu akan mengalami dispnea. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. e) Psikologis Trimester ketiga sering disebut periode menunggu dan waspada, sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktuwaktu. Ini menyebabkan ibu

meningkatkan kewaspadaan-nya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. e. Tanda dan Bahaya Kehamilan 1) Perdarahan pervaginam 2) Sakit kepala lebih dari biasanya 3) Gangguan penglihatan 4) Pembengkakan pada wajah 5) Nyeri abdomen 6) Janin tidak bergerak sebanyak biasanya ( Saifuddin, 2000)

12

f. 1)

Kebutuhan Fisik Ibu Hamil Oksigen Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat hamil sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandungnya. Posisi miring kiri dianjurkan untuk

meningkatkan perfusi uterus dan oksigenasi fetoplasenta dengan mengurangi tekanan pada vena asenden

(Kusmiyati, 2008). 2) Personal higiene Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat.

Kebersihan gigi dan mulut, perlu mendapat perhatian karena sering kali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang kekurangan kalsium (Kusmiyati, 2008) 3) Nutrisi dalam kehamilan Zat gizi yang dikonsumsi ibu hamil sangat berpengaruh dalam proses kehamilannya. Ibu harus memenuhi

kebutuhan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi sehingga makanan yang dikonsumsi ibu hamil harus bermutu (Herdiana, 2007).

13

Tabel 1.1 Kebutuhan Zat Gizi Ibu HamilZat Gizi Energi (Kal) Protein (g) Vitamin A (RE) Vitamin C (mg) Asam folat (mcg) Niasin (mg) Riboflavin (mg) Tiamin (mg) Vitamin B12 (mcg) Kalsium Fosfor Iodium Besi Zinc Tidak Hamil 1900 44 500 30 150 8,4 1,0 0,9 1,0 600 450 150 25 15 Hamil 285 12 200 10 50 1,3 0,2 0,2 0,3 400 200 25 20 5

Sumber : Herdiana,2007

4)

Pakaian selama kehamilan

14

Pada dasarnya pakaian apa saja yang dipakai, baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat (Kusmiyati, 2008). 5) Eliminasi (BAB/BAK) Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan cukup lancar. Akibat pengaruh progesteron, otototot traktus digestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu hamil dianjurkan minum lebih 8 gelas per hari (Kusmiyati, 2008). 6) Seksual Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli

berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran (Kusmiyati, 2008). 7) Mobilisasi Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik biasa selama tidak terlalu melelahkan (Kusmiyati, 2008). 8) Senam hamil Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-jalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil (Kusmiyati, 2008). a. Kunjungan Antenatal Pada Ibu Hamil

15

Selama wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode kehamilannya yaitu (Saifuddin, 2002) : 1) Satu kali kunjungan selama trimester pertama

(sebelum 14 minggu) 2) minggu 14-28) 3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara

minggu 28-36 dan sesudah minggu 36)

2. a.

Hipertensi Pengertian Hipertensi Hipertensi adalah tekanan darah arteri tinggi; berbagai kriteria sebagai batasannya telah dianjurkan, berkisar dari sistol 140 mmHg dan diastol 90 mmHg hingga setinggi sistol 200 mmHg dan diastol 110 mmHg (Dorland, 2002).

b.

Jenis Hipertensi 1) Hipertensi Primer (Hipertensi Essensial)

Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. 2) Hipertensi Sekunder

Yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit atau keadaan lain, seperti: a) Hipertensi pada penyakit ginjal

16

Penyakit ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan sebaliknya hipertensi dalam jangka waktu lama dapat mengganggu ginjal. Hipertensi pada penyakit ginjal dapat terjadi pada penyakit ginjal akut maupun kronik baik pada kelainan glomerulus maupun pada kelainan vaskular. (Sudoyo, 2006)

b)

Hipertensi Renovaskular (HRV) HRV merupakan penyebab tersering dari hipertensi

sekunder. HRV adalah hipertensi yang terjadi sebagai akibat fisiologis adanya stenosis arteri renalis. (Sudoyo, 2006) c) Hipertensi pada Kehamilan Gangguan hipertensi pada kehamilan mengacu pada berbagai keadaan, dimana terjadi peningkatan tekanan darah meternal disertai risiko yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan janin. Awalnya, gangguan hipertensi pada kehamilan disebut toksemia, tetapi istilah ini kurang tepat karena tidak ada agens toksik atau toksin yang bisa ditemukan. (Bobak, 2005) c. Penyebab Hipertensi menurut Gunawan (2005) antara lain: 1) 2) 3) Faktor keturunan Ciri perseorangan, antara lain: umur, jenis kelamin dan ras Kebiasaan hidup, antara lain:

17

a) konsumsi garam berlebih b) kegemukan c) stres atau ketegangan jiwa d) pengaruh lain, seperti merokok, minum alkohol, obat-obatan (Prednison, Epineprin).

3. a)

Hipertensi pada Kehamilan Pengertian Hipertensi pada Kehamilan Hipertensi pada kehamilan adalah komplikasi serius trimester keduaketiga dengan gejala klinis, seperti: edema hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan diatas 20 minggu, dan dapat terjadi antepartum-intrapartum-pascapartum (Manuaba, 2001). b) Insiden Hipertensi pada Kehamilan Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan. Dari seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosis mengalami pre-eklamsia atau eklamsia. (Bobak, 2005) c) Klasifikasi Hipertensi pada Kehamilan Menurut Sudoyo (2006) ada tiga jenis hipertensi yang umumnya terdapat pada saat kehamilan, yaitu:

18

1) 2)

Pre-eklamsia/eklamsia Hipertensi kronik, jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan

20 minggu. 3) Hipertensi gestasional atau hipertensi yang sesaat, jika

hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama persalinan dan/atau dalam 48 jam post partum.

4. Kehamilan) a. Pengertian

Hipertensi

Gestasional

(Hipertensi

Akibat

Hipertensi Akibat Kehamilan (HAK) adalah peningkatan tekanan darah tanpa proteinuria dan tidak ada patologi yang berhubungan dengan kehamilan. Kejadian hipertensi akibat kehamilan sekitar tiga kali lebih sering daripada pre-eklamsia (Chapman, 2006). Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan, oleh karena tekanan diastolik mengukur tahanan perifer dan tidak tergantung pada keadaan emosional pasien. Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan diastolik 90 mmHg pada 2 kali pengukuran berjarak 1 jam atau lebih (Depkes RI, 2007). b. Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi gestasional ( Cunningham, 2006 ) adalah : 1) Perubahan volume intravaskuler

19

Pada kehamilan preeklamsi terjadi vasokontriksi menyeluruh pada sistem pembuluh darah astiole dan prakapiler pada hakekatnya merupakan kompensasi terhadap terjadinya hipovolemi. Patofisiologi terpenting pada hipertensi gestasional adalah perubahan arus darah di uterus koriodesidua, dan plasenta yang merupakan faktor penentu hasil akhir kehamilan. a) Iskemia uteroplasenter Ketidakseimbangan antara masa plasenta yang meningkat dengan perfusi darah sirkulasi yang berkurang. b) Produksi Hipoperfusi uterus renin uteroplasenta meningkat menyebabkan

terjadinya vasokonstriksi vaskular dan meningkatkan kepekaan vaskuler pada zat zat vasokonstriktor lain ( angiotensi dan aldosteron ) yang menyebabkan tonus pembuluh darah meningkat c) Gangguan uteroplasenter Suplai O2 janin berkurang sehingga terjadi gangguan pertumbuhan / hipoksia / janin mati. c. Penyebab

Penyabab hipertensi gestasional menurut Manuaba (2000) adalah : 1) Faktor herediter 2) Faktor lingkungan 3) Faktor emosi

20

4) Faktor riwayat kesehatan (riwayat penyakit ginjal) d. Prognosis Prognosis menjadi lebih buruk dengan terdapatnya proteinuria. Dengan edema tidak lagi menjadi suatu tanda sahih untuk pre-eklamsia, maka diagnosis dapat mengarah ke pre-eklamsia. (Depkes RI, 2007) e. Penanganan Terapi Hipertensi pada Kehamilan menurut Manuaba (2001)

1)

Hipertensi ringan pada kehamilan

(sistolik 140-159 mmHg dan diastolik 90-99 mmHg) a) Berobat jalan (ambulatori). b) Dengan nasehat:

Untuk menurunkan gejala klinik: (1) Tirah baring 2x2 jam/hari miring, untuk

meningkatkan aliran darah venosus dengan tujuan meningkatkan peredaran darah menuju jantung dan plasenta sehingga menurunkan iskemia plasenta. (2) Menurunkan tekanan darah.

Segera datang, bila terdapat gejala: (1) (2) (3) Kepala pusing. Gerakan janin terasa berkurang. Kaki bertambah berat (edema).

21

(4)

Mata makin kabur. (1) Pengobatan tambahan: (a) Diuretik ringan dapat menambah produksi

urine , sehingga perlu diimbangi dengan banyak minum. (b) (c) Mengurangi makan garam. Pemberian aspirin 80 mgr/hari, akan

berkaitan dengan tromboksan sehingga vasokonstriksi berkurang dan tekanan darah menurun. (d) Sedativa ringan sehingga lebih banyak istirahat miring, untuk meningkatkan aliran darah menuju plasenta dan ginjal serta organ vital. 2) Hipertensi berat pada kehamilan.

(sistolik 180 mmHg dan diastolik 110 mmHg) a) sakit. b) Istirahat dengan tirah baring ke satu sisi dalam Dalam keadaan gawat darurat segera masuk rumah

suasana isolasi. c) (1) (2) (3) (4) Pemberian obat-obatan untuk: Menghindari kejang-kejang. Antihipertensi. Pemberian diuretikum. Pemberian infus dekstros 5%.

22

(5) d) (1) (2)

Pemberian antasida. Tujuan: Menghindari terjadinya eklamsia. Menghindari komplikasi ibu: (a) Akut vaskuler aksiden. (b) Kegagalan jantung mendadak dan ginjal serta liver. (c) Mengakhiri kehamilan metode nontraumatik

(induksi persalinan atau seksio sesaria)

B. Teori Manajemen Kebidanan 1. Pengertian Asuhan Kebidanan Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Sofyan, 2005). 2. Pengertian Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, ketrampilan dalam

rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil keputusan yang terfokus pada klien (Salmah, 2006).

23

3. Manajemen Kebidanan 7 Langkah Varney a. Pengumpulan data dasar secara lengkap Data dasar yang diperlukan adalah semua data yang berasal dari sumber informasi yang berkaitan dengan kondisi ibu. Pengkajian ini meliputi (Varney, 2007) : 1) Data subjektif Meliputi : a) Biodata Nama untuk mengetahui identitas pasien dan penanggung jawab, umur untuk mengetahui risiko yang menyertai kehamilan sehubungan dengan usia pasien, pekerjaan untuk mengetahui status sosial ekonomi pasien, alamat untuk mengetahui tempat tinggal dan lingkungan sekitar tempat tinggal pasien (Salmah,2006). b) Keluhan utama Langkah I :

Keluhan ditanyakan dengan singkat dan mengarah pada gejala yang berhubungan dengan hipertensi gravidarum yaitu cepat lelah, nyeri kepala dan pusing, tidak ada nafsu makan (Varney, 2007). c) Riwayat menstruasi

Pada riwayat menstruasi akan dikaji mengenai usia menarke, siklus menstruasi, lama menstruasi, jumlah darah

24

yang keluar, karakteristik darah, ada tidaknya keluhan seperti dismenorea, terutama Hari Pertama Menstruasi Terakhir (HPMT) untuk menentukan taksiran hari persalinan dan juga untuk menentukan umur kehamilan sehingga dapat diketahui usia kehamilan ibu dan sejak kapan ibu menderita hipertensi gravidarum (Varney, 2007). d) Status perkawinan Wanita yang menikah ketika berumur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, mempunyai risiko yang tinggi untuk hamil. Sangat penting untuk mengetahui status pernikahan, lamanya pernikahan, dan berapa kali ibu pernak menjalani pernikahan. e) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu Riwayat kehamilan yang lalu dikaji, apakah ibu pernah mengalami hipertensi pada kehamilan yang lalu. f) Riwayat kesehatan

Riwayat kesehatan yang dikaji adalah adanya riwayat penyakit DM, hipertensi, jantung, asma, hepatitis B baik yang diderita ibu maupun keluarga. Hal yang didapat dari data tersebut dapat menentukan faktor penyakit yang berkaitan dengan arah hipertensi dan juga dapat mengetahui penyakit yang diderita keluarga terutama hipertensi yang merupakan penyakit keturunan (Salmah, 2006).

25

g)

Riwayat kehamilan sekarang Riwayat kehamilan sekarang dikaji untuk mengetahui

kondisi kehamilan sekarang (Varney, 2001). h) Riwayat KB

Terutama pada ibu dengan alat kontrasepsi hormonal untuk merencanakan penggunaan alat kontrasepsi berikutnya karena hipertensi salah satu kontra indikasi pengguna alat kontrasepsi hormonal (Varney, 2001).

i)

Data kebiasaan sehari-hari

(1) Nutrisi Nutrisi di kaji untuk mengetahui status gizi pasien sebelum dan selama nifas apakah mengalami perubahan, frekuensi makan, jenis makanan, kualitas dan kuantitas makanan, apakah punya makanan pantangan, berapa banyak ibu minum dalam satu hari (Saifuddin, 2002). (2) Istirahat dan tidur Istirahat dan tidur perlu ditanyakan frekuensi tidur dalam sehari apakah ada keluhan, siapa yang

membantu ibu mengurus bayinya karena kurang istirahat pada ibu hamil dengan hipertensi gravidarum dapat memperparah kondisi (Saifuddin,2002)

26

(3) Personal higiene Personal hygiene perlu ditanyakan untuk mengetahui kebersihan tubuh pada waktu nifas meliputi kebutuhan mandi yang terdiri atas frekuensi mandi, gosok gigi, ganti baju, keramas dan cara membersihkan alat genetalianya (Saifuddin, 2002). (4) Eliminasi Eliminasi yang meliputi kebiasaan BAB, BAK, frekuensi dan keluhan misalnya obstipasi (Mochtar, 2000). (5) Seksual Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat sebaiknya tidak lagi

berhubungan seks selama 14 hari menjelang kelahiran (Kusmiyati, 2008). 2) Data objektif Data objektif yang digunakan dalam pengkajian pada penderita anemia dalam kehamilan: a) Keadaan umum Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan umum seperti pemeriksaan status kesadaran, status gizi (Hidayat, 2005). b) Vital sign

27

Pengkajian ini terdiri dari pemeriksaan tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan ibu. Pada hipertensi tekanan darah meningkat 140/90 mmHg (Saifuddin, 2002). c) (1) Pemeriksaan khusus Kepala

Kepala dan muka yang perlu diperhatikan adalah adanya penglihatan kabur, terdapat edema di muka, dan rambut yang rapuh (Varney, 2007). Selain itu sangat penting untuk mengetahui keadaan fisik kepala ibu seperti mata, telinga, hidung, dan mulut. (2) Leher

Pemeriksaan leher digunakan untuk mengobservasi bentuk dan ukuran leher serta palpasi glandula thyroidea dan glandula limfe (Depkes RI, 2007). (3) Dada

Untuk memeriksa Payudara (bentuk, ukuran, simetrisasi, keadaan puting, adanya kolostrum atau cairan lain). (4) (a) Abdomen Inspeksi

Perubahan pada kulit misalnya bekas insisi sesaria dapat dilihat (Varney, 2007). (b) Palpasi

28

Adalah suatu teknik yang menggunakan indra peraba untuk mendapatkan data. Menurut Wiknjosastro (2005), palpasi dapat dilakukan dengan teknik Leopold yaitu : i. Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri dengan meraba fundus. Berapakah tinggi uterus dan bagian apakah yang terdapat di fundus. ii. Leopold II Untuk menentukan batas samping uterus dan dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala. iii. Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang terletak di sebelah bawah. Dilakukan dengan meraba bagian bawah janin dan apakah bagian terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul. iv. Leopold IV

Untuk menentukan berapa bagian dari kepala telah masuk ke dalam pintu atas panggul. (c) Auskultasi

Auskutasi dilakukan untuk mengetahui bunyi denyut jantung janin (DJJ) dengan Doppler sehingga diketahui kesejahteraan janin.

29

(5)

Genetalia Pemeriksaan genetalia untuk melihat pengeluaran

yang ada serta pemeriksaan dalam untuk mengetahui keadaan serviks, ketuban, dan bagian terbawah janin (6) Ekstremitas Ekstremitas untuk mengetahui suatu kelainan

seperti edema ataupun refleks patella. 2) Pemeriksaan penunjang laboratorium

Pemeriksaan penunjang menurut (Mansjoer, 2001) a) Urin b) Darah : protein, reduksi, bilirubin, sedimen urin : trombosit, ureum, kreatinin, SGOT, LDH, dan bilirubin c) USG : mengetahui kesejahteraan janin

b. Langkah II : Interpretasi Data Dasar Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan (Soepardan, 2008). 1) Diagnosa Kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar

nomenklatur diagnosa kebidanan (Salmah, 2006). Ditulis secara lengkap berdasarkan anamnese, data subyektif, pemeriksaan fisik dan diagnosa penunjang.

30

Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakkan pada kasus pasien ibu hamil dengan hipertensi gestasional adalah Ny. M Umur 22 Tahun dengan hipertensi gestasional, dengan dasar : (a) Data Subjektif (b) Data Objektif 2) Masalah Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian/sering menyertai diagnosa. Masalah dapat muncul, namun dapat pula tidak. Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang dengan keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau tidak (Varney, 2004). Ibu hamil dengan hipertensi gestasional memerlukan banyak istirahat dan dukungan moral dari keluarga. 3) Kebutuhan Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data. Kebutuhan muncul setelah dilakukan pengkajian. Ditemukan hal-hal yang

membutuhkan asuhan, dalam hal ini klien tidak menyadari (Varney, 2007). c. Langkah III : Mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial/diagnosa dan mengatisipasi penanganannya

31

Diagnosa potensial adalah langkah ketiga bidan melakukan identifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan diharapkan waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam melakukan asuhan yang aman. (Salmah, 2006). d. Langkah IV : Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera Pada langkah ini bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini, mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Salmah, 2006). e. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen tehadap masalah atau diagnosis yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi (Salmah, 2006). Pada ibu hamil dengan hipertensi gestasional perlu direncanakan beberapa asuhan penanganan rawat jalan seperti :

32

1)

Pantau tekanan darah, proteinuria,

dan kondisi janin setiap minggu. 2) Jika tekanan darah meningkat,

tangani sebagai preeklamsia. 3) terjadi pertumbuhan Jika kondisi janin memburuk, atau janin terhambat, rawat dan

pertimbangkan terminasi kehamilan ( Saifuddin, 2000). f. Langkah VI : Pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (Salmah, 2006). g. Langkah VII : Evaluasi Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan yang dilakukan benar-benar telah telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan ibu (Varney, 2007).

C. Follow Up Data Perkembangan Kondisi Klien Tujuh langkah Varney disarikan menjadi 4 langkah, yaitu SOAP (Subjektif, Objektif, Asessment, dan Planning). SOAP disarikan dari

33

proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan sebagai perkembangan catatan kemajuan keadaan klien. S = Subjektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pungumpulan data klien melalui anamnesa sebagai langkah 1 Varney. O = Objektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah satu Varney. A = Asessement Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi : 1) 2) 3) atau Diagnosa atau masalah Antisipasi diagnosa atau masalah potensial Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi kolaborasi dan rujukan sebagai langkah

menginterpretasikan data dasar, mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensila dan mengantisipasi penanganannya, serta menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera. P = Plan Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan (I) dan evaluasi perencanaan (E) berdasarkan Asessement sebagai

34

langkah

menyusun

rencana

asuhan

yang

menyeluruh,

pelaksanaan langsung asuhan dengan efisien dan aman, serta evaluasi ( KEPMEN.2007 ).