Bab 2
-
Upload
heri-sulistyanto -
Category
Documents
-
view
150 -
download
0
Transcript of Bab 2
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 1/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-1
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Kondisi Geografis
abupaten Majalengka merupakan bagian dari wilayah administrasi Provinsi Jawa
Barat yang memiliki luas wilayah 120.424 hektar yang terdiri atas 26 kecamatan, 13
kelurahan dan 321 desa. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak pada koordinat
60 32’16,39” sampai dengan 70 4’ 24,75” Lintang Selatan dan 1080 2’ 30,87” sampai
dengan 1080 24’ 32,84” Bujur Timur.
Jarak dari Ibukota Kecamatan ke Ibukota Kabupaten berkisar antara 0 - 37
Kilometer, dan jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Provinsi Jawa Barat adalah ± 91Kilometer serta jarak dari Ibukota Kabupaten ke Ibukota Negara adalah ± 200 Kilometer.
Batas wilayah administrasi, Kabupaten Majalengka sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Indramayu, sebelah Selatan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten
Tasikmalaya, sebelah Barat dengan Kabupaten Sumedang, dan Sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Cirebon.
Berdasarkan klasifikasi kemiringan lahan, Kabupaten Majalengka diklasifikasikan ke
dalam 3 (tiga) kelas yaitu landai atau dataran rendah (0 – 15 persen), berbukit
bergelombang (15 – 40 persen) dan perbukitan terjal (>40 persen). Sebesar 13,21 persen
dari luas wilayah Kabupaten Majalengka berada pada kemiringan lahan di atas 40 persen,
18,53 persen berada dalam kelas kemiringan lahan 15 - 40 persen, dan 68,26 persen
berada pada kelas kemiringan lahan 0 - 15 persen.
Sedangkan berdasarkan ketinggian, wilayah Kabupaten Majalengka diklasifikasikan
dalam 3 (tiga) klasifikasi utama yaitu dataran rendah (0 - 100 m dpl), dataran sedang
(>100 - 500 m dpl) dan dataran tinggi (> 500 m dpl). Dataran rendah sebesar 42,21
persen dari luas wilayah, berada di Wilayah Utara Kabupaten Majalengka, dataran sedang
sebesar 20,82 persen dari luas wilayah, umumnya berada di Wilayah Tengah, dan dataran
tinggi sebesar 36,97 persen dari luas wilayah, mendominasi Wilayah Selatan Kabupaten
Majalengka, termasuk di dalamnya wilayah yang berada pada ketinggian di atas 2.000 m
dpl yaitu terletak di sekitar kawasan kaki Gunung Ciremai.
Sumber daya air di Kabupaten Majalengka dibagi ke dalam dua bagian yaitu air
permukaan dan air bawah tanah. Potensi air permukaan diperoleh dari 2 (dua) sungai
Cimanuk dan sungai Cilutung serta beberapa anak sungai lainnya. Sementara potensi air
K
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 2/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-2
permukaan lainnya berasal dari sumber mata air yang umumnya berada di wilayah
Selatan Kabupaten Majalengka. Sedangkan untuk kondisi Air Bawah Tanah (ABT), secara
umum berada di Wilayah Utara dan Tengah Kabupaten Majalengka yang potensi
ketersediaan ABT cukup baik, kecuali untuk Kecamatan Kertajati, Dawuan, dan Ligung
kondisinya kurang baik.
2.2. Evaluasi Pembangunan Tahun 2004-2008
Pelaksanaan pembangunan daerah meliputi bidang Sosial Budaya, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, Perekonomian, Sarana dan Prasarana, Pengembangan
Wilayah dan Penataan Ruang, Politik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat, Hukum,
Aparatur, Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup. Perkembangan pembangunan
selama periode 2004-2008 diuraikan di bawah ini.
2.2.1. Sosial Budaya
Pembangunan kualitas hidup penduduk Kabupaten Majalengka menjadi prioritas
pembangunan daerah. Perkembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten
Majalengka menunjukkan perkembangan yang semakin membaik, hal tersebut antara lain
ditunjukkan dengan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM dihitung
berdasarkan tiga indikator yaitu Indeks Pendidikan, Indeks Kesehatan, dan Indeks Daya
Beli. Pada Tahun 2008, IPM Kabupaten Majalengka mencapai angka 69,42, meningkat
sebesar 0,17 poin dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 69,25. Dalam rentang
2004-2008, IPM Kabupaten Majalengka meningkat sebesar 1,41 dari angka 68,01 pada
Tahun 2004 menjadi 69,42 pada Tahun 2008.
Untuk lebih jelasnya mengenai capaian IPM Kabupaten Majalengka Tahun 2004-
2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.1CAPAIAN IPM
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42
Indeks Kesehatan 70,68 71,17 71,25 71,32 71,36
Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 3/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-3
INDIKATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
Indek s Pendidikan 75,61 75,98 76,18 77,16 77,49
Angka Melek Huruf (%) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02
Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67
Indek s Daya Beli 57,74 58,41 58,99 59,27 59,41
Paritas Daya Beli (Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 556,76
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
1. Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) sampai dengan akhir tahun 2008 sebesar 1.198.170 jiwa dengan kepadatan rata-
rata 1.149 jiwa/Kilometer persegi. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Majalengka sebesar 0,84 persen. Hal ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan penduduk
dapat dikendalikan.
Jumlah penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan kepadatan penduduk di
Kabupaten Majalengka selama kurun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.2JUMLAH PENDUDUK, LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN K EPADATAN P ENDUDUK
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
PENDUDUK 2004 2005 2006 2007 2008*)
Jumlah (Jiwa) 1.160.583 1.169.337 1.179.136 1.188.189 1.198.170
Laki-laki (Jiwa) 574.614 577.633 582.474 588.321 593.265
Perempuan (Jiwa) 585.969 591.704 596.662 599.868 604.405
Laju Pertumbuhan Penduduk (persen)
0,86 0,82 0,84 0,76 0,84
Kepadatan (Jiwa/ KM2) 964 971 979 987 1.149Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
2. Pendidikan
Pembangunan bidang pendidikan telah dilaksanakan dengan menitikberatkan pada
upaya akselerasi penuntasan program Wajib Belajar 9 tahun melalui pendidikan formal
maupun non formal, serta rintisan Wajib Belajar 12 tahun. Seiring dengan hal tersebut
upaya mengedepankan sekolah kejuruan diarahkan pada fokus pembelajaran atau
pendidikan vokasional (life skill).
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 4/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-4
Untuk komposisi penduduk berdasarkan jenjang pendidikan yang ditamatkan,
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) merupakan lulusan terbanyak yaitu sebesar 45,00
persen, diikuti oleh SLTP sebesar 15,70 persen, SLTA sebesar 10,20 persen, D1/D3
sebesar 1,00 persen, dan Universitas sebesar 1,40 persen.
Tabel 2.3PERSENTASE PENDUDUK M ENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
JENJANG PENDIDIKAN
PENDUDUK MENURUT JENJANG PENDIDIKAN YANGDITAMATKAN (% )
2004 2005 2006 2007 2008*)
Tidak punya 29,97 27,48 23,53 23,89 26,70
SD 47,61 49,43 49,95 47,10 45,00
SLTP 13,30 13,36 15,20 15,37 15,70
SLTA 7,75 6,63 6,38 9,28 10,20D1 / D3 0,75 1,50 1,43 2,10 1,00
Universitas 0,62 1,33 1,16 2,20 1,40Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Kelompok usia sekolah menggambarkan penduduk yang harus mendapatkan
pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Usia 7-12 tahun
merupakan usia terbanyak yaitu mencapai 131.690 orang, yang diikuti oleh usia 13-15
tahun sebesar 64.938 orang dan usia 16-18 tahun sebesar 58.224 orang.
Tabel 2.4JUMLAH PENDUDUK M ENURUT KELOMPOK USIA SEKOLAH
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KELOMPOK USIA SEKOLAH
PENDUDUK MENURUT KELOMPOK USI A SEKOLAH(Jiwa)
2004 2005 2006 2007 2008*)
7-12 tahun 133.122 145.220 138.889 140.288 131.690
13-15 tahun 60.243 61.003 74.806 65.493 64.938
16-18 tahun 53.148 54.446 58.812 56.725 58.224
19-24 tahun 127.251 89.052 108.743 74.306 n/a
JUMLAH 373.764 349.721 381.250 336.812 n/aSumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
n/a : Not Available
Tingkat kemajuan pendidikan masyarakat dapat ditinjau dari besarnya persentase
Angka Partisipasi Pendidikan. Angka Partisipasi Pendidikan dapat pula menjadi indikator
dan jaminan keberhasilan pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun. Berdasarkan data tahun
2008 Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD atau sederajat di Kabupaten
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 5/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-5
Majalengka sudah cukup tinggi (97,90 persen) ini berarti dari hampir seluruh anak usia
masuk sekolah SD atau sederajat sudah tertampung, dan hanya kurang dari 3 persen
yang tidak sekolah. Adapun APM untuk SMP atau sederajat sebesar 87,58 persen, serta
APM SMA atau sederajat hanya sebesar 38,02 persen. Sedangkan Angka Partisipasi Kasar
(APK) untuk tingkat pendidikan SD atau sederajat mencapai 101,96 persen, APK untuk
SMP atau sederajat sebesar 103,85 persen serta APK SMA atau sederajat hanya 42,13
persen.
Tabel 2.5 ANGKA PARTISIPASI M URNI
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI MURNI (% )
2004 2005 2006 2007 2008*)
SD atau sederajat 92,97 95,67 92,26 95,16 97,90
SMP atau sederajat 63,43 60,61 68,88 70,42 87,58
SMA atau sederajat 22,71 31,50 27,37 31,86 38,02Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.6 ANGKA PARTISIPASI KASAR
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT PENDIDIKAN ANGKA PARTISIPASI KASAR (% )
2004 2005 2 006 2007 2008*) SD atau sederajat 104,25 103,51 105,21 102,74 101,96
SMP atau sederajat 79,71 78,83 83,82 80,15 103,85
SMA atau sederajat 27,03 37,41 35,26 37,39 42,13Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan perlu didukung oleh
tersedianya sarana prasarana dan tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2008
jumlah sarana pendidikan SD/MI sebanyak 885 buah, SMP/MTs sebanyak 144 buah, dan
SMA/SMK/MA sebanyak 70 buah. Perguruan tinggi yang ada saat ini adalah Universitas
Majalengka, Sekolah Tinggi Agama Islam PUI, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YPIB dan
STKIP Yasika.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 6/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-6
Tabel 2.7
JUMLAH SARANA PENDIDIKANDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
TINGKAT
PENDIDIKAN
JUMLAH SARANA PENDIDIKAN (Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*)
SD /MI 878 897 869 878 885
SMP/ MTs 132 135 136 135 144
SMA/ SMK / MA 61 61 63 60 70Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Berdasarkan data tahun 2008 rasio murid terhadap guru menunjukkan angka yang
normal yaitu rasio murid terhadap guru TK sebesar 10, rasio murid terhadap guru SD
sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMP sebesar 18, rasio murid terhadap guru SMA
sebesar 14, dan rasio murid terhadap guru SMK sebesar 11. Sedangkan rasio muridterhadap sekolah TK sebesar 32, rasio murid terhadap sekolah SD sebesar 154, rasio
murid terhadap sekolah SMP sebesar 299, rasio murid terhadap sekolah SMA sebesar 577,
dan rasio murid terhadap sekolah SMK sebesar 364.
Tabel 2.8JUMLAH GURU, MURID, SEKOLAH NEGERI/SW ASTA SERTARASIO MURID TERHADAP
GURU DAN SEKOLAH LINGKUP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
TAHUN JENJANGJUMLAH RASIO
SEKOLAH
(buah)
MURID
(orang)
GURU
(orang)Murid:Guru Murid:Sekolah*)
1 2 3 4 5 6 7
2004 TK 204 5.878 481 12 29
SD 818 127.181 4.256 30 156
SMP 67 31.465 1.664 19 470
SMA 20 10.948 576 19 547
SMK 20 6.019 247 24 301
2005 TK 214 6.697 532 13 31
SD 834 126.664 6.160 21 152
SMP 68 31.493 1.299 25 463
SMA 20 10.948 496 23 547SMK 20 6.019 3.839 2 301
2006 TK 231 7.310 858 9 32
SD 830 127.997 4.713 27 154
SMP 69 37.136 1.698 22 538
SMA 20 12.308 552 22 615
SMK 22 6.854 171 40 312
2007 TK 251 8.763 994 9 35
SD 815 127.073 6.577 19 156
SMP 69 36.931 2.163 17 535
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 7/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-7
TAHUN JENJANG
JUMLAH RASIO
SEKOLAH
(buah)
MURID
(orang)
GURU
(orang)Murid:Guru Murid:Sekolah*)
1 2 3 4 5 6 7
SMA 35 22.352 1.601 14 639SMK 21 6.868 659 10 327
2008*) TK 273 8.741 851 10 32
SD 823 127.078 7.111 18 154SMP 135 40.394 2.307 18 299
SMA 21 11.691 849 14 557
SMK 28 10.150 902 11 363Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
3. Kesehatan
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan. Kesehatan sebagai hak asasi manusia mengandung suatu kewajiban untuk
menyehatkan yang sakit dan berupaya mempertahankan yang sehat untuk tetap sehat.
Indeks kesehatan meningkat sejalan dengan penurunan angka kematian ibu dan
bayi. Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010 dan pedoman lainnya bahwa Angka
Kematian Ibu (AKI) diharapkan menurun hingga 150 per 100.000 kelahiran hidup, Angka
Kematian Bayi (AKB) menurun hingga 40 per 1.000 Kelahiran Hidup dan Angka Harapan
Hidup (AHH) meningkat menjadi 67,9 tahun pada tahun 2010.
Gambaran pencapaian di Kabupaten Majalengka sebagaimana tabel 2.9 berikut
menunjukkan perlunya upaya percepatan yang lebih baik lagi dengan berbagai langkah
kebijakan yang lebih efektif.
Tabel 2.9PERKEMBANGAN INDEKS KESEHATAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. KOMPOSITTAHUN
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Indeks Kesehatan (IK,%) 70,68 71,17 71,25 71,32 71,36
2 Angka Harapan Hidup (AHH,Tahun)
67,41 67,70 67,75 67,79 67,82
3 Angka Kematian Bayi (AKB,
per 1.000)
48,50 43,10 41,25 41,10 40,97
4 Angka Kematian Ibu (AKI, per100.000)
158,79 147,90 147,60 197,17 148,36
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 8/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-8
Di Kabupaten Majalengka, tahun 2008, terdapat 2 (dua) buah Rumah Sakit yang
dapat melayani masyarakat Kabupaten Majalengka dan luar kabupaten. Keberadaan
Puskesmas hampir merata di setiap kecamatan dengan jumlah 30 buah yang didukung
dengan Puskesmas Pembantu 73 buah, Puskesmas Keliling 33 buah, Apotek 58 buah dan
Toko Obat 42 buah.
Tabel 2.10
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATANKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
JENIS SARANA KESEHATAN
SARANA PELAYAN AN KESEHATAN (Buah)
2004 2005 2006 20 07 2008*)
Rumah Sakit 2 2 2 2 2
Puskesmas 29 29 29 29 30
Puskesmas Pembantu 73 73 73 73 73
Puskesmas Keliling 28 28 30 30 33
Posyandu 1.372 1.479 1.479 1.428 1440
Apotek 39 45 47 53 58
Toko Obat 37 36 44 42 46Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
4. Pemuda dan Olah Raga
Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang
punggung serta penerus cita-cita bangsa, kualitasnya terus disiapkan dan dikembangkan
melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan. Untuk
mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri,
serta memiliki produktivitas, terdapat berbagai wahana yang dikembangkan oleh
Pemerintah, dan atas inisiatif masyarakat seperti melalui berbagai organisasi
kepemudaan.
Di Kabupaten Majalengka terdapat beberapa organisasi yang menaungi aktivitas
kepemudaan yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan keagamaan, diantaranya
KNPI, Karang Taruna, Remaja Masjid dan lain-lain.
Perkumpulan olah raga di Kabupaten Majalengka diantaranya perkumpulan Sepak Bola sebanyak 328, Bola Volley sebanyak 427, Bulu tangkis sebanyak 190, Tenis meja
sebanyak 204, Catur sebanyak 54, Bola Basket sebanyak 55, Panahan sebanyak 3, Pencak
Silat sebanyak 63, Atletik sebanyak 13, Renang sebanyak 4 dan Karate sebanyak 4
perkumpulan.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 9/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-9
Pembangunan dan pembinaan olah raga disamping optimalisasi olah raga prestasi,
dilakukan juga upaya membangun budaya olah raga dalam masyarakat. Untuk
meningkatkan keberhasilan dalam bidang olah raga, masih diperlukan peningkatan
pembinaan dan dukungan sarana prasarana olah raga, baik untuk olah raga masyarakat
maupun sarana olah raga terpadu dengan standar nasional.
5. Seni dan Budaya
Dalam bidang seni dan budaya, pembangunannya ditujukan untuk melestarikan
dan mengembangkan kebudayaan daerah serta mempertahankan jati diri dan nilai-nilai
budaya daerah di tengah-tengah semakin derasnya arus informasi dan pengaruh negatif
budaya global. Selain itu kesenian dan kebudayaan merupakan cerminan dari seberapa
tinggi peradaban manusia yang dimiliki.
Tabel 2.11
JUMLAH PERKUMPULAN KESENIANDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
PERKUMPULAN KESENIAN
JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN(Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK KARAWITAN
Sekar 76 42 42 - -
Gending 97 9 9 - -
Sekar Gending 92 72 72 - -KELOMPOK PEDALANGAN
Wayang Golek 17 26 32 19 22
Wayang Kulit 15 11 15 15 16
KELOMPOK SENI TARI
Tari Upacara 25 31 32 9 9
Tari Rakyat 28 3 3 55 32
Tari Topeng 6 2 2 2 2
KELOMPOK P ERTUNJUKANRAKYAT
Terbangan 20 17 18 7 20
Helaran 37 21 24 29 29
Humor 16 18 20 8 15
Ketangkasan 27 2 4 7 5
KELOMPOK MU SIK
Vokal 61 0 47 - -
Instrument 1 0 3 - -
Music Campuran 39 69 72 112 112
KELOMPOK TEATER
Teater Rakyat 3 5 7 4 2
Teater Modern 1 3 6 2 3
Teater Transisi 16 0 0 - -
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 10/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-10
PERKUMPULAN KESENIAN
JUMLAH PERKUMPULAN KESENIAN
(Buah)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
SENI RUPA 20 3 3 7 7
SENI SASTRA 15 3 6 5 5Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Sedangkan budaya yang masih dapat dijumpai dalam kehidupan masyarakat yaitu
diantaranya Upacara Adat Sumur Sindu, Upacara Sambut Pengantin, Upacara Guar Bumi,
Upacara Mapag Sri, dan beberapa tradisi budaya yang masih dilestarikan oleh perorangan
yang merupakan tradisi budaya dalam kehidupannya.
6. Agama
Kualitas kehidupan beragama di Kabupaten Majalengka dapat dilihat dari
kesadaran masyarakat untuk mengimplementasikan ajaran agama, menciptakan
kerukunan, dan toleransi antar umat beragama dalam kehidupannya. Kondisi tersebut
menciptakan hubungan yang harmonis dan kondusif. Antara sesama pemeluk agama
maupun antar umat beragama di Kabupaten Majalengka. Hal-hal tersebut dapat
menunjang kesalehan sosial di masyarakat. Namun untuk memperoleh kesalehan sosial
yang optimal, masih diperlukan peningkatan pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran agama di kalangan masyarakat terutama di kalangan peserta didik sehingga dapat
menanamkan suatu pondasi yang kuat untuk menangkal pengaruh negatif yang
datangnya dari dalam maupun dari luar.
Tabel berikut menggambarkan mengenai pemeluk agama dan sarana ibadah yang
ada di Kabupaten Majalengka pada tahun 2004-2008.
Tabel 2.12
JUMLAH PEMELUK AGAMA DI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
AGAMA
JUMLAH PEMELUK AGAMA (Jiw a)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Islam 1.172.810 1.166.413 1.176.379 1.192.827 1.176.413
Kristen/Protestan 1.568 1.502 1.787 2.048 1.886
Katolik 931 953 773 268 599
Hindu 49 155 90 15 48
Budha 177 292 107 94 190
Lainnya 259 22 142 87 87Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 11/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-11
Tabel 2.13
JUMLAH SARANA IBADAHDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
SARANA JUMLAH SARANA IBADAH (Buah)
2004 2005 20 06 2007 2008*)
Mesjid 1.128 1.133 1.031 940 960
Langgar 4.491 4.700 4.509 4.838 4.336
Mushola 1.260 1.224 1.390 1.082 1.402
Gereja 11 12 12 12 12
Pura 0 0 1 0 1
Vihara 3 2 2 3 3Sumber : Badan Pusat Stat istik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
7. Pengarusutamaan Gender
Keberpihakan terhadap peningkatan peran perempuan di seluruh sektorpembangunan telah dilakukan. Pemerintah Kabupaten Majalengka secara bertahap
berupaya untuk mengintegrasikan Pengarusutamaan Gender (PUG) dalam berbagai sektor
pembangunan sesuai dengan proporsi dan karakteristik yang dimiliki. Organisasi Wanita,
baik Sosial, Profesi maupun Kemasyarakatan serta Keagamaan, diantaranya : Gabungan
Organisasi Wanita, Organisasi Wanita Persatuan antara lain Dharma Wanita Persatuan,
Persit, Pia Ardia Garini, Bhayangkari dan Ikatan Isteri Dokter Indonesia (IIDI). Selain itu,
terdapat Organisasi Wanita di Bidang Kemasyarakatan antara lain Tim Penggerak PKK,
Wirawati Cahya Panca dan IKKT. Organisasi Wanita Profesi yang ada diantaranya IkatanBidan Indonesia (IBI), HWK, IWAPI dan PERWOSI serta Organisasi Wanita Keagamaan
antara lain seperti Al-Hidayah, Wanita PUI, Muslimat NU, Wanita Muhammadiyah dan
Perempuan Persis.
8. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
Kondisi kesejahteraan sosial masyarakat diindikasikan dengan jumlah Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). PMKS tahun 2008 meliputi anak balita terlantar
sebanyak 1.372 orang, anak terlantar sebanyak 4.069 orang, korban tindak kekerasan
atau diperlakukan salah sebanyak 217 orang, anak nakal sebanyak 509 orang, anak
jalanan sebanyak 95 orang, wanita rawan sosial ekonomi sebanyak 8.457 orang, lanjut
usia terlantar sebanyak 8.301 orang, penyandang cacat sebanyak 10.057 orang, Tuna
Susila sebanyak 244 orang, pengemis sebanyak 91 orang, gelandangan sebanyak 78
orang, bekas warga binaan pemasyarakatan sebanyak 542 orang, korban
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 12/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-12
penyalahgunaan NAPZA sebanyak 164 orang, Keluarga fakir miskin sebanyak 53.168 KK,
keluarga berumah tidak layak huni sebanyak 8.676 KK, keluarga bermasalah sosial
psikologis sebanyak 298 KK, pekerja migran sebanyak 239 orang, keluarga rentan
sebanyak 1.929 KK, Komunitas Adat Terpencil 220 KK, korban bencana alam 199 orang,
dan korban bencana sosial 67 orang.
Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) antara lain Organisasi Sosial/Yayasan
Sosial 69 buah, Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) 336 orang, Karang Taruna 334 buah,
Dunia Usaha yang konsen terhadap masalah sosial 76, Wahana Kesejahteraan Sosial
Berbasis Masyarakat (WKSBM) sebanyak 5 buah.
9. Ketenagakerjaan
Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru
dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat menyerap angkatan kerja yang
memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Jumlah pengangguran Kabupaten Majalengka dari
tahun 2004 ke tahun 2008 mengalami penurunan, hal tersebut dapat dilihat dari 11,13
persen yang mencari pekerjaan, turun menjadi 4,97 persen pada tahun 2008.
Tabel 2.14PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
PENDUDUK PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT KEGIATAN UTAMA
SATUAN 2004 2005 2006 2007 2008*)
USIA KERJA Orang 963.639 939.535 872.051 901.587 915.483
ANGKATAN KERJA Orang 546.327 571.412 543.608 622.618 569.658
% (56,69) (60,82) (62,34) (69,06) (62,20)
BekerjaOrang 485.517 511.870 475.732 576.147 524.195
% (88,87) (89,58) (87,51) (92,54) (57,26)
Mencari PekerjaanOrang 60.810 59.542 67.876 46.471 45.483
% (11,13) (10,42) (12,49) (7,46) (4,97)
BUKAN ANGKATANKERJA
Orang 417.312 368.123 328.443 278.969 345.825
% (43,31) (39,18) (37,66) (30,94) (37,78)Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Dilihat dari lapangan kerja, sektor pertanian merupakan sektor yang menampung
paling banyak tenaga kerja (27,86 persen), kemudian diikuti oleh sektor perdagangan
(19,51 persen), dan industri pengolahan (17,10 persen). Proporsi penduduk yang bekerja
berdasarkan lapangan usaha dapat dilihat pada Tabel 2.15.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 13/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-13
Tabel 2.15PERSENTASE PENDUDUK YANG BEKERJA MEN URUT LAPANGA N USAHA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
LAPANGAN USAHA
PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUTLAPANGAN USAHA (% )
2004 2005 2006 2 007 2008*)
Pertanian 36,82 29,95 31,24 37,61 27,86
Pertambangan dan Penggalian 1,45 2,29 0,67 0,35 4,17
Industri Pengolahan 19,06 18,36 19,39 13,94 17,10
Listrik, gas dan air minum 0,09 0,39 0,10 0,24 0,68
Konstruksi 4,89 7,93 5,36 5,35 4,50
Perdagangan 23,83 26,15 26,65 26,61 19,51
Angkutan dan Komunikasi 5,50 5,97 5,80 5,47 6,55
Keuangan 0,47 0,68 0,51 1,19 5,59
Jasa-jasa Lainnya 7,89 8,28 10,27 9,23 13,83Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Majalengka yang masih relatif
besar, hal ini terlihat dari data tahun 2008 sebesar 11,73 persen. Besarnya angka TPT ini
disebabkan oleh lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya
jumlah penduduk pencari kerja serta masih rendahnya tingkat pendidikan, keterampilan
dan keahlian masyarakat.
Tabel 2.16TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (TPT )
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
NO. TAHUN PERSENTASE TPT (% )
1. 2004 11,132. 2005 10,42
3. 2006 12,49
4. 2007 7,46
5. 2008*) 11,73Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Peningkatan kompetensi, produktivitas dan daya saing tenaga kerja terus
dilakukan sebagai upaya penanggulangan pengangguran di Kabupaten Majalengka. Upaya
yang telah dilakukan dalam ketenaga kerjaan, diantaranya pemberian pelatihan dan uji
sertifikasi untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja. Perluasan kesempatan kerja
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 14/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-14
masih tetap perhatian, diantaranya melalui kegiatan pemberian kerja sementara di desa
dan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri.
2.2.2. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Berkaitan dengan pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi, keberadaannya pada saat ini masih perlu ditingkatkan. Hal ini dapat dilihat dari
belum berkembangnya budaya Iptek di masyarakat dan terbatasnya sumber daya Iptek,
belum meratanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG) di seluruh
bidang kehidupan masyarakat, serta masih kurangnya pemanfaatan sistem informasi dan
telematika pada lingkungan pemerintah.
2.2.3. Perekonomian
Kondisi perekonomian makro Kabupaten Majalengka mengalami pertumbuhan
pada kurun waktu tahun 2004-2008, hal ini ditunjukkan dengan Laju Pertumbuhan
Ekonomi (LPE) Kabupaten Majalengka setiap tahunnya selalu mengalami pertumbuhan
yang positif. Hal ini tercermin dari LPE tahun 2004 sebesar 4,09 persen atau naik 0,84
persen dari tahun 2003. Pada tahun 2005 LPE mencapai 4,47 persen, tahun 2006 sebesar
4,18 persen dan tahun 2007 sebesar 4,87 persen, serta tahun 2008 sebesar 4,54 persen.
Terjadinya penurunan LPE pada tahun 2006 disebabkan oleh pengaruh kebijakan
perekonomian nasional yaitu kenaikan harga BBM, kenaikan harga kebutuhan pokok danbencana kekeringan pada tahun 2005, sedangkan penurunan LPE pada tahun 2008 lebih
disebabkan oleh pengaruh krisis global.
Hal lain yang juga mendukung peningkatan LPE adalah terkendalinya laju inflasi.
Tingkat inflasi yang terjadi selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun tingkat
inflasi yang terjadi di Kabupaten Majalengka masih dalam batas, kecuali tahun 2005 inflasi
meningkat signifikan sebesar 17,79 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan harga BBM
sebanyak 2 kali yaitu pada bulan Maret dan Oktober tahun 2005. Tahun 2004 inflasi
sebesar 5,64 persen, tahun 2005 sebesar 17,79 persen, tahun 2006 sebesar 7,03 persen
dan tahun 2007 sebesar 7,47 persen serta tahun 2008 sebesar 14,14 persen.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 15/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-15
Tabel 2.17
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASIKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Indik ator MakroTAHUN
2004 2005 2 006 20 07 2008*)
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) (%) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54
2. Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,47 14,14
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Peningkatan LPE yang cukup signifikan ini tentunya diharapkan dapat mengurangi
angka kemiskinan dan jumlah pengangguran di Kabupaten Majalengka, namun
peningkatan pertumbuhan ekonomi secara makro tersebut belum sepenuhnya dapat
mempengaruhi proporsi penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka di
Kabupaten Majalengka.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Majalengka atas dasar harga
konstan tahun 2000 pada kurun waktu tahun 2004-2008 mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Hal ini didukung oleh kenaikan hampir semua sektor lapangan usaha dengan
dominasi sektor pertanian diikuti sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor
industri pengolahan. Pada tahun 2004 PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
mencapai Rp.3.387.039.350.000, tahun 2005 sebesar Rp.3.538.226.770.000, tahun 2006
sebesar Rp. 3.686.235.930.000, dan tahun 2007 sebesar Rp.3.865.690.520.000, serta
pada tahun 2008 sebesar Rp.4.041.007.620.000.
Selanjutnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Kabupaten
Majalengka atas dasar harga konstan tahun 2000 setiap tahun mengalami kenaikan dari
Rp. 2.918.394,76 pada tahun 2004 menjadi Rp. 3.372.649 pada tahun 2008. Kenaikan
PDRB per kapita menunjukkan bahwa kondisi perekonomian Kabupaten Majalengka
meningkat, sejalan dengan jumlah penduduk dan keadaan penduduk pada tahun
berjalan.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 16/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-16
Tabel 2.18
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) DAN PDRB PERKAP ITA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. INDIK ATOR SATUANTAHUN
2004 2005 2006 2007 2008*)
1. PDRB (Jutaan rupiah hargakonstan thn 2000) SektorLapangan Usaha
Rp.000.000,00 3.387.039,35 3.538.226,77 3.686.235,93 3.865.690,52 4.041.007,62
a. Pertanian Rp.000.000,00 981.266,70 1.035.689,70 1.046.430,59 1.093.907,26 1.125.872,71
% (28,97) (29,27) (28,39) (28,30) (27,86)
b. Pertambangan dan Galian Rp.000.000,00 141.788,32 146.408,36 150.590,75 159.586,22 168.466,18
% (4,19) (4,14) (4,09) (4,13) (4,17)
c. Industri Pengolahan Rp.000.000,00 572.793,62 593.388,35 624.229,78 657.996,42 691.093,64
% (16,91) (16,77) (16,93) (17,02) (17,10)
d. Listrik, Gas, Air Bersih Rp.000.000,00 21.342,03 23.069,94 24.480,32 26.149,82 27.557,26
% (0,63) (0,65) (0,66) (0,68) (0,68)
e. Bangunan Rp.000.000,00 149.552,04 154.676,78 165.831,17 175.415,37 181.660,15
% (4,42) (4,37) (4,50) (4,54) (4,50)
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran Rp.000.000,00 659.656,03 684.773,40 724.540,91 756.470,52 788.470,17
% (19,48) (19,35) (19,66) (19,57) (19,51)
g. Pengangkutan dan Komunikasi Rp.000.000,00 216.135,03 226.478,59 238.842,61 250.435,89 264.858,19
% (6,38) (6,40) (6,48) (6,48) (6,55) h. Keuangan Rp.000.000,00 183.749,17 197.534,32 205.604,05 219.085,84 229.950,10
% (5,43) (5,58) (5,58) (5,67) (5,69)
i. Jasa Rp.000.000,00 460.756,41 476.207,32 505.685,75 526.643,19 563.079,21
% (13,60) (13,46) (13,72) (13,62) (13,93)
2. PDRB Per Kapita (dalam rupiah) RP. 2.918.394,76 3.025.840,09 3.126.217,78 3.253.430,66 3.372.649
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
1. Pertanian
Pertanian di Kabupaten Majalengka secara umum memiliki potensi yang besar dan
variatif, serta didukung oleh kondisi agroekosistem yang cocok untuk pengembangan
komoditas pertanian dalam arti luas (tanaman, ternak, ikan, kebun dan hutan). Kontribusi
terbesar dari sektor pertanian adalah dari sub sektor tanaman bahan pangan rata-rata
mencapai 24,26 persen terhadap PDRB Kabupaten Majalengka, ini berarti produksi
terbesar di Kabupaten Majalengka berasal dari usaha budi daya tanaman bahan pangan.
Tabel 2.19LUAS LAHAN SAWAH M ENURUT KLASIFIKASI
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
Klasifikasi TanahLuas Lahan Sawah (Ha)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Irigasi Teknis 17.453,00 17.434,00 17.434,00 17.462,00 17.441,00
Irigasi 1/2 Teknis 7.880,00 7.880,00 7.879,00 8.008,00 7.839,00
Irigasi Sederhana 12.697,00 12.797,00 12.799,00 13.150,00 13.012,00
Tadah Hujan 12.895,00 12.795,00 12.793,00 12.412,00 12.660,00
JUMLAH 50.925,00 50.906,00 50.905,00 51.032,00 50.092,00Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 17/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-17
Berdasarkan tabel tersebut, selama perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan
pertanian di Kabupaten Majalengka dengan irigasi teknis mengalami penurunan sebesar
12 hektar, dari 17.453 hektar pada tahun 2004 menjadi 17.441 hektar pada tahun 2008.
Demikian pula pada irigasi sederhana terdapat penambahan seluas 315 hektar, hanya
pada luas lahan sawah tadah hujan terdapat penurunan pada tahun 2008 seluas 235
hektar apabila dibandingkan pada tahun 2004. Dari luas lahan 51.032,00 hektar
menghasilkan padi sawah sekitar 552.960 ton per tahun dengan produksi yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Fluktuasi produksi pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan dan perikanan di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 2.20PRODUKSI PADI
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
- Padi 560.175 545 .430 503.647 559 .697 559 .698
Padi Sawah 548.365 537.977 493.444 552.960 552.960
Padi Ladang 11.810 7.453 10.203 6.737 6.738Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.21PRODUKSI PALAWIJA
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Jagung 65.433 78.563,00 79.543,00 74.319,00 74.321,00
Kedelai 1.150 1.388,00 848,10 476,00 475,00
Kacang Tanah 4.146 2.849,00 2.769,23 2.315,00 2.319,00
Ubi Kayu 51.024 56.928,00 37.310,00 39.773,00 39.773,00
Ubi Jalar 13.316 20.350,00 11.618,24 17.617,00 17.646,00Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.22
PRODUKSI SAYURANKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
Bawang Daun 23.507,00 54.531,00 56.644,60 39.975,00 86.464,00
Bawang Merah 33.250,80 32.946,00 35.111,60 27.059,00 33.015,00
Cabai Besar 11.038,00 7.441,00 7.572,00 10.367,00 12.833,00
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 18/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-18
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 2 3 4 5 6
Kacang Merah 1.678,70 1.688,00 1.708,40 1.424,00 1.087,00
Kacang Panjang 1.822,80 804,00 833,00 812,00 598,00
Kentang 27.515,00 17.021,00 15.612,30 21.348,00 21.640,00
Kubis 34.325,00 43.555,00 26.254,50 39.742,00 34.117,00
Petsai/Sawi 8.852,00 5.855,00 7.787,40 8.532,00 11.890,00
Tomat 24,90 9.193,00 9.175,00 7.536,00 6.756,00
Wortel 1.270,00 2.296,00 2.149,50 1.183,00 1.555,00Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.23PRODUKSI BUAH-BUAHAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Pisang 2.556,70 11.463,10 12.173,80 13.800,10 18.445,10
Rambutan 125,35 653,72 996,50 414,30 2.714,00
Alpukat 3.273,91 3.094,50 3.675,00 4.763,50 6.219,00
Durian 609,30 1.084,14 3.549,70 1.731,40 3.670,00
Jambu Biji 571,21 1.187,74 500,30 2.897,40 3.037,00
Jeruk Besar 62,52 32,66 174,40 166,00 145,60
Jeruk Siam 204,99 131,07 786,40 201,70 765,10
Mangga 63.801,95 41.256,51 42.188,50 44.912,20 45.225,00Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.24PRODUKSI PERKEBUNAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Aren 4.991,44 4.638,72 4.247,71 6.841,65 -
Bambu (Batang) 1.833.380 1.440.842,00 1.726.744,00 1.602.225 -
Cengkeh 1.266,38 1.789,85 1.979,86 2.100,72 1.313,00
Kelapa Dalam 4.572.218,00 4.657,87 4.439,79 3.774,40 2.359,00Kelapa Hibrida 328.609,00 518,53 631,06 447,48 280,00
Kopi 968,72 905,18 1.010,12 1.301,86 814,00
Melinjo 766,36 783,24 821,66 654,49 409,00
Nilam - - 1.689,00 1.004,51 -
Tebu 15.574,41 19.770,52 247.469,60 72.457,02 815,00-
Teh 836,86 898,95 1.851,94 1.304,67 3.885,00
Tembakau 5.874,00 5.337,00 6.765,28 6.216,63 6.216,63Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 19/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-19
Tabel 2.25
PRODUKSI KEHUTANANKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*) Madu 3.328 4.128 4.496 4.990 5.208
Kayu 10.971,26 13.217,84 68.076,17 15.921 15.171,34Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.26PRODUKSI PETERNAKAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1. Telur :
- Ayam Ras 331,27 407,90 519,33 582,85 495,40- Ayam Kampung 681,66 631,75 404,70 423,18 420,59
- Itik 669,95 775,41 515,22 376,88 362,19
2. Susu 952.848 1.016.496 912.638 1.106.352 1.404.000
3. Daging :
- Sapi 1.592,42 1.173,75 1.128,60 1.160,91 1.438,96
- Kerbau 99,25 38,81 14,81 6,24 12,89
- Domba 719,88 947,85 716,28 618,18 564,69
- Kambing 124,78 32,06 38,49 41,32 39,95
- Ayam Pedaging 6.013,57 8.868,16 9.050,29 9.927,22 9.021,43
- Ayam Buras 960,99 1.101,29 1.158,13 648.15 615,18Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.27
PRODUKSI PERIKANANKABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
KomoditasProduksi (Ton)
2004 2005 2006 2007 2008*)
Gurame 123,60 125,33 78,23 414,22 455,59
Mas 1.167,88 1.449,56 1.435,05 1.473,81 1.495,48
Nila 2.311,05 2.743,84 2.000,01 2.260,83 2.411,81
Nilem 307,24 208,24 111,86 209,34 212,72
Tambak 95,35 65,40 21,41 40,19 94,78
Tawes 220,18 108,77 26,57 35,07 118,92Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
2. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sektor perdagangan di Kabupaten Majalengka pengembangannya difokuskan pada
sistem distribusi barang dan peningkatan akses pasar, baik pasar daerah maupun pasar
luar daerah. Pengembangan sistem distribusi diarahkan untuk memperlancar arus barang,
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 20/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-20
memperkecil disparitas antar daerah, mengurangi fluktuasi harga dan menjamin
ketersediaan barang yang terjangkau oleh masyarakat. Sedangkan peningkatan akses
pasar, baik dalam daerah maupun luar daerah dilakukan melalui promosi produk
Kabupaten Majalengka.
Fasilitas perdagangan berupa pasar desa sebanyak 33 buah yang tersebar di
beberapa Kecamatan dengan frekuensi hari pasar 2 kali seminggu sampai dengan harian,
pasar milik Pemerintah Daerah sebanyak 4 buah yang terdapat di Kecamatan Cigasong,
Sumberjaya, Talaga dan Kadipaten, Jumlah kelompok pertokoan sebanyak 3.440 buah,
Supermarket (Pasar Swalayan, Toserba, Minimarket) sebanyak 27 buah, Restoran
(Rumah Makan, Kedai Makanan) sebanyak 21 buah, sedangkan sarana akomodasi
meliputi penginapan sebanyak 9 buah yang terdiri atas 192 kamar, sementara jumlah
restoran sebanyak 21 buah.
Tabel 2.28BANYAKNYA SARANA P ERDAGANGAN DAN PENGINAPAN
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun
SARANA P ERDAGANGAN DAN PENGINAPAN (buah)
PasarPemda
PasarDesa
Kelompok Pertokoan
Super-market
(Swalayan
,Toserba)
Restoran(Rumah
Makan)
Hotel(Pengina
pan)
1 2004 4 26 267 17 47 9
2 2005 4 28 267 17 58 9
3 2006 4 28 6.004 21 65 94 2007 4 30 6.004 21 65 9
5 2008*) 4 33 3.440 27 21 9Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan kontribusi terhadap PDRB
tahun 2004-2008 rata-rata sebesar 19,51 persen.
3. Industri
Sektor industri pengolahan yang berkembang di Kabupaten Majalengka saat inimayoritas berupa industri berskala mikro, kecil dan menengah, antara lain industri
kerajinan dan industri olahan makanan. Sementara industri besar perkembangannya
relatif lebih lambat. Kelompok perindustrian di Kabupaten Majalengka saat ini tergabung
dalam 2 (dua) kelompok besar, yaitu IKAHH (Industri Komoditas Agro dan Hasil Hutan)
serta ILMEA (Industri Logam Mas, Elektronik dan Aneka).
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 21/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-21
Tabel 2.29
BANYAKNYA PERUSAHAAN INDUSTRI BESAR DAN SEDANGBERDASARKAN PRODUKSI UTAMA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. Tahun
Produksi Utama (Unit)
Pa -kaian
Ma-kanan
Gen-teng
T.Beton
P.Jari-
nganListrik
Bubuk Plastik
Keraji-
na nRotan
BolaSepak
SapuIjuk
Lainnya
1 2004 3 5 326 1 1 5 25 1 1 10
2 2005 3 4 318 1 1 5 25 1 1 10
3 2006 3 6 324 1 1 5 50 1 1 10
4 2007 11 8 401 1 1 3 50 1 5 7
5 2008*) 23 450 1 1 64 2 21Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Majalengka pada
tahun 2004 sebesar 16,91 persen, meningkat pada tahun 2008 mencapai 17,10 persen
yang berada pada urutan ketiga setelah sektor pertanian dan sektor perdagangan, hoteldan restoran.
2.2.4. Sarana dan Prasarana
1. Transportasi dan Perhubungan
Infrastruktur merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pembangunan daerah. Pembangunan infrastruktur meliputi infrastruktur transportasi,
prasarana sumber daya air, prasarana energi, prasarana telekomunikasi, perumahan dan
permukiman serta prasarana persampahan.Prasarana transportasi berupa jalan meliputi jalan desa, kabupaten, jalan provinsi
dan jalan nasional. Perkembangan kondisi ketiga status jalan tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.30
PERKEMBANGAN KONDISI JALAN DESA DI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
NOKONDISI
JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 60,818 70,955 77,712 108,180 227,4312 Sedang 40,546 43,924 47,303 120,080 35,344
3 Rusak 84,470 77,712 70,955 28,020 29,771
4 Rusak Berat 152,046 145,288 141,910 81,610 45,334
Jumlah 337,880 337,880 337,880 337,880 337,880Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 22/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-22
Tabel 2.31
PERKEMBANGAN KONDISI JALAN KABUPATENDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
NOKONDISI
JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 242,885 271,100 271,100 306,000 362,080
2 Sedang 242,950 248,200 248,200 96,100 166,970
3 Rusak 159,600 145,800 145,800 177,700 78,700
4 Rusak Berat 40,265 28,000 28,000 113,300 107,850
Jumlah 685,700 693,100 693,100 693,100 715,600Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. Majalengka Keterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.32PERKEMBANGAN KONDISI JALAN PROVINSI
DI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
NOKONDISI
JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 60,150 62,929 62,929 90,800 105,800
2 Sedang 60,479 28,000 28,000 32,129 17,129
3 Rusak 2,300 32,000 32,000 0,000 0,000
4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 122,929 122,929 122,929 122,929 122,929Sumber data : Dinas Kimpraswil Kab. MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
Tabel 2.33
PERKEMBANGAN KONDISI JALAN NASIONALDI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
NOKONDISI
JALAN
PANJANG JALAN (Km)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Baik 11,000 21,895 25,895 20,000 23,250
2 Sedang 14,395 4,000 0,000 5,895 2,645
3 Rusak 0,500 0,000 0,000 0,000 0,000
4 Rusak berat 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Jumlah 25,895 25,895 25,895 25,895 25,895Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Memperhatikan data tersebut, dalam perkembangan selama 4 (empat) tahun,
secara kuantitas panjang jalan kabupaten mengalami penambahan sepanjang 7,40 Km
berupa peningkatan status jalan desa yang berubah menjadi jalan kabupaten. Sementara
itu, secara kualitas kondisi jalan kabupaten yang kondisinya baik mengalami peningkatan
dari 35,42 persen menjadi 50,60 persen. Jalan provinsi dengan kondisi baik mengalami
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 23/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-23
peningkatan dari semula 48,93 persen menjadi 86,07 persen, dan jalan nasional dari
42,47 persen pada tahun 2004 menjadi 89,79 persen pada tahun 2008 dalam kondisi
baik. Sedangkan untuk meningkatkan aksesbilitas regional akan dibangun jalan tol
Cileunyi-Sumedang-Kertajati yang akan berdampak mengurangi kemacetan di Kabupaten
Majalengka serta memperpendek jarak tempuh menuju kota-kota di sekitar Kabupaten
Majalengka.
Prasarana transportasi berupa terminal yang saat ini terdapat di Kabupaten
Majalengka, sampai tahun 2008 masih tetap berjumlah 7 terminal yaitu Terminal Cipaku,
Cigasong, Rajagaluh, Maja, Talaga, Bantarujeg dan Cikijing dengan luas keseluruhan
33.473 meter persegi. Klasifikasi terminal seluruhnya merupakan Terminal tipe C, dan
jenis angkutan yang dilayani meliputi Bis Angkutan Kota Dalam Propinsi (AKDP), mini bus,
angkutan kota dan angkutan pedesaan. Keberadaan terminal tersebut belum seluruhnya
optimal melayani sistem perjalanan di Kabupaten Majalengka baik mobilisasi internal
ataupun eksternal.
2. Sumber Daya Air
Kabupaten Majalengka dilalui dua sungai besar yaitu sungai Cimanuk dan Cilutung
yang dapat menunjang kegiatan pertanian, industri, dan kebutuhan domestik. Bencana
banjir dan kekeringan juga masih terus terjadi antara lain akibat menurunnya kapasitas
infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta tersumbatnya muara
sungai karena sedimentasi yang tinggi. Pembangunan bidang sumber daya air di
Kabupaten Majalengka, akan memperhatikan kebijakan yang lebih mengarah pada
Pembangunan Prasarana Penyediaan Air Baku untuk mendukung Program Pemerintah
mencapai Swasembada Pangan, di samping Pengendalian Daya Rusak Air berupa
Pengendalian Banjir serta Konservasi sumber air. Selanjutnya rencana mewujudkan
pembanguna Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang diharapkan dapat mengairi sawah
di wilayah Utara Kabupaten Majalengka yang sering mengalami kekeringan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka, selama
perkembangan 5 (lima) tahun luas lahan irigasi teknis mengalami penurunan seluas 12
ha yaitu dari 17,453 ha pada tahun 2004 menjadi 17,441 ha pada tahun 2008,
sedangkan luas lahan yang terairi irigasi setengah teknis dan irigasi sederhana seluas
20.897 ha dan sawah tadah hujan seluas 12,660 ha.
Fasilitasi penyediaan air minum di Kabupaten Majalengka terdiri atas sistem
perpipaan dan non-perpipaan. Sistem perpipaan melayani sebagian besar wilayah
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 24/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-24
perkotaan, dan hanya sebagian kecil wilayah yang terlayani. Sumber air yang digunakan
untuk penyediaan air minum perpipaan umumnya diambil dari mata air dan sumber air
permukaan. Sedangkan sistem non-perpipaan banyak terdapat di wilayah perdesaan
dengan memanfaatkan sumur gali dan pompa, sungai atau mata air yang terdapat di
sekitarnya. Rumah tangga yang masih belum menggunakan sumber air minum bersih
pada tahun 2008 sebanyak 93.044 rumah tangga.
3. Energi
Potensi energi berupa minyak bumi dan gas alam di Kabupaten Majalengka
terdapat di 3 lapangan yaitu lapangan randegan, lapangan tugu barat dan lapangan Pasar
Catang yang seluruhnya berada dalam pengelolaan PT. PERTAMINA daerah operasi hulu
Jawa bagian Barat. Jumlah sumur migas sebanyak 28 buah yang terdiri atas 11 sumur
aktif dan produktif, 15 sumur tidak aktif yang digunakan sebagai cadangan, 2 sumur
dalam pemeliharaan dan sedang dibangun. Lokasi sumur tersebut tersebar di 6 desa dan
3 kecamatan, yaitu Kecamatan Sumberjaya: Desa Bongas Wetan 4 Sumur, Cidenok 4
sumur, Garawangi 5 sumur dan Loji Kobong 1 sumur; Kecamatan Kertajati : Desa
Mekarmulya 13 sumur; dan Kecamatan Ligung berada di Desa Kodasari 1 sumur.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2002 potensi sisa cadangan minyak bumi sebanyak
15.823.868 MSTB, sedangkan untuk gas alam potensinya sebesar 81.088,10 MMSCF.
4. Telekomunikasi
Pelayanan sistem komunikasi di Kabupaten Majalengka dilakukan oleh sistem
prasarana pos dan telekomunikasi. Jaringan telepon terpasang di Kabupaten Majalengka
pada tahun 2002 sejumlah 1.048 SST, sedangkan pada tahun 2006 kapasitas terpasang
mengalami kenaikan hingga mencapai 5.122 SST termasuk telepon umum dan wartel
(kios) telepon yang tersebar di seluruh Kecamatan. Selain itu, untuk wilayah-wilayah yang
belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi kabel, terdapat jaringan telepon seluler
untuk mendukung sistem telekomunikasi di Kabupaten Majalengka, terutama dalam
bentuk format GSM (Global System Mobile) dengan jaringan berupa tiang-tiang Base
Transreceiver Station (BTS) yang dilakukan oleh perusahaan operator swasta.
Bentuk pelayanan Pos di Kabupaten Majalengka adalah dalam bentuk Kantor Pos
dan Pos Keliling beserta jaringannya untuk menjangkau seluruh kecamatan yang ada di
Kabupaten Majalengka. Sampai dengan tahun 2008, pelayanan Pos dan Giro dilayani oleh
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 25/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-25
1 (satu) buah Kantor Pos Giro dan dibantu yang oleh 22 Kantor Pos Pembantu yang
tersebar di kecamatan-kecamatan dan juga 93 Pos Keliling.
5. Perumahan dan Permukiman
Rumah dan fasilitasnya merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus
terpenuhi. Karena itu aspek kesehatan dan kenyamanan sangat menentukan dalam
pemilikan rumah tinggal terkait dengan kesejahteraan penghuninya. Secara umum,
kualitas rumah tinggal ditentukan oleh kualitas bahan bangunan yang digunakan dan
fasilitas ditentukan dengan kelengkapannya. Kedua parameter ini mencerminkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Data perkembangan kualitas perumahan diperlihatkan pada
tabel berikut.
Tabel 2.34RUMAH TANGGA YANG BELUM MENDAPATKAN FASILITAS RUMAH
DAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI (RTLH)DI K ABUPATEN MA JALENGKA TAHUN 2004-2008
NO INDIKATOR KUALITASFASILITAS B ERDASARKAN RUM AH TANGGA (Unit)
2004 2005 2006 2007 2008*)
1 Penerangan Listrik 41.272 40.272 39.272 38.272 37.193
2 Air Bersih 109.440 104.440 99.440 98.742 93.044
3 Jamban Sendiri 89.911 87.911 85.911 83.911 83.691
4 RTLH 51.033 41.533 41.033 40.533 40.214Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Majalengka
Keterangan : *) Data Sementara
Berdasarkan tabel di atas, sampai dengan tahun 2008 masih terdapat 37.193 rumah
tangga belum menggunakan listrik sebagai alat penerangan, 93.044 rumah tangga belum
menggunakan sumber air bersih serta masih terdapat 83.691 rumah tangga yang belum
memiliki jamban sendiri. Sedangkan untuk Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sampai tahun
2008 masih terdapat 40.214 RTLH.
6. Persampahan
Sampai tahun 2008, pelayanan persampahan di Kabupaten Majalengka, masih
dilayani oleh fasilitas 2 Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) yaitu TPA Heuleut dan TPA
Talaga. Sampah di Kabupaten Majalengka berasal dari berbagai sumber seperti dari
perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah organik dan
rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di Kabupaten Majalengka.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 26/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-26
Berdasarkan data tahun 2008, dari 7 kecamatan terlayani meliputi 6 kelurahan dan
22 desa dengan jumlah penduduk 163.745 jiwa. Rata-rata volume sampah terangkut
setiap harinya sebesar 142,00 meter kubik dan dalam sebulan mencapai 4.260,00 meter
kubik. Sementara potensi timbulan sampah di seluruh wilayah Kabupaten Majalengka saat
ini setiap harinya mencapai 2.995,43 meter kubik, dalam arti baru 4,20 persen saja
sampah di Kabupaten Majalengka yang terangkut.
Wilayah yang telah terlayani pelayanan persampahan sampai dengan tahun 2008
yaitu Kecamatan Majalengka, Kecamatan Panyingkiran, Kecamatan Kadipaten, Kecamatan
Cigasong, Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan Cikijing, Kecamatan Talaga, sebagian
Kecamatan Dawuan, dan sebagian Kecamatan Jatiwangi. Penanganan sampah di
Kabupaten Majalengka, dilaksanakan oleh Dinas Kimpraswil meliputi penyapuan jalan
utama, pertokoan, pembersihan saluran-saluran di sepanjang jalan utama, dan
penanganan sebagian permukiman. Pelayanan yang dilakukan untuk daerah permukiman
hanya meliputi pengangkutan dan pembuangan akhir, karena pengumpulannya dilakukan
secara swadaya oleh masyarakat setempat.
2.2.5. Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang
Kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan struktur tata ruang
Kabupaten Majalengka, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Majalengka 2005-2015 adalah sebagai berikut :
1) Penataan ruang wilayah dilakukan berdasarkan fungsi utama kawasan meliputi
kawasan lindung dan kawasan budidaya.
2) Penataan ruang berdasarkan aspek administrasi, meliputi seluruh wilayah
administrasi Kabupaten Majalengka.
3) Penataan ruang Wilayah Kabupaten Majalengka, mencakup dimensi penataan ruang
daratan dan penataan ruang udara.
4) Penataan ruang wilayah Kabupaten Majalengka diselenggarakan sebagai bagian
integral dari kebijaksanaan penataan ruang nasional dan propinsi.
5) Penataan ruang Kabupaten Majalengka dilakukan dengan mempertimbangkan
perwujudan visi dan misi Kabupaten Majalengka, serta hambatan dan tantangan
yang ada, baik dari internal maupun eksternal wilayah Kabupaten Majalengka
6) Pembangunan sarana dan prasarana ke seluruh wilayah kabupaten secara integral,
sekaligus pembukaan layanan transportasi umum dab kemudahan pencapaian
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 27/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-27
(aksesibilitas) ke pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah serta ke seluruh
pelosok dalam rangka melayani kebutuhan transportasi yang terjangkau daya beli
masyarakat umum;
7) Mempertahankan fungsi kawasan lindung, terutama area hutan lindung, kawasan
konservasi, sungai dan mata air, ruang terbuka hijau, serta menata kawasan
budidaya sehingga tidak mengalami degradasi.
Pembangunan struktur ruang kabupaten selain berdasarkan adanya potensi
kecenderungan (trend oriented), mengarah pula pada faktor pembentukan struktur ruang
optimal (target oriented). Konsep struktur tata ruang Kabupaten Majalengka di masa
mendatang dikembangkan melalui pengelolaan potensi sumber daya yang ada pada
setiap wilayah kecamatan terhadap jenis kegiatan yang akan berkembang,
pengembangan infrastruktur dan luasan wilayah sesuai dengan fungsi dan potensi
masing-masing kecamatan yang dikehendaki.
Berdasarkan pertimbangan kebijakan dasar pengembangan wilayah dan penataan
struktur ruang di atas, maka secara makro konsep wilayah pengembangan Kabupaten
Majalengka dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Pengembanan (WP) Utama, yaitu :
1) Wilayah Pengembangan (WP) Utara, dengan fungsi utama pengembangan
Kawasan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kawasan Komersial
(Perdagangan dan Jasa), Industri dan Pengembangan Perumahan, meliputi :
Kecamatan Kadipaten, Kertajati, Jatitujuh, Dawuan, Jatiwangi, Ligung, dan
Sumberjaya, dengan pusat Wilayah Pengembangannya berada di Kecamatan
Kadipaten.
2) Wilayah Pengembangan (WP) Tengah, dengan fungsi utama pengembangan
kawasan Pemerintahan, Pendidikan, Jasa, Pelayanan Sosial dan Pengembangan
Perumahan, meliputi : Kecamatan Majalengka, Cigasong, Leuwimunding, Palasah,
Panyingkiran, Rajagaluh, Sukahaji, dan Sindangwangi, dengan pusat Wilayah
Pengembangannya berada di Kecamatan Majalengka.
3) Wilayah Pengembangan (WP) Selatan, dengan fungsi utama sebagai kawasan
konservasi, pengembangan kegiatan Sosial Ekonomi berbasis Pertanian, dan
Pengembangan Kawasan Pariwisata, meliputi : Kecamatan Argapura, Banjaran,
Maja, Talaga, Cikijing, Cingambul, Bantarujeg, dan Lemahsugih, dengan pusatnya di
Kecamatan Talaga.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 28/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-28
2.2.6. Politik
Dalam pelaksanaan Pemilu Legislatif tahun 2004 dari 823.457 hak pilih yang ada di
Kabupaten Majalengka, yang menggunakan hak pilih sebanyak 694.688 orang atau 84,34
persen, sedangkan dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden terdapat sebanyak 834.840hak pilih dengan jumlah penduduk yang menggunakan hak pilih sebanyak 714.812 orang
atau 85,62 persen.
Pemilihan Umum tahun 2004 diikuti oleh 24 Partai politik untuk mengisi 45 kursi
keanggotaan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Majalengka. Rekapitulasi
perolehan suara dan peroleh kursi keanggotaan DPRD Kabupaten Majalengka pada
Pemilu tahun 2004 dengan komposisi PDI Perjuangan 153.836 suara dengan
mendapatkan 11 kursi, Partai Golkar 146.661 suara memperoleh 11 kursi, Partai
Persatuan Pembangunan 71.796 suara memperoleh 6 kursi, Partai Amanat Nasional
62.718 suara memperoleh 5 kursi, Partai Keadilan Sejahtera 47.179 suara dengan 5 kursi,
Partai Patriot Pancasila dan PKB masing-masing 3 kursi dan PKPI 1 kursi.
2.2.7. Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Secara umum ketentraman dan ketertiban di Kabupaten Majalengka relatif
terkendali. Namun masih terdapat beberapa pelanggaran dan beberapa kasus kriminal
yang menunjukkan masih rendahnya kesadaran hukum masyarakat. Situasi kodusif pada
bidang ketentraman dan ketertiban Masyarakat, diharapkan dapat memberikan keyakinan
dan kepercayaan yang besar kepada masyarakat dan dunia usaha untuk melakukan
aktifitas ekonomi dan sosial.
Dalam upaya menegakan peraturan daerah, pembinaan ketentraman dan
ketertiban masyarakat, Pemerintah Kabupaten Majalengka telah membentuk lembaga
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam
pengawasan, penegakkan, pembinaan ketentraman dan ketertiban serta penegakkan
peraturan daerah yang berlaku serta ditunjang oleh keterlibatan dan dukungan dari
masyarakat.
2.2.8. Hukum
Penegakkan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia dalam
berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam
penyelenggaraan pemerintahan belum optimal. Guna meningkatkan penegakkan hukum,
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 29/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-29
peningkatan pengetahuan dan pemahaman aparatur terhadap aturan (hukum) perlu terus
ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengawasan terhadap penegakkannya. Demikian
pula pemahaman dan kesadaran masyarakat masih perlu ditingkatkan sehingga dapat
mendukung terhadap penegakan supremasi hukum dalam segala aspek kehidupan.
Produk Peraturan Daerah tahun 2004 sebanyak 34 buah, tahun 2005 sebanyak 14
buah, tahun 2006 sebanyak 14 buah, tahun 2007 sebanyak 15 buah, dan tahun 2008
sebanyak 15 buah Perda.
2.2.9. Aparatur
Keadaan aparatur di Kabupaten Majalengka pada Tahun 2008 sejumlah 14.551
orang, terdiri atas Pejabat Eselon II sebanyak 28 pegawai; Pejabat Eselon III sebanyak
171 pegawai; Pejabat Eselon IV sebanyak 815 pegawai; dan Pejabat Eselon V sebanyak
78 pegawai. Apabila dilihat dari golongan (pangkat) dapat digambarkan sebagai berikut :
Golongan IV sebanyak 5.228 pegawai; Golongan III sebanyak 5.352 pegawai; Golongan
II sebanyak 3.741 pegawai; dan Golongan I sebanyak 230 pegawai.
Jumlah aparatur pemerintah desa berdasarkan data tahun 2006 sebanyak 2.737
orang dengan kualifikasi tingkat pendidikan SD sederajat 50,92 persen, SLTP 22,01
persen, SLTA 22,52 persen, Diploma 1,90 persen, dan S1 2,60 persen.
Secara umum dari segi kuantitas dan kualitas aparatur pemerintah di Kabupaten
Majalengka sampai saat ini belum memadai. Rasio tenaga administrasi dan profesi guru
sudah memadai, sedangkan rasio tenaga medis, perencana, auditor, penyuluh pertanian,
dan akunting relatif masih kurang.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah telah berupaya
melakukan peningkatan kinerja birokrasi antara lain melalui penyelenggaraan diklat
aparatur, penyederhanaan prosedur pelayanan, penataan regulasi, peningkatan
pengawasan dan sebagainya. Meskipun demikian, pada kenyataannya kinerja birokrasi
masih belum sesuai dengan yang diharapkan masyarakat, antara lain dicerminkan dengan
masih adanya penyelenggaraan pelayanan yang belum optimal.
2.2.10. Sumber Daya Alam dan L ingkungan Hidup
Kondisi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang mempengaruhi terhadap
kelangsungan kehidupan suatu wilayah, sangat bergantung terhadap keberadaan hutan di
wilayahnya. Hutan merupakan lahan yang ditumbuhi oleh berbagai jenis pepohonan, yang
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 30/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-30
berfungsi sebagai kawasan konservasi yang memberikan perlindungan pada kawasan-
kawasan di sekitarnya. Luasan hutan di Kabupaten Majalengka sampai dengan tahun
2008 adalah sebesar 36.526,13 Ha atau sebesar 30,35 persen dari luas wilayah. Jenis
hutan di Kabupaten Majalengka berdasarkan statusnya terbagi dua yaitu Hutan rakyat,
merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh masyarakat, dan Hutan Negara yaitu
merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh pemerintah seperti halnya hutan lindung,
hutan konservasi dan hutan produksi.
Berdasarkan data tahun 2004, luas lahan kritis 35.122,11 hektar, sedangkan pada
tahun 2008 menjadi 23.686,25 Ha atau terjadi penurunan seluas 11.435,86 Ha. Jumlah
mata air sebanyak 310 buah tersebar di 26 Kecamatan, dengan keberadaan airnya
kontinu sepanjang tahun 295 buah, sembilan bulan 6 buah, enam bulan 5 buah, dan tiga
bulan 2 buah, situ ada 15 buah dan embung 3 buah. Potensi pertambangan berupa batu
andesit dengan volume sebanyak 830 juta meterkubik, sirtu 2,8 juta meterkubik dan
lempung 6,5 juta meterkubik. Hutan konservasi di Kabupaten Majalengka terdapat Taman
Nasional Gunung Ciremai dengan luas keseluruhan 15.500 Ha dan yang masuk dalam
wilayah Kabupaten Majalengka seluas 6.933,13 Ha (5,76 persen) dari total luas wilayah
Kabupaten Majalengka.
Berdasarkan kebijakan pola tata ruang Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten
Majalengka, ditetapkan luas kawasan lindung sebesar 40,76 persen dari luas wilayah
Kabupaten Majalengka. Kondisi saat ini baru 15,85 persen yang telah ada, sehingga perlu
pelestarian kawasan-kawasan lainnya yang dapat diberi fungsi lindung. Sementara itu,
hutan produksi dan lahan-lahan di lereng pegunungan saat ini oleh masyarakat sekitar
telah dijadikan menjadi lahan budidaya berupa areal perkebunan dan palawija atau
hortikultura. Oleh karena itu sangat perlu adanya peningkatan kesadaran dan
pemahaman masyarakat akan pentingnya kawasan lindung sebagai kawasan konservasi
yang akan memberikan kelangsungan hidup masyarakat Majalengka di masa yang akan
datang.
2.3. Evaluasi Indikator Makro Sosial Ekonomi
Pada pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang tahap ke 1 (satu) yaitu
tahun 2004-2008 telah diperoleh berbagai gambaran umum hasil kinerja pemerintahan
daerah, yang merupakan implementasi dari kebijakan operasional rencana strategis
diantaranya capaian Indikator Makro yang berfungsi sebagai indikator keberhasilan
Pemerintah Kabupaten Majalengka dalam meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 31/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-31
kepada masyarakat yang seluruhnya bermuara pada indikator IPM (Indeks Pembangunan
Manusia). Berdasarkan evaluasi terhadap pencapaian 11 indikator makro selama
pelaksanaan pembangunan periode 2004-2008 secara umum dapat dilihat dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 2.35PERKEMBANGAN INDIKATOR MAKRO
KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2004-2008
No. INDI KATOR 2004 2005 2006 2007 2008*)
1 IPM 68,01 68,52 68,81 69,25 69,42
- Angka Harapan Hidup (Tahun) 67,41 67,70 67,75 67,79 67,82
- Angka Melek Huruf (persen) 91,92 92,33 92,60 93,71 94,02
- Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,45 6,49 6,50 6,61 6,67
- Kemampuan Daya Beli (000 Rp) 549,85 552,75 555,30 556,45 566,76
2 Jumlah Penduduk (LPP, dalam % )
1.160.583(0,86) 1.169.337
(0,82) 1.179.136(1,01) 1.188.189
(0,77) 1.198.170(0,84)
3 Tingkat Pengangguran Terbuka(TPT dalam % )
11,13 10,42 12,49 7,46 11,73
4 Penduduk miskin sasaran (Jiwa) ( R T M S ) berdasarkan data PPLS
350.429-
385.232 (115.339)
385.232 (115.339)
385.232 (115.339)
362.129(108.422)
Tingkat Kemiskinan (%) 30,19 32,42 32,42 32,42 30,22
Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)berdasarkan data BPS
202.174226.987 222.982 213.874 218.313
Tingkat Kemiskinan (%) 17,42 19,41 18,91 18,00 18,22
5 PDRB adh 2000 (Miliar Rp.) 3.387,04 3.538,23 3.686,24 3.865,69 4.041,01
6 PDRB per kapita (Juta Rp.) 2,918 3,025 3,126 3,253 3,372
7 LPE (persen) 4,09 4,47 4,18 4,87 4,54
8 Harga Beras (Rp/Kg) 2.933,00 2.934,00 4 .394,28 5.315,03 5.400,00
9 Inflasi (%) 5,64 17,79 7,03 7,55 14,1410 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 56,69 60,82 61,18 62,25 62,23
11 Pendapatan Asli Daerah (Milar Rp) 25,30 32,46 50,53 45,52 47,50Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten MajalengkaKeterangan : *) Data Sementara
2.4. Isu Strategis
Isu strategis merupakan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena atau
belum dapat diselesaikan pada periode lima tahun sebelumnya dan memiliki dampak
jangka panjang bagi keberlanjutan pelaksanaan pembangunan, sehingga perlu diatasi
secara bertahap. Berdasarkan hasil pengamatan dan pengkajian masih terdapat tiga
aspek permasalahan utama yaitu :
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 32/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-32
2.4.1. Aspek Sosial
1. Masih rendahnya tingkat pendidikan masyarakat
Indek pendidikan Kabupaten Majalengka, pada tahun 2008 sebesar 77,49 dengan
angka melek huruf 94,02 persen dan rata-rata lama sekolah 6,67 tahun, masih berada
di bawah indek pendidikan Jawa Barat.
2. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat
Angka harapan hidup Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebesar 67,82,
meskipun pelayanan kesehatan secara umum belum merata terutama bagi
masyarakat miskin. Hal tersebut ditunjukkan dengan masih tingginya angka kematian
ibu dan balita.
2.4.2. Aspek Perekenomian Masyarakat.
Aspek perekonomian sangat berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan dasar
masyarakat yang akan berdampak terhadap pencapaian tingkat kesejahteraan
masyarakat. Beberapa permasalahan dalam aspek perekonomian yaitu :
1. Masih tingginya tingkat kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Majalengka pada tahun 2008 sebanyak
218.313 jiwa mengalami peningkatan sebanyak 4.439 jiwa dari tahun 2007 sebanyak
213.874 jiwa. Penyebabnya adalah rendahnya daya beli masyarakat, derajat
kesehatan masyarakat masih rendah dan kurangnya pemerataan serta perluasan
akses pendidikan.
2. Masih tingginya tingka t pengangguran terbuka
Tingkat pengangguran terbuka Kabupaten Majalengka sebesar 11,73 persen pada
tahun 2008, terjadi kenaikan dari tahun 2007 sebesar 7,46 persen. Penyebabnya
adalah lapangan kerja yang tersedia tidak seimbang dengan meningkatnya jumlah
penduduk pencari kerja, dan tingkat pendidikan, keterampilan dan keahlian mayarakat
masih rendah.
3. Masih rendahnya produksi dan produktiv itas pertanian
Rendahnya produksi dan produktivitas pertanian disebabkan terjadinya kerusakan dan
kejenuhan lahan, belum optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya lahan
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 33/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-33
pertanian, belum optimalnya penggunaan teknologi pertanian dan sarana produksi
pertanian.
4. Masih rendahnya Pengembangan Sektor UKM dan IKM terutama yang
berbasis pengolahan pertanianRendahnya pengembangan sektor ini disebabkan rendahnya spirit juara dan
kewirausahaan, rendahnya daya saing proses dan produk (standarisasi), belum
terciptanya linkage industry antara hulu sampai hilir, dan rendahnya aksesibilitas
permodalan dan pasar.
5. Belum optimalnya Pengembangan Potensi Pariwisata
Pengembangan potensi wisata masih belum optimal disebabkan belum adanya Master
Plan Kawasan Wisata, belum adanya kelayakan studi pengembangan kawasan wisata,
dan belum optimalnya manajemen pengelolaan obyek wisata.
6. Masih Rendahnya tingkat investasi
Tingkat investasi di Kabupaten Majalengka masih rendah disebabkan belum adanya
regulasi daerah tentang investasi di daerah, belum disusunnya Rencana Detail Tata
Ruang untuk masing-masing wilayah pengembangan, dan belum optimalnya promosi
potensi investasi.
2.4.3. Aspek Kemandirian Daerah
Sejalan dengan desentralisasi (otonomi) penyelenggaraan pemerintahan daerah,
daerah dituntut mampu menyelenggarakan pemerintahan secara mandiri dengan
memanfaatkan sumber dan potensi yang dimiliki sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Adapun permasalahan utama yang terkait dengan kemandirian daerah adalah :
1. Masih rendahnya kualitas sumber daya aparatur pemerintahan.
2. Masih lemahnya peran dan fungsi pemerintah sebagai regulator, fasilitator, motivator,
dan akselerator pembangunan.
3. Menurunnya partisipasi dan peran serta masyarakat dalam proses pembangunan.
4. Rendahnya kualitas kelembagaan dalam mendukung kinerja pemerintah yang efektif
dan efisien.
5. Rendahnya sumber keuangan daerah dan masih tingginya ketergantungan terhadap
sumber keuangan dari pemerintah pusat.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 34/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-34
2.5. Modal Dasar
Kekuatan adalah potensi yang dimiliki daerah sebagai modal dalam pembangunan.
Kabupaten Majalengka memiliki potrensi sebagai sumber kekuatan yang dapat
didayagunakan dalam membangun. Adapun potensi strategis yang dimiliki sebagai modaldasar pembangunan adalah :
1. Posisi wilayah Kabupaten Majalengka yang Strategis;
a) Dalam Tata Ruang Nasional (PP. Nomor 26 tahun 2008) tentang Tata Ruang
Nasional bahwa di Kabupaten Majalengka akan dibangun Bandara Sekunder
Kertajati, dan di sekitar Cirebon akan dibangun pula Pelabuhan Laut Arjuna.
b) Dalam sistem perencanaan struktur tata ruang Provinsi Jawa Barat, Majalengka
berada di antara Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Bandung dan PKN Cirebon dengan
PKW Kadipaten (Majalengka), serta akses menuju Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Indramayu dan PKW Tasikmalaya. Rencana Struktur Tata Ruang Provinsi Jawa
Barat menunjukkan bahwa Kabupaten Majalengka memiliki posisi strategis yang
penataannya lebih diprioritaskan.
c) Posisi strategis Kabupaten Majalengka didukung oleh beberapa kawasan strategis,
sebagai berikut :
1) Kawasan Cepat Tumbuh yaitu kawasan di sepanjang koridor jalan negara
Bandung-Cirebon, sepanjang koridor rencana jalan Tol Cikopo-Palimanan, jalanTol Cisumdawu, dan kawasan sekitar Bandara Majalengka serta poros
Kadipaten-Majalengka.
2) Kawasan Potensial Tumbuh yaitu kawasan di bagian Selatan Kabupaten
Majalengka sepanjang koridor jalan Lemahsugih-Bantarujeg-Talaga-Cikijing.
2. Ketersediaan Sumber daya Alam yang Potensial;
Kabupaten Majalengka sebagai daerah agraris memiliki sumber daya lahan yang
sangat baik digunakan untuk pertanian, perkebunan dan kehutanan dengan beberapa
keunggulannya, serta sumber daya alam lainnya yang potensial berupa
pertambangan, sumber daya air, sumber alam yang indah yang dapat digunakan
untuk pariwisata, sumber daya hutan, minyak dan gas alam yang dapat dimanfaatkan
bagi pengembangan perekonomian daerah.
5/10/2018 Bab 2 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab-2-55a0bb06c56d8 35/35
RPJM Daerah Kabupaten Majalengka, Tahun 2009-2013 II-35
3. Jumlah penduduk yang relatif besar dan agamis;
a) Jumlah penduduk Kabupaten Majalengka diperkirakan pada tahun 2013 mencapai
1.246.375 jiwa, dengan kualitas Sumber Daya Manusia yang semakin meningkat,
adalah merupakan suatu potensi dalam penyelenggaraan pemerintahan danpembangunan.
b) Mayoritas penduduk Kabupaten Majalengka adalah beragama Islam. Kedewasaan
pemahaman agama telah mendorong masyarakat mengimplementasikan nilai-nilai
agama dalam segala aspek kehidupan serta kerukunan hidup antar umat
beragama dapat terjalin dengan baik.
4. Karakteristik Budaya Lokal.
Penduduk Majalengka memiliki khasanah dan keunikan dalam keragaman corak
budaya. Potensi budaya daerah Kabupaten Majalengka tercermin dalam tatanan
kehidupan masyarakat, corak kesenian, kreasi produk unggulan, bahasa maupun adat
istiadat dan nilai-nilai kegotong royongan. Potensi keragaman budaya ini apabila
dikelola secara bijaksana dan demokratis dapat dijadikan sebagai modal dasar
pembangunan.