BAB 1 tenang sc

10
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seksio sesarea merupakan salah satu tindakan operasi yang tertua dan terpenting dalam bidang obstetri. Operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan janin, plasenta dan selaput ketuban melalui dinding perut dengan membuat insisi pada dinding perut dan rahim. Tindakan ini ini dilakukan untuk mencegah kematian janin maupun ibu sehubungan dengan adanya komplikasi yang akan terjadi bila persalinan dilakukan dengan pervaginam dengan pertimbangan “well born baby and well health mother”. Namun kenyataannya, operasi ini tetap memiliki beberapa risiko terutama pada ibu dengan riwayat bedah sesar sebelumnya dan meningkatkan risiko kematian ibu 25 kali lebih besar dan risiko infeksi 80 kali lebih tinggi dibanding persalinan pervaginam (Williams,2002). Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir tahun 2007 AKI Indonesia 1

description

latar belakang

Transcript of BAB 1 tenang sc

Page 1: BAB 1 tenang sc

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seksio sesarea merupakan salah satu tindakan operasi yang tertua dan

terpenting dalam bidang obstetri. Operasi ini bertujuan untuk mengeluarkan janin,

plasenta dan selaput ketuban melalui dinding perut dengan membuat insisi pada

dinding perut dan rahim. Tindakan ini ini dilakukan untuk mencegah kematian

janin maupun ibu sehubungan dengan adanya komplikasi yang akan terjadi bila

persalinan dilakukan dengan pervaginam dengan pertimbangan “well born baby

and well health mother”. Namun kenyataannya, operasi ini tetap memiliki

beberapa risiko terutama pada ibu dengan riwayat bedah sesar sebelumnya dan

meningkatkan risiko kematian ibu 25 kali lebih besar dan risiko infeksi 80 kali

lebih tinggi dibanding persalinan pervaginam (Williams,2002).

Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir

tahun 2007 AKI Indonesia menurun menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup,

meskipun demikian angka tersebut masih tertinggi di Asia. Sedangkan Angka

Kematian Bayi (AKB) di Indonesia, diperoleh estimasi sebesar 34 per 1000

kelahiran hidup (Annisa, 2010).

AKI dan AKB yang sangat tinggi di Indonesia ini diakibatkan oleh adanya

komplikasi-komplikasi dalam persalinan, termasuk seksio sesarea. Menurut

Bensons dan Pernolls, angka kematian ibu yang menjalani persalinan seksio

sesarea adalah 40-80 tiap 100.000 kelahiran hidup dan memiliki risiko kematian

25 kali lebih besar dibanding persalinan pervaginam (Annisa, 2010)

1

Page 2: BAB 1 tenang sc

2

Ada beberapa faktor medis untuk dilakukannya operasi bedah sesar ini,

diantaranya dapat berasal dari faktor ibu, seperti adanya riwayat bedah sesar

sebelumnya dan merupakan penyebab yang paling sering, distosia persalinan,

adanya perdarahan. Sedangkan dari faktor janin dikarenakan adanya kondisi

gawat janin, kehamilan ganda, serta letak sungsang. Indikasi-indikasi lainya akan

dijelaskan pada bab selanjutnya. (Cunningham,2005)

Dewasa ini bedah sesar jauh lebih aman daripada dulu berkat kemajuan

dalam antibiotik, transfusi darah, anastesi dan teknik operasi yang lebih sempurna.

Karena itu saat ini ada kecendrungan untuk melakukan operasi ini tanpa indikasi

yang cukup kuat. Namun perlu diingat, bahwa seorang wanita yang telah

mengalami operasi akan menimbulkan cacat dan parut pada rahim yang dapat

membahayakan kehamilan dan persalinanan berikutnya (Rustam, 2003).

Menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO),

menjelang tahun 2000 standar rata-rata Sectio Caesarea adalah 5-15% dari semua

proses persalina di negara-negara berkembang sehingga perlu dipikirkan

bagaimana cara untuk dapat menurunkannya (Manuaba, 2001). Kendati demikian,

beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan angka persalinan dengan cara operasi

sectio caesarea. Menurut An International Journal and Obstetri and Gynecology

menyebutkan bahwa jumlah kasus persalinan sectio caesarea di Inggris pada

tahun 2008-2009 adalah sekitar 24,6% yang pada tahun 1980 hanya berkisar 9%,

di Kanada pada tahun 2001-2003 adalah sekitar 22,5% (Yusmiati,2007).

Page 3: BAB 1 tenang sc

3

Di Indonesia angka persalinan bedah sesar di rumah sakit Pemerintah

seharusnya adalah sekitar 12-15%, sedangkan untuk rumah sakit swasta adalah

sekitar 25-30%. Tetapi kenyataannya saat ini tejadi peningkatan kasus cukup

signifikan dari standar normalnya. Di Indonesia angka kejadian bedah sesar pada

tahun 2000 sebesar 47,22%, tahun 2001 sebesar 45,19%, tahun 2004 sebesar

53,22%, tahun 2005 sebesar 51,59%, dan pada tahun 2006 sebesar 53,68%

(Himatusujannah,2008).

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Liese Margaretha (2008)

di RSU. Dr Pirngadi Medan menunjukkan jumlah ibu yang melahirkan dengan

tindakan bedah sesar adalah sebanyak 388 orang (28,98%) dengan indikasi medis

tebanyak (40,43%) akibat faktor ibu terutama partus dengan komplikasi dan

terkecil adalah akibat kegagalan partus (0,9%). Kondisi ini terus terjadi

peningkatan setiap tahunnya. Sementara data lain dari RSUP Cipto

Mangunkusumo tahun 2007, dari 404 persalinan perbulan, 30% ditolong dengan

tindakan bedah sesar, yang mana 13,7% disebabkan oleh gawat janin

(Kasdu,2003).

Berdasarkan beberapa data tersebut diatas diketahui terjadi peningkatan

proporsi kelahiran dengan tindakan bedah sesar dari standar normalnya terutama

di beberapa rumah sakit pemerintah di Indonesia. Hal ini juga terjadi di RSU. Cut

Meutia Aceh Utara yang merupakan satu-satunya rumah sakit umum daerah di

Aceh Utara juga memiliki jumlah persalinan bedah sesar sangat tinggi.

Berdasarkan data awal medical record pada tahun 2013yang dilakukan oleh

peneliti, dari sebanyak 401 persalinan, terdapat 251 (62,5%) kasus ditolong

Page 4: BAB 1 tenang sc

4

dengan tindakan bedah sesar sedangkan 150 (37,4%) kasus dengan persalinan per

vaginam. Disini terlihat adanya peningkatan persalinan dengan bedah sesar yang

melebihi standar WHO dan perbandingan yang cukup signifikan dengan

persalinan pervaginam di rumah sakit tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

persalinan bedah sesar di RSUD. Cut Meutia Lhokseumawe tahun 2013, dengan

harapan hasil yang diperoleh dapat memberikan manfaat ke depannya baik

sebagai sumber informasi maupun hal lain yang berkaitan dengan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian diatas maka yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan

persalinan secara bedah sesar di RSU. Cut Meutia Aceh Utara.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa

pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana proporsi jumlah ibu bersalin dengan bedah sesar berdasarkan

indikasi medis di RSU. Cut Meutia Aceh Utara berdasarkan hasil rekam

medis tahun 2013?

2. Bagaimana proporsi jumlah ibu bersalin dengan bedah sesar berdasarkan

indikasi non medis di RSU. Cut Meutia Aceh Utara berdasarkan hasil

rekam medis tahun 2013?

Page 5: BAB 1 tenang sc

5

3. Bagaimana proporsi jumlah bedah sesar berdasarkan indikasi medis yang

berhubungan dengan keaadan kehamilan dan persalinan ibu di RSU. Cut

Meutia Aceh Utara berdasarkan hasil rekam medis tahun 2013?

4. Bagaimana proporsi jumlah bedah sesar dengan berdasarkan indikasi

medis yang berhubungan dengan penyakit ibu yang diderita sebelum dan

atau selama hamil di RSU. Cut Meutia Aceh Utara berdasarkan hasil

rekam medis tahun 2013?

5. Bagaimana proporsi jumlah bedah sesar berdasarkan indikasi medis yang

berhubungan dengan indikasi janin di RSU. Cut Meutia Aceh Utara

berdasarkan hasil rekam medis tahun 2013?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan tindakan

bedah sesar di RSU. Cut Meutia Aceh Utara tahun 2013.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi bedah sesar berdasarkan indikasi

medis di RSU. Cut Meutia Aceh Utara tahun 2013.

2. Mengetahui distribusi frekuensi bedah sesar berdasarkan indikasi non

medis di RSU. Cut Meutia Aceh Utara tahun 2013.

3. Mengetahui distribusi frekuensi bedah sesar berdasarkan indikasi

medis yang berhubungan dengan keaadaan kehamilan dan persalinan

ibu di RSUD. Cut Meutia Lhokseumawe tahun 2013.

Page 6: BAB 1 tenang sc

6

4. Mengetahui distribusi frekuensi bedah sesar berdasarkan indikasi

medis yang berhubungan dengan penyakit ibu yang diderita sebelum

dan atau selama hamil di RSUD. Cut Meutia Lhokseumawe tahun

2013.

5. Mengetahui distribusi frekuensi bedah sesar berdasarkan indikasi

medis yang berhubungan dengan indikasi janin di RSU. Cut Meutia

Aceh Utara tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Pihak Rumah Sakit

Dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi pihak rumah sakit

untuk mengatasi masalah tingginya tindakan penolong persalinan dengan

bedah sesar di RSU. Cut Meutia Aceh Utara tahun 2013.

1.5.2 Bagi Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi

perpustakaan Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh.

1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan data dan sumber informasi untuk penelitian selanjutnya.