TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB...

59
TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN ONLINE BERBASIS APLIKASI (Skripsi) Oleh Moza Julika Wulananggraeni FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Transcript of TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB...

Page 1: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG)

SEBAGAI PINJAMAN ONLINE BERBASIS APLIKASI

(Skripsi)

Oleh

Moza Julika Wulananggraeni

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

ABSTRAK

TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI

PINJAMAN ONLINE BERBASIS APLIKASI

Oleh

Moza Julika Wulananggraeni

Pinjaman Tenang (Pinang) adalah salah satu produk BRI Agro berbasis aplikasi

digital dengan operasi android. Aplikasi Pinang dapat digunakan oleh nasabah

dengan cara mengajukan permohonan pinjaman tanpa agunan secara digital.

Pinang sebagai perkembangan teknologi finansial pada perbankan. Permasalahan

dalam penelitian ini adalah syarat dan prosedur pengajuan Pinang, hubungan

hukum yang timbul dari perjanjian Pinang, upaya penyelesaian jika terjadi

wanprestasi oleh salah satu pihak.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian normatif

dengan tipe deskriptif. Pendekatan masalah adalah yuridis empiris. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang terdiri dari bahan

hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Pengolahan data

dilakukan dengan cara pemeriksaan data, klasifikasi data, dan penyusunan data

yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa syarat dan prosedur

pengajuan pinjaman Pinang adalah calon debitur harus berkewarganegaraan

Indonesia, memiliki identitas diri (E-KTP), memiliki penghasilan tetap,

merupakan nasabah BRI atau BRI Agro, berusia minimal 21 tahun dan maksimal

54 tahun, dan tidak termasuk dalam daftar hitam Bank Indonesia. Prosedur dari

pengajuan pinjaman ini terbagi 2 tahap, tahap yang dilakukan oleh calon debitur

(mengunduh aplikasi Pinang,masuk ke aplikasi Pinang, dan pengajuan pinjaman

di Pinang) dan tahap yang dilakukan oleh pihak bank (verifikasi berkas,

pemberian pencairan dana pinjaman, dan pembayaran Pinang). Hubungan hukum

dari perjanjian tersebut adalah timbulnya hak dan kewajiban antara para pihak,

salah satu hak dan kewajiban bank yaitu bank berhak melakukan perubahan syarat

dan ketentuan umum dan berkewajiban untuk memberitahukan perubahan

tersebut. Hak dan kewajiban nasabah yaitu nasabah berhak menerima sejumlah

uang pinjaman dengan waktu yang telah disepakati dan berkewajiban untuk

membayar kembali secara angsur sesuai dengan perjanjian pinjamannya. Upaya

Page 3: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

penyelesaian jika salah satu pihak melakukan wanprestasi yaitu melalui upaya non

- litigasi dan upaya litigasi.

Kata Kunci : Pinang, Pinjaman, Perjanjian

Page 4: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG)

SEBAGAI PINJAMAN ONLINE BERBASIS APLIKASI

Oleh

Moza Julika Wulananggraeni

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA HUKUM

pada

Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 5: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

Judul Skripsi : TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG

(PINANG) SEBAGAI PINJAMAN ONLINE

BERBASIS APLIKASI

Nama Mahasiswa : Moza Julika Wulananggraeni

No. Pokok Mahasiswa : 1652011075

Bagian : Hukum Keperdataan

Fakultas : Hukum

MENYUTUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dewi Septiana, S.H., M.H. M. Wendy Trijaya, S.H., M.Hum NIP 19800919 200501 2 003 NIP 19710825 200501 1 002

2. Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum. NIP 19601228 198903 1 001

Page 6: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dewi Septiana, S.H., M.H. ..........................

Sekretaris/Anggota : M. Wendy Trijaya, S.H., M.Hum ..……………....

Penguji

Bukan Pembimbing: Dianne Eka Rusmawati, S.H., M.Hum. ..………………

2. Dekan Fakultas Hukum

Prof. Dr. Maroni, S.H., M.Hum.

NIP 19600310 198703 1 002

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 18 Februari 2020

Page 7: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

PERNYATAAN

Yang bertanda di bawah ini,

Nama : Moza Julika Wulananggraeni

NPM : 1652011075

Jurusan : Perdata

Fakultas : Hukum

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya yan berjudul “Tinjauan Yuridis

Pinjaman Tenang (Pinang) Sebagai Pinjaman Online Berbasis Aplikasi”

adalah benar hasil karya sendiri dan bukan hasil plagiat sebagaimana telah diatur

dalam Pasal 27 Peraturan Akademik Universitas Lampung dengan Surat

Keputusan Rektor Nomor 3187/H26/DT/2010.

Bandar Lampung, 18 Februari 2020

Moza Julika Wulananggraeni

Page 8: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap penulis Moza Julika Wulananggraeni,

dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 01 Juli 1998 dan

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan

Bapak Sarwani Ali dan Ibu Susdarwati.

Penulis menyelesaikan Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) Trisula 1 Bandar

Lampung pada tahun 2004, Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Rawa Laut Bandar

Lampung pada tahun 2010, Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 4 Bandar

Lampung pada 2013, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 10 Bandar Lampung

pada 2016.

Penulis tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Mandiri Masuk Unila (SIMANILA) pada awal Agustus

2016. Pada pertengahan tahun 2018 penulis memutuskan untuk memilih minat

pada bagian Hukum Keperdataan. Pada awal tahun 2019 penulis mengabdikan diri

dengan mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Gedung Batin, Kecamatan

Blambangan Umpu, Kabupaten Way Kanan.

Page 9: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

MOTO

“Life is like riding a bicycle. To keep your balance, you must keep moving.”

(Albert Einstein)

Page 10: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

PERSEMBAHAN

Atas Ridho Allah SWT dan dengan segala kerendahan hati

Kupersembahkan skripsi ini kepada:

Kedua Orang Tuaku

Bapak Sarwani Ali dan Ibu Susdarwati

Terimakasih atas segala curahan Kasih Sayang, Dukungan, Pengorbanan serta

Doa yang tiada hentinya untuk anakmu. Semoga Allah SWT selalu memberi

limpahan rahmat serta hidayah-Nya kepada mereka di dunia dan akhirat.

Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Page 11: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

11

SANWACANA

Segala Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi yang berjudul “Tinjauan Yuridis Pinjaman Tenang (Pinang) Sebagai

Pinjaman Online Berbasis Aplikasi” sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Lampung

dibawah bimbingan dari dosen pembimbing serta atas bantuan dari berbagai

pihak. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda

Rasulullah SAW, semoga kita mendapat syafaatnya di Yaumil Akhir kelak,

Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan saran dari

berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Maroni, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Lampung;

2. Bapak Prof. Dr. I Gede AB. Wiranata, S.H., M.H., selaku Wakil Dekan 1

Bidang Akademik Fakultas Hukum Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Sunaryo, S.H., M.Hum., selaku Ketua Bagian Hukum Keperdataan

Fakultas Hukum Universitas Lampung;

Page 12: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

12

4. Ibu Dewi Septiana, S.H., M.H., selaku Pembimbing 1 (satu) dan Pembimbing

Akademik atas kesabaran dan kesediaan meluangkan waktu disela-sela

kesibukannya, mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan,

saran, dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini;

5. Bapak M. Wendy Trijaya, S.H., M.Hum., selaku Pembimbing 2 (dua) atas

kesabaran dan kesediaan meluangkan waktu disela-sela kesibukannya,

mencurahkan segenap pemikirannya, memberikan bimbingan, saran, dan

kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Ibu Dianne Eka Rusmawati, S.H., M.Hum., selaku Pembahas 1 (satu) yang

telah memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun terhadap

skripsi ini;

7. Ibu Elly Nurlaili, S.H., M.H., selaku Pembahas 2 (dua) yang telah

memberikan kritik, saran, dan masukan yang membangun terhadap skripsi

ini;

8. Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung yang penuh dedikasi

dalam memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis, serta segala bantuan

yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan studi;

9. Pihak Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Cabang Lampung yang telah

membantu dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas bantuannya.

10. Kedua adikku, Vadiyani Fricillya Puteri dan Ajeng Aprinindya Zalfa yang

selalu memberikan dukungan, doa, dan motivasi kepada penulis;

11. Teman-temanku Ananda Noor Mahadani dan Indah Noor Mahdaniar yang

sudah mendengarkan keluh kesah hidupku sampai saat ini bahkan sampai

nanti;

Page 13: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

13

12. Teman-teman SMP dan SMA ku, Rodiatun Adawiyah, Firianda Dzakiya,

Fina Virgisra, Atika Suri, Nabila Fegy, Djenta Kusuma, Ismalia Qanit,

Kristin Juliana, Audia Indah, Rani Meiliana, Erni Herawati, Anandhia

Xaviera, Detty Novianty dan Yunita Shinta;

13. Teman-teman seperjuanganku selama menjalani perkuliahan M. Noer Rafik,

Meissy Kurnia, Sarah Nabila, Safiya Kusuma, Ahmad Muzakki, Ichandy

Franata, Didik Trijaya, Vivi Novitasari, Wayan Yolanda, Zafir Okfirianto,

Rifqi Adli, Dandi Khansa, Risma Monica, Desi Safitri, M. Revandra, M. Roni

Saputra, M. Rizky Nurdiyanto, Prayoga Heriyanto, Andrian Yuka, Selina

Putri, Asma Nur Adillah, Chintya Fani, dan Adhipati Rachman, dan Ridho

Ferialdy;

14. Teman-teman KKN Desa Gedung Batin 1 dan 2 Kecamatan Blambangan

Umpu Kabupaten Way Kanan, Joli Ajis, Rifalsyah, Zanjabil, Okta Fitriani,

Chintya, Bella, Ismi, Hawari, Reza, Reni, Eksa, Riska, Elisa serta seluruh

warga Desa Gedung Batin;

15. Kepada semua pihak yang terlibat yang tidak dapat disebutkan satu persatu,

penulis mengucapkan terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam

menyelesaikan skripsi ini;

16. Almamaterku tercinta, Universitas Lampung.

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyelesaian skripsi ini, terimakasih atas semua bantuan dan

dukungannya.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

14

Akhir kata atas bantuan, dukungan, serta doa dan semangat yang telah diberikan,

penulis hanya mampu mengucapkan mohon maaf apabila terdapat banyak

kesalahan dalam penulisan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

menambah wawasan keilmun pada umumnya dan ilmu hukum khususnya hukum

keperdataan.

Bandar Lampung,

Penulis,

Moza Julika Wulananggraeni

Page 15: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

15

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK .............................................................................................................. i

JUDUL DALAM ................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

PERNYATAAN ...................................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

MOTTO .............................................................................................................. viii

SANWACANA ..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6

C. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 6

D. Tujuan Penelitian................................................................................... 7

E. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Perjanjian ................................................................... 9

1. Pengertian, Asas Dan Unsur Perjanjian ............................................ 9

2. Syarat Sah Perjanjian ...................................................................... 13

3. Hak dan Kewajiban Para Pihak ....................................................... 17

4. Wanprestasi ..................................................................................... 19

B. Perjanjian Pinjam Meminjam .............................................................. 23

1. Pengertian Pinjam Meminjam ......................................................... 23

2. Objek Perjanjian Pinjam Meminjam ............................................... 24

3. Hak dan Kewajiban Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam ............. 25

C. Tinjauan Umum Tentang Perbankan................................................... 26

1. Pengertian Perbankan ...................................................................... 26

2. Dasar Hukum Perbankan ................................................................. 27

3. Produk-Produk Perbankan............................................................... 28

D. Layanan Pinjam Meminjam Online Berbasis

Page 16: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

16

Aplikasi ............................................................................................... 29

E. Kerangka Pikir..................................................................................... 31

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................................... 33

B. Tipe Penelitian..................................................................................... 34

C. Pendekatan Masalah ............................................................................ 34

D. Data dan Sumber Data......................................................................... 35

E. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 36

F. Metode Pengolahan Data .................................................................... 37

G. Analisis Data ....................................................................................... 38

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Syarat dan Prosedur Pengajuan Pinjaman Tenang (Pinang)

Pada BRI Agroniaga............................................................................ 39

1. Persyaratan Pengajuan Pinjaman Tenang (Pinang) .......................... 40

2. Prosedur Pemberian Pinjaman Tenang (Pinang) .............................. 43

B. Hubungan Hukum Para Pihak ............................................................. 49

C. Upaya Penyelesaian PINANG Jika Wanprestasi ................................ 56

V. PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik kegiatan pinjam meminjam yang berlangsung di masyarakat dengan cara

bertemunya peminjam dengan pemberi pinjaman baik melalui perjanjian tertulis

maupun tidak tertulis. Kegiatan pinjam meminjam uang terjadi karena kebutuhan

mendesak atau seseorang yang membutuhkan dana cepat untuk keperluan lainnya

yang jika meminjam di lembaga pembiayaan maka akan membutuhkan waktu

yang cukup lama dan proses yang rumit seperti pada Perbankan, Pasar modal, atau

Perusahaan - Perusahaan Pembiayaan. Sehingga, timbullah financial technology

yang mempermudah syarat pengajuannya sehingga hanya membutuhkan waktu

yang singkat serta proses yang sederhana.

Dasar hukum dari kegiatan pinjam meminjam ini adalah Kitab Undang – Undang

Hukum Perdata Pasal 1754 yaitu pinjam meminjam ialah perjanjian dengan mana

pihak yang satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang

– barang yang menghabis karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang

belakangan ia akan mengembalikan sejumlah yang sama dari keadaan yang sama

pula. Menurut Bank Indonesia, pinjaman adalah akad pinjaman dari bank kepada

pihak tertentu yang wajib dikembalikan dengan jumlah yg sama sesuai pinjaman.1

1 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Rajagrapindo 2012), ed. 1

cet 2. hlm.280.

Page 18: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

2

Pinjaman adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

dimintai atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dan

suatu pinjaman juga adalah apa yang dimiliki satu orang lalu diberikan kepada

yang lain kemudian dikembalikan dalam kepunyaannya dalam baik hati.2

Adanya perkembangan ekonomi digital yang berkembang pesat, masyarakat terus

mengembangkan inovasi penyediaan layanan – layanan berbasis teknologi, salah

satunya layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi. Salah satu transaksi

elektronik yang berkaitan dengan pinjam meminjam yang berkembang saat ini

adalah layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi atau yang

lebih dikenal dengan Financial Technology (FinTech) yang selanjutnya disebut

Fintech.

Menurut peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 Financial Technology

(FinTech) adalah penggunaan teknologi sistem keuangan yang menghasilkan

produk, layanan, teknologi, dan/atau model bisnis baru serta dapat berdampak

pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, efisiensi, kelancaran,

keamanan dan keandalan sistem pembayaran. National Digital Research Center

(NRDC), teknologi finansial adalah istilah yang digunakan untuk menyebut suatu

inovasi di bidang jasa finansial, dimana istilah tersebut berasal dari kata

“Financial” dan “Technology” yang mengacu pada inovasi finansial dengan

sentuhan teknologi modern.3

2 Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah Dari Teori kepraktik, Jakarta, Gema Insane,

2001, hlm 34. 3 Ernama, Budiharto, Hendro S., “Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap

Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016),”

Diponegoro Law Journal, Vol. 6, No.3, (2017), hlm. 1-2

Page 19: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

3

Konsep dari FinTech tersebut mengadaptasi perkembangan teknologi yang

dipadukan dengan bidang finansial pada lembaga perbankan, sehingga diharapkan

dapat memfasilitasi proses transaksi keuangan yang lebih praktis, aman serta

modern, meliputi layanan keuangan berbasis digital yang saat ini telah

berkembang di Indonesia, yaitu payment channel system, digital banking, online

digital insurance, peer to peer (P2P) lending, serta crowd funding.4

Berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tahun

2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi,

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah

penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi

pinjaman dengan penerima pinjaman dalam rangka melakukan perjanjian pinjam

meminjam dalam mata uang rupiah secara langsung melalui sistem elektronik

dengan menggunakan jaringan internet. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun

2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik menjelaskan pula

bahwa kontrak elektronik dianggap sah apabila: terdapat kesepakatan para pihak,

dilakukan oleh subjek hukum yang cakap atau berwenang mewakili sesuai dengan

kententuan peraturan perundang-undangan, terdapat hal tertentu; dan objek

transaksi tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang undangan,

kesusilaan, dan ketertiban umum.

Dalam penyelenggaraan perekonomian nasional peran perbankan sangat penting

sebagai jantung perekonomian nasional yang berfungsi sebagai lembaga

penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Bank selaku badan usaha (lembaga)

4 Immanuel Adhitya Wulanata Chrismantianto, Jurnal Analisis SWOT Implementasi

Teknologi Finansial Terhadap Kualitas Layanan Perbankan di Indonesia, Universitas Pelita

Harapan Tangerang

Page 20: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

4

yang menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat diharap

dapat mendukung peningkatan taraf hidup masyarakat.5

Pengertian Perbankan dijelaskan pada Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

tentang Perubahan Atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

Pasal 1 ayat (1), bahwa “Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut

tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya.” dan ayat (2) dari pasal dan undang-undang

tersebut mendefinisikan “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.”

Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali

dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.6 Jadi, Bank

adalah suatu lembaga penghimpun dana rakyat yang akan dikembalikan kepada

masyarakat itu sendiri dengan prosedur tertentu yang sudah diatur tugasnya dalam

undang–undang.

Tahun 2019, Bank Rakyat Indonesia Agroniaga (BRI Agro) sebagai anak

perusahaan Bank Rakyat Indonesia, merilis produk layanan dan jasa keuangan

digital terbaru yang dikenal dengan PINANG (Pinjaman Tenang), yaitu tepat pada

tanggal 23 Februari 2019, BRI Agro melakukan kegiatan launcing PINANG yang

diselenggarakan di Kota Solo, yang dihadiri secara langsung oleh Direktur

5Rony Sautma Bako, Hubungan Bank dan Nasabah terhadap Produk Tabungan dan

Deposito, Bandung, PT. Adi Citra Bakti, 1995, hlm. vii. 6Kamsir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, hlm. 2.

Page 21: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

5

Teknologi dan Informasi Bank BRI Indra Utoyo dan Direktur Utama BRI Agro

Agus Noorsanto. Menurut Agus Noorsanto (Direktur Utama BRI Agro), PINANG

adalah produk pinjaman digital BRI AGRO berbasis aplikasi pertama di

Indonesia. Aplikasi PINANG sudah fully digital dengan sistem digital

verification, digital scoring, dan digital signature.7

PINANG adalah produk BRI Agro berbasis aplikasi digital yang berjalan dalam

sistem operasi android, dimana dengan aplikasi tersebut nasabah dapat

mengajukan permohonan pinjaman tanpa agunan secara digital, dimana saja dan

kapan saja. Bank BRI Agroniaga ini mempunyai syarat dan prosedur di dalam

aplikasi PINANG. Fasilitas yang diberikan pada aplikasi PINANG yaitu Fasilitas

pinjaman berbasis teknologi yang diterbitkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga, Tbk yang diajukan oleh nasabah yang mempunyai payroll baik di BRI

maupun di BRI Agro untuk memenuhi kebutuhan hidup nasabah, baik yang

bersifat konsumtif maupun produktif melalui Aplikasi Pinjaman Online PINANG.

Jenis pinjaman ini ditujukan kepada perorangan, lebih tepatnya untuk karyawan

tetap swasta, PNS, BUMN, atau penghasilan rutin sebagai pekerja.8

Dengan mengombinasikan teknologi digital, PINANG mempercepat proses

pengajuan sampai dengan pencairan kurang dari 10 menit, dengan tenor yang

fleksibel antara 1 sampai 12 bulan. Pengajuan dapat dilakukan tanpa harus ke

bank dan tanpa tatap muka secara langsung. Platform pinjaman pun dapat di top-

up hingga maksimum Rp 20 juta dan memiliki bunga yang terendah dibandingkan

7 http://www.bri.co.id/, diakses pada tanggal 30 April 2019, Pukul 05.53 WIB. 8 http://getpinang.com, diakses pada tanggl 3 November 2019, Pukul 13.36 WIB.

Page 22: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

6

dengan layanan keuangan digital serupa.9

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul skripsi

mengenai pinjaman online dengan judul “Tinjauan Yuridis Pinjaman Tenang

(Pinang) Sebagai Pinjaman Online Berbasis Aplikasi” yang akan penulis

uraikan pada karya tulis ini.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan dengan memperhatikan pokok – pokok

pikiran diatas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana syarat dan prosedur dalam pengajuan Pinjaman Tenang (Pinang)

pada Bank BRI Agroniaga?

2. Bagaimana hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian Pinjaman Tenang

(Pinang) tersebut?

3. Bagaimana upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak melakukan

wanprestasi?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Pembatasan masalah yang berupa ruang lingkup dalam penelitian ini dilakukan

agar pelaksanaan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan dan

penerapannya. Adapun ruang lingkup penelitian ini, yaitu:

9 http://www.bri.co.id/, diakses pada tanggal 30April 2019, Pukul 05.53 WIB.

Page 23: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

7

1. Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup kajian materi penelitian ini adalah ketentuan hukum mengenai

perjanjian pinjam meminjam online yang mana termasuk dalam bidang ilmu

Hukum Bisnis Ekonomi, khususnya Hukum Lembaga Pembiayaan dan

Hukum Telematika.

2. Ruang Lingkup Pembahasan

Ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini adalah menganalisis

mengenai Pinjaman Tenang (Piinang) Bank Rakyat Indonesia Agroniaga

(BRI Agro) dengan pokok bahasan dalam penelitian antara lain:

a. Syarat dan prosedur terkait pelaksanaan pinjaman online berbasis

aplikasi oleh Bank BRI Agro.

b. Hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian Pinjaman Tenang

(Pinang).

c. Upaya hukum bila terjadi wanprestasi dalam Perjanjian Pinjaman Tenang

(Pinang).

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulisan skripsi ini mempunyai tujuan

untuk mengetahui dan menganalisis hal – hal sebagai berikut:

1. Syarat dan prosedur pengajuan pinjaman tenang (Pinang).

2. Hubungan hukum yang timbul dalam perjanjian pinjaman tenang (Pinang)

tersebut.

Page 24: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

8

3. Upaya hukum yang dilakukan apabila salah satu pihak melakukan

wanprestasi.

Adapun kegunaan yang diharapkan dari hasil penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dan dasar

pengembangan pengetahuan, khususnya ilmu dibidang Hukum Ekonomi Bisnis

khususnya mengenai Hukum Lembaga Pembiayaan dan Hukum Telematika.

b. Kegunaan Praktik

Adapun kegunaan praktis dari penulisan skripsi ini, yaitu:

a. Diharapkan dapat memberikan manfaat, bahan referensi, dan sumber

informasi bagi pembaca dalam kalangan akademis khususnya mahasiswa

fakultas hukum pada umumnya dan ilmu hukum lembaga pembiayaan pada

khususnya.

b. Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca dan

memberikan sumbangan pemikiran mengenai lembaga pembiayaan.

c. Sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi Strata Satu

(S1) pada Fakultas Hukum Universitas Lampung.

Page 25: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Perjanjian

1. Pengertian, Asas dan Unsur Perjanjian

Kitab Undang – Undang Hukum Perdata telah mengatur tentang perjanjian pada

pasal 1313 yaitu suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Definisi

perjanjian dalam Pasal 1313 ini adalah: (1) tidak jelas, karena setiap perbuatan

dapat disebut perjanjian, (2) tidak tampak asas konsensualisme, dan (3) bersifat

dualisme. Tidak jelasnya definisi ini disebabkan di dalam rumusan tersebut hanya

disebutkan perbuatan saja, sehingga yang bukan perbuatan hukum pun disebut

perjanjian. Untuk memperjelas pengertian itu, maka harus dicari doktrin. Menurut

doktrin, yang disebut perjanjian adalah perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat

untuk menimbulkan akibat hukum.10

Selain itu, menurut para sarjana hukum, definisi perjanjian itu sendiri diartikan

dengan sudut pandang yang berbeda, antara lain:

a. Menurut Abdulkadir Muhammad

Perjanjian adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau lebih saling

mengikatkan diri untuk melaksanakan suatu hal dalam lapangan harta

10

Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta, 2016, hlm.

160

Page 26: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

10

kekayaan.11

b. Menurut Subekti

Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji pada orang lain

atau dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.12

c. Menurut Van Dunne

Perjanjian adalah suatu hubungan hukumantara dua pihak atau lebih

berdasarkan kata sepakat untuk menimbulkan akibat hukum.13

Dalam hukum perjanjian dikenal beberapa macam asas, yaitu:

a. Asas Kebebasan Berkontrak

Asas kebebasan berkontrak dapat dianalisis dari ketentuan Pasal 1338 Ayat (1)

KUH Perdata, bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai

undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Kebebasan yang dimaksud adalah

untuk:

1) Membuat atau tidak membuat perjanjian;

2) Mengadakan perjanjian dengan siapapun;

3) Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya; dan

4) Menentukan bentuk perjanjian, yaitu tertulis atau lisan.

b. Asas Konsensualisme

Asas ini menetapkan bahwa terjadinya suatu perjanjian setelah terjadi kata sepakat

dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian, yang dapat dinyatakan dalam

Pasal 1320 Ayat (1) KUH Perdata.

11

Abdul kadir Muhammad, Hukum Perjanjian, Bandung, PT.Alumni, 2012, hlm. 93. 12

Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2010, hlm. 1. 13

Salim HS, Op. Cit. hlm. 161

Page 27: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

11

c. Asas Kepastian Hukum

Asas ini dapat dinyatakan dalam Pasal 1338 Ayat (1) KUHP Perdata, bahwa

perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang.

d. Asas Itikad Baik (Goede Trouw)

Asas ini dinyatakan dari Pasal 1338 Ayat (3) KUH Perdata, bahwa perjanjian

harus dilaksanakan dengan itikad baik.

e. Asas Personalitas

Asas personalitas atau kepribadian menentukan bahwa seseorang yang akan

melakukan dan/atau membuat kontrak hanya untuk kepentingan perseorangan

saja. Hal ini dapat dilihat dalam Pasal 1315 dan Pasal 1340 KUH Perdata.14

Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut, ada beberapa unsur – unsur

perjanjian, antara lain:

a. Adanya pihak-pihak yang sekurang-kurangnya dua orang.

Pihak - pihak yang dimaksudkan di sini adalah subyek perjanjian yang dapat

berupa badan hukum dan manusia yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum

menurut Undang - Undang. Dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak,

dimana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi (debitur) dan pihak lainnya

adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut (kreditur). Masing - masing pihak

tersebut dapat terdiri dari satu orang atau lebih orang, bahkan dengan

berkembangnya ilmu hukum, pihak tersebut juga dapat terdiri dari satu atau lebih

badan hukum.15

14

Ibid, hlm. 9-13. 15

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Perikatan (Perikatan yang Lahir

dari Perjanjian), Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm. 92

Page 28: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

12

b. Adanya persetujuan atau kata sepakat.

Persetujuan atau kata sepakat yang dimaksudkan adalah konsensus antara para

pihak terhadap syarat - syarat dan objek yang diperjanjikan.

c. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan yang ingin dicapai dimaksudkan di sini sebagai kepentingan para pihak

yang akan diwujudkan melalui perjanjian.16

Dengan membuat perjanjian, pihak

yang mengadakan perjanjian, secara “sukarela” mengikatkan diri untuk

menyerahkan sesuatu, berbuat sesuatu atau untuk tidak berbuat sesuatu guna

kepentingan dan keuntungan dari pihak terhadap siapa ia telah berjanji atau

mengikatkan diri, dengan jaminan atau tanggungan berupa harta kekayaan yang

dimiliki dan akan dimiliki oleh pihak yang membuat perjanjian atau yang telah

mengikatkan diri tersebut. Dengan sifat sukarela, perjanjian harus lahir dari

kehendak dan harus dilaksanakan sesuai dengan maksud dari pihak yang membuat

perjanjian.

d. Adanya prestasi atau kewajiban yang akan dilaksanakan.

Prestasi yang dimaksud adalah sebagai kewajiban bagi pihak-pihak untuk

melaksanakannya sesuai dengan apa yang disepakati. Perjanjian mengakibatkan

seseorang mengikatkan dirinya terhadap orang lain, ini berarti dari suatu

perjanjian lahirlah kewajiban atau prestasi dari satu orang atau lebih orang (pihak)

kepada satu atau lebih orang (pihak) lainnya yang berhak atas prestasi tersebut.17

e. Adanya bentuk tertentu.

Bentuk tertentu yang dimaksudkan adalah perjanjian yang dibuat oleh para pihak

harus jelas bentuknya agar dapat menjadi alat pembuktian yang sah bagi pihak -

16

Wirjono Prodjodikoro (2), Asas-asas Hukum Perjanjian, Sumur Bandung, Jakarta, 1979,

hlm. 84 17

Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Op.cit., hlm. 2

Page 29: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

13

pihak yang mengadakan perjanjian. Untuk beberapa perjanjian tertentu, Undang -

undang menentukan suatu bentuk tertentu, yaitu bentuk tertulis sehingga apabila

bentuk itu tidak dituruti maka perjanjian itu tidak sah. Dengan demikian, bentuk

tertulis tidaklah hanya semata - mata hanya merupakan pembuktian saja, tetapi

juga syarat untuk adanya perjanjian itu.18

f. Adanya syarat-syarat tertentu.

Syarat - syarat tertentu yang dimaksud adalah substansi perjanjian sebagaimana

yang telah disepakati oleh para pihak dalam perjanjian.19

2. Syarat – Syarat Sahnya Suatu Perjanjian

Untuk sahnya suatu perjanjian harus memenuhi syarat umum maupun syarat

khusus. Syarat sahnya perjanjian diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Pasal

1320 KUH Perdata berbunyi:

a. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

b. Cakap untuk membuat suatu perikatan;

c. Adanya suatu objek perjanjian;

d. Suatu sebab yang halal.

Syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 KUH Perdata merupakan

syarat umum, yaitu:

a. Kesepakatan Kedua Belah Pihak

Syarat yang pertama sahnya perjanjian adalah kesepakatan atau para pihak.

18

Mariam Darus Badrulzaman, Beberapa Masalah Hukum dalam Perjanjian Perjanjian

Kredit Bank dengan Jaminan Hypotheek serta Hambatan-Hambarannya dalam Praktek di

Medan, PT. Citra Aditya Bakti Bandung, 1991, hlm. 66 19

Wirjono Prodjodikoro (2), Op.cit., hlm. 84

Page 30: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

14

Kesepakatan ini diatur dalam Pasal 1320 Ayat (1) KUH Perdata. Suatu perjanjian

dianggap cacat atau dianggap tidak ada apabila:

1) Mengandung paksaan (dwang), termasuk tindakan atau ancaman atau

intimidasi mental.

2) Mengandung penipuan (bedrog) adalah tindakan jahat yang dilakukan oleh

salah satu pihak seperti tidak menginformasikan adanya cacat tersembunyi.

3) Mengandung kekhilafan, kesesatan, atau kekeliruan (dwaling) bahwa salah

satu pihak memiliki persepsi yang salah terhadap subyek dan obyek

perjanjian. Terhadap subjek disebut error in persona atau kekeliruan pada

orang, terhadap objek disebut error in substantia.

4) Penyalahgunaan keadaan, yang terjadi apabila seseorang tergerak karena

keadaan khusus untuk melakukan suatu perbuatan hukum dan pihak lawan

menyalahgunakan hal tersebut, seperti keadaan darurat, ketergantungan,

gegabah, keadaan kejiwaan yang tidak normal, dan kurang pengalaman.20

Kata sepakat di dalam perjanjian pada dasarnya adalah pertemuan atau

persesuaian kehendak antara para pihak di dalam perjanjian.21

Yang sesuai itu

adalah pernyataanya, karena kehendak itu tidak dapat dilihat atau diketahui orang

lain. Ada lima cara terjadinya penyesuaian pernyataan kehendak, yaitu dengan:

1) Bahasa yang sempurna dan tertulis.

2) Bahasa yang sempurna secara lisan.

3) Bahasa yang tidak sempurna asal dapat diterima oleh pihak lainnya.

4) Bahasa isyarat asal dapat diterima oleh pihak lainnya.

20

Subekti, Op.Cit., hlm 135 21

Budi Agus Riswandi, Aspek Hukum Internet Banking, Jakarta, PT RajaGrafindo

Persada, 2015, hlm. 141

Page 31: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

15

5) Diam atau membisu tetapi asal dipahami atau diterima pihak lainnya.22

b. Kecakapan Menurut Pasal 1330 KUH Perdata, mereka yang tidak cakap

membuat suatu perjanjian adalah:

1) Orang yang belum dewasa Orang yang belum dewasa adalah mereka yang

belum mencapai usia 21 tahun dan belum pernah melangsungkan perkawinan.

2) Mereka yang ditaruh di bawah pengampuan

3) Orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh Undang - Undang, dan

semua orang kepada siapa Undang - Undang telah melarang membuat

perjanjian-perjanjian tertentu. Menurut Pasal 108 dan Pasal 110 KUH

Perdata, seorang perempuan bersuami tidak boleh melakukan perbuatan

hukum tertentu tanpa izin dari suaminya. Namun berdasarkan Surat Edaran

Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 3 Tahun 1963, maka ketentuan Pasal 108

dan Pasal 110 KUH Perdata tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi.

c. Adanya Objek Perjanjian (Onderwerp der Overeenskomst)

Objek perjanjian adalah prestasi (pokok perjanjian). Prestasi adalah apa yang

menjadi kewajiban debitur dan apa yang menjadi hak kreditur. Menurut Pasal

1234 KUH Perdata, prestasi terdiri dari perbuatan positif dan negatif, yang terdiri

atas memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, dan tidak berbuat sesuatu.

d. Adanya Causa yang Halal (Geoorloofde Oorzaak)

Dalam Pasal 1337 KUH Perdata hanya disebutkan causa yang terlarang, artinya

22

Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Mataram, Sinar

Grafika, 2003, hlm. 23

Page 32: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

16

suatu sebab (causa) dinyatakan halal apabila isi perjanjian itu tidak bertentangan

dengan Undang - Undang, kepentingan umum, dan kesusilaan. Dengan demikian,

Undang- Undang tidak mempermasalahkan apa yang menjadi sebab orang

mengadakan suatu perjanjian. Yang diperhatikan oleh Undang - Undang adalah isi

dari perjanjian tersebut.23

Selain itu ada tiga unsur pokok yang harus ada dalam perjanjian sewa menyewa

tersebut, yaitu:24

1) Unsur essensial

Unsur essensial adalah sesuatu yang harus ada yang merupakan hal pokok sebagai

syarat yang tidak boleh diabaikan dan harus dicantumkan dalam suatu perjanjian.

Bahwa dalam suatu perjanjian haruslah mengandung suatu ketentuan tentang

prestasi-prestasi. Hal ini adalah penting disebabkan hal inilah yang membedakan

antara suatu perjnajian dengan perjanjian lainnya. Unsur ini adalah unsur utama,

tanpa adanya unsur ini persetujuan tidak mungkin ada. Unsur essentalia yaitu

merupakan yang harus ada dalam perjanjian. Syarat-syarat adanya atau sahnya

perjanjian adalah adanya kata sepakat atau persesuaian kehendak, kecakapan para

pihak, objek tertentu dan kausa atau dasar yang halal.

2) Unsur naturalia

Unsur naturalia yaitu unsur yang oleh Undang - Undang ditentukan sebagai

peraturan yang bersifat mengatur. Unsur naturalia yaitu unsur yang lazim melekat

dalam perjanjian. Unsur ini merupakan unsur bawaan (natuur) perjanjian sehingga

secara diam-diam melekat pada perjanjian, unsur yang tanpa diperjanjikan secara

23

P.N.H. Simanjuntak, Op.Cit., hlm. 334. 24

Suryodiningrat, Azas – Azas Hukum Perikatan, Transito, Bandung, 1985, hlm. 39

Page 33: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

17

khusus dalam perjanjian secara diam-diam dengan sendirinya dianggap ada dalam

perjanjian.

3) Unsur accidentalia

Unsure accidentalia yaitu unsur yang oleh para pihak ditambahkan dalam

persetujuan dimana Undang-undang tidak mengatur. Unsur ini merupakan sifat

yang melekat pada perjanjian dalam hal secara tegas diperjanjikan oleh para

pihak, seperti ketentuan mengenai tempat tinggal atau domisili yang dipilih oleh

para pihak, termik (jangka waktu pembayaran), pilihan hukum, dan cara

penyerahan barang.

Perjanjian lisan memiliki kekuatan hukum untuk menyatakan seseorang

melakukan wanprestasi, selama perjanjian lisan tersebut terbukti telah dibuat oleh

para pihak dan telah sesuai dengan syarat sahnya perjanjian dalam Pasal 1320

KUH Perdata.25

3. Hak dan Kewajiban Para Pihak Akibat Perjanjian

Suatu perikatan yang lahir oleh karena suatu perjanjian mempunyai dua sudut

yaitu sudut kewajiban dan hak - hak yang timbul. Lazimnya suatu perjanjian

adalah timbal balik, suatu pihak yang memperoleh hak - hak dari perjanjian itu

juga menerima kewajiban - kewajiban yang merupakan kebalikannya dari hak -

hak yang diperolehnya dan sebaliknya suatu pihak yang memikul kewajiban -

kewajiban juga memperoleh hak - hak yang dianggap sebagai kebalikannya

kewajiban - kewajiban yang dibebankan kepadanya itu. Pada dasarnya dalam

25

Tuhana, Kekuatan Hukum Perjanjian Lisan Apabila Terjadi Wanprestasi, Surakarta,

Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Jurnal Volume IV No. 2, Desember 2016

Page 34: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

18

suatu perjanjian pinjam meminjam akan tersangkut dua pihak secara langsung,

yaitu: pemberi pinjaman (kreditur) dan penerima pinjaman (debitur).26

Dalam perjajian pinjam meminjam uang atau barang, yang meminjamkan berhak

atas pengembalian barang atau uang. Di samping itu pula pemberi pinjaman

berhak menuntut kembali objek yang dipinjamkannya, sesuai dengan batas waktu

yang diperjanjikan. Dalam hal perjanjian tersebut tidak ditentukan tentang batas

waktunya, maka bagi si peminjam untuk waktu pengembalian objek tersebut,

dengan mengingat keadaan dan memberi kelonggaran si peminjam berdasarkan

putusan hakim. Hal ini diatur di dalam Pasal 1760 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata bahwa dalam hal tidak ditetapkan waktu, maka Hakim berkuasa memberi

kelonggaran kepada peminjam, apabila pemberi pinjaman menuntut pengembalian

pinjamannya.27

Disamping itu juga, dalam perjanjian pinjam meminjam tersebut, kewajiban dari

pihak yang meminjamkan sebagaimana diatur dalam Pasal 1762 Kitab Undang -

Undang Hukum Perdata bahwa apabila barang yang dipinjamkan tersebut

mengandung cacat – cacat yang sedemikian, hingga orang yang memakainya

dapat dirugikan karenanya, maka orang yang meminjamkan, jika ia mengetahui

adanya cacat – cacat itu dan tidak memberitahukannya kepada si pemakai, akan

bertanggung jawab tentang akibat – akibatnya. Rasio dari pembebasan tanggung

jawab ini adalah dengan diberitahukannya tentang adanya cacat pada barang oleh

si pemberi pinjaman dan peminjam tetap menerima risiko akibat cacat barang itu.

26

Mariam Darus Badrulzaman, Op Cit, hlm 39 27

R. Subekti, Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum Indonesia,

Alumni, Bandung, 1982, hlm 6

Page 35: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

19

Hak peminjam dalam perjanjian pinjam meminjam yaitu berhak atas barang yang

menjadi objek dalam perjanjian serta peminjam bebas menggunakan barang

tersebut menurut kehendaknya. Adapun kewajiban dari peminjam tersebut adalah

mengembalikan barang atau uang yang dipinjamnya menurut waktu yang telah

diperjanjikan dengan jenis dan kualitas yang sama. Menurut Pasal 1754 KUH

Perdata, penerima pinjaman berkewajiban untuk mengembalikan apa yang

dipinjamkan dalam jumlah dan keadaan yang sama dan pada waktu yang telah

ditentukan, jika barang yang telah dimaksud Pasal tersebut diartikan dengan uang

maka penerima pinjaman akan memikul suatu kewajiban utama untuk

mengembalikan uang yang telah dipinjamkan tepat pada waktunya, selain

kewajiban itu dalam suatu perjanjian pinjam meminjam uang dibebankan

kewajiban tambahan yaitu membayar bunga yang telah ditetapkan.

Dalam hal peminjam tidak dapat mengembalikan barang yang sejenis dan kualitas

yang sama karena barang tersebut sudah tidak terdapat lagi, maka diperbolehkan

membayar dari harga barang yang dipinjam dengan memperhatikan waktu dan

tempat dimana barang menurut persetujuan akan dikembalikan. Dalam hal tempat

dan waktu tidak ditetapkan, maka harga barang harus diambil pada waktu dan

tempat dimana perjanjian itu terjadi.28

4. Wanprestasi dalam Perjanjian

Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban

sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan

debitur. Seorang debitur baru dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan

28

Pasal 1764 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Page 36: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

20

somasi oleh kreditur atau juru sita. Somasi itu minimal telah dilakukan sebanyak

tiga kali oleh kreditur atau juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya,

maka kreditur berhak membawa persoalan itu ke pengadilan. Dan pengadilanlah

yang akan memutuskan, apakah debitur wanprestasi atau tidak.29

Wanprestasi

terdapat dalam pasal 1243 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa: “penggantian

biaya, rugi dan bunga karena tidak dipenuhinya suatu perikatan, barulah mulai

diwajibkan, apabila si berutang, setelah dinyatakan lalai memenuhi perikatannya,

tetap melalaikannya, atau jika sesuatu yang harus diberikan atau dibuatnya, hanya

dapat diberikan atau dibuatnya, hanya dapat diberikan atau dibuat dalam tenggang

waktu yang telah dilampaukannya”.

Abdul kadir Muhammad, menyatakan wanprestasi terjadi dikarenakan adanya 2

(dua) kemungkinan yaitu: keadaan memaksa (overmach/ force mejeur) dan karena

kesalahan debitur, baik karena kesengajaan maupun lalai. Overmach adalah suatu

keadaan atau kejadian yang tidak dapat diduga - duga terjadinya, sehingga

menghalangi seorang debitur untuk melakukan prestasinya sebelum ia lalai untuk

apa dan keadaan mana tidak dapat dipersalahkan kepadanya.

Overmacht di bagi dua yaitu:

a. Overmacht mutlak adalah apabila prestasi sama sekali tidak dapat

dilaksanakan oleh siapapun.

b. Overmacht yang tidak mutlak adalah pelaksanaan prestasi masih

dimungkinkan, hanya memerlukan pengobanan dari debitur.

29

Salim HS, Op. Cit, hlm. 180.

Page 37: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

21

Kesengajaan maupun lalai, kedua hal tersebut menimbulkan akibat yang berbeda,

dimana akibat akibat adanya kesengajaan, debitur harus lebih banyak mengganti

kerugian dari pada akibat adanya kelalaian. Surat peringatan yang menyatakan

debitur telah melakukan wanprestasi disebut dengan somasi. Somasi adalah

pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur yang berisi ketentuan

bahwa kreditur menghendaki pemenuhan prestasi seketika atau dalam jangka

waktu seperti yang ditentukan dalam pemberitahuan itu.

Salah satu pihak yang tidak melaksanakan prestasi atau isi dari perjanjian/kontrak

disebut dengan wanprestasi. Wujud dari wanprestasi tersebut dapat berupa:

a. Tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan untuk dilaksanakan.

b. Melaksanakan apa yang telah diperjanjikan tetapi tidak sama dengan isi

perjanjian.

c. Terlambat dalam melakukan kewajiban perjanjian.

d. Melakukan sesuatu yang diperjanjikan untuk tidak dilakukan30

Menurut ketentuan Pasal 1234 KUH Perdata ada 3 (tiga) kemungkinan wujud

prestasi, yaitu :

a. Memberikan sesuatu

Dalam Pasal 1235 KUH Perdata, pengertian memberikan sesuatu adalah

menyerahkan kekuasaan nyata atas suatu benda dari debitur kepada kreditur.

b. Berbuat sesuatu

Dalam perjanjian yang objeknya ”berbuat sesuatu”, debitur wajib melakukan

perbuatan tertentu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Dalam melakukan

perbuatan itu debitur wajib memenuhi semua ketentuan dalam perjanjian.

30

Djoko Trianto, Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi, Bandung, Mandar

Maju, 2004, hlm. 61.

Page 38: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

22

Debitur bertanggungjawab atas perbuatannya yang tidak sesuai dengan

ketentuan perjanjian.

c. Tidak berbuat sesuatu

Dalam perjanjian yang objeknya ”tidak berbuat sesuatu”, debitur tidak

melakukan perbuatan yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Apabila debitur

berbuat sesuatu yang berlawanan dengan perjanjian ini, ia harus

bertanggungjawab karena telah melanggar perjanjian Sedangkan Wanprestasi

adalah apabila debitur tidak melakukan apa yang dijanjikannya, maka

dikatakan ia melakukan wanprestasi.31

Ada empat akibat adanya wanprestasi, sebagaimana dikemukakan berikut ini:

a. Perikatan tetap ada

Kreditur masih dapat menuntut kepada debitur pelaksanaan prestasi, apabila

ia terlambat memenuhi prestasi. Di samping itu, kreditur berhak untuk

menuntut ganti rugi akibat keterlambatan melaksanakan prestasinya. Hal ini

disebabkan kreditur akan mendapat keuntungan apabila debitur melaksanakan

prestasi tepat pada waktunya.

b. Debitur harus membayar ganti rugi kepada kreditur (Pasal 1243 KUH

Perdata)

c. Beban resiko beralih untuk kerugian debitur jika halangan itu timbul setelah

debitur wanprestasi, kecuali bila ada kesengajaan atau kesalahan besar dari

pihak kreditur. Oleh karena itu, debitur tidak dibenarkan untuk berpegang

pada keadaan memaksa.

d. Jika perikatan lahir dari perjanjian timbal balik, kreditur dapat membebaskan

31

R. Subekti, Op. cit. hlm. 45

Page 39: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

23

diri dari kewajibannya memberikan kontra prestasi dengan menggunakan

Pasal 1266 KUH Perdata.32

B. Perjanjian Pinjam Meminjam

1. Pengertian Pinjam Meminjam

Pengertian Pinjam Meminjam diatur dalam Kitab Undang – Undang Hukum

Perdata Pasal 1754, pinjam meminjam ialah perjanjian dengan mana pihak yang

satu memberikan kepada pihak yang lain suatu jumlah tertentu barang – barang

yang menghabis karena pemakaian dengan syarat bahwa pihak yang belakangan

ini akan mengembalikan sejumlah yang sama dari keadaan yang sama pula.

Berdasarkan definisi tersebut, maka orang yang menerima pinjaman menjadi

pemilik mutlak atas barang pinjaman itu. Oleh karena itu, apabila barang itu

musnah maka yang bertanggung jawab adalah peminjam itu sendiri.

Pasal 1764 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata menjelaskan bahwa dalam hal

debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya untuk mengembalikan barang yang

tidak sama jenis dan kualitasnya maka peminjam diperbolehkan membayar harga

barang yang dipinjamnya. Pasal ini disamping mengatur masalah resiko, juga

mengatur tentang kesulitan yang dihadapi debitur dalam memenuhi kewajibannya

mengembalikan barang. Dalam hal debitur kesulitan mengembalikan barang

karena overmacht, maka peminjam diperbolehkan mengganti harga barang.

Peminjam disini tidak harus mengembalikan barang yang sejenis dan keadaan

yang sama, sehingga peminjam terhindar dari kemutlakkan mengembalikan

barang yang sejenis dan kualitas yang sama.33

32

Ibid. hlm. 180-181

Page 40: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

24

Selain itu, menurut sifatnya, perjanjian pinjam meminjam tersebut mempunyai

sifat riil. Hal ini tersimpul dari kalimat yang terdapat dalam Pasal 1754 Kitab

Undang-Undang Hukum Perdata yang berbunyi “… pihak kesatu memberikan

kepada pihak lain suatu jumlah tertentu barang-barang yang habis karena

pemakaian …”. Demikian juga menurut Feltz dalam Mariam Darus Badrulzaman,

perjanjian pinjam mengganti adalah suatu perjanjian riil.34

Oleh karena itu, apabila dua pihak telah bersepakat mengenai semua unsur - unsur

dalam perjanjian pinjam mengganti, maka tidak berarti bahwa perjanjian tentang

pinjam mengganti itu telah terjadi. Akan tetapi, perjanjian tersebut baru hanya

untuk mengadakan perjanjian pinjam mengganti (overeenkomst fot het aangaan

van overeekomst van verbubruiklening). Apabila uang diserahkan kepada

peminjam, maka lahirlah perjanjian pinjam mengganti dalam Bab XIII Buku

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.35

2. Objek Perjanjian Pinjam Meminjam

Berdasarkan ketentuan Pasal 1754 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata,

bahwa objek perjanjian pinjam meminjam adalah barang-barang yang habis

karena pemakaian atau barang - barang yang dapat diganti dengan jenis dan

keadaan yang sama, oleh karena itu objek perjanjian pinjam meminjam itu tidak

dapat berupa:

a. Barang - barang yang tidak bergerak karena tidak ada barang yang tidak

bergerak habis karena pemakaian.

33

M. Yahya Harahap, Op.Cit, hlm 399 34

Mariam Darus Badrulzaman, Op.Cit, hlm 27 35

Ibid.

Page 41: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

25

b. Barang - barang bergerak yang tidak dapat diganti dengan jenis dan kualitas

yang sama.

3. Hak dan Kewajiban dalam Perjanjian Pinjam Meminjam

Dalam perjajian pinjam meminjam uang atau barang, yang meminjamkan berhak

atas pengembalian barang atau uang. Di samping itu pula pemberi pinjaman

berhak menuntut kembali objek yang dipinjamkannya, sesuai dengan batas waktu

yang diperjanjikan. Dalam hal perjanjian tersebut tidak ditentukan tentang batas

waktunya, maka bagi peminjam untuk waktu pengembalian objek tersebut,

dengan mengingat keadaan dan memberi kelonggaran si peminjam berdasarkan

putusan hakim. Hal ini diatur di dalam Pasal 1760 Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata bahwa dalam hal tidak ditetapkan waktu, maka Hakim berkuasa memberi

kelonggaran kepada peminjam, apabila pemberi pinjaman menuntut pengembalian

pinjamannya.36

Disamping itu juga, dalam perjanjian pinjam meminjam tersebut, kewajiban dari

pihak yang meminjamkan sebagaimana diatur dalam Pasal 1762 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata bahwa apabila barang yang dipinjamkan tersebut

mengandung cacat yang dapat merugikan pihak si peminjam, maka apabila

peminjam tersebut mengetahui cacat tersebut, akan tetapi tidak memberitahukan

kepada si pemakai, maka ia harus mengganti kerugian yang diderita si peminjam

akibat penggunaan barang tersebut. Namun apabila cacat tersebut telah

diberitahukan oleh yang meminjamkan kepada si peminjam, makai pihak yang

meminjamkan bebas dari tanggung jawab jika dalam pemakaian barang tersebut

36

R. Subekti, Op. Cit, hlm 6.

Page 42: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

26

menimbulkan kerugian. Rasio dari pembebasan tanggungjawab ini adalah dengan

diberitahukannya tentang adanya cacat pada barang oleh si pemberi pinjaman dan

peminjam tetap menerima risiko akibat cacat barang itu.

Hak peminjam dalam perjanjian pinjam meminjam yaitu berhak atas barang yang

menjadi objek dalam perjanjian serta ia bebas menggunakan barang tersebut

menurut kehendaknya. Adapun kewajiban dari peminjam tersebut adalah

mengembalikan barang atau uang yang dipinjamnya menurut waktu yang telah

diperjanjikan dengan jenis dan kualitas yang sama.

Dalam hal peminjam tidak dapat mengembalikan barang yang sejenis dan kualitas

yang sama karena barang tersebut sudah tidak terdapat lagi, makai peminjam

diperbolehkan membayar dari harga barang yang dipinjam dengan memperhatikan

waktu dan tempat dimana barang menurut persetujuan akan dikembalikan. Dalam

hal tempat dan waktu tidak ditetapkan, maka harga barang harus diambil pada

waktu dan tempat dimana perjanjian itu terjadi.37

C. Tinjauan Umum Tentang Lembaga Perbankan

1. Pengertian Perbankan

Menurut Pasal 1 angka 2 Undang - Undang Perbankan, yang selanjutnya disebut

sebagai Undang - Undang Perbankan bahwa bank adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut para ahli, bank

37

Pasal 1764 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Page 43: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

27

didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi orang

perseorangan, badan - badan usaha swasta, badan - badan usaha milik negara,

bahkan lembaga - lembaga pemerintahan yang menyimpan dana - dana yang

dimilikinya.38

Menurut Subagio, bank adalah suatu badan usaha yang kegiatan

utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan/atau dari pihak lainnya,

kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan, serta

menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran.39

Dalam Undang - Undang

Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan yang memberikan pengertian

Bank sebagai lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan

jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank sebagai badan

usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai

pengumpul dana, pemberi pinjaman, dan menjadi perantara dalam lalu lintas

pembayaran giral.40

2. Dasar Hukum Perbankan

Secara umum hukum perbankan merupakan hukum yang mengatur segala sesuatu

yang berhubungan dengan perbankan. Menurut Muhammad Djumhana, hukum

perbankan adalah sebagai kumpulan peraturan hukum yang mengatur kegiatan

lembaga keuangan bank meliputi aspek, dilihat dari segi esensi, dan eksistensinya.

Secara sederhana hukum perbankan adalah hukum positif yang mengatur segala

sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,

38

Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Jakarta, Kencana Prenada Media

Grup, 2012, hlm. 7. 39

Julius R. Latumaerissa, Manajemen Bank Umum, Jakarta, Mitra Wacana Media, 2014,

hlm.4 40

Syamsu Iskandar, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta, Penerbit In Media,

2013, hlm. 3.

Page 44: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

28

serta cara dan proses pelaksanaan kegiatan usaha bank.41

Dasar hukum perbankan terdiri dari dua sumber hukum perbankan, yaitu sumber

hukum dalam arti formil yaitu tempat ditemukannya ketentuan hukum dan

perundang-undangan baik tertulis maupun tidak tertulis dan sumber hukum dalam

arti material yaitu sumber hukum yang menentukan isi hukum itu sendiri dan

tergantung dari sudut mana peninjauannya.

Dapat diartikan sumber hukum perbankan adalah tempat ditemukannya ketentuan

hukum dan perundang-undangan yang mengatur mengenai perbankan. Jadi,

ketentuan hukum dan perundang-undangan perbankan yang dimaksud adalah

hukum positif, yaitu ketentuan perbankan yang sedang berlaku saat ini. Ketentuan

mengenai perbankan secara umum, diatur dalam Undang - Undang Nomor 7

Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang -

Undang Nomor 10 Tahun 1998.

3. Produk - Produk Perbankan

Macam - macam produk-produk perbankan, yaitu:

a. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan

menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.

b. Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan

menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau

dengan pemindahbukuan.

41

Hermansyah, Op.cit., hlm. 39

Page 45: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

29

c. Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.

d. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan

itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam - meminjam antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.42

Salah satu produk bank yang saat ini banyak diminati dan digunakan oleh

masyarakat yaitu kredit atau pinjam-meminjam secara online dan Bank Rakyat

Indonesia Agroniaga mengeluarkan produk PINANG atau Pinjaman Tenang

sebagai produk pinjaman online berbasis aplikasi.

D. Layanan Pinjam Meminjam Online Berbasis Aplikasi

Dasar hukum dari layanan pinjam meminjam uang berbasis teknologi informasi

telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016

tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.

Berdasarkan Peraturan OJK tersebut, pengertian Layanan Pinjam Meminjam

Uang Berbasis Teknologi Informasi adalah penyelenggaraan layanan jasa

keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman

dalam rangka melakukan perjanjian pinjam meminjam dalam mata uang rupiah

secara langsung melalui sistem elektronik dengan menggunakan jaringan internet.

Menurut Pasal 3 ayat (1) huruf e Peraturan Bank Indonesia Nomor

19/12/PBI/2017 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Teknologi Finansial bahwa

layanan pinjam uang berbasis aplikasi atau teknologi informasi merupakan salah

42

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

Page 46: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

30

satu jenis Penyelenggaraan Teknologi Finansial (Fintech) kategori jasa

keuangan/finansial lainnya. Badan hukum Penyelenggara Layanan Pinjam

Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi dapat berbentuk perseroan

terbatas dan koperasi.

Perjanjian pelaksanaan Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi

Informasi meliputi:

1. Perjanjian antara Penyelenggara dengan Pemberi Pinjaman; dan

2. Perjanjian antara Pemberi Pinjaman dengan Penerima Pinjaman.

Penyelenggara dapat bekerja sama dengan penyelenggara layanan jasa keuangan

berbasis teknologi informasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dalam melakukan usahanya, penyelenggara wajib mengajukan

pendaftaran dan perizinan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi

diberi batasan dalam pemberian pinjamannya, Pasal 6 POJK 77/2016 mengatur

sebagai berikut:

1) Penyelenggara wajib memenuhi ketentuan batas maksimum total pemberian

pinjaman dana kepada setiap Penerima Pinjaman.

2) Batas maksimum total pemberian pinjaman dana sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) ditetapkan sebesar Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

3) OJK dapat melakukan peninjauan kembali atas batas maksimum total

pemberian pinjaman dana sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

Page 47: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

31

Dalam hal ini, bank memanfaatkan perannya dengan mengeluarkan produk baru

yaitu pinjaman online berbasis aplikasi yang sedang banyak diminati oleh

masyarakat, salah satunya Pinjaman Tenang (Pinang) oleh Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga.

E. Kerangka Pikir

Keterangan:

Berdasarkan kerangka pikir atau skema di atas, terdapat 2 pihak yaitu Bank

Rakyat Indonesia Agroniaga (BRI Agro) sebagai Kreditur dan Nasabah sebagai

Debitur melakukan suatu perjanjian pinjam meminjam dimana dalam pelaksanaan

pengajuannya menggunakan sistem online yang mana bisa diakses melalui

aplikasi bernama PINANG.

Perjanjian Aplikasi Pinjaman

Tenang (PINANG)

Peminjam/Penerima Pinjaman

(borrower)

Upaya hukum apabila salah

satu pihak wanprestasi

Hubungan Hukum yang

timbul dari perjanjian

Pinjaman Tenang

Syarat dan prosedur pengajuan

Pinjaman Tenang (PINANG)

Bank BRI Agroniaga/Pemberi

Pinjaman (Investor)

Page 48: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

32

Debitur yang ingin mengajukan kredit harus memenuhi syarat dan prosedur yang

telah ditetapkan oleh Bank BRI Agro dalam perjanjian pinjam meminjam online

tersebut menimbulkan hubungan hukum yaitu hak dan kewajiban antara para

pihak. Disini akan mencari tahu bagaimana akibat hukum jika terjadi wanprestasi

oleh salah satu pihak.

Page 49: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

33

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah merupakan kegiatan ilmiah untuk menemukan,

mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan yang dilakukan

secara metedologis serta sistematis, masalah metode adalah masalah sangat

penting dalam suatu penelitian ilmiah karena nilai, mutu, dan hasil suatu

penelitian sebagian besar ditentukan oleh ketetapan dalam memilih metodenya.

Adapun metode yang digunakan adalah:

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif

yaitu penelitian hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah,

filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup dan materi, konsistensi,

penjelasan umum dan pasal demi pasal, formalitas dari kekuatan mengikat suatu

undang-undang, serta bahasa hukum yang digunakan, tetapi tidak mengkaji aspek

terapan atau implementasinya.43

Penelitian ini akan membahas terkait pelaksanaan dari perjanjian pinjaman online

berbasis aplikasi yaitu pinjaman tenang (PINANG) yang diselenggarakan oleh

Bank BRI Agroniaga sebagai produk perbankan elektronik, apa syarat dan

prosedur pengajuan pinjaman tenang (PINANG), apakah hubungan hukum yang

43

Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2004, hlm. 110.

Page 50: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

34

timbul karena perjanjian tersebut, apakah upaya hukum yang dilakukan apabila

salah satu pihak melakukan wanprestasi.

B. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

hukum deskriptif. Penelitian hukum deskriptif bersifat pemaparan yang bertujuan

untuk memperoleh gambaran (deskripsi) lengkap tentang keadaan hukum yang

berlaku di tempat tertentu dan pada saat tertentu, atau mengenai gejala yuridis

yang ada, atau peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat.44

Penelitian ini akan memberikan informasi yang lengkap mengenai produk

perjanjian pinjaman online yaitu pinjaman tenang (PINANG) oleh Bank Rakyat

Indonesia Agroniaga (BRI Agro).

C. Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah dalam penelitian merupakan proses pemecahan atau

penyelesaian masalah melalui tahap-tahap yang telah ditentukan, sehingga

mencapai tujuan penelitian. Sesuai dengan spesifikasi hukum tertulis yang

menjadi fokus kajian hukum normatif, maka dapat diidentifikasi pula pendekatan

masalahnya. Apabila objek kajian fokus pada substansi hukum, maka pendekatan

yang sesuai adalah pendekatan normatif analitis substansi hukum (approach of

legal content analysis). Jika menggunakan jenis pendekatan ini, maka ada 3 (tiga)

gradasi pendekatan normatif analitis yang dapat digunakan, yaitu:45

1. Penjelajahan hukum (legal exploration);

44

Ibid.,hlm. 50. 45

Ibid.,hlm 113

Page 51: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

35

2. Tinjauan hukum (legal review); dan

3. Analisis hukum (legal analysis).

Pendekatan masalah dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif analitis

substansi hukum (approach of legal content analysis). Berdasarkan hal tersebut,

maka langkah yang ditempuh yaitu penjelajahan hukum (legal exploration),

tinjauan hukum (legal review), analisis hukum (legal analysis).

D. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

1. Data Primer

Bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat secara umum (perundang-

undangan) atau mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak - pihak berkepentingan

(kontrak, konvensi, dokumen hukum, putusan hakim);

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui bahan pustaka dengan cara

mengumpulkan berbagai sumber bacaan yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.46

Data sekunder terdiri dari:

a. Bahan hukum primer (primary law material), yaitu bahan hukum yang

mempunyai kekuatan mengikat secara umum (perundang - undangan) atau

mempunyai kekuatan mengikat bagi pihak yang berkepentingan. 47

meliputi:

1) Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

2) Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998

(Tambahan Lembaran Negara Nomor 3473) tentang Perubahan atas

46

Ibid., hlm. 82. 47

Ibid.

Page 52: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

36

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992

(TambahanLembaran Negara Nomor 3790) tentang Perbankan;

3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 (Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4843) tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik;

4) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tahun 2016

tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi;

5) Perjanjian di aplikasi pinjaman tenang (PINANG).

b. Bahan hukum sekunder (secondary law material), yaitu bahan hukum yang

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, meliputi buku-buku

ilmu hukum yang terkait dengan perjanjian kredit secara elektronik, bentuk

dari perjanjian kredit secara elektronik, penelusuran e-book dan jurnal, dan

bahan hukum sekunder lain yang memiliki relevansi dengan topik penelitian

yang dapat dijadikan sebagai referensi.48

c. Bahan hukum tersier (tertiary law material), yaitu bahan hukum yang

memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus hukum.49

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang berasal

48

Ibid. 49

Ibid.

Page 53: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

37

dari berbagai sumber dan dipublikasikan secara luas, serta dibutuhkandalam

penelitian hukum normatif. Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh data

sekunder dengan cara membaca, menelaah, dan mengutip peraturan perundang-

undangan, buku-buku, dan literatur yang berkaitan dengan layanan perbankan

elektronik, khususnya mengenai perjanjian kredit secara elektronikyang akan

dibahas.50

2. Studi Dokumen

Studi dokumen adalah pengkajian informasi tertulis mengenai hukum yang tidak

dipublikasikan secara umum, tetapi dapat diketahui oleh pihak tertentu.51

3. Wawancara

Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara secara langsung,

yaitu wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang diteliti.52

F. Metode Pengolahan Data

Tahap-tahap pengolahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan Data (Editing)

Pemeriksaan data (Editing) merupakan pembenaran apakah data yang terkumpul

melalui studi pustaka, dokumen, dan wawancara sudah dianggap lengkap, relevan,

jelas, tidak berlebihan, dan tanpa kesalahan sesuai dengan perjanjian pinjaman

online di aplikasi.

50

Ibid. hlm. 81. 51

Ibid. hlm. 83. 52

Ibid. hlm. 86.

Page 54: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

38

2. Penandaan Data (Coding)

Penandaan data (Coding) merupakan pemberian tanda pada data yang diperoleh,

baik berupa penomoran ataupun penggunaan tanda, simbol, atau kata tertentu

yang menunjukkan golongan, kelompok, atau klasifikasi data menurut jenis dan

sumbernya, dengan tujuan untuk menyajikan data secara sempurna, memudahkan

rekonstruksi, dan analisis data sesuai dengan pembahasan mengenai perjanjian

online berbasis aplikasi.

3. Penyusunan atau Sistematika Data (Constructing/ Systemizing)

Penyusunan atau sistematika data (Constructing/Systemizing) merupakan kegiatan

menyusun secara sistematis data yang sudah diedit dan diberi tanda dalam bentuk

tabel yang berisi angka dan persentase apabila data itu kuantitatif, maupun

mengelompokkan berdasarkan klasifikasi data dan urutan masalah apabila data itu

kualitatif53

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif, yaitu dengan cara

menafsirkan, menginterpretasikan, dan mengklasifikasikan data yang diperoleh.54

53

Ibid. hlm. 91. 54

Ibid. hlm. 92.

Page 55: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

61

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian maka dapat disimpulkan:

1. Prosedur pemberian pinjaman online Pinang ini dapat dikatakan berjalan

dengan baik apabila nasabah melengkapi syarat-syarat yang ditujukan untuk

memperoleh verifikasi yang benar dalam tahap prosedur yang merupakan

sebagai jaminan dalam pinjaman ini adalah payroll yaitu sistem bank BRI

Agro autodebit langsung dari gaji yang diperoleh nasabah secara otomatis

dan meliputi hubungan hukum yaitu hak dan kewajiban masing-masing

pihak.

2. Hubungan hukum dari perjanjian tersebut adalah timbulnya hak dan

kewajiban antara para pihak, salah satu hak dan kewajiban bank yaitu bank

berhak melakukan perubahan syarat dan ketentuan umum dan berkewajiban

untuk memberitahukan perubahan tersebut. Hak dan kewajiban nasabah yaitu

nasabah berhak menerima sejumlah uang pinjaman dengan waktu yang telah

disepakati dan berkewajiban untuk membayar kembali secara angsur sesuai

dengan perjanjian pinjamannya.

3. Upaya penyelesaian pinjaman Pinang jika salah satu pihak melakukan

wanprestasi ada 2 upaya, yaitu upaya non-litigasi yaitu upaya yang dilakukan

dengan merundingkan penyelesaian dan lebih mengedepankan perdamaian

Page 56: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

62

termasuk upaya yang dilakukan oleh bank sedangkan upaya litigasi yaitu

upaya yang dilakukan melalui jalur Pengadilan Negeri untuk melakukan

penyelesaian masalah.

Page 57: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

63

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Antonio, Muhammad Syafi‟I. 2001. Bank Syariah Dari Teori Kepraktik. Jakarta:

Gema Insane.

Badrulzaman, Mariam Darus. 1991. Beberapa Masalah Hukum dalam Perjanjian

Kredit Bank dengan Jaminan Hypotheek serta Hambatan-Hambatannya

dalam Praktek di Medan. Bandung: PT. Adi Citra Bakti.

Bako, Rony Sautma. 1995. Hubungan Bank dan Nasabah terhadap Produk

Tabungan dan Deposito. Bandung: PT. Adi Citra Bakti.

Damawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

H.S, Salim. 2016. Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW). Jakarta: Sinar

Grafika.

-----------. 2003. Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia.

Mataram: Sinar Grafika.

Harahap, M. Yahya. 1986. Segi-Segi Hukum Perjanjian. Bandung: PT. Alumni.

Hermansyah. 2012. Hukum Perbankan Nasional Indonesia. Jakarta: Kencana

Prenada Media Grup.

Iskandar, Syamsu. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Penerbit

In Media.

Kasmir. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

-----------. 2014. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Latumaerissa, Julius R. 2014. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Muhammad, Abdulkadir. 2012. Hukum Perjanjian. Bandung: PT. Alumni.

-----------. 2004. Hukum dan Penelitian Hukum. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Page 58: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

64

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja. 2003. Seri Hukum Perikatan (Perikatan

yang Lahir dari Perjanjian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Nurastuti, Wiji. 2011. Teknologi Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Prodjodikoro, Wirjono. 1979. Asas-Asas Hukum Perjanjian. Jakarta: Sumur

Bandung.

Riswandi, Budi Agus. 2015. Aspek Hukum Internet Banking. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Subekti. 2003. Pokok-Pokok Hukum Perdata. Jakarta: Intermasa

-----------. 1982. Jaminan-Jaminan Untuk Pemberian Kredit Menurut Hukum

Indonesia. Bandung: PT. Alumni.

Suryodiningrat. 1985. Azas – Azas Hukum Perikatan. Bandung: Transito.

Trianto, Djoko. 2004. Hubungan Kerja di Perusahaan Jasa Konstruksi, Bandung:

Mandar Maju.

Peraturan Perundang-Undangan

Kitab Undang – Undang Hukum Perdata (KUH Perdata)

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3473) tentang Perubahan atas Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 (Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3790) tentang Perbankan

Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 (Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4843) tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik

Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok Perbankan

Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 20 Tahun 2016 tentang

Perlindungan Data Pribadi Dalam Sistem Elektronik

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77/POJK.01/2016 tahun 2016 tentang

Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi

Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/12/PBI/2017 tentang Penyelenggaraan

Teknologi Finansial

Perjanjian di aplikasi pinjaman tenang (PINANG).

Page 59: TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI …digilib.unila.ac.id/61588/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK TINJAUAN YURIDIS PINJAMAN TENANG (PINANG) SEBAGAI PINJAMAN

65

Jurnal

Tuhana. Kekuatan Hukum Perjanjian Lisan Apabila Terjadi Wanprestasi, Jurnal

Volume IV No. 2, Desember 2016. Surakarta: Fakultas Hukum Universitas

Sebelas Maret.

Ernama, Budiharto, Hendro S., Pengawasan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap

Financial Technology (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

77/POJK.01/2016), Jurnal Volume 6 No. 3, 2017. Semarang: Fakultas Hukum

Diponegoro.

Immanuel Adhitya Wulanata Chrismantianto, Analisis SWOT Implementasi

Teknologi Finansial Terhadap Kualitas Layanan Perbankan di Indonesia, Jurnal

Volume 20 No. 1, 2007, Tanggerang: Universitas Pelita Harapan.

Rini Fatriani, “Bentuk-Bentuk Produk Bank Konvensional dan Bank Syariah di

Indonesia”, Jurnal Volume 1 No. 1, Oktober 2018. Riau: Sekolah Tingi Ilmu

Ekonomi.

Situs Web

http://www.bri.co.id/

http://www.briagro.co.id/

http://getpinang.com