Bab 1 ANC
-
Upload
ardy-santoso -
Category
Documents
-
view
15 -
download
8
description
Transcript of Bab 1 ANC
BAB I
ASUHAN PRANATAL TUJUAN Menyelaraskan ibu dan janin terhadap proses kehamilan. Di Indonesia asuhan pranatal bertujuan untuk menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi dengan melakukan identifikasi kehamilan berisiko, melakukan intervensi untuk mencegah atau mengobati komplikasi yang timbul, memberikan edukasi dan promosi kesehatan yang mempunyai manfaat jangka panjang untuk ibu dan keluarganya1. HARAPAN Asuhan pranatal (Ante Natal Care, ANC) bermanfaat untuk ibu hamil. Walaupun perlu diketahui bahwa manfaat asuhan pranatal masih kontroversial karena sampai saat ini belum ada bukti yang meyakinkan bahwa asuhan pranatal dapat memperbaiki luaran kehamilan1.
Asuhan Pranatal
1
Namun diharapkan setiap dokter spesialis obstetri dapat menjaga keseimbangan toleransi ibu dan janin selama kehamilan sehingga diperoleh kehamilan dan persalinan yang selamat dan aman bagi ibu dan janin. PENDAHULUAN Kehamilan adalah suatu proses fisiologis yang normal. Mayoritas dari kehamilan diterima oleh ibu sebagai hal yang memang harus dijalaninya. Dengan demikian intervensi pada proses ini seharusnya diyakini memberi manfaat dan dapat diterima oleh setiap ibu hamil. Konsep dasar dari asuhan pranatal ini adalah 20 minggu pertama kehamilan, merupakan fase kritis yang menentukan kelangsungan kehamilan selanjutnya2. Pengasuhan selama kehamilan yang baik akan berhubungan dengan kualitas manusia yang dilahirkan.
Gambar 1. Nutrisi sepanjang kehidupan3
Asuhan Pranatal
2
Asuhan Pranatal
3
DEFINISI Asuhan pranatal adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil dengan tujuan menyelaraskan ibu dan janin agar terhindar dari komplikasi dan menurunkan insiden morbiditas/ mortalitas perinatal dan maternal. Asuhan ini terdiri atas promosi kesehatan, penilaian risiko, dan intervensi atas keadaan ibu hamil. Asuhan pranatal dimulai sejak konsepsi yang berhasil sampai dimulainya persalinan1. Catatan Pranatal Harus tersedia catatan medis yang formal dan terstruktur disesuaikan dengan kondisi tempat pelayanannya untuk mendokumentasikan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil. Ibu hamil harus diizinkan membawa salinan catatan pranatal miliknya. Ini berhubungan dengan kemungkinan ibu hamil perlu mendapat pelayanan darurat/ tidak darurat di tempat dimana ia tidak mendapatkan asuhan rutinnya1. Ibu hamil yang kemungkinan memerlukan asuhan khusus4
• Dengan penyakit jantung, termasuk hipertensi • Dengan penyakit ginjal • Dengan kelainan endokrin atau riwayat diabetes • Dengan kelainan psikiatri • Dengan kelainan hematologi • Dengan kelainan autoimun • Mendapat terapi farmakologi (antidepresan,
antikonvulsi, dsb) • Riwayat infertilitas atau mendapat teknologi
reproduksi berbantu • Kehamilan ganda • Preeklamsia • Diabetes gestasional yang memerlukan insulin • Pengguna NAPZA (termasuk perokok, alkohol,
heroin, marijuana, kokain, ekstasi, dan amfetamin) • Obesitas (IMT >30) • Kurus (IMT <18.5)
Asuhan Pranatal
4
• Ibu hamil yang rentan ( seperti remaja, miskin, hambatan bahasa) yang tidak mendapat dukungan sosial
• Ibu hamil yang terpapar kekerasan rumah tangga • Dengan keganasan • Dengan infeksi kronik (HIV, Hep C, HSV, Hep B,
dsb) • Dengan kelainan medis/ operatif kronik (epilepsi,
asma berat, lupus, dsb) • Usia > 40 tahun • Keadaan lain yang ditentukan oleh tenaga
kesehatan
Ibu hamil dengan riwayat penyakit berikut pada kehamilan sebelumnya kemungkinan memerlukan asuhan khusus4
• Keguguran berulang • Persalinan preterm • Preeklamsia, eklampsia, atau sindrom HELLP • Isoimunisasi rhesus atau grup antibodi darah
lainnya yang bermakna • DMG yang memerlukan insulin • Psikosis puerperalis • Grandemultipara (> 6 kali) • Stillbirth atau kematian neonatus • BBLR (< persentil 10) • Besar masa kehamilan (> persentil 90) • Riwayat bayi dengan kelainan kongenital (struktural
atau kromosomal)
Operasi di uterus (misal : seksio sesaria, miomektomi, biopsi konisasi atau LEEP)
• Perdarahan antepartum atau postpartum • Keadaan lain yang ditentukan oleh tenaga
kesehatan
Jadwal asuhan pranatal Tidak cukup bukti untuk merekomendasikan jadwal asuhan pranatal yang ideal untuk seluruh ibu hamil. Harus
diketahui bahwa untuk mengoptimalkan luaran kehamilan adalah persiapan sebelum kehamilan itu sendiri. Jadwal asuhan pranatal berbeda-beda di setiap daerah/ negara. Rata-rata kunjungan 7-12 kali per kehamilan. Namun disepakati bahwa pada multipara tanpa komplikasi jumlah kunjungan dapat lebih sedikit daripada nulipara tanpa komplikasi. Berapa kali jumlah kunjungan bersifat individual tergantung dari faktor risiko yang dikenali sejak kunjungan pertama atau pada kunjungan berikutnya. Jumlah kunjungan antenatal yang rendah tidak berhubungan dengan luaran maternal dan perinatal yang buruk. Tetapi pada daerah dengan sarana terbatas, yang kunjungan pranatalnya sudah rendah, penurunan jumlah kunjungan pranatal (<5) meningkatkan risiko mortalitas perinatal. Untuk daerah dengan sarana yang baik, rendahnya kunjungan pranatal (<8) berhubungan dengan ketidakpuasan/ ketidaknyamanan ibu hamil. Jadwal kunjungan pranatal ditentukan oleh tujuan dari kunjungan tersebut. Kunjungan minimal yang harus dilakukan adalah 4 kali, bahkan untuk daerah terpencil 1,4,5.
Gambar 2. Piramida asuhan pranatal (dulu (kiri) dan masa datang (kanan)2
Asuhan Pranatal
5
Asuhan Pranatal
6
Tabel 1. Anjuran Konseling, Skrining, dan Intervensi pada Asuhan Pranatal pada kunjungan awal < 14 minggu1
Penilaian/Prosedur • Anamnesis lengkap dan identifikasi risiko • Penghitungan taksiran persalinan berdasarkan hari
pertama haid terakhir • Skrining tekanan darah dasar • Berat badan dan BMI • Skrining kekerasan domestik • Vaksinasi sesuai dengan kebutuhan • Rujukan untuk asuhan khusus berdasarkan anamnesis • Ditawarkan untuk skrining USG aneuploidi pada 11-13
6/7 minggu Pemeriksaan laborartorium
• Pemeriksaan darah lengkap; golongan darah dan rhesus; IgG rubela; RPR; HbsAg; HIV
• Pemeriksaan urin dipstik untuk protein dan glukosa • Urinalisis dan kultur urin • Gonore / Klamidia * • Pap smear * • Skrining pertanda ganda aneuploidi • Skrining tambahan sesuai dengan riwayat penyakit dan
preeklamsia Edukasi/ Konseling
• Menghentikan bahan berbahaya • Olahraga / aktivitas • Nutrisi
o Pertambahan berat badan o Suplemen o Makanan yang aman
• Pemberian ASI Edukasi/ Konseling tidak terbatas pada usia kehamilan
• Tanda bahaya • Perawatan gigi • Keluarga Berencana
* Pada keadaan khusus
Asuhan Pranatal
7
Tabel 2. Anjuran Konseling, Skrining, dan Intervensi pada Asuhan Pranatal pada kunjungan 14 – 24 minggu1
Penilaian/Prosedur • Denyut jantung janin • Tinggi fundus • Gerakan janin • Tekanan darah • Berat badan • Skrining USG untuk anatomi
Pemeriksaan laborartorium • Skrining pertanda ganda aneuploidi • Proteinurin dipstik bila diperlukan
Edukasi/ Konseling • Memeriksa dan mendiskusikan hasil pemeriksaan
Edukasi/ Konseling tidak terbatas pada usia kehamilan • Tanda bahaya • Perawatan gigi • Keluarga Berencana
Tabel 3. Anjuran Konseling, Skrining, dan Intervensi pada Asuhan Pranatal pada kunjungan 24-28 minggu1
Penilaian/Prosedur • Denyut jantung janin • Tinggi fundus • Gerakan janin • Tekanan darah • Berat badan • Immunoglobulin Rh bila perlu • Skrining untuk kekerasan domestik
Pemeriksaan laborartorium • Pemeriksaan diabetes gestational; ulang CBC • Skrining antibodi bila diperlukan • Proteinuria dipstik bila diperlukan
Edukasi/ Konseling • Gejala dan tanda persalinan preterm
Edukasi/ Konseling tidak terbatas pada usia kehamilan • Persiapan, pilihan, gejala dan tanda persalinan • Perjalanan • Persalinan percobaan setelah seksio sesarea (P2S3)
Asuhan Pranatal
8
Tabel 4. Anjuran Konseling, Skrining, dan Intervensi pada Asuhan Pranatal pada kunjungan awal 28-34 minggu1
Penilaian/Prosedur • Denyut jantung janin • Tinggi fundus • Gerakan janin • Tekanan darah • Berat badan
Pemeriksaan laborartorium • Proteinuria dipstik bila diperlukan
Edukasi/ Konseling • Gejala dan tanda persalinan preterm • Gejala dan tanda preeklamsia
Edukasi/ Konseling tidak terbatas pada usia kehamilan • Persiapan, pilihan, gejala dan tanda persalinan • Perjalanan • Persalinan percobaan setelah seksio sesarea (P2S3)
Tabel 5 . Anjuran Konseling, Skrining, dan Intervensi pada Asuhan Pranatal pada kunjungan 34-41 minggu1
Penilaian/Prosedur • Denyut jantung janin • Tinggi fundus/ taksiran berat janin • Gerakan janin • Presentasi janin • Tekanan darah • Berat badan
Pemeriksaan laborartorium • Proteinuria dipstik bila diperlukan • HIV
Edukasi / Konseling • Tanda persalinan / kapan harus menelepon • Tanda dan gejala preeklamsia • Manajemen lewat waktu • Pemberian ASI
Edukasi / Konseling tidak terbatas pada usia kehamilan • Persiapan, pilihan, gejala dan tanda persalinan • Perjalanan • Persalinan percobaan setelah seksio sesaria (P2S3)
Asuhan Pranatal
9
• ANC s/d 12 minggu : skrining awal (deteksi dini
kelainan ibu dan bayi) • ANC kehamilan awal – 20 minggu : 3 x pertemuan
(jika tidak ada kelainan) • ANC kehamilan > 20 minggu : follow up tumbuh
kembang janin • Dilakukan pada kehamilan yang tidak ada penyulit
pada ibu dan janin • Bila terdapat penyulit dilakukan kolaborasi dengan
bagian fetomaternal • Ibu hamil diberikan suplementasi yang sesuai
dengan angka kebutuhan vitamin dan mineral menurut standar WHO.
PROSEDUR ASUHAN Kunjungan pertama
Kunjungan pertama yang optimal dilakukan sebelum hamil 12 minggu. Pada kunjungan pertama ibu hamil sebaiknya mendapatkan informasi tentang bagaimana asuhan kehamilan akan diberikan, tujuan pemberian asuhan, tes skrining yang ditawarkan, anjuran untuk pola hidup sehat, termasuk nutrisi dan olahraga1 . Riwayat Penyakit Harus dilakukan evaluasi riwayat penyakit dengan seksama, khususnya untuk mengevaluasi risiko kehamilan. Pada bagian ini harus dapat diidentifikasi ibu hamil yang berisiko tinggi yang perlu mendapat perhatian khusus. Harus dilakukan pemeriksaan USG untuk menentukan taksiran persalinan apabila hari pertama haid terakhir tidak diyakini. Pemeriksaan fisik Harus dilakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (lihat tabel) dan terarah sesuai identifikasi risiko.
Asuhan Pranatal
10
Pada kunjungan pertama ini tinggi badan dan berat badan wajib diukur untuk untuk indeks massa tubuh {IMT= berat (kg)/ tinggi kuadrat (m2)}. Penentuan IMT harus dilakukan pada berat badan saat konsepsi atau awal kehamilan. Penentuan IMT ini berhubungan dengan risiko kehamilan seperti diabetes dan persalinan preterm, serta risiko persalinan seperti distosia bahu, seksio sesaria, BBLR. Tabel 6. Kategori Indeks Massa Tubuh (IMT)1
Kategori berat IMT
Kurus Normal Gemuk Obesitas (kelas I) Obesitas (kelas II) Obesitas ekstrim (kelas III)
< 18.5 18.5-24.9 25-29.9 30-34.9 35-39.9 > 40
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada setiap kunjungan asuhan pranatal. Tujuan pengukuran tekanan darah untuk mengidentifikasi ibu hamil dengan hipertensi kronik. Tekanan darah diastolik > 80 berhubungan dengan risiko preeklamsia6. Tekanan darah diukur dengan posisi lengan ibu hamil setinggi jantung, dalam keadaan duduk atau berbaring setengah duduk, dengan menggunakan cuff yang sesuai (panjangnya 1.5 x lingkar lengan atas dan lebarnya menutupi > 80% lengan atas)1.
Periksa dalam Periksa dalam tidak akurat untuk menentukan usia kehamilan dan bukan cara memprediksi persalinan preterm atau kemungkinan disproporsi sefalo pelvik di kehamilan lanjut yang dapat dipercaya. Tidak dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan ini. Tetapi pemeriksaan ini dapat dilakuan untuk menilai patologi ginekologi. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan lihat tabel 9
Asuhan Pranatal
11
Kunjungan berikut1
Kunjungan berikut harus memberikan: • Pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium
lanjutan dan pemeriksaan atas indikasi • Penilaian tentang faktor risiko dan rencana
intervensi bila ada • Edukasi dan promosi kesehatan khusus untuk ibu
hamil tersebut • Kesempatan untuk berdiskusi dan tanya jawab
Pemeriksaan fisik lanjutan Berat badan Penambahan berat badan yang optimal berhubungan dengan luaran kehamilan yang lebih baik. Tabel 7. Total penambahan berat badan ibu hamil yang dianjurkan (kg)1
IMT Kehamilan Tunggal Gemeli
<18.5 18.5-24.9 25.0-29.9 >30
12.5-18 11.5-16 7-11.5 5-9
Tidak ada data 17-25 14-23 11-19
Tekanan darah Harus diperiksa dan dicatat pada setiap kunjungan Denyut jantung janin Harus diperiksa dan dicatat pada setiap kunjungan Pengukuran tinggi fundus uteri (simfisis-fundus) Dapat dilakukan bila usia kehamilan lebih dari 24 minggu sampai 41 minggu. Dapat mendeteksi pertumbuhan janin terhambat dan makrosomia, tetapi ada faktor kesalahan intra- dan inter- pemeriksa. Tidak cukup data bahwa pemeriksaan ini memberikan manfaat atau tidak bermanfaat untuk luaran kehamilan.
Asuhan Pranatal
12
Pemeriksaan dalam Pemeriksaan dalam untuk menilai serviks tidak direkomendasikan untuk menskrining persalinan preterm. Gerakan janin Tidak ada bukti bahwa penghitungan gerak janin (fetal kick counts) menurunkan risiko kematian janin pada kehamilan tunggal sehat7. Tetapi ibu hamil dapat dianjurkan untuk memperhatikan gerak janin sejak usia kehamilan atau sekitar 28 minggu. Pemeriksaan Leopold Dilakukan sejak usia kehamilan 34 minggu untuk menilai taksiran berat janin dan presentasi. Dapat ditawarkan pemeriksaan USG untuk konfirmasi dan kemungkinan intervensi Pemeriksaan pelvimetri Tidak cukup data bahwa pemeriksaan ini terbukti dapat memprediksi distosia saat persalinan. Pemeriksaan edema rutin: tidak sensitif dan spesifik untuk mengevaluasi preeklamsia
Asuhan Pranatal
13
Tabel 8. Rekomendasi untuk Asuhan Pranatal Rutin4,5
Komponen Pemeriksaan
Rekomendasi Level Keterangan
Palpasi Abdomen
Palpasi abdomen harus dilakukan untuk menilai presentasi janin sejak minggu ke-36 kehamilan
B Palpasi abdomen tidak perlu dilakukan sebelum 36 minggu, karena potensial tidak akurat dan tidak nyaman untuk pasien
Pengukuran tekanan darah
Tidak diketahui berapa sering tekanan darah harus diukur, tetapi banyak yang menyatakan harus diukur setiap kunjungan antenatal
C
Evaluasi edema Edema terjadi pada 80% ibu hamil. Tidak mempunyai spesifitas dan sensitivitas untuk mendiagnosis preeklamsia
C Edema didefinisikan sebagai pitting edema > +1 setelah bed rest 12 jam, atau penambahan berat badan 2.3 kg/ minggu
Denyut jantung janin
Auskultasi denyut jantung janin dianjurkan dilakukan setiap kunjungan antenatal. Bunyi jantung janin sebagai konfirmasi janin hidup, tetapi tidak ada bukti bermanfaat untuk hal klinik lain atau mempunyai nilai prediktif
C Bunyi denyut jantung janin memberikan efek psikologis pada ibu, tetapi potensi manfaatnya belum pernah diteliti
Hitung gerak janin
Penghitungan gerak janin rutin tidak perlu dilakukan Pada ibu hamil tanpa faktor risiko untuk luaran perinatal yang buruk harus waspada terhadap gerak janin sejak 26-32 minggu dan melakukan hitung gerak janin bila terasa gerakannya berkurang Pada ibu hamil dengan faktor risiko, dilakukan hitung gerak janin harian pada 26-32 minggu dan mendatangi RS segera bila gerakan janin kurang dari 6 dalam interval 2 jam
A
B
A
Asuhan Pranatal
14
Komponen Pemeriksaan
Rekomendasi Level Keterangan
Pengukuran tinggi simfisis-fundus
Pengukuran tinggi simfisis fundus dilakukan setiap kunjungan antenatal dalam sentimeter. Menggambarnya pada grafik pertambahan tinggi fundus bermanfaat untuk pemantauan
B Pengukuran tinggi simfisis-fundus mempunyai efek kesalahan interpemeriksa dan intrapemeriksa. Tetapi pemeriksaan ini mudah dan murah
Urinalisis Semua ibu hamil diperiksa proteinuria pada kehamilan dini untuk menskrining adanya kelainan ginjal Urinalisis dipstik tidak meyakinkan untuk mendeteksi preeklamsia dini. Pengukuran protein pada urin 24 jam, lebih dapat dipercaya, merupakan baku emas, tetapi tidak praktis. Glukosuria trace tidak dapat memastikan kelainan, tetapi bila tinggi dapat bermanfaat
B C A
Pemeriksaan proteinuria dengan dipstik bermak -na bila nilainya +3 atau +4 Beberapa guideline menganjurkan untuk menghentikan pemerik -saan ini secara rutin, tetapi yang lain tetap mempertahankan Untuk konfirmasi proteinuria lebih baik menghitung ratio protein kreatinin
Penimbangan berat badan
Berat badan dan tinggi badan ibu hamil harus diukur pada kunjungan pertama, untuk menentukan IMT, sebagai dasar rekomendasi pertambahan berat badan Berat badan ibu hamil harus ditimbang setiap kunjungan Pertimbangkan untuk penambahan berat badan sedikit atau tidak sama sekali pada ibu hamil dengan obesitas
B C B
Untuk mengetahui risiko pada ibu hamil kurus dan gemuk. Penambahan berat badan tidak berhbungan dengan hipertensi karena kehamilan
Asuhan Pranatal
15
Pemeriksaan lanjutan laboratorium (Lihat tabel 9) Pada kehamilan 24-28 minggu: ibu hamil dengan faktor risiko DMG harus diskrining dengan menilai gula darah puasa dan tes toleransi glukosa oral (TTGO) 75g. Tabel 9. Rekomendasi Skrining Laboratorium Asuhan Pranatal4,5
Tes skrining Rekomendasi Level Keterangan Hb, MCV Diperiksa B Skrining untuk defisiensi Fe
dan hemoglobinopati Bila darah lengkap abnormal, periksa anemia defisiensi besi (ferritin) dan hemoglobinopati (Hb elektroforesis)
Golongan darah, rhesus D
Diperiksa setiap kehamilan pada trimester I
C Skrining untuk mencegah penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (misal dari isoimunisasi resus)
HIV Diperiksa A Skrining HIV untuk mencegah transmisi ke bayi
Titer antibodi rubella
Diperiksa bila tidak diketahui riwayat sebelumnya atau imunisasi
B Untuk melihat ibu hamil dini yang terpapar dan tidak imun, dan sebagai petunjuk rekomendasi vaksinasi pascamelahirkan untuk kehamilan berikutnya
Hepatitis C Diperiksa pada ibu hamil dengan: • Pengguna
narkoba • Hemodialisis • Peningkatan
AST persisten • Pernah
transfusi • Risiko tinggi
terpapar produk darah
• HIV positif • Tattoo di
tubuh
A
Sifilis Diperiksa setiap kehamilan
A Skrining untuk diagnosis dan terapi/ pencegahan
HbsAg Diperiksa A Skrining untuk petunjuk investigasi pada ibu dengan kelainan hati dan untuk kepentingan bayi (vaksinasi saat lahir)
Asuhan Pranatal
16
Tes skrining Rekomendasi Level Keterangan Pemeriksaan lain seperti: serologi B19, mumps, CMV
Pemeriksaan rutin untuk toxoplasmosis, B19, mumps tidak perlu dilakukan Ditawarkan untuk pemeriksaan serologi pada perempuan yang terpapar atau dengan gejala parvovirus, mumps, CMV untuk menentukan infeksi lama (IgG) atau infeksi akut (IgM)
E
B
Skrining Klamidia
Ditawarkan pada semua ibu hamil Diperiksa pada ibu hamil dengan risiko tinggi
B
Skrining Gonore
Ditawarkan pada semua ibu hamil Diperiksa pada ibu hamil dengan risiko tinggi
A
A
Urin tengah Diperiksa untuk bakteriuria asimtomatik pada kehamilan dini dan skrining tiap trimester pada ibu hamil dengan riwayat ISK berulang
C
Tes toleransi glukosa dan gula darah puasa
Ditawarkan untuk diagnosis (case finding) Diabetes tipe II untuk pasien dengan faktor risiko: obesitas dan/ atau riwayat DM di keluarga
A Pemeriksaan TTGO 75 g
Thyroid Stimulating Hormone
Ditawarkan pada semua ibu hamil Diperiksa pada ibu hamil dengan riwayat atau gejala penyakit tiroid atau penyakit lain yang berhubungan dengan penyakit tiroid
B Kadar subnormal pada kehamilan dini berhubungan dengan gangguan perkembangan intelektual janin
Pap Smear Ditawarkan bila ada indikasi B Tabel 10. Rekomendasi pemeriksaan genetik5
Penyakit Frekuensi Tes alfa- and beta thalassemia
1 dari 10 - 75 MCV < 80 fL, hemoglobin elektroforesis, ferritin dan morfologi RBC. Analisis DNA diperlukan untuk deteksi alfa-thalassemia carrier
Asuhan Pranatal
17
Ultrasonografi1,8,9
Pemeriksaan USG trimester I (sebelum usia kehamilan 14 minggu): dapat menentukan taksiran persalinan dan usia kehamilan lebih akurat daripada hari pertama haid terakhir. Untuk deteksi dini kehamilan ganda, skrining aneuploidi dengan nuchal translucency dan diagnosis nonviable-pregnancies. Pemeriksaan USG anatomi janin trimester II: Ibu hamil usia kehamilan 18-22 minggu sebaiknya ditawarkan untuk skrining USG. Pemeriksaan USG rutin ini dapat menurunkan insiden kehamilan lewat waktu dan induksi persalinan, meningkatkan deteksi dini kehamilan ganda, meningkatkan deteksi dini kelainan kongenital mayor. Pemeriksaan USG pertumbuhan janin trimester III: Pada ibu hamil risiko rendah atau populasi tidak terseleksi USG rutin trimester III tidak berhubungan dengan perbaikan mortalitas perinatal. Pemeriksaan USG selektif bermanfaat untuk keadaan tertentu, seperti kecurigaan pertumbuhan janin terhambat, penilaian indeks cairan amnion untuk dugaan oligo atau polihidramnion, dan penilaian malpresentasi. Pemeriksaan rutin Doppler arteria umbilikalis pada ibu hamil risiko rendah atau populasi tidak terseleksi tidak menujukkan manfaat berarti. Gizi dan Makanan1
Ibu hamil harus dianjurkan untuk mengonsumsi makanan gizi seimbang. Kebutuhan kalori meningkat 340-450 kkal per hari pada trimester kedua dan ketiga. Penambahan berat badan yang dianjurkan selama kehamilan adalah 11.5 sampai 16 kg pada ibu hamil dengan IMT normal. Pada studi observasional ditemukan bahwa penambahan berat badan di bawah yang direkomendasikan berhubungan dengan berat bayi lahir rendah dan persalinan preterm. Penambahan berat badan di atas yang direkomendasikan berhubungan dengan risiko makrosomia, seksio sesaria dan retensi berat pasca melahirkan10. Suplementasi asam folat sejak 4 minggu sebelum konsepsi sampai 12 minggu kehamilan mencegah defek tuba
Asuhan Pranatal
18
neuralis. Dosis rekomendasi untuk pencegahan primer adalah 0.4 mg per hari. Dosis untuk pencegahan sekunder pada perempuan dengan riwayat defek tuba neuralis pada anak sebelumnya adalah 4 mg per hari. Beberapa otoritas menganjurkan suplementasi besi pranatal universal (27 sampai 30 mg per hari) karena konsumsi rata-rata dan cadangan besi endogen sering tidak cukup untuk pemenuhan kebutuhan besi pada kehamilan dan karena defisiensi besi berhubungan dengan luaran kehamilan yang buruk, serta karena suplementasi cukup aman. Namun demikian belum cukup bukti yang mendukung atau menolak suplementasi rutin pada ibu hamil. Semua ibu hamil harus diskrining untuk anemia pada kunjungan pranatal pertama Tabel 11. Rekomendasi Suplementasi Makanan5
Suplemen Rekomendasi Level Keterangan Kalsium Rekomendasi asupan harian
1000 sampai 1300 mg per hari Suplementasi rutin kalsium untuk mencegah eklampsia tidak direkomendasikan. Suplementasi kalsium bermanfaat pada populasi berisiko tinggi hipertensi dalam kehamilan atau dengan asupan kalsium rendah
A Suplementasi kalsium dapat menurunkan tekanan darah dan kejadian preeklamsia, tetapi tidak untuk mortalitas perinatal
Asam folat Suplementasi asam folat 0.4-0.8 mg (4 mg untuk pencegahan sekunder) harus dimulai 1 bulan sebelum konsepsi AKG adalah 600 mcg per hari
A
B
Suplementasi mencegah defek tuba neuralis Defisiensi folat berhubungan dengan berat bayi lahir rendah, kelainan jantung kongenital dan anomali orofasial, solusio plasenta, dan abortus spontan
Besi Ibu hamil harus diskrining untuk anemia dan diterapi, kalau perlu. Ibu hamil harus mendapat
B
C
Anemia defsiensi besi berhubungan dengan persalinan preterm dan BBLR
Asuhan Pranatal
19
suplementasi besi 30 mg per hari
Vitamin D Suplementasi vitamin D dapat dipertimbangkan pada ibu hamil dengan paparan matahari yang terbatas (misal pengguna purdah). Namun demikian bukti efek suplementasi masih terbatas. AKG 5 mcg per hari (200 IU per hari)
C Defisiensi vitamin D jarang terjadi tetapi berhubungan dengan hipokalsemia neonatal dan osteomalasia maternal Dosis tinggi vitamin D bersifat toksik.
Gaya Hidup1
Olahraga Olahraga teratur selama kehamilan dengan risiko rendah bermanfaat karena meningkatkan kesehatan dan daya tahan tubuh ibu hamil. Namun tidak cukup data untuk ibu hamil risiko tinggi. Tidak ada laporan pengaruhnya terhadap persalinan preterm dan BBLR, atau luaran maternal dan perinatal lainnya. Pada meta-analisis, olahraga berhubungan dengan penambahan berat badan ibu hamil yang lebih rendah (sampai 600 g). Kemungkinan manfaat olahraga adalah memperbaiki fungsi kardiovaskuler, pembatasan pertambahan berat badan ibu hamil, mengurangi ketidaknyamanan muskuloskletal, menurunkan keluhan kram otot dan edema tungkai, stabilitas mood dan memperbaiki DMG dan hipertensi gestational. Manfaat untuk janin antara lain menurunkan massa lemak, memperbaiki toleransi stress, dan meningkatkan maturasi neurobehavioral. Olahraga ringan 20 menit, 5 kali sehari tidak memberikan dampak buruk. Olahraga dalam kehamilan meningkatkan denyut jantung (masih aman sampai 140 pada fungsi jantung yang normal, dapat bervariasi tergantung usia dan toleransi). Direkomendasikan melakukan jalan kaki, berenang, dan olahraga lain yang tidak berat. Hindari hipoglikemia dan dehidrasi. Perjalanan Konseling dilakukan tentang penggunaan sabuk pengaman di mobil, mencegah risiko tromboemboli vena selama
Asuhan Pranatal
20
perjalanan jauh dengan pesawat terbang dengan berjalan-jalan dan pecegahan jatuh sakit dalam perjalanan. Hubungan seksual Hubungan seksual tidak berhubungan dengan luaran kehamilan yang buruk. Namun suami istri harus waspada bahwa hubungan seksual dapat membahayakan kehamilan. Semen adalah sumber prostaglandin. Pyosperma berhubungan dengan ketuban pecah dini dan orgasme serta stimulasi puting susu meningkatkan kontraksi. Lain-lain Tabel 12. Masalah-masalah dalam kehamilan4,5
Masalah Rekomendasi Level Keterangan Terbang Menaiki pesawat udara aman untuk
ibu hamil sampai 4 minggu sebelum taksiran persalinan Lama perjalanan berhubungan denganrisiko trombosis vena
C
C
Menyusui Menyusui terbaik untuk bayi. Menyusui kontraindikasi pada HIV, ketergantungan obat, dan pemakaian obat-obatan tertentu Konseling tingkah laku terstruktur dan program edukasi ASI meningkatkan kesuksesan menyusui
B
B
Olahraga Ibu hamil harus menghindari olahraga yang berisiko jatuh atau membahayakan perut. Menyelam selama kehamilan tidak direkomendasikan
C
C
Perawatan rambut
Walaupun pewarnaan rambut tidak jelas berhubungan dengan malformasi janin, paparan terhadap tindakan ini harus dihindari pada kehamilan dini
C
Berendam air panas dan sauna
Kemungkinan harus dihindari pada trimester pertama Paparan panas maternal pada kehamilan dini berhubungan dengan defek tuba neuralis dan keguguran
B
B
Persalinan Semua ibu hamil harus dikonseling tentang apa yang harus dilakukan bila ketuban pecah, bila perssalinan dimulai, strategi manajemen nyeri, dan nilai dukungan pada persalinan
C
Obat bebas dan herbal
Hanya sedikit obat yang aman untuk ibu hamil, khususnya pada trimester pertama
C Risiko yang berhubung -an dengan
Asuhan Pranatal
21
pengobatan individual harus dibahas berdasarkan kebutuhan pasien.
Seks Hubungan seksual selama kehamilan tidak berhubungan dengan luaran kehamilan yang buruk
B
Alkohol Semua ibu hamil harus diskrining apakah peminum alkohol Tidak diketahui jumlah aman konsumsi alkohol selama kehamilan. Dianjurkan tidak minum alkohol
B
B
Ada bukti bahwa konseling efektif untuk menurunkan konsumsi alkohol ibu hamil dan morbiditas bayinya
Napza Harus diinformasikan potensial efek buruknya terhadap janin Rujukan ke unit detoksifikasi dapat diindikasikan. Methadone dapat menyelamatkan hidup pada perempuan tergantung opioid
C
C
Ibu hamil dengan keter-gantungan obat sering memerlukan intervensi khusus
Merokok Semua ibu hamil harus diskrining apakah merokok atau tidak, konseling kehamilan khusus diberikan pada ibu hamil perokok
A Konseling bahaya merokok dan strategi multikompo -non efektif untuk menurunkan BBLR
Bekerja Bekerja dengan berdiri cukup lama dan terpapar zat kimia tertentu berhubungan dengan komplikasi kehamilan
B
Vaksinasi Imunitas terhadap rubela, varisela, hepatitis B, influensa, tetanus dan pertusis harus dievaluasi saat kunjungan pertama. Pemberian vaksinasi idealnya diberikan sebelum konsepsi. Vaksin rekombinan, inaktivasi dan subunit, serta toksoid dan imunoglobulin tidak membahayakan perkembangan janin. Vaksin yang dilemahkan tidak boleh diberikan selama kehamilan. Vaksin hepatitis B aman diberikan saat kehamilan1.
Asuhan Pranatal
22
DAFTAR PUSTAKA 1. Sudtelgte C. Prenatal care. In: Berghella V. Obstetric
evidence based guidelines. 2nd edition. New York: Informa healthcare; 2012
2. Nicolaides KH. A model for a new pyramid of prenatal care based on the 11 to 13 weeks' assessment. Prenat Diagn. 2011;31(1):3-6
3. United Nations Administrative Committee on Coordination Sub-Committee on Nutrition (ACC/SCN). Nutrition Throughout the Life Cycle. Switzerland: United Nations; 2000
4. BCPHP Obstetric Guideline 19 MATERNITY CARE PATHWAY. B.C. 2010. Available from: http://www.bcprenatalscreening.ca/sites/prenatal2/files/Guideline_19.pdf
5. Kirkham C, Harris S, Grzybowski S. Evidence-based prenatal care: Part I. General prenatal care and counseling issues. Am Fam Physician. 2005;71(7):1307-16.
6. Duckitt K, Harrington D.Risk factors for pre-eclampsia at antenatal booking: systematic review of controlled studies. Br Med J. 2005;330(7491):565.
7. Kamysheva E, Wertheim EH, Skouteris H, Paxton SJ, Milgrom J. Frequency, severity, and effect on life of physical symptoms experienced during pregnancy.J Midwifery Womens Health. 2009;54(1):43-9.
8. Whitworth M, Bricker L, Neilson JP, Dowswell T. Ultrasound for fetal assessment in early pregnancy. Cochrane Database Syst Rev. 2010;(4)
9. Neilson JP. Ultrasound for fetal assessment in early pregnancy.Cochrane Database Syst Rev. 2010: 14;(4)
10. Abrams B, Altman SL, Pickett KE. Pregnancy weight gain: still controversial. Am J Clin Nutr 2000;71(5 suppl):1233S-41S