bab 1

download bab 1

of 8

description

dsadfghjkiuytresdfghjkjbvcxcvbnmhgewrtuiop[iytresdkjhgfdxcvbnmvcdxzsdfghjnbvcxsertyjnbvcxsertyujnbvcdftyuijkdsjkliuytreskljhcdfghjnbvcxgnkiuczzxcvbjhgfxc jhgfdfchjkl;jhgfxcbnmgfhjkjhgfdstyuiofdnmkjhgfddfghjljhgfdtyjlkjhgfdcvbkljhgfdytf

Transcript of bab 1

PRAKTEK KERJA MAGANG PADA PT...(MANAJEMEN PRODUKSI)

USULAN PRAKTEK KERJA MAGANGPROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANANJURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :NYIMAS ISKA AYUZANIM. 125080407111002

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangLuas wilayah Indonesia sebagian besar, yaitu dua per tiganya merupakan wilayah perairan. United Nation Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982 melaporkan bahwa luas perairan Indonesia adalah 5,8 juta km2 dan didalamnya terdapat 27,2% dari seluruh spesies flora dan fauna di dunia. Rumput laut atau lebih dikenal dengan sebutan seaweed merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut. Luas wilayah yang menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar atau terbesar di dunia (Wawa, 2005 dalam Suparmi dan Sahri, 2009). Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan jumlah 17.504 pulau dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km memiliki potensi yang sangat besar bagi pengembangan komoditi rumput laut, di mana kegiatan pengembangannya telah dilakukan di seluruh perairan Indonesia mulai, dari Nangroe Aceh Darusalam sampai dengan Papua. Luas indikatif lahan yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia mencapai 769.452 ha. Dari jumlah itu, baru sekitar 50% atau seluas 384.733 ha yang secara efektif dimanfaatkan, dan akan terus dimanfaatkan sehingga target produksi tahun 2014 sebesar 10 juta ton dapat dicapai (Warta, 2013).Peluang pengembangan usaha perikanan dan kelautan Indonesia memiliki prospek yang baik. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang mempunyai peluang pengembangan produksi dan peluang ekspor yang baik adalah rumput laut. Penentuan lokasi budidaya rumput laut sangat penting dilakukan karena karakteristik rumput laut yang hidup dengan cara melekat pada substrat dan tidak dapat berpindah tempat. Tumbuhan ini hidup dengan cara menyerap nutrien dari perairan dan melakukan fotosintesis, sehingga pertumbuhannya membutuhkan faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam (salinitas), nitrat, dan fosfat serta pencahayaan sinar matahari (Atmadja et al., 1996 dalam Ratnasari et al., 2014).Rumput laut merupakan salah satu komoditi ekspor yang potensial untuk dikembangkan. Saat ini Indonesia masih merupakan salah satu negara eksportir penting di Asia karena rumput laut tumbuh dan tersebar hampir diseluruh perairan Indonesia. Rumput laut masih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentah yaitu berupa rumput laut kering. Rumput laut yang ada di perairan Indonesia tidak semua bermanfaat bagi manusia. Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah dan ganggang cokelat karena mengandung agar-agar, keraginan, porpiran, dan furcelaran (Anam, 2010).Salah satu jenis rumput laut merah yang bernilai ekonomis penting yaitu rumput laut Eucheuma cottonii. Eucheuma cottonii adalah rumput laut penghasil karaginan (carragenophyte). Jenis karaginan yang dihasilkan dari rumput laut ini adalah kappa karagenan (Winarno, 2008). Ciri-ciri Eucheuma cottonii yaitu thallus silinder; permukaan licin; cartilageneus (menyerupai tulang rawan/muda); serta berwarna hijau terang, hijau olive dan cokelat kemerahan. Percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolan-tonjolan) dan duri lunak/tumpul untuk melindungi gametangia. Percabangan bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (sistem percabangan tiga-tiga). Habitat rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Oleh karena itu, rumput laut ini hanya mungkin hidup pada lapisan fotik, yaitu kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya (Anggadireja, et al., 2008).Menurut Pusdatin KKP (2009) dalam Setyaningsih (2011), Rumput laut berguna karena ekstrak hidrokoloid yang dikandungnya banyak digunakan industri makanan, minuman, kosmetik, cat, tekstil dan industri lainnya. Hidrokoloid adalah suatu polimer larut dalam air, yang mampu membentuk koloid dan mampu mengentalkan larutan atau mampu membentuk gel dari larutan tersebut. Di dalam rumput laut terdapat nilai nutrisi yang cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air (27.8%), protein (5.4%), karbohidrat (33.3%), lemak (8.6%) serat kasar (3%) dan abu (22.25%). Selain itu juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A, B, C, D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 - 20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat. Zat-zat tersebut sangat baik untuk dikonsumsi sehari-hari karena mempunyai fungsi dan peran penting untuk menjaga dan mengatur metabolisme tubuh manusia.Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2008), pemasaran (marketing) adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Sedangkan manajemen adalah proses perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan. Manajemen pemasaran dapat diartikan sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran, dan bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.Kegiatan pemasaran dapat dikelompokkan menjadi empat bagian besar yaitu barang atau jasa (product), harga (price), promosi termasuk penjualan (promotion), dan distribusi (place). Keempat aspek tersebut juga merupakan strategi pemasaran yang harus diatur sesuai dengan perkembangan pasar. Sehingga dalam upaya aspek pemasaran dalam home industri pada pengolahan rumput laut juga diperlukan dalam mengetahui aspek finansial maupun penjualan dari olahan rumput laut tersebut.UD Azhari merupakan salah satu perusahaan pengolahan rumput laut yang ada di Lombok Tengah. Peserta Praktek Kerja Magang ingin mengetahui proses pengolahan, distribusi dan saluran pemasaran serta macam-macam produk olahan rumput laut yang ada di UD Azhari.1.2 Maksud dan Tujuan1.2.1 MaksudMaksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini adalah untuk mengetahui secara langsung dan mendapat gambaran secara jelas dan lengkap tentang Pengolahan dan Pemasaran Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) di UD Azhari Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.1.2.2 TujuanTujuan dari praktek kerja magang ini adalah untuk memahami :1. Keadaan umum UD Azhari.2. Aspek teknis pengolahan rumput laut.3. Aspek pemasaran pengolahan rumput laut Faktor pendukung dan penghambat dalam pengolahan dan pemasaran rumput laut di UD Azhari.1.3 KegunaanDengan dilakukannya praktek kerja magang ini, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :1. PemerintahSebagai salah satu dan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan dan perencanaan pembangunan sektor perikanan khususnya yang berhubungan dengan usaha ini sehingga memberikan manfaat bagi perekonomian nasional.

2. Lembaga Akademis (Perguruan Tinggi dan Mahasiswa)Sebagai sarana informasi dan pengetahuan baru mengenai pengolahan dan pemasaran rumput laut serta sebagai informasi dan penelitian lebih lanjut tentang perencanaan, pengembangan, dan peningkatan kualitas pemasaran produk rumput laut tersebut.3. Perusahaan dan MasyarakatSebagai sarana informasi mengenai pengembangan usaha pemasaran komoditinya dalam upaya pengembangan usaha rumput laut dan sebagai sarana kerjasama antara perusahaan dan perguruan tinggi terkait.

1.4 Waktu dan TempatPraktek Kerja Magang ini dilaksakan pada bulan Juli-Agustus 2015 di UD Azhari Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel. 1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Magang 2015.NoKegiatanBulan Ke-

123456789101112

1.Pengajuan Judul

2.Penyusunan Proposal

3.Perizinan Tempat

4. Pelaksanaan Magang

5.Analisis Data

6.Penyusunan Laporan

7. Pelaksanaan Ujian

OUTLINE SEMENTARA LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG

JUDUL:PRAKTEK KERJA MAGANG PADA USAHA PENGOLAHAN RUMPUT LAUT (Eucheuma Cottonii) DI UD AZHARI DESA BILEBANTE KECAMATAN PRINGGARATA KABUPATEN LOMBOK TENGAH

LEMBAR PERSETUJUANRINGKASANKATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABLEDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRAN1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Maksud dan tujuan1.2.1 Maksud1.2.2 Tujuan1.3 Kegunaan1.4 Waktu dan Tempat2. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG2.1 Metode Pelaksanaan Praktek Kerja Magang a. Observasib. Partisipasi aktifc. Wawancara2.2 Jenis Data2.2.1 Data Primer2.2.2 Data Skunder2.3 Analisis Data2.3.1 Deskriptif Kualitatif2.3.2 Deskriptif Kuantitatif

3. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG3.1 Lokasi Praktek Kerja Magang3.2 Keadaan Penduduk3.2.1 Data Jumlah Penduduk Desa Bilebante3.2.2 Jumlah Penduduk Yang Mempunyai Mata Pencaharian3.2.3 Jumlah Penduduk Yang Berpendidikan3.3 Keadaan Umum Perikanan Di Desa Bilebante4. HASIL PRAKTEK KERJA MAGANG4.1 Sejarah Berdirinya Usaha4.2 Aspek Teknis Pengolahan Rumput Laut4.2.1 Sarana Dan Prasarana Usaha Pengolahan Rumput Laut4.2.2 Teknik Pembuatan Olahan Rumput Laut4.2.3 Perpaduan Bahan Baku Utama Dan Tambahan4.3 Aspek Manajemen Pemasaran4.3.1 Perencanaan (Planning)4.3.2 Pengorganisasian (Organizing)4.3.3 Pergerakan (Actuating)4.3.4 Pengawasan (Controling)4.4 Aspek Penawaran4.4.1 Bauran Pemasaran4.4.2 Strategi Pemasaran4.4.3 Saluran Pemasaran4.4.4 Fungsi Pemasaran4.5 Aspek Finansial 4.5.1 Permodalan 4.5.2 Biaya produksi4.5.3 Peneriman 4.5.4 Keuntungan4.5.5 R/C ratio4.5.6 Rentabilitas 4.5.7 BEP4.6 Faktor Pendukung Dan Penghambat Pada Usaha Pengolahan Rumput Laut4.6.1 Faktor Pendukung4.6.2 Faktor Penghambat5. PENUTUP5.1 Kesimpulan5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Anam, Khairul. 2010. Pengembangan Usaha Budidaya Rumput Laut di Kepulauan Seribu, Provinsi Dki Jakarta: Bogor.Anggadiredja, T. Dkk. (2006). Rumput Laut. Jakarta : Penerbit Penebar Swadaya. Marzuki, 1993. Metodologi Riset. Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta. Ratnasari, Arlina, Kukuh Nirmala, Syarif Budhiman, Emiyati, Bidawi Hasyim. 2014. Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografis Untuk Penentuan Lokasi Budidaya Rumput Laut Di Perairan Teluk Gerupuk, Pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat.Setyaningsih, Heryati. 2011.Kelayakan Usaha Budi Daya Rumput Laut Kappaphycus Alvarezii Dengan Metode Longline Dan Strategi Pengembangannya Di Perairan Karimunjawa. IPB: Bogor.Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta: Bandung.Suparmi Dan Achmad Sahri. 2009. Mengenal Potensi Rumput Laut : Kajian Pemanfaatan Sumber Daya Rumput Laut Dari Aspek Industri Dan Kesehatan. Sultan Agung (XLIV) : 95-96.Turindra A. 2009. Pengertian Partisipasi. http//turindraatp.blogspot.com/2009/06/pengertian-partisipasi.html. Diakses pada tanggal 2 April 2015.Usman, Husaini dan Akbar,P.S. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. PT. Bumi Aksara: Jakarta.Warta Ekspor. 2013. Rumput Laut Indonesia: Jakarta.