BAB 1

39
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pancasila khususnya mengenai pancasila sebagai ideology bangsa dan negara menjadi penting untuk diberikan. Hal tersebut dikarenakan dapat meningkatkan rasa nasionalisme para penerus bangsa, dalam hal ini para mahasiswa, dalam rangka pengenbangan kepribadian, peningkatan rasa nasionalisme dan pengenalan terhadap cita-cita bangsa dan negara Indonesia. . Di sini, Ideologi merupakan seperangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai di dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan suatu bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan pembahasan Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana asal mula ideologi Pancasila? 2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila? 1

description

kwn

Transcript of BAB 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPendidikan pancasila khususnya mengenai pancasila sebagai ideology bangsa dan negara menjadi penting untuk diberikan. Hal tersebut dikarenakan dapat meningkatkan rasa nasionalisme para penerus bangsa, dalam hal ini para mahasiswa, dalam rangka pengenbangan kepribadian, peningkatan rasa nasionalisme dan pengenalan terhadap cita-cita bangsa dan negara Indonesia. . Di sini, Ideologi merupakan seperangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai di dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan suatu bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan pembahasan Pancasila sebagai ideologi negara Republik Indonesia.

1.2 Rumusan MasalahRumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut.1. Bagaimana asal mula ideologi Pancasila?2. Bagaimana kedudukan dan fungsi Pancasila?3. Bagaimana perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya?

1.3 TujuanTujuan dari makalah ini adalah:1. untuk mengetahui asal mula dari ideologi Pancasila;2. untuk mengetahui kedudukan dan fungsi Pancasila;3. untuk mengetahui perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lainnya.

1.4 ManfaatManfaat dari makalah ini adalah:1. sebagai sarana penambah pengetahuan tentang Pancasila, khususnya ideologi Pancasila;2. meningkatkan wawasan mengenai ideologi dan cita-cita bangsa Indonesia;3. meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asal Mula PancasilaPancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang, namun melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Secara kausalitas, Pancasila sebelum disahkan menjadi dasar filsafat negara berdasarkan nilai-nilainya berasal dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, dan nilai-nilai religius. Para pendiri negara Indonesia mengangkat nilai-nilai tersebut dan dirumuskan secara musyawarah mufakat berdasarkan moral yang luhur, antara lain dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang Panitia Sembilan yang kemudian menghasilkan Piagam Jakarta yang memuat Pancasil pertama kali, kemudian dibahas lagi dalam sidang BPUKI kedua. Setelah kemerdekaan Indonesia sebelum sidang resmi PPKI Pancasila sebagai calon dasar filsafat Negara dibahas serta disempurnakan kembali dan akhirnya pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkan oleh PPKI sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia. Secara kausalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam, yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah sebagai berikut.2.1.1 Asal Mula yang LangsungPengertian asal mula secara ilmiah filsafati dibedakan atas empat macam, yaitu: Kausa Materialis, Kausa Formalis, Kausa Efficient, dan Kausa Finalis (Bagus, 1991: 158). Teori kausalitas ini dikembangkan oleh Aristoteles. Asal mula yang langsung terjadinya bahwa Pancasila sebagai dasar filsafat negara, yang terbentuk sesudah dan menjelang proklamasi kemerdekaan. Adapun rincian asal mula langsung Pancasila tersebut menurut Notonegoro adalah sebagai berikut.

1. Asal Mula Bahan (Kausa Materialis)Bangsa Indonesia adalah asal dari nilai-nilai Pancasila, sehingga Pancasila pada hakikatnya nilai-nilai yang merupakan unsur-unsur Pancasila digali dari bangsa Indonesia berupa nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Dengan demikian, asal bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup bangsa Indonesia.

2. Asal Mula Bentuk (Kausa Formalis)Asal mula bentuk mengandung arti bagaimana bentuk Pancasila dirumuskan sesuai dengan Pembukaan UUD 1945. Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya yang merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan, serta nama Pancasila.

3. Asal Mula Karya (Kausa Efficient)Kausa efisien atau asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Asal mula karya adalah PPKI sebagai pembentuk negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara secara sah setelah dilakukan pembahasan baik dalam sidang BPUPKI juga Panitia Sembilan.

4. Asal Mula Tujuan (Kausa Finalis)Pancasila dirumuskan dan dibahas dalam sidang-sidang para pendiri negara dengan tujuan untuk dijadikan Pancasila sebagai dasar negara. Oleh karena itu, asal mula tujuan tersebut adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar negara yang sah. Demikian pula para pendiri negara tersebut juga berfungsi sebagai kausa sambungan karena yang merumuskan dasar filsafat negara.2.1.2 Asal Mula yang Tidak langsungPancasila sebagai kausalitas asal mula yang tidak langsung adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang berarti bahwa asal mula nilai-nilai Pancasila terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan serta nilai agama bangsa Indonesia. Asal mula tidak langsung Pancasila terdapat pada kepribadian serta pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia. Asal mula tidak langsung Pancasila jika dirinci adalah:1. unsur-unsur Pancasila yaitu nilai Ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan sebelum secara langsung dirumuskan menjadi dasar filsafat negara, nilai-nilai tersebut telah ada dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara;

2. nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia yang berupa nilai-nilai adat istiadat, nilai kebudayaan, serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut menjadi pedoman dalam memecahkan problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia;

3. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asal mula tidak langsung Pancasila pada hakikatnya bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa Indonesia sebagai Kausa Materialis atau sebagai asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.Demikianlah tinjauan Pancasila dari segi kausalitas, sehingga memberikan dasar-dasar ilmiah bahwa Pancasila itu pada hakikatnya adalah sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang jauh sebelum bangsa Indonesia membentuk negara nilai-nilai tersebut telah tercermin dan teramalkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu tinjauan kausalitas tersebut memberikan bukti secara ilmiah bahwa Pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran seseorang, atau sekelompok orang bahkan Pancasila juga bukan merupakan hasil sintesa paham-paham besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.2.2 Kedudukan dan Fungsi Pancasila2.2.1 Sebagai Pandangan Hidup BangsaPandangan hidup terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur yang merupakan suatu wawasan menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan pribadi dan berinteraksi antar sesama nanusia. Proses perumusan pandangan hidup masyarakat dituangkan menjadi pandangan hidup bangsa, kemudian menjadi pandangan hidup negara. Pandangan hidup bangsa disebut ideologi bangsa, dan pandangan hidup negara disebut ideologi negara. Pandangan hidup bangsa diproyeksikan kepada kehidupan masyarakat dan tercermin dalam sikap individu. Dalam hal ini Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa tercermin dalam kehidupan negara, kewajiban pemerintah dan penyelenggaraan negara untuk memelihara budi pekerti luhur serta memegang teguh cita-cita moral yang luhur.Sebelum Pancasila dirumuskan menjadi dasar negara dan ideologi negara, nilai-nilainya telah terdapat pada berbagai aspek sebagai pandangan bangsa Indonesia. Pandangan hidup yang diyakini bangsa Indonesia dapat memecahkan masalah dengan tepat juga sebagai pegangan dan pedoman memecahkan masalah politik, sosial budaya dan ekonomi.Pancasila sebagai pandangan hidup meliputi konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan, dasar pemikiran, dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang baik. Oleh karena itu, Pancasila perlu dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia. Jadi, Pancasila yang menjadi pandangan hidup sebagai pemersatu bangsa yang beraneka ragam.

2.2.2 Sebagai Dasar Negara IndonesiaPancasila dalam kedudukannya sering disebut sebagai dasar filsafat negara atau dasar falsafah negara. Dalam pengertian ini Pancasila merupakan nilai dan norma untuk mengatur pemerintahan negara atau sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai dasar negara merupakan asas kerohanian yang meliputi suasana kebatinan sehingga merupakan suatu sumber nilai dan norma hukum negara dan menguasai hukum dasar baik tertulis (UUD 1945) dan tidak tertulis (konvensi).Kedudukan pancasila sebagai dasar negara meliputi.a. Merupakan sumber dari semua sumber hukum di Indonesia.b. Meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945.c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.d. Mengandung norma yang mengharuskan UUD 1945 memegang teguh cita-cita moral yang luhur.

2.2.3 Sebagai Ideologi Bangsa dan NegaraPancasila bukan hasil pemikiran seseorang atau kelompok, tapi Pancasila diangkat dari nilai adat istiadat, nilai kebudayaan dan nilai religius yang terdapat pada pandangan hidup bangsa indonesia sebelum membentuk negara.

2.2.3.1 Pengertian ideologiDefinisi ideologi berdasarkan salah satu makna kata, yaitu ideologi berasal dari kata idea berarti gagasan, konsep dan cita-cita, dan logos berarti ilmu. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap yang harus dicapai sehingga menjadi dasar, pandangan atau paham. Pengertian ideologi secara umum adalah kumpulan gagasan-gagasan, ide, keyakinan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang meliputi:a. bidang politik (termasuk Hankam);b. bidang sosial;c. bidang kebudayaan;d. bidang keagamaan.Ideologi negara dalam arti cita-cita menjadi dasar bagi sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang memiliki ciri:a. mempunyai derajat yang tinggi sebagai nilai hidup bangsa dan negara;b. karena mewujudkan asas kerohanian, pandangan hidup, pegangan hidup, dikembangkan, diamalkan dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.

Ideologi sebagai sistem pemikiran. Ideologi bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat tapi merupakan cita-cita yang mendasari program untuk mengubah dan membaharui masyarakat. Ideologi dibagi menjadi ideologi terbuka dan tertutup. Ciri ideologi tertutup adalah sebesar apapun perbedaan antara tututan berbagai ideologi dalam masyarakat itu, memungkinkan hidup dalam masyarakat itu akan ada tuntutan mutlak bahwa orang harus taat pada ideologi tersebut. Sedangkan ciri dari ideologi terbuka adalah nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

2.2.3.2 Ideologi Terbuka dan Ideologi TertutupIdeologi adalah cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat (Kaelan, 2004). Dari pengertian ini, dapat diketahui bahwa ideologi bukanlah cita-cita yang sudah ada di masyarakat, tetapi cita-cita suatu kelompok orang tertentu yang dijadikan dasar untuk mengubah masyarakat yang sudah ada. Ideologi ada dua, yaitu:

1. Ideologi TerbukaIdeologi terbuka adalah ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri (Kaelan, 2004). Cita-cita (ideologi) ini bukan bersumber dari negara yang ditempati masyarakat, tetapi bersumber dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat memperoleh ideologi ini karena ideologi terbuka dapat membantu masyarakat untuk menemukan dirinya. Ideologi terbuka adalah milik seluruh rakyat yang dibutuhkan oleh semua masyarakat. Ciri ideologi terbuka yakni bahwa isinya tidak operasional. Ideologi ini baru menjadi operasional apabila sudah dijabarkan kedalam perangkat yang berupa konstitusi atau peraturan perundangan lainnya (Kaelan, 2004). Dari pengertian diatas dapat diperoleh suatu makna bahwa setiap generasi baru dapat menggali kembali dasar filsafat negara apakah sesuai dengan situasi atau zaman sekarang. Ideologi terbuka bersifat dinamis yang senantiasa berkembang seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat dalam mewujudkan cita-citanya untuk menjalani hidup berbangsa dan bernegara.

1. Ideologi TertutupIdeologi tertutup adalah ideologi yang isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu, tetapi intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak (Kaelan, 2004). Ideologi tertutup ini menuntut orang harus taat kepada ideologi tersebut diantara perbedaan antara tuntutan berbagai ideologi yang hidup dalam masyarakat tersebut.

2.2.3.3 Ideologi Partikular dan Ideologi KomprehensifIdeologi partikular diartikan sebagai suatu keyakinan-keyakinan yang tersususun secara sistematis dan terkait dengan kepentingan suatu kelas sosial tertentu dalam masyarakat. Ideologi pertikular merupakan ideologi yang hanya mementingkan kelas sosial tertentu yang ada di suatu masyarakat. Ideologi komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial. Ideologi ini berada dalam batasan-batasan yang realistis. Ideologi Pancasila memiliki ciri menyeluruh yaitu tidak berpihak pada golongan tertentu bahkan ideologi Pancasila dikembangkan dari nilai-nilai yang ada pada realitas bangsa Indonesia mampu mengakomodasikan berbagai idealisme yang berkembang dalam masyarakat.

2.2.3.4 Hubungan Antara Filsafat dan IdeologiFilsafat sebagai pandangan hidup merupakan sistem nilai yang kebenarannya telah diyakini dan dijadikan dasar bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Filsafat telah menjadi suatu sistem cita-cita atau keyakinan-keyakinan yang dijadikan landasan oleh suatu kelompok masyarakat di kehidupannya. Filsafat telah menjelma menjadi ideology yang bersumber kepada filsafat dan sifatnya mendasar juga nyata untuk diwujudkan. Sifat yang mendasar ini secara potensi dapat memberi pengaruh positif karena dapat membangkitkan dinamika masyarakat kearah kemajuan.Filsafat sebagai dasar dan sumber bagi perumusan ideologi yang menyangkut strategi dalam menghadapi permasalahan yang timbul dalam kehidupan bangsa dan negara. Filsafat juga digunakan untuk menentukan sudut pandang dan sikap dalam menghadapi berbagai sistem filsafat yang lain. Ideologi menyangkut hal-hal yang mendasar tentang makna dan nilai-nilai hidup ditentukan secara konkrit bagaimana manusia harus bersikap dan bertindak. Ideologi tidak hanya menuntut warga negara bertindak adil, saling tolong menolong, saling menghormati antar sesama manusia, tetapi lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.2.2.4 Makna Ideologi Bagi Bangsa dan NegaraManusia membentuk suatu negara untuk melindungi haknya. Negara sebagai lembaga kemasyarakatan dan sebagai organisasi hidup senantiasa memiliki cita-cita, harapan, ide-ide juga pemikiran-pemikiran bersama dalam menjalani kehidupan di suatu negara tertentu. Ideologi adalah hasil refleksi manusia karena kemampuannya dalam menjalani kehidupannya di dunia ini. Ideologi menentukan eksistensi suatu bangsa dan negara karena sebagai pembimbing bangsa dan negara untuk mencapai tujuan. Selain sebagai sumber motivasi, ideologi menjadi realistis yang bersifat dinamis antara masyarakat bangsa dan ideologi. Aspirasi masyarakat harus mampu ditampung dalam sebuah ideologi untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ideologi mempunyai peranan penting bagi bangsa dan negara apabila ideologi tersebut bersifat dinamis, terbuka dan selalu mampu berdaptasi dengan perkembangan zaman.

2.2.5 Pancasila Sebagai Ideologi yang Reformatif, Dinamis, dan TerbukaPancasila sebagai suatu ideologi tidak bersifat tertutup, namun bersifat reformatif, dinamis dan terbuka. Ideologi Pancasila senantiasa mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan yang reformatif dalam memecahkan masalah yang terjadi senantiasa berkembang sesuai aspirasi rakyat, perkembangan, ilmu pengetahuan serta zaman.Ideologi pancasila yang bersifat terbuka mengandung nilai-nilai, sebagai berikut.1. Nilai Dasar Kelima sila Pancasila merupakan esensi dari sila-sila Pancasila yang bersifat universal dan didalamnya terkandung cita-cita, tujuan, dan nilai-nilai yang baik. Nilai dasar ideologi ini terdapat pada pembukaan UUD 1945 karena merupakan norma dasar yang merupakan tertib hukum tertinggi.

1. Nilai Instrumental Merupakan eksplitasi penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila yang merupakan arahan, strategi dan sasaran, misalnya Garis-Garis Besar Haluan Negara yang selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman, aspirasi masyarakat dan Undang-Undang.

1. Nilai Praksis Merupakan penjabaran nilai-nilai Pancasila yang selalu berkembang dan dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, dan aspirasi masyarakat. Nilai praksis bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal, juga harus memiliki norma karena ideologi direalisasikan dalam kehidupan. Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural mempunyai 3 dimensi yaitu sebagai berikut.1. Dimensi Idealistis Nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila yang bersifat sistematis, rasional, dan menyeluruh bersumber pada filsafat Pancasila.

2. Dimensi Normatif Nilai-nilai dasar yang terdapat dalam Pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma seperti yang terkandung dalam norma-norma kenegaraan.

3. Dimensi RealistisIdeologi harus mampu mencerminkan realitas yang hidup dan berkembang dalam masyarakat. Pancasila harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakat secara nyata baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara.

2.3 Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya2.3.1 Ideologi PancasilaIdeologi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia berkembang melalui suatu proses yang cukup panjang. Nilai-nilai Pancasila berasal dari nilai-nilai pandangan hidup bangsa yang telah diyakini kebenarannya kemudian diangkat sebagai dasar filsafat negara serta menjadi ideologi bangsa dan negara. Ideologi pancasila mengakui atas kebebasan dan kemerdekaan individu, namun disamping itu juga harus mengakui hak dan kebebasan orang lain.

2.3.1.1 Negara PancasilaBerdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara yang memiliki karakteristik dan ciri khas tertentu karena negara Indonesia itu merupakan negara yang beranekaragam sifat dan karakternya. Oleh karena itu, bangsa Indonesia mendirikan suatu negara berdasarkan filsafat pancasila, yaitu sebagai berikut.a. Paham Negara PersatuanHakikat negara persatuan adalah negara yang merupakan satu kesatuan dari unsur yang membentuknya yaitu rakyat yan terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan, dan agama. Oleh karena itu, negara persatuan merupakan satu negara, satu rakyat, satu pemerintah, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu bangsa Indonesia sesuai dengan semboyan bangsa Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat, kebudayaan, karakter, dan agama yang berbeda serta terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia (Kaelan M.S., 2001).

b. Paham Negara KebangsaanBangsa Indonesia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa memilki sifat kodrat sebagai makhluk individu yang memiliki kebebasan dan juga sebagai makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, manusia membentuk suatu persekutuan hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki suatu tujuan yang disebut bangsa. Bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.

1) Hakikat BangsaBangsa pada hakikatnya adalah suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.

2) Teori KebangsaanTeori besar yang merupakan bahan komparasi bagi para pendiri negara Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter tersendiri, yaitu terdiri dari:a) Teori Hans KohnSebagai seorang ahli antropolgi etnis, Hans Kohn mengemukakan teorinya bahwa bangsa yaitu terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama, perdaban, wilayah, negara, dan kewarganegaraan sehingga suatu bangsa tumbuh dan berkembang dari akar-akar yang terbentuk melalui suatu proses sejarah.

b) Teori Kebangsaan Ernest RenanMenurut Renan pokok-pokok pikiran tentang bangsa adalah:(1) bangsa adalah suatu jiwa, suatu asa kerohanian;(2) bangsa adalah suatu solidaritas yang besar;(3) bangsa adalah suatu hasil sejarah;(4) bangsa adalah bukan sesuatu yang abadi;(5) wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa.c) Teori Gepolitik oleh Frederich RatzelFrederich Ratzel dalam bukunya yang berjudul Political Geography (1987) menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu organisme yang hidup yang memerlukan suatu ruangan untuk hidupnya, dalam bahasa Jerman disebut Lebensraum. Negara-negara besar menurut Ratzel memiliki semangat ekspansi, militerisme serta optimisme.Teori Ritzel bagi negara-negara modern terutama di Jerman mendapat sambutan yang cukup hangat, namun ssi ngatifnya mnimbulkan semangat kebangsaan yang chauvinistis (Polak, 1960:71).

d) Negara Kebangsaan PancasilaKita ketahui bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beraneka ragam. Namun, kenekaragam tersebut bukanlah suatu perbedaan yang dipertentangkan melainkan merupakan suatu daya penarik ke arah suatu kerja sama persatuan dan kesatuan dalam suatu sintesa dan resultan, sehingga keanekaragaman itu justru terwujud dalam suatu kerja sama yang luhur yaitu dengan adanya rasa nasionalisme dalam dii tiap individu.Unsur-unsur yang mebentuk nasionalisme (bangsa) Indonesia adalah sebagai berikut.(1) Kesatuan SejarahIndonesia tumbuh dan berkembang sejak zaman prasejarah, Sriwijaya, Majapahit, kemudian datang penjajah, tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dalam suatu wilayah negara Republik Indonesia.

(2) Kesatuan NasibBangsa Indonesia terbentuk karena kesamaan nasib yaitu penderitaan ketika zaman penjajahan selama 3,5 abad dan memperjuangkan kemerdekaan hingga akhirnya mendapat kegembiraan bersama atas karunia Tuhan ynag Maha Esa tentang kemerdekaan.

(3) Kesatuan KebudayaanKebudayaan nasional Indonesia tumbuh dan berkembang diatas akar-akar kebudayaan daerah yang menyusunnya (Kaelan M.S., 2001).

(4) Kesatuan WilayahBangsa ini hidup dalam wilayah Ibu Pertiwi yaitu satu tumpah darah Indonesia.

(5) Kesatuan Asas KerohanianBangsa ini sebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-cita, kesamaan pandangan hidup, dan filsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup masyarakat Indonesia sendiri yaitu pandangan hidup pancasila (Notonagoro, 1975:106).

c. Paham Negara IntegralistikPaham integralistik memberikan suatu prinsip bahwa negara adalah suatu kesatuan integral dari unsur-unsur yang menyusunnya, negara mengatasi semua golongan bagian-bagian yang membentuk negara, negara tidak memihak pada suatu golongan meskipun golongan tersebut termasuk golongan terbesar (Kaelan M.S., 2001).

Paham integralistik yang terkandung dalam pancasila meletakkan asas kebersamaan hidup, mendambakan keselarasan dalam hubungan antar individu maupun masyarakat sehingga tidak memihak kepada yang kuat, tidak mengenal dominasi mayoritas dan juga tidak mengenal tirani minoritas.Dari uraian di atas, pandangan paham integralistik yaitu:1) negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral;2) semua golongan bagian, bagian dan anggotanya merupakan suatu hubungan yang erat satu dengan yang lainnya;3) semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang organis;4) yang terpenting dalam keidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhya;5) negara tidak memihak kepada suatu golongan atau perseorangan;6) negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat;7) negara tidak hanya ntuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja;8) negara menjamin kepentingan manusia seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral;9) negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang tidak dipisahkan (Yamin, 1959).

d. Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan yang Berketuhanan Yang Maha EsaNegara pada hakikatnya adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.1) Hubungan Negara dengan Agama Menurut PancasilaHubungan negara dengan agama menurut pancasila adalah sebagai berikut:a) negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa;b) bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa yang Berketuhanan yang Maha Esa. Setiap warga negara memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agama masing-masing;c) tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia berkedudukan kodrat sebagai makhluk Tuhan;d) tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk agama serta antar pemeluk agama;e) tidak ada tempat bagi pemaksaan agamaf) memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan agama dalam negara;g) segala aspek dalam pelaksanaan negara harus sesuai dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa;h) negara pada hakikatnya adalah merupakan ...berkat rahmat Allah yang Maha Esa (Bandingan dengan Notonagoro, 1975).

2) Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham TheokrasiHubungan negara dengan agama menurut paham theokrasi bahwa negara dengan agama tidak dapat dipisahkan. Negara menyatu dengan agama, pemerintahan dijalankan berdasarkan firman-firman Tuhan, segala tata kehidupan dalam masyarakat, bangsa, dan negara didasarkan atas firman-firman Tuhan. Dengan demikian agama menguasai masyarakat politis (Heuken dalam Suhadi, 1998:114).

3) Hubungan Negara dengan Agama Menurut SekulerismePaham sekulerisme membedakan dan memisahkan antara agama dan negara. Sekulerisme berpendapat bahwa negara adalah masalah-masalah keduniawian hubungan manusia dengan manusia, adapun agama adalah urusan akhirat yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhan. Dalam negara yang berpaham sekulerisme sistem norma-norma terutama norma-norma hukum positif dipisahkan dengan nilai-nilai dan norma-norma agama (Kaelan M.S., 2001).

e. Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan yang Berkemanusiaan yang Adil dan BeradabNegara pancasila sebagai negara kebangsaan yang berkemanusiaan yang adil dan berdab mendasarkan nasionalisme (kebangsaan) berdasarkan hakikat kodrat manusia. Kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berkemanusiaaan, bukan suatu kabangsaan yang Chauvinistic (Kaelan M.S., 2001).Dalam pergaulan tata dunia internasional, bangsa Indonesia mengembangkan suatu pergaulan antar bangsa dalam masyarakat internasional berdasarkan atas kodrat manusia dan mengakui kemerdekaan bangsa sebagai hak yang dimiliki oleh hakikat manusia sebagai individu maupun makhluk sosial. Oleh karena itu, penjajahan atas bangsa adalah pelanggaran hak kodrat manusia sebagai bangsa dan tidak sesuai dengan keadilan.

f. Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan yang BerkerakyatanNegara menurut filsafat pancasila adalah dari, oleh, dan untuk rakyat. Hakikat rakyat adalah sekelompok manusia yang bersatu dan memiliki tujuan tertentu, serta hidup dalam suatu wilayah negara. Pokok-pokok kerakyatan yang terkandung dalam sila keempat dalam penyelenggaraan negara, yaitu:1. manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama;2. dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat;3. karena mempuyai kedudukan hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya tidak dibenarkan memaksakan kehendak pada puhak lain;4. sebelum mengambil keputusan, diadakan musyawarah terlebih dahulu;5. keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah;6. musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh suasana dan semangat kebersamaan (Suhadi, 1998).

g. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan yang Berkeadilan SosialNegara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang berarti bahwa negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, sifat kodrat individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).Sebagai suatu negara berkeadilan sosial maka negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila sebagai suatu negara kebangsaan bertujuan untuk melindungi segenap warganya dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahteraan umum, serta mencerdaskan warganya (tujuan khusus).

2.3.2 Ideologi FascisFascis adalah suatu ideologi yang pemerintahan dan masyarakatnya dikuasai secara totaliter oleh partai-partai diktator. Ideologi fascis berusaha menghidupkan kembali kehidupan sosial, ekonomi dan budaya dari negara dengan berlandaskan pada asas nasionalisme yang tinggi. Unsur-unsur negara fascis antara lain:1. tidak mempercayai pikiran (distrust of reason);2. menyanggah persamaan dasar manusia (denial of basic human equality);3. etika tingkah laku didasarkan atas kebohongan dan kekerasan (code of behavior on lies and violence);4. totalitarianisme;5. rasialisme dan imperialisme;6. oposisi terhadap hukum dan ketertiban Internasional.

Ciri- ciri dari ideologi ini adalah:1. tidak setuju dengan kemapanan yang anti perubahan (konservatifme);2. selalu mengangkat kembali kenangan kejayaan masa lalu;3. selalu muncul ketika negara mengalami krisis.

Contoh dari negara fasis adalah rezim Nazi Jerman, fasis Italia, imperialisme Jepang, yang semuanya itu merupakan suatu bentuk pemerintahan otoriter yang kini menghilang. Paham otoriter fascis menyerupai komunisme modern dalam hal cara dan taktik pemerintahan. Umumnya, fascisme memiliki pemerintahan dengan satu partai dan menghilangkan perbedaan politik yang bebas bukan saja sebagai alat, tetapi juga sebagai tujuan. Fascis terang-terangan mempercayai adanya perbedaan antara orang yang berkedudukan tinggi dan rendah, misalnya memerintah dengan yang diperintah, antar segolongan elit dan masa. Paham ini membenci paham liberalisme, kebebasan dalam berbicara dan berkumpul. Dalam paham Fascisme menjadikan negara sebagai sebuah alat untuk dapat mencapai tujuan bangsa.

2.3.3 Ideologi IslamIdeologi Islam adalah sebuah ideologi yang menggunakan agama Islam sebagai pedoman negara. Mereka menggunakan hukum Islam sebagai hukum dalam negaranya. Selain menggunakan hukum Islam sebagai dasar hukum, dalam ideologi ini juga menggunakan ajaran Islam secara garis besar dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan dalam negara.Pokok-pokok dalam idelogi islam adalah sebagai berikut.1. Percaya Pada Satu TuhanPada negara Islam, mereka hanya mempercayai satu Tuhan yaitu Allah SWT. Hal ini tercantum dalam Al-Quran Surat Yunus ayat 3:Sesungguhnya Tuhan kamu Allah yang menjadikan langit dan bumi dalam enam hari lamanya, kemudian Ia bersemayam di atas Arasy, seraya mengatur pemerintahan.Tiada seorang juga dapat memberi pertolongan melainkan dengan ijin-Nya. Demikian Allah menjaga kamu, sebab itu hendaknya kamu menyembah-Nya. Tiadakan kamu mendapat peringatan.

2. Persatuan dan KesatuanDalam paham Islam mempercayai bahwa umat manusia merupakan satu, yaitu memiliki Tuhan yang sama yaitu Allah SWT, satu rosul yaitu Nabi Muhammad SAW, dan satu kitab yaitu Al-Quran. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia dalam Ideologi Islam adalah bukan umat yang terpisah-pisah dan tercerai-berai.Hal ini tertulis dalam Al-Quran surat Al-Hujarat ayat 10:Orang mukmin itu adalah bersaudara.Dalam hadist:Seorang mukmin bagi mukmin lainnya seperti bagian dari satu gedung, masing-masing bagian memperkuat bagian yang lainnya (Bukhari-Muslim).

3. Musyawarah dan MufakatDalam menyelesaikan suatu permasalahan yang timbul pada negara dengan ideologi Islam, selalu menggunakan musyawarah. Jadi, pengambilan keputusan tidak hanya diputuskan oleh seseorang tertentu saja. Dalam Islam, dengan menjalin musyawarah maka akan terjalinlah Ukhuwah Islamiyah yang kuat.Dalam paham ini, segala persoalan dalam bidang kemasyarakatan, politik, sosial, ekonomi, dan kebudayaan harus diselesaikan dengan jalan musyawarah. Tentu saja hasil dari musyawarah tersebut harus tidak merugikan umat manusia dan sesuai dengan ajaran Islam, tidak menyimpang dari ajaran Al-Quran dan Hadist.

4. Menjunjung Tinggi Persamaan Dasar ManusiaManusia memiliki persamaan hak dan kewajiban karena manusia diciptakan dari bahan yang sama dan oleh Tuhan yang Maha Esa. Dalam paham ini segala hal tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, orang kaya maupun orang miskin. Semua orang mempunyai kesempatan yang sama dalam mengembangkan dirinya.5. Hukum TuhanPaham ini menggunakan ajaran-ajaran Allah sebagai petunjuk dalam melangsungkan kehidupannya. Menurutnya, hukum Allah adalah wajib dan mutlak dilaksanakan oleh manusia dan hukum tersebut tidak dapat dirubah oleh manusia itu sendiri.Hal ini tertulis dalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 105:Sesungguhnya kami menurunkan Kitab Quran ini kepada engkau dengan sebenar-benarnya, supaya engkau menghukum antara manusia yang menurut secara yang diberitahukan Allah. Janganlah engkau menjadi pembela orang-orang yang berkhianat.

2.3.4 Ideologi LiberalPaham liberalisme berkembang dari akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia), serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara (Kaelan M.S., 2001).Berpangkal dari dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu yang bebas. Manusia menurut paham liberalisme memandang bahwa manusia sebagai pribadi yang utuh dan lengkap serta terlepas dari manusia lainnya.

Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham LiberalismeNegara liberal hakikatnya mendasarkan pada kebebasan individu. Paham liberal dalam pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh paham rasionalisme yang mendasar atas kebenaran rasio. Materialisme yang mendasar atas hakikat materi, empirisme yang mendasar atas kebenaran pengalaman indra serta individulaisme yang mendasar atas kebebasan individu (Soeryanto, 1989:185).

Negara memberi kebebasan kepada warganya untuk memeluk agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing. Namun dalam negara liberal juga diberi kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan atau disebut juga atheis.Bahkan negara liberal memberi memberi kebebasan warganya untuk menilai dan mengkritik agama, misalnya Nabi, Rasul, Kitab Suci bahkan Tuhan sekalipun karena menurut paham liberal kebenaran individu adalah sebagai sumber kebenaran tertinggi (Kaelan M.S., 2001).

2.3.5 Ideologi Sosialisme KomunisBertolak belakang dengan paham liberalisme individualisme, komunisme yang dicetuskan melalui pemikiran Karl Marx memandang bahwa hakikat, kebebasan, dan hak individu itu tidak ada. Idelogi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah hanya makhluk sosial saja. Manusia pada hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya individualisme.

Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham KomunismePaham komunisme dalam memandang hakikat hubungan negara dengan agama mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme dialektis dan materialisme historis. Hakikat kenyataan tertinggi menurut paham komunisme adalah materi. Namun materi menurut komunisme berada pada ketegangan intern secara dinamis bergerak dari keadaan (tesis) ke keadaan lain (antitesis) kemudian menyatukan (sintesis) ke tingkat yang lebih tinggi.Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi (Kaelan M.S., 2001).

BAB 3. KESIMPULAN

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia bukan terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang, namun melalui proses yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.Pancasila sebagai kausalitas asal mula yang tidak langsung adalah asal mula sebelum proklamasi kemerdekaan yang berarti bahwa asal mula nilai-nilai Pancasila terdapat dalam adat istiadat, kebudayaan serta nilai agama bangsa Indonesia.Kedudukan dan Fungsi Pancasila1. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa2. Sebagai Dasar Negara IndonesiaIdeologi adalah cita-cita satu kelompok orang yang mendasari suatu program untuk mengubah dan membaharui masyarakat (Kaelan, 2004).Macam-macam ideology antara lain:1. Ideologi terbuka adalah ideologi yang tidak diciptakan oleh negara melainkan digali dan ditemukan dalam masyarakat itu sendiri (Kaelan, 2004).2. Ideologi tertutup adalah ideologi yang isinya bukan hanya berupa nilai-nilai dan cita-cita tertentu, tetapi intinya terdiri dari tuntutan-tuntutan konkret dan operasional yang keras, yang diajukan dengan mutlak (Kaelan, 2004).Macam-macam ideology di dunia:1. Ideologi Pancasila2. Ideologi Islam3. Idelogi Liberal4. Ideologi Sosialisme Komunisme.

24