BAB 1

19
BAB 1 PENDAHULUAN Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong 2011/2012 setiap mahasiswa/i wajib melakukan Praktek Kerja Lapangan dengan cara studi kasus yang topiknya sesuai dengan teori yang didapatkan di bangku kuliah serta aplikasinya di lapangan kerja. Cara ini diharapkan agar penelitian dapat dilakukan dengan cepat dan tidak memakan biaya terlalu banyak. Selain itu, interaksi antara mahasiswa dan pihak industri pertambangan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam lingkungan industri pertambangan batubara, sedangkan pihak industri pertambangan dapat pula mengetahui pemikiran, konsep yang telah dipelajari oleh mahasiswa untuk kelancaran kegiatan industri pertambangan batubara. Dengan demikian, interaksi antara lembaga pendidikan dan industri pertambangan batubara dapat terjalin baik dan berkesinambungan. 1.1 Latar Belakang 1

description

proposal

Transcript of BAB 1

BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

Sesuai dengan kurikulum yang ada di Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara, Tenggarong 2011/2012 setiap mahasiswa/i wajib melakukan Praktek Kerja Lapangan dengan cara studi kasus yang topiknya sesuai dengan teori yang didapatkan di bangku kuliah serta aplikasinya di lapangan kerja. Cara ini diharapkan agar penelitian dapat dilakukan dengan cepat dan tidak memakan biaya terlalu banyak.

Selain itu, interaksi antara mahasiswa dan pihak industri pertambangan dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Mahasiswa dapat mengetahui strategi dan metode yang diterapkan dalam lingkungan industri pertambangan batubara, sedangkan pihak industri pertambangan dapat pula mengetahui pemikiran, konsep yang telah dipelajari oleh mahasiswa untuk kelancaran kegiatan industri pertambangan batubara.

Dengan demikian, interaksi antara lembaga pendidikan dan industri pertambangan batubara dapat terjalin baik dan berkesinambungan.

1.1 Latar BelakangBatubara adalah batuan sedimen organik yang dapat terbakar, berasal dari akumulasi pengendapan bahan tumbuhan dalam kondisi tertutup dari udara, berwarna coklat sampai hitam, yang sejak pengendapannya terkena proses fisika dan kimia, yang mana mengakibatkan pengkayaan kandungan karbonnya. Berdasarkan dari mutunya/tingkatannya batubara dikelompokkan menjadi antrasit, bitumine, subbitumine, dan lignit.

Kebutuhan batubara sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi semakin meningkat dari tahun ketahun. Seperti dilaporkan oleh EIA (Internasional Easy Outlook )1998, bahwa batubara sebagai sumber energi alternatif didunia cenderung menjadi penyumbang terbesar dibandingkan dengan minyak bumi,gas atau nuklir. Perkiraan komposisi energi yang digunakan pada tahun 2020 mendatang adalah 9% nukir, 9% minyak bumi, 21% energi yang terbarukan, 25% gas, dan 36% batubara.

1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui arah penyebaran batubara

2. Mengetahui luas daerah endapan batubara

Tujuan dari Penelitian ini adalah :

1. Mengetahui ketebalan batubara

2. Mengetahui kualitas batubara

3. Mengetahui jumlah cadangan batubara1.3. Letak Daerah/Lokasi Studi Kasus

Studi kasus dilakukan di wilayah konsesi PT. Bangun Karya Pratama Lestari, yang terletak di Desa Tani Harapan, Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.BAB II

PROGRAM PRAKTEK KERJA LAPANGAN2.1 Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Penelitian ini akan dilaksanakan Bulan April 2011 pada PT. Bangun Karya Pratama Lestari yang berlokasi di Kecamatan Muara Jawa Kabupaten Kutai Kartanegara Propinsi Kalimantan Timur.

2.2 Waktu Pelaksanaan Studi KasusSetelah disesuaikan dengan jadwal akademik, waktu penelitian direncanakan bulan April 2011.

Tabel 1.1 Jadwal Rencana KegiatanNoJenis KegiatanWaktu Pelaksanaan

Maret2011April2011Mei2011

123412341234

1Persiapan

2Pengambilan Data

3Pengolahan Data

4Presentasi

2.3 Hasil Penelitian

Dari pemahaman yang baik mengenai proses pemboran maka akan sangat membantu bagi perusahaan dalam menentukan :

1. Ketebalan lapisan batubara serta arah penyebaran batubara

2. Mengetahui luas daerah endapan batubara

3. Mengetahui jenis dan urutan lapisan batuanBAB IIIDASAR TEORI

Penelitian yang dilakukan meliputi kegiatan studi literature mengenai hasil penelitian terdahulu, studi peta geologi regional daerah penelitian, termasuk informasi mengenai Formasi Batubara, Stratigrafi, Morfologi, Struktur Geologi.

Penyiapan peta dasar yang digunakan untuk rencana kerja penyelidikan, ploting lokasi singkapan dan peta dasar ini dipakai sebagai alat pendukung dalam penentuan daerah prospek batubara (Prospecting Area).

3.1. Pembentukan Batubara

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun. Oleh karena itu, batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil. Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan (coalification).

Faktor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda-beda sesuai dengan jaman geologi dan lokasi tempat tumbuh dan berkembangnya, ditambah denganlokasipengendapan(sedimentasi) tumbuhan, pengaruh tekanan batuan dan panas bumi serta perubahan geologi yang berlangsung kemudian, akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam. Oleh karena itu, karakteristik batubara berbeda-beda sesuai dengan lapangan batubara (coal field) dan lapisannya (coal seam).Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan Karbon (Carboniferous Period) dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas organik'. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat), yang selanjutnya berubah menjadi batubara muda (lignite) atau disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara dengan jenis maturitas organik rendah.

Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batubara muda menjadi batu bara sub-bituminus (sub-bituminous). Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam sehingga membentuk bituminous (bituminous) atau antrasit (anthracite). Dalam kondisi yang tepat, peningkatan maturitas organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.3.2 PemboranPemboran adalah dimana suatu kegiatan utama dalam suatu pernambangan pemboran berfungsi untuk :

Maksud dari pemboran adalah :

1Mengetahui jenis dan urutan lapisan batuan

2Mengetahui arah penyebaran batubara

3Mengetahui luas daerah endapan batubara

4Mengetahui kedalaman lapisan batubaraTujuan dari Pemboran adalah :

1.Untuk mengetahui jenis dan urutan lapisan batuan

2.Untuk mengambil sample yang diperlukan dalam eksplorasi geologi

3.Untuk mengetahui indikasi geologi struktur

4.Untuk mengetahui kondisi muka air tanah

5.Sumur hasil pemboran dapat digunakan sebagai lokasi untuk melakukan penyelidikan aspek geofisika ( well logging ).

3.3 Pemboran Eksplorasi.

Tahap pemboran yang dilakukan dalam suatu kegiatan eksplorasi geologi yang dilakukan yaitu: Pemboran tahap ekplorasi detail (skala peta 1: 1000). Pemboran pada tahap ini berupa pemboran dangkal, pemboran yang dilakukan bertujuan untuk pengecekan kepenerusan batubara yang menjadi target investigasi. Kedalaman pemboran ini hanya berkisar 30 sampai 40 meter. Jarak antara lintasan pemboran pada umumnya disesuaikan dengan radius daerah pola persebaran batubara (100 sampai 150 meter). Di samping itu semua sample dari hasil pemboran di analisis di laboratorium. Hasil pemboran pada tahap eksplorasi bertujuan utnuk evaluasi corelasi detail lapisan batubara, pemeriksaan zona pelapukan serta evaluasi sebaran kualitas pada suatu batubara. Pola pemboran pada tahap ini umumnya berdasarkan proses kemajuan tambang.

Pemboran dilakukan dengan menggunakan seperangkat alat yang dikenal dengan Drilling Rid. Berdasarkan penggunaannya, alat ini dibedakan menjadi 3 macam :

1. Pemboran Vertikal2. Pemboran terarah3. Pengeboran horizontal3.4 Peralatan dan Perlengkapan Pemboran.Peralatan dan perlengkapan pemboran yang digunakan yaitu :

1. Mesin penggerak utama untuk penetrasi pemboran

2. Pompa air

3. Batang bor.

4. Mata bor atau bit.

5. Pipa pengambilan inti core sample (core barrel)3.5 Accesoris Pendukung Pemboran Accesoris pendukung pemboran yang digunakan yaitu :a. Water swivelb. Hoisting swivel (hoisting plig)

c. Menara (tripot)

d. Kunci-kunci.

e. Terpal plastik

3.6 Langkah langkah yang harus dilakukan dalam pemboran

1. Membor kurung (dengan memasukan barang bor yang lebih besar diameternya).

2. Lakukan pemboran coring dari estimasi kedalam roof batubara atau dari di temukannya tanda-tanda batubara (sesuai dengan instruksi dari pengawas perusahaan atau wellsite).

3. Lakukan pengangkatan core sample jika core sample barrel sudah penuh atau terjadi sesuatu yang mengharuskan core barrel untuk diangkat dan memotong core sample sebelum core sample penuh. (harus ada keputusan operator bor / driller).

4. Ukur dan catat kedalaman pemboran dan pengangkatan core sample pada buku catatan harian.

5. Ukur dan catat kemajuan atau kedalaman coring pada buku catatan.

6. Keluarkan core sample bersama tabung split dengan cara disemprot menggunkan air, dengan tujuan memberikan tekanan pada tabung split agar mau keluar dari pipa core barel. Untuk mengeluarkan core sample dan tabung split tidak boleh dengan cara dipukul-pukul.atau dengan cara lain yang dapat menyebabkan kondisi core sample tidak dalam keadaan utuh dan baik. (yang semua kompak menjadi retak bahkan hancur Karena adanya getaran dari pukulan tersebut).

7. Ukuran dan catat panjang core sample yang didapat sebelum ditaruh, kemudian hitung core tersebut dengan menggunakan rumus persentase core:

8. Apabila lapisan batubara telah terambil semua, maka lakukan lagi pemboran open hole sampai menemukan lagi ada atau tidaknya batubara sampai target kedalaman yang telah di tentukan.

9. Pemboran di stop apabila terjadi kerusakan pada perlengkapan mesin bor dan apabila kedalaman lubang bor sudah mencapai target yang sudah ditentukan oleh pengawas perusahaan (geologist wellsite).

Pemasangan patok di lakakukan pada lokasi yang sudah sudah dibor diberi tanda berupa patok atau pita yang menunjukan kode lokasi, nomor lubang bor.

10. Melakukan persiapan untuk memindahkan mesin bor dan perlengkapan bor lainnya ke lokasi titik bor yang baru telah ditentukan.

3.7. Prosedur Operasi Pelaksanaan Pemboran.

1.Melaksanakan pemboran non coring (open hole) dari kedalaman awal sampai dengan estimasi kedalam roof batubara atau sampai ketemu adanya tanda-tanda batubara dari hasil Lumpur bor (cutting) yang terangkat kepermukaan.

2Ukur dan catat kedalaman pemboran non coring (open hole) sebelum pemboran coring (tuch core) dilakukan pada buku catatan yang telah disediakan oleh perusahan.

3.8. Pengukuran Core Sample

1 Core sample yang berada didala tabung core barrel dikeluarkan bersama-sama tabung split.

2 Panjang core sample langsung diukur utnuk mengetahui recovery sample.

Mengukur Batubara

Batubara yang terambil diletakkan di tempat nya untuk diukur dan dideskripsi. Setelah dideskripsi, contoh batubara dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk kemudian dianalisa di laboratorium.

3.9. Definisi Korelasi

Korelasi antar lubang bor bertujuan untuk menentukan titik bor yang merupakan seam batubara yang sama, mengetahui kemenerusan seam batubara, mengetahui bentuk variasi ketebalan seam batubara serta koreksi antar titik pemboran. Korelasi dilakukan berdasarkan pendekatan karakteristik fisik litologi lapisan batubara. Adapun penulis melakukan korelasi lapisan batubara Maksud pengkorelasian

1. Mengetahui arah penyebaran batubara

2. Mengetahui luas daerah endapan batubara

3. Mengetahui indikasi geologi struktur

4. Mengetahui kondisi muka air tanah

3.10 . Parameter untuk mengetahui seam batubara yang sama

Parameter untuk mengetahui seam batubara yang sama adalah:

1. Kualitas batubara tersebut

2. Roof dan Floor

3. Dari penarikan kontur struktur

4. Variasi lithologi

Tahap ini bertujuan untuk :

1. Menentukan titik bor yang merupakan seam batubara yang sama

2. Mengetahui kemenerusan seam batubara

3. Mengetahui bentuk variasi ketebalan seam batubara.

3.11. Hal-hal Yang Harus Dilakukan dalam Pengkorelasian Lapisan Batubara.

1. Melakukan pengeboran

2. Menganalisa hasil dari kegiatan pemboran ( Variasi litologinya )

3. Menghitung roof ( elevasi batubara sebenarnya )

4. Menginterpolasikan titik bor untuk mendapatkan kontur struktur

5. Membuat kontur struktur

6. Menentukan cropline ( garis yang membedakan seam3.12. Cara Pengkorelasian Lapisan Batubara

3.12.1. Menghitung Kedalaman BatubaraJumlah pipa ( cassing )+Mata bor ( Bit )-Sisa pipa

Diketahui : Pipa yang masuk 10

: Sisa pipa 0.30

: Mata bor 0.25

Open hole:10 X 1.5 = 15 mtr - 0.30

= 15 mtr + 0.25 - 0.30

= 14.95 mtr

Kemajuan : Sisa awal + Sisa pipa

: 0.30 + 0.35

: 0.65kemajuan Pemboran

Kedalaman akhir :kedalaman awal + Kemajuan Pemboran

14.95 mtr + 0.65

15.60 mtr.

3.12.2.Menghitung roof batubara

Rumus Perhitungan Roof ( Elevasi Batubara )>Elevasi Batubara =Elevasi Topograpi - Kedalaman Batubara

Contoh

=50-15

=35Roof ( Elevasi Batubara )

3.12.3 Menginterpolasikan

Masing-masing lubang bor yang telah dihitung roof dengan rumus

Rumus Interpolasi

Elevasi tertinggi - Elevasi Yang di cari

Elevasi tertinggi - Elevasi Terendah

:60 - 40 X 5 60 50 40 35

60 - 35

:20 X 5

25 50

:4.cm

40

3.12.4 Pembuatan Cropline BatubaraDalam pembuatan cropline digunakan metode kontur struktur, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Menarik garis sejajar strike

2. Membuat garis FL ( Folding Line ) tegak lurus terhadap strike

3. Membuat kemiringan bidang lapisan ( Dip ) diukur dari FL

4. Membuat Kontur Struktur dibawahnya dengan interval yang disesuaikan dengan skala peta

5. Memberi tanda titik pada tiap perpotongan antara kontur struktur dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian yang sama

6. Menghubungkan titik-titik potong yang sudah ditandai secara berurutanBAB IVPENUTUP

Pelaksanan tugas akhir ini merupakan bentuk kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dan pihak perusahaan khususnya, antara Universitas Kutai Kartanegara Tenggarong, dengan konsesi PT. Bangun Karya Pratama Lestari.Demikian proposal Praktek Kerja Lapangan ini saya ajukan, sebagai bahan pertimbangan guna mewujudkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang berkualitas dan mampu bersaing dalam dunia pertambangan dimasa yang akan datang, atas perhatian dan kesediaan memberi kesempatan melakukan penelitian Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) saya ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Ir. Sukandarrumidi, M.Sc., Ph.D , 2004 Batubara dan Ganbut Gajah Mada University Press.

Anonim, 2001 Instruction on core drilling and the logging of cores for Engineering runposes ( this internal repor )is prepared.

Prasongko B.K, 1996, Model Pengendapan Batubara untuk Menunjang Eksploras dan Perencanaan Pertambangan, Institut Teknologi Bandung.

Suhala S, Yoesoef A.F, 1995, Teknologi Pertambangan Di Indonesia, Departement Pertambangan dan Energi, Bandung.

X Jarak

PAGE 1

_1205337412.unknown

_1205337313.unknown