Bab 1

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Indonesia sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan yang diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani, rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals / MDGs, 2000). Pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. 1

Transcript of Bab 1

Page 1: Bab 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Indonesia sehat 2025, lingkungan strategis pembangunan kesehatan yang

diharapkan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat jasmani,

rohani maupun sosial, yaitu lingkungan yang bebas dari kerawanan sosial budaya dan

polusi, tersedianya air minum dan sarana sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan

dan pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta

terwujudnya kehidupan masyarakat yang memiliki solidaritas sosial dengan memelihara

nilai-nilai budaya bangsa.

Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals / MDGs, 2000).

Pada tahun 2015 diharapkan angka kematian ibu menurun sebesar tiga-perempatnya

dalam kurun waktu 1990-2015. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90% terjadi

pada saat persalinan dan segera setelah persalinan. Penyebab langsung kematian ibu

adalah perdarahan (28%), eklamsi (24%) dan infeksi 11%. Penyebab tidak langsung

kematian ibu antara lain Kurang Energi Kronis/KEK pada kehamilan (37%) dan anemia

pada kehamilan (40%). Sedangkan berdasarkan laporan rutin PWS tahun 2007, penyebab

langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), (eklamsi 20%), infeksi (7%), dan lain-

lain (33%). (Depkes 2008).

Salah satu tolak ukur penting dalam menciptakan Indonesia sehat adalah menekan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Di Indonesia AKI masih

sangat tinggi, yaitu 343/100.000 kelahiran hidup ditahun 1999 dan ditahun 2003 menjadi

1

Page 2: Bab 1

2

307/100.000 kelahiran hidup, data tersebut sesuai dengan Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI).

Dengan demikian penekanan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa

sebenarnya bertumpu pada keluarga yang merupakan unit terkecil kehidupan bangsa.

Perkiraan persalinan/kelahiran di Indonesia 5.000.000 orang setiap tahunnya dan

perkiraan angka kematian sebesar kematian maternal 330/100.000. Kematian maternal

dan kematian perinatal sebenarnya masih mempunyai peluang untuk diturunkan bila

pertolongan pertama dapat dilakukan dengan baik. pertolongan persalinan bersih dan

aman serta meningkatkan rujukan sehingga mendapatkan pertolongan yang tepat dan

cepat (Manuaba, 2008).

Cakupan Ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Propinsi Riau dari

tahun 2005 s/d tahun 2009 fluktuatif. Tahun 2005 sebesar 69,7% meningkat ditahun 2006

menjadi 75,30% dan meningkat lagi ditahun 2007 menjadi 76,33%, tetapi di tahun 2008

sedikit mengalami penurunan menjadi 74,94%, meningkat lagi ditahun 2009 menjadi

88,43% tetapi belum mencapai target nasional (90%) (Depkes, 2009).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal, kelahiran

seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya

selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai peran ibu adalah melahirkan bayinya, peran

petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi

di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin

(Maemunah Dkk, 2009).

Proses persalinan dimulai sejak pertama kali munculnya tanda-tanda persalinan

hingga dilahirnya bayi dari rahim. Biasanya, ibu yang baru pertama kali melahirkan

membutuhkan waktu lebih kurang 18 jam, sementara yang sudah pernah melahirkan

Page 3: Bab 1

3

membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Tentu saja, perhitungan waktu ini hanyalah

perkiraan karena setiap proses kelahiran itu unik. Setiap perempuan bisa mengalami hal

yang berbeda (Andriana, 2007).

Dalam rangka proses persalinan tersebut maka secara alamiah ibu bersalin akan

mengeluarkan banyak energi dan mengalami perubahan-perubahan, baik fisiologis

maupun psikologis, Tahap pertama persalinan ditetetapkan sebagai tahap yang

berlangsung sejak terjadi kontraksi uterus sampai terjadi pembukaan lengkap. tahap ini

juga merupakan kunci kesuksesan persalinan. Untuk itu agar dapat memberikan

pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas, dibutuhkan tenaga

kesehatan yang terampil juga didukung tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.

Salah satu upayanya yaitu dengan meningkatkan pengatahuan dan keterampilan petugas

kesehatan dalam menolong persalinan berdasarkan konsep asuhan persalinan normal

(Rohani Dkk, 2011).

Secara fsiologis cemas atau rasa takut ternyata dapat menyebabkan kontraksi

uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena saat wanita dalam

kondisi inpartu tersebut mengalami stres (cemas) maka secara otomatif tubuh akan

melakukan reaksi defensif, dan akibatnya uterus akan semakin tegang sehingga aliran

darah dan oksigen kedalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan

menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tidak terelakkan (fauziah, 2012).

Semua orang sependapat bahwa rasa takut menyebababkan ketegangan, stres dan

kecemasan, semuanya membuat rasa sakit semakin buruk, dan bahkan menciptakan rasa

sakit ditempat yang tidak sakit. Informasi, pengetahuan dan dukungan bisa menjangkau

jarak yang jauh untuk membuang rasa takut dan cemas dan juga akan membantu

mengurangi rasa sakit (Stoppard, 2007).

Page 4: Bab 1

4

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa banyak ibu di Indonesia yang masih

tidak mau meminta pertolongan tenaga penolong persalinan terlatih untuk memberikan

asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Sebagian dari mereka beralasan bahwa

penolong persalinan terlatih tidak benar-benar memperhatikan kebutuhan atau

kebudayaan, tradisi, dan keinginan pribadi para ibu dalam persalinan dan kelahiran

bayinya. Penyebab lain dari kurangnya utilisasi atau pemanfaatan fasilitas kesehatan

adalah peraturan yang rumit dan prosedur yang tidak bersahabat dan menakutkan bagi

para ibu. Contoh dari peraturan dan prosedur rumit tersebut diantaranya adalah tidak

memperkenankan ibu untuk berjalan-jalan selama proses persalinan, tidak mengizinkan

anggota keluarga menemani ibu, membatasi ibu hanya pada posisi tertentu selama

persalinan dan kelahiran bayi dan memisahkan ibu dari bayi segera setelah bayi lahir

(depkes 2008).

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Riau tahun

2011 jumlah ibu bersalin normal yang ditolong oleh tenaga kesehatan berjumlah 1022

jiwa dan didapatkan 251 orang yang mengalami masalah pada luka Sc 2x, pre eklamsi

60 orang, seksio sebanyak 126, CPD sebanyak 56 orang, kelainan letak 62 orang,

retensio plasenta 54 orang, plasenta previa 63 orang, gagal induksi 48 orang, vacum 26

orang, gameli 46 orang, gangguan kontraksi 34 orang dan hemoragge post partum

sebanyak 35 orang.

Berdasarkan latar belakang dan fenomena tersebut di atas, peneliti sangat tertarik

untuk meneliti tentang “Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dengan tingkat

kecemasan pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui

“Apakah Ada Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan tingkat kecemasan

pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2012?”.

Page 5: Bab 1

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini untuk mengetahui “Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu

Dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Tahun 2012.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran asuhan sayang ibu pada ibu bersalin di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada ibu bersalin di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2012.

c. Untuk mengetahui hubungan antara asuhan sayang ibu dengan tingkat

kecemasan pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi:

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Bagi Petugas Kesehatan

Untuk menambah wawasan bagi petugas kesehatan, khususnya bidan sebagai

penolong persalinan tentang asuhan sayang ibu agar angka kejadian perdarahan,

infeksi dan partus lama dapat dikurangi.

3. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan dalam mata kuliah metode penelitian dan menambah

pengetahuan serta pengalaman bagi peneliti terutama dalam meneliti hubungan

Page 6: Bab 1

6

pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan awal dalam melakukan penelitian selanjutnya yang

berhubungan dengan asuhan sayang ibu, sehingga pengetahuan dan wawasan dalam

bidang penelitian serta sebagai penerapan ilmu yang telah didapat selama studi.

Page 7: Bab 1

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Persalinan

1. Pengertian

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam

kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakn peristiwa sosial bagi ibu dan

keluarga. Peran ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peran keluarga adalah

memberikan bantuan pada ibu ketika terjadi proses persalinan. Dalam hal ini peran

petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada

ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung dengan aman, baik bagi ibu

maupun bagi bayi yang dilahirkan (Sumarah Dkk, 2009).

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari pembukaan dan

dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan

yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian terus meningkat

sampai pada puncaknya pembukaan serviks lengkap sehingga siap untuk

mengeluarkan janin dari rahim ibu (Rohani Dkk, 2011).

2. Sebab-Sebab mulainya persalinan

Hal yang menjadi penyebab mulainya persalinan belum diketahui benar, yang

ada hanyalah merupakan teori- teori yang kompleks. Perlu diketahui bahwa ada dua

hormon yang dominan saat hamil, yaitu:

Page 8: Bab 1

8

a. Estrogen

1) Meningkatkan sensitifitas otot rahim.

2) Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, serta rangsangan mekanis

b. Progesteron

1) Menurunkan sensitivitas otot rahim.

2) Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan

prostaglandin, serta rangsangan mekanis.

3) Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus berada dalam kondisi keseimbangn sehingga

kehamilan dapat dipertahnkan. Perubahan keseimbangan kedua hormon

tersebut menyebabkan oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis pars posterior

dapat menimbulkan kontraksi braxton hick. Kontraksi braxton hick akan

menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan, oleh karena itu semakin

tua kehamilan, frekuensi kontraksi semakin sering.

Oksitosin diduga bekerja bersama atau bekerja melalui prostaglandin, yang

nilainya akan meningkat mulai dari umur kehamilan mingguke-15.

3. Tanda Persalinan

a. Terjadinya His Persalinan

His persalinan mempunyai ciri khas pinggang terasa nyeri yang menjalar

kedepan, sifatnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar,

mempunyi pengaruh terhadap perubahan serviks, makin beraktivitas (jalan)

kekuatan makin bertambah.

b. Pengeluaran Lendir Dan Darah (Pembawa Tanda)

Page 9: Bab 1

9

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan

pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada

kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.

c. Pengeluaran Cairan

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran

cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan

pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam 24 jam (Manuaba,

2010)

4. Tahapan Persalinan (kala 1, II, III, dan IV)

a. Kala I

Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks

mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah

kapiler sekitar kanalis srvikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika servik

mendatar dan membuka.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan

serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm)

Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.

1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak awal

kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara bertahap

sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7-8 jam.

2) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm) berlangsung 6 jam dan dibagi dalam 3

subfase.

a) Periode akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukan menjadi 4 cm.

b) Periode dilatasi maksimal : berangsung selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjdi 9 cm.

Page 10: Bab 1

10

c) Perode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi 10

cm atau lengkap.

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau

lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan

terjadi penurunan bagian terbawah janin. berdasarkan kurve friedman,

diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan

multigravida 2 cm/jam. (Rohani, 2011)

Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan

multigravida. Pada primigravida, ostium uteri internum akan membuka lebih

dulu, sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum

sudah sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan

dan pendataran serviks terjadi dalam waktu yang sama.

Lama kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedmen, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2 cm/jam.

Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan (manuaba, 2010).

b. Kala II

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10

cm) dan berahir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung selama

dua jam dan pada multipara 1 jam.

1) Tanda dan Gejala kala II

a) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit.

Page 11: Bab 1

11

b) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

c) Ibu merasakan semakin meningkatnya tekana pada rektum dan vagina.

d) Perineum terlihat menonjol.

e) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

f) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah.

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)

Kala III persalinan dimulai setelah lahir bayi dan berahir dengan lahirnya

plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit

setelah bayi lahir, setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak

diatas pusat. beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

plasenta dari dindingnya.

Tanda-Tanda Lepasnya Plasenta:

1) Terjadi perubahan bentuk uterus dantinggi fundus uterus

Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus

berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya dibawah pusat. Setelah

uterus berkontraksi dan plasenta terdorong kebawah. Uterus berbentuk segitiga

atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus berada diatas pusat (seringkali

mengarah kesisi kanan).

2) Tali pusat memanjang.

3) Semburan darah mendadak dan singkat.

Darah yang terkumpul dibelakang plasenta akan membantu mendorong

plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam

ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi

kapasitas tumpangnya maka darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang

terlepas (Depkes, 2008).

Page 12: Bab 1

12

d. Kala IV (kala pengawasan)

Kala IV dimulai setelah lahir plasenta dan berahir 2 jam setelah proses

tersebut

Observasi yang harus dilakukan pada kal IV, yaitu :

1) Tingkat kesadaran.

2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi dan pernapasan.

3) Kontraksi uterus.

4) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya

tidak melebihi 400 sampai 500 cc.

Hal-hal yang perlu dipantau selama dua jam pertama pascapersalinan, yaitu:

1) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan perdarahan

setiap 15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam

kedua pada kala IV.

2) Pemijatan uterus untuk memastikan uterus menjadi keras, setiap 15 menit

dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam jam kedua kala IV.

3) Pantau suhu ibu satun kali dalam jam pertama dan satu kalin pada jam kedua

pascapersalianan.

4) Nilai perdarahan, periksa perineum dan vagina setiap 15 menit dalam satu jam

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.

5) Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai tonus dan perdarahan uterus,

juga bagaimana melakukan pemijatan jika uterus menjadi lembek (Rohani

Dkk, 2011).

5. Proses Persalinan Normal

Page 13: Bab 1

13

a. Jalan Lahir

b. Kekuatan Mengejan

c. Kepala Janin Mengalami Fleksi

d. Putar Paksi Dalam

e. Terjadi ekstensi dan ekspulsi

f. Putar paksi luar

g. His kala uri (plasenta)

h. His kala empat

i. Gejala lightening (perasan lebih ringan) (Bandiyah, 2009).

6. Prosedur Persalinan Normal

a. Melihat Tanda Dan Gejala Kala I

Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran, ibu merasakan tekanan yang

semakin meningkat pada rektum dan vagina, perineum tampak menonjol, vulva

dan spingter anal membuka (Maemunah Dkk, 2009).

b. Lima benang merah dalam asuhan persalinan normal

Lima aspek dasar atau disebut Lima Benang Merah dirasakan sangat

penting dalam memberikan asuhan persalinan dan kelahiran bayi yang bersih dan

aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap persalinan baik normal maupun

patologis. Kelima aspek ini akan selalu berlaku dalam penatalaksanaan persalinan,

mulai dari kala I sampai kala IV termasuk penatalaksanaan bayi baru lahir.

Kelima benang merah tersebut adalah :

1) Membuat keputusan klinik.

2) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi.

3) Pencegahan infeksi.

Page 14: Bab 1

14

4) Pencatatan (rekam medik).

5) Rujukan.

7. Tujuan Asuhan Persalinan

Menurut saepudin, 2007 tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan

yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan yang bersih dan

aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.

Menurut IBI, 2003 tujuan dari asuhan persalinan normal adalah mengupayakan

kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya,

mulai berbagai upaya yang terintegrasi dan lengkap serta intervensi minimal sehingga

prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal.

B. Konsep Dasar Asuhan Sayang Ibu Pada Persalinan

1. Pengertian Asuhan Sayang Ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan

keinginan sang ibu. Asuhan sayang ibu juga dengan memberikan asuhan yang aman,

berdasarka temuan dan turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu

(Maemunah Dkk, 2009).

2. Prinsip-Prinsip Asuhan Sayang Ibu

a. Prinsip Umum Asuhan Sayang Ibu

1) Menyapa ibu dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang, serta

memberikan dukungan penuh selama persalinan dan kelahiran bayi.

2) Jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.

3) Anjurkan suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan

dukungannya.

Page 15: Bab 1

15

4) Waspadai gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tin

dakan yang sesuai jika diperlukan.

5) Siap dengan rencana rujukan.

b. Prinsip Dasar Asuhan Sayang Ibu

Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan

menginstruksikan suami dan keluarga selama proses persalinan kelahiran bayi

(Rohani Dkk, 2011).

3. Asuhan Sayang Ibu dalam Proses Persalinan:

a. Panggil ibu sesuai namanya, hargai dan perlakukan ibu sesuai martabatnya.

b. Jelaskan semua asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum

memulai asuhan.

c. Jelaskan proses persalinan pada ibu dan keluarganya.

d. Anjurkan ibu untuk bertanya dan membicarakan rasa takut dan khawatir.

e. Dengarkan dan tanggapi pertanyaan ibu dan jangan menambah kekhawatiran ibu.

f. Berikan dukungan, besarkan hatinya dan tentramkan perasaan ibu beserta anggota

keluaga yang lain.

g. Anjurkan suami untuk menemani ibu dan atau anggota keluarga yang lain selama

persalinan dan kelahiran bayi.

h. Ajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara bagaimana dapat

memperhatikan dan mendukung ibu selama persalinan dan kelahiran bayi.

i. Lakukan pencegahan infeksi yang baik dan benar secara konsisten.

j. Hargai privasi ibu.

k. Anjurka pasien mencoba beberapa posisi selama persalinan dan kelahiran bayinya.

l. Anjurkan pasien untuk minum dan makan makanan ringan jika ibu

Page 16: Bab 1

16

menginginkannya.

m. Hargai praktek-praktek tradisional dan ijinkan keluarga melaksanakannya sebatas

tidak memberi pengaruh yang merugikan.

n. Hindari tindakan rutinitas Berlebihan dan mungkin membahayakan seperti

episiotomi, pencukuran dan klisma.

o. Anjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir.

p. Membantu pemberian ASI awal dalam satu jam pertama setelah kelahiran bayi.

q. Siapkan rencana rujukan (jika diperlukan).

r. Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi sebaik mungkin beseta bahan dan

perlengkapan termasuk obat-obatan yang dibutuhkan. Siap untuk mengerjakan

tidakan resusitasi bayi baru lahir pada setiap kelahiran bayi (Depkes, 2008).

4. Hal- hal yang termasuk Asuhan Sayang Ibu

Adapun hal-hal yang termasuk Asuhan Sayang Ibu adalah

a. Pendampingan Keluarga

Selama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan teman dari

keluarga. Bisa dilakukan oleh suami, orang tua atau kerabat yang disukai oleh ibu.

Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat

membantu mewujudkan persalinan yang lancar.

b. Libatkan Keluarga

Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu bergnti

posisi, teman bicara, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan

minuman, membantu dalam mengatasi rasa nyeri dengan memijat bagian lumbal/

pinggang belakang.

c. KIE Proses Persalinan

Page 17: Bab 1

17

Penolong persalinan memberi pengertian tentang tahapan dan kemajuan

proses persalinan atau kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas

menhadapi persalinan. Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan

tentang prosedur dan maksude dari setiap tindakan yang akan dilakukan, memberi

kesempatan padfa ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas,

menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga,

memberi informasi apa yang dialami oleh ibu dan janinnya dalam hasil

pemeriksaan yang telah dilakukan.

d. Dukungan Psikologi

Dukungan pisikologi dapat diberikan dengan bimbingan dan menanyakan

apakah ibu perlu pertolongan. Berikan kenyamanan, berusaha menenangkan hati

ibudalam menghadapi dan menjalani proses persalinan. Memberikan perhatian

agar dapat menurunkan rasa tegang sehingga dapat membantu kelancaran proses

persalinan.

e. Membantu Ibu Memilih Posisi

Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih

posisi yang paling nyaman dirasakan ibu.

f. Cara Meneran

Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan

yang kuat dan spontan untuk meneran. Penolong tidak diperkenenkan meminta

ibu untuk meneran secara terus menerus tanpa mengambil napas saat meneran

atau tidak boleh meneran sambil menahan nafas. Penolong sebaiknya

menyarankan ibu untuk beristirahat dalam waktu relaksasi kontraksi. Hal ini

dimaksudkan untuk mengantisipasi agar ibu tidak kelelahan dan menghindari

Page 18: Bab 1

18

resiko asfiksia (kekurangan O2 pada janin) karena suplai oksigen melalui plasenta

berkurang.

g. Pemberian Nutrisi

Ibu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan

nitrisi. Hal ini untuk mengantisifasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu

bersalin dapat berpengaryh terhadap gangguan keseimbangn cairan dan elektrolit

yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus (Sumarah Dkk, 2009).

5. Asuhan Sayang Ibu dan Bayi pada Masa Pasca Persalinan

a. Anjurkan ibu untuk selalu berdekatan dengan bayinya (rawat gabung).

b. Bantu ibu untuk menyusukan bayinya, anjurkan memberikan ASI sesuai dengan

yang diinginkan bayinya dan ajarkan tentang ASI eksklusif.

c. Ajarkan ibu dan keluarganya tentang nutrisi dan istirahat yang cukup setelah

melahirkan.

d. Anjurkan suami dan keluarganya untuk memeluk bayi dan mensyukuri kelahiran

bayi.

e. Ajarkan ibu dan keluarganya tentang gejala dan tanda bahaya yang mkungkin

terjadi dan anjurkan mereka untuk mencari pertolongan jika timbul masalah atau

kekhawatiran (Depkes, 2008).

C. Kecemasan

1. Pengertian

Cemas dalam istilah medisnya sering disebut dengan ansietas.

Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif,

yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara khusus penyebabnya.

Page 19: Bab 1

19

Ansietas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari

yang menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tentram dan disertai

berbagai keluhan fisik (dalami, 2009).

2. Tingkat-Tingkat Kecemasan (Ansietas)

a. Ansietas ringan

Adalah berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan

menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan

kreatifitas.

b. Ansietas sedang

Memungkinkan seseorang untukmemusatkan pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang mengalami perhatian yang

selektif namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.

c. Ansietas berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Seseorang cendrung untuk

memusatkanpada sesuatu yang terlihat dan spesifik dan tidak dapat berfikir

tentang hal ini. Semua prilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang

tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu

area lain.

d. Tingkat panik dari ansietas

Pada tingkatan ini lapangan persepsi individu sangant menyempit dan sudah

terganggu sehingga tidak dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat

melakukan apa-apa walaupun telah diberikan pengarahan.

3. Gejala

Page 20: Bab 1

20

Gejala gangguan kecemasan meliputi :

Perasaan cemas, Ketegangan, Ketakutan, Gangguan tidur, Gangguan kecerdasan,

Perasaan depresi (murung), Gejala somatik/fisik (otot), Gejala somatik/fisik

(sensorik), Gejala kardiofaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respiratori

(pernapasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan

dan kelamin), gejala autonom, dan tingkah laku (sikap).

Pengalaman kecemasan (ansietas) memiliki dua komponen, yaitu:

a. Kesadaran adanya sensasi fsiologis (seperti berdebar-debar dan berkeringat.

b. Kesadaran sedang gugup atau ketakutan.

Disamping efek motorik dan visceral, kecemasan mempengaruhi berpikir,

persepsi dan belajar.kecemasan cendrung menghasilkan kebingungan dan

distorsi persepsi, tidak hanya pada ruang dan waktu tetapi pada orang dan arti

peristiwa. Distorsi tersebut dapat mengganggu belajar dengan menurunkan

kemampuan,menurunkan daya ingat, dan mengganggu kemampuan untuk

menghubungkan satu hal dengan hal lain (Murwani, 2009).

4. Alat Ukur Tingkat Kecemasan

Alat ukur kecemasan menggunakan HRS-A (Hamilton Rating Scale

Foranxiety).yang terdiri atas 14 kelompok gejala. Hasil penilaian total skor :

Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan

14-20 : kecemasan ringan

21-27 : kecemasan sedang

28-41 : kecemasan berat

42-56 : kecemasan berat sekali (hidayat, 2011).

D. Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Tingkat Kecemasan Pada Ibu

Page 21: Bab 1

21

Bersalin.

Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa

sakit. semua orang sependapat bahwa rasa takut menyebababkan ketegangan, stres dan

kecemasan, semuanya membuat rasa sakit semakin buruk, dan bahkan menciptakan rasa

sakit ditempat yang tidak sakit. Informasi, pengetahuan dan dukungan bisa menjangkau

jarak yang jauh untuk membuang rasa takut dan cemas dan juga akan membantu

mengurangi rasa sakit. Pengurangan rasa nyeri dalam persalinan diantaranya:

1. Pemenuhan kebutuhan fisik

2. Kehadiran seorang pendamping

3. Keringannan dari rasa sakit

4. Penerimaan atas sikap dan perilakunya

5. Pemberian informasi tentang proses persalinan dan hasil persalinannya (fauziah,

2012).

E. Penelitian Terkait

Penelitian serupa dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilkukan oleh Fatimah

(2007) tentang “gambaran penerapan asuhan sayang ibu pada ibu bersalin di RSUD

Arifin Achmad Pekanbaru tahun 2007”. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi

mengevaluasi penerapan asuhan sayang ibu pada ibu bersalin di RSUD arifin Achmad

pekanbaru.

Penelitianan ini merupakan jenis penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di RSUD Arifin Achmad, pengambilan

sampel penelitian ini menggunakan accidental sampling dengan jumlah 43 jiwa,

pengumpulan data langsung melalui responden yang diteliti dengan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas

penerapan asuhan sayang ibu pada ibu bersalin adalah diterapkan, terlihat dari penerapan

asuhan sayang ibu pada ibu bersalin adalah 72,2 %, ini terlihat dari 13 poin asuhan

sayang ibu yang diterapkan.. Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan oleh

Page 22: Bab 1

22

peneliti pada penelitian ini adalah analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan

study cross sectional.

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini terdiri dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang

satu dengan variabel yang lain. Dengan adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita

untuk menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini kerangka

konsep menerangkan tentang hubungan pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dengan tingkat

kecemasan pada ibu bersalin.

Skema 2.1Kerangka konsep

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang IbuDengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad

Tahun 2011

Variabel independen Variabel dependen

G. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah jawaban sementara dari pertanyaan penelitian tentang

hubungan antara 2 variabel atau lebih, biasanya hipotesis terdiri dari pertanyaan terhadap

variable independen dan dependen (Notoatmodjo, 2003).

Ha : Adanya hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan tingkat kecemasan

pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

Ho : Tidak adanya hubungan pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan tingkat

kecemasan pada ibu bersalin di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Tahun 2012.

Tingkat kecemasan pada ibu bersalinAsuhan Sayang Ibu

Page 23: Bab 1

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan study cross sectional.

pada study cross sectional di mana subjek di observasi satu kali saja melalui

pengukuran atau pengamatan pada saat yang bersamaan dengan tujuan untuk melihat

variable bebas (Independent) dan variable terikat (Dependent) yang dilakukan pada saat

pengolahan data (Notoatmodjo, 2005).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Irna Camar I RSUD Arifin Achmad Pekanbaru

Tahun 2012.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011- Juni 2012

Page 24: Bab 1

24

Tabel 3.1Jadwal Kegiatan Penelitian

No

  BulanUraian Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

Kegiatan 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2012 2012 2012

1Pengajuan                  Judul                  

2Pembuatan                  Proposal                  

3 Ujian                Proposal                  

4Persiapan                  Izin Lokasi                  

5Pengurusan                  Surat Izin                  

6Pengumpulan                  Data                  

7Pengolahan                  Data                  

8 Analisa Data                  9 Ujian Hasil                  10 Perbaikan KTI                  

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang akan diteliti dan memenuhi karakteristik

yang ditentukan (Riyanto, 2011). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu

bersalin yang melahirkan di RSUD Arifin Achmad tahun 2011 dengan jumlah 1022

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang diharapkan dapat mewakili

populasi (Riyanto, 2011). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu bersalin yang

melahirkan di RSUD Arifin Achmad dengan jumlah sampel 91 orang yang diambil

dari 1022 orang dengan rumus sebagai berikut :

a. Besar Sampel

Page 25: Bab 1

25

Keterangan :

n : Besar Sampel

N: besar populasi

d : tingkat kepercayaaan

n= 1022

1+1022(0,1)2

n= 10221+1022(0,01)

n= 10221+10,22

n= 102211,22

n=91 , 08

Jadi sampel yang diteliti adalah 91 orang .

3. Sampling

Sampling adalah tehnik pengambilan sampel. Tehnik pengambilan sampel

yang akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah accidental sampling,

yakni cara pengambilan sampel dengan mengambil kasus atau responden yang

kebetulan ada atau tersedia (Riyanto, 2011).

D. Etika Penelitian

n= N

1+N (d)2

Page 26: Bab 1

26

1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan

sebelum penelitian dilakukan. informed consent tersebut diberikan sebelum

penelitian di lakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi

responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian dan mengetahui dampaknya.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Masalah etika kebidanan merupakan masalah yang memberikan jaminan

dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode

pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan Memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2011).

E. Alat Pengumpul Data

Page 27: Bab 1

27

1. Alat Ukur

Alat ukur atau instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk

pengumpulan data. Insrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini

adalah kuisioner. Kuisioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan

baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan

memberikan tanda-tanda tertentu. Kuisioner terdiri dari 30 pertanyaan yaitu jawaban

ya diberi nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0.

Dalam penelitian ini macam kuisioner yang digunakan adalah closed ended

question (pertanyaan tertutup) dari data husus. Pertanyaan terutup (closed enden

question) berbentuk dichotomous choice. Pertanyaan berbentuk dichotomous choice

yaitu pertanyaan yang hanya menyediakan 2 jawaban atau alternatif dan responden

hanya memilih satu diantaranya, pertanyaan ini digunakan untuk mengetahui

pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu dan untuk mengetahui pengaruh terhadap proses

persalinan pada ibu melahirkan (Notoatmodjo, 2005).

2. Kisi-Kisi Kuisioner

Tabel 3.2Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian

Faktor Item Jumlah Soala. Variabel bebas:

Pelaksanaan asuhan sayang ibu

b. Variabel bebasTingkat kecemasan pada ibu bersalin

1-18

19-45

18 soal

27 soal

Jumlah 45 45 soal

Page 28: Bab 1

28

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan waktu dan tempat penelitian.

b. Mengurus surat izin penelitian yang di buat oleh kampus STIKes Payung Negeri,

di lanjutkan ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.

c. Meminta izin kepada kepala ruangan camar 1 RSUD Arifin Achmad Pekanbaru..

d. Meminta responden untuk menandatangani lembaran persetujuan sebagai

responden.

e. Membagikan kuisioner dan menjelaskan cara pengisian kuesioner.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penelitian dilaksanakan pada bulan 2012.

b. Mengumpulkan responden yaitu seluruh Ibu bersalin.

c. Setelah pengumpulan data selesai di lanjutkan dengan penyeleksian data.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang

diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).

Page 29: Bab 1

29

Tabel 3.3Definisi operasional

No Variabel Defenisi Operasional

Cara Ukur Skala Ukur

Hasil Ukur

1 Variabel bebas:Pelaksanaan asuhan sayang ibu

Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu.

Kuesioner Ordinal 1. Baik, Jika nilai ≥ 50%

2. Tidak Baik, jika nilai ≤ 50%

2 VariabelTerkait:Tingkat

kecemasan pada ibu bersalin

Respon emosional terhadap penilaian individu yang subjektif, yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui penyebabnya.

Kuesioner Ordinal 1. ibu cemas jika nilai ≥ 14

2. ibu tidak cemas jika nilai ≤ 14

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul, dianalisa kemudian data

diolah dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Pemeriksaan (Editing)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang di

peroleh atau dikumpulkan.

b. Kode (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori.

Page 30: Bab 1

30

c. Memasukkan data (Data entry)

Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah di kumpulkan

kedalam master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi.

(Hidayat, 2011)

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data secara akurat.

a. Analisis Univariat

Digunakan untuk mengetahui gambaran persentase dari masing-masing

variabel penelitian dengan menggunakan distribusi frekuensi (Imron dan Munif,

2010).

Dalam penelitian ini variabelnya ada 2, yaitu variabel pelaksanaan Asuhan

Sayang Ibu dan Variabel tingkat kecemasan pada ibu bersalin.

Rumus untuk mengetahui gambaran persentase dari variabel pelaksanaan

Asuhan Sayang Ibu adalah sebagai berikut :

Ket: P = persentase

F = jumlah jawaban benar dari responden

N = jumlah soal

Untuk menentukan nilai variabel tingkat kecemasan menggunakan HRS-A

(Hamilton Rating Scale Foranxiety). yang terdiri atas 14 kelompok gejala. Hasil

penilaian total skor :

P= FN

x 100 %

Page 31: Bab 1

31

Kurang dari 14 : tidak ada kecemasan

14-20 : kecemasan ringan

21-27 : kecemasan sedang

28-41 : kecemasan berat

42-56 : kecemasan berat sekali

(Hidayat, 2011)

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dua variabel x

dan variabel y. Sedangkan untuk mengetahui signifikansi-nya (derajat sebagai

hasil atau nilai yang tidak dapat terjadi karena peluang, tetapi dapat dihubungkan

dengan penyebab atau pengaruh khusus) untuk data nominal dan atau ordinal

dapat digunakan uji chi square (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini variabel x (Asuhan Sayang Ibu) dan variabel y (tingkat

kecemasan). Merupakan data kategorikal (ordinal-ordinal), sehingga uji yang

digunakan adalah chi square dengan α = 0,05 dan tingkat kepercayaan (comfident

interval) 95%.

Tabel 3.4Uji Chi-Square Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu

Dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin

Tingkat kecemasan

Asuhan sayang ibu

cemas Tidak cemas N

Baik a b a+b Tidak baik c d c+dN a+c b+d a+b+c+d

Page 32: Bab 1

32

Keterangan :

Sel a yaitu jika asuhan sayang ibu dilaksanakandengan baik maka ibu cemas

Sel b yaitu jika asuhan sayang ibu dilaksanakan dengan baik maka ibu tidak cemas

Sel c yaitu jika asuhan sayang ibu dilaksanakan tidak baik maka ibu cemas

Sel d yaitu jika asuhan sayang ibu dilaksanakan tidak baik maka ibu tidak cemas

Keterangan :

Rumus yang digunakan untuk uji chi squre atau Rumus Uji Kuadrat (X2) adalah :

dk = (b-1)(k-1)

= (2-1)(2-1)

= 1 → α = 0,05 hasil x2 tabel 3,84 (Machfoedz, 2008)

Jika x2 hitung > x2 tabel, maka hipotesa 0 ditolak, yang artinya Terdapat hubungan antara

pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin

Jika x2 hitung < x2 tabel, maka hipotesa 0 diterima, yang artinya Tidak ada hubungan

antara pelaksanaan asuhan sayang ibu dengan tingkat kecemasan pada ibu bersalin.

X2=¿

N {( ad−bc )−N2 }2

(a+b) (c +d )( a+c )(b+d )¿