Ayam Bekisa1 - Copy

download Ayam Bekisa1 - Copy

If you can't read please download the document

Transcript of Ayam Bekisa1 - Copy

Ayam Bekisar

AYAM BEKISARAyam bekisar adalah hasil perkawinan antara ayam hutan hijau jantan (Gallus varius Shaw) dan ayam kampung/ayam buras betina (Gallus gallus domesticus). Ayam hutan hijau (Gallus varius Shaw) hanya ada di Indonesia yaitu tersebar di Pulau Jawa, gugusan Pulau Madura, Bali, Lombok, Sumba, Sumbawa, Flores dan Kepulauan Alor. Ayam jantan mempunyai bulu badan berwarna dasar hitam dengan diselimuti bulu-bulu berwarna hijau mengkilap seperti sisik pada sayap dan berujung merah kekuning-kuningan bergaris hitam pada daerah punggung. Bulu leher bulatbulat kecil, berujung tumpul dan pendek, warnanya kekuning-kuningan bersisik hijau mengkilap. Jengger besar, bundar tak bergerigi, berwarna pelangi. Pial tunggal terletak di antara kedua tulang rahang, berukuran besar dan berwarna pelangi. Cuping telinga berukuran kecil, warnanya pelangi juga. Bulu ekor sebanyak 16 helai berwarna hitam mengkilap. Kaki kecil dan kuat, bersisik kecilkecil teratur rapat, warnanya coklat tua. Ayam betina mempunyai bulu dada dan bulu badan bagian bawah berwarna coklat pucat. Bulu pada sayap, punggung dan ekor warnanya coklat tua berujung kuning dan bergaris-garis hitam. Bulu ekor meruncing pada ujungnya. Jengger ukurannya kecil, warnanya merah pucat dengan gerigi kecil-kecil. Memiliki pial sepasang berukuran kecil berwarna merah segar. Kaki berwarna coklat pucat sedikit kehijau-hijauan, sisik-sisik halus dan rapat. Telur berukuran kecil, warnanya putih kekuning-kuningan. Ayam hutan hijau merupakan unggas pesisir dan lembah-lembah yang hidup bergerombol di tepian hutan. Di siang hari, ayam ini biasa berkeliaran di rerumputan yang berbatu-batu, bersemak atau pepohonan perdu dan tidak jarang berkeliaran di dekat perkampungan terutama di persawahan atau ladang, di antara rumpun-rumpun bambu serta di antara semak-semak belukar. Setelah matahari terbenam ayam ini tidur sambil bertengger di atas dahan pepohonan. Walupun lebih menyukai iklim yang panas dan kering, namun kadang-kadang dapat ditemukan juga di tepi hutan pegunungan sampai ketinggian 700 m di atas1 Risda Amelia Putri Nasution (23010110130134)

permukaan laut. Secara umum kehidupan sosial ayam hutan hijau terbagi menjadi dua tipe, yaitu golongan soliter dan golongan yang membentuk kelompok. Golongan yang membentuk kelompok umumnya terdiri dari dua sampai sepuluh individu berbeda dengan ayam hutan lainnya, Gallus varius bersifat monogamya. Musim bertelur ayam hutan hijau sangat beragam, namun biasanya telur banyak ditemukan pada bulan Juni sampai Nopember. Telur yang dihasilkan tiap satu periode enam sampai 12 butir yang diletakkan pada sarang terdiri dari ranting, daun-daun dan rerumputan yang disusun di atas tanah di bawah semaksemak atau pohon yang tidak terlalu tinggi. Makanan ayam hutan hijau adalah biji-bijian, rumput-rumputan, serangga, binatang kecil lainnya; seperti jangkrik, belalang dan lain lain. Aktivitas makan dilakukan pada pagi hari sampai pukul 07.30 dan sore hari sekitar pukul 15.30 sampai menjelang matahari terbenam. Perkembangan zaman menjadikan manusia selalu berfikir dinamis ke depan, hingga pada suatu saat diadakan persilangan antara ayam hutan hijau dengan ayam kampung untuk mendapatkan varietas baru. Perkawinan di antara ayam hutan jantan dan ayam kampung betina akan menghasilkan keturunan ayam Bekisar. Ada dua cara yang dapat dilakukan, yakni secara tradisional dan secara inseminasi buatan (IB). Kedua cara mengawinkan ayam hutan jantan dan ayam betina kampung tersebut didasarkan pada perlakuan sebelum terjadinya proses perkawinan. Hasil persilangan antara ayam kampung dengan ayam hutan, hidup dan dapat bereproduksi secara normal. Aktivitas perkawinan dan keberhasilan perkawinan ayam kampung dengan ketiga ayam hutan yang lain berkurang karena adanya perbedaan perilaku. Hal ini didukung oleh penelitian polymorphisme protein darah yang mendapatkan hasil bahwa kemiripan genetik ayam kampung dengan ayam hutan merah lebih dekat dibandingkan dengan ayam hutan hijau, sehingga kemungkinan hal ini yang mempengaruhi aktivitas perkawinan di antaranya. Ayam jantan hasil persilangan dengan ketiga spesies ayam hutan yang lain umumnya mempunyai kemampuan reproduksi lebih baik dibandingkan yang betina. Ayam Bekisar jantan fertil sedangkan ayam Bekisar betina bersifat

Ayam Bekisar

infertil. Olehkarena itu yang dipelihara biasanya hanya ayam jantan Bekisar sedangkan ayam betina dipakai sebagai ayam potong. Perkawinan ayam Bekisar jantan dengan ayam kampung betina menghasilkan keturunan yang memiliki ciriciri mirip dengan ayam kampung dan suara kokoknya akan berakhiran dengan kuk sehingga ayam ini disebut ayam Bekikuk. Ayam hutan jantan juga dapat dikawinkan dengan ayam kate betina, akan tetapi ayam Bekisar yang dihasilkan suaranya tidak sebaik ayam Bekisar hasil persilangan antara ayam hutan jantan dengan ayam kampung biasa. Pemilihan calon induk (ayam hutan jantan dan betina ayam kampung) dipandang sebagai tahap awal yang penting sebelum melakukan persilangan, agar dapat menghasilkan ayam Bekisar yang bermutu. Oleh karena tujuan persilangan adalah untuk memperoleh ayam Bekisar dengan suara yang merdu, berpenampilan baik dan warna bulu yang indah, maka seleksi calon induk biasanya didasarkan kepada beberapa kriteria tersebut. Ayam hutan jantan yang dipilih sangat lebih baik jika telah jinak sehingga memudahkan dalam penanganan. Telah dewasa (berumur satu sampai tiga tahun) dan pemberani. Hendaknya ayam ini memiliki suara yang bagus (kokok yang keras, bersih dan melengking panjang), rajin berkokok, bertubuh besar dan sehat, jengger tebal, lebar dan tegak, bergerigi dan berwarna merah. Induk betina ayam kampung juga menentukan mutu Bekisar yang akan dihasilkan. Seleksi pada ayam betina kampung dapat dilakukan dengan memperhatikan bentuk fisik (besarnya tidak melebihi ayam hutan jantan), berbulu tebal, koteknya keras dan panjang (diharapkan perpaduan dengan kokok ayam hutan jantan akan menghasilkan Bekisar bersuara bagus pula). Untuk sifat kualitatif karena pada umumnya diatur oleh beberapa gen maka lebih mudah untuk dipilih sehingga dapat menghasilkan sifat tertentu yang diinginkan itu muncul pada Bekisar. Sifat kualitatif yang dapat dipilih untuk lebih meningkatkan penampilan Bekisar antara lain bentuk jengger, warna bulu, warna kulit, shank berbulu. Perilaku pewarisan sifat-sifat tersebut telah diketahui yaitu bentuk jengger ros dan pea dominan terhadap jengger tunggal sehingga bila ingin membentuk Bekisar dengan jengger tunggal dipilih induk dengan jengger tunggal3 Risda Amelia Putri Nasution (23010110130134)

karena ayam hutan jantan sudah memiliki sifat jengger tunggal. Sifat warna bulu putih dominan terhadap bulu berwarna sedangkan bulu berwarna dominan terhadap putih resesif dan bulu hitam dominan terhadap bulu merah. Sifat shank berbulu dominan terhadap shank tidak berbulu. Ada tiga tipe ayam bekisar, yaitu : Gallus aenus yang berjengger bergerigi 8 kecil, pial berukuran sedang, warna bulu pada lapisan atas ungu dengan plisir kuning emas. Gallus temminckii memiliki jengger bergerigi enam, pial berwarna jambu, bulu merah mengkilap dan berplisir merah kecoklatan. Gallus violaceus dengan jengger bergerigi bagus, ukuran pial sedang, warna bulunya ungu dengan permukaan yang halus. Berdasarkan warna bulu dan keturunannya, ayam bekisar mempunyai beberapa jenis antara lain : a. Ayam bekisar putih, merupakan keturunan pertama (F1) hasil persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan dengan induk betina ayam ras petelur leghorn strain Fly-line atau babcock dengan ciri-ciri: Warna bulu putih bersih Sosok badannya cantik dan ramping Jengger besar dan merah Kakinya agak keputihan b. Ayam bekisar hitam, merupakan keturunan pertama (F1) hasil persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan induk betina ayam cemani. Ayam bekisar hitam ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Seluruh tubuhnya hitam legam Seluruh bulunya hitam, termasuk bulu kecil yang baru tumbuh

Ayam Bekisar

Kaki, jari dan mata berwarna hitam polos c. Ayam bekisar multi warna, merupakan keturunan per tama (F1) hasil persilangan antara induk jantan ayam hutan hijau dengan induk betina ayam kampung berbulu merah, hitam, kuning, abu-abu atau coklat. Warna bulunya berwarna-warni dengan bulu leher, bulu pelanan dan bulu hias merah menyala. Ayam bekisar memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan ukuran ayam kampung jantan, tetapi lebih besar daripada induk jantannya. Warna bulunya hitam kehijauan dan mengkilap. Memiliki suara yang halus dan khas: tersusun dari dua nada. Karena ia hasil persilangan antara dua jenis yang berbeda, biasanya mandul. Namun demikian, tidak semuanya demikian. Ada pula ayam bekisar (jantan atau betina) yang bila dikawinkan dengan ayam kampung menghasilkan keturunan. Ciri-ciri khusus dari ayam bekisar yang paling menonjol adalah bentuk bulu leher yang ujungnya bulat/lonjong bukan lancip. Jika dibandingkan dengan ayam jago biasa maka akan terlihat jelas. Permintaan ayam Bekisar di masa mendatang diduga akan semakin meningkat yang akan diringi meningkatnya eksploitasi terhadap ayam hutan. Keadaan ini juga merupakan perusakan hutan yang merupakan habitat ayam hutan yang sangat cepat berpotensi menyebabkan punahnya ayam hutan, oleh karena itu upaya pelestarian perlu untuk dilakukan. Pemanfaatan ayam hutan untuk kepentingan pembentukan ayam Bekisar sebenarnya merupakan faktor pendorong bagi pelestarian spesies ayam hutan, karena ayam hutan hasil penangkaranlah yang lebih baik, mudah serta mempunyai peluang besar berhasil untuk dipergunakan dalam pembentukan ayam Bekisar. Motivasi para peternak pembentuk ayam Bekisar perlu juga diarahkan untuk melakukan penangkaran ayam hutan agar pemanfaatannya dapat tetap terus lestari. Peran serta dan partisipasi berbagai pihak dalam pelestarian in situ dan ex situ ayam hutan perlu terus didorong agar upaya pelestarian dapat berjalan dengan baik.

5 Risda Amelia Putri Nasution (23010110130134)