Ay Am

download Ay Am

If you can't read please download the document

Transcript of Ay Am

LEMBAR PENGESAHANLaporan Nama Nim Kelas/ Kelompok dinyatakan diterima. Lengkap Praktikum Perkembangan Hewan dengan judul

Perkembangan Embrio Ayam disusun oleh: : Rahmansyah : 071404037 : A / III

Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada asisten/ koordinator asisten dan

Makassar, Koordinator Asisten

November 2008

Asisten

Hermayanti, S. Pd.

Darmanto

Mengetahui: Dosen Penanggung Jawab

Drs. Adnan, M. S. NIP: 131772272

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sifat dasar organisme adalah memiliki kemampuan untuk membentuk individu baru atau membentuk generasi baru untuk mempertahankan kelestarian jenis atau speciesnya. Kemampuan ini dinamakan sebagai kemampuan bereproduksi. Proses reproduksi seperti yang kita ketahui bukanlah merupakan sebuah proses yang instan, akan tetapi melibatkan serangkaian proses yang berkesinambungan, seperti gametogenesis, fertilisasi, perkembangan embrio sampai akhirnya terlahir individu baru. Telur adalah suatu tempat penimbunan zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan embrio sampai menetas. Dalam proses perkembangan embrio ayam, terjadi proses pembentukan alat tubuh embrio yang disebut organogenesis. Salah satunya terjadi proses perkembangan tulang embrio ayam. Dalam proses perkembangan tulang embrio ayam, kalsium mutlak diperlukan. Cadangan kalsium yang diperlukan oleh embrio ayam untuk pertumbuhan tulang diperoleh dari kuning telur dan putih telur. Namun cadangan mineral yang terdapat pada kuning telur dan putih telur hanya sekitar 2 % dari komposisi zat yang terkandung pada setiap telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kalsium cangkang telur dengan kadar kalsium tulang pada tahapan perkembangan embrio ayam kampung Salah satu peristiwa yang terjadi dalam reproduksi adalah rangkaian tahapan perkembangan janin atau embrio. Pada tahap ini terjadi perkembangan yang signifikan dari janin. Mulai dari awalnya hanya berupa satu sel dan kemudian terus membelah menjadi beberapa sel dan akhirnya terbentuk organisme sempurna yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan sel. Semua proses tersebut terangkum dalam beberapa tahapan seperti tahap morula, blasula, gastrula, neurula dan organogenesis. Berdasarkan paparan di atas maka kita perlu mengadakan sebuah kagiatan yang bisa menunjang pemahaman kita mengenai hal-hal yang menyangkut perkembangan embrio. Salah satunya adalah dengan mengadakan praktikum, yaitu

kegiatan dimana kita bisa mengamati secara langsung semua proses-proses yang dibicarakan di atas. Dalam praktikum ini, kita akan mengamati perkembangan embrio ayam masa inkubasi 24, 48, dan 72 jam. Dengan demikian, kita tidak hanya mengetahui proses perkembangan embrio ayam melalui teori saja, tetapi juga melalui kegiatan praktikum. Dari hasil praktikum tersebut, maka kita dapat membandingkan antara teori yang diperoleh dari bangku perkuliahan dengan pengamatan yang dilakukan secara langsung. B. Tujuan 1. Mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ. 2. Mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam. C. Manfaat 1. Agar mahasiswa dapat mempelajari lapisan embrional yang membentuk bakal organ. 2. Agar mahasiswa dapat mempelajari tahap pembentukan organ pada berbagai umur embrio ayam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Telur adalah suatu tempat penimbunan zat gizi yang diperlukan untuk perkembangan embrio sampai menetas. Dalam proses perkembangan embrio ayam, terjadi proses pembentukan alat tubuh embrio yang disebut organogenesis. Salah satunya terjadi proses perkembangan tulang embrio ayam. Dalam proses perkembangan tulang embrio ayam, kalsium mutlak diperlukan. Cadangan kalsium yang diperlukan oleh embrio ayam untuk pertumbuhan tulang diperoleh dari kuning telur dan putih telur. Namun cadangan mineral yang terdapat pada kuning telur dan putih telur hanya sekitar 2 % dari komposisi zat yang terkandung pada setiap telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kadar kalsium cangkang telur dengan kadar kalsium tulang pada tahapan perkembangan embrio ayam kampung (Anonim, 2008) Fertilisasi diikuti oleh tiga tahapan berturutan yang mulai membangun tubuh hewan itu. Pertama pemblahan sel jenis khusus, yang disebut sebagaipembelahan (cleavage) menciptakanembrio multiseluler, atau blastula dari zigot. Tahapan kedua, gastrulasi, menghasilkan embrio berlapis tiga yang disebut sebagai gastrula. Tahapan ketiga yang disebut organogenesis membangkitkan organ rudimenter yang akan tumbuh menjadi struktur dewasa (Campbell, 2000). Fusi pronuklei jantan dan pronuklei betina pada saat fertilisasi menghasilkan inti diploid pada zigot. Selanjutnya zigot membelah menjadi 2, 4, 6, 8 sel dan seterusnya. Pembelahn-pembelah tersebut memneybabkan zigot yang pada awalnya uniseluler berubah menjadi multiseluler. Sel-sel hasil pembelahan zigot disebut blastomer, sedangkan pembelahan yang brelangsung hingga embrio memiliki suat rongga yang dikelilingi bkastomer disebut cleavage (Adnan, 2008). Secara umum, periode pertumbuhan embrio menurut Yatim (1994), terdiri atas 5 periode: 1. Periode persiapan, kedua parent disiapkan untuk melakukan perkawinan atau pembiakan. Gamet mengalami proses pematangan sehingga mampu melakukan pembuahan. 2. Periode pembuahan, kedua parent kawin, gamet melakukan perjalanan ke

tempat pembuahan, kemudian kedua jenis gamet pun melakukan pembuahan. 3. Periode pertumbuhan awal, pertumbuhan sejak zigot mengalami pembelahan berulang kali sampai saat embrio memiliki bentuk primitif, terdiri atas 4 tingkat yaitu tingkat pembelahan, blastula, gastrula, dan tubulasi. 4. Periode antara (transisi), perantaraan periode awal dan akhir. Di sini embrio mengalami transformasi bentuk dan susunan tubuh secara berangsur sehingga akhirnya mencapai bentuk definitif. 5. Periode pertumbuhan akhir, pertumbuhan penyempurnaan bentuk definitif sampai kelahiran. Pada aves beberapa hari sampai seminggu sebelum menetas. Setelah fertilisasi, sel telur burung mengalami pembelahan meroblastik dimana pembelahan sel hanya terjadi dalam daerah kecil sitoplasma yang bebas kuning telur di atas masa besar kuning telur. Pembelahan awal menghasilkan tudung sel yang disebut sebagai blastodisk (Blastodisc), berada di atas kuning telur yang tidak terbagi itu. Blastomer kemudian memisah menjadi dua lapisan, yaitu lapisan atas dan lpisan bawah, atau epiblas dan hipoblas. Rongga di antara kedua lapisan ini adalah balstocoel versi unggas (analog dengan blastocoel vertebrata tanpa amnion), dan tahapan embrionik ini adalah ekuivalen blastula pada unggas meskipun bentuknya berbeda bola berlubang pada embrio awal katak (Campbell, 2000). Banyak hewan darat yang mengalami perkembangan langsung mempunyai telur yang sedikit banyak mempunyai sistem yang mandiri. Telur yang demikian itu disebut telur kleidoik (Yunani, kleis, bar + on, telur). Telur itu mempunyai semua zat makanan yang diperlukan dan dibungkus dalam penutup pelindung, atau cangkang. Juga mengandung air untuk mencegah pengeringan embrio dan bahkan dapat menyimpan limbah embrio. Tetapi telur itu tidak pernah mandiri penuh, karena harus ada pertukaran gas dengan lingkungan. Telur kledoik yang paling baik perkembangannya terdapat pada reptilia, burung, dan insekta yang kesemuanya merupakan hewan darat yang sangat berhasil. Burung dan mamalia mempunyai membran ekstraembrionik yang sama dengan reptilia, darimana hewan tersebut

berkembang. Ketiga golongan hewan tersebut sering disebut amniota karena ketiganya sama-sama mempunyai amnion. Reproduksi pada burung sangat mirip dengan reptilia, kecuali bahwa burung mengerami telurnya. Kecuali monotremata primitif yang bertelur, mamalia tidak mempunyai telur kleidoik, dan membran ekstraembrionik membantu dalam pembentukan plasenta (Villee, 1989). Pada aves, pola dasar perkembangannya hampir sama dengan embrio katak, yaitu mealui tahap pembelahan, blastula, gastrula, neurula dan organogenesis. Pembelahan aves merupakan pembelahan meroblastik, artinya pembelahan hanya berlangdung di keping lembaga saja. Dari hasil pembelahan diperoleh blastoderm sebanyak 3-4 lapisan sel. Blastula ayam memiliki epiblas, hipoblast, dan blastosol. Epiblas bagian tengah yang lebih terang disebut area pellusida, bagian tepi yang lebih gelap adalah daerah opaka. Hipoblas merupakan bakal lapisan ekstra embrio (Adnan, 2008). Pada ayam betina, terdapat sepasang ovari, hanya yang dextrum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong. Lubang oviduct itu disebut ostium abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas musculus dan ephytelium yang bersifat glandular, yang memberi sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen sebagai putih telur, membran tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan zat kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan melakukan kopulasi ( Jasin, 1992). Gastrulasi pada aves berlangsung melalui kombinasi sejumlah gerakangerakan morfogenik yang meliputi: (i) Poliinvaginasi, yaitu perpindahan sel-sel blastodermuntuk membentuk lapisan hipoblas, (ii) konkresensi, yaitu sel-sel pada blastoderm bagian anterior bermigrasi dan berhimpun pada bagian posterior, (iii) involusi, yaitu pelentikan sel-sel darti luar ke dalam. Gastrulasi ditandai dengan terjadinya penebalan pada baian posterior blastoderm kurang lebih pada umur 3 sampai 4 jam inkubasi. Penevalan tersebut berbentuk segitiga yang lebar kemudian

menyempit dan memanjang dan akhirnya membentuk seuatu batang yang memanjang dari posterior ke anterior dan disebut sebagai promitive streak. Primitive streak berlangsung kira-kira pada umur 16 jam inkubasi (Adnan, 2008). Selama pembentukan mesoderm, penebalan blastoderm di area pelusida terus berkembang ke arah sevalik (anterior), sampai kira-kira sepertiga bagian daerah area pelusida. Setelah inkubasi kurang lebih tujuh sampai delapan jam, terlihat proses pemanjangan (elongasi) ke arah anterior dan pada inkubasi 13 jam terbentuk primitive streak menduduki kurang lebih dua per riga bagian area pelusida. Sel-sel primitive streak melakukan proliferasi, namun tidak terjadi proses konvergensi yang berlebihan (tumpukan sel-sel yang cembung), akhirnya terjadilah proses invaginasi (lapisan sel-sel melekuk ke dalam), di bagian tengah membentuk alur, yaitu primitive groove , dan dikedua sisinya megalami involusi membentuk penebalan yang disebut promitive fold (primitive ridge). Di bagian anterior primitive streak, sel-sel lebih aktif berproliferasi sehingga tumpukan sel-sel lebih tebal membentuk Hensens node (primitive knot), dan di bagian tengahnya merupakan alur paling dalam disebut priitive pit. Dengan demikian, pada primitive knot, sel-sel ekto, meso dan endo berdesakan satu sama lain sehingga memberi gambaran yang padat (Syahrum, 1994).

BAB III METODE PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal : Kamis / 25 November 2008

Waktu Tempat

: Pukul 09.20 s.d. 11.00 WITA : Laboratorium Biologi Lantai II Timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan 1. Alat a. Mikroskop binokuler b. Cawan Petri 3 buah c. Pinset d. Gunting e. Kamera 2. Bahan a. Telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. b. NaCl fisiologis 0,9 % c. Kertas saring C. Prosedur Kerja a. Memilih telur ayam kampong yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. b. Memecahkan telur yang telah diinkubasi selama 24 jam dan menuangnya ke dalam cawan Petri yang telah berisi NaCl fisiologis 0,9 %. c. Membuat lubang di tengah kertas saring dengan menggunakan gunting yang besarnya disesuaikan dengan besarnya embrio yang akan diamati. d. Meletakkan kertas saring di atas bakal embrio, sehingga hanya bakal embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut. e. Mengangkat kertas saring dengan menggunakan pinset hingga embrio yang telah dibersihkan ikut bersama kertas saring. f. Memindahkan ke atas gelas objek dan meletakkan di bawah

mikroskop, kemudian mengamati dan menggambar bagianbagiannya. g. Melakukan perlakuan yang sama untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan 1. Telur ayam umur inkubasi 24 jam Keterangan: 1. Rongga segmentasi

2. Telur ayam umur inkubasi 48 jam Keterangan: 1. Embrio 2. Extraembrionic anneves

3. Stadium 72 jam inkubasi

Keterangan: 1. Bagian Belakang tubuh embrio 2. Pembuluh saraf 3. Pembentukan jantung 4. Tunas Kepala

B. Pembahasan 1. Embrio ayam utuh umur 24 jam Pada pengamatan yang dilakukan kita dapat melihat adanya embrio pada kuning telur yang diamati. Akan tetapi embrio yang terlihat tidak terlalu jelas sehingga organorgannya sulit untuk diamati. Walaupun demikian, Menurut teori, setelah inkubasi selama 24 jam, dapat dibedakan antara daerah Daerah intraembrional dengan daerah ekstraembrional.

ekstraembrional terdiri dari area pelusida dan area opaka. Daerah kepala mengalami perkembangan agak cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral, setelah ke ventral daerah kepala agak terangkat dan melipat ke posterior. Hal ini diikuti oleh lipatan entoderm,

sehinga terbentuklah kantong buntu sebelah anterior yang membuka kea rah kunir, disebut anterior intestinal portal (seperti gerbang menuju terowongan yang buntu). Kantong buntu di sebelah anterior adalah fore gut (usus depan), sedangkan ke sebelah posterior entoderm masih lurus sampai ke primitive streak. Celah di sebelah ventral kepala akibat pocket. terjadinya lipatan kepala disebut subcephalic Lapisan tepi yang membatasi fore gut disebut

margin of intestinal portal. Sesuai dengan bertambah tuanya usia embrio,

terjadilah penutupan neural fold secara bertahap mukai daerah di atas AIP kea rah anterior dan ke posterior. Dengan demikian terbentuklah tabung otak, namun di bagian paling anterior neral fold tidak segera menutup, daerah ini dinamakan anterior neuropore. Bagian posterior neural fold sebagian besar masih belum menutup. Jumlah pasangan somit yang dibentuk oleh terjadinya segmentasi mesoderm di kiri kanan notokor adalah 5 pasang. Somit disebut juga dorsal mesoderm yang akhirnya mengalami differensiasi ke lateral menjadi: intermediate mesoderm ectoderm, dan lateral mesoderm. Selanjutnya dan lateral mesoderm juga mengalami pemisahan, sebagian mendekati disebut somatic mesoderm sebagian mendekati entoderm disebut splachnic mesoderm. Dalam 24 jam inkubasi ternyata splachnic mesoderm di daerah AIP mengalami p-enebalan yang nantinya akan berkembang menjadi buluh jantung, sedangkan di daerah

opaka

(area

opaca)

mesoderm

berkelompok

(memberi

gambaran gelap secara mikroskopik) disebut blood island dan area opaka sekarang dinamakan area vasculosa. Pembuluh darah merupakan derivate mesoderm. Di daerah dengan ekstraembrional, membentuk pembuluh darah disusun darah oleh halus kelompok-kelompok mesoderm yang disebut blood island jaringan pembuluh kemudian bersatu dan akhirnya terbentuklah pembuluh balik ke badan embrio yaitu vena vitelina yang bermuara di dalam sinus venosus (setelah tabung jantung mengalami diferensiasi). 2. Embrio ayam utuh umur 48 jam Tidak berbeda jauh dengan pengamatan pada embrio ayam masa inkubasi 48 jam, organ-organ pada mebrio masa inkubasi ini juga tidak dapat diamati dengan jelas, akan tetapi menurut teori, pada stadium ini, kepala embrio mengalami pelekukan nampak (Cephalic di sebelah flexure) dorsal, sehingga sedangkan mesensephalon

prosensephalon dan rombensephalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga bagian kiri menjadi di atas kunir sedangkan pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan; badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal (pandangan dari atas). Bagian badan sebelah tengah telah menunjukkan adanya lipatan lateral (lateral body fold) sedangkan di daerah ekor telah terjadi pula tail fold (lipatan yang akan menyelubungi daearh ekor). Lama-kelamaan, seluruh badan embrio berada berada

dalam

selubung

amnion,

setelah

semua

lipatan-lipatan

bertemu. Tabung otak telah terbagi menjadi 5 gelembung otak. Prosensephalon diensephalon, rhombensephalon Metensephalon berkembang menjadi telensephalon dan mesensephalon menjadi dengan meten atap tetap, dan tebal sedangkan sedangkan myelencephalon.

myelensephalon dengan atap lebih tipis, korda spinalis telah menutup, sinus rhomboidalis menghilang. Setiap lens placode melakukan lipatan ke dalam (invaginasi) membentuk lens vesicle. Pada waktu yang bersamaan, dinding optic vesicle juga mengadakan invaginasi membentuk optic cup. Optic cup tidak sempurna, ada bagian tanpa dinding yang disebut choriod fissure. Di daerah faring (usus depan) telah terbentuk tiga pasang kantong faring (pharyngeal pouch) merupakan evaginasi lateral, sedangkan sejajar kantong faring ke II terdapat evaginasi ventral membentuk kelenjar tiroid. Di depan pharyngeal membran yang dibentuk oleh stomodeum terjadi pula lekukan head ectoderm (tepat di depan infundibulum, yaitu evaginasi ventral lantai diensephalon) membentuk kantong Rathke (Rathke pouch) yang nantinya akan emnjadi hipofise bagian anterior. Di samping itu, ectoderm kepala mengadakan pula invaginasi berhadapan dengan kantong groove. Tabung jantung telah melekuk dan memutar (karean faring terbentuklah 3 pasang branchial

ruang perkembangan sangat terbatas) membentuk huruf S. jantung terdiri dari: sinus, venosus, atrium, ventrikel, bulbus dan ventral aorta. Sinus venosus tempat bermuara vena vitelina dan vena kardinalis komunis. Vena vitelina telah berfungsi mengalirkan kunir dari kantong kunir (yolk sac) ke badan embriosebagai makanan bagi embrio yang sedang berkembang. Sedangkan duktus cuvier mengembalikan darah daerah kepala melalui vena kardinalis anterior dan dari badan bagian posterior melalui vena kardinalis posterior.pada stadium ini telah terjadi sirkulasi darah dalam badan embrio. Pembentukan somit makin memanjang kearah

posterior yang selanjutnya berdiferensiasi emnjadi sklerotom, myotom dan dermatom. Daerah nephrotom menunjukkan perkembangan baru yaitu terbentuknya ginjal mesonephros yang merupakan lanjutan ginjal pronephros (mulai tingkat somit kelima pada embrio ayam). Pasangan tubulus-tubulus ginjal yang kedua sekarang mulai berdiferensiasi antara nephrotom tingkat somit ke 13-14. Mula-mula berbentuk kantong (vesicle), kemudian menjadi tubulus-tubulus pronefros). mesonefros, yang masing-masing bermuara dalam duktus mesonefros (sebelumnya adalah duktus Mesonerfros merupakan ginjal yang berfungsi pada embrio yang sedang berkembang, namun bukan ginjal tetap bagi anak ayam. Pada akhir perkembangan embrio 48 jam inkubasi terbentuk dua membran ekstraembrional yaitu amnion, membrane berbentuk kantong berisi cairan yang langsung membungkus badan embrio; yang kedua adalah khorion,

membrane yang membungkus embrio dan semua struktur ekstraembrional Perkembangannya badan embrio. 3. Embrio ayam utuh umur 72 jam Pada embrio ayam unmur 72 jam, organ-organ embrio tidak dapat diamati dengan seksama karena organ-organ tersebut tidak nampak trerlalu jelas. Akan tetapi, memnurut teori embrio mengalami sehingga pelekukan daerah servikal (cervical fleksure), rhombensephalon (amnion, ylk sac, dari dan allontois). berasal somatopleure

ekstraembrional yang melakukan lipatan sirkuler mengelilingi

(metencephalon dan mielencephalon) berada di sebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Lipatan kepala makin berkembang kea rah posterior, sebaliknya dengan amniotic tail fold (berkembang kea rah anterior) dan latelar body fold semakin menutup. Mata ereletak lebih ke arah caudal dari pada otosis. Di daerah ventro lateral rombencephalon berkembang derivate neural crest berupa pasangan ganglion saraf-saraf cranial. Di daerah setinggi AIP, terjadi penebalan upper limb mesoderm bud atau yang wing akan bud, berkembang menjadi

merupakan primordial sayap. Sedangkan di daerah cauda dibentuk lower limb bud, yaitu primordial kaki. Rongga tabung otak terdiri dari : a. Ventrikel lateral di daerah hemisphere

cerebri berisi cairan otak.

b. Ventrikel 3 pada diencephalons. c. Aquaduct cerebri, rongga dalam

mesencephalon. d. Ventrikel 4 pada rhombencephalon dan terakhir spinalis. Di daerah ventro-lateral mesencephalon terdapat kanalis centralis pada korda

ganglionV (ganglion semilunaris) dari nervus trigeminus yang mempersarafi mata dan daerah branchial arch yang I (daerah maxilla dan mandibula). Dekat otosis terdapat gambaran gelap yang menunjukkan ganglion genikuli dari nervus VII (nervus fasialis), dan ganglion VIII (nervus akustikus) yang mempersarafi telinga bagian dalam. Di daerah posterior otosis terdapat ganglion IX yang terdiri dari bagian proksimal, yaitu ganglion superior dan bagian distal, yaitu ganglion petrosal dari nervus glosofaringeal yang mempersarafi daerah arkus branchialis dua dan tiga (bagian lidah dan akar lidah). Pada daerah medulla spinalis terdapat pula pasangan masa, yaitu ganglion-ganglion spinalis dari saraf-saraf spinal. Olfactory pit, merupakan invaginasi ectoderm kepala daerah telencephalon. optic cup Optic dan stalk tampak fissure. setelah Invaginasi dibentuknya chorioid

ectoderm kepala di depan optic cup akan membentuk lensa dan setelah terlepasnya kantong lensa, ectoderm tersebut menutup kembali yang selanjutnya membentuk kornea. Disini tampak adanya induksi berantai yaitu optic cup, merangsang proses pembentukan lensa dan selanjutnya

lensa merangsang pembentukan kornea. Usus tengah terletak di atas kantong kunir (yolk sac) yang terbuka kea rah usus depan (fore gut) dan usus belakang (hind gut) melalui intestinal portal. Usus belakang mengalami suatu difertikulum ventral membentuk kantong allantois yang agak melebar. Tepat di sebelah caudal allantois ectoderm dan entoderm bersatu membentuk membrane kloaka (kloacal membrane) yang kalau pecah akan membentuk anus. Lebih caudal lagi, usus belakang berakhir membentuk tail gut yang pendek. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lapisan embrional yang membungkus bakal organ ada tiga yaitu lapisan endoderm (luar), lapisan mesoderm (tengah) dan lapisan endoderm (dalam). 2. Tahap pembentukan organ yaitu mulai dari morula, blastula, gastrula, neural,dan organogenesis B. Saran 1. Praktikan sebaiknya lebih teliti dalam melakukan pengamatan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 2. Praktikan dianjurkan untuk bekerja sama dengan rekan kelompoknya agar

dapat mendiskusikan hasil pengamatan yang diperoleh.

DAFTAR PUSTAKAAdnan. 2008. Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Adnan, dkk. 2008. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM. Anonim. 2008. Perkembangan Embrio Ayam Dari Hari Ke Hari. http://www.education-biology Belantara kreatif.blogspot.com/2008/11 embrio. html 53. Diakses pada tanggal 28 Desember 2008. Campbell, N.A; J.B Reece dan L.G Mitchell. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Veertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. Syahrum, M.H; Kamaluddin dan A. Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi: dari satu sel menjadiorganisme. Jakarta: FKUI. Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology Umum Edisi Keenam Jilid 1. Jakarta:

Erlangga. Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embriologi. Bandung: Tarsito Bandung

Lampiran Jawaban Evaluasi 1. Bakal organ yang terbentuk pada inkubasi 48 jam yaitu: a. Ektoderm: otak, sumsum tulang belakang, telinga, kelenjar hipofisa dan mata. b. Endoderm: usus, pancreas, hati, dan paru-paru. c. Mesoderm: Pembuluh darah, jantung, dan tulang. 2. Awal terbentuknya pembuluh darah pada perkembangan embrio ayam, yaitu enflalame centeriksa menjadi pulau-pulau darah pada kantong yolk. Pulau-pulau darah mulai tampak pada daerah unsure primitive mencapai ukuran maksimal. Lapisan dalam sel-sel memipih dan menjadi lapisan endothelium dan sel-sel sebelah luar menjadi otot polos. Terbentuknya pembuluh darah intra embrio pada perkembangan embrio ayam berlangsung sama sepert pembuluah darah ekstra embrio pada kantong yolk. 3. Perkembangan embrio ayam unur inbkubasi 24 jam dan 48 jam:

a. Pada embrio yang berumur inkubasi 24 jam terdapat bagian-bagian yang terbentuk yaitu sebagai berikut: - Pada ujung anterior deaerah primitive terdapat suatu penebalan yang disebut simpul primitive atau primitive knip. - sudah terbentuk lakukan syaraf, lipatan dan tabung syaraf. - akal organ terbentuk adalah metencephalon, mesencephalon, diencepahlon, telencephalon, ventrikel, atrium, anterior intestium kloaka, vena vitelline, dan sinis venosus. b. Pada embrio yang berumur 48 jam terdapat bagian yaitu: - Bagian kepala dan otak yang terbentuk barupa prosencephalon dan resensephalon. - Anterior postal merupakan bakal usus, nodus hensens, dan primitive streak - Vitelline vein merupakan bakal sayap - Somit tetpi belum sekat antara ruas-ruas tulang belakang DOKUMENTASI HASIL PENGAMATAN 1. Embrio ayam utuh masa inkubasi 24 jam

2. Embrio ayam utuh masa inkubasi 48 jam

3. Embrio ayam utuh masa inkubasi 72 jam