Autisme (Rifka)

6
AUTISME Pengertian Autisme Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisme seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Instilah autisme diperkenalkan sejak tahun 1943 oleh Leo Kanner, sekalipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad yang lampau. Dahulu dikatakan autisme merupakan kelainan seumur hidup, tetapi kini ternyata autisme masa kanak- kanak ini dapat dikoreksi. Tatalaksana koreksi harus dilakukan pada usia sedini mungkin, sebaiknya jangan melebihi usia 5 tahun karena diatas usia ini perkembangan otak anak akan sangan melambat. Usia paling ideal adalah 2-3 tahun, karena pada usia ini perkembangan otak anak berada pada tahap paling cepat. Menurut Mudjito, autisme adalah anak yang mengalami gangguan berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensoris, pola bermain dan emosi. Dapat disimpulkan bahwa autisme adalah gangguan perkembangan yang khususnya terjadi pada masa kanak-kanak yang membuat seseorang tidka mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Faktor Penyebab Autisme Sampai saat ini para ahli belum menentukan penyebab pasti mengapa seorang anak menjadi autisme. Beberapa ahli berpendapat autisme

description

PPD

Transcript of Autisme (Rifka)

Page 1: Autisme (Rifka)

AUTISME

Pengertian Autisme

Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisme

seakan-akan hidup di dunianya sendiri. Instilah autisme diperkenalkan sejak tahun

1943 oleh Leo Kanner, sekalipun kelainan ini sudah ada sejak berabad-abad yang

lampau.

Dahulu dikatakan autisme merupakan kelainan seumur hidup, tetapi kini

ternyata autisme masa kanak-kanak ini dapat dikoreksi. Tatalaksana koreksi harus

dilakukan pada usia sedini mungkin, sebaiknya jangan melebihi usia 5 tahun

karena diatas usia ini perkembangan otak anak akan sangan melambat. Usia

paling ideal adalah 2-3 tahun, karena pada usia ini perkembangan otak anak

berada pada tahap paling cepat. 

Menurut Mudjito, autisme adalah anak yang mengalami gangguan

berkomunikasi dan berinteraksi sosial serta mengalami gangguan sensoris, pola

bermain dan emosi. Dapat disimpulkan bahwa autisme adalah gangguan

perkembangan yang khususnya terjadi pada masa kanak-kanak yang membuat

seseorang tidka mampu mengadakan interaksi sosial dan seolah-olah hidup dalam

dunianya sendiri.

Faktor Penyebab Autisme Sampai saat ini para ahli belum menentukan

penyebab pasti mengapa seorang anak menjadi autisme. Beberapa ahli

berpendapat autisme merupakan sindroma yang disebabkan oleh berbagai

penyebab seperti:

a. Faktor genetic

diduga karena adanya kromosom (ditemukan 5-20% penyandang

autisme) seperti kelainan kromosom yang disebut syndrome fragile-x/

b. Kelainan otak

adanya kerusakan atau berkurangnya jumlah sel syaraf yang disebut sel

purkinye.

c. Kelainan Neurotransmitter

terjadi karena impuls listrik antar sel terganggu alirannya.

Neurotransmitter yang diduga tersebut adalah serotine (kadarnya tinggi

Page 2: Autisme (Rifka)

dalam darah ± 30% penyandang autisme) dan dopamine (diduga rendah

kadar darahnya pada penyandang autisme)

d. Kelainan Peptida di otak

dalam keadaan normal, glutein (protein gandum) dan kasein (protein susu)

dipecah dalam usus menjadi peptida dan asam amino. Sebagian kecil

peptida tersebut diserap di usu dan kemudian beredar dalam darah. Bila

berlebihan akan dikeluarkan melalui urin dan sebagian lainnya akan

disaring kembali saat melewati batang otak sehingga yang masuk kedalam

otak hanya sedikit (khususnya gliadorphin, turunan peptida glutein dan

casomordophin turunan pepsida kasein).

e. Komplikasi saat hamil dan persalinan

komplikasi yang terjadi seperti pendarahan pada trimester pertama yaitu

janin yang disertai terispnya cairan ketuban yang ebrcampur feses dan

obat-obatan yang diminum ibu selama masa kehamilan.

f. Kekebalan tubuh.

Terjadi karena kemungkinan adanya interaksi gangguan kekebalan tubuh

(autoimun) dengan faktor lingkungan yang menyebabkan autisme.

g. keracunan

keracunan yang banyak dicurigai adalah karena keracunan logam berat

timah hitam (Plumbun), arsen, antimony, cadmium, dan merkuri yang

berasal dari polusi udara, air ataupun makanan.

Page 3: Autisme (Rifka)

Penderita Autisme Meningkat 50% dalam 5 Tahun

Faktor lingkungan, paparan bahan kimia hingga usia orang tua diduga berefek

pada autisme

 

VIVAnews - Autisme atau dikenal sebagai spektrum gangguan perkembangan

yang mempengaruhi komunikasi dan keterampilan anak masih menjadi momok

misterius di dunia medis. Jumlahnya bahkan kian melesat dalam lima tahun

terakhir. 

Lewat sebuah studi terhadap ribuan anak, Universitas Cambridge

menemukan sesuatu yang kontroversial. Saat ini, satu dari 60 anak di Inggris

memiliki beberapa kondisi autisme. 

Dikutip dari Telegraph, di AS, satu dari 88 anak juga terdeteksi mengalami

gejala autisme. Angka prevalensi ini membuat pemerintah setempat meresponsnya

sebagai "situasi gawat". Tak pelak, Presiden Obama bahkan menetapkan

kebijakan bernilai jutaan dolar untuk mencari penyebab dan pengobatan bagi

autisme.

Temuan ini semakin kuat membuktikan bahwa kasus autisme makin

signifikan dalam 40 tahun terakhir. Pada 1980-an, hanya empat dari 10 ribu anak

yang menunjukkan tanda-tanda autisme. 

Kenaikan kasus autisme berarti semakin banyak anak yang membutuhkan

perawatan secara khusus seumur hidup mereka. Tak hanya mempengaruhi anak,

autisme juga mempengaruhi keluarga dan negara. Di Inggris, gangguan ini

merugikan negara setidaknya senilai £28 miliar setahun. 

Namun sayangnya, banyak kondisi autisme yang belum terdeteksi. Ini

mempengaruhi perencanaan, diagnostik dan pelayanan sosial dan kesehatan anak-

anak autis. 

Faktor penyebab

Kampanye anti-vaksin sebelumnya mengklaim adanya hubungan autisme

dengan vaksin MMR yang diberikan kepada anak usia 12-15 bulan. Namun, ini

dibantah dengan argumen faktor lingkungan seperti paparan bahan kimia dan

testosteron dalam rahim lah yang meningkatkan risiko autisme.

Page 4: Autisme (Rifka)

Sebuah studi terhadap 1,3 juta anak menemukan sebuah fakta menarik

yang banyak berhubungan dengan kehidupan modern. Faktor usia orang tua yang

semakin tua saat memutuskan memiliki anak ternyata juga mempengaruhi risiko

autisme.

Studi menemukan bila salah satu orangtua berusia 35-39 tahun, risiko

memiliki anak autis adalah sebesar 27 persen, terlepas dari apakah ayah atau ibu

mereka yang berusia lebih tua. Risiko autisme lebih besar terjadi pada ibu

berumur 35-40 tahun, yakni sebesar 65 persen, dibandingkan ayah sebesar 44

persen.

Deteksi dini

Lebih dini dideteksi, autisme bisa lebih cepat ditangani. American

Academy of Pediatrics menyarankan agar melakukan pemeriksaan gejala autisme

pada anak sejak usia 12 bulan dengan tes sederhana selama lima menit.

Teknik Rapid Attention Back and Forth Communication Test, atau disebut

dengan Rapid ABC dapat menunjukkan keterlibatan dan komunikasi anak lewat

kegiatan-kegiatan sederhana. 

Gerakan berulang, kurangnya kontak mata, bisa dijadikan deteksi awal

untuk segera melakukan tes lanjutan yang lebih komprehensif. Diagnosis lebih

cepat dan pengobatan pada anak autis berdampak potensial untuk mengobati

gangguan tersebut.