Audt Summary

3
Summary Kuliah Umum Pengauditan 2 Jordan Ramos 1206266385 Pengauditan 2 Saat dunia dikejutkan dengan kasus-kasus yang besar yang menimpa sektor akuntansi dan audit, seperti kasus Enron, mulai timbul ketidakpercayaan pada kerja audit, dan tidak pastinya konsistesi kinerja audit membuat lahirnya standar baru dalam dunia audit, yaitu International Standard on Auditing atau disingkat menjadi ISA. Indonesia, melalui IAI memustuskan menggunakan ISA pada 2013. Ada dua pendekatan dalam mengapa kita memilih ISA. Pertama, kita melihat dari sisi kekuatan pasar dan value added. Kantor akuntan publik yang memiliki jaringan internasional dan memiliki klien global dan internasional yang mengikuti standar ISA, maka bila KAP tidak bisa mengimplementasikan ISA, dipastikan KAP tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan klien dimana kebanyakan klien menggunakan ISA. Nilai tambah disini adalah nilai tambah yang intangible, yaitu mendapat laporan keuangan yang lebih baik. Pendekatan kedua adalah tuntutan dimana auditor berpraktik. ISA dan pra ISA mempunyai kesamaan, yaitu tanggung jawab atas laporan keuangan adalah pada manajemen entitas, tugas auditor adalah memberi reasonable assurance. Setelah menggunakan ISA, tentu terjadi perubahan yang mendasar dan substantif, yaitu : 1. Audit berbasis risiko, ISA sangat menekankan audit berbasis risiko, sebelum ISA, auditor memeriksa akun demi akun, terutama akun neraca. 2. Rules-based menjadi principles based 3. berubah dari model matematis, menjadi professional judgment 4. Pengendalian Internal, yaitu tanggung jawab manajemen, dan ini akan menentukan rencana audit 5. Those charged with governance, ISA sangat menekankan adanya orang atau lembaga untuk mengawasi suatu entitas.

description

ISA

Transcript of Audt Summary

  • Summary Kuliah Umum Pengauditan 2

    Jordan Ramos

    1206266385

    Pengauditan 2

    Saat dunia dikejutkan dengan kasus-kasus yang besar yang menimpa sektor akuntansi dan

    audit, seperti kasus Enron, mulai timbul ketidakpercayaan pada kerja audit, dan tidak pastinya

    konsistesi kinerja audit membuat lahirnya standar baru dalam dunia audit, yaitu International

    Standard on Auditing atau disingkat menjadi ISA. Indonesia, melalui IAI memustuskan

    menggunakan ISA pada 2013.

    Ada dua pendekatan dalam mengapa kita memilih ISA. Pertama, kita melihat dari sisi

    kekuatan pasar dan value added. Kantor akuntan publik yang memiliki jaringan internasional dan

    memiliki klien global dan internasional yang mengikuti standar ISA, maka bila KAP tidak bisa

    mengimplementasikan ISA, dipastikan KAP tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan klien

    dimana kebanyakan klien menggunakan ISA. Nilai tambah disini adalah nilai tambah yang

    intangible, yaitu mendapat laporan keuangan yang lebih baik. Pendekatan kedua adalah tuntutan

    dimana auditor berpraktik.

    ISA dan pra ISA mempunyai kesamaan, yaitu tanggung jawab atas laporan keuangan adalah

    pada manajemen entitas, tugas auditor adalah memberi reasonable assurance.

    Setelah menggunakan ISA, tentu terjadi perubahan yang mendasar dan substantif, yaitu :

    1. Audit berbasis risiko, ISA sangat menekankan audit berbasis risiko, sebelum ISA, auditor

    memeriksa akun demi akun, terutama akun neraca.

    2. Rules-based menjadi principles based

    3. berubah dari model matematis, menjadi professional judgment

    4. Pengendalian Internal, yaitu tanggung jawab manajemen, dan ini akan menentukan rencana

    audit

    5. Those charged with governance, ISA sangat menekankan adanya orang atau lembaga untuk

    mengawasi suatu entitas.

  • ISA menekankan pada professional judgment dan professional skepticism.

    Struktur dan sistematikas ISA adalah :

    1. Pengantar, memuat informasi tentang lingkup, tujuan, dan pokok bahasan dari ISA tersebut.

    2. Tujuan, berisi tujuan auditor mengenai hal yang dibahas dalam ISA teresbut.

    3. Definisi, berisi istilah-isitilah yang berkaitan dalam ISA tersebut.

    4. Persyaratan, persyaratan, kewajiban auditor, biasa tertuang dalam frasa the auditor shall

    5. Penerapan dan materi penjelasan lain, bagian lebih lanjut, bisa untuk menjelaskan lebih tepat

    atau mencantumkan pertimbangan,

    6. Lampiran.

    Kerangka berpikir Audit berbasis risiko :

    1. Menganalisis risiko

    2. menentukan prosedur audit

    3. melakukan prosedur lebih lanjut

    4. memberikan opini audit

    IFAC (International Federation of Accountant) berdiri pada 7 Oktober 1977 di Munich,

    Jerman. IFAC mempunyai visi, porfesi akuntansi global diakui kepemimpinannya dalam nilai-nilai

    luhur dalam mengembangkan organisasi, pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat dan

    berkesinambugan. IFAC telah ada di 127 negara dan mempunyai 167 anggota dan asosiasi, Ikatan

    Akuntan Indonesia (IAI) dan Ikatan Akuntan Publik Indonesia (IAPI) bernaung dibawah IFAC.

    IFAC mempunyai badan-badan pembuat standar:

    1. The International Auditting and Assurance Standards Board (IAASB)

    2. The International Accounting Education Standards Board (IAESB)

    3. The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA)

    4. The International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB)

    Himpunan pernyataan IFAC :

    1. International Standards on Auditing (ISAs)

    2. International Standards on Review Engaments (ISREs)

    3. International Standards on Assurance Engagements (ISAEs)

  • 4. International Standards on Relative Services (ISRSs)

    5. International Standards on Quality Control (ISCQs)

    Referensi :

    Kuliah umum : Theodorus Tuanakotta & Ahmadi Hadibroto

    Tuanakotta, Theodorus (2012). Audit berbasis ISA. Jakarta: Salemba empat.