Auditing Bab 2 PRINT
-
Upload
zulham-effendi -
Category
Documents
-
view
14 -
download
6
description
Transcript of Auditing Bab 2 PRINT
BAB. 2
Tanggung Jawab Auditor& Audit atas Laporan Keuangan
A. Azaz-azaz yang mendasari audit laporan keuangan
1. Hubungan antara Akuntansi dan Auditing
Terdapat perbedaan yang signifikan dalam metode, tujuan dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan
keuangan dibandingkan dengan proses audit laporan keuangan.
Akuntansi:
- Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang
mempengaruhi entitas
- Setelah diidentifikasi, maka bukti dan transaksi tersebut diukur, dicatat, dikelompokkan
dan dibuatkan ikhtisar dalam catatan-catatan akuntansi
- Hasil proses tersebut adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (generally accepted accounting
principles/GAAP)
- Tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga
berguna untuk pengambilan keputusan
Audit laporan keuangan:
- Terdiri dari upaya yang melibatkan prosedur assessment risiko kegiatan guna
memahami bisnis dan industry klien, termasuk didalamnya system dan pengendalian
internal. Atas dasar ini, auditor mengembangkan sudut pandangnya terkait risiko salah
penyajian material.
- Berbekal hal tersebut, auditor mengembangkan desain prosedur pemeriksaan untuk
memperoleh bukti yang responsive dalam penilaian risiko. Auditor menggunakan
pengetahuan perspektif untuk melihat apakah risiko
- Akhinya, tujuan dari audit yang berkualitas tinggi adalah untuk memperoleh keyakinan
yang memadai bahwa laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar posisi
keuangan entitas, hasil operasi, dan arus kas sesuai dengan GAAP
- Tujuan utama audit laporan keuangan adalah bukan untuk menciptakan informasi baru,
melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen
- Audit memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk membuat keputusan dengan
tingkat integritas yang tinggi (namun bukan jaminan) informasi yang mereka gunakan
untuk mendukung keputusan mereka.
- Model pelaporan keuangan saat ini berfokus pada pengukuran dan pelaporan transaksi
dalam laporan keuangan. Proses ini meliputi pertimbangan professional yang digunakan
dalam mengevaluasi kewajaran estimasi akuntansi.
- Tantangan terbesar dalam audit saat ini berasal dari elemen-elemen bersifat prospektif
yang melekat dalam model pelaporan keuangan.
- Audit perusahaan public menggunakan audit yang terintegrasi, dimana auditor
mengaudit: (1) laporan keuangan, (2) pernyataan manajemen mengenai efektivitas
pengendalian internal atas laporan keuangan, (3) efektivitas yang mendasari system
pengendalian internal.
- Dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan
(pendapat/opini atas laporan keuangan), auditor bertanggung jawab untuk mematuhi
standar auditing yang berlaku umum (generally accepted auditing standards/GAAS)
2. Pembuktian, pertimbangan profesional, dan kewajaran penyajian
- Audit dilakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat diteliti untuk
pembuktian.
- Data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian (veriable) apabila ada dua atau lebih
orang yang memliki kualifikasi dan independen, memberikan kesimpulan serupa dari
data yang diperiksa.
- Kemampuan untuk dapat diteliti dan dibuktikan (veriablity) terutama berkaitan dengan
tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang dipertimbangkan.
- Pada beberapa disiplin, data dikatakan dapat diteliti untuk pembuktian hanya apabila
para peneliti dapat membuktikan dan mengatasi segala keraguan atau meyakini bahwa
data tersebut adalah benar atau palsu. Namun hal itu bukan merupakan kasus akuntasi
dan auditing, karena akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang
disebut dengan pertimbangan professional.
- Konsep “penyajian yang wajar atas posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas, dalam
hal materi” menyiratkan bahwa ada tingkat ketidaktepatan dalam akuntansi.
- Namun hal itu bukan meripakan kasus akuntasi dan auditing
3. Hubungan auditor independen
Dalam audit laporan keuangan, auditor menjalin hubungan professional dengan empat
kelompok penting, yaitu: (1) manajemen, (2) dewan direksi dan komite audit, (3) auditor
internal, (4) pemegang saham.
Management
Istilah manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif merencanakan,
melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi dan transaksi klien. Dalam
konteks auditing, manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan
personel kunci sebagai penyelia (supervisor).
Selama pelaksanaan audit, terdapat interaksi luas antara auditor dan manajemen. Untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan di dalam audit, seringkali auditor memerlukan data
rahasia tentang entitas. Hubungan permusuhan tidak akan mendatangkan manfaat. Begitu
juga hubungan dimana manajemen mencoba menyembunyikan bukti.
Oleh karena itu, penting untuk menjalin hubungan berdasarkan saling mempercayai, saling
menghargai, dan dengan tingkat kejujuran yang tinggi. Bahkan, dengan tingkat saling
mempercayai dan menghormati yang tinggi, pendekatan tipikal yang dilakukan auditor
terhadap asersi manajemen dapat disebut sebagai keraguan professional (professional
skepticism). Hal ini berarti auditor harus senantiasa menyadari perlunya mengevaluasi
secara objektif kondisi-kondisi yang sedang diamati serta bukti yang diperoleh selama
audit.Auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh
begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan bukti kebenaran yang menyertainya.
Dewan Direksi dan Komite Audit
- Dewan direksi suatu perusahaan bertangguhng jawab untuk memastikan bahwa
perusahaan dioperasikan dengan cara terbaik untuk kepentingan pemegang saham.
- Hubungan auditor dengan para direktur tergantung pada komposisi dewan itu sendiri
- Dalam banyak perusahaan swasta, dewan terutama terdiri dari para pejabat perusahaan
(seringnya adalah pemegang saham mayoritas), maka hubungan auditor, dewan dan
manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama.
- Banyak perusahaan swasta tidak memiliki komite audit, dalam hal diperlukan komunikasi
auditor, seperti kelemahan dalam pengendalian internal atau masalah tentang pelaporan
keuangan kepada dewan secara keseluruhan. Meskipun manajemen mungkin memiliki
mayoritas saham perusahaan, auditor tetap harus menjaga professional skepticism dan
memperhatikan kepentingan pemegang saham minoritas.
- Perusahaan public biasanya memiliki sejumlah anggota independen pada dewan direksi.
Anggota luar mungkin merupakan pemilik perusahaan, tetapi mereka tidak menjadi
pejabat atau karyawan perusahaan, dan biasanya mereka hanya menerima kompensasi
dari perusahaan untuk jasa mereka sebagai direktur (kompensasi bisa dalam bentuk
pembayaran tunai langsung atau opsi saham)
- Komite audit pada perusahaan public, terdiri dari pihak ekslusif dari luar, anggota
independen yang berasal dari luar dewan, dapat bertindak sebagai penghubung antara
auditor dan manajemen. Saat ini, komite audit perusahan public harus terdiri dari orang-
orang dengan pengetahuan akuntansi yang baik.
- Fungsi dari komite audit, menurut Sarbanes-Oxley, secara langsung bertanggung jawab
untuk: (i) melakukan penunjukan, menghitung kompensasi, dan pengawasan kantor
akuntan public guna melakukan audit tahunan, (ii) menetapkan prosedur untuk
penerimaan, retensi, dan penanganan atas pengaduanyang diterima oleh perusahaan
public mengenai pengendalian internal dan audit
- Di samping itu, komite audit juga berwenang untuk melibatkan penasihat independen
dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
- Komite audit biasanya melaksanakan tanggung jawabnya melalui: (i) membahas ruang
lingkup audit dengan auditor, (ii) komunikasi langsung dengan auditor pada masalah
utama yang dihadapi selama audit, (iii) review laporan keuangan dan membahas prinsip-
prinsip akuntansi, disclosure, dan laporan auditor pada saat penyelesaian penugasan.
Auditor Internal
- Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan
auditor internal yang ada pada perusahaan klien. Sebagai contoh, manajemen dapat
meminta auditor independen untuk me-review kegiatan auditor internal yang telah
direncanakan untuk tahun berjalan serta melaporkan kualitas kerja mereka. Auditor
independen juga memiliki kepentingan langsung dengan pekerjaan auditor internal yang
berkaitan dengan system pengendalian internal.
- Selain itu, diperbolehkan jika auditor internal menyediakan bantuan langsung kepada
auditor independen dalam melakukan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor internal
tidak dapat digunakan sebagai pengganti pekerjaan auditor independen, tetapi pekerjaan
auditor internal dapat menjadi pelengkap yang penting bagi auditor independen.
- Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen
harus: (i) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal, dan (ii)
mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal.
Pemegang saham
- Para pemegang saham sangat mengandalkan laporan keuangan yang telah diaudit
untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tugasnya dengan
penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggung jawab yang penting
kepada para pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor.
- Selama pelaksanaan penugasan, auditor mungkin tidak berhubungan langsung dengan
para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci, atau direktur perusahaan.
Namun demikian, auditor diperbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham serta
memberikan tanggapan langsung atas pertanyaan-pertanyaan para pemegang saham.
Who is the Client?
- Komite audit pada perusahaan public bertanggung jawab untuk memilih auditor. Namun,
fakta bahwa perusahaan membayar biaya audit tidak berarti bahwa auditor harus
melakukan pemeriksaan dari sudut pandang perusahaan.
- Auditor juga harus mewakili kepentingan public, atau pemegang saham, dan pemegang
saham potensial, meskipun mereka tidak membayar biaya audit. Sangat penting bagi
auditor untuk independen, netral dan objektif dalam melaksanakan audit.
B. Auditing Standards
Dewan Pengawas Perusahaan Akuntan Publik / Public Company Accounting Oversight Board
(PCAOB )didirikan pada tahun 2002, dengan kewenangan untuk menetapkan standar audit bagi
auditor perusahaan public. Pada April 2013, PAOCB mengadopsi standar auditing yang telah
digunakan oleh Dewan Standar Auditing (Auditing Standard Board/ASB) pada American Institute
of Certified Public Accountants (AICPA)
Terdapat 10 standar auditing yang berlaku umum/ generally accepted
auditingstandards(GAAS) sebagai kerangka kerja dalam melakukan audit, yaitu:
Standar Umum
1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
2. Dalam semua hal yang berkaitan dengan perikatan, auditor harus senantiasa menjaga
sikap mental independen
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporan, auditor wajib menggunakan kemahiran
perofesionalnya dengan cermat dan seksama
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan dengan matang dan apabila menggunakan asisten, harus
disupervisi dengan semestinya
2. Pemahaman yang memadai atas entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internal, harus diperoleh untuk menilai risiko salah saji material atas laporan keuangan, baik
karena kesalahan ataupun kecurangan, dan untuk menentukan sifat, waktu dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui prosedur pemeriksaan sebagai
dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Standar Pelaporan
1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesusai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
2. Laporan auditor harus menunjukkan keadaan dimana prinsip akuntansi tidak diterapkan
secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan pada periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor
4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara menyeluruh, atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.
Jika pendapat yang menyeluruh tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, mak alaporan auditor haru
memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor yang dilaksanakan, dan jika
ada, tingkat tanggung jawab yang dipikulnya.
Pernyataan standard auditing/ Statements on auditing standards (SAS)
Laporanpadastandar auditing(SAS) merupakan interpretasistandar auditing. Tim standarisasi
auditdanatestasiAICPAbertanggung jawab untuk menetapkanstandar audituntukauditlaporan
keuanganperusahaan swasta. Salah satu lengan dari divisi ini adalah Auditing Standard Board
(ASB) atau Dewan Standar Auditing yang telah ditunjuk sebagai badan teknis senior AICPA
untuk menerbitkan dan mengumumkan standar audit. ASB juga bertanggung jawab
menyediakan pedoman bagi auditor untuk mengimplementasikan pengumuman tersebut denga
cara memberikan persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit yang disusun oleh staf
Divisi Standar Auditing. ASB terdiri dari 19 anggota yang merupakan perwakilan dari praktek
besar dan kecil, dewan bagian akuntansi, akademisi, pemerintah dan masyarakat.
Sebelum SAS diterbitkan, sebuah konsep usulan (exposure draft) tentang pernyataan tersebut
diedarkan secara luas keapda kantor-kantor CPA, para pendidik dibidang akuntansi, dan lain-
lain.Pernyataan yang diusulkan berikut komentar yang diterima, selanjutnya dibahas bersama
oleh dewan dalam rapat terbuka sebelum usulan tersebut diterima. Diperlukan persetujuan
setidaknya dua per tiga anggota untuk menerbitkan suaru SAS. SAS menjelaskan sifat dan
luasnya tanggung jawab seorang auditor serta menawarkan bimbingan kepada auditor yang
melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS merupakan kewajiban setiap anggota AICPA yang
harus siap untuk memberikan justifikasi atas setiap penyimpangan suatu pernyataan.
Ketika diterbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang terkait diberi nomor kode AU.
PCAOB Standar Auditing
Pada Sarbanes-Oxley Act bagian 103 menyatakan bahwa PAOCB menetapkan antara lain,
audit dan standar atestasi terkait untuk ditindaklanjuti oleh kantor akuntan public ketika
melaksanakan audit perusahaan public. PAOCB terdiri dari 5 anggota yang menguasai
keuangan (financially-literate), dengan masa jabatan 5 tahun. Dua anggota PAOCB harus CPA,
dan sisa tiga anggotanya tidak harus (atau bukan) CPA. PCAOB menyusun aturan untuk
kemudian diserahkan kepada Securities and Exchange Commission (SEC) untuk mendapat
persetujuan. Aturan yang ditetapkan oleh PCAOB tidak akan berlaku sebelum disetujui oleh
komisi SEC.
C. Keyakinan yang disediakan oleh audit
Pengguna laporan keuanganyang diaudit mengharapkan auditor untuk:
- Melaksanakan audit dengan kompetensi teknis, integritas, independensi, dan objektif
- Mencari dan mendeteksi salah saji material, baik yang disengaja maupun tidak
- Mencegah penerbitan laporan keuangan yang menyesatkan
Tanggung jawab auditor yang diterapkan pada tahap penyelesaian audit yaitu:
1. Independensi Auditor
Independensi merupakan dasar profesi auditing. Hal itu berarti bahwa auditor harus
bersikap netral terhadap entitas, dan oleh karena itu akan bersikap objektif. Publik dapat
mempercayai fungsi audit apabila auditor bersikap tidak memihak dan mengakui adanya
kewajiban untuk bersikap adil.
Meskipun entitas adalah klien auditor, namun CPA tetap memiliki tanggung jawab yang
lebih besar kepada pengguna laporan auditor. Auditor tidak boleh memposisikan diri atau
pertimbangannya di bawah kelompok apapun dan siapapun. Independensi, integritas, dan
objektivitas auditor mendorong pihak ketiga untuk menggunakan laporan keuangan yang
tercakup dalam laporan auditor dengan keyakinan dan kepercayaan sepenuhnya.
2. Keyakinan yang memadai
Auditor bertanggung jawab dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk
mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan terlah bebas dari salah
saji material. Akan tetapi konsep keyakinan yang memadai tidak dapat memastikan atau
menjamin akurasi laporan keuangan.
Konsep keyakinan yang memadai menunjukkan bahwa dalam audit telah dilakukan
pengujian. Jarang sekali auditor melakukan pemeriksaan 100 persen atas butir-butir yang
ada adlam suatu kelompok akun atau transaksi. Yang lazim dilakukan auditor adalah
memilih beberapa butir dan menerapkan sejumlah prosedur atas butir-butir terpilih
tersebut guna membentuk suatu pendapat atas laporan keuangan. Auditor menggunakan
seluruh keahlian dan pertimbangannya untuk memutuskan bukti-bukti apa saja yang perlu
dilihat, kapan melihatnya, seberapa banyak yang dilihat, siapa yang akan ditugaskan
untuk mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti tertentu, termasuk juga siapa yang
akan memberikan interpretasi dan mengevaluasi hasilnya. Apabila tidak ditemukan bukti
adanya salah saji material dalam pengujian, maka auditor akan menyimpulkan bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai GAAP.
Konsep keyakinan yang memadai juga menunjukkan bahwa laporan keuangan
manajemen mencantumkan adanya estimasiyang tidak pasti . GAAP menuntut manajer
untuk menyampaikan kewajaran estimasi. Manajemen dan auditor juga harus
menggunakan pertimbangan dalam menentukan bagaimana menerapkan GAAP. GAAP
adalah selalu tepat, oleh karena itu audit tidak dapat menjamin akurasi laporan keuangan,
dan audit tidak dapat meningkatkan presisi dari perkiraan akuntansi. Audit hanya dapat
memberikan jaminan dan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam semua hal yang material.
3. Mendeteksi dan melaporkan kecurangan
Para pengguna laporan keuangan mengharapkan auditor mencari dan mendeteksi
kecurangan (fraud). Akan tetapi, kecurangan mencakup konsep hokum yang luas. SAS
No. 99 tentang “Consideration of fraud in a Financial Statement Audit” menyatakan bahwa
kepentingan spesifik auditor berkaitan dengan “tindak kecurangan yang menyebabkan
salah saji material dalam laporan keuangan”. AU 316 mengemukakan dua jenis salah saji
material dalam laporan keuangan, yaitu: (1) salah saji yang timbul dari kecurangan
pelaporan keuangan, dan (2) salah saji yang timbul dari penyahgunaan aset.
4. Mendeteksi dan melaporkan tindakan melanggar hokum
Tindakan melanggar hokum meliputi pembayaran suap, mengambil bagian dalam
kegiatan politik yang melanggar hukum, pelanggaran ketentuan pemerintah dan hukum
tertentu lainnya.
5. Evaluasi internal kontrol
6. Keyakinan tentang kelangsungan usaha klien
Tujuan utama suatu audit adalah untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan GAAP. Para pengguna laporan
harus menggunakan laporan keuangan tersebut untuk pengambilan keputusan mereka
sendiri tentang risiko melakukan usaha dengan suatu perusahaan atau untuk melakukan
investasi dalam suatu perusahaan. Penyajian yang wajar bukan merupakan keyakinan
tentang kelangsungan suatu usaha entitas. Oleh karena itu, adanya fakta yang
menunjukkan banyaknya entitas yang pailit menyusul terbitnya laporan standar auditor,
bukan merupakan petunjuk rendahnya kinerja audit yang bekerja di bawah standar
ataupun kegagalan audit. Namun demikian, dunia usaha mengakui bahwa tidak ada
professional independen lain yang dapat memahami keadaan usaha entitas sebaik
auditor. AU 341 SAS 59 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab untuk
mengevaluasi apakah terdapat keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu yang
memadai, tidak melampaui waktu satu tahun setelah tanggal laporan keuangan diaudit.
Konsep tentang keraguan substansial atas kemampuan entitas dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya bukan hanya sekedar keraguan. Apabila auditor menyimpulkan
bahwa terdapat keraguan substansial tentang kemampuan entitas dalam
mempertahankan kelangsungan hidupnya selama periode setelah tanggal laporan
keuangan, maka keraguan tersebut harus dinyatakan dalam laporan audit.
Apabila manajemen mencantumkan pengungkapan yang memadai tentang kemampuan
entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam laporan keuangan, auditor
akan menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraph tambahan yang
menjelaskan ketidakpastian kelangsungan usaha.
Apabila pengungakapan manajemen dianggap tidak memadai, maka terjadi adanya
penyimpangan dari GAAP dan auditor harus melakukan modifikasi laporan standar atas
penyimpangan tersebut dengan benar, serta mengungkapkan semua alas an substantive
yang ada ke dalam laporan audit.
7. Surat keterangan kesehatan (bill of health)
Beberapa pengguna laporan keuangan menganggap laporan standar auditor sebagai
surat keterangan kesehatan (bill of health). Pengguna laporan keuangan lainnya merasa
bahwa suatu audit akan memberikan keyakinan positif bahwa bisnis merupakan tempat
yang aman untuk berinvestasi, serta tidak akan gagal.
Opini auditor atas laporan keuangan tidak berkaitan dengan hal ini. Opini auditor hanya
berkaitan dengan apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan
entitas, hasil usaha, dan arus kas , dalam semua hal yang material. Sebuah perusahaan
swasta mungkin memiliki kontrol internal yang buruk, dan auditor dapat mengusulkan
penyesuaian audit, manajemen yang menerima, untuk mencapai posisi di mana laporan
keuangan yang cukup menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas, dan
perusahaan menerima pendapat wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangannya.
Pengguna laporan keuangan lainnya merasa bahwa audit menyediakan jaminan positif
bahwa bisnis adalah investasi yang aman dan tidak akan gagal. Seperti telah dibahas
sebelumnya , tidak adanya referensi keraguan substansial dalam laporan auditor tidak
harus dilihat sebagai memberikan jaminan tentang kemampuan entitas untuk melanjutkan
kelangsungan usahanya.
Sebuah audit laporan keuangan hanya meningkatkan kepercayaan pengguna dimana
laporan keuangan tidak mengandung salah saji material karena auditor adalah seorang
ahli independen dan obyektif yang juga mempunyai pengetahuan yang luas atas bisnis
entitas dan persyaratan pelaporan keuangan. Dalam kasus perusahaan publik, audit
pengendalian internal juga dimaksudkan untuk meningkatkan kepercayaan pengguna
bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Sebuah perusahaan publik
mungkin memiliki kesulitan keuangan, kesulitan-kesulitan dapat diungkapkan dalam
laporan keuangan, dan perusahaan juga dapat memiliki kontrol internal yang baik atas
pelaporan keuangan. Akibatnya, mungkin menerima pendapat wajar tanpa pengecualian
atas laporan keuangan dan sistem pengendalian internal atas pelaporan keuangan,
namun tetap menghadapi kesulitan keuangan.
D. Laporan auditor atas laporan keuangan (The Auditor’s Report on Financial Statements)
Laporan audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam mengkomunikasikan
kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas laporan keuangan yang diaudit.
Dalam menerbitkan laporan audit, auditor harus memenuhi empat standar pelaporan yang
ditetapkan dalam GAAS.
1. Laporan standar atas laporan keuangan
Laporan standar memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion) yang
menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang
material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas entitas sesuai GAAP.
Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan
audit yang dilaksanakan sesuai GAAS.
Laporan standar terdiri dari 3 paragraf, yaitu:
- Paragraf pendahuluan (introductory paragraph), memuat tiga pernyataan factual. Tujuan
paragraph ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung
jawab auditor.
- Paragraf ruang lingkup audit (scope paragraph), menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal
ini sesuai dengan bagian keempat standar pelaporan yang mengharuskan auditor
menujukkan dengan jelas sifat audit yang dilakukan.
- Paragraf pendapat (opinion paragraph), memenuhi empat standar pelaporan
2. Penyimpangan dari laporan standar
Dalam praktek, dapat muncul kondisi-kondisi tertentu yang tidak memungkinkan auditor
menerbitkan laporan standar. Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah
satu dari dua kategori berikut:
- Laporan standar dengan bahasa penjelasan
Karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis ini adalah bahwa paragraph
pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),
karena laporan keuangan telah sesuai dengan GAAP. Namun terdapat beberapa kondisi
yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan (explanatory
paragraph) atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar.
Auditor memakai pilihan ini ketika: (i) entitas memilih untuk mengubah prinsip akuntansi
dari metode yang dapat diterima ke yang lain, (ii) auditor menyimpulkan bahwa ada
keraguan substansial tentang kelangsungan usaha entitas, (iii) auditor ingin menekankan
informasi yang terkandung dalam catatan ke dalam laporan keuangan, seperti transaksi
pihak terkait
- Jenis-jenis pendapat lain
Kategori kedua penyimpangan dari laporan standar, apabila terjadi salah satu kondisi
berikut ini: (i) laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP, (ii)
auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dengan satu
atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk
memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan seluruhnya.
Terhadap kondisi tersebut, auditor akan menyatakan salah satu pendapat sbb:
a. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion), yang menyatakan bahwa
kecuali dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan
keuangan menyajikan secra wajar sesuai dengan GAAP.
b. Pendapat tidak wajar (adverse opinion), yang menyatakan bahwa laporan keuangan
tidak menyajikan secara wajar sesuai GAAP
c. Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), yang menyatakan bahwa
auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
Penyimpangan dari GAAP, meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum,
penerapan GAAP yang salah, dan kegagalan membuat pengungkapan yang diwajibkan
dalam GAAP. Dalam kondisi ini, auditor akan menyatakan pendapat wajardengan
pengecualian atau pendapat tidak wajar (pendapat tidak wajar hanya digunakan pada
penyimpangan yang berdampak sangat material terhadap laporan keuangan).
Dalam kondisi pembatasan lingkup (scope limitations), yaitu kondisi dimana auditor tidak
mampu mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi untuk membuktikan apakah satu
atau lebih asersi sesuai dengan GAAP, auditor akan memberikan pendapat wajar
dengan pengecualian atau disclaimer (disclaimer hanya digunakan apabila pembatasan
lingkup yang berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak sangat
material terhadap laporan keuangan).
E. Laporan auditor atas pengendalian internal (The Auditor’s Report on Internal Control)
Perbedaan utamaantaraauditperusahaan swastadanperusahaan publikadalah bahwaauditor
perusahaan publikharus melakukanauditgabunganyang menghasilkandua laporan.
Pertama,auditorperusahaan publikmelaporkanlaporan keuanganmanajemen.
Kedua,auditormelaporkanpengendalian internal atas pelaporankeuangan
1. Laporan standar atas laporan keuangan
Laporan standar memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified
opinion)menyatakan bahwapernyataanmanajemententangsistempengendalian internaltelah
disajikan secara wajardalam semuahal yang material. Kesimpulaninidapat dinyatakanhanya
ketikaauditortelah mengidentifikasi tidak adakelemahan yang material dalampengendalian
internal atas pelaporankeuangandan tidak adapembatasanlingkup pekerjaanauditor. Auditor
harusmembentuk opiniberdasarkanaudityang dilakukansesuai denganstandarpraktek
profesionalyang ditetapkan olehPCAOB.
Laporan standar terdiri dari 5 paragraf, yaitu:
- Paragraf pendahuluan (introductory paragraph), memuat tiga pernyataan factual. Tujuan
paragraph ini adalah untuk mengidentifikasi apa saja yang telah diaudit dan
membedakan secara jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
- Paragraf ruang lingkup audit (scope paragraph), menguraikan sifat dan lingkup audit dan
beberapa keterbatasan audit.
- Paragraf Definisi (definition paragraph), mendefinisikan pengendalian internal pada
pelaporan keuangan. Ada 3 tujuan penting dari paragraph ini, yaitu bahwa paragraph ini
mencerminkan kebijakan dan prosedur yang: (i) berkaitan denganpemeliharaan
catatanyang memadai dengan rincian yang akurat dan wajar dalam mencerminkan
transaksi dandisposisiasetperusahaan, (ii) memberikan keyakinan yang memadaibahwa
transaksitelah dicatat sebagaimana mestinyauntuk memungkinkanpenyusunan
laporankeuangansesuai dengan GAAP, dan bahwa penerimaandan
pengeluaranperusahaan yang sedangdibuat hanya sesuaidengan
kewenanganmanajemen dandireksi perusahaan, (iii) memberikan keyakinan memadai
tentangpencegahan ataudeteksitepat terhadap akuisisi, penggunaan, atau disposisiaset
perusahaanyang bisaberdampak materialterhadap laporan keuangan
- Paragraf keterbatasan yang melekat (Inherent limitation), membahasfakta bahwasistem
pengendalian internal entitas tidak selalumencegah ataumendeteksisalah saji.
Meskipuntidak secara khusus dinyatakandalam paragraf ini, jenisketerbatasanyang
mencegahpengendalian internal atas pelaporankeuangandari menjadiefektif meliputi: (i)
kesalahan dalam pertimbangan penerapan pengendalian internal, (ii) mogokdan
kelelahan; aspekpengendalian intern sebagian besar adalahproses oleh manusia,
dimana manusia adalah makhluk yangtidak konsistendari waktu ke waktu. Manusia
dapat berfungsipada tingkat yang sangattinggi tetapi tidakpernah sempurna, (iii)
kolusiantara individudapat menyebabkanpemisahan tugasuntuk menjadi rusak, dan
pengendalianinternal dapatberfungsiketika mereka tidak mematuhi manajemen, (iv) efek
samping manajemen; manajemen seniormungkin memilikiotoritasyang akan
menyebabkanfungsi pengendalian internal menjadi rusak. Auditor harusmenilai
risikomanajemenoverride, tetapiresiko tersebut tidak mungkin dikurangi menjadinol.
Karena inherent limitations terkait dengan proses pelaporan keuangan, maka
dimungkinkan untuk merancang sistemuntuk mengurangi, namun tidak menghilangkan,
risiko yang terkait denganketerbatasan tersebut.
- Paragraf pendapat (opinion paragraph), memberikankesimpulanauditor
tentangpernyataanmanajemenmengenaipengendalian internal atas pelaporankeuangan.
Strukturnya mirip denganparagrafpendapatdalam laporanauditor ataslaporan keuangan.
Klausul ini merupakan referensi untuk penilaian manajemen tentang pengendalian internal
yang efektif terhadap pelaporan keuangan. Konotasi dimaksudkan dari kata cukup-
menyatakan bahwa pernyataan manajemen disajikan cukup dan tanpa bias bahan atau
distorsi. Seorang auditor tidak menggunakan kata-kata akurat, faktual, benar, atau tepat
karena keterbatasan dari sistem pengendalian internal itu sendiri. Opini auditor atas
kewajaran berkaitan dengan pernyataan manajemen tentang evaluasi pengendalian intern
apakah auditor setuju dengan pernyataan manajemen. Akhirnya, laporan auditor membuat
referensi ke kriteria yang ditetapkan untuk mengevaluasi pengendalian internal atas
pelaporan keuangan, yaitu kriteria COSO diterbitkan dalam Kerangka Pengendalian Internal
Terpadu .
Opini auditor atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan adalah opini ganda .
Dalam kalimat ini , auditor memberikan pendapat atas kecukupan sistem pengendalian
internal itu sendiri. Dalam rangkauntuk menerimapendapat wajar tanpa pengecualian,
auditorharus menyimpulkanbahwa tidak adakelemahan yang material
dalamsistempengendalian internal atas pelaporankeuangan. Sepertidibahas di bawah,
perusahaanmungkin memilikikekurangan yang signifikan dalampengendalian internal
ataskeuanganreportin, yangdilaporkan kepadakomite audit, dan masih
menerimapendapatwajar tanpa pengecualian ataspengendalian internal.
Selain itu, ada tambahan paragraf penjelasan (explanatory paragraph), menjelaskanfakta
bahwaauditor melakukan keduaaudit kontrolinternal danauditlaporan keuangan.
Paragraf ini mengidentifikasilaporan keuangan yang telahdiaudit, tanggallaporan audit,
danopiniyang dikeluarkan. Biasanya, penggunaakan berharap bahwapendapatakan
menjadipendapat wajar tanpa pengecualiandan tanggallaporan auditakansama
dengantanggallaporanpengendalian internal. Pernyataan inipenting untukpengguna karena
merekadapat menyimpulkanbahwapendapat tentangpengendalian internaldiberitahu
olehpekerjaan audityang mendukungpendapatterhadap laporan keuangan.
2. Penyimpangan dari laporan standar
Penyimpangan darilaporanstandar adalah ketikasebuah ditemui kelemahan yang material
dalampengendalian internal atas pelaporankeuangan.
- Significant deficiency adalah kekuranganyang signifikanpada pengendalian
internalyang berpengaruh negatif pada kemampuan perusahaanuntuk memulai,
mengotorisasi, mencatat, memproses, ataumelaporkan datakeuanganeksternal yang
andalsesuai denganGAAP.
- Kelemahanmaterial adalah significant deficiency yangdengan sendirinyaatau dalam
kombinasi dengankekurangan yang signifikanlainnya, menghasilkanlebih
darikemungkinansalah sajimaterial dalam laporankeuangantahunan atauinterim.
StandarPCAOBmenunjukkan bahwakeadaan berikutharus dianggap
sebagaisetidaknyakekuranganyang signifikan danmerupakan indikatorkuat bahwa ada
kelemahan yang material dalampengendalian internal atas pelaporankeuangan:
- penyajian kembali laporan keuanganyang telah diterbitkan sebelumnyauntuk
mencerminkankoreksidari salah saji
- identifikasioleh auditordarisalah saji materialdalam laporan keuanganpada periodesaat
ini yangawalnya tidakdiidentifikasi olehpengendalian internalperusahaanatas pelaporan
keuangan. Ini masih merupakanindikator kuatdarikelemahan yang material, bahkan
jikamanajemenkemudianmengoreksisalah saji
- tidak efektifnya pengawasan terhadap pelaporankeuanganeksternalperusahaan
danpengendalian internal atas pelaporankeuangan dengankomite auditperusahaan
- Tidak efektifnya fungsi audit internal dan penilaian risiko pada entitasyang lebih besar dan
kompleks
- Tidak efektifnya fungsi kepatuhan terhadap peraturan pada entitas yang kompleks
dalam industry dengan peraturan yang ketat
- Identifikasikecurangan di tingkat apapunpada bagian manajemen senior
- Kekurangan yang signifikanyang telahdikomunikasikan kepadamanajemendankomite
audit, tetaptidak dikoreksidalam jangkawaktu yang wajar
Identifikasibeberapa situasiumum penyimpangan dari laporan standar
padapengendalian internal atas pelaporankeuangan, dan jenispendapat yang harus
digunakan olehauditor :
Kondisi Opini
Kelemahan material yang ada dalam pengendalian internal
Adverse opinion
Kekuranganyang signifikandalam pengendalian yang tidakmenghasilkankelemahan yang material dalamlaporan keuangan
unqualified opinion
Kondisi pembatasan lingkup (scope limitations) Withdraw, disclaimer of opinion, qualified opinion
Pembatasan lingkup olehmanajemen (scope limitations)
Withdraw, disclaimer of opinion